Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PELAKSAANAAN PROGRAM

INTERVENSI PBL II

JUDUL

SOSIALISASI PENTINGNYA IMUNISASI PADA BAYI BALITA

DI DESA ILOHELUMA KECAMATAN ANGGREK KABUPATEN


GORONTALO UTARA

PENYUSUN :

JIHAN LAUDIU 501210117

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT


PROGRAM STUDI S1 ILMU GIZI
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS GORONTALO
TAHUN 2023
HALAMAN PERSETUJUAN
LAPORAN PENGALAMAN BELAJAR LAPANGAN (PBL-2)
DAN LAPORAN GIZI IBU DAN ANAK (GIA-2)
DESA ILOHELUMA KECAMATAN ANGGREK
KABUPATEN GORONTALO UTARA
PROVINSI GORONTALO

Penyusun :
ASTIANI ADEPUTRI YATUNA 501210114
FIKRIYANTO ABDULLAH 501210086
JIHAN LAUDIU 501210117
PARAMITA PADJA 501210113
PITRI AYU KINANTI 501210111
RAHAYU TRISTIANA HAIPI 501220034
VIOLISTIANI 501220035
WINDRI W.LAIYA 501210041

Laporan PBL-2 dan GIA-2 telah disetujui unutk diuji di depan tim penguji

Limboto,.....Agustus 2023

Menyetujui,

Kepala Desa Dosen Pembimbing Lapangan (DPL)

Saleha Pakaya S.IP Maesarah Yasin SKM.,Mkes


HALAMAN PENGESAHAN

LAPANGAN PENGALAMAN BELAJAR LAPANGAN PBL-2


DAN GIZI IBU DAN ANAK GIA-2
DESA ILOHELUMA
KECAMATAN ANGGREK
KABUPATEN GORONTALO UTARA

Telah dipertahankan di depan tim penguji dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Untuk diterima
Limboto,....agustus 2023
Menyetujui

Pengelolah PBL-2 Dosen Pembimbing Lapangan

Moh. Rivandi Dengo,SKM.,M.Kes Safrudin Tolinggi.SKM.,M.KL

Mengetahui
Ketua Prodi S1 Kesehatan Masyarakat FKM UG

Wahyuni Hafid SKM,.M.Epid


HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN GIZI IBU DAN ANAK GIA-2
DESA ILOHELUMA
KECAMATAN ANGREK
KABUPATEN GORONTALO UTARA
PROVINSI GORONTALO
Telah dipertahankan di depan Tim Penguji dan dinyatakan Telah memenuhi syarat
untuk diterima
Limboto, …… Agustus 2023

Menyetujui :
Pengelola GIA-2 Dosen Pembimbing Lapangan (DPL)

Deysi Adam,SKM.,M.Kes Safrudin Tolinggi.SKM.,M.KL

Mengetahui
Ketua Prodi S1 Ilmu Gizi FKM UG

Maesarah Yasin.SKM.,M.Kes
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat allah SWT yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga Laporan
PBL II dan GIA II ini dengan tujuan untuk dapat melengkapi tugas laporan PBL II dan GIA II di
Desa Iloheluma Kecamatan Anggrek Kabupaten Gorontalo Utara

Laporan pengalaman belajar lapangan II dan gizi ibu dan anak II ini membahas mengenai
proses PBL-II & GIA-II serta Cegah Stanting Dengan Ceria. Tidak lupa pula kami ucapkan
terima kasih kepada para pengelolah dan pembimbing lapangan yang selalu membinbing dan
mengarahkan kami, serta terimakasih kepda teman-teman yang ikut berpartisipasi untuk
pembuatan laporan dan mensukseskan kegiatan selama di Desa Iloheluma.

Penulis mohon maaf apabila ada kekeliruan dan kesalahan pada laporan PBL II & GIA II
yang kami buat, semoga laporan ini dapat di terima dan dapat bermanfaat bagipara pembaca.
Demikian yang dapat kami sampaikan , kami ucapakan terima kasih.

Limboto, Agustus 2023


Penyusun

Jihan Laudiu
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ............................................................................................................ ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................................... iii

DAFTAR TABEL .................................................................................................................. iv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................. v

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................... 1

A. LATAR BELAKANG .......................................................................................................1


B. TUJUAN KEGIATAN...................................................................................................... 4
C. MANFAAT KEGIATAN ................................................................................................. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................... 5

A. PENGERTIAN IMUNISASI………................................................................................ 5
B. JENIS-JENIS IMUNISASI………… .............................................................................. 6
C. MACAM-MACAM IMUNISASI..................................................................................... 6
D. DASAR-DASAR IMUNISASI ........................................................................................ 6

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI .......................................................................... 10

A. DAFTAR MASALAH KESEHATAN DI LOKASI PBL..................................... 10


B. PROGRAM KESEHATAN BERJALAN......................................................................16
C. PRASARANA DAN SARANA KESEHATAN....... ............................................ 16

BAB IV HASIL PEMBAHASAN PELAKSANAAN KEGIATAN .........................................17

A. PRIORITAS MASALAH ..................................................................................................... 17


B. PELAKSANAAN KEGIATAN PBL 2 .................................................................................17
C. PEMBAHASAN KEGIATAN PBL 2 .................................................................................. 20
D. FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENDUKUNG KEGIATAN ......................................... 21

BAB V PENUTUP ..................................................................................................................... 22

A. KESIMPULAN ..................................................................................................................... 22
B. SARAN ................................................................................................................................. 22
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................. 23
LAMPIRAN .................................................................................................................................24
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Anak merupakan buah hati yang sangat berharga bagi orang tua, yang kelak
akan menjadi penerus bangsa. Untuk mempersiapkan penerus bangsa tersebut, di
perlukan anak-anak Indonesia yang sehat fisik maupun mental sehingga bermanfaat
untuk bangsa dan negara (Hadinegoro et al, 2011). Asuhan dan perlindungan terhadap
penyakit yang dapat menghambat tumbuh kembang anak menuju dewasa yang
berkualitas tinggi di perlukan dalam mewujudkan hal tersebut (Ranuh et al, 2011).
Melalui upaya pencegahan penularan dan transmisi penyakit infeksi yang
berbahaya akan mengurangi morbiditas dan mortalitas penyakit infeksi pada anak,
terutama kelompok di bawah umur lima tahun. Salah satu unsur utama dalam upaya
pencegahan atau preventif ini ialah imunisasi (Hadinegoro et al, 2011). Imunisasi
merupakan upaya untuk meningkatkan kekebalan pada tubuh dan mencegah penyakit
serius yang mengancam jiwa.
Istilah Imunisasi berasal dari kata imun yang berarti kebal atau resisten.
Seseorang yang di imunisasi akan mendapatkan kekebalan dari suatu penyakit tertentu.
Seseorang dikatakan anti atau kebal terhadap penyakit tertentu belum tentu kebal
terhadap penyakit lainnya (Kemenkes RI, 2014)
Imunisasi adalah upaya dan usaha untuk membangun kekebalan tubuh
seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit. Sehingga, jika suatu saat di masa depan
seseorang terpapar suatu penyakit akan mengalami tanda-tanda gejala ringan. (PMK,
No 12 Tahun 2017)
Salah satu pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) dalam
penurunan angka kematian anak, kementrian kesehatan membentuk komitmen nyata
melalui program imunisasi yang di atur di dalam UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang
kesehatan yang membahas program imunisasi. Program tersebut bertujuan untuk
mencegah terjadinya suatu penyakit menular pada anak.
Imunisasi merupakan salah satu cara pencegahan penyakit menular khususnya
penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi yang diberikan kepada anak, bayi
remaja dan juga dewasa. Cara kerja imunisasi yaitu dengan memberikan antigen bakteri
atau virus tertentu yang sudah dilemahkan atau dimatikan dengan tujuan merangsang
system imun tubuh untuk membentuk antibody. Antibody yang membentuk setelah
imunisasi berguna untuk menimbulkan atau meningkatkan kekebalan seseorang secara
aktif sehingga dapat mencegah atau mengurangi akibat penularan (Amperaningsih &
Aprilia, 2019).
Data World Health Organization (WHO) pada tahun 2020 memberikan dampak
pada pelaksanaan program kesehatan khususnya pelayanan imunisasi PD31
berdasarkan data yang diperoleh dari GAVI, WHO dan UNICEF menyebutkan bahwa
setidaknya 80 juta anak usia kurang dari 1 tahun memiliki resiko untuk menderita
penyakit Difetri, Campak dan polio akibat terganggunya pelayanan imunisasi rutin di
tengah pandemi COVID-19 terdapat 64% dari 107 negara pelaksanaan layanan
imunisasi rutin dan 60 negara menunda pelaksanaan kampanye imunisasi terutama
campak dan polio. Hal ini tentu beresiko terjadinya kejadian luar biasa (KLB) (Felicia
& Suarca, 2020).
Pada bulaan april 2020, Kementrian kesehatan bekerja sama dengan United
Nations International Childern’s Emergency Fund (UNICEF) melakukan penilaian
cepat dengan survey dari pada 5329 puskesmas di 388 Kabupaten/Kota di Indonesia.
Hasil survey menunjukkan kurang dari 84% layanan pemberian imunisasi mengalami
gangguan yang signifikan akibat wabah covid-19 dan kebijakan pemerintah dalam
penerapan physical distancing. Secara komulatif, layanan pemberian imunisasi
terganggu di lebih 90% posyandu dan 65% puskesmas. Gangguan terhadap layanan
pemberian imunisasi disebabkan oleh berbagai alasan, kurangnya pemahaman terhadap
panduan kemenkes, besarnya resiko penularan covid-19 di wilayah puskesmas (6).
Menurut Data Kementrian Kesehatan Indonesia pemberian imunisasi dasar
lengkap bayi pada tahun 2019 sebanyak 90,12%. Untuk pemberian imunisasi dasar
pada tahun 2019 sebanyak 93,7%. Hal ini menunjukkan bahwa pada tahun 2019
pemberian imunisasi dasar lengkap bayi di Indonesia memenuhi target sebesar 93%
sesuai renstra Indonesia (6).
Di lihat dari cakupan pemberian imunisasi di Indonesia pada bulan januari
sampai april tahun 2020 di bandingkan dengan tahun 2019 pada bulan yang sama
menyatakan bahwa penurnan cakupan pemberian imunisasi di Indonesia sampai
dengan 87% (7).
Menurut Kementrian RI, di tahun 2020 indonesia mengalami penurunan
pemberian imunisasi dasar. Dari seluruh provinsi, Provinsi Gorontalo berada di urutan
ke 23 yaitu 84,5% pemberian imunisasi dasar, dan tidak mencapai target 93%, di
bandingkan dengan tahun 2019 provinsi gorontalo pemberian imunisasi dasar berada di
urutan ke 18 yaitu 91,5% (Kemenkes, 2020), hal ini dapat dilihat bahwa di tahun 2020
provinsi gorontalo mengalami penurunan pemberian imunisasi dasar (6).

2. Tujuan
A. Tujuan umum
Untuk meningkatkan pengetahuan Ibu terkait pentingnya imunisasi.
B. Tujuan Khusus
Untuk meningkatkan prevalensi bayi/baita dalam pemberian Imunisasi
3. Manfaat
A. Bagi Mahasiwa
Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam beradaptasi terhadap masyarakat
juga mampu melakukan intervensi terhadap pemahaman pemberian makanan
tambahan untuk ibu yang memiliki balita Stunting
B. Bagi Institusi
Ibu yang memiliki balita stunting mampu memahami dan menerapkan apa yang
sudah di demonstrasi terkait pembuatan sosis ikan oci yang memiliki manfaat
untuk pertumbuhan balita stunting.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Imunisasi
Imunisasi adalah suatu proses yang bertujuan untuk mengembangkan kekebalan
tubuh terhadap serangan mikroorganisme seperti bakteri dan virus yang bisa
menyebabkan infeksi. Hal ini dilakukan sebelum mikroorganisme tersebut bisa
menyerang tubuh kita. Dengan melakukan imunisasi, maka tubuh kita akan memiliki
perlindungan terhadap infeksi yang mungkin terjadi, serta membantu mencegah
penyebaran penyakit tersebut kepada orang lain. Cara kerja imunisasi melibatkan
pemberian vaksin yang mengandung bahan-bahan mirip dengan virus atau bakteri
penyebab penyakit.
Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit dengan
memasukkan sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit yang sedang
mewabah atau berbahaya bagi seseorang, imunisasi berasal dari kata imun yang berarti
kebal atau resisten. Imunisasi terhadap suatu penyakit hanya akan memberikan kekebalan
untuk resistensi pada penyakit itu saja, sehingga untuk terhindar dari penyakit lain di
perlukan imunisasi lainnya.
Imunisasi itu biasanya lebih focus diberikan kepada anak-anak karena siswtem
kekebalan tubuh mereka masih belum sebaik orang dewasa, sehingga rentang terhadap
serangan penyakit berbahaya, imunisasi tidak cukup hanya untuk dilakukan satu kali,
tetapi harus di lakukan secara bertahap dan lengkap terhadap berbagai penyakit yang
sangat membahayakan kesehatan dan hidup anak.
Tujuan imunisasi anak dan bayi adalah untuk memberikan kekebalan pada tubuh,
sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit yang sering menyebar dan dapat
mengakibatkan kematian.
1. Tujuan Imunisasi
Dilihat dari segi program yaitu menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi
yang dapat di cegah dengan imunisasi (PD31).
Dilihat dari segi proses dan manfaat untuk klien yaitu meningkatkan derajat
imunitas, memberikan imunitas proteksi dengan mengenduksi respons memori
terhadap patogen tertentu atau toksin dengan menggunakan preparat antigen non
virulen atau non-toksik.
2. Manfaat Imunisasi
a. Untuk Anak: Imunisasi dapat mengurangi kemungkinan tertular penyakit menular
pada anak, yang pada gilirannya dapat menurunkan kemungkinan menjadi cacat
atau meninggal akibat penyakit tersebut.
b. Untuk Keluarga: Memberikan imunisasi pada anak juga dapat mengurangi
kekhawatiran dan tekanan pisikologis yang di rasakan oleh orang tua ketika anak
mereka sakit. Selain itu, imunisasi juga dapat membangun keyakinan keluarga
bahwa anak-anak mereka akan terlindungi dari penyakit dan dapat hidup dengan
aman dan nyaman.
c. Untuk Negara: Meningkatkan kesehatan masyarakat melalui imunisasi dapat
membantu menghasilkan generasi yang tangguh dan berintelektual yang akan
melanjutkan pembangunan bangsa. Hal ini juga dapat membantu mengurangi
biaya kesehatan negara yang harus dikeluarkan untuk menangani penyakit yang
dapat di cegah dengan imunisasi.
B Jenis Imunisasi
Berdasarkan Permenkes No 12 Tahun 2017 jenis imunisasi di Indonesia
dikelompokkan menjadi dua yaitu imunisasi program dan imunisasi pilihan. Pada
Permenkes terdahulu yaitu No 42 Tahun 2013 imunisasi program ini sering disebut
sebagai imunisasi wajib. Keduanya memiliki konsep yang sama hanya berbeda pada
konten istilah yang digunakan.
1. Imunisasi Program
Merupakan imunisasi yang harus diberikan sesuai dengan jenis vaksin, jadwal
atau waktu pemberian yang ditetapkan. Imunisasi program adalah imunisasi yang
diwajibkan pada seseorang sebagai bagian dari masyarakat untuk melindungi
yang bersangkutan dan masyarakat sekitar dari penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi (PD31).
2. Imunisasi Lanjutan
Imunisasi lanjutan adalah imunisasi dasar untuk mempertahankan tingkat
kekebalan di atas ambang perlindungan atau untuk memperpanjang masa
perlindungan anak yang sudah mendapatkan imunisasi dasar (Kemenkes RI,
2005). Imunisasi lanjutan merupakan kegiatan yang bertujuan untuk melengkapi
imunisasi dasar pada bayi yang diberikan kepada anak usia dua tahun (baduta),
anak usia sekolah, dan wanita usia subur (WUS) termasuk ibu hamil. Imunisasi
lanjutan pada WUS salah satunya dilaksanakan pada waktu melakukan pelayanan
antenatal.
Imunisasi lanjutan yang diberikan pada baduta terdiri atas imunisasi terhadap
penyakit difteri, pertusis, tetanus, hepatitis B, pneumonia dan meningitis yang
disebabkan oleh Hemophilus Influenza tipe b (Hib), serta campak.
C. Macam-macam Imunisasi
1. Imunisasi pasif alamiah: Mendapatkan antibody secara pasif alamiah
Contohnya penyaluran antibody/antiserum dari ibu kepada bayinya lewat
plasenta.
2. Imunisasi pasif buatan: Memasukkan antibody/antiserum secara buatan. Imunisasi
pasif merupakan pemberian zat (immunoglobulin) yaitu suatu zat yang dihasilkan
melalui suatu proses infeksi yang dapat berasal dari plasma manusia atau binatang
yang digunakan untuk mengatasi mikroba yang diduga sudah masuk dalam tubuh
yang terinfeksi contohnya: Anti tetanus serum.
3. Imunisasi Aktif: Pemberian zat sebagai antigen yang diharapkan akan terjadi
proses infeksi buatan, sehingga tubuh mengalami reaksi imunologi spesifik yang
akan menghasilkan respons seluler, humoral dan di hasilkan cell memory, di mana
kekebalannya harus didapat dari pemberian bibit penyakit lemah yang mudah
dikalahkan oleh kekebalan tubuh bisa guna membentuk antibody terhadap
penyakit yang sama baik yang lemah maupun yang kuat. Antigen adalah bagian
dari vaksin yang berfungsi sebagai zat atau mikroba guna terjadinya semacam
infeksi buatan (toksoid, virus atau bakteri yang di lemahkan).
D. Dasar-Dasar Imunisasi
1. Vaksin BCG (Bacillus Celmette Guerin)
Bacillus Calmette Guerin adalah vaksin hidup yang terbuat dari
Mycobacterium bovis. Bakteri ini dibiarkan selama 1-3 tahun sehingga
tidak lagi bersifat patogenik tetapi masih mempertahankan kemampuan
merangsang system kekebalan tubuh. Pmberian vaksin BCG dapat
menyebabkan seseorang menjadi sensitive terhadap tuberkulin. Meskipun
tidak dapat mencegah infeksi tuberculosis, namun pemberian vaksin BCG
dapat mengurangi risiko terjadinya tuberkulosis yang berat seperti
meningitis TB dan tuberkulosis milier. Vaksin BCG biasanya diberikan
kepada bayi baru lahir untuk melindungi dari tuberkulosis, terutama di
daerah dengan tingkat infeksi tuberkulosis yang tinggi. Vaksin BCG juga
diberikan pada orang dewasa dengan risiko tinggi terinfeksi TB, seperti
petugas medis yang terpapar dengan pasien TB, seperti petugas medis
yang terpapar dengan pasien TB, atau orang yang tinggal atau bekerja di
daerah dengan tingkat infeksi TB yang tinggi.
2. Vaksin DPT (Difteri Pertusis Tetanus)
Vaksin DPT adalah salah satu jenis vaksin yang terdiri dari toxoid difteri
dan tetanus yang telah di proses secara murni, serta bakteri pertusis yang
telah dinonaktifkan. Vaksin ini digunakan untuk mencegah 3 penyakit
sekaligus, yaitu difteri, pertusis (Batuk krejan), dan tetanus. Vaksin DPT
mengandung antigen atau zat yang mirip dengan penyebab ketiga penyakit
tersebut, yang akan merangsang system kekebalan tubuh untuk
memproduksi anti bodi yang dapat melindungi tubuh dari infeksi penyakit.
Vaksin DPT biasanya di berikan kepada bayi dan anak-anak dalam
beberapa dosis, dan merupakan salah satu vaksin wajib dalam program
imunisasi nasional di banyak negara, termasuk Indonesia.
3. Vaksin Polio (Oral Polio Vaccine)
Virus polio, yang dapat menyebabkan kelumpuhan dan kemungkinan
kematian, dapat di cegah melalui vaksinasi. Salah satu imunisasi yang di
wajibkan untuk bayi, bersama dengan vaksin hepatitis B, DPT, dan hiB,
adalah vaksin polio. Infeksi virus polio yang menyerang otak dan sumsum
tulang belakang adalah penyebab polio. Akibatnya, pasien tidak dapat
menggerakkan beberapa bagian tubuh, seperti salah satu atau kedua kaki.
4. Vaksin Campak
Vaksin untuk pencegahan campak, rubeola, atau infeksi campak lainnya
dikenal sebagai vaksin campak. Bentuk virus campak yang telah
dilemahkan digunakan dalam vaksinasi campak. Dua dosis vaksinasi
campak dapat diberikan sejak usia 9 bulan. Setiap dosis mengandung 0,5
ml dan biasanya di suntikan secara subkutan ke dalam otot deltoid lengan
kiri. Campak rubella (MR) dan gondong-campak-rubella (MR) adalah dua
vaksin kombinasi untuk campak yang tersedia di Indonesia (MMR).
BAB III
GAMBARAN MASALAH KESEHATAN
3.1 Daftar Masalah Kesehatan di Lokasi PBL
No Masalah Kesehatan Jiwa
1. Hipertensi 16

2. Comand Cold 30

3. Diabetes Melitus 11

4. Diare 8

5. ISPA 9

6. Dermatritis 10

7. Sucp TB 4

8. Athrics 6

9. Hiperurisemia 5
10. Gastritis 10
Sumber : Data Sekunder
3.2 Program Kesehatan Berjalan
No Upayah Kegiatan Satuan Jumlah Target
Kesehatan Target (Penca
(JK) paian)
1. Promkes PHBS Rumah Tangga KK Yang RT
disurvey Sehat
2. Kesling a) Akses sumber KK 2642 1772
air bersih
b) Akses jamban
rumah tangga KK 2642 1520
c) Cakupan SPAL
d) Sarana
pembuangan
sampah KK 2642 884

KK 2642 1022
3. KIA/KB a) Pelayanan ANC
sesuai standar Ibu Hamil 1693 87
(K4)
b) Deteksi resiko Ibu Hamil 33 82
tinggi oleh
Nakes Ibu Hamil 33 -
c) Deteksi resti
oleh masyarakat
d) Pelayanan Ibu Hamil 155 147
persalinan oleh
tenaga
kesehatan
e) Ibu nifas Ibu Halim 155 132
lengkap
f) Ibu nifas Ibu Hamil 155 146
mendapatkan
vitamin
g) Kelas ibu hamil Ibu Hamil 163 (70%)

Kesehatan Bayi
a) Neonates
lengkap Bayi 137 132
b) Bayi baru lahir
di timbang dan Bayi 137 132
di ukur
c) Bayi BBLR
d) Bayi di SHK Bayi 11 17
Bayi 137 -
Kesehatan balita
a) Balita sakit
b) Balita di MTBS Balita - -
Balita - -
Kesehatan Anak
Sekolah Dan Remaja
Putri
a) Penjaringan
anak sekolah
b) Pelayanan
kesehatan Remaja 795 459
remaja
c) Pemeriksaan
kesehatan Rremaja 795 459
remaja berkala
4. Gizi a) Balita yang 375 659
ditimbang (L/P)
b) Pemberian
tablet FE ibu 123 199
hasil
c) Pemberian
kapsul vitamin 379 645
A
d) Tablet FE pada
remaja putri 135 401
e) Asi ekslusif
f) Bayi IMD 17 42
g) Ibu hamil KEK 20 11
h) Ibu hamil 28 199
anemia
i) Stunting 8 25

135 375

5. Pelayanan PELAYANAN Bayi 0-11


Imunisasi IMUNISASI
a) Imunisasi HBO 131 131
b) BCG 152 147
c) DPT3 152 140
d) Polio 1-4 608 564
e) Campak/Rubela 137 162
f) IDL (Imunisasi 137 162
dasar lengkap) 70 70
- 81
TB PARU Kasus TBC - -
4 kasus 16
DIARE penemuan
penyakit diare

DBD
a) Angka bebas
jentik
b) Epidemiologi

Pada program yang dilaksanakan oleh layanan kesehatan berjalan di


puskesmas ilangata untuk wilayah cakupan desa ibarat kecamatan anggrek
kabupaten gorontalo utara dapaat diperoleh dari data sekunder yaitu KIA,
PENYULUHAN TERPADU, UKBM, POSYANDU, POSBINDU, GERMAS,
SOSIALISASI, P4K, PROLANIS.
3.3 Prasarana dan sarana kesehatan
Sarana prasarana kesehatan terdiri dari bangunan yaitu, puskesmas (1 bangunan ),
posyaandu ( 14 bangunan ), sekolah ( 14 sekolah ), tenaaga kesehatan ( 42 nakes ).
3.4 identifikasi kelembagaan dan kepemimpinan setempat
3.4.1 Lembaga BPD ( badan permusyawaratan desa )
3.4.2 Lembaga LPM ( lembaga perbedayaan masyarakat )
3.4.3 Kader posyandu
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Prioritas Masalah
Berdasarkan penetapan prioritas masalah di desa iloheluma kecamatan anggrek
kabupaten gorontalo utara maka diperoleh hasil skor dengan prioritas pertama yaitu
masalah imunisasi dapat dilihat dari 100% hasil yang di data di desa Iloheluma kurang
lebih (53%) yang tidak lengkap imunisasi.
B. Pelaksanaan Kegiatan PBL 2
1. Jenis dan tema kegiatan
Berdasarkan hasil data identifikasi masalah yang telah di peroleh pada PBL 2
maka bentuk intervensi non fisik yang di lakukan adalah Penyuluhan terkait
pentingnya Imunisasi.
2. Target dan sasaran kegiatan
Untuk sasaran kegiatan pelaksanaan penyuluhan terkait pentingnya Imunisasi
adalah semua ibu yang mempunyai bayi/balita.
3. Pelaksanaan Kegiatan
Waktu pelaksanaan penyuluhan imunisasi di desa Iloheluma dilakukan pada hari
sabtu 06 agustus pukul 10:00 kami melakukan intervensi non fisik yaitu melakukan
penyuluhan terkait Imunisasi.
C. Pembahasan Kegiatan PBL.
1. Intervensi Non Fisik
Kegiatan intervensi di desa iloheluma hanya dikakukan secara non fisik. Yaitu,
hanya melakukan penyuluhan lebih dekat dengan masyarakat iloheluma khusunya
pada ibu hamil dan balita. Kegiatan penyuluhan imunisasi diberikan kepada
masyarakat iloheluma dengan harapan agar ibu hamil dan ibu yang memiliki anak
balita di desa iloheluma dapat menggunakan imunisasi yang disediakan oleh pihak
puskesmas maupun kader desa lebih efektif lagi.
Gambar 1.1
Gambar Hasil Intervensi Non Fisik
Penyuluhan Imunisasi Desa Iloheluma
Kecamatan Anggrek Kabupaten Gorontalo Utara

Tabel
Tabel Hasil Pre Test Penyuluhan
Imunisasi
Desa Iloheluma Kecamatan Anggrek Kabupaten Gorontalo Utara
Pengetahuan N %
Kurang 7 70.0
Cukup 3 30.0
Total 10 100.0

Tabel
Tabel Hasil Post Test Penyuluhan
Imunisasi
Desa Iloheluma Kecamatan Anggrek Kabupaten Gorontalo Utara
Pengetahuan N %
Kurang 0 0
Cukup 10 100.0

Diagram
Diagram Hasil Pre Test Penyuluhan
Imunisasi
Desa Iloheluma Kecamatan Anggrek Kabupaten Gorontalo Utara
Gorontalo Utara

Chart Title
15
10
5
0
Kurang Cukup Total

Series 1 Series 2 Column1

Diagram
Diagram Hasil Post Test
Penyuluhan Imunisasi
Desa Iloheluma Kecamatan Anggrek Kabupaten Gorontalo Utara

Chart Title
20
15
10
5
0
Kurang Cukup

N % Column1

D. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat


1. Faktor Pendukung
Pada pelaksanaan kegiatan penyuluhan imunisasi sangatb dipermudah
dikarenakan kegiatan dilakukan bersamaan dengan posyandu oleh puskesmas
Iloheluma yang dilaksanakan di rumah warga desa iloheluma. Sehingga, pelaksanaan
penyuluhan berjalan dengan lancar dan efektif.
2. Faktor Penghambat
Sedangkan faktor penghambatnya adalah antusias warga yang tidak terlihat
tertarik dengan topic penyuluhan yaitu imunisasi sehingga masyarakat iloheluma
tidak memperhatikan dengan baik inti dari penyuluhan tersebut.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pelaksanaan kegiatan intevensi pada Pengalaman Belajar
Lapangan & Gizi Ibu dan Anak II yang dilakukan di Desa Iloheluma Kecamatan
Anggrek Kabupaten Gorontalo Utara kami dapat menyimpulkan bahwa telah di buat
program kerja yang dibuat salah satunya adalah penyuluhan imunisasi yang diharapkan
semoga masyarakat termotivasi untuk melakukan hal yang sama dan tetap melaksanakan
imunisasi bagi ibu hamil dan balita agar lebih memperhatikam imunisasi dasar.
B. Saran
Kami berharap untuk masyarakat iloheluma agar tingkat imunisasinya baik teruntuk
ibu hamil dan balita lebih baik setelah penyuluhan yang telah kami mahasiswa sampaikan
sesuai dengan apa pentingnya imunisasi maupun bahaya jika mengabaikan imunisasi bagi
ibu hamil dan balita.
DAFTAR PUSTAKA
Ganio,dkk,2022. Hubungan Keluarga dan Tingkat Kecemasan Ibu Dengan
Kegagalan Pemberian Imunisasi Dasar Sesuai Jadwal di Masa
Pandemi Covid-19 di Puskesmas Sipatana. Vol. 6 No. 3 (2022) :
Oktober.
Jayatmi Irma, dkk, 2023. Vaksin dan Imunisasi
Putu Dian Prima Kusuma Dewi & Putu Sukma Megaputri, 2021. Askeb Neonatus,
Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah. Penerbit Deepublish
Rosiska Mimi, 2022. Hubungan Tingkat Kecemasan Ibu yang Mempunyai Balita
12-14 Bulan Dengan Pelaksanaan Imunisasi Dasar Lengkap Pada
Masa Pandemi Covid 19 di Wilayah Kerja Puskesmas Koto Baru. Vol.
4 No. 3 Maret 2022. Hal 509-516

Anda mungkin juga menyukai