Anda di halaman 1dari 7

NAMA : Akbar Jati Laksono

NPM : 2115013006

KELAS :A

MATA KULIAH : Survei Pertambangan

Resume Survey Offshore Mining (Migas), Perpipaan Migas Di Darat


Dan Di Laut.

1. Pekerjaan geodesi dalam off shore mining/migas

Dalam industri off shore mining/migas, lulusan Teknik Geodesi atau Geomatika dapat
berperan sebagai surveyor. Mereka dapat melakukan pengukuran dan pemetaan untuk
mendukung tahapan pengeboran. Pekerjaan geodesi dalam off shore mining/migas meliputi:

- Survey investigasi: Seorang lulusan Teknik Geodesi dapat menjadi pionir dalam survey
investigasi suatu proyek/pekerjaan sipil baik skala besar maupun kecil, seperti pembukaan
penambangan migas di darat/hutan atau di lautan samudera2.

- Pengukuran dan pemetaan: Dalam setiap tahapan pengeboran, selalu memerlukan tenaga
seorang surveyor dari Teknik Geomatika untuk melakukan pengukuran dan pemetaan[1].

- Survei hidrografi: Survei hidrografi dapat dilakukan untuk mendukung pengelolaan sumber
daya migas di laut.

Lulusan Teknik Geodesi dapat bekerja di perusahaan-perusahaan seperti Pageo Utama,


Saipem Indonesia, Seascape, Bintang Subsea Indonesia, Fugro Indonesia, Calmarine Indonesia,
Java Offshore, dan lain-lain. Selain itu, mereka juga dapat bekerja di instansi pemerintah seperti
Kementerian Perhubungan, TNI dan Dishidros TNI-AL, Kementerian ATR/BPN, Kementerian
Keuangan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi,
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, dan lain-lain.

A. Tugas Dan Tanggung Jawab Seorang Pekerja Geodesi Dalam Offshore Mining/Migas

seorang pekerja geodesi harus memiliki kemampuan antara lain menyukai perhitungan
dan analisa, menyenangi pemrosesan data menggunakan perangkat lunak dalam komputer, dan
menyukai pekerjaan di lapangan. Pekerja geodesi juga harus memastikan bahwa hasil survei dan
pemetaan yang dilakukan aman dan akurat, serta dapat digunakan untuk mengambil keputusan
dalam proyek offshore mining dan migas.
Seorang pekerja geodesi dalam offshore mining/migas memiliki tugas dan tanggung
jawab sebagai berikut :

1. Mendeteksi dan menginterpretasi sedimen yang berada pada dasar laut.

2. Memahami dan mempraktekan langsung kerja dari side scan sonar.

3. Melakukan survei dan pemetaan dasar laut.

4. Menentukan posisi dan navigasi yang tepat.

5. Memproses dan menganalisis data yang diperoleh selama survei.

6. Melakukan survei untuk mengidentifikasi area yang mungkin mengandung deposit minyak
dan gas.

7. Merencanakan dan membangun platform pengeboran lepas pantai.

8. Memastikan keamanan dan akurasi survei dan pemetaan lepas pantai.

9. Berkolaborasi dengan profesional lain, seperti insinyur dan geolog, untuk memastikan
keberhasilan proyek offshore mining dan migas.

B. Manfaat Dari Survei Geodesi Dalam Offshore Mining/Migas

Survei geodesi memiliki banyak sekali manfaat yang sangat penting dalam industri off
shore mining/migas. Berikut adalah beberapa manfaat survei geodesi dalam off shore
mining/migas. Survei geodesi dilakukan untuk menentukan jalur pipa yang optimal dan
meminimalkan dampak lingkungan[.Survey ini meliputi pengukuran dan pemetaan dasar laut
untuk menentukan jalur pipa yang tepat.Selain itu terdapat Survei hidrografi yang mendukung
pengelolaan sumber daya migas di laut, Survei hidrografi dapat dilakukan untuk mendukung
pengelolaan sumber daya migas di laut. Survei ini meliputi pemetaan morfologi dasar laut untuk
menentukan jalur pipa yang tepat.

Survei geodesi dilakukan untuk memastikan bahwa jalur pipa berada pada posisi yang
tepat dan tidak terjadi kerusakan. Pemantauan ini dilakukan dengan menggunakan teknologi
geodesi seperti GPS dan teknologi pemetaan lainnya[.Dalam setiap tahapan pengeboran, selalu
memerlukan tenaga seorang surveyor dari Teknik Geomatika untuk melakukan pengukuran dan
pemetaan. Pengukuran dan pemetaan sangat penting dalam mendukung tahapan pengeboran.

2. Pekerjaan geodesi dalam perencanaan dan pemantauan jalur pipa minyak dan gas di
darat

Pekerjaan geodesi memainkan peran penting dalam perencanaan dan pemantauan jalur
pipa minyak dan gas di darat. Seorang lulusan Teknik Geodesi dapat menjadi pionir dalam
survey investigasi suatu proyek/pekerjaan sipil baik skala besar maupun kecil, seperti
pembukaan penambangan migas di darat/hutan atau di lautan samudera. Survey investigasi ini
dilakukan untuk menentukan jalur pipa yang optimal dan meminimalkan dampak lingkungan.

Dalam perencanaan jalur pipa minyak dan gas di darat, pengukuran dan pemetaan sangat
penting untuk menentukan jalur pipa yang tepat dan meminimalkan dampak lingkungan. Selain
itu, pengukuran dan pemetaan juga dilakukan untuk menentukan titik-titik kontrol dan
memastikan bahwa jalur pipa berada pada posisi yang tepat. Setelah jalur pipa selesai dibangun,
pemantauan terus-menerus dilakukan untuk memastikan bahwa jalur pipa berada pada posisi
yang tepat dan tidak terjadi kerusakan Pemantauan ini dilakukan dengan menggunakan teknologi
geodesi seperti GPS dan teknologi pemetaan lainnya.

A. Teknik Geodesi Yang Digunakan Dalam Perencanaan Jalur Pipa Minyak Dan Gas Di
Darat

Dalam rangka perencanaan dan pemantauan jalur pipa minyak dan gas di darat, teknik
geodesi sangat penting untuk memastikan akurasi dan keamanan sistem pipa. Ilmu Teknik
geodesi digunakan untuk memetakan jalur pipa, melakukan survei darat, memantau sistem pipa
dari waktu ke waktu, dan mengumpulkan informasi tentang sistem pipa melalui penginderaan
jauh.Teknik geodesi digunakan untuk memetakan jalur pipa dan menentukan lokasi pipa.
Informasi ini digunakan untuk memastikan bahwa pipa dipasang di lokasi yang tepat dan untuk
memantau posisinya dari waktu ke waktu.Teknik geodesi digunakan untuk melakukan survei
darat dan memastikan bahwa pipa dipasang di lokasi yang tepat. Ini termasuk mengukur elevasi
dan kemiringan tanah untuk memastikan bahwa pipa dipasang pada kedalaman dan sudut yang
tepat.

Dalam Pemantauan pipa, ilmu dibidang geodesi digunakan untuk memantau sistem pipa
dari waktu ke waktu. Ini termasuk menggunakan GPS dan teknik geodesi lainnya untuk melacak
posisi pipa dan mendeteksi setiap pergerakan atau deformasi yang dapat menunjukkan masalah
dengan pipa. Selaiin itu dilakukannya Penginderaan jauh dalam penginderaan jauh digunakan
untuk mengumpulkan informasi tentang sistem pipa. Ini termasuk menggunakan citra satelit
untuk memantau jalur pipa dan mendeteksi perubahan di sekitar lingkungan yang dapat
mempengaruhi pipa.

B. Tantangan Yang Dihadapi Dalam Pemantauan Jalur Pipa Minyak Dan Gas Di Darat

Pemantauan jalur pipa minyak dan gas di darat memiliki beberapa tantangan yang harus
dihadapi, antara lain:

- Korosi: Pipa minyak dan gas rentan terhadap korosi, terutama jika terkena lingkungan yang
asam atau basa. Korosi dapat menyebabkan kebocoran pipa dan bahkan kecelakaan yang serius.

- Kerusakan mekanis: Pipa minyak dan gas juga rentan terhadap kerusakan mekanis, seperti
benturan atau tekanan yang berlebihan. Hal ini dapat menyebabkan kebocoran pipa dan bahkan
kecelakaan yang serius.
- Pencurian: Pipa minyak dan gas sering menjadi target pencurian, terutama di daerah yang
terpencil atau sulit diakses. Pencurian dapat menyebabkan kebocoran pipa dan bahkan
kecelakaan yang serius.

- Pemantauan jarak jauh: Jalur pipa minyak dan gas sering memiliki panjang yang sangat jauh,
sehingga sulit untuk dipantau secara langsung. Pemantauan jarak jauh dapat menjadi sulit dan
memerlukan teknologi yang canggih.

- Keterbatasan akses: Beberapa jalur pipa minyak dan gas berada di daerah yang sulit diakses,
seperti pegunungan atau hutan belantara. Hal ini dapat membuat pemantauan menjadi sulit dan
memerlukan biaya yang lebih tinggi.

- Ketergantungan pada teknologi: Pemantauan jalur pipa minyak dan gas seringkali
bergantung pada teknologi, seperti sensor dan kamera. Jika teknologi ini mengalami kerusakan
atau gangguan, pemantauan dapat menjadi sulit atau bahkan tidak mungkin dilakukan.

Dalam menghadapi tantangan-tantangan ini, diperlukan upaya yang terus-menerus untuk


meningkatkan keamanan dan efisiensi pemantauan jalur pipa minyak dan gas di darat. Hal ini
dapat dilakukan dengan menggunakan teknologi yang canggih, meningkatkan pengawasan dan
pengamanan, serta melakukan perawatan dan perbaikan secara teratur.

3.Pekerjaan geodesi dalam perencanaan dan pemantauan jalur pipa minyak dan gas di
laut.

Pekerjaan geodesi sangat penting dalam perencanaan dan pemantauan jalur pipa minyak
dan gas di laut. Untuk menentukan jalur pipa yang optimal dan meminimalkan dampak
lingkungan. Dilakukanlah Survey Investigasi ,Survey ini meliputi pengukuran dan pemetaan
dasar laut untuk menentukan jalur pipa yang tepat.Selain itu Pengukuran dan pemetaan sangat
penting dalam menentukan jalur pipa yang tepat dan meminimalkan dampak lingkungan.
Kemudian, pengukuran dan pemetaan juga dilakukan untuk menentukan titik-titik kontrol dan
memastikan bahwa jalur pipa berada pada posisi yang tepat.

Survei hidrografi dilakukan untuk mendukung perencanaan jalur pipa bawah laut. Survei
ini meliputi pemetaan morfologi dasar laut untuk menentukan jalur pipa yang tepat.Setelah itu,
Pemantauan terus-menerus dilakukan untuk memastikan bahwa jalur pipa berada pada posisi
yang tepat dan tidak terjadi kerusakan. Pemantauan ini dilakukan dengan menggunakan
teknologi geodesi.

A. teknik yang digunakan dalam perencanaan dan pemantauan jalur pipa minyak dan gas
di laut

Dalam industri minyak dan gas bumi di lepas pantai, survei geodesi merupakan kegiatan penting
untuk mendukung perencanaan dan pemantauan jalur pipa minyak dan gas di laut. Dalam
perencanaan dan pemantauan jalur pipa minyak dan gas di laut, terdapat beberapa teknik geodesi
yang digunakan. Berikut adalah beberapa teknik geodesi yang terkait dengan perencanaan dan
pemantauan jalur pipa minyak dan gas di laut:
1. Survey investigasi: Survey investigasi dilakukan untuk menentukan jalur pipa yang optimal
dan meminimalkan dampak lingkungan. Survey ini meliputi pengukuran dan pemetaan dasar laut
untuk menentukan jalur pipa yang tepat.

2. Pengukuran dan pemetaan: Pengukuran dan pemetaan sangat penting dalam menentukan
jalur pipa yang tepat dan meminimalkan dampak lingkungan. Selain itu, pengukuran dan
pemetaan juga dilakukan untuk menentukan titik-titik kontrol dan memastikan bahwa jalur pipa
berada pada posisi yang tepat.

3. Survei hidrografi: Survei hidrografi dilakukan untuk mendukung perencanaan jalur pipa
bawah laut. Survei ini meliputi pemetaan morfologi dasar laut untuk menentukan jalur pipa yang
tepat.

4. Pemantauan: Pemantauan terus-menerus dilakukan untuk memastikan bahwa jalur pipa


berada pada posisi yang tepat dan tidak terjadi kerusakan. Pemantauan ini dilakukan dengan
menggunakan teknologi geodesi seperti GPS dan teknologi pemetaan lainnya.

5. Survei geodesi: Survei geodesi dilakukan untuk mengumpulkan data dan informasi mengenai
posisi dan keadaan fisik permukaan dasar laut. Survei ini meliputi pengukuran dan pemetaan
posisi pipa, deteksi free span, dan deteksi pipa yang terkubur.

B. Tantangan Yang Dihadapi Dalam Pemantauan Jalur Pipa Minyak Dan Gas Di Laut

Berikut adalah beberapa tantangan yang dihadapi dalam pemantauan jalur pipa minyak
dan gas di laut:

- Kondisi lingkungan: Pipa minyak dan gas di laut terkena kondisi lingkungan yang lebih
ekstrem dibandingkan dengan pipa di darat. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan pada pipa dan
mempersulit pemantauan.

- Korosi: Pipa minyak dan gas di laut juga rentan terhadap korosi, terutama jika terkena
lingkungan yang asam atau basa. Korosi dapat menyebabkan kebocoran pipa dan bahkan
kecelakaan yang serius.

- Kerusakan mekanis: Pipa minyak dan gas di laut juga rentan terhadap kerusakan mekanis,
seperti benturan atau tekanan yang berlebihan. Hal ini dapat menyebabkan kebocoran pipa dan
bahkan kecelakaan yang serius.

- Pencurian: Pipa minyak dan gas di laut juga sering menjadi target pencurian, terutama di
daerah yang terpencil atau sulit diakses. Pencurian dapat menyebabkan kebocoran pipa dan
bahkan kecelakaan yang serius.
- Pemantauan jarak jauh: Jalur pipa minyak dan gas di laut sering memiliki panjang yang
sangat jauh, sehingga sulit untuk dipantau secara langsung. Pemantauan jarak jauh dapat menjadi
sulit dan memerlukan teknologi yang canggih.

- Keterbatasan akses: Beberapa jalur pipa minyak dan gas di laut berada di daerah yang sulit
diakses, seperti perairan dalam atau daerah yang terpencil. Hal ini dapat membuat pemantauan
menjadi sulit dan memerlukan biaya yang lebih tinggi.

- Ketergantungan pada teknologi: Pemantauan jalur pipa minyak dan gas di laut seringkali
bergantung pada teknologi, seperti sensor dan kamera. Jika teknologi ini mengalami kerusakan
atau gangguan, pemantauan dapat menjadi sulit atau bahkan tidak mungkin dilakukan.

Dalam menghadapi tantangan-tantangan ini, diperlukan upaya yang terus-menerus untuk


meningkatkan keamanan dan efisiensi pemantauan jalur pipa minyak dan gas di laut. Hal ini
dapat dilakukan dengan menggunakan teknologi yang canggih, meningkatkan pengawasan dan
pengamanan, serta melakukan perawatan dan perbaikan secara teratur. Selain itu, perlu juga
dilakukan evaluasi risiko secara berkala untuk mengidentifikasi potensi bahaya dan mengambil
tindakan pencegahan yang tepat.
DAFTAR PUSTAKA

Martaningtyas, Megahapsari, and Herto Dwi Ariesyady. "Identifikasi Bahaya Dan


Analisis Risiko Pada Jaringan Pipa Transmisi Crude Oil Di Perusahaan Migas." Jurnal Teknik
Lingkungan 24, no. 2 (2018): 1-14.

Susantoro, Tri Muji, and Suliantara Suliantara. "Pemanfaatan Data Penginderaan Jauh
untuk Perencanaan Jalur Pipa." Lembaran publikasi minyak dan gas bumi 44, no. 1 (2010): 55-
62.

Malik, Djamaludin. "Evaluasi Kebijakan Pemasangan Pipa Gas Kodeco Energy Co. Ltd.
di Alur Pelayaran Barat Surabaya." (2019).

Sulardi, Sulardi. "Inspeksi Teknik Sistem Perpipaan Industri Pengolahan Migas." Journal
of Industrial Engineering and Operation Management (JIEOM) 2, no. 1 (2019).

Basukr, Slamet. "Kebutuhan survei geodesi dalam industri minyak dan gas bumi di lepas
pantai." Media Teknik 8, no. 1986 (1986).

Anda mungkin juga menyukai