PKL
OLEH
HERIYADI
69830541
ii
LAPORAN KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
OLEH
HERIYADI
69830541
iii
PEMERINTAHPROVINSISUMATERA
SELATAN DINAS PENDIDIKAN
SMK UNGGULNEGERI2BANYUASINIII
Alamat:Jln. LingkarSekojo Ujung,Kedondong RayeBanyuasinIII, 30753
Laman:smkun2ba3.sch.id;Pos-El:smakun2ba3@gmail.com
LEMBARPENGESAHANSEKOLAH
Disahkan di : Banyuasin
Tanggal :
Kepala Sekolah
Soviyanto, S.Pd,M.Si.
NIP. 1974081319990310002
ii
PEMERINTAHPROVINSISUMATERA
SELATAN DINAS PENDIDIKAN
SMK UNGGULNEGERI2BANYUASINIII
Alamat:Jln. LingkarSekojo Ujung,Kedondong RayeBanyuasinIII, 30753
Laman:smkun2ba3.sch.id;Pos-El:smakun2ba3@gmail.com
LEMBARPENGESAHANSEKOLAH
Penguji II Penguji I
iii
HALAMAN MOTTO
“MAJU TERUS TANPA HARUS MELIHAT KEBELAKANG”
iv
RINGKASAN
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Praktik Kerja Lapangan
(PKL) dan dapat menyusun laporan ini dengan baik dan tepat waktu.Praktik Kerja
Lapangan dilaksanakan di PT Super Unggas Jaya yang dilaksanakan pada tanggal
26 Juli 2021 s/d 23 September 2021, dengan judul laporan “Manajemen Ternak
Unggas ”
Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) dapat disusun dengan baik berkat
bantuan dari pihak-pihak yang telah memberikan bimbingan dan dukungan dari
awal sampai akhir pelaksanaan kegiatan ini.Ucapan terima kasih tidak lupa
disampaikan kepada:
1. Agustian Islami S.Pt selaku pimpinan DUDI PT SUJA
2. Soviyanto, S,Pd, M.Si selaku kepala SMK Unggul Negeri 2 BanyuasinIII
3. Eni Yulianti,S.pd sebagai ketua pokja PKL TP 2021/2022
4. Much Rojaki,S.pt selaku ketua program keahlian Agribisnis Ternak Unggas
5. Gatot suwito dan Mudrik selaku pembimbing lapangan di PT SUJA
6. Andrian Bonafid,S.P selaku Pembimbing Sekolah
7. Herman Sawiran selaku pemilik kandang
8. Semua pihak yang telah membantu baik secara langsung mau pun tidak
langsung sehingga penyusunan Laporan PKL dapat diselesaikan
Penyusunan menyadari bahwa masih banyak dan dalam penulisan laporan ini.
Kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca sangat diharapkan
demi perbaikan laporan.Semoga laporan ini bermanfaat dan menambah ilmu
pengetahuan bagi kita semua.
Banyuasin. September 2021
Penyusun
vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL...................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ ii
HALAMAN PERSEMBAHAN.................................................................... iii
HALAMAN MOTTO.................................................................................... iv
ABSTRAK/RINGKASAN............................................................................. v
KATAPENGANTAR..................................................................................... vi
DAFTAR ISI.................................................................................................. vii
DAFTAR TABEL......................................................................................... xi
DAFTARLAMPIRAN................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
1.1. Latar Belakang............................................................................... 1
1.2. Tujuan PKL.................................................................................... 2
1.3. Manfaat PKL.................................................................................. 2
1.4. Kegunaan Praktik Kerja Lapangan................................................ 3
BAB II TINJAUANPUSTAKA..................................................................... 4
2.1. Tinjauan Manajemen ternak ungggas ........................................... 4
2.2. Bibit ayam broiler.......................................................................... 4
2.3. Pakan dan air minum..................................................................... 6
2.4. Manajemen pemeliharan................................................................ 8
2.5. Kesehatan dan penyakit................................................................. 9
2.6. Biosecurity..................................................................................... 10
2.7. Perkandangan................................................................................. 12
BAB III METODOLOGI............................................................................... 15
3.1. Waktu Dan Tempat Pelaksanaan................................................... 15
3.2. Metode Praktek Kerja Lapangan dan Pengambilan Data.............. 15
3.3. Jadwal Kegiatan............................................................................. 16
BAB IV PROSESDANHASIL BELAJAR DIDU/DI................................... 18
4.1. Gambaran Umum DU/DI.............................................................. 18
vii
4.1.1. Profildan sejarahDU/DI....................................................... 18
4.1.2. Peta Denah DU/DI............................................................... 18
4.1.3.StrukturOrganisasi DU/DI.................................................... 19
4.1.4. BidangKerja/UsahaDU/DI................................................... 20
4.2. Uraian Pelaksanaandan Pembahasan............................................. 21
4.2.1 Tampilan Performa Usaha Ayam Broiler Di DU/DI........... 21
4.2.2. Perbandingan Hasil Yang Didapat Dengan Standar............ 23
4.3. Pengalaman Penting padasaat PKL............................................... 23
4.3.1. Kesan................................................................................... 23
4.3.2. Kendala dan solusi ditempat magang.................................. 24
4.3.3.Inovasi/pengetahuan baru..................................................... 24
BAB V PENUTUP........................................................................................ 25
5.1. Simpulan........................................................................................ 25
5.2. Saran.............................................................................................. 26
DAFTAR PUSTAKA........................................................................... 27
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
1
waktu yang relative pendek, konversi pakan kecil dan siap dipotong pada usia
muda.
2
mempunyai rasa tanggung jawab dalam melaksanakan pekerjaan dan
menjaga profesinya.
2. Bagi Sekolah Manfaat PKL yang diperoleh oleh sekolah yaitu sekolah
mempunyai rekan kerjasama untuk menjalin kerjasama dan
mempromosikan sekolah dalam dunia perusahaan tersebut.
3. Bagi Tempat PKL Perusahaan dapat memenuhi kebutuhan tenaga
kerja lepas yang berwawasan akademis untuk membantu operasional
perusahaan tersebut.
4. Memperoleh wawasan luas mengenai seluk beluk dunia kerja.
5. Meningkatkan rasa percaya diri, disiplin dan tanggung jawab.
6. Mengetahui arti penting disiplin dan tanggung jawab dalam
melaksanakan tugas.
7. Dapat memahami, memantapkan dan mengembangkan pelajaran yang
diperoleh di sekolah.
8. Dapat membandingkan kemampuan yang diperoleh di sekolah dengan
yang dibutuhkan di dunia kerja.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
Ayam broiler adalah galur ayam hasil rekayasa genetik yang memiliki
karakteristik ekonomis dengan ciri khas pertumbuhan cepat sebagai penghasil
daging, masa panen pendek dan menghasilkan daging berserat lunak,timbunan
daging baik, dada lebih besar dan kulit licin (North and Bell, 1990).
Ayam broiler dalam klasifikasi ekonomi memiliki sifat-sifat antara lain :
ukuran badan besar, penuh daging yang berlemak, temperamen
tenang,pertumbuhan badan cepat serta efisiensi penggunaan ransum tinggi
(Siregar etall., 1980)
Perkembangan ayam broiler mulai dari Great grand parents stock,Grand
parents stock, Parent stock, dan Final stock. Great grand parent stock adalah jenis
ayam yang berasal dari persilangan dan seleksi dari berbagai kelas, bangsa, atau
varietas yang dilakukan oleh pembibit dan merupakan bagian untuk membentuk
Grand parent stock. Dihasilkan dari persilangan galur murni ( pure line ). Grand
parent stock adalah jenis ayam yang khusus dipelihara untuk menghasilkan Parent
stock. Parent stock adalah jenis ayam yang dipelihara untuk menghasilkan Final
stock. Final stock merupakan ayam yang khusus dipelihara untuk menghasilkan
telur atau daging yang telah melalui berbagai persilangan dan seleksi. Diantara
ayam jantan dan betina Final stock ini tidak boleh disilangkan karena
keturunannya hanya akan menghasilkan produksi 50 % dari induknya
(Anggorodi,1984).
Pertumbuhan ayam dipengaruhi oleh bangsa, jenis kelamin, umur,kualitas
ransum, dan lingkungan. Zat pakan yang penting bagi pertumbuhan ternak adalah
kalsium yang berfungsi untuk pertumbuhan tulang, produksi,reproduksi normal,
pembentukan sel darah merah, dan berperan dalam sistem syaraf (Wahju, 1991).
Tahapan pertumbuhan hewan akan membentuk kurva sigmoid(Anggorodi,
1984). Pada awal pertumbuhan lambat, kemudian berkembang lebih cepat dan
akhirnya perlahan lagi menjelang dewasa tubuh. Kecepatan pertumbuhan pada
ayam mempunyai variasi yang cukup besar tergantung pada tipe ayam, strain,
jenis kelamin dan makanan, disamping faktor lingkungan seperti suhu dan
perlindungan terhadap penyakit (North, 1978).
5
Untuk mendapatkan bobot badan yang sesuai dengan yang dikehendaki
pada waktu yang tepat, maka perlu diperhatikan pakan yang tepat. Kandungan
energi pakan yang tepat dengan kebutuhan ayam dapat mempengaruhi konsumsi
pakannya, dan ayam jantan memerlukan energi yang lebih banyak dari pada
betina, sehingga ayam jantan mengkonsumsi pakan lebih banyak
(Anggorodi,1985).
6
Konsumsi pakan menurut Siregar et all., (1982) adalah konsumsi pakan
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain besar tubuh, bentuk pakan, jenis
kelamin, aktivitas sehari-hari, temperatur lingkungan, serta kuantitas dan kualitas
pakan yang diberikan.
Sedangkan menurut Tillman et all., (1991) konsumsi diperhitungkan dari
jumlah makanan yang dimakan oleh ternakdimana zat makanan yang
dikandungnya akan digunakan untuk mencukupi kebutuhan hidup pokok dan
untuk produksi hewan tersebut.Ternak akan dapat mencapai tingkat penampilan
produksi tertinggi sesuai dengan potensi genetiknya bila memperoleh zat-zat
makanan yang dibutuhkannya. Zat makanan tersebut diperoleh ternak dengan
jalan mengkonsumsi sejumlah makanan (Sutardi,1980).
B. 2. Konversi Pakan
Konversi pakan atau feed convertion ratio ( FCR ) adalah perbandingan
antara jumlah pakan ( kg ) yang dikonsumsi dengan berat hidup ( kg ) sampai
ayam itu dijual (Siregar dkk., 1980 ). Sehingga semakin kecil angka konversi
pakan menunjukkan semakin baik (Parakkasi, 1999).
B. 1. Konsumsi Pakan
Konsumsi pakan adalah kemampuan ternak dalam mengkonsumsi
sejumlah ransum yang digunakan dalam proses metabolisme tubuh (Anggorodi,
1985). Konsumsi pakan menurut
Siregar et all., (1982) adalah konsumsi pakan dipengaruhi oleh beberapa
faktor antara lain besar tubuh, bentuk pakan, jenis kelamin, aktivitas sehari-hari,
temperatur lingkungan, serta kuantitas dan kualitas pakan yang diberikan.
Sedangkan menurut Tillman et all., (1991) konsumsi diperhitungkan dari
jumlah makanan yang dimakan oleh ternakdimana zat makanan yang
dikandungnya akan digunakan untuk mencukupi kebutuhan hidup pokok dan
untuk produksi hewan tersebut.
Ternak akan dapat mencapai tingkat penampilan produksi tertinggi sesuai
dengan potensi genetiknya bila memperoleh zat-zat makanan yang dibutuhkannya.
Zat makanan tersebut diperoleh ternak dengan jalan mengkonsumsi sejumlah
makanan (Sutardi,1980).
7
B. 2. Konversi Pakan
Konversi pakan atau feed convertion ratio ( FCR ) adalah perbandingan
antara jumlah pakan ( kg ) yang dikonsumsi dengan berat hidup ( kg ) sampai
ayam itu dijual ( Siregar dkk., 1980 ). Sehingga semakin kecil angka konversi
pakan menunjukkan semakin baik
8
Fumigasi sangat efektif untuk sanitasi kandang ayam, dengan syarat
kandang harus dikosongkan dan seluruh sela-sela harus ditutup tirai plastik cukup
rapat didiamkan selama 3-5 hari. Dengan cara demikian kandang akan bebas dari
bakteri, virus dan jamur yang dapat menyebabkan wabah penyakit bagi ternak
ayam (Murtidjo, 1992).
9
membengkak, dapat menimbulkan bunyi ngorok dan
menyulitkan pernafasan, nafsu makan berkurang sehingga berat badan ayam
menurun. Di Penyebarannya melalui air minum, pakan, udara, atau kontak
langsung dengan ayam yang sakit. Pencegahannya dengan menjaga sanitasi
lingkungan kandang, hindari kandang yang kotor dan lembab. Diusahakan agar
kandang selalu mendapat sinar matahari yang cukup. Ayam yang sakit harus
diisolasi dan diobati dengan injeksi antibiotik streptomisin dengan dosis 150
mg/kg berat badan ayam selama 2-3 hari (Murtidjo, 1992).
Kolibasilosis merupakan penyakit yang dapat menimbulkan berbagai
kerugian pada peternakan ayam sehubungan dengan terjadinya kematian,
gangguan pertumbuhan atau produksi, faktor pendukung timbulnya berbagai
penyakit lainnya, respon yang kurang optimal terhadap vaksinasi dan peningkatan
biaya pengobatan, pakan, desinfektan serta tenaga kerja. Dampak penting lainnya
pada industri perunggasan akibat kolibasilosis antara lain adanya peningkatan
jumlah ayam yang diafkir, penurunan kualitas karkas dan telur, penurunan daya
tetas telur dan kualitas anak ayam dan mendukung timbulnya penyakit kompleks
yang sulit ditanggulangi (Charles, 2000).
2.6. Biosecurity
Biosekurity adalah idiom yang disusun oleh dua kata yaitu: bio (hidup)
dan secure (aman), atau secara harfiah bisa bermakna upaya pengamanan mahluk
hidup (baca: ternak). Pengamanan yang dimaksud adalah pengamanan ternak
ayam dari gangguan penyakit (Saptono, 2009). Dengan pengertian seperti itu,
maka pengertian biosekurity menjadi sangat luas dan cenderung bias. Menurut
Saptono (2009) rangkaian program biosekurity pada ternak
unggas mencakup tiga aspek utama, tiga aspek tersebut adalah:
1) Isolasi adalah berbagai upaya yang dilakukan untuk memberi barrierbagi
ayam dari serangan kuman patogen penyebab penyakit. Penjabaran lebih
lanjut, isolasi berarti menjauhkan ayam (flock) dari orang, kendaraan, dan
benda yang dapat membawa patogen. Menciptakan lingkungan tempat ayam
terlindung dari pembawa patogen (orang, hewan lain, udara, air,
10
dll).Langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk menerapkan isolasi bisa
berupa; menyimpan ayam di kandang tertutup yang sudah di screening di
farm. Menerapkan manajemen all in all out. Memisahkan ayam dari hewan
lain dan dari spesies unggas lain. Tidak boleh ada tempat dengan air
menggenang di wilayah farm.
2) Pengendalian lalu lintas adalah berbagai upaya untuk men-screening orang,
alat, barang dan hewan lain, agar kegiatan lalu lintas yang dilakukannya tidak
menyebabkan masuknya patogen ke dalam farm.Penjabaran lebih lanjut,
pengendalian lalu lintas berarti kita tidak boleh mengijinkan siapapun masuk
ke kandang, apalagi mendekati ayam-ayam kita. Jika memang mereka harus
masuk, maka harus dipastikan bahwa mereka orang, kendaraan dan alat-alat
yang berada di wilayah isolasi dan yang keluar dari wilayah isolasi ke daerah
lain.
3) Sanitasi adalah berbagai upaya yang ditujukan untuk membunuh patogen.
Lebih lanjut, sanitasi bisa dijabarkan sebagai tindakan pembersihan (cleaning)
dan desinfeksi untuk membunuh kuman. Sanitasi juga berarti upaya
pengendalian hama yang bertujuan untuk mencegah hama (burung liar,
hewan pengerat & serangga) membawa patogen. Dan pembuangan bangkai
atau karkas yang ditujukan untuk menjauhkan kontaminasi dari
flok.Implementasi sanitasi harus dilaksanakan secara tertata baik untuk
kandang, alat, kendaraan maupun orang. Wujud nyata dari implementasi ini
misalnya: pekerja mencuci tangan dan kaki, berganti pakaian dan sepatu
sebelum bekerja dengan ayam. Membersihkan dan mendesinfeksi alat-alat
secara teratur. Membersihkan dan mendesinfeksi kandang-kandang dalam
masa peralihan antara satu periode ke periode berikutnya, dan memiliki
program pengendalian hama.harus mengikuti tindakan biosekuriti khusus
(screening). Membatasi jumlah
11
2.7. Perkandangan
12
bateray, kandang postal dan kandang panggung. Kandang bateray menggunakan
sistem alas berlubang atau kawat. Kandang bateray adalah sangkar segi empat yang
disusun secara berderet memanjang dan bertingkat dua atau lebih (North, 1994).
Kandang bateray berbentuk kotak yang bersambung satu dengan yang lain
terbuat dari kayu, bambu atau kawat. Masing-masing kotak berukuran lebar 30
sampai 35 cm, panjang 45 cm dan tinggi 60 cm. Lantai kandang baterai letaknya
agak miring ke salah satu sisi sekitar 6-7 cm. (North, 1994). Sistem kandang bateray
bertujuan agar ayam tidak terlalu banyak mengeluarkan tenaga, dengan demikian
energi
dimanfaatkan untuk metabolisme tubuh, khususnya untuk ayam memproduksi
telur (Anggorodi, 1985).
Kebaikan kandang sistem bateray adalah kandang lantai kandang yang selalu
bersih karena kotorannya jatuh ke tempat penampungan, peredaran udara lebih
lancar, dapat menampung ayam lebih banyak, pengontrolan penyakit lebih mudah
dan dapat menimbulkan penyakit Coccidiosis, serta konversi pakan lebih baik.
(North, 1984). Penggunaan kandang sistem bateray memerlukan biaya yang lebih
tinggi dibandingkan dengan sistem litter, memerlukan penanganan ekstra secara
serius serta dapat menyebabkan lepuh dada dan cacat kaki.
Kandang postal. Kandang dengan tipe litter adalah suatu tipe pemeliharaan
unggas dengan lantai kandangnya ditutup oleh bahan penutup lantai seperti sekam
padi, serutan gergaji, tongkol jagung, jerami padi yangdipotong-potong, serta dapat
digunakan kapur mati yang penggunaannya dicampurkan dengan bahan litter
(Sudjarwo dan Indarto, 1989). Litter yang baik harus dapat memenuhi beberapa
kriteria yakni : memiliki daya serap yang tinggi, lembut sehingga tidak
menyebabkan kerusakan dada, mempertahankan kehangatan, menyerap panas, dan
menyeragamkan temperatur dalam kandang (Sudjarwo, 1989).
Bahan litter yang efektif adalah bersifat daya serap air (absorben) tinggi, bebas
debu, sukar untuk dimakan ayam, tidak beracun, murah, mudah diangkut dan
diganti, serta tersedia melimpah. Sainsburry (1995) menyatakan bahwa litter harus
menimbulkan kenyamanan bagi unggas dan terbebas dari parasit dan bakteri yang
dapat menyebabkan infeksi pada unggas. Pengawasan terhadap kualitas litter sangat
13
penting untuk kesuksesan manajemen perkandangan unggas. Litter dapat
menggunakan bahan organik yang bersifat menyerap air. Contohnya, serbuk gergaji,
sekam padi, potongan jerami kering, potongan rumput kering, atau tongkol jagung
yang dihaluskan (Carmen dan George, 1988). Bahan tersebut dapat dicampur dengan
bahan lain, seperti kapur dan super fosfat. Ketebalan litter pada pemeliharaan anak
ayam (day old chicken) awalnya hanya sekitar 5 cm sampai 8 cm. secara bertahap,
litter ditambah sampai mencapai maksimal 10 cm sampai 13 cm. Untuk broiler
dewasa, ketebalan awal 10 cm sampai 13 cm, dan secara bertahap ditambah sampai
ketebalan maksimal 23 cm (Suprijatna, 2005). Kandang litter juga memiliki
kelebihan yaitu: pertama dapat memberikan hasil yang memuaskan, baik kuantitas
(bobot badan) maupun kualitas daging, kedua dapat menghindarkan ternak ayam
menderita lepuh dada atau pembengkakan tulang dada (Breast Blister), memudahkan
didalam pengelolaan yakni seperti pembersihan dan pembuangan kotoran, serta
dapat menghemat tenaga kerja.
Kandang panggung. Akpobome dan Funguy (1992) menyatakan bahwa broiler
yang dipelihara pada kandang panggung memiliki bobot badanyang lebih rendah
tetapi konversi pakan yang lebih baik dibandingkan broiler yang dipelihara di atas
lantai sekam. Kandang panggung berlantai kawat menyebabkan lebih banyak
kerusakan kaki dan kelainan bentuk kaki dibanding lantai litter. Masalah pada kaki
menyebabkan turunnya produksi pada ayam petelur (Anderson,1994). Kejadian
lepuh dada broiler pada kandang panggung dua kali lebih banyak dibanding pada
lantai litter (Akpobome dan Funguy, 1992).
Kebaikan dari kandang panggung yaitu memiliki ventilasi yang sangat baik
bagi ayam di dalamnya, sebab udara bertiup melalui seluruh bagian tubuh ayam.
Keuntungan lain dari penggunaan kandang panggung adalah kemudahan dalam
mekanisme kandang, tidak diperlukan biaya untuk pembelian litter dan mengurangi
kontak ayam dengan feses (Hypes et all., 1994).Menurut Suprijatna (2005), terdapat
beberapa tipe konstruksi atap, yaitu: atap bentuk jongkok, atap bentuk A, atap
gabungan bentuk A dan bentuk jongkok, atap bentuk monitor, dan atap bentuk
semimonitor.
14
BAB III
METODOLOGI PRAKTIK KERJA LAPANGAN
15
3.3. Jadwal Kegiatan
16
Berikut adalah kegiatan yang dilakukan selama penulis melakukan Praktik Kerja
Lapangan :
a) Mengatur Panel
b) Mengontrol pemanas
c) Pengafkiran dan culling
d) Diskusi tentang pemeliharaan
17
BAB IV
PROSES DAN PEMBAHASAN PELAKSANAAN
4 8
Farm Paisal
2 1 3
1. Diskusi tentang pemeliharaan
5
2. Diskusi tentang pemeliharaan
6
keterangan:
1. kandang Utama
2. kandang baru /Belum selesai
18
3. rumah untuk anak kandang
4. gudang pakan
5. tempat cadangan bahan bangunan kandang
6. sumur/ sumber air
7. Rumah Pemilik kandang
8.Rumah Anak Kandang
Pimpinan Kandang
Kepala Kandang
Anak Kandang
19
4.1.4. BidangKerja/UsahaDU/DI
Sedangkan bagi peternak non mitra, seluruh biaya operasi dan investasi
serta pemasaran diusahakan sendiri. Keberhasilan kemitraan usaha sangat
ditentukan oleh adanya kepatuhan di antara yang bermitra dalam menjalankan
etika bisnisnya. Pelaku-pelaku yang terlibat langsung dalam kemitraan harus
memiliki dasar-dasar etika bisnis yang dipahami dan dianut bersama sebagai titik
tolak dalam menjalankan kemitraan. Kegagalan kemitraan pada umumnya
20
disebabkan oleh pondasi dari kemitraan yang kurang kuat dan hanya didasari oleh
belas kasihan semata atau atas dasar paksaan pihak lain, bukan atas kebutuhan
untuk maju dan berkembang bersama dari pihak-pihak yang bermitra. Kalau
kemitraan tidak didasari oleh etika bisnis (nilai, moral, sikap, dan perilaku) yang
baik, maka dapat menyebabkan kemitraan tersebut tidak dapat berjalan dengan
baik. Suatu pola kemitraan yang ideal mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
21
Beberapa data yang penulis dapat sesuai judul laporan PKL sebagai berikut:
( 100−19.5 % ) x 0.95
= x 100%
2.52 x 30.3
80.5 x 0.95
= x 100
76.35
76.47
= x 100
76.35
= 100,2
22
RATAAN BERAT BADAN 0.95 Kg
IP 100,2
4.2.2. Perbandingan Hasil Yang Didapat Dengan Standar
Nilai indeks performa dihitung berdasarkan rataan bobot badan siap potong,
konveksi pakan, umur panen, dan jumlah persentase ayam yang hidup selama
pemeliharaan. Berikut disajikan kriteria indeks performa ayam broiler pada
Kriteria Indeks Performa Ayam Broiler Nilai Indeks Performa (IP)
<300Kurang
301 – 325Cukup
326 – 350Baik
351 – 400Sangat Baik
>400Istimewa
23
peternakan. juga yang belum kami ketahui sebelumnya. Kami merasa sangat
nyaman PKL disini karena pembimbing di PT SUJA ini bisa bekerja sama dengan
kami dan mempermudah kami dalam menyelesaikan tugas yang diberikan.
praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan kegiatan yang menuntut siswa agar
belajar disiplin dan tentunya di tuntut agar dapat bekerja dengan menerapkan
segala pengetahuan yang di berikan di sekolah dalam menjalani Praktek Kerja
Lapangan (PKL), tidak mudah seperti apa yang dibayangkan sebelumnya karena
di tempat Praktek Kerja Lapangan (PKL) tidak semua materi yang diberikan
disekolah itu masuk. kegiatan praktek kerja Lapangan (PKL) dapat membentuk
siswa agar dapat bekerja, walaupun kenyataannya masih di bangku sekolah.
banyak ilmu ilmu baru yang didapat selama kegiatan prakerin yang tentu saja
dapat dijadikan bahan dan pengalamanuntuk modal bekerja di masa depan. untuk
saya pribadi tentu merasa puas dan bahagia karena dapat menjalankan kegiatan
praktek kerja Industri dengan baik hingga berakhirnya kegiatan ini.
24
25
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
26
5.2. Saran
Bagi Siswa yang melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang paling
penting adalah menjaga nama baik sekolah dimana perusahaan tempat di
laksanakankegiatan PKL dan mematuhi peraturan yang adadiperusahaan. Bagi
sekolah sebaiknya siswa atau siswiyang akan diterjunkan ke perusahaan
untuk mengikuti PKL dibekali terlebih dahulu mengenai pekerjaan yang akan
dilakukan dalam perusahaan, sehingga siswa atau siswi merasa siap baik
secaramental maupun fisiknya
27
DAFTAR PUSTAKA
North and Bell. 1990. Commercial Chicken Production Manual, New York.
Scott, M. L., M. C. Nesheem and R. J. Young. 1982. Nutriton of The Chicken. 3rd
Ed., M. L. Scott and Associates. Ithaca, New York.
Sutardi, T. 1980. Landasan Ilmu Nutrisi. Departemen Ilmu Makanan Ternak, IPB,
Bogor.Steel, R.G.D da
28
LAMPIRAN
29