Anda di halaman 1dari 2

Kerajaan Samudera Pasai

Lokasi :
di pesisir pantai utara Sumatra, kurang lebih di sekitar Kota Lhokseumawe dan Aceh
Utara, Provinsi Aceh, Indonesia.

Sumber sejarah :
Informasi mengenai keadaan masyarakat Kesultanan Samudra Pasai diketahui dari
catatan perjalanan Marcopolo. Ia seorang pedagang Venesia yang dalam perjalanan
pulangnya dari Cina singgah di Perlak (1292 M). Informasi lain juga diperoleh dari
catatan seorang pengembara dari Arab yang bernama Ibnu Batutah.
Dalam perjalanannya dari India ke Tiongkok dan juga dalam perjalanan nya
pulang kembali, beliau singgah di Pasai (1326 M). Ibnu Batutah menceritakan bahwa
kerajaan ini diperintah oleh seorang sultan bernama Malik at Thahir. Menurut
catatan perjalanan mereka, masyarakat Samudra Pasai adalah masyarakat
pedagang yang beragama Islam. Terutama masyarakat yang tinggal di pesisir timur
Sumatra. Namun, sebagian penduduknya terutama yang tinggal di pedalaman masih
menganut kepercayaan lama. Menurut catatan, diketahui bahwa kesultanan ini
menjadi pusat penyebaran agama Islam ke daerah Sumatra dan Malaka.

Kehidupan politik :
1. Malik As-Saleh (1290-1297)
2. Muhammad Malik At-Tahir (1297-1326)
3. Mahmud Malik At-Tahir 2 (1326-1345)
4. Munsur Malik At-Tahir 3 (1345-1346)
5. Ahmad Malik At-Tahir 4 (1346-1383)
6. Zain Al-Abidin Malik At-Tahir (1383-1405)
7. Nahrasiya (1405-1412)
8. Salla Ad-Din (1412-....)
9. Zaid Malik At-Tahir (....-1455)
10. Mahmud Malik At-Tahir (1455-1477)
11. Zain Al-Abidin (1477-1500)
12. Abdullah Malik At-Tahir (1501-1513)
13. Sultan Zain Al-Abidin )1512-1524)

mencapai puncak kejayaan saat dipimpin oleh Sultan Malik At-Tahir 2.

Kehidupan ekonomi :
banyak dipengaruhi oleh, aktivitas perdagangan karena letaknya yang strategis.
Posisi geografis Samudra Pasai sangat strategis karena berbatasan dengan Selat
Malaka dan berada pada jalur perdagangan internasional melalui Samudra Hindia
antara Jazirah Arab, India, dan Cina.
Komoditas dari Kerajaan Samudra Pasai yang diperdagangkan, antara lain lada,
kapur barus, dan emas.

Kehidupan sosial :
Para pedagang asing yang singgah di Malaka untuk sementara menetap beberapa
lama untuk mengurusi perdagangan mereka. Dengan demikian para pedagang dari
berbagai bangsa itu bergaul selama beberapa lama dengan penduduk setempat.
Kesempatan itu digunakan oleh pedagang Islam dari Gujarat, Persia dan Arab untuk
menyebarkan agama Islam, dengan demikian kehidupan sosial masyarakat dapat
lebih maju, bidang perdagangan dan pelayaran juga bertambah maju.
Kerajaan Samudera Pasai sangat dipengaruhi oleh Islam. Hal itu terbukti terjadinya
perubahan aliran Syiah menjadi aliran Syfi’i di Samudera Pasai ternyata mengikuti
perubahan di Mesir. Pada saat itu di Mesir sedang terjadi pergantian kekuasaan dari
Dinasti Fatimah yang beraliran Syiah kepada Dinasti Mameluk yang beraliran Syafi’i.
Aliran Syafi’i dalam perkembangannya di Pasai menyesuaikan dengan adat Istiadat
setempat sehingga kehidupan sosial masyarakatnya merupakan campuran Islam
dengan adat Istiadat setempat.

Keruntuhan :
• Serangan Gajah Mada yang merupakan patih Kerajaan Majapahit pada tahun
1339, serangan tersebut merupakan sebuah langkah yang dilakukan dengan tujuan
menyatukan Nusantara, namun akhirnya gagal.
• Tidak ada pengganti yang cakap dan terkenal setelah Sultan Malik At Tahir.
• Berdirinya bandar di Selat Malaka yang lokasi dan letaknya lebih vital dan strategis
• Adanya serangan dari bangsa Portugis.

Anda mungkin juga menyukai