Pendirian PT
Syarat Sah Pendirian PT Pendiri Wajib Mengambil Bagian Saham
Pasal 7 UU PT 1. Pendiri sudah mengambil bagian saham
1. Didirikan 2 orang atau lebih saat menghadap Notaris untuk dibuat Akta
2. Pendirian berbentuk Akta Notaris Pendirian. (Ps. 7 ayat (2) UU PT)
3. Dibuat dalam Bahasa Indonesia 2. Akta Pendirian memuat nama PS, bagian
4. Setiap pendiri wajib mengambil saham PS, rincian, dan jumlah nominal saham.
5. Mendapat pengesahan dari Menkumham
Memperoleh Keputusan pengesahan Status BH
Syarat bersifat fakultatif. dari Menteri
1. Berkaitan dengan keabsahan PT sebagai
Pendirian PT oleh 2 Orang atau Lebih Badan Hukum
1. Pendiri sebagai orang yang sengaja 2. Diatur dalam Pasal 7 ayat (4) UU PT.
mengambil bagian untuk mendirikan
Perseroan. Tata Cara Pengajuan Permohonan BH dan
2. Didirikan berdasarkan perjanjian (Pasal 7 Persetujuan Perubahan AD, Penyampaian
ayat 1 jo. Pasal 1 UU PT 2007) sehingga Perubahan AD, dan Perubahan Data PT.
bersifat konsensual dan kontraktual yang Permenkumham No. 10 2007
mengakibat kan tunduk ke Buku III BW. 1. Permohonan pengesahan diajukan Notaris
3. Pribadi kodrati maupun badan hukum dapat sebagai kuasa Pendiri (ketentuan
menjadi pendiri maupun pemegang saham memaksa).
PT. 2. Permohonan diajukan kepada Menteri /
4. Dalam hal pemegang saham kurang dari 2 Pejabat yang ditunjuk (Menteri atau Dirjen
orang dapat ditolerir selama 6 bulan AHU).
maksimal. Apabila lewat 6 bulan, 3. Pengajuan Permohonan Pengesahan
Pemegang Saham wajib mengalihkan melalui Sisminbakum sebagai sistem
sebagian sahamnya atau mengeluarkan elektronik yang memfasilitasi pengesahan
saham baru pada orang lain. (Ps. 7 ayat 5 BH, perubahan AD, permohonan
UU PT). Konsekuensi tidak dipenuhinya persetujuan, dan perubahan data PT.
ketentuan di atas: a. Dalam hal wilayah kerja belum
a. Tanggung jawab pribadi pemegang terjangkau jaringan elektronik,
saham Notaris mengajukan permohonan
b. Pihak yang berkepentingan dapat pengesahan badan hukum secara
mengajukan pembubaran PT manual.
4. Pengisian format isian akta notaris atau
Akta Pendirian FIAN.
1. Berbentuk Akta Notaris yang berfungsi 5. Tenggang waktu pengajuan ke Menteri /
sebagai probationis causa (alat bukti) dan Dirjen AHU diatur dalam Sisminbakum yaitu
solemnatis causa atau syarat agar akta 60 hari terhitung sejak ditandatangani Akta
mendapat pengesahan Menteri. Pendirian.
2. Muatan Akta Pendirian (Pasal 8 ayat 1 UU a. Konsekuensi lewat waktu adalah
PT) Akta Pendirian Batal Demi Hukum,
a. AD PT (Syarat Material) PT bubar karena hukum, dan diikuti
b. Keterangan lain seperti identitas pemberesan atau likuidasi oleh
pendiri, kedudukan pendiri, Pendiri.
Keputusan Menteri mengenai 6. Menteri atau Dirjen AHU tidak keberatan
pengesahan BH, identitas anggota secara langsung melalui Sisminbakum.
Direksi dan DK, identitas dan rincian a. Penolakan diberitahu langsung oleh
jumlah saham pemegang saham, Menteri atau Dirjen AHU kepada
serta saham yang ditempatkan dan Notaris beserta alasan melalui
disetor. Sisminbakum.
3. Pembuatan dapat diwakili yang ditaungkan b. Dalam hal jangka waktu tidak
dalam bentuk surat kuasa. (Ps. 8 ayat (3) terpenuhi dan syarat tidak
UU PT jo. 1792 BW). dilengkapi maka pernyataan tidak
keberatan gugur sehingga Notaris
HOP: UAS
Disusun oleh Rafi Natapradja
Bahasa Indonesia dapat mengajukan permohonan
Akta dibuat dalam bahasa Indonesia dan tidak kembali.
dapat dikesampingkan oleh Para Pihak maupun 7. Notaris menyampaikan permohonan
Menteri. (Ps. 7 ayat (1) UU PT). pengesahan secara fisik dan memenuhi
persyaratan dalam Permen.
8. Menteri atau Dirjen AHU menerbitkan
Keputusan Pengesahan BH apabila semua
persyaratan dipenuhi / lengkap.
a. Jangka waktu 14 hari.
b. Ditandatangani secara elektronik.
c. Menteri AHU memberitahu Notaris
apabila persyaratan tidak terpenuhi.
Tanggung Jawab Hukum Pendiri Terhadap Perbuatan Hukum PT yang belum Disahkan
Perbuatan terkait Kepemilikan Saham Perbuatan terkait Kepentingan Perseroan
1. Harus dicantumkan dalam Akta Pendirian. 1. RUPS Pertama secara tegas menyatakan
(Ps. 12 jo. 13 UU PT) menerima atau mengambil alih
2. Apabila dilakukan dengan Akta Dibawah (berdasarkan keputusan suara bulat).
Tangan harus diikuti penyebutan dan (Pasal 13 ayat (1)).
pelekatan dalam Akta Pendirian. 2. RUPS Pertama tidak dilaksanakan dalam
3. Apabila dilakukan dengan Akta Otentik jangka waktu 60 hari atau tidak berhasil
maka penyebutan nama dan nomor, mengambil keputusan dengan suara bulat
tanggal, serta kedudukan Notaris dimuat maka perbuatan hukum jatuh menjadi
dalam Akta Pendirian. tanggung jawab calon pendiri.
4. Tidak dipenuhinya ketentuan di atas 3. Semua anggota organ PT dapat melakukan
mengakibat kan tidak timbulnya hak pada perbuatan hukum atas nama PT yang
PT dan tidak mengikat PT. tanggung jawabnya secara Tanggung
Renteng. (Ps. 14 UU PT)
Anggaran Dasar PT
AD Perubahan AD
AD adalah perjanjian yang berisi ketentuan tertulis Pasal 19 - 28 UU PT
mengenai hak-hak yang dapat dilakukan pengurus
Perseroan. Perubahan AD oleh RUPS
1. Berisi aturan internal Pasal 19 UU PT
2. Berisi aturan pengurusan 1. Perubahan AD ditetapkan oleh RUPS yang
3. Berisi aturan pokok acaranya wajib dicantumkan dalam
panggilan RUPS. (Ps . 19 jo. 88 UU PT)
Muatan AD 2. Kuorum kehadiran RUPS mengubah AD
Pasal 15 ayat (1) UU PT adalah ⅔ saham yang diterbitkan dan
1. Nama dan Tempat Kedudukan PT kuorum keputusan adalah ⅔ dari kehadiran.
2. Maksud dan Tujuan Serta Kegiatan 3. Dalam hal RUPS tidak mencapai kuorum,
Perseroan RUPS Kedua diselenggarakan dengan
3. Jangka Waktu Berdirinya Perseroan Kuorum Kehadiran ⅗ saham diterbitkan dan
4. Besar Jumlah Modal Dasar, Modal dengan Kuorum Keputusan ⅔ dari
Ditempatkan, dan Modal Disetor. kehadiran. Apabila tidak kunjung mencapai
HOP: UAS
Disusun oleh Rafi Natapradja
5. Jumlah Saham, Klasifikasi Saham*, Hak kuorum maka pihak yang berkepentignan
yang Melekat Pada Saham, dan Nilai dapat mengajukan permohonan ke PN.
Nominal Saham.
6. Nama dan Jabatan Anggota Direksi dan Perubahan AD karena Kepailitan
DK. Pada asasnya PT pailit tidak dapat mengubah
7. Penetapan Tempat dan Tata Cara RUPS. kecuali atas persetujuan kurator yang dilampirkan
8. Tata Cara Pengangkatan, Penggantian, dalam permohonan persetujuan dan
dan Pemberhentian Anggota Direksi dan pemberitahuan perubahan AD kepada Menteri.
DK. (Ps. 20 UU PT)
9. Tata Cara Penggunaan Laba dan
Pembagian Dividen.
Yahya Harahap
Tujuan penentuan muatan AD adalah transparansi,
kepastian hukum bagi masyarakat luas, dan
perlindungan hukum bagi masyarakat luas.
RUPS
Pasal 75 UUPT Kewenangan RUPS
RUPS mempunyai wewenang yang tidak diberikan 1. Menyatakan menerima / mengambil alih
kepada Direksi atau Dewan Komisaris, dalam semua hak dan kewajiban yang timbul dari
batas yang ditentukan dalam undang-undang ini perbuatan hukum yang dilakukan pendiri
dan/atau anggaran dasar. atau kuasanya (Pasal 13 ayat 1)
2. Menyetujui perbuatan Direksi dan DK atas
Nadya Maulisa nama Perseroan (Pasal 14 ayat (4))
Pemegang Saham adalah orang yang memiliki 3. Menetapkan perubahan AD (Pasal 19 ayat
saham ke Perseroan berdasarkan penyetoran (1))
modal. 4. Menyerahkan kewenangan kepada DK
untuk menyetujui pelaksanaan RUPS (Ps.
Hak Pemegang Saham 38 ayat (1))
1. Mendapatkan keterangan dari Direksi 5. Menyetujui penambahan dan pengurangan
dan/atau Dewan Komisaris. (Ps. 75 ayat 2 modal (Ps. 41 jo. 44)
UUPT) 6. Menyetujui rencana kerja tahunan apabila
AD menentukan demikian (Pasal 64)
Tujuan Pemberitahuan Mata Acara RUPS 7. Memberi persetujuan laporan tahunan,
1. Pemegang Saham mengetahui pembalasan laporan keuangan, dan laporan tugas
RUPS pengawasan DK (Ps. 69)
2. Pemegang Saham dapat mengambil 8. Memutuskan penggunaan laba bersih,
keputusan pencadangan cadangan wajib, dan
cadangan lain (Ps. 71)
9. Mengangkat Direksi dan Memberhentikan
(Ps. 94 jo. 105)
10. Mengangkat dan Memberhentikan Dewan
Komisaris (Ps. 111 )
11. Memberi Persetujuan Penggabungan,
Peleburan, Pengambilalihan, dan
Pemisahan (Pasal 127)
12. Memberi Keputusan Pembubaran
Perseroan (Ps. 142)
HOP: UAS
Disusun oleh Rafi Natapradja
HOP: UAS
Disusun oleh Rafi Natapradja
Direksi
Direksi Kewenangan Direksi
1. Salah satu organ PT yang melakukan Pengurusan dengan Itikad baik dan Penuh
pengurusan PT untuk kepentingan PT Tanggung Jawab.
sesuai dengan maksud dan tujuan PT.
2. Mewakili PT di luar dan di dalam Pada asasnya untuk kepentingan terbaik
Pengadilan. Perseroan sendiri sehingga harus sesuai dengan
maksud dan tujuan perseroan.
Pengangkatan / Pemberhentian
1. Diangkat dan diberhentikan oleh RUPS Prinsip Kewenangan Direksi
2. Efektif sejak Keputusan RUPS dikeluarkan 1. Fiduciary Duty
3. Pengunduran Diri Direksi diatur dalam AD. 2. Duty of Skill and Care
3. Duty of Loyalty
Jumlah Direksi 4. Good Corporate Governance
1. Satu atau Lebih
2. Untuk PT Publik paling sedikit 2 orang Batasan Kewenangan
(Collegial) 1. Persetujuan RUPS dalam hal mengalihkan
a. Tanggungjawab diemban bersama. dan menjaminkan harta atau kekayaan
RUPS dalam hal lebih dari 50%
Syarat Direksi a. Pencegahan dan Kehati-hatian
1. Cakap melakukan Tindakan Hukum. terhadap Risiko.
Kecuali dirinya termasuk dalam tiga hal b. Menjaga keberlangsungan PT.
dalam 93 jo. 94 jo.95.
a. Tidak dinyatakan Pailit 5 Tahun Bentuk Tanggung Jawab
Terakhir 1. Penuh dan Pribadi dalam hal adanya
b. Tidak melakukan Tindak Pidana kelalaian.
dalam 5 Tahun Terakhir dalam a. Piercing the Corporate Veil
sektor keuangan. (Menyingkap Tabir Perseroan)
c. Dinyatakan bersalah 2. Terbatas dalam hal semua asas
(menyalahgunakan kewenangan pengurusan PT telah dipenuhi, sesuai
atau tidak melaksanakan fungsinya). dengan maksud tujuan perusahaan,
2. Sesuai syarat instansi teknis yang beritikad baik, dan melaksanakan tanggung
ditentukan peraturan perundang-undangan. jawab dengan baik, patut, dan berhati-hati.
3. Direksi setelah menjalankan tugas
menerima release and discharge atas
Laporan Pertanggung Jawabannya yang
Pengangkatan Tidak Memenuhi Syarat diterima. Dapat dikesampingkan dalam hal
1. DIdapati fakta hukum di kemudian hari adanya novum yang memberatkan Direksi
memenuhi 3 hal yang dikecualikan. atas kerugian PT.
2. Pengangkatan Batal Demi Hukum.
3. Diikuti dengan RUPS untuk mengganti
DIreksi.
Dewan Komisaris
Pengertian Kewajiban
1. Organ PT yang melakukan pengawasan 1. Pengawasan
terhadap direksi 2. Nasihat
2. Pengawasan terhadap kebijakan dan 3. Risalah Laporan Tugas Pengawasan
jalannya pengurusan usaha dan PT.
3. Memberi Nasihat Direksi untuk Kepentingan Wewenang
PT. 1. Memberhentikan sementara anggota
DIreksi & Kepengurusan
Tanggung Jawab
1. Penuh dan pribadi apabila bersalah dan
HOP: UAS
Disusun oleh Rafi Natapradja
lalai.
2. Terbatas apabila dapat dibuktikan:
a. Itikad Baik
b. Kehati-hatian
c. Tidak ada benturan kepentingan
d. Menasihati untuk Pencegahan
3. Terhadap kepailitan bertanggung jawab
secara solider (tanggung renteng) dalam
hal terdapat kesalahan / kelalaian.
Umum
Persyaratan Umum Merger, Konsolidasi, Akibat Hukum Umum Merger, Konsolidasi,
Akuisisi, dan Pemisahan Akuisisi, dan Pemisahan
1. Memperhatikan kepentingan PT 1. Untuk M/K, PT yang menggabungkan diri
2. Memperhatikan kepentingan Pemegang bubar
Saham Minoritas 2. Untuk M/K, Aktiva dan pasiva PT yang
3. Memperhatikan kepentingan karyawan menggabung menjadi aktiva dan pasiva
4. Memperhatikan kepentingan masyarakat surviving entity
5. Memperhatikan persaingan sehat. 3. Untuk M, Pemegang Saham PT yang
6. Menyelesaikan kewajiban dan utang dari bergabung menjadi pemegang saham
PT surviving entity dengan syarat ybs. setuju.
4. Untuk K, Pemegang Saham PT yang
Keabsahan Umum Merger, Konsolidasi, bergabung menjadi pemegang saham PT
Akuisisi, dan Pemisahan hasil peleburan.
1. Setiap Pemegang Saham berhak meminta
PT agar saham dibeli dengan harga yang
wajar apabila tidak menyetujui M/K/A. (Ps.
62 UU PT 2007)
2. Kuorum kehadiran ¾ seluruh saham dan
kuorum persetujuan ¾ suara dikeluarkan
untuk keputusan M/K/A. (Ps. 89 UU PT
2007)
3. M/K mengakibatkan Perseroan yang M/K
berakhir karena hukum dan terjadi tanpa
dilikuidasi.
4. Pemegang saham dapat meminta dibeli
kembali saham nya oleh perseroan terbatas
(buyback).
Penggabungan / Merger
Penggabungan atau Mergers Keabsahan Keputusan RUPS terkait
Penggabungan (Pasal 89 UU PT 2007)
UU PT 2007 UU PT 2007 Ps. 87 jis. 89 jis. 127
1. Penggabungan adalah perbuatan hukum 1. Kuorum kehadiran (hadir atau diwakili)
yang dilakukan oleh satu Perseroan atau adalah ¾ jumlah seluruh saham dengan
lebih untuk menggabungkan diri dengan hak suara. Dapat ditentukan lebih besar
Perseroan lain yang telah ada; oleh AD.
2. Mengakibatkan aktiva dan pasiva dari 2. Kuorum keputusan adalah ¾ suara yang
Perseroan yang menggabungkan diri dikeluarkan dalam RUPS. AD hanya
beralih karena hukum kepada Perseroan diperkenankan untuk mengatur kuorum
yang menerima penggabungan; lebih besar.
HOP: UAS
Disusun oleh Rafi Natapradja
3. Selanjutnya status badan hukum Perseroan 3. Keputusan diambil secara musyawarah
yang menggabungkan diri berakhir karena mufakat (prioritas pertama), apabila gagal
hukum. diikuti pengambilan suara.
4. Dalam hal kuorum kehadiran tidak tercapai,
Yahya Harahap RUPS kedua diadakan dengan kuorum
1. Penggabungan 2 perseroan atau lebih ke kehadiran ⅔ jumlah seluruh saham dengan
dalam satu Perseroan. hak suara dan kuorum keputusan ¾ bagian
2. Perseroan yang menggabungkan diri jumlah suara yang dikeluarkan.
menjadi berakhir / bubar karena hukum 5. Apabila RUPS kedua tidak mencapai
kuorum, KPN menetapkan kuorum RUPS
Akibat Hukum Penggabungan ketiga. (Ps. 86 ayat 5 UU PT 2007)
UU PT 2007 jo. PP 27/1998
1. Aktiva dan Pasiva karena hukum beralih ke Pengumuman Ringkasan Rancangan
PT yang menerima Penggabungan. UU PT 2007 Ps. 127 ayat (1)
2. PS PT yang menggabungkan diri karena 1. Direksi Perseroan yang akan melakukan
hukum menjadi PS PT yang menerima Penggabungan wajib mengumumkan
Penggabungan ringkasan rancangan paling sedikit dalam 1
3. PT yang menggabungakn diri lenyap dan (satu) surat kabar dan mengumumkan
berakhir status badan hukumnya sejak secara tertulis kepada karyawan dari
tanggal Penggabungan berlaku. Perseroan yang akan melakukan
Penggabungan
Syarat Penggabungan 2. Juga terhadap pihak yang berkepentingan.
UU PT 2007 Ps. 126 jis. 123 ayat (4) jis. jis. Pasal 3. 30 hari sebelum pemanggilan RUPS.
4 ayat (1) PP 27/1998 4. Tujuannya untuk mempersiapkan mereka
1. Memperhatikan kepentingan PT, PS yang ingin menggunakan hak keberatan.
minoritas, dan karyawan.
2. Memperhatikan kepentingan kreditur dan Keberatan Kreditur Penggabungan
mitra usaha lain. UU PT 2007 Pasal 127 ayat (4)
3. Memperhatikan kepentingan masyarakat 1. Diajukan paling lambat 14 hari setelah
4. Mendapat persetujuan dari instansi terkait pengumuman, jika tidak kreditur dianggap
untuk PT yang menjalankan bidang usaha menyetujui.
khusus. 2. Direksi harus menyelesaikan keberatan
Kreditur hingga tanggal RUPS. Jika tidak
selesai, RUPS membahas keberatan
Tidak Terjadi Penggabungan Kreditur dan RUPS mengambil
penyelesaian.
3. Selama penyelesaian keberatan Kreditur
belum tercapai maka Penggabungan tidak
dapat dilaksanakan.
Akta Penggabungan
UU PT 2007 Pasal 127 jo. 128
1. Berbentuk akta notaris dan bahasa
Indonesia.
2. Salinan Akta Penggabungan dilampirkan
pada permohonan Persetujuan atau
Pemberitahuan kepada Menteri.
Rujukannya adalah Pasal 21 ayat (3) UU
Rancangan Penggabungan
PT 2007.
Penyusunan
Pengumuman Hasil Penggabungan
Pasal 123 UU PT 2007
UU PT 2007 Pasal 133
1. Rancangan Penggabungan disusun oleh
1. Direksi PT wajib mengumumkan hasil
Direksi yang menggabungkan diri dan yang
Penggabungan dalam 1 Surat Kabar dalam
meenrima penggabungan.
jangka waktu paling lambat 30 hari sejak
2. Setelah rancangan selesai, meminta
tanggal berlakunya Penggabungan.
HOP: UAS
Disusun oleh Rafi Natapradja
persetujuan pada masing-masing DK PT. 2. Terhitung sejak persetujuan Menteri
3. Rancangan yang disetujui DK PT diajukan (Perubahan AD) atau penerimaan
ke RUPS untuk disetujui. pemberitahuan Menteri (Tidak ada
Perubahan AD)
Isi Rancangan Penggabungan
Pasal 123 UU PT 2007 Hak PS Yang Tidak Setuju
1. Nama dan tempat kedudukan UU PT 2007 Pasal 126 (2) jo. 62
masing-masing PT. 1. Meminta PT agar membeli saham dengan
2. Penjelasan masing-masing Direksi PT harga wajar.
3. Tata cara penilaian dan konversi saham PT 2. PT berkewajiban membelinya.
yang menggabungkan terhadap yang 3. Apabila saham diminta dibeli melebihi batas
menerima penggabungan. ketentuan pembelian saham PT dalam
4. Rancangan perubahan AD PT yang pasal 37 ayat (1) maka PT wajib
menerima Penggabungan. mengusahakan agar sisa saham dibeli oleh
5. LK sebagaimana diatur Pasal 66 ayat 2 (3 pihak ketiga.
tahun buku terakhir masing-masing PT) a. Berkaitan dengan pengurangan
6. Rencana kelanjutan dan kegiatan usaha PT kekayaan bersih
pelaku penggabungan. b. Berkaitan dengan batas 10% modal
7. Neraca proforma PT penerima ditempatkan PT.
Penggabungan.
8. Cara penyelesaian status, hak, dan Keberlakuan Efektif Penggabungan
kewajiban Anggota Direksi, DK, dan 1. Tanggal Persetujuan Menteri terkait
Karyawan. perubahan AD apabila memerlukan
9. Cara penyelesaian hak dan kewajiban PT persetujuan menteri.
yang menggabungkan diri 2. Tanggal Ditandatanganinya Akta
10. Nama anggota Direksi dan DK, gaji, dan Penggabungan apabila tanpa perubahan
honorarium. AD.
11. Perkiraan waktu Penggabungan.
12. Laporan keadaan, perkembangan, dan
hasil Perseroan pelaku Penggabungan.
13. Kegiatan utama PT pelaku penggabungan
dan perubahan selama tahun buku
berjalan.
14. Rincian masalah yang mempengaruhi
kegiatan PT dalam tahun buku berjalan.
Yahya Harahap
1. Peleburan merupakan Perbuatan hukum
yang tunduk pada Buku III BW
2. Peleburan dilakukan dengan cara Persetujuan Rancangan Peleburan
mendirikan PT baru. 1. Direksi PT yang akan meleburkan diri
3. PT Baru memperoleh Aktiva dan Pasiva meminta persetujuan DK PT. (Ps. 123 ayat
Perseroan yang meleburkan diri karena (3) UU PT 2007)
hukum. 2. Rancangan Peleburan diajukan kepada
4. PT yang meleburkan diri berakhir status BH RUPS untuk mendapat persetujuan yang
nya karena hukum. sifatnya imperatif. (Ps. 123 ayat (3) UU PT
2007)
Akibat Hukum Peleburan 3. Keputusan RUPS terkait Peleburan sah
UU PT 2007 Pasal 122 apabila sesuai dengan pasal 87 jo. 89 UU
1. Aktiva dan Pasiva PT yang meleburkan diri PT.
beralih ke PT baru.
2. PS PT yang meleburkan diri karena hukum Peleburan (Pasal 89 UU PT 2007)
menjadi PS PT baru. UU PT 2007 Ps. 87 jis. 89 jis. 127
3. PT yang meleburkan diri berakhir karena 1. Kuorum kehadiran (hadir atau diwakili)
hukum terhitung sejak tanggal peleburan adalah ¾ jumlah seluruh saham dengan
berlaku. hak suara. Dapat ditentukan lebih besar
oleh AD.
Syarat Peleburan 2. Kuorum keputusan adalah ¾ suara yang
UU PT 2007 Pasal 126 jo. PP 27/1998 Pasal 4 dikeluarkan dalam RUPS. AD hanya
1. Memperhatikan kepentingan PT, PS diperkenankan untuk mengatur kuorum
minoritas, dan karyawan lebih besar.
2. Memperhatikan kepentingan Kreditur dan 3. Keputusan diambil secara musyawarah
mitra usaha mufakat (prioritas pertama), apabila gagal
3. Memperhatikan kepentingan masyarakat diikuti pengambilan suara.
dan persaingan sehat dalam melakukan 4. Dalam hal kuorum kehadiran tidak tercapai,
usaha. (UU LPMPUTS) RUPS kedua diadakan dengan kuorum
4. Persetujuan instansi terkait untuk PT yang kehadiran ⅔ jumlah seluruh saham dengan
bergerak di bidang usaha khusus. hak suara dan kuorum keputusan ¾ bagian
jumlah suara yang dikeluarkan.
5. Apabila RUPS kedua tidak mencapai
Isi Rancangan Peleburan kuorum, KPN menetapkan kuorum RUPS
1. Diatur dalam UU PT 2007 ketiga. (Ps. 86 ayat 5 UU PT 2007)
2. Pasal 123 (Isi Rancangan Penggabungan)
berlaku mutatis mutandis atau dengan Pengumuman Ringkasan Rancangan Peleburan
perubahan-perubahan yang diperlukan. UU PT 2007 Ps. 127 ayat (1)
1. Direksi Perseroan yang akan melakukan
Peleburan Efektif Penggabungan wajib mengumumkan
1. Keputusan Menteri yang mengesahkan ringkasan rancangan paling sedikit dalam 1
2. Perseroan yang meleburkan diri bubar (satu) surat kabar dan mengumumkan
HOP: UAS
Disusun oleh Rafi Natapradja
saat? secara tertulis kepada karyawan dari
Perseroan yang akan melakukan
Direksi berwenang menyusun rancangan Penggabungan
peleburan, membuat akta, dan sebafgainya. 2. Juga terhadap pihak yang berkepentingan.
3. 30 hari sebelum pemanggilan RUPS.
4. Tujuannya untuk mempersiapkan mereka
yang ingin menggunakan hak keberatan.
Keberatan Kreditur
UU PT 2007 Pasal 127 ayat (4)
1. Diajukan paling lambat 14 hari setelah
pengumuman, jika tidak kreditur dianggap
menyetujui.
2. Direksi harus menyelesaikan keberatan
Kreditur hingga tanggal RUPS. Jika tidak
selesai, RUPS membahas keberatan
Kreditur dan RUPS mengambil
penyelesaian.
3. Selama penyelesaian keberatan Kreditur
belum tercapai maka Penggabungan tidak
dapat dilaksanakan.
Akta Peleburan
U PT 2007 Pasal 127 jis. 128 jis. 28 jis. 130
1. Berbentuk akta notaris dan bahasa
Indonesia.
2. Akta Peleburan adalah dasar pembuatan
Akta PT hasil Peleburan. (Pasal 28 ayat (3)
UU PT 2007)
3. Salinan Akta Peleburan dilampirkan pada
Permohonan Pengesahan Badan Hukum
hasil Peleburan. (Pasal 130 UU PT 2007)
Pemisahan
Pemisahan Proses Pemisahan
UU PT 2007 Pasal 127
UU PT 2007
Pemisahan Berdasarkan Keputusan RUPS
1. Pemisahan adalah perbuatan hukum yang Pemisahan (Pasal 89 UU PT 2007)
dilakukan oleh Perseroan untuk UU PT 2007 Ps. 87 jis. 89 jis. 127
memisahkan usaha; 1. Kuorum kehadiran (hadir atau diwakili)
2. Mengakibatkan seluruh aktiva dan pasiva adalah ¾ jumlah seluruh saham dengan
Perseroan beralih karena hukum kepada 2 hak suara. Dapat ditentukan lebih besar
(dua) Perseroan atau lebih atau sebagian oleh AD.
aktiva dan pasiva Perseroan beralih karena 2. Kuorum keputusan adalah ¾ suara yang
hukum kepada 1 (satu) Perseroan atau dikeluarkan dalam RUPS. AD hanya
lebih. diperkenankan untuk mengatur kuorum
lebih besar.
Yahya Harahap 3. Keputusan diambil secara musyawarah
1. Pemisahan merupakan perbuatan hukum mufakat (prioritas pertama), apabila gagal
yang tunduk pada ketentuan Buku III BW diikuti pengambilan suara.
2. Yang dipisahkan adalah usaha Perseroan. 4. Dalam hal kuorum kehadiran tidak tercapai,
a. Alasan pemisahan adalah RUPS kedua diadakan dengan kuorum
Diversifikasi Usaha, Berfokus pada kehadiran ⅔ jumlah seluruh saham dengan
Lini Usaha, hak suara dan kuorum keputusan ¾ bagian
jumlah suara yang dikeluarkan.
Akibat Hukum Pemisahan 5. Apabila RUPS kedua tidak mencapai
1. Lahir badan hukum baru. kuorum, KPN menetapkan kuorum RUPS
2. Beralih seluruh / sebagian karena hukum ketiga. (Ps. 86 ayat 5 UU PT 2007)
seluruh aktiva dan pasiva PT yang
melakukan Pemisahan kepada 2 PT atau Ringkasan Rancangan Pemisahan
lebih. Pengumuman Ringkasan Rancangan
UU PT 2007 Ps. 127 ayat (1)
Cara Pemisahan 1. Direksi Perseroan yang akan melakukan
Pemisahan wajib mengumumkan ringkasan
Pemisahan Murni (Zuivere Splitsing) rancangan paling sedikit dalam 1 (satu)
UU PT 2007 Pasal 135 surat kabar dan mengumumkan secara
1. Mengakibatkan aktiva dan pasiva tertulis kepada karyawan dari Perseroan
perseroan beralih karena hukum kepada 2 yang akan melakukan Penggabungan
atau lebih PT. 2. Juga terhadap pihak yang berkepentingan.
2. PT yang melakukan Pemisahan berakhir 3. 30 hari sebelum pemanggilan RUPS.
karena hukum sehingga tidak memerlukan 4. Tujuannya untuk mempersiapkan mereka
Akta Peralihan. yang ingin menggunakan hak keberatan.
Kasus
Aksi Korporasi apa yang terjadi terhadap PT di
bawah ini:
1. PT Bank Mandiri (Peleburan)
2. PT Satelindo (Akuisisi oleh Indosat, karena
tidak laku dibubarkan).
3. PT Mobile-8 Telecom Tbk. (Akuisisi)
4. PT Sampoerna Telekomunikasi Indonesia (
5. PT Semen Padang (Spin-Off atau
Pemisahan)
6. Contoh Spin-Off adalah Diversifikasi Usaha
Bank Konvensional dan Bank Syariah.
HOP: UAS
Disusun oleh Rafi Natapradja
Pembubaran PT
Pembubaran PT / Pengakhiran Eksistensi Pengangkatan Likuidator dan Kurator
Hukum 1. Likuidator dalam hal pembubaran biasa
1. Lahir dan diakhiri oleh proses hukum. 2. Kurator dalam hal pembubaran disertai
2. Dissolution adalah peristiwa yang kepailitan
mendahului winding up atau liquidation. 3. Diangkat PN dan bertanggung jawab pada
Hakim Pengawas.
Likuidasi atau Pemberesan Harta Kekayaan
1. Inventarisasi aktiva dan pasiva PT
2. Proses penyelesaian tagihan
3. Pencairan aset (aktiva dan pasiva) suatu
perusahaan
4. Dalam rangka pembubaran PT.
Penyebab Pembubaran
1. Karena keputusan RUPS
2. Berakhirnya jangka waktu PT
3. Penetapan Pengadilan
4. Dicabutnya kepailitan berdasarkan putusan
P. Niaga yang berkekuatan hukum tetap
dan harta pailit PT tidak cukup membayar
biaya kepailitan. (Dalam Konteks PT sama
sekali tidak punya uang meskipun telah
dilikuidasi asetnya. Kepailitan tidak bisa
diteruskan.)
a. Memiliki 2 utang jatuh tempo
b. Tidak dapat membayar salah satu
c. Kepailitan tidak selalu tidak punya
uang, karena ada Debitur yang tidak
ingin bayar.
d. PT dalam keadaan pailit, maka PT
di freeze dan tidak boleh membuat
perikatan baru.
e. Tugas Kurator adalah melakukan
inventarisasi utang dan piutang.
5. Harta Pailit PT yang telah dinyatakan pailit
berada dalam keadaan insolvensi. (Utang >
Harta).
a. Sudah dipailitkan
b. Setelah dihitung utang lebih banyak
dari piutang.
c. PT betul-betul tidak bisa membayar
utangnya.
d. Pemegang saham tidak menerima
sisa hasil PT.
e. Konsekuensinya PT betul-betul
bubar.
6. Dicabutnya izin usaha PT sehingga PT
wajib melakukan likuidasi. Pemberitahuan Pembubaran
1. Kepada Kreditur
Kepailitan dapat menyebabkan disolusi atau a. Pembubaran dan dasar hukum
pembubaran, tetapi tidak serta merta. 2. Kepada Menteri
HOP: UAS
Disusun oleh Rafi Natapradja
Akibat Hukum Pembubaran a. Dasar Hukum
1. Wajib diikuti likuidasi
2. Perbuatan hukum PT terbatas pada
Dalam hal pembubaran tidak diberitahukan maka
pemberesan utang. melanggar asas publisitas sehingga likuidator
bertanggung jawab secara solider kepada para
Akibat Hukum Organ PT melakukan perbuatan pihak ketiga.
hukum lain selain pengurusan dalam hal PT
dinyatakan pailit.
Pasal 142
Dalam hal ketentuan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) huruf b dilanggar, anggota Direksi,
anggota Dewan Komisaris, dan Perseroan
bertanggung jawab secara tanggung renteng.