Anda di halaman 1dari 2

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 28
Jl. Menganti Lidah Wetan 29b, Surabaya (60213)
Telp: 031-7530467 / Fax: 031-7530467

LAPORAN KEGIATAN

Nama yang mendapat Tugas : Zazilatul Khikmiyah, S.Pd.


Hari/Tanggal : Kamis/7 September 2023
Tempat Kegiatan : Aula SMPN 11 Surabaya
Kegiatan : Workshop RPL BK Berdeferensiasi dan peran BK dalam
Pencegahan Intoleransi terhadap kekerasan di libgkungan
Sekolah
Narasumber : 1. Ananda Kiky Primasari, S.Pd., M.Pd, Gr.
2. Eka Erawati, S.Psi., M.Si

MATERI KEGIATAN :
RPL BK berdiferensiasi secara umum sama seperti yang kita buat selama ini tetap
berpedoman pada POP BK Tahun 2016 dan Surat Edaran Mendikbud Nomor 14 Tahun 2019 tentang
Penyederhanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Isinya antara lain bahwa komponen Inti dalam
penyusunan RPL yang harus ada diantaranya adanya tujuan layanan, langkah-langkah kegiatan
layanan dan evaluasi layanan yang wajib dilaksanakan oleh guru BK, sedangkan komponen lainnya
bersifat pelengkap.
Perbedaan RPL BK berdiferensiasi hanya terletak pada langkah-langkah layanan terutama pada tahap
inti atau proses kegiatan layanan yang disusun berdasarkan hasil pemetaan profil belajar siswa yang
terdiri dari 3 aspek yakni antara lain: Pemetaan kebutuhan siswa berdasarkan kesiapan
belajar, Pemetaan kebutuhan siswa berdasarkan minat, Pemetaan kebutuhan siswa
berdasarkan gaya belajar.

A. Aspek Kebutuhan Belajar Siswa


Terkait Layanan BK berdiferensiasi saya mengutip apa yang dikatakan oleh Tomlinson (2001),
bahwa kebutuhan belajar siswa dapat dikategorikan berdasarkan 3 aspek. Ketiga aspek tersebut
adalah:

1. Kesiapan belajar (readiness) siswa.


Kesiapan belajar (readiness) adalah kapasitas untuk mempelajari materi baru. Sebuah tugas yang
mempertimbangkan tingkat kesiapan siswa akan membawa siswa keluar dari zona nyaman
mereka, namun dengan lingkungan belajar yang tepat dan dukungan yang memadai, mereka tetap
dapat menguasai materi baru tersebut.

2. Minat siswa
Kita tahu bahwa seperti juga kita orang dewasa, siswa juga memiliki minat sendiri. Ada siswa
yang minatnya sangat besar dalam bidang seni, matematika, sains, drama, memasak, dsb. Minat
adalah salah satu motivator penting bagi siswa untuk dapat ‘terlibat aktif’ dalam proses
pembelajaran. Tomlinson (2001) menjelaskan bahwa mempertimbangkan minat siswa dalam
merancang pembelajaran memiliki tujuan diantaranya: a) membantu siswa menyadari bahwa ada
kecocokan antara sekolah dan keinginan mereka sendiri untuk belajar; b) menunjukkan
keterhubungan antara semua pembelajaran; c) menggunakan keterampilan atau ide yang familiar
bagi siswa.
3. Profil belajar siswa
Profil belajar siswa terkait dengan banyak faktor, seperti: bahasa, budaya, kesehatan,
keadaan keluarga, dan kekhususan lainnya. Selain itu juga akan berhubungan dengan gaya
belajar seseorang. Tujuan dari pemetaan kebutuhan belajar siswa berdasarkan profil belajar
adalah untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara natural dan efisien.
Namun demikian, sebagai guru, kadang-kadang kita secara tidak sengaja cenderung memilih gaya
belajar yang sesuai dengan gaya belajar kita sendiri. Padahal kita tahu setiap anak memiliki profil
belajar sendiri. Memiliki kesadaran tentang ini sangat penting agar guru dapat memvariasikan
metode dan pendekatan mengajar mereka. Penting juga untuk diingat bahwa kebanyakan orang
lebih suka kombinasi profil. Menurut Tomlinson (2001), ada banyak faktor yang dapat
mempengaruhi pembelajaran seseorang. Berikut ini adalah beberapa yang harus diperhatikan
antara lain :Visual: belajar dengan melihat (diagram, power point, catatan, peta, grafik
organisator). Auditori: belajar dengan mendengar (kuliah, membaca dengan keras,
mendengarkan musik). Kinestetik: belajar sambil melakukan (bergerak dan meregangkan
tubuh, kegiatan hands on, dsb).

Berdasarkan pemaparan mengenai ketiga aspek dalam mengkategorikan kebutuhan belajar


siswa tersebut, maka kita dapat menarik kesimpulan bahwa untuk mengoptimalkan layanan
BK dan tentunya dengan hasil dari pemetaan siswa diperlukan layanan yang dikembangkan
sesuai dengan kebutuhan belajar siswa.

Layanan BK berdiferensiasi haruslah berakar pada pemenuhan kebutuhan belajar siswa dan
bagaimana guru BK merespon kebutuhan belajar tersebut. Dengan demikian, guru BK perlu
melakukan identifikasi kebutuhan belajar dengan lebih komprehensif, agar dapat merespon dengan
lebih tepat terhadap kebutuhan belajar siswa.

B. Pemetaan Berdasarkan Kebutuhan Belajar


Teknik pemetaan dilakukan dengan menggunakan asesmen baik tes maupun non tes untuk
mengkategorikan ketiga aspek kebutuhan belajar yakni kesiapan belajar, minat dan gaya belajar.
Dalam RPL BK ketiga aspek ini nantinya dimasukkan ke tahap inti dalam kegiatan layanan.

Mengetahui, Surabaya, 27 September 2023


Kepala SMP Negeri 28 Surabaya Pembuat Laporan,

Dra. Nanik Partiyah, M.Pd.


Pembina Utama Muda / IV-c Zazilatul Khikmiyah, S.Pd
NIP. 196504221989112001 NIP. 199106082022212009

Anda mungkin juga menyukai