Anda di halaman 1dari 24

HOP: UAS

Disusun oleh Rafi Natapradja

Pendirian PT
Syarat Sah Pendirian PT Pendiri Wajib Mengambil Bagian Saham
Pasal 7 UU PT 1. Pendiri sudah mengambil bagian saham
1. Didirikan 2 orang atau lebih saat menghadap Notaris untuk dibuat Akta
2. Pendirian berbentuk Akta Notaris Pendirian. (Ps. 7 ayat (2) UU PT)
3. Dibuat dalam Bahasa Indonesia 2. Akta Pendirian memuat nama PS, bagian
4. Setiap pendiri wajib mengambil saham PS, rincian, dan jumlah nominal saham.
5. Mendapat pengesahan dari Menkumham
Memperoleh Keputusan pengesahan Status BH
Syarat bersifat fakultatif. dari Menteri
1. Berkaitan dengan keabsahan PT sebagai
Pendirian PT oleh 2 Orang atau Lebih Badan Hukum
1. Pendiri sebagai orang yang sengaja 2. Diatur dalam Pasal 7 ayat (4) UU PT.
mengambil bagian untuk mendirikan
Perseroan. Tata Cara Pengajuan Permohonan BH dan
2. Didirikan berdasarkan perjanjian (Pasal 7 Persetujuan Perubahan AD, Penyampaian
ayat 1 jo. Pasal 1 UU PT 2007) sehingga Perubahan AD, dan Perubahan Data PT.
bersifat konsensual dan kontraktual yang Permenkumham No. 10 2007
mengakibat kan tunduk ke Buku III BW. 1. Permohonan pengesahan diajukan Notaris
3. Pribadi kodrati maupun badan hukum dapat sebagai kuasa Pendiri (ketentuan
menjadi pendiri maupun pemegang saham memaksa).
PT. 2. Permohonan diajukan kepada Menteri /
4. Dalam hal pemegang saham kurang dari 2 Pejabat yang ditunjuk (Menteri atau Dirjen
orang dapat ditolerir selama 6 bulan AHU).
maksimal. Apabila lewat 6 bulan, 3. Pengajuan Permohonan Pengesahan
Pemegang Saham wajib mengalihkan melalui Sisminbakum sebagai sistem
sebagian sahamnya atau mengeluarkan elektronik yang memfasilitasi pengesahan
saham baru pada orang lain. (Ps. 7 ayat 5 BH, perubahan AD, permohonan
UU PT). Konsekuensi tidak dipenuhinya persetujuan, dan perubahan data PT.
ketentuan di atas: a. Dalam hal wilayah kerja belum
a. Tanggung jawab pribadi pemegang terjangkau jaringan elektronik,
saham Notaris mengajukan permohonan
b. Pihak yang berkepentingan dapat pengesahan badan hukum secara
mengajukan pembubaran PT manual.
4. Pengisian format isian akta notaris atau
Akta Pendirian FIAN.
1. Berbentuk Akta Notaris yang berfungsi 5. Tenggang waktu pengajuan ke Menteri /
sebagai probationis causa (alat bukti) dan Dirjen AHU diatur dalam Sisminbakum yaitu
solemnatis causa atau syarat agar akta 60 hari terhitung sejak ditandatangani Akta
mendapat pengesahan Menteri. Pendirian.
2. Muatan Akta Pendirian (Pasal 8 ayat 1 UU a. Konsekuensi lewat waktu adalah
PT) Akta Pendirian Batal Demi Hukum,
a. AD PT (Syarat Material) PT bubar karena hukum, dan diikuti
b. Keterangan lain seperti identitas pemberesan atau likuidasi oleh
pendiri, kedudukan pendiri, Pendiri.
Keputusan Menteri mengenai 6. Menteri atau Dirjen AHU tidak keberatan
pengesahan BH, identitas anggota secara langsung melalui Sisminbakum.
Direksi dan DK, identitas dan rincian a. Penolakan diberitahu langsung oleh
jumlah saham pemegang saham, Menteri atau Dirjen AHU kepada
serta saham yang ditempatkan dan Notaris beserta alasan melalui
disetor. Sisminbakum.
3. Pembuatan dapat diwakili yang ditaungkan b. Dalam hal jangka waktu tidak
dalam bentuk surat kuasa. (Ps. 8 ayat (3) terpenuhi dan syarat tidak
UU PT jo. 1792 BW). dilengkapi maka pernyataan tidak
keberatan gugur sehingga Notaris
HOP: UAS
Disusun oleh Rafi Natapradja
Bahasa Indonesia dapat mengajukan permohonan
Akta dibuat dalam bahasa Indonesia dan tidak kembali.
dapat dikesampingkan oleh Para Pihak maupun 7. Notaris menyampaikan permohonan
Menteri. (Ps. 7 ayat (1) UU PT). pengesahan secara fisik dan memenuhi
persyaratan dalam Permen.
8. Menteri atau Dirjen AHU menerbitkan
Keputusan Pengesahan BH apabila semua
persyaratan dipenuhi / lengkap.
a. Jangka waktu 14 hari.
b. Ditandatangani secara elektronik.
c. Menteri AHU memberitahu Notaris
apabila persyaratan tidak terpenuhi.

Tanggung Jawab Hukum Pendiri Terhadap Perbuatan Hukum PT yang belum Disahkan
Perbuatan terkait Kepemilikan Saham Perbuatan terkait Kepentingan Perseroan
1. Harus dicantumkan dalam Akta Pendirian. 1. RUPS Pertama secara tegas menyatakan
(Ps. 12 jo. 13 UU PT) menerima atau mengambil alih
2. Apabila dilakukan dengan Akta Dibawah (berdasarkan keputusan suara bulat).
Tangan harus diikuti penyebutan dan (Pasal 13 ayat (1)).
pelekatan dalam Akta Pendirian. 2. RUPS Pertama tidak dilaksanakan dalam
3. Apabila dilakukan dengan Akta Otentik jangka waktu 60 hari atau tidak berhasil
maka penyebutan nama dan nomor, mengambil keputusan dengan suara bulat
tanggal, serta kedudukan Notaris dimuat maka perbuatan hukum jatuh menjadi
dalam Akta Pendirian. tanggung jawab calon pendiri.
4. Tidak dipenuhinya ketentuan di atas 3. Semua anggota organ PT dapat melakukan
mengakibat kan tidak timbulnya hak pada perbuatan hukum atas nama PT yang
PT dan tidak mengikat PT. tanggung jawabnya secara Tanggung
Renteng. (Ps. 14 UU PT)

Pengecualian Persetujuan RUPS


Pasal 13 ayat (5) UU PT.
1. Dilakukan oleh semua Calon Pendiri
2. Disetujui secara tertulis semua Calon
Pendiri

Anggaran Dasar PT
AD Perubahan AD
AD adalah perjanjian yang berisi ketentuan tertulis Pasal 19 - 28 UU PT
mengenai hak-hak yang dapat dilakukan pengurus
Perseroan. Perubahan AD oleh RUPS
1. Berisi aturan internal Pasal 19 UU PT
2. Berisi aturan pengurusan 1. Perubahan AD ditetapkan oleh RUPS yang
3. Berisi aturan pokok acaranya wajib dicantumkan dalam
panggilan RUPS. (Ps . 19 jo. 88 UU PT)
Muatan AD 2. Kuorum kehadiran RUPS mengubah AD
Pasal 15 ayat (1) UU PT adalah ⅔ saham yang diterbitkan dan
1. Nama dan Tempat Kedudukan PT kuorum keputusan adalah ⅔ dari kehadiran.
2. Maksud dan Tujuan Serta Kegiatan 3. Dalam hal RUPS tidak mencapai kuorum,
Perseroan RUPS Kedua diselenggarakan dengan
3. Jangka Waktu Berdirinya Perseroan Kuorum Kehadiran ⅗ saham diterbitkan dan
4. Besar Jumlah Modal Dasar, Modal dengan Kuorum Keputusan ⅔ dari
Ditempatkan, dan Modal Disetor. kehadiran. Apabila tidak kunjung mencapai
HOP: UAS
Disusun oleh Rafi Natapradja
5. Jumlah Saham, Klasifikasi Saham*, Hak kuorum maka pihak yang berkepentignan
yang Melekat Pada Saham, dan Nilai dapat mengajukan permohonan ke PN.
Nominal Saham.
6. Nama dan Jabatan Anggota Direksi dan Perubahan AD karena Kepailitan
DK. Pada asasnya PT pailit tidak dapat mengubah
7. Penetapan Tempat dan Tata Cara RUPS. kecuali atas persetujuan kurator yang dilampirkan
8. Tata Cara Pengangkatan, Penggantian, dalam permohonan persetujuan dan
dan Pemberhentian Anggota Direksi dan pemberitahuan perubahan AD kepada Menteri.
DK. (Ps. 20 UU PT)
9. Tata Cara Penggunaan Laba dan
Pembagian Dividen.

Yahya Harahap
Tujuan penentuan muatan AD adalah transparansi,
kepastian hukum bagi masyarakat luas, dan
perlindungan hukum bagi masyarakat luas.

1. Diperbolehkan mencantumkan hal lain


selama tidak bertentangan dengan UU PT.
(Ps. 15 UU PT)
2. Ketentuan Penerimaan Bunga Tetap dan
Manfaat Pribadi dilarang dalam muatan AD
oleh UU PT.

Klasifikasi Perubahan AD erlakunya Perubahan AD


Pasal 23 UU PT
Persetujuan Menteri 1. Sejak tanggal diterbitkannya Keputusan
Pasal 21 ayat (1) jo. (2) UU PT Menteri mengenai Persetujuan Perubahan
1. Nama dan tempat kedudukan PT AD
2. Maksud dan Tujuan serta Kegiatan Usaha 2. Untuk status perseroan dari tertutup
PT menjadi terbuka, mulai berlaku sejak
3. Jangka Waktu Berdiri PT tanggal efektif pernyataan pendaftaran atau
4. Besar Modal Dasar dilakukannya penawaran umum. (Pasal 25)
5. Pengurangan Modal Dasar 3. Dalam hal merger dan akuisisi, perubahan
6. Perubahan Status PT (Tbk. dan sebaliknya) berlaku sejak tanggal persetujuan Menteri,
penerimaan pemberitahuan, atau tanggal
Pemberitahuan Menteri dalam akta merger atau akuisisi. (Pasal 26)
1. Diluar Pasal 21 ayat (2) UU PT 4. Dalam hal Pemberitahuan Perubahan AD,
Perubahan AD berlaku sejak tanggal
Akta Perubahan AD diterbitkan surat penerimaan oleh Meneteri.
Pasal 21 ayat (5) jo. 20 ayat (4) UU PT
1. Perubahan AD harus dinyatakan dalam Dalam Hal Pernyataan Pendaftaran AD tidak
Akta Notaris dan dibuat dana bahasa efektif melaksanakan, maka dalam waktu 6 bulan
Indonesia. setelah tanggal persetujuan menteri PT harus
2. Berita Acara Rapat Keputusan RUPS mengubah kembali AD (ke awal)
dimuat dalam Akta Notaris paling lambat 30
hari sejak Keputusan RUPS diambil. Penolakan Perubahan AD
Dilampauinya tenggang waktu menyatakan Menteri berwenang menolak dengan alasan (Pasal
Keputusan RUPS tidak lagi mengikat dan 27 UU PT):
tidak boleh dinyatakan dalam Akta Notaris. 1. Bertentangan dengan Ketentuan Tata Cara
Perubahan AD
Tenggang Waktu 2. Bertentangan dengan Ketentuan Peraturan
1. 30 hari untuk Permohonan Persetujuan Perundang-undangan, Ketertiban Umum,
HOP: UAS
Disusun oleh Rafi Natapradja
sejak tanggal pembuatan Akta Notaris. (Ps. dan/atau Kesusilaan
21 ayat (7) dan (8) UU PT) 3. Keberatan dari Kreditor atas Keputusan
2. 30 hari untuk Pemberitahuan Perubahan RUPS mengenai Pengurangan Modal.
AD sejak tanggal pembuatan Akta Notaris
yang maksudnya Perubahan AD. Tata Cara
3. Apabila dilampaui tidak dapat diajukan Diatur dalam Permenkumham No. 1 Tahun 2007
kembali.
Daftar Perseroan
Permohonan Perubahan Jangka Waktu PT 1. Diselenggarakan oleh Menteri (Ps. 29 ayat
1. Diajukan paling lambat 60 hari sebelum (1) UU PT)
jangka waktu PT berakhir (Ps. 22) 2. Memuat Nama, Tempat Kedudukan,
2. Persetujuan Menteri paling lambat tanggal Maksud dan Tujuan, Kegiatan Usaha,
terakhir berdirinya PT (Ps. 22) Jangka Waktu, Permodalan, ALamat,
3. Dalam hal Menteri tidak memberi Nomor dan Tanggal Akta Pendirian,
Persetujuan (lalai) meskipun RUPS telah Keputusan Pengesahan BH, Nomor dan
menyetujui dan mengikuti prosedur maka Tanggal Akta Perubahan AD, Persetujuan
PT tetap sah dan eksis sehingga akibat Perubahan / Penerimaan Pemberitahuan
hukum yang timbul dipikul Menteri. Perubahan AD Menter, Kedudukan Notaris
Pembuat Akta Pendirian dan Akta
Pengumuman Perseroan Perubahan AD, Identitas dan domisili
Pasal 30 UU PT anggota Organ PT, Nomor dan Tanggal
1. Dilakukan oleh Menteri Akta Pembubaran PT, Berakhirnya Status
2. Dilakukan dalam Tambahan Berita Negara BH, dan Neraca Laporan Laba Rugi. (Ps.
RI 29 ayat (2))
3. Muatan dalam TBN RI meliputi Akta 3. Data dimasukan dalamDaftar Perseroan
Pendirian PT beserta Keputusan Menteri, bersamaan tanggal Keputusan Menteri
Akta Perubahan AD berikut persetujuan / Pengesahan BH, Persetujuan Perubahan
penerimaan pemberitahuan. AD, dan Penerimaan Pemberitahuan
4. Pengumuman dilakukan 14 hari sejak Perubahan Data Perseroan.
diterbitkan Keputusan Menteri mengenai
Pengesahan BH, 14 hari sejak persetujuan
Perubahan AD, 14 hari sejak perubahan AD
yang tidak memerlukan persetujuan.

Rencana Kerja, Laporan Tahunan, dan Penggunaan Laba


Rencana Kerja Laporan Tahunan
Pasal 63
1. Direksi menyusun rencana kerja tahunan Mekanisme Penyampaian Laporan Tahunan
(RKT) sebelum dimulainya tahun buku yang Pasal 66 UU PT
akan datang. 1. DIreksi bertugas membuat LT Perseroan
2. Rencana kerja memuat anggaran tahunan 2. Direksi menyampaikan pada DK untuk
Perseroan untuk tahun buku yang akan ditelaah
datang 3. Direksi menyampaikan LT kepada RUPS.

Mekanisme Pengajuan RKT Tenggat Waktu Penyampaian LT


1. Mendapat persetujuan DK atau RUPS. Direksi menyampaikan LT kepada RUPS maksimal
Dalam hal ini UU memberi kebebasan bagi 6 bulan setelah buku Perseroan berakhir. (Ps. 66
PT untuk mengatur dalam AD. (Ps. 64 UU UU PT)
PT) a. UU tidak mengatur tegas sanksi terhadap
2. Apabila AD menentukan persetujuan oleh ketentuan ini.
DK, maka RKT disampaikan langsung b. Dalam praktik dapat didalilkan lalai atas
kepada DK. tanggung jawab dan tidak beritikad baik.
3. Apabila AD menentukan persetujuan oleh (duty of skill & care dan/atau fiduciary duty).
RUPS, maka RKT disampaikan ke DK
HOP: UAS
Disusun oleh Rafi Natapradja
untuk ditelaah dan disampaikan ke RUPS Muatan LT
untuk persetujuan. Pasal 66
1. Laporan keuangan
RK Tahun Lalu a. Perbandingan neraca tahun baru
1. Direksi tidak menyampaikan RKT pada DK lampau dan sebelumnya.
atau RUPS sesuai AD. i. Bagi PT yang wajib diaudit
a. Tidak membuat neraca disampaikan kepada
b. Membuat tapi tidak disampaikan Menteri. (Ps. 66 ayat (4) UU
c. Konsekuensinya berlaku RKT tahun PT)
yang lampau. (Ps. 65 UU PT) b. Laporan laba rugi buku tahun ybs.
2. Direksi menyampaikan RKT pada DK atau c. Laporan arus kas.
RUPS namun belum dapat persetujuan. d. Laporan perubahan ekuitas.
a. RKT telah disampaikan namun e. Catatan atas laporan keuangan.
belum mendapat persetujuan. 2. Laporan Kegiatan PT
b. Konsekuensinya berlaku RKT tahun 3. Laporan Pelaksanaan TJSL
yang lampau. (Ps. 65 UU PT) 4. Rincian Masalah Yang Timbul
5. Laporan Tugas Pengawasan Dewan
Komisaris
Penggunaan Laba 6. Nama Anggota Direksi dan Dewan
Diatur dalam Pasal 70 s.d. 73 Komisaris
7. Gaji dan Tunjangan Anggota Direksi & Gaji
Penyisihan Cadangan Wajib atau Honorarium & Tunjangan Anggota
1. PT wajib menyisihkan jumlah tertentu untuk Dewan Komisaris PT Tahun yang Baru
cadangan. Penyisihan dilakukan setiap Lampau.
tahun buku dan disebut Cadangan Wajib.
(Ps. 70) Penandatanganan LT
2. Penyisihan dilakukan sampai Cadangan Pasal 67
mencapai 20% Modal yang Ditempatkan 1. Semua anggota Direksi dan anggota DK
dan Disetor. yang menjabat pada tahun buku
3. PT membentuk Cadangan Wajib dan bersangkutan.
Cadangan Lainnya, 2. Dalam hal Direksi / anggota DK tidak
a. Cadangan wajib disisihkan PT menandatangani LT.
setiap tahun buku untuk menutup a. Ybs. menyebut alasan secara
kemungkinan kerugian PT di masa tertulis
yang akan datang. b. Alasan itu dinyatakan Direksi dalam
b. Apabila cadangan wajib belum surat tersendiri yang dilekatkan
mencapai 20% maka dipergunakan pada LT.
untuk menutup kerugian yang tidak 3. Anggota Direksi / DK yang tidak
dapat dipenuhi cadangan lain menandatangani dianggap menyetujui LT.
c. Cadangan lain adalah cadangan di Berdasarkan anggapan hukum atau ​legal
luar cadangan wajib untuk presumption ​yang memiliki konsekuensi
keperluan PT seperti perluasan legal responsibility ​atas kebenaran LT​.
usaha, pembagian dividen, atau (Pasal 67 ayat (3)).
sosial.
Penyampaian LK Pada Akuntan Publik
Penggunaan Laba Bersih Diputuskan oleh Pasal 68
RUPS Untuk keperluan audit, apabila:
Pasal 71 1. PT menghimpun / mengelola Dana
1. RUPS berwenang memutuskan Masyarakat
penggunaan laba bersih termasuk 2. PT menerbitkan Surat Pengakuan Utang
penentuan besar jumlah penyisihan kepada Masyarakat
cadangan wajib dan cadangan lain. 3. PT merupakan Perseroan Terbuka
2. Penggunaan laba bersih memperhatikan 4. Perseroan merupakan Persero dalam UU
kepentingan PT dan kewajaran. BU<M
3. Keputusan RUPS menetapkan: 5. PT mempunyai aset dan/atau jumlah
a. pembagian dividen kepada PS peredaran usaha dengan jumlah nilai paling
HOP: UAS
Disusun oleh Rafi Natapradja
b. cadangan wajib dan lainnya sedikit Rp50.000.000.000 (lima puluh miliar)
c. pembagian tansiem untuk Direksi 6. Diwajibkan oleh peraturan
dan DK perundang-undangan
d. pembagian bonus untuk karyawan. a. RUPS dilarang mengesahkan LK
yang tidak diaudit akuntan publik.
Pembagian Dividen (Ps. 68 ayat (1)
Dividen adalah distribusi laba kepada PS secara b. Laporan hasil audit disampaikan
pro rata. Dibayarkan dalam bentuk uang atau akuntan publik secara tertulis
script atau surat saham atau properti perusahaan. melalui Direksi.
c. Neraca dan laporan L/R yang telah
1. Dividen yang dapat dibagikan kepada PS diaudit dan disahkan RUPS
adalah laba bersih (laba bersih tahun yang diumumkan dalam 1. Surat Kabar
bersangkutan - akumulasi kerugian tahun apabila PT memenuhi kriteria Pasal
sebelumnya) dikurangi cadangan yang 68 ayat (1) huruf a, b, dan c.
mana dapat dikesampingkan berdasarkan Dilakukan paling lambat 7 hari
keputusan RUPS. (Ps. 71) setelah pengesahan RUPS
2. Hanya dapat dibagikan apabila PT bersaldo
laba positif. Persetujuan LT dan Pengesahan LK
1. Persetujuan dan Pengesahan RUPS atas
Istilah Dividen LT dan LK mengakibat kan Direksi dan DK
1. Dividen final, pembagian keuntungan dilepaskan dan dibebaskan dari
kepada PS yang telah diputuskan RUPS pertanggungjawaban atau ​release and
untuk 1 tahun buku tertentu discharge. (​ Ps. 69)
2. Dividen tunai, dividen berbentuk uang tunai 2. Keputusan Persetujuan LT dan
3. Dividen aktiva selain tunai, dividen barang Pengesahan LK ditetapkan RUPS
4. Dividen saham, dividen saham tanpa berdasarkan UUPT.
diminta pembayaran. 3. Anggota Direksi dan DK bertanggung jawab
5. Dividen tambahan, apabila PT memperoleh secara tanggung renteng apabila LK yang
laba yang melebihi target. disediakan menyesatkan.

Pembagian Dividen Interim


Dividen interim adalah dividen sementara yang
dinyatakan dan dibayarkan sebelum laba tahunan
PT ditetapkan RUPS.
1. Pembagian laba bersifat sementara
2. AD dapat mengatur dividen interim. (Ps.
72). Dalam hal tidak diatur, direksi tidak
berwenang mengatur Dividen Interim.
3. Pembagian Dividen Interim tidak
mengakibat kan jumlah kekayaan bersih PT
lebih kecil dari jumlah modal ditempatkan
dan disetor + cadangan wajib.
4. Pembagian Dividen Interim tidak boleh
mengganggu kewajiban PT terhadap
Kreditur / kegiatan usaha
5. Pembagian Dividen Interim ditetapkan
berdasarkan Keputusan Direksi dengan
persetujuan DK.
6. Dividen Interim wajib dikembalikan apabila
PT ternyata mengalami kerugian (Ps. 72)
7. Direksi dan DK bertanggung jawab secara
tanggung menanggung atas kerugian
pembagian dividen interim.
HOP: UAS
Disusun oleh Rafi Natapradja
Dividen Yang Tidak Diambil Pemeagang Saham
1. Dividen yang tidak diambil setelah 5 tahun
masuk dalam Cadangan Khusus. (Ps. 73)
2. Dividen yang masuk cadangan khusus dan
tidak diambil dalam 10 tahun menjadi Hak
PT

Modal dan Saham PT


Modal Dasar Saham
Pasal 32 ayat 1 1. Saham dikeluarkan atas nama pemiliknya.
Modal Dasar Minimal PT adalah Rp50 juta 2. Nilai saham dalam mata uang rupiah
3. Saham tanpa nominal tidak dapat
Modal Ditempatkan dan DIsetor dikeluarkan kecuali dalam konteks Pasar
Paling sedikit 25% dari modal dasar sebagaimana Modal (dimungkinkan karena harga saham
dimaksud Pasal 32 harus ditempatkan dan disetor di Pasar Modal naik dan turun)
penuh. 4. Persyaratan kepemilikan saham diatur
dalam Anggaran Dasar. (Berkaitan dengan
1. Dalam hal penyetoran bukan uang, maka lini usaha PT)
modal dinilai oleh appraisal independen. 5. Direksi mencatat saham dalam Daftar
2. Penambahan modal dasar dilakukan Pemegang Saham. (Daftar Pemegang
dengan persetujuan Menteri, sementara Saham meliputi Nama, Waktu, Jumlah
modal ditempatkan cukup pemberitahuan. Saham, dan Peralihan)
(Pasal 42 jo. 43 UU PT) 6. Saham Direksi & Komisaris serta
3. Perubahan Modal Dasar Rups dengan keluarganya dicatat dalam daftar khusus.
Kuorum dan Voting sesuai dengan
Perubahan AD. Struktur Modal dan Saham
4. Perubahan Modal ditempatkan, RUPS 1. Modal Dasar 100%
dengan kuorum dan voting lebih dari ½ 2. Modal Ditempatkan Minimal 25% dari MD
kecuali ditentukan lebih besar dari AD. 3. Modal Disetor 100% dari Modal
5. Persetujuan RUPS dapat diserahkan Ditempatkan.
kepada Dewan Komisaris paling lama 1 4. Modal Dasar terdiri atas Seluruh Nilai
tahun. Nominal Saham.
6. Pengurangan Modal yang dilakukan, 5. Penambahan dan Pengeluaran Modal
Direksi wajib memberitahu para kreditur. Ditempatkan harus disetor penuh dan tidak
Pengurangan modal juga memerlukan dimungkinkan penyetoran dengan cara
persetujuan Menteri. mengangsur atau mencicil.
7. Pengurangan Modal ditempatkan
Bentuk
AD dan Modal dan Saham 1. Uang
1. AD Memuat cara pemindahan hak atas 2. Bentuk Lain (Benda Berwujud dan Tak
saham Berwujud)
2. Pemindahan hak atas saham dilakukan
dengan Akta Pemindahan Hak Dalam bentuk lain, benda harus dinilai oleh
3. Pemindahan Hak Atas Saham dicatat di Appraisal yang merupakan ahli yang tidak
dalam Daftar Pemegang Saham terafiliasi dengan PT (Dengan Direksi, Komisaris,
atau Pemegang Saham), tidak memiliki hubungan
keluarga, dan tidak memiliki hubungan
Modal Dasar tidak harus ada 100%, karena Modal pengendalian dengan PT
ditempatkan sudah bisa sebesar 25%.
Tagihan ​.
Pemegang saham dan kreditor lainnya yang punya
​Batasan tagihan terhadap Perseroan tidak dapat
1. PT Dilarang mengeluarkan saham untuk menggunakan hak tagihnya sebagai kompensasi
Dimiliki Sendiri (PT Persekutuan Modal) kewajiban penyetoran atas harga saham yang
atau dimiliki PT lain yang sahamnya dimiliki telah diambilnya, kecuali disetujui RUPS.
HOP: UAS
Disusun oleh Rafi Natapradja
langsung atau tidak langsung oleh PT
(Cross Holding). Tagihan Pemegang Saham (Kreditur) terhadap PT
2. Pengecualian Cross Holding, jika peralihan (Debitur) dapat dikompensasikan terhadap
karena hukum, hibah, atau hibah wasiat. kewajiban penyetoran ats harga saham yang
diambil bagian.
Buyback​ Saham
1. Perlindungan harta dan kekayaan PT. Persetujuan RUPS untuk menerima Hak Tagih
2. Melindungi nominal saham yang naik turun sebagai setoran pemegang saham ditujukan untuk
di lembaga pasar modal mengetahui Debitur dan Kemungkinan
3. Tidak ingin terlalu banyak pemegang Wanprestasi Debitur.
saham.
4. Dengan melakukan pembelian kembali Dalam hal diambi lalih hak tagih, Pemegang
saham yang beredar di publik, secara Saham melepaskan Preemptive Right.
otomatis jumlah keuntungan yang harus
disetor perusahaan melalui pembagian Hak Tagih (Pemegang Saham) yang
dividen akan berkurang, karena jumlah Dikompensasikan Sebagai Saham adalah Hak
saham yang beredar menyusut. Bukan Tagih yang Timbul Karena:
hanya itu perusahaan juga dapat 1. PT telah menerima uang atau benda yang
memperoleh keuntungan di masa yang dapat dinilai dengan uang.
akan datang jika jika perusahaan 2. Penjamin utang PT telah membayar lunas
memutuskan untuk menjual kembali saham utang PT sebesar yang dijamin
yang di buyback ketika harganya sudah 3. PT menjadi Penjamin Utang dari Pihak
naik. Ketiga & PT telah menerima manfaat
berupa uang atau barang
PT Dapat membeli kembali saham yang
dikeluarkan dengan ketentuan:
1. Kekayaan PT tidak menjadi lebih kecil dari Saham
modal ditempatkan dari modal yang Benda bergerak yang memberikan Hak kepada
ditempatkan ditambah cadangan wajib yang Pemiliknya
telah disisihkan
2. Jumlah nilai saham yang dibeli kembali oleh 1. Hak Menghadiri & Mengeluarkan Suara
PT ditambah Gadai atau Jaminan Fidusia dalam RUPS
Saham tidak melebihi 10% dari modal yang 2. Hak Menerima Dividen & Sisa Kekayaan
ditempatkan dalam PT kecuali diatur UUPM Hasil Likuidasi
3. Persetujuan RUPS PT dengan kuorum dan 3. Hak Menjalankan Hak Lainnya berdasarkan
voting ⅔. UU PT

Pembelian kembali saham yang bertentangan Klasifikasi Khusus Hak Saham


batal demi hukum. 1. Hak Suara atau Tanpa Hak Suara
2. Dengan Hak Khusus Mencalonkan Direksi
Saham dari pembelian kembali, tidak dan DK
diperhitungkan dalam menentukan kuorum dan 3. Dengan Jangka Waktu Tertentu
tidak diikuti dalam pembagian dividen. 4. Hak menerima Dividen terlebih dahulu
kumulatif
5. Hak menerima Sisa Kekayaan dalam hal
Likuidasi.

Hak yang berlaku setelah saham dicatat dalam


daftar pemegang saham atas nama pemiliknya.
Poin 1 dan 3 tidak berlaku bagi klasifikasi saham
tertentu. Setiap saham memberikan kepada
pemiliknya hak yang tidak dapat dibagi.

Persyaratan pemilikan saham ditetapkan dalam AD


dengan memperhatikan persyaratan instansi
HOP: UAS
Disusun oleh Rafi Natapradja
berwenang berdasarkan peraturan
perundang-undangan.

Dalam hal tidak terpenuhi, pihak yang memperoleh


kepemilikan saham tidak dapat menjalankan hak
selaku pemegang saham & saham tidak
diperhitungkan dalam kuorum.

Saham Tanpa Nilai Nominal Tidak dapat


dikeluarkan.

Nominal bertujuan untuk bukti partisipasi dan


kepemilikan saham.

AD dapat menentukan pecahan nilai nominal


saham

Pecahan nilai nominal saham tidak berhak suara


perorangan, kecuali sendiri atau bersama dengan
pemegang sama pecahan lain dengan klasifikasi
sama bernilai nominal sebesar satu suara.

RUPS
Pasal 75 UUPT Kewenangan RUPS
RUPS mempunyai wewenang yang tidak diberikan 1. Menyatakan menerima / mengambil alih
kepada Direksi atau Dewan Komisaris, dalam semua hak dan kewajiban yang timbul dari
batas yang ditentukan dalam undang-undang ini perbuatan hukum yang dilakukan pendiri
dan/atau anggaran dasar. atau kuasanya (Pasal 13 ayat 1)
2. Menyetujui perbuatan Direksi dan DK atas
Nadya Maulisa nama Perseroan (Pasal 14 ayat (4))
Pemegang Saham adalah orang yang memiliki 3. Menetapkan perubahan AD (Pasal 19 ayat
saham ke Perseroan berdasarkan penyetoran (1))
modal. 4. Menyerahkan kewenangan kepada DK
untuk menyetujui pelaksanaan RUPS (Ps.
Hak Pemegang Saham 38 ayat (1))
1. Mendapatkan keterangan dari Direksi 5. Menyetujui penambahan dan pengurangan
dan/atau Dewan Komisaris. (Ps. 75 ayat 2 modal (Ps. 41 jo. 44)
UUPT) 6. Menyetujui rencana kerja tahunan apabila
AD menentukan demikian (Pasal 64)
Tujuan Pemberitahuan Mata Acara RUPS 7. Memberi persetujuan laporan tahunan,
1. Pemegang Saham mengetahui pembalasan laporan keuangan, dan laporan tugas
RUPS pengawasan DK (Ps. 69)
2. Pemegang Saham dapat mengambil 8. Memutuskan penggunaan laba bersih,
keputusan pencadangan cadangan wajib, dan
cadangan lain (Ps. 71)
9. Mengangkat Direksi dan Memberhentikan
(Ps. 94 jo. 105)
10. Mengangkat dan Memberhentikan Dewan
Komisaris (Ps. 111 )
11. Memberi Persetujuan Penggabungan,
Peleburan, Pengambilalihan, dan
Pemisahan (Pasal 127)
12. Memberi Keputusan Pembubaran
Perseroan (Ps. 142)
HOP: UAS
Disusun oleh Rafi Natapradja
HOP: UAS
Disusun oleh Rafi Natapradja
Direksi
Direksi Kewenangan Direksi
1. Salah satu organ PT yang melakukan Pengurusan dengan Itikad baik dan Penuh
pengurusan PT untuk kepentingan PT Tanggung Jawab.
sesuai dengan maksud dan tujuan PT.
2. Mewakili PT di luar dan di dalam Pada asasnya untuk kepentingan terbaik
Pengadilan. Perseroan sendiri sehingga harus sesuai dengan
maksud dan tujuan perseroan.
Pengangkatan / Pemberhentian
1. Diangkat dan diberhentikan oleh RUPS Prinsip Kewenangan Direksi
2. Efektif sejak Keputusan RUPS dikeluarkan 1. Fiduciary Duty
3. Pengunduran Diri Direksi diatur dalam AD. 2. Duty of Skill and Care
3. Duty of Loyalty
Jumlah Direksi 4. Good Corporate Governance
1. Satu atau Lebih
2. Untuk PT Publik paling sedikit 2 orang Batasan Kewenangan
(Collegial) 1. Persetujuan RUPS dalam hal mengalihkan
a. Tanggungjawab diemban bersama. dan menjaminkan harta atau kekayaan
RUPS dalam hal lebih dari 50%
Syarat Direksi a. Pencegahan dan Kehati-hatian
1. Cakap melakukan Tindakan Hukum. terhadap Risiko.
Kecuali dirinya termasuk dalam tiga hal b. Menjaga keberlangsungan PT.
dalam 93 jo. 94 jo.95.
a. Tidak dinyatakan Pailit 5 Tahun Bentuk Tanggung Jawab
Terakhir 1. Penuh dan Pribadi dalam hal adanya
b. Tidak melakukan Tindak Pidana kelalaian.
dalam 5 Tahun Terakhir dalam a. Piercing the Corporate Veil
sektor keuangan. (Menyingkap Tabir Perseroan)
c. Dinyatakan bersalah 2. Terbatas dalam hal semua asas
(menyalahgunakan kewenangan pengurusan PT telah dipenuhi, sesuai
atau tidak melaksanakan fungsinya). dengan maksud tujuan perusahaan,
2. Sesuai syarat instansi teknis yang beritikad baik, dan melaksanakan tanggung
ditentukan peraturan perundang-undangan. jawab dengan baik, patut, dan berhati-hati.
3. Direksi setelah menjalankan tugas
menerima release and discharge atas
Laporan Pertanggung Jawabannya yang
Pengangkatan Tidak Memenuhi Syarat diterima. Dapat dikesampingkan dalam hal
1. DIdapati fakta hukum di kemudian hari adanya novum yang memberatkan Direksi
memenuhi 3 hal yang dikecualikan. atas kerugian PT.
2. Pengangkatan Batal Demi Hukum.
3. Diikuti dengan RUPS untuk mengganti
DIreksi.

Dewan Komisaris
Pengertian Kewajiban
1. Organ PT yang melakukan pengawasan 1. Pengawasan
terhadap direksi 2. Nasihat
2. Pengawasan terhadap kebijakan dan 3. Risalah Laporan Tugas Pengawasan
jalannya pengurusan usaha dan PT.
3. Memberi Nasihat Direksi untuk Kepentingan Wewenang
PT. 1. Memberhentikan sementara anggota
DIreksi & Kepengurusan

Tanggung Jawab
1. Penuh dan pribadi apabila bersalah dan
HOP: UAS
Disusun oleh Rafi Natapradja
lalai.
2. Terbatas apabila dapat dibuktikan:
a. Itikad Baik
b. Kehati-hatian
c. Tidak ada benturan kepentingan
d. Menasihati untuk Pencegahan
3. Terhadap kepailitan bertanggung jawab
secara solider (tanggung renteng) dalam
hal terdapat kesalahan / kelalaian.

Aspek Hukum Penggabungan, Peleburan, Pengambilalihan, dan Pemisahan

Umum
Persyaratan Umum Merger, Konsolidasi, Akibat Hukum Umum Merger, Konsolidasi,
Akuisisi, dan Pemisahan Akuisisi, dan Pemisahan
1. Memperhatikan kepentingan PT 1. Untuk M/K, PT yang menggabungkan diri
2. Memperhatikan kepentingan Pemegang bubar
Saham Minoritas 2. Untuk M/K, Aktiva dan pasiva PT yang
3. Memperhatikan kepentingan karyawan menggabung menjadi aktiva dan pasiva
4. Memperhatikan kepentingan masyarakat surviving entity
5. Memperhatikan persaingan sehat. 3. Untuk M, Pemegang Saham PT yang
6. Menyelesaikan kewajiban dan utang dari bergabung menjadi pemegang saham
PT surviving entity dengan syarat ybs. setuju.
4. Untuk K, Pemegang Saham PT yang
Keabsahan Umum Merger, Konsolidasi, bergabung menjadi pemegang saham PT
Akuisisi, dan Pemisahan hasil peleburan.
1. Setiap Pemegang Saham berhak meminta
PT agar saham dibeli dengan harga yang
wajar apabila tidak menyetujui M/K/A. (Ps.
62 UU PT 2007)
2. Kuorum kehadiran ¾ seluruh saham dan
kuorum persetujuan ¾ suara dikeluarkan
untuk keputusan M/K/A. (Ps. 89 UU PT
2007)
3. M/K mengakibatkan Perseroan yang M/K
berakhir karena hukum dan terjadi tanpa
dilikuidasi.
4. Pemegang saham dapat meminta dibeli
kembali saham nya oleh perseroan terbatas
(buyback).​

Penggabungan / Merger
Penggabungan atau Mergers Keabsahan Keputusan RUPS terkait
Penggabungan (Pasal 89 UU PT 2007)
UU PT 2007 UU PT 2007 Ps. 87 jis. 89 jis. 127
1. Penggabungan adalah perbuatan hukum 1. Kuorum kehadiran (hadir atau diwakili)
yang dilakukan oleh satu Perseroan atau adalah ¾ jumlah seluruh saham dengan
lebih untuk menggabungkan diri dengan hak suara. Dapat ditentukan lebih besar
Perseroan lain yang telah ada; oleh AD.
2. Mengakibatkan aktiva dan pasiva dari 2. Kuorum keputusan adalah ¾ suara yang
Perseroan yang menggabungkan diri dikeluarkan dalam RUPS. AD hanya
beralih karena hukum kepada Perseroan diperkenankan untuk mengatur kuorum
yang menerima penggabungan; lebih besar.
HOP: UAS
Disusun oleh Rafi Natapradja
3. Selanjutnya status badan hukum Perseroan 3. Keputusan diambil secara musyawarah
yang menggabungkan diri berakhir karena mufakat (prioritas pertama), apabila gagal
hukum. diikuti pengambilan suara.
4. Dalam hal kuorum kehadiran tidak tercapai,
Yahya Harahap RUPS kedua diadakan dengan kuorum
1. Penggabungan 2 perseroan atau lebih ke kehadiran ⅔ jumlah seluruh saham dengan
dalam satu Perseroan. hak suara dan kuorum keputusan ¾ bagian
2. Perseroan yang menggabungkan diri jumlah suara yang dikeluarkan.
menjadi berakhir / bubar karena hukum 5. Apabila RUPS kedua tidak mencapai
kuorum, KPN menetapkan kuorum RUPS
Akibat Hukum Penggabungan ketiga. (Ps. 86 ayat 5 UU PT 2007)
UU PT 2007 jo. PP 27/1998
1. Aktiva dan Pasiva karena hukum beralih ke Pengumuman Ringkasan Rancangan
PT yang menerima Penggabungan. UU PT 2007 Ps. 127 ayat (1)
2. PS PT yang menggabungkan diri karena 1. Direksi Perseroan yang akan melakukan
hukum menjadi PS PT yang menerima Penggabungan wajib mengumumkan
Penggabungan ringkasan rancangan paling sedikit dalam 1
3. PT yang menggabungakn diri lenyap dan (satu) surat kabar dan mengumumkan
berakhir status badan hukumnya sejak secara tertulis kepada karyawan dari
tanggal Penggabungan berlaku. Perseroan yang akan melakukan
Penggabungan
Syarat Penggabungan 2. Juga terhadap pihak yang berkepentingan.
UU PT 2007 Ps. 126 jis. 123 ayat (4) jis. jis. Pasal 3. 30 hari sebelum pemanggilan RUPS.
4 ayat (1) PP 27/1998 4. Tujuannya untuk mempersiapkan mereka
1. Memperhatikan kepentingan PT, PS yang ingin menggunakan hak keberatan.
minoritas, dan karyawan.
2. Memperhatikan kepentingan kreditur dan Keberatan Kreditur Penggabungan
mitra usaha lain. UU PT 2007 Pasal 127 ayat (4)
3. Memperhatikan kepentingan masyarakat 1. Diajukan paling lambat 14 hari setelah
4. Mendapat persetujuan dari instansi terkait pengumuman, jika tidak kreditur dianggap
untuk PT yang menjalankan bidang usaha menyetujui.
khusus. 2. Direksi harus menyelesaikan keberatan
Kreditur hingga tanggal RUPS. Jika tidak
selesai, RUPS membahas keberatan
Tidak Terjadi Penggabungan Kreditur dan RUPS mengambil
penyelesaian.
3. Selama penyelesaian keberatan Kreditur
belum tercapai maka Penggabungan tidak
dapat dilaksanakan.

Akta Penggabungan
UU PT 2007 Pasal 127 jo. 128
1. Berbentuk akta notaris dan bahasa
Indonesia.
2. Salinan Akta Penggabungan dilampirkan
pada permohonan Persetujuan atau
Pemberitahuan kepada Menteri.
Rujukannya adalah Pasal 21 ayat (3) UU
Rancangan Penggabungan
PT 2007.
Penyusunan
Pengumuman Hasil Penggabungan
Pasal 123 UU PT 2007
UU PT 2007 Pasal 133
1. Rancangan Penggabungan disusun oleh
1. Direksi PT wajib mengumumkan hasil
Direksi yang menggabungkan diri dan yang
Penggabungan dalam 1 Surat Kabar dalam
meenrima penggabungan.
jangka waktu paling lambat 30 hari sejak
2. Setelah rancangan selesai, meminta
tanggal berlakunya Penggabungan.
HOP: UAS
Disusun oleh Rafi Natapradja
persetujuan pada masing-masing DK PT. 2. Terhitung sejak persetujuan Menteri
3. Rancangan yang disetujui DK PT diajukan (Perubahan AD) atau penerimaan
ke RUPS untuk disetujui. pemberitahuan Menteri (Tidak ada
Perubahan AD)
Isi Rancangan Penggabungan
Pasal 123 UU PT 2007 Hak PS Yang Tidak Setuju
1. Nama dan tempat kedudukan UU PT 2007 Pasal 126 (2) jo. 62
masing-masing PT. 1. Meminta PT agar membeli saham dengan
2. Penjelasan masing-masing Direksi PT harga wajar.
3. Tata cara penilaian dan konversi saham PT 2. PT berkewajiban membelinya.
yang menggabungkan terhadap yang 3. Apabila saham diminta dibeli melebihi batas
menerima penggabungan. ketentuan pembelian saham PT dalam
4. Rancangan perubahan AD PT yang pasal 37 ayat (1) maka PT wajib
menerima Penggabungan. mengusahakan agar sisa saham dibeli oleh
5. LK sebagaimana diatur Pasal 66 ayat 2 (3 pihak ketiga.
tahun buku terakhir masing-masing PT) a. Berkaitan dengan pengurangan
6. Rencana kelanjutan dan kegiatan usaha PT kekayaan bersih
pelaku penggabungan. b. Berkaitan dengan batas 10% modal
7. Neraca proforma PT penerima ditempatkan PT.
Penggabungan.
8. Cara penyelesaian status, hak, dan Keberlakuan Efektif Penggabungan
kewajiban Anggota Direksi, DK, dan 1. Tanggal Persetujuan Menteri terkait
Karyawan. perubahan AD apabila memerlukan
9. Cara penyelesaian hak dan kewajiban PT persetujuan menteri.
yang menggabungkan diri 2. Tanggal Ditandatanganinya Akta
10. Nama anggota Direksi dan DK, gaji, dan Penggabungan apabila tanpa perubahan
honorarium. AD.
11. Perkiraan waktu Penggabungan.
12. Laporan keadaan, perkembangan, dan
hasil Perseroan pelaku Penggabungan.
13. Kegiatan utama PT pelaku penggabungan
dan perubahan selama tahun buku
berjalan.
14. Rincian masalah yang mempengaruhi
kegiatan PT dalam tahun buku berjalan.

Persyaratan Rancangan Penggabungan


1. Persetujuan DK
2. Persetujuan RUPS
3. Instansi Terkait (ketentuan
perundang-undangan untuk bidang usaha
khusus).
4. Peraturan perundang-undangan di bidang
pasar modal.
HOP: UAS
Disusun oleh Rafi Natapradja
Peleburan / Konsolidasi
Peleburan atau Konsolidasi Skema Peleburan atau Konsolidasi
UU PT 2007
1. Peleburan adalah perbuatan hukum yang
dilakukan oleh dua Perseroan atau lebih;
2. Untuk meleburkan diri dengan cara
mendirikan satu Perseroan baru yang
karena hukum memperoleh aktiva dan
pasiva dari Perseroan yang meleburkan
diri;
3. Status badan hukum Perseroan yang
meleburkan diri berakhir karena hukum.

Yahya Harahap
1. Peleburan merupakan Perbuatan hukum
yang tunduk pada Buku III BW
2. Peleburan dilakukan dengan cara Persetujuan Rancangan Peleburan
mendirikan PT baru. 1. Direksi PT yang akan meleburkan diri
3. PT Baru memperoleh Aktiva dan Pasiva meminta persetujuan DK PT. (Ps. 123 ayat
Perseroan yang meleburkan diri karena (3) UU PT 2007)
hukum. 2. Rancangan Peleburan diajukan kepada
4. PT yang meleburkan diri berakhir status BH RUPS untuk mendapat persetujuan yang
nya karena hukum. sifatnya imperatif. (Ps. 123 ayat (3) UU PT
2007)
Akibat Hukum Peleburan 3. Keputusan RUPS terkait Peleburan sah
UU PT 2007 Pasal 122 apabila sesuai dengan pasal 87 jo. 89 UU
1. Aktiva dan Pasiva PT yang meleburkan diri PT.
beralih ke PT baru.
2. PS PT yang meleburkan diri karena hukum Peleburan (Pasal 89 UU PT 2007)
menjadi PS PT baru. UU PT 2007 Ps. 87 jis. 89 jis. 127
3. PT yang meleburkan diri berakhir karena 1. Kuorum kehadiran (hadir atau diwakili)
hukum terhitung sejak tanggal peleburan adalah ¾ jumlah seluruh saham dengan
berlaku. hak suara. Dapat ditentukan lebih besar
oleh AD.
Syarat Peleburan 2. Kuorum keputusan adalah ¾ suara yang
UU PT 2007 Pasal 126 jo. PP 27/1998 Pasal 4 dikeluarkan dalam RUPS. AD hanya
1. Memperhatikan kepentingan PT, PS diperkenankan untuk mengatur kuorum
minoritas, dan karyawan lebih besar.
2. Memperhatikan kepentingan Kreditur dan 3. Keputusan diambil secara musyawarah
mitra usaha mufakat (prioritas pertama), apabila gagal
3. Memperhatikan kepentingan masyarakat diikuti pengambilan suara.
dan persaingan sehat dalam melakukan 4. Dalam hal kuorum kehadiran tidak tercapai,
usaha. (UU LPMPUTS) RUPS kedua diadakan dengan kuorum
4. Persetujuan instansi terkait untuk PT yang kehadiran ⅔ jumlah seluruh saham dengan
bergerak di bidang usaha khusus. hak suara dan kuorum keputusan ¾ bagian
jumlah suara yang dikeluarkan.
5. Apabila RUPS kedua tidak mencapai
Isi Rancangan Peleburan kuorum, KPN menetapkan kuorum RUPS
1. Diatur dalam UU PT 2007 ketiga. (Ps. 86 ayat 5 UU PT 2007)
2. Pasal 123 (Isi Rancangan Penggabungan)
berlaku ​mutatis mutandis atau dengan Pengumuman Ringkasan Rancangan Peleburan
perubahan-perubahan yang diperlukan. UU PT 2007 Ps. 127 ayat (1)
1. Direksi Perseroan yang akan melakukan
Peleburan Efektif Penggabungan wajib mengumumkan
1. Keputusan Menteri yang mengesahkan ringkasan rancangan paling sedikit dalam 1
2. Perseroan yang meleburkan diri bubar (satu) surat kabar dan mengumumkan
HOP: UAS
Disusun oleh Rafi Natapradja
saat? secara tertulis kepada karyawan dari
Perseroan yang akan melakukan
Direksi berwenang menyusun rancangan Penggabungan
peleburan, membuat akta, dan sebafgainya. 2. Juga terhadap pihak yang berkepentingan.
3. 30 hari sebelum pemanggilan RUPS.
4. Tujuannya untuk mempersiapkan mereka
yang ingin menggunakan hak keberatan.

Keberatan Kreditur
UU PT 2007 Pasal 127 ayat (4)
1. Diajukan paling lambat 14 hari setelah
pengumuman, jika tidak kreditur dianggap
menyetujui.
2. Direksi harus menyelesaikan keberatan
Kreditur hingga tanggal RUPS. Jika tidak
selesai, RUPS membahas keberatan
Kreditur dan RUPS mengambil
penyelesaian.
3. Selama penyelesaian keberatan Kreditur
belum tercapai maka Penggabungan tidak
dapat dilaksanakan.

Akta Peleburan
U PT 2007 Pasal 127 jis. 128 jis. 28 jis. 130
1. Berbentuk akta notaris dan bahasa
Indonesia.
2. Akta Peleburan adalah dasar pembuatan
Akta PT hasil Peleburan. (Pasal 28 ayat (3)
UU PT 2007)
3. Salinan Akta Peleburan dilampirkan pada
Permohonan Pengesahan Badan Hukum
hasil Peleburan. (Pasal 130 UU PT 2007)

Hak PS Yang Tidak Setuju


UU PT 2007 Pasal 126 (2) jo. 62
4. Meminta PT agar membeli saham dengan
harga wajar.
5. PT berkewajiban membelinya.
6. Apabila saham diminta dibeli melebihi batas
ketentuan pembelian saham PT dalam
pasal 37 ayat (1) maka PT wajib
mengusahakan agar sisa saham dibeli oleh
pihak ketiga.
a. Berkaitan dengan pengurangan
kekayaan bersih
b. Berkaitan dengan batas 10% modal
ditempatkan PT.

Pengambilalihan atau Akuisisi


Pengambilalihan atau Akuisisi Kuorum Pengambilalihan RUPS oleh PT (Pasal
UU PT 2007 89 UU PT 2007)
1. Pengambilalihan adalah perbuatan hukum UU PT 2007 Ps. 87 jis. 89 jis. 127
yang dilakukan oleh badan hukum atau 1. Kuorum kehadiran (hadir atau diwakili)
orang perseorangan untuk mengambil alih adalah ¾ jumlah seluruh saham dengan
saham Perseroan; hak suara. Dapat ditentukan lebih besar
HOP: UAS
Disusun oleh Rafi Natapradja
2. Mengakibatkan beralihnya pengendalian oleh AD.
atas Perseroan tersebut. 2. Kuorum keputusan adalah ¾ suara yang
dikeluarkan dalam RUPS. AD hanya
Yahya Harahap diperkenankan untuk mengatur kuorum
1. Pengambilalihan merupakan perbuatan lebih besar.
hukum yang tunduk pada ketentuan Buku 3. Keputusan diambil secara musyawarah
III BW. mufakat (prioritas pertama), apabila gagal
2. Dilakukan dengan cara melalui Direksi diikuti pengambilan suara.
Perseroan atau PS yang bersangkutan 4. Dalam hal kuorum kehadiran tidak tercapai,
sebagai pihak yang berkapasitas. RUPS kedua diadakan dengan kuorum
3. Dilakukan oleh badan hukum maupun kehadiran ⅔ jumlah seluruh saham dengan
orang perseorangan. (Pasal 125 UU PT hak suara dan kuorum keputusan ¾ bagian
2007) jumlah suara yang dikeluarkan.
4. Subjeknya adalah kesepakatan 5. Apabila RUPS kedua tidak mencapai
pengambilalihan saham Perseroan. kuorum, KPN menetapkan kuorum RUPS
5. Kuantitas saham perseroan yang ketiga. (Ps. 86 ayat 5 UU PT 2007)
diambilalih bisa seluruhnya atau sebagian
besar. Tidak boleh bertentangan dengan
pasal 7 ayat 1 jo. Ayat 5 UU PT 2007 Proses Pengambilalihan Melalui Direksi
tentang jumlah PS minimum. 1. Calon Pengambilalih menyampaikan
maksudnya melalui Direksi. (Pasal 125 ayat
Akibat Hukum Pengambilalihan (5) UU PT 2007)
1. Akuisisi adalah jual beli saham yang 2. Direksi PT yang akan diambil alih dan yang
mengakibatkan perubahan pengendalian akan mengambil alih menyusun Rancangan
2. Perubahan pengendalian PT saja dan tidak Pengambilalihan.
mengakibat kan PT yang diambil alih bubar 3. Mendapat Persetujuan RUPS.
atau berakhir. 4. Mengumumkan Ringkasan Rancangan
3. Tidak boleh mengakibat kan PS PT kurang Pengambilalihan
dari 2 orang dalam waktu maksimal 6 5. Kreditur berhak mengajukan keberatan
bulan. Apabila dilanggar, maka PS
bertanggung jawab secara pribadi. (Ps. 125 Proses Pengambilalihan melalui PS
UU PT 2007) 1. Mengadakan perundingan dan
4. Aktiva dan Pasiva beralih karena hukum kesepakatan langsung. (Pasal 125 ayat (7)
(Pasal 122 UU PT 2007) UU PT 2007)
5. Dalam UU 1/1995 konteksnya adalah 50 + 2. Mengumumkan rencana kesepakatan
1 sementara dalam UU 40/2007 konteksnya pengambilalihan sebagaimana diatur Pasal
adalah perubahan pengendalian yang 127 ayat 2,4,5,6, dan 7 UU PT 2007.
mana tidak disebut kuantitasnya. Dimana Direksi atau pengambilalih
mengumumkan dalam Surat Kabar, tertulis
Syarat Pengambilalihan kepada Karyawan, dan dalam jangka waktu
UU PT 2007 Pasal 126 jo. PP 27/1998 Pasal 4 30 hari sebelum pemanggilan RUPS.
1. Memperhatikan kepentingan PT, PS 3. Kreditur dapat mengajukan keberatan 14
minoritas, dan karyawan hari setelah pengumuman surat kabar.
2. Memperhatikan kepentingan Kreditur dan Direksi wajib menyelesaikan sampai
mitra usaha tanggal RUPS yang mana kalau tidak
3. Memperhatikan kepentingan masyarakat diselesaikan RUPS akan mengambil
dan persaingan sehat dalam melakukan tindakan. (Pasal 127 ayat (7) UU PT 2007)
usaha. (UU LPMPUTS) 4. Kesepakatan Pengambilalihan dituangkan
4. Persetujuan instansi terkait untuk PT yang dalam Akta Pengambilalihan atau
bergerak di bidang usaha khusus. Pemindahan Hak atas Saham dan wajib
dinyatakan dalam bentuk Akta Notaris dan
Cara Pengambilalihan Bahasa Indonesia.(Pasal 128 ayat (1) jo.
UU PT 2007 Pasal 125 131 ayat (2) UU PT 2007)
Pengambilalihan dilakukan dengan cara 5. Pengambilalihan diberitahukan kepada
pengambilalihan saham yang telah dikeluarkan Menteri dengan melampirkan Salinan Akta
dan/atau akan dikeluarkan oleh Perseroan melalui Pemindahan Hak Atas Saham. (Pasal 131
HOP: UAS
Disusun oleh Rafi Natapradja
Direksi Perseroan atau langsung dari pemegang ayat (2) UU PT 2007.
saham. 6. Direksi wajib mengumumkan hasil
pengambilalihan. (Pasal 133 ayat (2) UU
Saham yang dapat diambil alih: PT 2007).
1. Saham ditempatkan (subscribed and paid 7. PS yang keberatan berhak agar sahamnya
up share). dibeli secara wajar oleh PT berdasarkan
2. Saham yang akan dikeluarkan atau portefel ketentuan Pasal 62 jo. 37 UU PT 2007.
(portofolio). (Pasal 126 ayat (2) UU PT 2007)

Pengambilalihan oleh PS Rancangan Pengambilalihan (Melalui Direksi)


1. Pengambilalihan Saham oleh PS UU PT 2007 pasal 125 ayat (6)
merupakan pembelian saham majority 1. nama dan tempat kedudukan dari
shareholder oleh para pihak. Perseroan
2. Saham telah dikeluarkan atau issued 2. alasan serta penjelasan Direksi Perseroan
3. Pihak luar yang ingin mengambil alih tidak yang akan mengambil alih dan Direksi
wajib menyampaikan maksud pada Direksi Perseroan yang akan diambil alih
4. Tidak memerlukan rancangan 3. laporan keuangan
pengambilalihan. 4. tata cara penilaian dan konversi saham dari
Perseroan yang akan diambil alih terhadap
saham penukarnya apabila pembayaran
pengambilalihan dilakukan dengan saham.
5. jumlah saham yang akan diambil alih.
6. kesiapan pendanaan.
7. neraca konsolidasi proforma Perseroan
yang akan mengambil alih setelah
Pengambilalihan yang disusun sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum di Indonesia.
Pengambilalihan oleh Direksi 8. cara penyelesaian hak pemegang saham
1. Pengambilalihan Saham oleh Direksi, yang yang tidak setuju terhadap
dikeluarkan adalah saham dalam Portepel. Pengambilalihan.
2. Saham dalam Portepel 9. cara penyelesaian status, hak dan
3. Pihak luar yang ingin mengambil alih wajib kewajiban anggota Direksi, Dewan
melalui atau menyampaikan maksud Komisaris, dan karyawan dari Perseroan
kepada Direksi (Berwenang mengurus dan yang akan diambil alih.
mewakili) 10. perkiraan jangka waktu pelaksanaan
4. Dilakukan berdasarkan keputusan RUPS Pengambilalihan, termasuk jangka waktu
untuk pengambilalihan oleh direksi. pemberian kuasa pengalihan saham dari
5. Contoh kasus: PT A. Modal Dasar pemegang saham kepada Direksi
(dicita-citakan) 1 triliun, ditempatkan 500 Perseroan.
milyar (sudah disetor). PT B. ingin 11. rancangan perubahan anggaran dasar
mengakuisisi 1.5 triliun. Modal dasar Perseroan hasil Pengambilalihan apabila
ditingkatkan menjadi 2 triliun. ada.

Pengumuman Ringkasan Rancangan Peleburan


(Melalui Direksi)
UU PT 2007 Ps. 127 ayat (1)
1. Direksi Perseroan yang akan melakukan
Penggabungan wajib mengumumkan
ringkasan rancangan paling sedikit dalam 1
(satu) surat kabar dan mengumumkan
secara tertulis kepada karyawan dari
Perseroan yang akan melakukan
Penggabungan
2. Juga terhadap pihak yang berkepentingan.
Contoh Kasus Pengambilalihan 3. 30 hari sebelum pemanggilan RUPS.
HOP: UAS
Disusun oleh Rafi Natapradja
4. Tujuannya untuk mempersiapkan mereka
yang ingin menggunakan hak keberatan.

Keberatan Kreditur (Melalui Direksi)


UU PT 2007 Pasal 127 ayat (4)
1. Diajukan paling lambat 14 hari setelah
pengumuman, jika tidak kreditur dianggap
menyetujui.
2. Direksi harus menyelesaikan keberatan
Kreditur hingga tanggal RUPS. Jika tidak
selesai, RUPS membahas keberatan
Kreditur dan RUPS mengambil
penyelesaian.
3. Selama penyelesaian keberatan Kreditur
belum tercapai maka Pengambilalihan tidak
dapat dilaksanakan.
Contoh Kasus Bukan Pengambilalihan
Akta Pengambilalihan
UU PT 2007 Pasal 127 jis. 128 jis. 28 jis. 131
1. Berbentuk akta notaris dan bahasa
Indonesia.
2. Akta Peleburan adalah dasar pembuatan
Akta PT hasil Peleburan. (Pasal 28 ayat (3)
UU PT 2007)
3. Salinan akta Pengambilalihan Perseroan
wajib dilampirkan pada penyampaian
pemberitahuan kepada Menteri tentang
perubahan anggaran dasar sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 21 ayat (3)
4. Dalam hal Pengambilalihan saham
1. Skema ini hanya mengambil Alih atau Jual
dilakukan secara langsung dari pemegang
Beli Saham sehingga tidak terjadi saham, salinan ​akta pemindahan hak atas
perubahan pengendalian. saham wajib dilampirkan pada
2. Perikatan dasar dari transaksi atau penyampaian pemberitahuan kepada
peristiwa hukum di atas adalah jual beli Menteri tentang perubahan susunan
biasa. pemegang saham.
Catatan Kuliah
1. Pengambilalihan oleh Direksi (Friendly
Takeover)
2. Pengambilalihan oleh PS (Hostile
Takeover)
3. Reverse Takeover adalah pengambilalihan
Perseroan yang lebih besar oleh yang lebih
kecil
4. Backdoor listing terjadi perubahan bisnis
utama perusahaan publik sehingga
didominasi perusahaan tertutup.
HOP: UAS
Disusun oleh Rafi Natapradja

Pemisahan
Pemisahan Proses Pemisahan
UU PT 2007 Pasal 127
UU PT 2007
Pemisahan Berdasarkan Keputusan RUPS
1. Pemisahan adalah perbuatan hukum yang Pemisahan (Pasal 89 UU PT 2007)
dilakukan oleh Perseroan untuk UU PT 2007 Ps. 87 jis. 89 jis. 127
memisahkan usaha; 1. Kuorum kehadiran (hadir atau diwakili)
2. Mengakibatkan seluruh aktiva dan pasiva adalah ¾ jumlah seluruh saham dengan
Perseroan beralih karena hukum kepada 2 hak suara. Dapat ditentukan lebih besar
(dua) Perseroan atau lebih atau sebagian oleh AD.
aktiva dan pasiva Perseroan beralih karena 2. Kuorum keputusan adalah ¾ suara yang
hukum kepada 1 (satu) Perseroan atau dikeluarkan dalam RUPS. AD hanya
lebih. diperkenankan untuk mengatur kuorum
lebih besar.
Yahya Harahap 3. Keputusan diambil secara musyawarah
1. Pemisahan merupakan perbuatan hukum mufakat (prioritas pertama), apabila gagal
yang tunduk pada ketentuan Buku III BW diikuti pengambilan suara.
2. Yang dipisahkan adalah usaha Perseroan. 4. Dalam hal kuorum kehadiran tidak tercapai,
a. Alasan pemisahan adalah RUPS kedua diadakan dengan kuorum
Diversifikasi Usaha, Berfokus pada kehadiran ⅔ jumlah seluruh saham dengan
Lini Usaha, hak suara dan kuorum keputusan ¾ bagian
jumlah suara yang dikeluarkan.
Akibat Hukum Pemisahan 5. Apabila RUPS kedua tidak mencapai
1. Lahir badan hukum baru. kuorum, KPN menetapkan kuorum RUPS
2. Beralih seluruh / sebagian karena hukum ketiga. (Ps. 86 ayat 5 UU PT 2007)
seluruh aktiva dan pasiva PT yang
melakukan Pemisahan kepada 2 PT atau Ringkasan Rancangan Pemisahan
lebih. Pengumuman Ringkasan Rancangan
UU PT 2007 Ps. 127 ayat (1)
Cara Pemisahan 1. Direksi Perseroan yang akan melakukan
Pemisahan wajib mengumumkan ringkasan
Pemisahan Murni (Zuivere Splitsing) rancangan paling sedikit dalam 1 (satu)
UU PT 2007 Pasal 135 surat kabar dan mengumumkan secara
1. Mengakibatkan aktiva dan pasiva tertulis kepada karyawan dari Perseroan
perseroan beralih karena hukum kepada 2 yang akan melakukan Penggabungan
atau lebih PT. 2. Juga terhadap pihak yang berkepentingan.
2. PT yang melakukan Pemisahan berakhir 3. 30 hari sebelum pemanggilan RUPS.
karena hukum sehingga tidak memerlukan 4. Tujuannya untuk mempersiapkan mereka
Akta Peralihan. yang ingin menggunakan hak keberatan.

Pemisahan Tidak Murni (Spin Off)


UU PT 2007 Pasal 135
HOP: UAS
Disusun oleh Rafi Natapradja
1. Mengakibat kan sebagian aktiva dan pasiva Keberatan Kreditur
beralih kepada 2 perseroan atau lebih. UU PT 2007 Pasal 127 ayat (4)
2. Badan hukum yang melakukan pemisahan 1. Diajukan paling lambat 14 hari setelah
tetap ada atau ​existing. pengumuman, jika tidak kreditur dianggap
menyetujui.
Syarat Pemisahan 2. Direksi harus menyelesaikan keberatan
UU PT 2007 Pasal 126 jo. PP 27/1998 Pasal 4 Kreditur hingga tanggal RUPS. Jika tidak
1. Memperhatikan kepentingan PT, PS selesai, RUPS membahas keberatan
minoritas, dan karyawan Kreditur dan RUPS mengambil
2. Memperhatikan kepentingan Kreditur dan penyelesaian.
mitra usaha 3. Selama penyelesaian keberatan Kreditur
3. Memperhatikan kepentingan masyarakat belum tercapai maka Pemisahan tidak
dan persaingan sehat dalam melakukan dapat dilaksanakan.
usaha. (UU LPMPUTS) Akta Pemisahan
4. Persetujuan instansi terkait untuk PT yang UU PT 2007 Pasal 128
bergerak di bidang usaha khusus. 1. Menuangkan Rancangan Pemisahan dalam
Akta Pemisahan
Catatan Kuliah 2. Akta Pemisahan dibuat di hadapan Notaris
1. Spin-Off pasti membentuk Perusahaan dalam bahasa Indonesia
Baru, sementara JV tidak selalu
membentuk perusahaan baru. Hak PS Yang Tidak Setuju
2. SPV umumnya didirikan untuk waktu UU PT 2007 Pasal 126 (2) jo. 62
tertentu, sementara Spin-Off untuk waktu 7. Meminta PT agar membeli saham dengan
tidak tertentu. harga wajar.
3. Spin-Off untuk menjalankan bidang usaha 8. PT berkewajiban membelinya.
tertentu, sementara SPV tidak selalu. 9. Apabila saham diminta dibeli melebihi batas
ketentuan pembelian saham PT dalam
pasal 37 ayat (1) maka PT wajib
mengusahakan agar sisa saham dibeli oleh
pihak ketiga.
a. Berkaitan dengan pengurangan
kekayaan bersih
b. Berkaitan dengan batas 10% modal
ditempatkan PT.

Kasus
Aksi Korporasi apa yang terjadi terhadap PT di
bawah ini:
1. PT Bank Mandiri (Peleburan)
2. PT Satelindo (Akuisisi oleh Indosat, karena
tidak laku dibubarkan).
3. PT Mobile-8 Telecom Tbk. (Akuisisi)
4. PT Sampoerna Telekomunikasi Indonesia (
5. PT Semen Padang (Spin-Off atau
Pemisahan)
6. Contoh Spin-Off adalah Diversifikasi Usaha
Bank Konvensional dan Bank Syariah.
HOP: UAS
Disusun oleh Rafi Natapradja

Pembubaran PT
Pembubaran PT / Pengakhiran Eksistensi Pengangkatan Likuidator dan Kurator
Hukum 1. Likuidator dalam hal pembubaran biasa
1. Lahir dan diakhiri oleh proses hukum. 2. Kurator dalam hal pembubaran disertai
2. Dissolution adalah peristiwa yang kepailitan
mendahului winding up atau liquidation. 3. Diangkat PN dan bertanggung jawab pada
Hakim Pengawas.
Likuidasi atau Pemberesan Harta Kekayaan
1. Inventarisasi aktiva dan pasiva PT
2. Proses penyelesaian tagihan
3. Pencairan aset (aktiva dan pasiva) suatu
perusahaan
4. Dalam rangka pembubaran PT.

Penyebab Pembubaran
1. Karena keputusan RUPS
2. Berakhirnya jangka waktu PT
3. Penetapan Pengadilan
4. Dicabutnya kepailitan berdasarkan putusan
P. Niaga yang berkekuatan hukum tetap
dan harta pailit PT tidak cukup membayar
biaya kepailitan. (Dalam Konteks PT sama
sekali tidak punya uang meskipun telah
dilikuidasi asetnya. Kepailitan tidak bisa
diteruskan.)
a. Memiliki 2 utang jatuh tempo
b. Tidak dapat membayar salah satu
c. Kepailitan tidak selalu tidak punya
uang, karena ada Debitur yang tidak
ingin bayar.
d. PT dalam keadaan pailit, maka PT
di freeze dan tidak boleh membuat
perikatan baru.
e. Tugas Kurator adalah melakukan
inventarisasi utang dan piutang.
5. Harta Pailit PT yang telah dinyatakan pailit
berada dalam keadaan insolvensi. (Utang >
Harta).
a. Sudah dipailitkan
b. Setelah dihitung utang lebih banyak
dari piutang.
c. PT betul-betul tidak bisa membayar
utangnya.
d. Pemegang saham tidak menerima
sisa hasil PT.
e. Konsekuensinya PT betul-betul
bubar.
6. Dicabutnya izin usaha PT sehingga PT
wajib melakukan likuidasi. Pemberitahuan Pembubaran
1. Kepada Kreditur
Kepailitan dapat menyebabkan disolusi atau a. Pembubaran dan dasar hukum
pembubaran, tetapi tidak serta merta. 2. Kepada Menteri
HOP: UAS
Disusun oleh Rafi Natapradja
Akibat Hukum Pembubaran a. Dasar Hukum
1. Wajib diikuti likuidasi
2. Perbuatan hukum PT terbatas pada
Dalam hal pembubaran tidak diberitahukan maka
pemberesan utang. melanggar asas publisitas sehingga likuidator
bertanggung jawab secara solider kepada para
Akibat Hukum Organ PT melakukan perbuatan pihak ketiga.
hukum lain selain pengurusan dalam hal PT
dinyatakan pailit.

Pasal 142
Dalam hal ketentuan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) huruf b dilanggar, anggota Direksi,
anggota Dewan Komisaris, dan Perseroan
bertanggung jawab secara tanggung renteng.

Akibat Hukum Bubarnya PT


Pasal 143
Pembubaran Perseroan tidak mengakibatkan
Perseroan kehilangan status badan hukum sampai
dengan selesainya likuidasi dan Perbedaan Pembubaran dalam Bab X dan Merger
pertanggungjawaban likuidator diterima oleh RUPS Konsolidasi
atau pengadilan. 1. Perubahan karena M&K terjadi karena
hukum (tidak memerlukan alas hak lain
karena akta M&K adalah alas hak).
Usul Pembubaran 2. Likuidasi hanya pada pembubaran dalam
Pasal 144 M&K.
Direksi, Dewan Komisaris atau 1 (satu) pemegang
saham atau lebih yang mewakili paling Dampak pengangkatan Likuidator terhadap Direksi
sedikit 1/10 (satu persepuluh) bagian dari jumlah dan DK
seluruh saham dengan hak suara, dapat 1. Direksi kedudukannya tetap ada kecuali
mengajukan usul pembubaran Perseroan kepada diberhentikan.
RUPS. 2. Pengawasan terhadap likuidator dilakukan
1. RUPS pertama kuorum ¾ suara issued dan oleh DK
¾ keputusan dari ps yang hadir.
2. Bisa hadir sendiri dan menunjuk kuasa.
3. RUPS kedua terjadi dalam hal Kuorum
pertama tidak tercapai. Kuorum kehadiran
⅔ suara issued dan keputusan ¾ ps yang
hadir
4. RUPS ketiga diikuti penetapan PN dalam
hal kuorum RUPS kedua tidak tercapai
HOP: UAS
Disusun oleh Rafi Natapradja

Pembubaran Karena Jangka Waktu


1. Direksi bisa menjadi likuidator
Pembubaran Berdasarkan Putusan PN
1. Kejaksaan
2. Pihak yang Berkepentingan (Dalam hal ada
cacat formal dalam pendirian PT).
a. Kemenkumham
b. Notaris
3. Permohonan PS, Direksi, atau DK dengan
alasan PT tidak mungkin dilanjutkan.
(Penjelasan 146 UU PT) antara lain
a. Perseroan tidak melakukan kegiatan
usaha (non-aktif) selama 3 (tiga)
tahun atau lebih, yang dibuktikan
dengan surat pemberitahuan yang
disampaikan kepada instansi pajak;
b. Dalam hal sebagian besar
pemegang saham sudah tidak
diketahui alamatnya walaupun telah
dipanggil melalui iklan dalam Surat
Kabar sehingga tidak dapat
diadakan RUPS;
c. Dlam hal perimbangan pemilikan
saham dalam Perseroan demikian
rupa sehingga RUPS tidak dapat
mengambil keputusan yang sah,
misalnya 2 (dua) kubu pemegang
saham memiliki masing-masing 50%
(lima puluh persen) saham; atau
d. Kekayaan Perseroan telah
berkurang demikian rupa sehingga
dengan kekayaan yang ada
Perseroan tidak mungkin lagi
melanjutkan kegiatan usahanya.

Anda mungkin juga menyukai