 Setelah resmi menjadi kerajaan Islam.
Samudera Sejarah Pemitan Kelas XI
Gambar: Makam Sultan Malik Al-Saleh dan Cakra Donya
Sumber: https://teethadiw.wordpress.com/
. C. Aspek Ekonomi
Kehidupan Eknomi masyakarat Kerajaan Sam-
udera Pasai berkaitan dengan perdagangan dan
pelayaran. Pada masa pemerintahan Malik al Tahir
II, Samudera Pasai menjadi pelabuhan yang sangat
penting dan menjadi kerajaan maritim yang sangat
berpengaruh. Hal itu disebabkan karena letak Kera-
jaan Samudera Pasai yang dekat dengan Selat Ma-
laka yang menjadi jalur pelayaran dunia saat itu.
Samudra Pasai memanfaatkan Selat Malaka
yang menghubungkan Samudra Pasai – Arab – In-
dia – Cina. Pelabuhan ini berkembang menjadi se-
buah bandar transito (transit). Samudra Pasai juga
menyiapkan bandar-bandar dagang yang
digunakan untuk menambah perbekalan untuk ber-
layar selanjutnya, mengurus masalah perkapalan,
mengumpulkan barang dagangan yang akan
dikirim ke luar negeri, dan menyimpan barang da-
gangan sebelum diantar ke beberapa daerah di
Indonesia.
Pasai berkembang pesat menjadi pusat
perdagangan dan pusat studi Islam yang ramai.
Pedagang dari India, Benggala, Gujarat, Arab,
Cina serta daerah di sekitarnya banyak berdatan- KERAJAAN
gan di Samudera Pasai. Hal ini semakin mem-
perkuat kedudukan Samudra Pasai dalam perca- SAMUDERA PASAI
turan politik intemasional
 Samudera Pasai meluaskan kekuasaan ke dae-
rah pedalaman, meliputi Tamiang, Balek Bimba,
Samerlangga, Beruana, Simpag, Buloh Telang,
Benua, Samudera, Perlak, Hambu Aer, Rama
Candhi, Tukas, Pekan, dan Pasai.
3.2 Menganalisis kerajaan-kerajaan maritim
Indonesia pada masa Islam dalam sistem
pemerintahan, sosial, ekonomi, dan kebudayaan
serta pengaruhnya dalam kehidupan masyarakat
Indonesia pada masa kini
4.2 Menyajikan hasil analisis tentang kerajaan-
kerajaan maritim Indonesia pada masa islam dalam
sistem pemerintahan, sosial, ekonomi, dan
kebudayaan serta pengaruhnya dalam kehidupan
B. Sosial-Budaya masyarakat Indonesia pada masa kini dalam bentuk
tulisan dan/atau media lain
Kondisi Samudera Pasai yang menjadi pusat
perdagangan dan pelabuhan penting menyebabkan
terjadinya interaksi dengan berbagai pedagang asing Samudera Pasai merupakan kerajaan Islam yang terletak di
seperti Gujarat, Persia, Arab dan Cina. Hal ini me- pesisir pantai utara Sumatera, sekitar Kota Lhokseumawe ,
nyebabkan terjadinya akulturasi budaya asing dan
Aceh Utara Provinsi Aceh, Indonesia saat ini. Kerajaan Sam-
budaya masyarakat setempat.
udera Pasai di dirikan oleh Meurah Silu, yang bergelar Sul-
Kehidupan sosial kemasyarakatan di Kera-
tan Malik as Saleh, sekitar tahun 1267
jaan Samudra Pasai diatur dengan ketentuan-
ketentuan syariat Islam. Semangat kebersamaan
dan hidup saling menghormati dikembangkan di da- A. Sistem Pemerintahan
lam masyarakat . Hubungan antara sultan dengan
rakyat juga akrab. Sultan biasa melakukan musya-
warah dan bertukar pikiran dengan para ulama.
Peninggalan Kerajaan Samudera Pasai
 Raja pertama adalah Marah Silu yang berge-
lar Sultan Malik al Saleh memperkuat
kedudukan dengan cara memperistri putri
penguasa Perlak yaitu Putri Ganggang Sari
(Putri Raihani). 1
 Berdasarkan keterangan Ibn Batutah, seorang
utusan Sultan Delhi, yang singgah di Samudera
Pasai pada tahun 1345, dalam perjalanannya ke
Cina. Diceritakan oleh Ibn Batutah bahwa
perdagangan di Samudera Pasai semakin ramai
dan bertambah maju. Sultan memiliki angkatan
laut yang kuat. Dengan demikian para pedagang
merasa nyaman dan aman berdagang di
Samudera Pasai. Komoditas yang penting dari
Samudera Pasai antara lain lada,, kapur barus,
dan emas. Di Samudra Pasai sudah dikenal uang
sebagai alat tukar untuk kepentingan
perdagangan. Selain itu, juga dikenal uang emas
yang dinamakan Deureuham (dirham).
D. Pengaruh kerajaan Samudera Pasai sebagai
kerajaan Maritim
Letak geografis Kerajaan samudera pasai yang
terletak di pantai timur Pulau Sumatera bagian
utara berdekatan dengan jalur pelayaran inter-
nasional (Selat Malaka) dan memiliki armada laut
yang kuat, mendukung masyarakatnya untuk ter-
jun langsung dalam dunia maritim dan berkem-
bang pesat dalam aspek politik, sosial budaya
dan perekonomian.
Kejayaan Kerajaan Samudera Pasai di masa
lalu dimanfaatkan oleh pemerintah untuk mem-
bangun kembali posisi Aceh sebagai jalur pe-
layaran dan perdagangan yang yang sangat strate-
gis. Aceh termasuk salah satu dari 24 titik
pelabuhan yang dibangun dan jalur tol nusantara
yang akan dilayari kapal-kapal nusantara. Aceh
bisa dipertimbangkan untuk diposisikan sebagai
titik tolak penghubung internal jalur tol nusantara
sekaligus penghubung ke jalur pelayaran inter-
nasional baru tersebut.
Selain itu isu akan dibangunnya Terusan Kra
Thailand, muncul prediksi jalur pelayaran tersibuk
dunia Selat Malaka ke depan akan patah dan
bergeser. Jalur pelayaran kapal-kapal tak lagi
melewati Selat Malaka tetapi bergeser melintasi
Terusan Kra. Pelabuhan-pelabuhan di jalur pe-
layaran Selat Malaka akan menurun aktivitasnya
bahkan terancam redup. Posisi Aceh yang paling
dekat dengan Terusan Kra, perlu diperhitungkan
sebagai peluang dan potensi Indonesia
mengimbangi dan mengikuti jalur laut itu agar diun-
tungkan. Beberapa titik pelabuhan di Aceh (Sabang,
Malahayati, Lhoksumawe) bisa mengambil peran
aktif penghubung pelayaran jalur tol nusantara ke
jalur pelayaran internasional baru.
E. Materi Pengayaan
Kerajaan Samudera pasai mencapai puncak ke-
jayaan pada masa pemerintahan Sultan Malikul
Thahir II. Sistem pemerintahannya sudah teratur
baik. Kerajaan Samudera Pasai menjadi pusat
perdagangan Internasional dan pusat penyebaran
agama islam. Pedagang-pedagang dari Asia, Afrika
dan Eropa berdatangan ke Samudera Pasai. Hub-
ungan dagang dengan pedagang-pedagang di Pu-
lau Jawa juga terjalin erat. Produksi beras dari Jawa
ditukar dengan Lada.
F. Materi Remedial
Sistem pemerintahan Samudera Pasai mendapat
pengaruh dari India dan Persia. Keraton atau ista-
na Samudera Pasai dibangun menurut gaya arsi-
tektur India. Pengaruh Persia dalam pemerinta-
han nampak jelas dalam gelar-gelar jabatan.
Raja sendiri menggunakan gelar syah, se-
dangkan patihnya yang mendampingi raja
menggunakan gelar amir, bahkan di antara
para pembesar kerajaan terdapat pula orang-
orang dari Persia.
Setelah resmi menjadi kerajaan Islam
(kerajaan bercorak Islam pertama di Indone-
sia), Samudera Pasai berkembang pesat men-
jadi pusat perdagangan dan pusat studi Islam
yang ramai. Pedagang dari India, Benggala,
Gujarat, Arab, Cina serta daerah di sekitarnya
banyak berdatangan di Samudera Pasai. Sam-
udera Pasai setelah pertahanannya kuat sege-
ra meluaskan kekuasaan ke daerah pedala-
man, meliputi Tamiang, Balek Bimba, Sa-
merlangga, Beruana, Simpag, Buloh Telang,
Benua, Samudera, Perlak, Hambu Aer, Rama
Candhi, Tukas, Pekan, dan Pasai.
Sumber :
1. Zuhdi, Susanto. 1997. Pasai Kota Pelabuhan
Jalan Sutra. Jakarta. Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan RI.
2. Ismail, Muhammad Gade. 1997. Pasai Dalam
Perjalanan Sejarah : Abad Ke-13 sampai Awal
Abad ke-16. Jakarta. Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan RI.
3. Rokhman, M Nur. 2013. Indonesaia Pada Ma-
sa Pengaruh Islam. UNY.
4. Hadi, Amirul. 2010. Aceh Sejarah, Budaya
dan Tradisi. Jakarta. Yayasan Pustaka Obor
Indonesia.
5. Daliman. A. 2012. Islamisasi dan Pe rkem-
bangan Kerajaan-Kerajaan Islam di Indone-
sia. Yogyakarta. Ombak.
6. Yuliati. 2014. Jurnal Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan. Kejayaan Indonesia Se-
bagai Negara Maritim (Jalesveva Jayamahe).
27(2). 129-134.
2