TUGAS 2 PERPAJAKAN

1. PT Pangan Makmur mengimpor gandum dari Australia dengan harga faktur US$200 ribu. Biaya
asuransi sebesar 3 persen dari nilai faktur dan biaya angkut sebesar 9 persen dari nilai faktur. Bea
masuk yang dibebankan atas impor ini adalah 7,5 persen dan Bea Masuk Tambahan sebesar 2,5
persen. Nilai kurs rupiah terhadap dolar saat itu sebesar Rp14.260,- per dolar AS. Hitunglah PPh 22
atas impor gandum PT Pangan Makmur yang memiliki API!
Harga faktur = $200.000
Asuransi 3% x $200.000 =$ 6.000
Biaya angkut 9% x $200.000 = $ 18.000 +
Cost, Insurance, and Freight = $224.000
Total x Kurs = $224.000 x 14.260 = 3.194.240.000
Bea masuk yang dibebankan atas impor
7,5% x 3.194.240.000 = 239.568.000,-
Bea Masuk Tambahan
2,5% x 3.194.240.000 = 79.856.000,-
Nilai PPh 22 yang terutang
Bea masuk yang dibebankan atas impor + Bea Masuk Tambahan
239.568.000 + 79.856.000 = 319.424.000
Sehingga, PPh 22 atas impor gandum PT Pangan Makmur adalah sebesar 319.424.000,-
Hitunglah PPh 22 atas impor gandum PT Pangan Makmur yang memiliki API
2,5% x 3.194.240.000 = 79.856.000,-

2. Hermawan status menikah dengan satu anak, bekerja pada PT Karya Utama dan memperoleh gaji
sebulan Rp9.000.000,-. Hermawan membayar Iuran Jaminan Hari Tua (JHT) sebesar Rp120.000,-
dan Iuran dana pensiun ke Yayasan Dana Pensiun yang pendiriannya disahkan oleh Menteri
Keuangan, setiap bulan sebesar Rp100.000,00. Dalam tahun 2020, Hermawan menerima bonus
Rp6.000.000,- Bagaimanakah penghitungan PPh 21 atas bonus Hermawan?
Gaji sebulan 9.000.000
JHT 120.000
Dana Pensiun 100.000
Bonus 6.000.000
Gaji setahun = 9.000.000 x 12 = 108.000.000
JHT setahun = 120.000 x 12 = 1.440.000
Dana pensiun = 100.000 x 12 = 1.000.000 +
Penghasilan kena pajak = 110.640.000

Perhitungan PPh 21
Tax on the first Rp50,000,000 = 5% * Rp50,000,000 = 2,500,000
Tax on the next Rp50,000,000 = 15% * Rp50,000,000 = 7,500,000
Tax on the remaining amount (Rp10,640,000) = 25% * Rp10,640,000 = 2,660,000 +
Total tax = 12.660.000

Perhitungan PPh 21 Bonus

20 % x 6.000.000 = 1.200.0000