Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

Van De Bosch

Oleh:
Kelompok : 3
1.Aisyah vira

2. Naila

3. Ricantika

4. Micael

5. Umar

6. Grecia

7. daffa

Kelas XI-4

SMAN 19 MEDAN
2023/2024
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.

Puji syukur atas kehadirat Allah Swt,yang telah melimpahkan rahmat serta
hidayah-hidayahnya,sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan tugas ini

Dalam pembuatan tugas ini,banyak kesulitan yang kami alami terutama


disebabkan oleh kurangnya pengetahuan dan sumber-sumber info yang masih terbilang
terbatas.Namun bimbingan dan bantuan dari semua pihak,akhirnya tugas ini dapat
terselesaikan pada waktunya. Oleh karena itu,kami mengucapkan terima kasih banyak
kepada Bapak Aldiva Putra S.Pd yang telah memberikan tugas ini.Semoga tugas ini
dapat bermanfaat bagi kita semua.

Tak ada gading yang tak retak.Begitu pula dengan tugas yang kami buat ini yang
masih jauh dari kesempurnaan.Oleh karema itu,kami memohon maaf apabila ada
kekurangan ataupun kesalahan.Kritik dan saran sangat diharapkan agar tugas ini
menjadi lebih baik serta berguna di masa yang akan datang

Wassalamualaikum Wr.Wb.

[Medan,1 September 2023]

KELOMPOK 3
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .......................................................................................................... 1
C. Tujuan ............................................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Johannes Van den Bosc ................................................................................................ 3


B. Latar Belakang Pengangkatan Van den Bosch ............................................................. 4
C. Sistem Tanam Paksa (Cultuur ) ..................................................................................... 5
D. Latar Belakang terjadinya Sistem Tanam Paksa ............................................................ 6
E. Aturan-Aturan Sistem Tanam Paksa .............................................................................. 6
F. Reaksi rakyat terhadap Tanam Paksa............................................................................... 7
G. Dampak/Akibat Sistem Tanam Paksa................................................................................ 8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ......................................................................................................................10
B. Saran.................................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak tahun 1816,Belanda berusahah memeras kekayaan Indonesia dengan segala macam
cara.Hingga tahun 1870 Belanda berusaha mencari keuntungan sebesar-sebersarnya dengan
pengeluaran yang sekecilnya.Pemerintah Belanda mengubah Politik ekonominya, yaitu
melepaskan politik monopoli diganti dengan politik bebas.Sejak pemerintahan dipegang oleh
Van der Cappelen sampai diganti oleh Du Bus se Gisignies, Pemenrintah Hindia Belanda sedang
berusaha memperbaiki keaadan perekonomian negerinya dengan memeras negara-negara
jajahannya.Peperangan berlangsung di Indonesia,seperti Perang Paderi dan Perang Diponegoro
yang berkecemuk pada tahun 1825-1830,pemerintah Belanda terus berusaha memperbaiki
keaadan ekonominya, namun tidak berhasil.Akhirnya pemerintah Hindia Belanda mengirim
seorang ahli keuangan johannes Van de Bosch ke Indonesia.Setelah mengadakan penelitian di
Hindia Belanda,ia mulai menerapkan rencanaya yang dinamankan Sistem Tanam Pakasa atau
Cultuur Stelsel

B. Rumusan Masalah
1. Siapakah Johannes Van de Bosch itu?

2. Bagaimana latar belakang pengangkatan Johannes Van den Bosch?

3. Apakah sistem tanam paksa (cultuur stelsel)itu?

4. Bagaimana latar belakang terjadinya sistem tanam paksa (cultuur stelsel) di Nusantara?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Johannes Van den Bosch.

2. Untuk mengetahui latar belakang pengangkatan Johannes Van den Bosch?

3. Untuk mengetahui pengertian sistem tanam paksa (culltuur stelsel).

4. Untuk mengetahui latar belakang terjadinya sistem tanam paksa (culltuur stelsel) di Nusantara

5. Untuk mengetahui aturan-aturan tanam paksa yang diterapkan di Nusantara.

6. Untuk mengetahui reaksi rakyat indonesia tentang adanya tanam paksa


7. Untuk mengetahui akibat tanam paksa bagi negara Belanda dan negara Nusantara.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Johannes Van den Bosch

Johannes graaf Van den Bosch (lahir di Herwijnen, Lingewaal, 1 Februari1780 –


meninggal di Den Haag, 28 Januari 1844 pada umur 63 tahun) adalah seorangGubernur Jenderal Hindia
Belanda yang ke-43. Pada masa pemerintahannya TanamPaksa (
Cultuur stelsel
) mulai direalisasi, setelah sebelumnya hanya merupakankonsep kajian yang dibuat untuk menambah kas
pemerintah kolonial maupun negarainduk Belanda yang kehabisan dana karena peperangan di Eropa
maupun daerahkoloni (terutama di Jawa dan Pulau Sumatera)

Pada mulanya sistem kultur atau Cultuurstesel adalah sistem yang digunakanuntuk mengisi kas negara
Belanda yang kosong pada tahun 1930 ketika perang Jawa berakhir yaitu perlawanan Diponegoro. Perang
timbul di Eropa, pemberontakanrakyat Belgia terhadap pemerintahan Raja Williem I menimbulkan
konflik bersenjata.Selama sembilan tahun perang ini berlangsung, keuangan Belanda kosong sampai ke
dasar-dasarnya, di Belanda maupun di Jawa. Dalam keadaan darurat ini Johannes Van den Bosch
menawarkan cara untuk mendapatkan penghasilan yang diperlukanuntuk memulihkan keadaan keuangan
kerajaan itu. Dan Van den Bosch mengenalkansistem“cultuurestelsel” kepada raja William I, ia optimis
akan menutupi utang-utangkerajaan akibat perang tersebut melalui sistemnya ini.
Sebelum ia menjadi Gubernur, ia pernah datang ke Indonesia pada masasebelum Deandels, Kapal
yang membawanya, tiba di Pulau Jawa pada tahun 1797.Dalam perjalanan pulang, dia ditawan oleh
Britania dan menghabiskan dua tahun diInggris, tapi pada tahun 1813, Eropa bangkit melawan dominasi
Prancis, kemudianVan den Bosch bergabung dengan gerakan Nasional di Belanda. Dia memegang
polisimiliter tinggi di Negara Belanda. Untuk para penganggur, yang tampaknya tidak adaharapan untuk
memperoleh masa depan lebih baik. Van den Bosch mengorganisasisuatu “masyarakat Budiman”
untuk masyarakat miskin. Setelah itu kemudian iamendapat tugas dari raja William I dan mendapat misi
khusus ke Hindia Barat. Ketikakembali, ia diberi tugas untuk pergi ke Hindia Timur dan mereorganisasi
struktur ekonomi diwilayah Hindia Belanda (sekarang Indonesia).
Ketika ia sampai di Hindia Belanda ia menerapakan sistem yang iarencanakan. Pada
masa tanam paksa itu, Ia mengenalkan berbagai macam tanamankepada penduduk pribumi untuk
dikembangkan di Indonesia. Jenis tanaman tersebutdipisahkan dalam dua kategori tanaman yaitu
tanaman tahunan sepertitebu, nila,tembakau, dan tanaman keras seperti kopi, teh, lada, kina, kayu
manis.

B. Latar Belakang Pengangkatan Johannes Van den Bosch

Pemerintah Belanda terus mencari cara bagaimana untuk mengatasi problemekonomi. Berbagai
pendapat mulai dilontarkan oleh para pemimpin dan tokohmasyarakat. Salah satunya pada tahun 1829
seorang tokoh bernama Johannes Van denBosch mengajukan kepada raja Belanda usulan yang berkaitan
dengan caramelaksanakan politik ekonomi kolonial Belnda di Hindia. Van den Bosch berpendapat untuk
memperbaiki ekonomi, di tanah jajahan harus dilakukan penanaman tanaman yang dapat laku dijual di
pasar dunia. Sesuai dengan keadaan dinegeri jajahan, maka penanaman dilakukan dengan paksa. Mereka
menggunakankonsep daerah jajahan sebagi tempat mengambil keuntungan bagi negeri induk.
Seperti dikatakan Baud, Jawa adalah “gabus tempat Nederland mengapung”. Jadi
dengan kata lain Jawa dipandang sebagai sapi perahan.

Konsep Bosch itulah yang kemudian dikenal denganCultuur stelsel (TanamPaksa). Dalam salah
satu tulisan Van den Bosch membuat suatu perkiraan bahwadengan Tanam Paksa, hasil tanaman ekspor
dapat ditingkatkan sebanyak kurang lebihf.15. samapi f.20. juta setiap tahun. Van den Bosch menyatakan
bahwa cara paksaanseperti yang pernah dilakukan VOC adalah cara yang terbaik untuk memperoleh
tanaman ekspor untuk pasaran Eropa.

Raja Willem tertarik serta setuju dengan usulan dan perkiraan Van den Boschtersebut. Tahun
1830 Van den Bosch diangkat sebagai Gubernur Jenderal baru diJawa. Setelah sampai di Jawa Van den
Bosch segera mencanangkan sistem dan progam Tanam Paksa.

C. Pengertian Sistem Tanam Paksa

Tanam Paksa (Cultuurstelsel ) secara harfiah yaitu “Sistem Kultivasi” atau secara kurang
tepat diterjemahkan sebagai “Sistem Budaya” yang oleh sejarawan
Indonesia disebut sebagai Sistem Tanam Paksa, adalah peraturan yang dikeluarkanoleh
Gubernur Jenderal Johannes Van den Bosch pada tahun 1830 yang mewajibkansetiap desa
menyisihkan sebagian tanahnya (20%) untuk ditanami komoditi ekspor,khususnya kopi, tebu,
dan tarum (nila). Hasil tanaman ini akan dijual kepada pemerintah kolonial dengan harga
yang sudah dipastikan dan hasil panen diserahkankepada pemerintah kolonial.
Penduduk desa yang tidak memiliki tanah harus bekerja 75 hari dalam setahun(20%) pada
kebun-kebun milik pemerintah yang menjadi semacam pajak. Pada praktiknya peraturan itu
dapat dikatakan tidak berarti karena seluruh wilayah pertanian wajib ditanami tanaman laku
ekspor dan hasilnya diserahkan kepada pemerintahan Belanda. Wilayah yang digunakan
untuk praktik cultuurstelstel puntetap dikenakan pajak. Warga yang tidak memiliki lahan
pertanian wajib bekerjaselama setahun penuh di lahan pertanian.Tanam paksa adalah era
paling eksploitatif dalam praktik ekonomi HindiaBelanda. Sistem tanam paksa ini jauh lebih
keras dan kejam dibanding sistemmonopoli VOC karena ada sasaran pemasukan penerimaan
negara yang sangatdibutuhkan pemerintah. Petani yang pada jaman VOC wajib menjual
komodititertentu pada VOC, kini harus menanam tanaman tertentu dan sekaligus
menjualnyadengan harga yang ditetapkan kepada pemerintah. Aset tanam paksa inilah yang
memberikan sumbangan besar bagi modal pada zaman keemasan kolonialis liberalHindia-
Belanda pada 1835 hingga 1940

D. Latar Belakang Sistem Tanam Paksa (cultuur stelsel)

1.Di Eropa, Belanda terlibat dalam peperangan – peperangan pada masa kejayaan Napoleon sehingga
menghabiskan biaya yang sangat besar.
2.Terjadinya perang kemerdekaan Belgia yang diakhiri dengan pemisahan Belgiadari Belanda pada tahun
1830.
3.Terjadinya perang Diponegoro (1825– 1830) yang merupakan perlawanan rakyat jajahan termahal bagi
Belanda. Perang Diponegoro menghabisakan biaya ±20.000.000 gulden..
4.Kas negara Belanda kosong dan utang yang ditanggung Belanda sangat besat.
5.Pemasukan uang dari penanaman kopi tidak banyak.
6.Terhentinya produksi tanaman ekspor selama sistem sewa/pajak tanah berlangsung.
7.Kegagalan usai mempraktikkan gagasan liberal 1816– 1830 dalam mengeksploitasi tanah jajahan untuk
memberikan jajahan keuntungan yang besar terhadap negara induk..

E. Aturan-aturan Sistem Tanam Paksa (cultuur stelsel)

1.Ketentuan –ketentuan pokok sistem tanam paksa terdapat dalam Lembaran Negara(Staatsblad) tahun
1834 No. 22, beberapa tahun setelah tanam paksa di jalankan di pulau Jawa. Bunyi dari ketentuan tersebut
adalah sebagai berikut :
1.Penduduk menyediakan sebagian dari tanahnya untuk pelaksanaan Tanam Paksa.
2.Tanah pertanian yang disediakan penduduk untuk pelaksanaan Tanam Paksa tidak boleh melebihi
seperlima dari tanah pertanian yang dimiliki penduduk desa.
3.Waktu dan pekerjaan yang diperlukan untuk menanam tanaman Tanam Paksatidak boleh melebihi
pekerjaan yang diperlukan untuk menanam padi.
4.Tanah yang disediakan penduduk tersebut bebas dari pajak.
5.Hasil dari tanaman tersebut diserahkan kepada pemerintah Hindia Belanda. Jikaharganya di tafsir
melebihi pajak tanah yang harus di bayar oleh rakyat makakelebihan itu diberikan kepada penduduk.
6.Kegagalan panen yang bukan kesalahan petani akan menjadi tanggung jawab pemerintah.
7.Penduduk desa yang bekerja di tanah – tanah untuk pelaksanaan Tanam Paksa berada di bawah
pengawasan langsung para penguasa pribumi, sedang pegwai –pegawai Eropa melakukan pengawasan
secara umum.8.Bagi yang tidak mempunyai tanah akan dipekerjakan pada perkebunan atau pabrikmilik
pemerintah selama 65 hari setiap tahun.9.Adanya cultuur prosenten
(presentasi keuntungan) yang diberikan kepada pengawas tanam paksa.
Dalam mempraktikkan ketentuan – ketentuan tersebut pasti terdapat hal– hal yang menyimpang sehingga
rakyat banyak yang merasa dirugikan. Penyimpangan–penyimpangan tersebut adalah :
1. Perjanjian tersebut seharusnya dilakukan dengan sukarela, tetapi dalam pelaksanaannya
dilakukan dengan cara – cara paksaan.
2. Luas tanah yang disediakan penduduk lebih dari seperlima tanah mereka.Seringkali
semua tanah rakyat digunakan untuk tanam paksa.
3. Pengerjaan tanaman– tanaman ekspor sering kali jauh melebihi pengerjaantanaman padi.
4. Pajak tanah masih dikenakan pada tanah yang digunakan untuk proyek tanam paksa..
5. Kelebihan hasil panen seringkali tidak dikembalikan kepada petani.
6. Kegagalan panen menjadi tanggung jawab petani.
7.Buruh yang seharusnya dibayar oleh pemerintah malah dijadikan tenaga paksaan.

F.Reaksi Rakyat Indonesia terhadap Adanya Sistem Tanam Paksa (Cultuur Stelsel)
1.Rakyat Indonesiaa.
Di Sumatra timbul perlawanan Pariaman 1941 dan Padang 1944 yangdipimpin oleh para ulama.
Perlawanan tersebut dapat dipadamkan dengansusah payah.

b.Di Jawa pada tahun 1846 perlawanan dilakukan meskipun dengan pembakaran7 buah kebun tembakau.

2.Kaum Pengusaha KapitalisGolongan pengusahan


menghendaki sistem tanam paksa dihapuskan digantidengan kebebasan berusaha mereka menganggap
tanam paksa tidak sesuaidengan prinsip – prinsip ekonomi liberal yang sedang berkembang.

3.Kaum Humanis Belandaa.


BARON VAN HOEVEL Seorang misionaris yang pernah tinggal di Nusantara sekitar tahun 1847 dalam
perjalanannya berkeliling Jawa, Madura, dan Bali. Ia melihat penderitaanrakyat Indonesia akibat
pelaksanaan tanam paksa dia memprotes melaluigedung perlemen di Belanda bahwa tanam paksa sebagi
tindakan tidakmanusiawi.
b.ARDUARD DOWES DEKKER.Seorang mantan asisten resdien Lebak, Banten memprotes
pelaksanaan tanam paksa melalui tulisannya yang berjudul “Max Heveelar”. Tulisan tersebut
mengisahakan penderitaan sejarah dan nama samaran Multatuli yang artinyasaya sangat menderita.

G.Dampak/Akibat Adanya Sistem Tanam Paksa (Cultuur Stelsel)


1.Bagi Belandaa.
Meningakatnya hasil tanaman ekspor dari negeri jajahan dan dijual Belanda di pasaran di Eropa.
b.Perusahaan pelayaran Belanda yang semula kembang kempis setelah adanyatanam paksa mendapatkan
keuntungan yang lebih besar.
c.Pabrik gula yang semula disediakan oleh kaum swasta Cina kemudian jugadikembangkan oleh Belanda.
d.Belanda mendapatkan keuntungan bati slot yang besar. Keuntungan tanam paksa pertama kali pada
tahun 1834 sebesar 3 juta gulden, pada tahun berikutnya sekitar 12 juta sampai 18 juta gulden.
2.Bagi Indonesiaa.
Dampak positif

 Rakyat Indonesia mengenal teknik menanam jenis – jenis tanaman baru.

 Rakyat Indonesia mulai mengenal tanaman dagang yang berorientasiekspor.

b.Dampak Negatif
Kemiskinan dan penderitaan fisik dan mental yang berkepanjangan.

Pertanian khusunya padi, banyak mengalami kegagalan panen.

Kelaparan dan kematian terjadi di mana – mana seperti yang terjadi diCirebon 1834 sebagai akibat
pemungutan pajak tambah dalam bentuk beras. Di Demak (1884) dan di Grobogan (1849– 1850) sebagai
akibat kegagalan panen.

Jumlah penduduk Indonesia menurun.

Beban pajak yang berat.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Johannes graaf Van den Bosch adalah Gubernur-Jenderal Hindia-Belandayang ke-43. Ia
memerintah antara tahun 1830 – 1834. Pada masa pemerintahannyaTanam Paksa (Cultuurstelsel)
mulai direalisasi, setelah sebelumnya hanya merupakankonsep kajian yang dibuat untuk
menambah kas pemerintah kolonial maupun negarainduk Belanda yang kehabisan dana karena
peperangan di Eropa maupun daerahkoloni (terutama di Jawa dan Pulau Sumatera).Kapal yang
membawanya tiba di Pulau Jawa tahun 1797, sebagai seorangletnan; tetapi pangkatnya cepat
dinaikkan menjadi kolonel. Pada tahun 1810 sempatdipulangkan ke Belanda karena perbedaan
pendapat dengan Gubernur JenderalHerman Willem Daendels. Setelah kepulangannya ke
Belanda pada bulan November1813, Van den Bosch beragitasi untuk kembalinya Wangsa
Oranje. Dia diangkatkembali sebagai kolonel di ketentaraan dan menjadi Panglima
Maastricht.Pada tahun 1827, dia diangkat menjadi jenderal komisaris dan dikembalikanke
Batavia (kini Jakarta), hingga akhirnya menjadi Gubernur Jenderal pada tahun1830. Van den
Bosch kembali ke Belanda sesudah lima tahun. Dia pensiun secarasukarela pada tahun
1839.Pada tahun 1830 pada saat pemerintah penjajah hampir bangkrut setelahterlibat perang
Jawa terbesar (Perang Diponegoro, 1825-1830), Gubernur JenderalVan den Bosch mendapat izin
khusus melaksanakan sistem Tanam Paksa (CultuurStelsel) dengan tujuan utama mengisi kas
pemerintahan jajahan yang kosong, ataumenutup defisit anggaran pemerintah penjajahan.Akibat
sistem yang memakmurkan dan menyejahterakan negeri Belanda ini,Van den Bosch selaku
penggagas dianugerahi gelar Graaf oleh raja Belanda, pada 25Desember 1839. Cultuurstelsel
kemudian dihentikan setelah muncul berbagai kritikdengan dikeluarkannya UU Agraria 1870
dan UU Gula 1870, yang mengawali eraliberalisasi ekonomi dalam sejarah penjajahan Indonesia.

B.Saran
 .Indonesia adalah Negara yang kaya akan sejarah,budaya ras dan lainnya sebgaiwarga
Negara yang baik tentunya kita harus mengek ke belakang bagaiamansajarah nusantara
terjadi agar menjadi pedoman dalam melaksanakan Indoensiayang menghargai sejarah
bnagsanya sendiri.

 Karena itulah penyusun berharap agar sejarah dapat membuat seseorang berpikirlebih
bijaksana dalam memahami sejarah negaranya sendiri. Tentu kita merasa benci terhadapa
penjajah pada amsa dulu namun apa yang dilakukan penjajah zandahulu juga berdampak
pada kehidupan kita sekarang ini. Dan kita harus berterimakasih kepada nenek moyang kita
terdahulu yang secara terpaksamelaksanakan sistem tanam paksa sehingga hasilnya
berdampak bagi kitasekarang dan kedepannya.

 Selain itu sebagai warga Negara yang menghargai sejarah bangsanya sudahsepatutnya kita
mengukir prestasi gemilang sebagai perwujudan rasa terima kasihkita kepada nenek moyang
kita terdahulu.

DAFTAR PUSTAKA
Habib, M Mustopa.2007.Sejarah. Jakarta:Yudhistira. Nugroho Notosuntoso. 1993. Sejarah
NasionalIndonesia 3. Jakarta. Balai
Perpustakaan.http://bagusdewan.blogspot.co.id/2011/03/politik-kolonial-Van-den-bosch-
sistem.html

http://kemalasan-kemalasan.blogspot.co.id/2014/10/van-den-bosch-dan-kebijakan-tanam-
paksa.htmlhttp://kopicopi.blogspot.co.id/2014/01/van-den-bosch-gubernur-jenderal.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Johannes_van_den_Bosch

Anda mungkin juga menyukai