Anda di halaman 1dari 4

Nama: Neneng Novitasari

Prodi: Manajemen Pendidikan islam


Hukum Internasional dan Kepentingan Nasional Indonesia

Judul : Hukum Internasional & Kepentingan Nasional Indonesia

Penulis : Dr. Muh. Risnain, SH., MH.

Editor : Sri Karyati, SH., MH.

Tata Letak : Tim Kreatif Sanabil

Halaman : 188 halaman

Desain Cover : Husnul Khatimah

Cetak 1 : April 2020

ISBN : 978-623-7881-05-6

Penerbit Sanabil

Jln. Kerajinan 1 Puri Bunga Amanah Blok C/13

Telp. 0370-7505946

Email : sanabilpublishing@gmail.com www.sanabil.web.id

A. Hukum Indonesia Di Tengah Pusaran Hukum Perjanjian Internasional

Merupakan sebuah kenyataan bahwa tidak ada satu negara pun di dunia ini yang tidak
menjalin hubungan dengan negara lain. Hal ini disebabkan karena satu negara tidak dapat
memenuhi kebutuhannya sendiri tanpa membutuhkan kerja sama dengan negara lain.
Pernyataan Aristoteles bahwa manusia merupakan makhluk sosial (zoon politicon) berlaku
juga dalam hubungan internasional, tidak ada satu negara pun di dunia ini yang tidak
membutuhkan interaksi dengan negara lain. Berdasarkan fakta sosial tersebut maka
masyarakat internasional yang terdiri dari negara-negara merupakan kelompok masyarakat
yang membutuhkan hukum untuk mengaturnya. Dalam ilmu hukum cabang hukum yang
mengatur hubungan antar negara adalah hukum internasional.

B. Implikasi Hukum Pengesahan Perjanjian Internasional Terhadap Hukum Nasional

Dalam hukum perjanjian internasional, Konvensi Wina 1969 tentang Hukum Perjanjian
Internasional (Vienna Convention on The Law of the Treaties) merupakan salah satu sumber
hukum utama yang mengatur legalitas perjanjian internasional. Konvensi Wina, telah
mengakui berbagai bentuk pengikatan diri negara dalam hukum perjanjian internasional yaitu
:

1. Ratifikasi (ratification) apabila negara yang akan mengesahkan suatu perjanjian


internasional turut menandatangani naskah perjanjian,

2. Aksesi (accesion) apabila negara yang akan mengesahkan suatu perjanjian


internasional tidak turut menandatangani naskah perjanjian,

3. Penerimaan (acceptance) dan penyetujuan (approval) adalah pernyataan menerima


atau menyetujui dari negaranegara pihak pada suatu perjanjian internasional atas perubahan
perjanjian internasional tersebut. Selain itu,

juga terdapat perjanjian perjanjian internasional yang tidak memerlukan pengesahan dan
langsung berlaku setelah penandatanganan.

Asas Retroaktif dan Non Retroaktif Dalam Hukum Pidana Internasional

Makna yang terkandung dalam asas retroaktif adalah bahwa hukum dapat menjangkau
perbuatan pidana yang dilakukan sebelum sebuah perbuatan itu dilarang. Asas ini selalu
dipertentangkan dengan asas non-retroaktif yang pada dasarnya mengandung prinsip bahwa
seseorang tidak dapat dihukum atas hukum yang ada sebelum perbuatan pidana itu dilakukan.
Pendeknya asas non-retroaktif tidak menghendaki seseorang dihukum berdasarkan pada
hukum yang berlaku surut. Dalam istilah hukum asas non retroaktif diidentikkan dengan asas
legalitas yang memiliki makna yang sama. Dalam bahasa latin asas non retroaktif dikenal
dengan “Noellum delictum, Noella Poena Sine Praavia Lega Poenali” yang artinya “tiada
delik, tiada pidana tanpa peraturan yang mengancam pidana terlebih dahulu”. Dengan
demikian jika dimaknai secara kontrario maka asas retroaktif merupakan kebalikan dari asas
non retroaktif yang pada dasarnya membolehkan diberlakukan surut suatu peraturan
perundangundangan walaupun perbuatan itu dilakukan sebelum perbuatan itu dinyatakan
dilarang.

C. Substansi Pengaturan Status Pengungsi dalam Konvensi 1951

Konvensi mengenai status pengungsi tahun 1951 dan protokolnya tahun 1967 merupakan
perjanjian internasional.

Menurut Komisariat Tinggi Perserikatan Bangsa – Bangsa Urusan Pengungsi (UNHCR)


konvensi 1951 merupakan konsolidasi instrumen-instrumen internasional terkait pengungsi
yang telah ada dan memberikan kodifikasi paling lengkap mengenai hak-hak pengungsi di
tingkat internasional.

E. Arti Penting ASEAN Bagi Politik Luar Negeri Indonesia

Merupakan suatu kenyataan bahwa Indonesia adalah sebuah negara besar yang didukung oleh
luas geografis yang paling luas dan jumlah penduduk paling besar di kawasan Asia Tenggara.
Garis pantai yang dimiliki Indonesia sepanjang 6 juta kilo meter merupakan garis pantai
terpanjang kedua setelah Kanada. Indonesia juga merupakan negara kepulauan terbesar di
dunia dengan jumlah pulau sebanyak 17.508 pulau. Penduduk Indonesia sekarang sebanyak
230 juta jiwa merupakan setengah dari penduduk ASEAN. Dengan luas wilayah yang begitu
luas dan jumlah penduduk yang besar Indonesia merupakan negara kunci di Asia Tenggara.

Kelebihan: Buku yang lengkap, referensinya kuat dan memberikan pengetahuan yang cukup
luas

Kekurangan: Cover yang sederhana, polos dan tidak ada ilustrasi gambar pada cover

Anda mungkin juga menyukai