Anda di halaman 1dari 3

6.

PENUTUP

6.1. Kesimpulan
Dari implementasi program Lean Six Sigma pada proyek penurunan
waste dan peningkatan uptime mesin RDC, didapatkan hasil sebagai berikut:
• Dengan pengimplementasian program Lean Six Sigma, berdampak pada
perbaikan sistem pencatatan dan pengolahan data. Selama ini pencatatan data
waste tidak dikategorikan menurut jenisnya sehingga akan kesulitan dalam
menentukan jenis waste terbesar. Selama ini pencatatan waste dan downtime
hanya sebagai formalitas saja karena tidak dilakukan analisa lebih lanjut.
• Hasil pengukuran indikator awal yang dinyatakan pada tabel 6.1.

Tabel 6.1. Hasil Pengukuran Indikator Awal Proyek Waste dan Uptime
Hasil
Indikator
Proyek Waste Proyek Uptime

Yield 0,9930 0,6984


DPMO 779,5147 20107,8638
SQL 4,7 3,6

• Dari hasil analisa, didapatkan bahwa jenis waste terbesar dan menjadi prioritas
perbaikan adalah plong tidak tepat, printing lari, sobek karena proses melepas,
dan sheet jelek. Sedangkan untuk jenis downtime terbesar dan menjadi
prioritas perbaikan adalah setting, perbaikan creasing, bersih-bersih, dan
perbaikan pisau
• Pencarian solusi-solusi perbaikan dilakukan dengan menyusun FMEA melalui
diskusi tim, four step analysis, dan analisa hasil fishbone diagram.
• Implementasi perbaikan pada tahap Improve akan dilaksanakan pada bulan
Februari hingga minggu kedua bulan Maret, sehingga hasil perbaikan belum
dapat diketahui karena masih dalam pelaksanaan tahap Improve.

172
Universitas Kristen Petra
173

6.2. Saran
Dari hasil pengamatan, pelaksanaan program Lean Six Sigma di
perusahaan masih memiliki berbagai kekurangan. Oleh karena itu, saran yang
dapat diberikan kepada pihak perusahaan antara lain:
• Peran dan keterlibatan dari masing-masing Sponsor proyek perlu ditingkatkan.
Karena selama ini, Sponsor cenderung bersikap pasif dan hanya menunggu
inisiatif dari Green Belt yang bersangkutan.
• Sosialisasi ulang terhadap maksud dan tujuan dari pelaksanaan program Lean
Six Sigma karena selama ini Green Belt cenderung bekerja sendirian dan
kurang mendapat respon dari anggota tim.
• Agar improvement yang berasal dari tim dapat berjalan, maka perlu dilakukan
suatu bentuk sayembara antar tim Lean Six Sigma dan memberikan
penghargaan (recognition) bagi tim yang anggotanya paling aktif dan
melakukan improvement berkelanjutan. Diharapkan dengan usulan ini, antar
timdapat bersaing secara sehat untuk mecapai perbaikan.
• Proses-proses pencatatan dan analisa data waste maupun downtime yang
dilakukan dalam proyek Lean Six Sigma perlu dijadikan suatu standar
pencatatan yang baru dan harus dijadikan budaya/kebiasaan. Sehingga apabila
nantinya proyek telah selesai, maka kebiasaan pencatatan waste dan downtime
lama yang salah tidak diulangi lagi.
• Program peningkatan kualitas melalui filosofi Lean Six Sigma sebaiknya
diterapkan untuk departemen-departemen yang lain. Karena dengan penerapan
program ini akan membuat suatu departemen lebih terorganisir dan akan
membawa dampak positif lainnya yaitu meningkatkan teamwork dan
membangun quality culture.
• Perusahaan dapat menggunakan rancangan implementasi Lean Six Sigma yang
telah disusun ini sebagai pedoman langkah-langkah yang harus dilakukan pada
setiap tahap DMAIC beserta contoh penggunaan alat-alat statistiknya. Hal ini
dikarenakan sebagian Green Belt memiliki tingkat pengetahuan terhadap alat-
alat statistik yang masih kurang.

Universitas Kristen Petra


174

• Perusahaan dapat menggunakan rancangan ini sebagai pedoman ketika


memilih proyek berdasarkan kriteria kelayakan, dampak bisnis dan dampak
bagi organisasi.
• Apabila pihak perusahan menunjuk Green Belt baru yang belum pernah
mengikuti pelatihan, maka rancangan ini dapat dijadikan referensi untuk
mempelajari langkah-langkah dalam proyek Lean Six Sigma. Hal ini
dikarenakan dalam rancangan ini disertai dengan dokumentasi hasil dari setiap
langkah DMAIC untuk implementasi yang telah dijalankan pada mesin RDC.
Implementasi pada rancangan ini membahas dua topik yang dapat dikatakan
sesuai dengan kondisi yang sedang dihadapi perusahaan saat ini, yaitu
permasalahan tingkat waste yang tinggi dan tingkat uptime yang masih rendah.
Untuk menyelesaikan kedua masalah tersebut pada dasarnya dilakukan dengan
langkah-langkah yang sama. Meskipun demikian kedua permasalahan tersebut
memiliki pendekatan yang sedikit berbeda.
• Pada tahap Control, harus dilakukan standarisasi secara tegas dari langkah
perbaikan yang telah dicapai. Hal ini untuk mempertahankan hasil
perbaikan/peningkatan dan mencegah proses kembali ke keadaan awal. Usaha
ini memerlukan keterlibatan dari pihak manajemen untuk menjamin
standarisasi berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

Universitas Kristen Petra

Anda mungkin juga menyukai