Penelitian bak pisau bermata dua, dapat membedah secara internal maupun eksternal dari sebuah ilmu
pengetahuan. Geografi dikatagorikan sebagai sebuah ilmu tentu memiliki prasyarat yang ketat, kerena sebagai ilmu
geografi harus memenuhi kriteria-kriteria seperti harus rasional, dan harus empiris. Soerjono Soekanto
menegaskan bahwa ilmu pengetahuan haruslah tersusun sistematis dengan menggunakan kekuatan pemikiran,
pengetahuan di mana selalu dapat diperiksa dan ditelaah (dikontrol) dengan kritis oleh setiap orang lain yang
mengetahuinya.
Dua tantangan bagi geografi sebagai ilmu pengetahuan. Pertama tantangan internal, yakni mampukah geografi
sebagai ilmu secara terus menerus memenuhi kriteria sebagai ilmu pengetahuan.
Ilmu pengetahuan haruslah logis (masuk akal), ilmu pengetahuan harus objektif, atau sesuai berdasarkan objek
yang dikaji dan didukung dari fakta impiris. Harus bersifat metodik, karena ilmu pengetahuan diperoleh dari cara
tertentu dan teratur yang dirancang, diamati dan terkontrol. Harus sistematik, disusun dalam satu sistem satu dengan
saling berkaitan dan menjelaskan sehingga satu kesatuan dan ilmu pengetahuan haruslah dapat berlaku umum atau
universal, berlaku untuk siapapun dan dimana pun, dengan tata cara dan variabel eksperimentasi yang lama untuk
hasil yang sama. Ilmu pengetahuan barus bersifat kumulatif berkembang dan tentatif, ilmu pengetahuan selalu
bertambah yang hadir sebagai ilmu pengetahuan baru. Ilmu pengetahuan yang salah harus diganti dengan yang
benar disebut sifat tentatif.
Tantangan yang kedua adalah tantangan eksternal, yaitu tentang fungsi geografi sebagai ilmu pengetahuan
mendekati objek kajiannya, ada tiga fungsi ilmu pengetahuan. yakni
1. Ilmu Pengetahuan itu harus dapat menjelaskan, (a) Deduktif, artinya ilmu pengetahuan harus dapat
menjelaskan sesuatu berdasarkan premis pangkal ilir yang telah ditetapkan sebelumnya. (2)
Probablistik, maksudnya ilmu pengetahuan dapat menjelaskan mengenai pola pikir induktif dari sejumlah
kasus yang jelas, sehingga memberikan kepastian yang tidak mutlak dan bersifat kemungkinan besar atau
hampir pasti. (3) Fungsional, artinya ilmu pengetahuan menjelaskan letak suatu komponen dalam suatu
sistem secara menyeluruh. Terakhir (4) Genetik, ilmu pengetahuan harus mampu menjelaskan suatu faktor
mengenai gejala-gejala yang sering terjadi.
2. Meramalkan, ilmu pengetahuan menjelaskan faktor sebab akibat suatu kejadian atau peristiwa seperti
disaat harga naik.
3. Mengendalikan, ilmu pengetahuan yang mengendalikan harus dapat mengendalikan gejala alam
berdasarkan suatu teori.
Oleh sebab itu ilmu pengetahuan tidak akan pernah lepas dari penelitian. dalam wikipedia bahasa indonesia
disebutkan bahwa penelitian sering dideskripsikan sebagai suatu proses investigasi yang dilakukan dengan aktif,
tekun, dan sistematis, yang bertujuan untuk menemukan, menginterpretasikan, dan merevisi fakta-fakta.
Penyelidikan intelektual ini menghasilkan suatu pengetahuan yang lebih mendalam mengenai suatu peristiwa,
tingkah laku, teori, dan hukum, serta membuka peluang bagi penerapan praktis dari pengetahuan tersebut. Istilah ini
juga digunakan untuk menjelaskan suatu koleksi informasi menyeluruh mengenai suatu subjek tertentu, dan
biasanya dihubungkan dengan hasil dari suatu ilmu atau metode ilmiah.
Jadi penelitian bak pisau bermata dua, yang pertama adalah fungsionalisasi ilmu terhadap objek kajiannya, yang
kedua penelitian dapat bersifat menguji terhadap kebenaran ilmu itu sendiri.