Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

“KONSEP DASAR TAILORING”

MATA KULIAH :TAILORING

DOSEN PENGAMPU
Puspaneli, S.Pd., M.Pd.T

DISUSUN OLEH :
1. Anisa Gusman (21075050)
2. Mesy Anggraini (21075028)
3. Nadia Restiani ( 21075085 )
4. Seharani Tasmania Putri (210751040
5. Septia Hafizah ( 21075108 )
6. Yulianti ( 21075126 )

PRODI PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA


DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN KELUARGA
FAKULTAS PARIWISATA DAN PERHOTELAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makakah sebagai tugas dari mata kuliah Tailoring.

Penulis tentu menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya.Untuk itu, penulis mengharapkan kritik
serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah
yang lebih baik lagi.Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis
mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Padang, 10 januari 2023

DAFTAR PUSTAKA
ii
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................ii
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................iii
BAB I.................................................................................................................................................
PENDAHULUAN.............................................................................................................................
A. LATAR BELAKANG................................................................................................................
B. RUMUSAN MASALAH...........................................................................................................
C. TUJUAN PENULISAN.............................................................................................................
BAB II...............................................................................................................................................
2.1 Konsep Dasar Tailoring...............................................................................................................
2.2 Syarat-syarat Tailoring................................................................................................................
2.3 Teknik Tailoring..........................................................................................................................
BAB III..............................................................................................................................................
PENUTUP.........................................................................................................................................
A. KESIMPULAN..........................................................................................................................
B. SARAN......................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pengertian tailoring (bahasa Inggris) atau tailer (bahasa Perancis) adalah seseorang yang
mengerjakan atau menjahit busana terbatas, seperti busana untuk kesempatan kerja atau pesta
khususnya untuk pria.Contohnya setelan jas (kemeja pantalon dan jas) kadang dilengkapi dengan
vest.Busana tailoring ini dibuat dari bahan yang berkualitas baik, seperti wol atau sejenisnya.
Pada proses pembuatannya memperhatokan kehalusan, kerapihan, kekuatan jahitan,
penggunaan lapisan serta banyak menggunakan keterampilan tangan. Pembuatan busana
tailoring memerlukan kecakapan khusus seperti keterampilan tangan, ketelitian, keuletan,
kesabaran dan ketekunan dalam bekerja untuk menghasilkan busana yang rapih dan bagus.
Kecakapan khusus tersebut sangat diperlukan karena terdapat beberapa bagian yang harus
dikerjakan dengan teliti dan sabar, seperti pembuatan tusuk piquer atau tusuk isi pada
penyelesaian kelepak dan kerah bawah jas, pemasangan lapisan pada bahan dasar dan vuring,
pemasangan bantal bahu dan sosis serta pemasangan kerah dan lengan jas.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu konsep Tailoring
2. Apa saja syarat-syarat dari Tailoring
3. Apa saja TeknikTailoring

C. TUJUAN PENULISAN
1. Menjelaskan konsep Tailoring
2. Menjelaskan Syarat-syarat Tailoring
3. Menjelaskan Teknik Tailoring

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Dasar Tailoring


Tailor adalah orang yang pekerjaannya menjahit pakaian seperti kemeja, celana, rok,
atau jas, baik untuk laki-laki maupun perempuan. Untuk melakukan pekerjaannya,
penjahitdapat mengerjakannya baik dengan tangan maupun dengan mesin jahit.
Saat ini orang banyak bekerja dengan menggunakan busana kerja yang rapi dan
berkesan formal.Busana kerja yang baik diselesaikan dengan teknik tailoring. Tailoring
menurut DeCosse (1985:76) Merupakan suatu metode menjahit yang berbeda dari beberapa
cara, yang ditunjukkan dalam gaya busana untuk kesempatan kerja atau pesta khususnya
untuk pria.
Tailoring berasal dari Bahasa perancis, yaitu tailer yang memiliki makna pengerjaan
busana dengan jumlah terbatas, seperti busana kerja atau pesta yang berfokus untuk
penampilan maskulin (pria). Menurut Adele (1974) teknik tailoring adalah setelan busana
yang memiliki seluk beluk jahitan, banyak lapisan, pita kelim, setikan jahitan mesin yang
tidak tampak pada daun krah dan daerah bahu memberikan efek licin, tidak lentur, tidak
berkerut, banyak melakukan pengepresan dan menghasilkan pakaian yang permanen. Contoh
busana tailoring adalah jas, kemeja, patalon dan vest.
Menurut Adele (1974:5) “ Teknik tailoring adalah setelan busana yang memiliki
seluk beluk jahitan, banyak lapisan, pita kelim, setikan jahitan mesin yang tidak tampak pada
daun krah dan daerah bahu memberikan efek licin, tidak lentur, tidak berkerut, banyak
melakukan pengepresan dan menghasilkan pakaian yang permanen.”
Pada Proses pembuatannya secara keseluruhan dilakukan dengan jahitan yang halus dan
dengan penyelesaian menggunakan jahitan tangan dan pada proses pembuatan busana
tailoring terdapat banyak hal yang harus diperhatikan diantaranya berupa kehalusan,
kerapian. kekuatan jahitan, dengan penggunaan.
Model busana yang termasuk ke dalam jenis busana tailoring yaitu berupa busana untuk
kerja atau busana pesta khususnya untuk pria, contoh setelan jas (kemeja pantalon dan jas)
yang terkadang dilengkapi dengan vest.Busana tailoring ini umumnya dibuat dari bahan yang
berkualitas baik, seperti wol atau sejenisnya.
Berdasarkan tipenya, busana tailoring sendiri dapat dibedakan ke dalam dua macam
kategori yaitu berupa the hard tailoring dan the soft tailoring.
1. The Hard Tailoring

5
Hard tailoring merupakan jenis busana tailoring yang dibuat dari bahan yang memiliki
konstruksi tetap dan bersifat agak kaku, sehingga bentuknya terkesan kuat dan bersifat
maskulin.
2. The Soft Tailoring
Soft tailoring merupakan jenis busana tailoring yang dibuat dari bahan yang memiliki
konstruksi kain tetap dan bersifat lembut, tidak kaku, sehingga bentuknya terkesan lebih
kuat.dapat mengikuti bentuk tubuh, dan bersifat feminin.

2.2 Syarat-syarat Tailoring


A. Pemilihan Model/Desain
Model busana teknik tailoring, Pada Bola Dunia tailor Model busana dengan teknik
tailoring yang digunakan yaitu Suit atau biasa disebut Jas. Kalau untuk model mantel, topper
dan cape jarang di buat karena yang biasa memakai mantel biasanya daerah dingin
sedangkan daerah kita panas.
Jadi karena itu konsumen pada Bola Dunia tailor tidak ada yang memesan busana
teknik tailoring yang bermodel seperti mantel pak,cape, dan topper. Berdasarkan temuan,
sesuai pendapat Secillia (1997:5) “Model busana tailoring bermacam-macam bentuknya,
baik untuk wanita maupun pria. Adapun macam-macam model busana tailoring yaitu : (a)
Mantel pak, (b) Suit, (c) Jump suit, (d) Mantel, (e) Topper, (f) Cape, (g) Blazer” .

Yang dimaksud dengan model pakaian adalah gambaran bentuk pakaian yang akan
dijahit dengan teknik tailoring. Model pakaian tersebut terbentuk dari beberapa unsur yaitu
bentuk garis luar pakaian yang disebut dengan siluet, garis struktural yaitu garis hias yang
terdapat pada pakaian seperti, garis vertikal, garis horizontal dan garis lengkung dan
komponen-komponen pakaian seperti kerah, lengan, kantong, dan bahagian-bahagian
lainnya.
Untuk model tailoring menggunakan siluet suai dengan model duex piece dan model
mantel pak atau three piece. Model due piece yaitu model pakaian yang terdiri dari dua
bahagian atau dua potongan pakaian yaitu jas dan rokyang terbuat daribahan dan wama yang
sama. Sedangkan model mantel pak adalah model pakaian yang terdiri dari tiga bahagian
atau tiga potonsan yang terdiri dari jas, rok dan blus dalam. Jas dan rok terdiri dari bahan
dan warna yang sama sedangkan blus dalamnya dari bahan dan warna yang berbeda. Model
duex piece atau model mantelpak tersebut harus mempunyai garis struktur yaitu garis
prinses.
Garis prinses adalah garis lengkungan mulai dari lingkar kerung lengan menuju lipit
pantas pada garis pinggang terus sampai pada batas panjang jas atau garis lengkung mulai

6
dari garis bahu terus menuju lipit pantas pada garis pinggang dan terus sampai batas panjang
jas. Garis prinses tersebut dibuat pada jas bahagian depan dan bahagian belakang. Kemudian
pakaian dengan model duex piece atau mantelpak tersebut mempunyai komponen-
komponen seperti krah jas atau krah shawl, lengan jas, kantong dalam dan lobang kancing
berbis. Untuk model tailoring menggunakan krah jas dan krah shawl.
Krah jas yaitu krah yang mempunyai guntingan berbentuk v pada pertemuan krah
dengan lapisan belahan atau revempa.Krah jas terdiri dari bahagian krah dan rever yang
mempunyai garis lipatan atau garis patahan krah.
Krah shawl juga termasuk krah setengah berdiri yang dikonstruksi seialan dengan pola
badan bahagian badan depan. Garis luar krah shawl umumnya tidak mempunyai takikan,
tetapi kadang-kadang sebngai variasinya dibuat takikan untuk memberikan kesan seperti
krah jas.
Lengan jas adalah jenis lengan yang dipasangkan pada kerung lengan dimana pada
puncak kerung lengan dibentuk membulat dan tidak dikerut.Begitu juga pada ujung
lengannya di buat licin.
Untuk model duex piece dan mantelpak menggunakan kantong Berbis, kantong vest
dan kantong klep yang merupakan variasi dari kantong berbis atau kantong Vest yang
dilengkapi dengan tutup kantong. Lobang kancing berbis yaitu lobang kancing yang
mempunyai dua bis pada bahagian atas dan bahagian bawah ceiah dengan lebar bis berkisar
0,4 sampai 0,s cm
B. Bahan-pakain untuk teknik tailoring.
Bahan Busana Teknik Tailoring, Pada Bola Dunia tailor bahan utama yang dipakai
yaitu bahan yang berserat woll dan semi woll .Untuk pemilihan warna kebanyakan warna
yang dipilih yaitu warna-warna gelap seperti warna hitam, biru tua dan coklat tua karena
warna-warna tersebut berkesan formal dan serius. Hal ini sejalan dengan pendapat Sicillia
Sawitri (1997:19) bahan utama untuk busana dengan teknik tailoring yaitu:
1. Woll dengan mutu yang baik, tebal, mudah dibentuk dan disusutkan,
2. Woll dengan berat sedang,
3. Woll dengan berat ringan,
4. Worsted,
5. Wooly,
6. Sutera untuk evening coat,
7. rayon. Pada dasarnya untuk bahan Jas yang paling bagus memang wol
karena bahan wol halus, tidak panas, dan enak dipakai.
7
Bahan Pembantu terdiri dari Pelapis pertama (Underlining),dimana jenis pelapis
pertama yang digunakan pada Bola Dunia tailor yaitu cufner tebal yang digunakan pada
seluruh permukaan bahan utama bagian muka, dan bagian belakang bahan utama
menggunakan cufner tipis dan hitam yang digunakan untuk melapisi bahan untuk kerah
bagian belakang, Bahan pengeras (Interfacing), Bahan pengeras yang digunakan oleh Bola
Dunia tailor yaitu Vukuda. Vukuda berfungsi untuk memberi kesan kaku pada bagian dada
jas,Furing (lining), Furing yang digunakan untuk jas pada Bola Dunia Tailor yaitu furing
saten. Yaitu saten Durmeil dan saten Valentina. Warna furing disesuaikan dengan warna
bahan utama.

Bahan Pelengkap, Pada Bola Dunia tailor bahan pelengkap yang digunakan yaitu
bantal bahu (padding), kancing dengan ukuran yang besar dan kancing yang kecil.
Sedangkan Menurut Aisyah Jafar (2000:16) bahan pelengkap yang digunakan yaitu :
1. Padding atau bantal bahu yang berfungsi sebagai pelengkap yang mutlak /
harus ada pada busana tailoring, yang berfungsi untuk menaikkan bahu
agar baik bentuknya,
2. Veterban berfungsi sebagai pengisi pada bagian-bagian tertentu seperti
pada batas lipatan krah, pada batas jahitan bagian depan (sistem
tradisional),
3. Macam-macam kancing, dipilih kancing yang bentuk dan disainnya
sederhana dengan dua macam ukuran (besar/kecil) yang besar dipasangkan
pada penutup busana dan yang ukuran kecil dipasangkan pada belahan
lengan,
4. Tutup tarik untuk dipasangkan pada rok atau celana.
Syarat-syarat bahan untuk teknik menjahit tailoring sebagai berikut :
1. Mudah di press atau mudah dibentuk.
Bahan yang mudah dipress atau dibentuk adalah bahan yang berasal dari serat wol
karena serat wol terdiri dari keratin atau zat tanduk.Keratin ini apabila dipanaskan
dan sedikit dilembabkan daya kenyalnya berkurang sehingga wol menjadi lunak
oleh karena itu dapat di press dalaln berbagai bentuk, misalnya membentuk lipatan
pada rok atau celana atau menghasilkan bentuk yang rata atau datar.
2. Daya kerayal tinggi atau termoplastis.
Bahan yang inempunyai sifat termoplastis adalah bahan yang mengandung serat
wol dan serat poliester.Serat wol keriting atau ikal, dan jika ditarik sangat kenyal
atau elastis.Sifat ini menyebabkan tenunan wol tidak mudah kusut. Disamping itu
serat poliester juga mempunyai daya kenyal yang tinggi dalam keadaan basah
8
ataupun kering akan cepat kembali dalam keadaan semula. Karena sifat
termoplastis ini bahan poliester bisa menghasilkan bentuk-bentuk yang permanen
pada pakaian karena bentuk tidak akan berubah walaupun dicuci dan pakaian tidak
perlu disterika.
3. Tebal.
Bahan yang kelihatan tabal adalah serat wol karena seratnya terdiri dari sisik- sisik
yang tindih menindih letaknya kemudian dilakukan proses pengempaan dalam
pembuatan kain maka makin lama dikempa atau dimampat, maka makin tebal
tenunannya karena bulu-bulu wol menjadi lebih rapat dan sisiknya menjadi pegang
memegang sehingga bulunya tidak dapat kembali kebentuk semula. Untuk
pemilihan bahan selain bahan asli juga sering dipilih bahanbahan yang sudah di
blend atau dicarnpur dengan serat lain. Misalnya wol dicampur dengan serat
poliester atau serat wol dicampur dengan serat katun, serat poliester dengan serat
katun dengan perbandingan 65% dan 35% atau sebaliknya 35% dan 65%. Hal ini
bertujuan untuk mempertinggi kwalitas bahan atau untuk mengurangi sifat serat
yang kurang baik seperti wol karena tebal dan berat, dicampur dengan poliester
yang mempunyai sifat ringan sehingga kain terasa tebal tetapi ringan.Selanjutnya
campuran wol dengan katun, wol terasa panas bila dipakai karena sifatnya inenahan
panas dicainpur dengan katun yang mempunyai sifat terasa dingin atau sejuk
karena dengan mudah mengisap keringat.
4. Warna bahan.
Yang dimaksud dengan warna adalah warna bahan yang digunakan untuk model
pakaian yang dijahit dengan teknik tailoring. Pada model tailoring pada umumnya
menggunakan bahan polos atau tidak bercorak, yang bertujban untuk
memperlihatkan detail-detail pakaian seperti garis hias, kantong, lobang kancing
dan sebagainya. Warna bahan yang digunakan untuk model pakaian dengan teknik
tailoring adalah warna-warna monogromatic atau warna yang sudah dicampur
dengan warna putih atau wama hitam sehingga warna yang dihasilkan tidak
menyolok atau warna yang redup. Untuk inodel duex pieces pemakaian wama
tunggal artinya penggunaan wama pada pakaian tidak di kombinasikan, karena
antara rok dan jas hams terdiri dari bahan dan wama yang sama. Tetapi pada model
mantel pak warna selalu dikombinasikan antara mantel pak yaitu pakaian yang
terdiri &ri tiga bahagian atau tiga potongan yaitu rok, jas dan blus dalam. Untuk
rok dan jas terdiri dari bahan dan lvarna yang sama sedangkan untuk blus dalamnya
hams dikombinasikan dengan wama yang berbeda. Kombinasi wama yang dipilih
bisa kombinasi warm yang herhubungan.atazl hamonis dan kombinasi wama yang
berlawanan atau kombinasi wama kontras.
5. Corak bahan
9
Yang dimaksud dengan corak yaitu motif-motif yang terdapat pada kain atau
bahan, seperti misalnya corak bentuk kembang atau bungabunga, bentuk lainnya
dan corak bentuk geometris seperti bentuk garis-garis, bentuk-bentuk lingkaran dan
bentuk-bentuk berkotakkotak.Untuk model tailoring apabila memilih bahan yang
bercorak maka corak yang dipilih adalah corak yang berkotak-kotak atau
plaid.Untuk bahan yang bercorak ini juga dipilih wama coraknya wama yang sudah
diredupkan.
C. Pola Busana Teknik Draping
Pola Busana Teknik Tailoring, Pada Bola dunia Tailor cara menggambil ukurannya
adalah sebagai berikut :
1. lebar bahu, diukur dari puncak lengan sebelah kanan sampai ujung lengan sebelah
kiri.
2. lebar muka, diukur 5 cm dari lekuk leher kemudian diukur dari kerung lengan
kanan sampai kerung lengan kiri.
3. lebar punggung, diukur dari tengkuk leher belakang turun 8 cm kemudian diukur
dari kerung lengan kiri ke kerung lengan kanan.
4. lingkar badan, diukur pas badan ditambah 4 jari atau 5 cm.
5. lingkar pinggang, diukur pas pinggang kemudian ditambah 4 jari atau 5 cm.
6. lingkar panggul, diukur pas panggul kemudian ditambah 4 jari atau 5 cm.
7. panjang baju, diukur mulai dari bahu paling atas ke bawah sampai dengan pangkal
ibu jari.
8. panjang lengan, diukur mulai dari ujung bahu terendah sampai atas tulang
pergelangan.
Sedangkan ukuran yang diperlukan untuk jas menurut Kamakura (1967:170) yaitu :
1. panjang jas : panjang standar jas ½ dari tinggi badan yang di ukur dari
tengkuk leher belakang sampai telapak kaki. Tetapi kita bisa memilih
berapa panjang jas yang kita inginkan, atau sampai ujung ibu jari lengan,
2. lebar bahu : diukur antara kedua titik bahu ditengah leher dan ukur bahu
terendah bagian kiri sampai bahu terendah bagian kanan pada saat yang
sama,
3. panjang lengan: diukur dari bahu terendah sampai ujung pergelangan
tangan, panjang lengan harus disesuaikan dengan selera pemakainya,

10
4. lebar punggung : turun 10 cm dari tengkuk leher. Setelah itu ukur dari
lingkar kerung lengan kiri sampai lingkar kerung lengan kanan,
5. lebar dada : diukur merata dari garis samping kiri dan kanan depan
payudara
6. lingkar badan : diukur sekeliling dibawah kedua lengan, ketika mengukur
tambahkan (3-4cm),
7. lingkar pinggang : diukur sekeliling pinggang,
8. lingkar panggul : diukur merata seluruh bagian tertinggi panggul.

Jadi dari hasil penelitian peneliti dapat disimpulkan perbedaan antara mengambil
ukuran pada Bola Dunia Tailor dengan mengambil ukuran menurut teori yaitu: Pada Bola
Dunia Tailor lebar punggung turun 8 cm, lingkar pinggang dan lingkar panggul di tambah 5
cm. Sedangkan menurut teori lebar punggung turun 10 cm, lingkar pinggang dan lingkar
panggul diambil pas.
Pembuatan Pola, Pada Bola Dunia tailor pola yang digunakan yaitu pola yang
langsung dikonstruksi sesuai model. Sedangkan menurut Yasnidawati,2012:73 : Untuk
busana teknik tailoring pola yang dipakai adalah pola sistem konstruksi.

2.3 Teknik Jahit


A.Teknik Jahit Busana Tailoring
Teknik Menjahit dan Teknik Penyelesaian Busana Tailoring
1).Teknik menjahit busana tailoring menggunakan kampuh terbuka dengan penyelesaian
zigzag
2). Pada busana tailoraing pelapis yang digunakan untuk kelepak atau rever dan kerah bawah
yaitu pelapis yang terbuat dari rambut kuda/bubat atau kupner
3). Penggunaan vuring tertutup
4). Bahan dasar bagian muka dilapisi kain gula dan kupner, pada bagian belakang kira-kira
setengah badan dilapisi kain gula.

Pembuatan Pola, Pada Bola Dunia tailor pola yang digunakan yaitu pola yang
langsung dikonstruksi sesuai model. Sedangkan menurut Yasnidawati,2012:73 : Untuk
busana teknik tailoring pola yang dipakai adalah pola sistem konstruksi.

Teknik Jahit Busana Tailoring, Alat yang digunakan untuk pembuatan busana
tailoring yaitu :
11
(1) Mesin highspeed,
(2) Meja press,
(3) seterika listrik,
(4) Mesin press,
(5) bantalan seterika,
(6) Papan pemberat,
(7) air pengepresan,
(8) Lap basahan.
Sedangkan Menurut Winarti (2000:3) Alat-alat keperluan pembuatan busana tailoring
antara lain:
(1) papan seterika atau meja press,
(2) papan lengan/kampuh,
(3) papan pemberat dan pegangan bersudut,
(4) papan kampuh,
(5) seterika listrik,
(6) seterika gas,
(7) mesin press,
Langkah menjahit busana tailoring model jas yang pada Bola Dunia tailor yaitu dilakukan
secara berurutan sesuai dengan langkah kerja seperti : memasang bahan pelapis (fussing),
menjahit bagian-bagian jas, dan penyelesaian. Sedangkan menurut Wildati (2007:21) teknik
menjahit tailoring mencangkup : menggunakan kampuh terbuka, menjahit garis
hias/princesss, menjahit belahan dan lubang kancing, menjahit kantong, pemasangan kerah,
pemasangan lengan dan pemasangan furing.
B. Bahan pelapis
Teknik menjahit tailoring ciri utamanya adalah menggunakan bahan pelapis (interfacing)
unfuk memperbagus dan menghasilkan bentuk yang permanen pada pakaian.Bahan pelapis
adalah bahan tambahan yang pokok untuk memperbagus bentuk pakaian yang diletakkan
atau dipasangkan antara bahan pakaian dan vuring atau antara dua bahagian pakaian seperti
pada kerah bagian baivah atau antara belahan dengan lapisan belahan, antara lipatan klim
dengan pakaian dan sebagainnya.Bahan pelapis tidak saja dipasangkan pada bagian-bagian
tertentu, tetapi dapat juga dipasangkan pada seluruh area pakaian kecuali lengan.Pada
12
bagian-bagian tertentu dipakai satu bahan pelapis dan pada bagian-bagian lainnya dipakai
dua rangkap bahan pelapis misalnya pada garis patahan krah, pada krah, atau pada tutup
kantong.
Fungsi bahan pelapis yaitu :
1) Memperbagus bentuk pakaian Dengan adanya bahan pelapis pakaian tersebut akan
kelihatan licin dan rata.
2) Menarnbah tebal dan kekuatan dari bahan sehingga pakaian kelihatan lebih berbodi, licin
atau rata.
3) Untuk menstabilkan bentuk detail-detail pakaian seperti klim, lapisan belahan, tutup
kantong dan sebagainya.
Penempatan bahan pelapis pada pakaian :
1) Pada seluruh bahagian pakaian misalnya pada badan bahagian depan dan belakang, pada
krah, pada lapisan belahan dan pada kantong.
2) Pada bahagian-bahagian tertentu saja pada pakaian seperti ~nisalnya pada krah bahagian
bawah, pada belahan atau pada kantong.
Bahan pelapis berbeda-beda jenisnya, oleh karena itu akan memberikan kesan yang berbeda
pula, maka sebuah jas yang dijahit dengan teknik tailoring membutuhkan beberapa bahan
pelapis.
Jenis-jenis bahan pelapis :
1) Bahan pelapis tidak lengket.
Bahan pelapis yang tidak lengket dipasangkan pada pakaian dengan cara menjahitkan pada
sisi kampuh pakaian. Bahan pelapis jenis ini sekarang sudah kurang diminati para dresmaker
karena kurang praktis dalam penggunaannya. Tetapi banyak digunakan untuk bahan pelapis
ban pinggang.
2) Bahan pelapis lengket
Bahan pelapis lengket yaitu bahan pelapis yang sudah dilengkapi dengan zat perekat
sehingga dalaln penggunaannya cukup dengan menekannya saja dengan alat pada bahan
pakaian sehingga lebih praktis dan bagus bentuknya.
Macam-macam bahan pelapis lengket :
a) Trikot lengket. Sejenis pelapis yang dirajut yang digunakan untuk menambah tebal dan -
kekuahi-t dari bahan tanpa menyebabkan pakaian menjadi kaku. Digunakan untuk
menstabilkan bahagian-bahagian pakaian seperti klim, bahagian depan badan, dan krah
bahagian atas
13
b) Bulu kuda lengket (fbsible hair canvas) Bahan pelapis yang ditenun bersifat kaku dan
kuat. Digunakan untuk memperkuat bahagian tertentu misalnya untuk melapisi garis
patahan krah dan krah bahagian bawah.
c) Bahan pelapis yang dirajut. Bahan pelapis ini lnerupakan alternatif yang lebih lembut dari
bulu kuda. Digunakan untuk menstabilkan detail-detail atau komponen-komponen dalam
pakaian. Seperti klim lapisan belahan.
d) Crips adalah bahan pelapis yang tidak ditenun tetapi dimampad yang sangat ringan dan
tipis. Digunakan untuk memelihara bahagian-bahagian yang kecil seperti tutup kantong
supaya tetap kuat dan licidrata. Sebelum memasangkan bahan pelapis pada kain sebaiknya
anda lakukan percobaan terlebih dahulu dengan kain yang kecil untuk masing-masing jenis
perapis tersebut kemudian dipilih mana yang terbaik untuk pakaian anda.
C. Vuring
Vuring yaitu penyelesaian dengan memasangkan lapisan pada bahagian dalam pakaian.
Vuring digunakan pada teknik-teknik menjahit khusus seperti menjahit pakaian pesta,
pakaian penganten dan menjahit jas dengan teknik tailoring.
Tujuan pemakaian vuring pada tekni k tailoring.
1) Membantu memperbagus bentuk pakaian.
2) Untuk menutup dan inenyembunyikan konstruksi bahagian dalam pakaian.
3) Memberikan kenyamanan pada sipemakai
Syarat-syarat bahan untuk vuring
1) Bahan yang lembut dan ringan.
Bahan yang lembut dan ringan membantu memperbagus bentuk agar memberi efek yang
luwes pada pakaian.
2) Bahan yang tidak mudah kusut.
Bahan yang tidak mudah kusut membantu memperbagus bentuk agar bentuk pakaian tetap
licin dan rata.
3) Bahan yang mudah mengisap keringat.
Bahan-bahan yang dapat mengisap keringat memberikan kenyarnanan sewaktu memakai
pakaian karena vuring langsung melekat pada badan sipemakai.
4) Wama yang senada dengan bahan dasar pakaian.
Warnavuring juga dapat membantu rnemperbagus wama pakaian bahagian luarnya.

14
Adapun bahan-bahan yang memenuhi syarat-syarat seperti tersebut diatas bisa
digunakan bahan yang berasal dari serat alam dan serat buatan seperti serat kapas, acetat,
poliester dan nylon.Serat tekstil ini pada pabrik tekstil umurnnya sudah diblend atau
dicampur antara serat alam dengan serat buatan sehingga dapat menguragi sifat-sifat yang
kurang baik.
D. Fitting
Fitting merupakan suatu proses yang sangat utama dalam proses menjahit dengan teknik
tailoring, karena hasil pakaian yang dijahit dengan teknik tailoring harus betul-betul fit
dengan pigur sipemakai. Fitting adalah mengepas atau mencocokkan antara ukuran dengan
pola, pengembangan pola sesuai dengan model, try out pola pada bahan katun, mengepas
pada badan sipemakai., mengevaluasi hasil try out, dan selanjutnya membetul kan kesalahan
atau memperbaiki kelemahan pola .
Proses Fitting Dalam fitting ada dua proses yang dilakukan yaitu:
1) Mengambil ukuran yang benar dengan pita ukuran, kemudian dikonstruksi pada kertas
pola.
2) Membuat pembahan-pembahan pola dengan jelas , kemudian mengatur pola pada bahan.
3) Salah satu cara untuk mengepaskan pola dengan badan adalah dengan jalan menggunting
pada bahan katun, kemudian di uji cobakan pada badan dan diamati dan memperbaiki
kesalahan-kesalahan yang terdapat pada pola tersebut. Untuk membuat jas syarat minimum
kelonggaran adalah 1 cm, untuk ukuran-ukuran lingkar dan lebar. Selanjutnya juga perlu
dipertimbangkan penggunaan bahan, bantalan bahu dan sebagainya.
4) Setelah pola selesai diubah, kemudian masing-masing potongan di cocokkan atau
dipaskan, diberi tanda-tanda yang jelas, sehingga tidak terjadi kesalahan sewaktu memotong
bahan.
5) Memotong bahan dan memberi tanda pada kain untuk uji coba.
a) Seleksi bagan-bagian pola-pola utama, seperti pola badan bagian depan, bagian belakang,
lengan, krah dan lain-lain. Penyusunan pola dan menyeleksi bahagian-bahagian pola harus
teliti atau sangat hati-hati. Terutama lagi dalam penentuan arah serat kain, kelonggaran dan
tanda pengguntingan.
b) Memberi tanda yang benar. Gunakan rader dengan karbon jahit, beri tanda semua garis
tanda panjang kain, seterusnya pola bahagian pakaian, beri tanda tengah belakang, tengah
muka. Beri tanda garis horizontal untuk menentukan garis lebar dada, garis pinggang dan
garis tinggi panggul. Pada pola lengan beri tanda panjang lengan mulai dari puncak lengan
sampai batas panjang lengan. Juga beri tanda antara tinggi puncak lengan dengan lingkar
kerung lengan. Beri tanda kancing dan letak kantong. Beri tanda semua kampuh-kampuh

15
dan tanda konstruksi, termasuk krah dan garis patahan krah dengan wama yang berbeda
dengan tanda garis pola. Jika masing-masing simbol konstruksi berbeda masing-masing
jenisnya maka akan mudah mencocokkan dengan menggunakan satu nrarna karbon jahit.
Mengevaluasi bagaimana ketepatan pakaian oleh observing. Untuk mengevaluasi ketepatan
pakaian ada sepuluh poin (fitting ceck) sebagai berikut :
a) Jelujur garis tengah muka dan tengah belakang dan kampuhkampuh sisi hams benar tegak
lurus kearah lantai.
b) Kelonggaran pada masing-masing bahagian badan, pinggang dan panggul hams benar,
tergantung pada penambahan sewaktu pembentangan kain.
c) Tanda-tanda tengah muka dan tengah belakang pinggang harus benar-benar bertepatan
dengan garis pinggang anda.
d) Garis kampuh bahu harus benar-benar berada antara leher dan ujung bahu.
e) Garis leher h'arus benar-benar susuaidengan besar- leher tidak kekecilan dan tidak terlalu
tinggi dan tidak terlalu rendah. Amati antara bahagan depan dan belakang.
f) Krah dan lapisan lipatan garis patahan krah harus pada posisi yang benar, dan krah pada
tengah belakang harus tenang dan sesuai dengan tinggi figur anda.
g) Lobang kancing hams mempunyai jarak yang normal, dan lobang yang lancar tanpa
perpilin.
h) Arah dari lipit pantas harus bertolak dari bahagian badan yang menonjol tidak boleh lebih
dan keluar dari garis apex atau lebih besar dari bahagian yang menonjol.
i) Posisi kantong hams benar-benar sesuai dengan fungsinya dan keseimbangan desainnya.
j) Lengan harus benar-benar melangsai bahwa garis panjang lengan dan garis persilangan
pada puncak lengan harus datar.

16
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Teknik jahit yang benar dapat mempengaruhi kualitas dari hasil (produk)
busana, disamping pola yang baik dan ukuran yang tepat serta desain yang bagus
semua merupakan suatu kesatuan dari proses pembuatan busana , salah satu
diantaranya tidak benar maka tidak akan tercapai produk yang berkualitas baik.

B. SARAN
Tentunya penulis menyadari jika dalam penyusunan makalah ini masih
banyakadakesalahan dan jauh dari kata sempurna.Penulis memberi saran kepada para
pembacaagarbisamenjadikan makalah ini sebagai pedoman serta acuan untuk menambah
sumberbacaanmengenai jenis layanan bimbingan dan konseling.

17
DAFTAR PUSTAKA

Sicillia Sawitri, dkk. 1997. Tailoring. Yogyakarta: FPTK IKIP Yogyakarta


Wildari Zahri. (2007). Modul Tailoring.Padang : Universitas Negeri Padang
Allyne Bane. (1974). Tailoring. New York : Mc Graw-HILL Book Company

18

Anda mungkin juga menyukai