Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan
rahmat-Nya lah penulis dapat menyelesaikan tugas ini sebagai sebuah Karya Tulis Ilmiah
yang berjudul “Dinamika Keperawatan di Indonesia”. Karya tulis ini disusun berdasarkan
dihadapi..
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan
dan jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Agar penulis lebih
Penulis berharap makalah yang disampaikan ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
KARYA TULIS ILMIAH
DISUSUN
OLEH
NO. BP : 1311311048
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2013
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………….....……..………….............
BAB I PENDAHULUAN...……..………………….....................................
BAB II PEMBAHASAN…….........................................................................
3.1 Kesimpulan........................................................................................................
3.2 Saran..................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA………….………………………………………….....
BAB I
PENDAHULUAN
kemampuan hidup sehat setiap orang dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan yang
masyarakat. Karena itu, perawat harus mampu memberikan pelayanan terbaik untuk
menunjang pelayanan kesehatan serta para perawat harus memberikan pelayanan yang
aman dan profesional, berkinerja tinggi serta peduli pada pasien. Ini bisa mengurangi
kepada orang lain dimana asuhan keperawatan tersebut diberikan kepada individu,
keluarga, kelompok, serta masyarakat. Sedangkan tujuan dari keperawatan adalah untuk
Berdasarkan pada latar belakang yang telas dijelaskan, maka dapat dibuat perumusan
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
Pada masa ini perawat berasal dari penduduk pribumi yang disebut VELPEGER
dengan sebutan zieken oppaser sebagai penjaga rumah sakit. usaha pemerintahan
manusia". Usaha-usahanya:
diantaranya tentang praktek dokter, kebidanan, pengobatan dan lain-lain untuk wilayah
sekitar Batavia pada 1819 oleh Residen V Pabst didirikan rumah sakit untuk umum di
Jakarta, diantara rumah sakit Stadsverban di Glodok. Rumah sakit ini mempunyai
perlengkapan yang sederhana. Pada tahun 1919 rumah sakit Stadsverban menjadi CBZ
sekolah dokter jawa (1852), yang kemudian berkembang menjadi STOVIA (1898) dan
akhirnya GHS (1927). Ia juga mengadakan persiapan pendidikan kebidanan pada tahun
Muhammadiyah, bala keselamatan. Salah satu yang terkenal adalah rumah sakit
di Gang Paal yang sekarang menjadi Rumah Sakit Cikini, didirikan pada tahun 1879.
rumah skit yang lain ialah: RS St Carolus di Jakarta, RS St Borromeus di Bandung dan
pada tahun 1900. Pendidikan juru rawat dimulai pada tahun 1906 di RS Glodok pad
tahun 1912.
berikut:
keperawatan.
Rawat (SPR).
4. Pada tahun 1952, sekolah perawat mulai didirikan. Yaitu sekolah guru perawat
Persatuan Djuru Rawat dan Bidan Indonesia (PDBI), Serikat Buruh Kesehatan,
Kesehatan.
8. Tahun 1974: Rapat Kerja Nasional tentang Pendidikan Tenaga Perawat Tingkat
dengan pelayanan di rumah sakit, telah mulai memisahkan diri (terpisah) dari
rumah sakit.
Indonesia.
13. Jumlah Akper terus bertambah sampai berjumlah 227 buah di bulan desember
1996.
14. Tahun 1999: Berdiri Pendidikan Keperawatan Pasca Sarjana (S2 Keperawatan).
15. Tahun 2000: Keluarnya Lisensi Praktek Keperawatan berupa Peraturan Menteri
Kesehatan.
( PPNI )
PPNI lahir pada tanggal 17 Maret 1974. Kebulatan tekad dan spirit yang sama
dicetuskan oleh perintis perawat bahwa tenaga keperawatan harus berada pada wadah
atau organisasi profesi perawat Indonesia. Padamasa itu sebelum tahun 1974, organisasi
perawat di Indonesia sudah berkembang pesat sesuai dengan zamannya. Sejak zaman
penjajahan perawat sudah ada seiring dengan adanya rumah sakit, yaitu Residen Vpabst
(1819) di Batavia saat itu berubah menjadi Stadsverband (1919) dan berubah menjadi
CBZ ( Central Burgerlijke Zieken Inrichting) di Daerah Salemba yang saat ini menjadi
Kaum Verpleger Fster Indonesia (PKVI), Persatuan Djuru Kesehatan Indonesia (PDKI),
yang dihadiri oleh IPI, PPI, dan PDKI, dan diantaranya yang hadir adalah Ojo Radiat,
HB. Barnas dan Drs. Maskoed Soerjasumantri sebagai pimpinan sidang dan sepakat
untuk melakukan fusi organisasi dan menyatukan diri dalam suatu wadah organisasi
yang saat itu masih bernama Persatuan Perawat Nasional. Penggabungan atau fusi
organisasi perawat tersebut dilakukan di ruang Demontration Jl. Prof Eykman Bandung
No. 34 Bandung Jawa Barat, sejak saat itu tanggal 17 Maret 1974 disetujui dan
- Pendidikan Vokasional;
yaitu jenis pendidikan diploma sesuai dengan jenjangnya untuk memiliki keahlian ilmu
- Pendidikan Akademik;
yaitu pendidikan tinggi program sarjana dan pasca sarjana yang diarahkan terutama
- Pendidikan Profesi;
yaitu pendidikan tinggi setelah program sarjana yang mempersiapkan peserta didik
Profesi yaitu Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) dan Asosiasi Pendidikan
profesi.
Perkembangan pendidikan keperawatan sungguh sangat panjang dengan
berbagai dinamika perkembangan pendidikan di Indonesia, tetapi sejak tahun 1983 saat
deklarasi dan kongres Nasional pendidikan keperawatan indonesia yang dikawal oleh
PPNI dan diikuti oleh seluruh komponen keperawatan indonesia, serta dukungan penuh
dari pemerintah kemendiknas dan kemkes saat itu serta difasilitasi oleh Konsorsium
Pendidikan Ilmu kesehatan saat itu, sepakat bahwa pendidikan keperawatan Indonesia
adalah pendidikan profesi dan oleh karena itu harus berada pada pendidikan jenjang
Tinggi.dan sejak itu pulalah mulai dikaji dan dirangcang suatu bentuk pendidikan
Sejak 2008 PPNI, AIPNI dan dukungan serta bekerjasama dengan Kemendiknas
pendidikan ners Indonesia. dan semua standar tersebut mengacu pada Peraturan
Presiden Nomor.8 tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI)
dan sat ini sudah diselesaikan menjadi dokumen negara yang berkaitan dengan arah dan
keilmuan keperawatan, perkembangan dunia kerja yang selalu berubah, dibawah ini
sekilas saya sampaikan beberapa hal yang tertulis dalam dokumen Naskah Akademik
Pendidikan Keperawatan, yang berkaitan dengan Jenis, jenjang, Gelar akademik dan
Level KKNI;
magister, doktor.
profesi perawat.
Lulusan pendidikan tinggi keperawatan sesuai dengan level KKNI, adalah sebagai
berikut:
Keperawatan sebagai profesi telah diakui sejak tahun 1985 mempunyai ciri utama
berdasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan serta menggunakan kode etik sebagai
Perawat dalam melaksanakan peran dan fungsinya kerap mengalami berbagai kendala,
mulai dari adanya kasus mal praktek, tidak adanya legalitas dalam memberikan asuhan
keperawatan hingga ada yang meragukan kompetensi yang dimiliki dan lain-lain.
kendala utama selama ini terhadap tenaga perawat adalah belum adanya pengakuan
secara utuh terhadap asuhan keperawatan. Untuk itu dalam RUU keperawatan tersebut
serta merasa nyaman dan aman dalam melaksanakan kegiatan keprofesiannya tersebut.
Profesi Keperawatan, profesi yang sudah mendapatkan pengakuan dari profesi lain,
dituntut terus untuk mengembangkan dirinya dan berpartisipasi aktif dalam sistem
masyarakat.
lingkungan sosial di Indonesia. Dari beberapa anggota negara ASEAN hanya Laos dan
Indonesia yang belum memiliki Undang-Undang Keperawatan. Hal ini patut menjadi
kesehatan. Rancangan undang-undang keperawatan yang sampai saat ini masih terus
dalam pembahasan Komisi IX DPR RI belum menemui titik waktu kapan disahkannya.
Ada beberapa hal yang mungkin perlu dipikirkan oleh segenap perawat di Indonesia
yang terjadi dilapangan menggambarkan bahwa hanya perawat saja yang menuntut
untuk disahkannya RUU Keperawatan tersebut (mungkin juga ada sebagian perawat
yang juga tidak mengetahui tentang RUU keperawatan), sedangkan sebagian besar
keperawatan ini. Padahal bila menilik substansi isi RUU keperawatan yang terdiri 12
bab 97 pasal dapat disimpulkan bahwa RUU keperawatan tersebut tidak hanya
melindungi perawat sebagai perangkat anggota profesi, namun juga melindungi
masyarakat sebagai klien dalam pelayanan keperawatan. Disini perlu adanya support
dari dari masyarakat sehingga semua lapisan akan merasa bahwa RUU keperawatan
tersebut bukan ditujukan untuk kepentingan perawat semata namun untuk melindungi
Dari substansi RUU Keperawatan itu sendiri tidak hanya membahas tentang
praktik keperawatan saja yang sempat menjadi kontra pada sebagian petinggi negara.
Namun juga mengatur tentang sistem registrasi dan jaminan mutu lulusan perawat yang
harus mampu mandiri. Untuk itu memerlukan suatu wadah yang mempunyai fungsi
utama untuk menetapkan, mengatur serta mengendalikan berbagai hal yang berkaitan
dengan profesi seperti pengaturan hak dan batas kewenangan, standar praktek, standar
pendidikan, legislasi dan kode etik profesi. Serta peraturan lain yang berkaitan dengan
profesi keperawatan sehingga perawat yang bekerja dalam lingkup kewenangan profesi
seharusnya mengetahui apa yang boleh dan tidak boleh dilakukannya. Bila kita melihat
isi UU Kesehatan no. 36 tahun 2009, banyak sekali substansi dari peraturan yang ada
Selain itu, UU Kesehatan tersebut belum spesifik diatur menjadi PP, sementara
Kepmenkes kurang mengikat peraturan-peraturan yang ada di daerah karena hingga saat
ini di Indonesia, baru Provinsi Lampung saja yang mempunyai Peraturan Daerah
tentang Praktik Keperawatan.
berbagai kendala, mulai dari adanya kasus mal praktek, tidak adanya legalisasi dalam
dimiliki dan sebagainya. Dari berbagai masalah yang muncul memicu kita sebagai
anggota profesi dan juga perawat tentunya untuk berusaha mencari sebuah kebijakan
yang dapat mengatur profesi keperawatan dalam melaksanakan peran dan fungsinya
dimasyarakat.
situasi saat ini, salah satu metode yang cocok digunakan adalah model kelompok,
dimana diperlukan peran aktif dari berbagai anggota kelompok yang berkepentingan
Dalam aplikasinya, organisasi profesi (PPNI) perlu melakukan advokasi dan sosialisasi
secara menyeluruh kepada segenap lapisan masyarakat baik kalangan elit maupun
masyarakat umum agar memiliki kesadaran akan manfaat bila RUU Keperawatan ini
disahkan.
memiliki Undang Undang Praktik Keperawatan (Nursing Practice Acts) sejak puluhan
tahun yang lalu. Negara-negara tersebut sudah siap untuk melindungi masyarakatnya,
serta lebih siap lagi dalam menghadapi globalisasi perawat asing yang masuk ke
negaranya, maupun sebaliknya. Selain itu, Mutual Recognition Agreement (MRA) antar
10 negara ASEAN telah menyepakati tiga profesi yang akan diimplementasikan yaitu
dokter, dokter gigi, dan perawat. Sedang dari ketiga profesi tersebut di Indonesia, hanya
kali berada pada “gray area” dimana mereka sering mendapati klien dalam keadaan
darurat, sedangkan tidak ada dokter yang bertugas. Hal ini membuat perawat terpaksa
klien. Tindakan yang dilakukan tanpa ada delegasi dan petunjuk dari dokter, terutama di
puskesmas yang hanya memiliki satu dokter yang berfungsi sebagai pengelola
tindakan pengobatan. Fenomena ini tentunya sudah sering kita jumpai di berbagai
dapat dipastikan fungsi perawat akan terbengkalai. Dan tentu saja saat terjadi suatu hal,
tindakan ini tidak akan mendapatkankan perlindungan hukum karena tidak dapat
bahwa setiap tindakan invasif adalah wewenang dokter. sedangkan tindakan invasif
sendiri adalah tindakan medik yang langsung dapat mempengaruhi keutuhan jaringan
tubuh. Bagaimana dengan injeksi yang selama ini kita ketahui dikerjakan oleh perawat?
Selain itu, undang-undang keperawatan ini tentunya akan sangat bermanfaat bagi
diberantas. Standart pendidikan keperawatan juga akan menjadi jelas, lulusan program
Hak dan kewajiban seorang perawat akan lebih tertata, sehingga memudahkan perawat
keperawatan ini, perawat juga akan terhindar dari melakukan intervensi yang bukan
bagian dari tugasnya sehingga perawat akan lebih terlindungi dari sanksi-sanksi yang
DPR RI sekarang ini berangkat dengan spirit nasionalisme, di mana banyak daerah
terpencil yang tidak memiliki tenaga perawat, sehingga kurang mendapat perhatian
IX DPR RI Nova Riyanti Yusuf dalam diskusi ‘RUU Keperawatan’ bersama Staf Ahli
Menteri Kesehatan Prof. dr. Budi Sampurna, dan Sekjen PP PPNI Harif Fadilah di
“Jumlah dokter yang terbatas, banyak akademi perawat yang tidak terstandarisasi, dan
banyaknya perawat yang dikriminalisasi akibat salah penanganan medis, maka itulah
khususnya di daerah-daerah terpencil,” tegas Nova Riyanti Yusuf dalam diskusi ‘RUU
Keperawatan’ bersama Staf Ahli Menteri Kesehatan Prof. dr. Budi Sampurna, dan
menjalankan tugas-tugas kedokteran ketika dokter tidak ada atau dalam waktu darurat.
Karena itu RUU ini harus disahkan selambat-lambatnya pada akhir 2013 ini,” tambah
Nova.
yang luar biasa, mengingat selama ini terpusat di kota kota besar termasuk tenaga dokter
sendiri. Untuk itu RUU Keperawatan ini menjadi prioritas sejak tahun 2012 dan harus
segera disahkan. Untuk dia meminta tak perlu khawatir dengan RUU Keperawatan
Budi Sampurna menjelaskan jika RUU Keperawatan tak akan berbenturan dengan UU
Kesehatan, UU Kedokteran, dan UU sejenis, karena hanya akan mengatur dari sisi
dan sebagainya. Sedangkan khusus pendidikannya pengajarnya dosen perawat, dan atau
perawat yang sudah diangkat menjadi dosen keperawatan. “Jadi, dalam pendidikan
keperawatan ini tak ada yang namanya konsultan, melainkan tetap dosen. Tapi, yang
"UU Keperawatan nanti diharapkan mampu melahirkan kader-kader perawat baru yang
berkualitas untuk memenuhi kebutuhan pemerataan di pelosok wilayah tanah air. Selain
itu juga untuk menjamin perlindungan bagi masyarakat penerima layanan keperawatan,"
(Noriyu).
RUU Keperawatan memang sangat penting untuk segera disahkan karena tidak hanya
akan memberikan kepastian dan jaminan hukum bagi perawat dalam melakukan
pelayanan kesehatan, tetapi juga kepastian dan jaminan hukum bagi masyarakat yang
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
kepada orang lain dimana asuhan keperawatan tersebut diberikan kepada individu,
keluarga, kelompok, serta masyarakat. Sedangkan tujuan dari keperawatan adalah untuk
digunakan ilmu dan seni serta mnggunakan proses keperawatan sebagai metode ilmiah
Tapi di balik itu, ada banyak permasalahan yang masih di rasakan oleh perawat-
dengan negara-negara ASEAN lainnya. Baik dalam hal kesejahteraan, Ruang lingkup,
kejelasan dalam melakukan asuhan keperawatan, serta kasus yang sedang maraknya
sekarang yaitu Rancangan Undang-Undang kesehatan yang sampai saat ini belum ada
kejelasannya.
3.2 Saran
Indonesia mempunyai ruang lingkup kerja yang jelas dan lebih sejahtera.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.kumpulansejarah.com/2013/01/sejarah-perkembangan-keperawatan-di.html
http://www.ppni-dki.com/html/anggota.php?id=profil&kode=54&profil=Alur
%20Registrasi
http://www.inna-ppni.or.id/index.php/keperawatan-di-indonesia/pendidikan-
keperawatan
http://hukum.kompasiana.com/2012/05/12/rancangan-undang-undang-keperawatan-
yang-hanya-terus-menjadi-rancangan-461787.html
http://www.beritasatu.com/nusantara/113954-uu-keperawatan-harus-mampu-lahirkan-
perawat-berkualitas.html
http://www.fik.umsurabaya.ac.id/berita -BAGAIMANA%20NASIB%20UU
%20KEPERAWATAN.php
http://kabarwashliyah.com/2013/09/17/dpr-segera-sahkan-ruu-keperawatan/