Anda di halaman 1dari 18

QUALITY ASSURANCE

PENGERTIAN

TUJUAN
ANTARA

TUJUAN

DEFINISI TUJUAN AKHIR

MANFAAT
QUALITY
ASSURANCE DI
RUMAH SAKIT
SYARAT

PRINSIP
ORIENTASI
PADA
PELANGGAN

QUALITY
ASSURANCE CONTINOUS
IMPROVEMENT

PENAHAPAN

SCIENTIFIC
APPROACH

PEMBENTUKAN
TIM
PROGRAM

FASE INISIASI
STUDI KASUS

FASE
PELAKSANAAN
TRANSFORMASI

FASE
INTEGRASI
PENGERTIAN PROGRAM MENJAMIN MUTU
 Maltos & Keller
“Program menjamin mutu adalah suatu upaya yang berkesinambungan, sistematis dan
objektif dalam memantau dan menilai pelayanan yang diselenggarakan dibandingkan
dengan standar yang telah ditetapkan, serta menyelesaikan masalah yang ditemukan
untuk memperbaiki mutu pelayanan”

 Ruels & Frank


“Program menjamin mutu adalah suatu proses untuk memperkecil kesenjangan antara
penampilan yang ditemukan dengan keluaran yang diinginkan dari suatu sistem, sesuai
dengan batas-batas teknologi yang dimiliki oleh sistem tersebut”

 The American Hospital Association


“Program menjamin mutu adalah suatu upaya terpadu yang mencakup identifikasi dan
penyelesaian masalah pelayanan yang diselenggarakan, serta mencari dan
memanfaatkan berbagai peluang yang ada untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan”

 Joint Commission on Acreditation of Hospitals


“Program menjamin mutu adalah suatu program berlanjut yang disusun secara objektif
dan sistematis dalam memantau dan menilai mutu dan kewajaran pelayanan,
menggunakan berbagai peluang yang tersedia untuk meningkatkan pelayanan yang
diselenggarakan serta menyelesaikan berbagai masalah yang ditemukan”
TUJUAN PROGRAM MENJAMIN MUTU
 Tujuan Antara
Tujuan antara yang ingin dicapai oleh program menjamin mutu
ialah diketahuinya mutu pelayanan.
 Tujuan Akhir

Tujuan akhir yang ingin dicapai oleh program menjamin mutu


ialah makin meningkatnya mutu pelayanan.
MANFAAT PELAKSANAAN PROGRAM
MENJAMIN MUTU
 Dapat lebih meningkatkan efektifitas pelayanan
kesehatan.
 Dapat lebih meningkatkan efisiensi pelayanan
kesehatan.
 Dapat lebih meningkatkan penerimaan masyarakat
terhadap pelayanan kesehatan.
 Dapat melindungi pelaksana pelayanan kesehatan dari
kemungkinan munculnya gugatan hukum.
SYARAT PROGRAM MENJAMIN MUTU
 Bersifatkhas
 Mampu melaporkan setiap penyimpangan.

 Fleksibel dan berorientasi pada masa depan.

 Mencerminkan dan sesuai dengan keadaan


organisasi.
 Mudah dilaksanakan.

 Mudah dimengerti.
QUALITY ASSURANCE DI RUMAH
SAKIT
Komponen yang mempengaruhi baik buruknya suatu rumah sakit dalam konsep QA,
yakni:
 Aspek Klinis
Komponen yang berhubungan dengan hal medis ( dokter, perawat, teknik
medis,dll)
 Efisiensi dan efektifitas
Pelayanan yang murah, tepat guna, tidak ada diagnosa, dan terapi yang
berlebihan.
 Keselamatan pasien
Upaya perlindungan pasien dari hal- hal yang bisa membahayakan pasien.
 Kepuasan pasien
 Kenyamanan
 Keramahan
 Kecepatan
PRINSIP- PRINSIP JAMINAN MUTU:

1. Setiap orang di dalam organisasi harus dilibatkan dalam


penentuan, pengertian dan peningkatan proses yang
berkelanjutan dengan masing- masing mengontrol dan
bertanggung jawab dalam setiap mutu yang dihasilkan oleh
masing-masing orang.
2. Setiap orang harus sepakat untuk memuaskan masing masing
pelanggan baik pelanggan eksternal maupun pelanggan
internal.
3. Peningkatan mutu dilaksanakan dengan menggunakan
metode ilmiah yaitu dengan menggunakan data untuk
pengambilan keputusan, penggunaan alat-alat statistik dan
keterlibatan setiap orang yang terkait.
4. Adanya pengertian dan penerimaan terhadap suatu
perbedaan yang alami.
5. Pembentukan teamwork. Baik itu dalam part time teamwork, full time
teamwork ataupun cross functionalteam .
6. Adanya komitmen tentang pengembangan karyawan (development of
employees) melalui keterlibatan di dalam pengambilan keputusan.
7. Partisipasi setiap orang dalam merupakan dorongan yang positif dan
harus dilaksanakan.
8. Program pendidikan dan pelatihan dianggap sebagai suatu investment
atau modal dalam rangka pengembangan kemampuan dan
pengetahuan pegawai untuk mencapai potensi yang mereka harapkan.
9. Supliers dan customer diintegrasikan dalam proses peningkatan mutu.
PROGRAM QUALITY ASSURANCE
PENAHAPAN PROGRAM QUALITY ASSURANCE
A. Orientasi pada Pelanggan
Tujuan utama dalam pelayanan kesehatan adalah
kepuasan pelanggan terhadap kesembuhan suatu penyakit.
Hanya dengan memahami proses dan pelanggan maka
organisasi dapat memahami dan menghargai makna
kualitas. Semua manajemen dalam jaminan mutu
diarahkan pada satu tujuan utama yaitu terciptanya
kepuasan pelanggan. Apapun yang dilakukan manajemen
tidak akan ada gunanya bila akhirnya tidak menghasilkan
peningkatan kepuasan pelanggan.
B. Continous Improvement
Perbaikan terhadap mutu yang berkesinambungan
memerlukan beberapa persyaratan yang harus diperhatikan
diantaranya adalah :
1. Berdasarkan Visi dan Misi Rumah Sakit
2. Mengikuti Tahap Strategi Perbaikan

C. Scientific Approach
1. Pendekatan ilmiah merupakan langkah sistematis bagi
setiap individu maupun Tim dalam proses pemecahan
masalah dan perbaikan proses.
2. Fokus pada pendekatan ilmiah adalah pengumpulan,
pengolahan dan pemanfaatan data. Dalam proses
pengumpulan dan pemanfaatan data tersebut tidak
dianjurkan untuk menggunakan ilmu statistik yang rumit.
D. Pembentukan Tim
Tim akan menciptakan suatu kondisi dimana para anggota
akan tetap mempertahankan perubahan, mempelajari lebih
banyak tentang kebutuhan dan memperoleh ketrampilan
dalam kerjasama. Dalam suatu organisasi, tim dibutuhkan
apabila :
1. Tugas-tugas yang diemban sangat kompleks
2. Kreatifitas dibutuhkan
3. Jalan yang harus ditempuh belum jelas
4. Penggunaan sumber daya yang lebih efisien dibutuhkan
5. Dibutuhkan pembelajaran yang lebih cepat
6. Mengerjakan komitmen yang tinggi
7. Pelaksanaan dari rencana membutuhkan kerjasama
dengan orang lain
8. Tugas atau proses bersifat cross fungsional
PROGRAM QUALITY ASSURANCE
PELAKSANAAN PROGRAM QUALITY ASSURANCE
A. Fase Inisiasi
1. TrainingNeed Assessment (TNA) : Perbaikan mutu yang diberikan
terburu buru sering menyebabkan pengambilan keputusan tentang jenis
pelatihan yang akan diberikan menjadi salah.
2. Seminar Sadar Mutu
a. Quality Awareness Workshop : Kegiatan ini penting dilaksanakan
sebelum kegiatan program jaminan mutu dilakukan pada suatu
tempat.
b. Pengembangan Kepemimpinan Mutu : Kepemimpinan yang
berwawasan mutu merupakan kemampuan untuk membangkitkan
semangat orang lain agar bersedia dan memiliki tanggung jawab
menyeluruh terhadap usaha mencapai suatu tujuan.
c. Menetapkan Tujuan Peningkatan Mutu : Pada langkah ini
tingkat kesenjangan kinerja yang terjadi perlu dirumuskan secara
tepat dan benar, sehingga tujuan yang ingin dicapai dalam
peningkatan mutu akan semakin jelas dan tepat.
d. Menyusun Rencana Stratejik dan Operasional : Penyusunan
rencana stratejik dan rencana operasional rumah sakit sebaiknya
berdasarkan pada analisa SWOT dengan memperhitungkan faktor
faktor eksternal dan internal rumah sakit tersebut.
B. Fase Transformasi
Pada fase ini beberapa strategi yang disarankan adalah sebagai berikut :
1. Pemilihan proses prioritas yang akan ditingkatkan dalam bentuk proyek percontohan.
2. Pembentukan kelompok kerja yang kompeten terhadap proses tersebut.
3. Identifikasi anggota untuk masing masing kelompok kerja.
4. Proses dalam kelompok kerja untuk melakukan perbaikan yang berkesinambungan.
5. Pelatihan penyusunan standar dan dokumentasi mutu.
6. Pelatihan internal audit mutu and corective action.
7. Pelatihan manajemen stratejik.
8. Evaluasi.

C. Fase Integrasi
Pada fase ini strategi yang disarankan adalah :
1. Membentuk dan mempertahankan komitmen terhadap mutu melalui optimalisasi dan
proses perbaikan yang berkesinambungan.
2. Pelatihan pada seluruh karyawan.
3. Penetapan indikator mutu.
4. Pengembangan sistem surveilance dan evaluasi mutu yang tepat.
5. Penerapan proses perbaikan mutu yang berkesinambungan pada semua unit dan lintas
6. unit dengan membentuk kelompok kerja yang mandiri.
GKM
(GUGUS KENDALI MUTU)
 Sekelompok kecil karyawan dari dua sampai tiga
orang dari unit kerja yang sama dengan sukarela
secara berkala dan berkesinambungan
mengadakan pertemuan untuk melakukan
kegiatan pengendalian mutu di tempat kerjanya.

 Tujuannya untuk mendayagunakan seluruh aset


yang dimiliki perusahaan atau instansi terutama
sumber daya manusia secara lebih baik guna
meningkatkan mutu
STUDI KASUS
“Higiene Sanitasi Makanan di
Rumah Sakit Haji Jakarta”
Hasil pengamatan menunjukkan higiene
sanitasi yang cukup baik dalam persiapan dan
pengolahan makanan, tetapi kurang
memperhatikan higiene sanitasi alat persiapan
dan pengolahan serta pegawai yang terlibat.
ANALISIS
 Keselamatan pasien yang merupakan salah satu
komponen QA, kurang diperhatikan.
 Dapat terjadi kontaminasi silang dari pegawai
pada makanan yang dikonsumsi pasien.
 Perlu adanya pengawasan kualitas lingkungan
rumah sakit, pengendalian dampak resiko
lingkungan rumah sakit, peningkatan pelayanan
kesehatan rujukan, pembangunan sarana
prasarana di sub unit gizi rumah sakit, serta
penyediaan peralatan dan perbekalan rumah
sakit dalam upaya pengembangan kesehatan
yang bersumber dari rumah sakit.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai