Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

MANAJEMEN TERNAK UNGGAS BROILER (Gallus gallus domesticus)


DI PT SUPER UNGGAS JAYA

PKL

OLEH
HERIYADI
69830541

AGRIBISNIS TERNAK UNGGAS


SMK UNGGUL NEGERI 2 BANYUASIN III
DINAS PENDIDIKAN
PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA SELATAN
2021/2022

ii
LAPORAN KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

MANAJEMEN TERNAK UNGGAS BROILER (Gallus gallus domesticus)


DI PT SUPER UNGGAS JAYA

Laporan disusun untuk memenuhi sebagiansyarat untuk mengikuti Ujian


Kompetensi Keahlian dan UjianNasional
Tahun pembelajaran 2021/2022

OLEH
HERIYADI
69830541

AGRIBISNIS TERNAK UNGGAS


SMK UNGGUL NEGERI 2 BANYUASIN III
DINAS PENDIDIKAN
PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA SELATAN
2021/2022

iii
PEMERINTAHPROVINSISUMATERA
SELATAN DINAS PENDIDIKAN
SMK UNGGULNEGERI2BANYUASINIII
Alamat:Jln. LingkarSekojo Ujung,Kedondong RayeBanyuasinIII, 30753
Laman:smkun2ba3.sch.id;Pos-El:smakun2ba3@gmail.com

LEMBARPENGESAHANSEKOLAH

Judul Laporan : Manajemen ternak umggas


Nama : Heriyadi
NISN : 69830541
Kelas : XII
Kompetensi Keahlian : Agribisnis Ternak Unggas

Disahkan di : Banyuasin
Tanggal :

Ketua Program Keahlian Pembimbing Sekolah

Much Rozacky,S.Pt,M.pd Andrian Bonafid,S.P

Kepala Sekolah

Soviyanto, S.Pd,M.Si.
NIP. 1974081319990310002

ii
PEMERINTAHPROVINSISUMATERA
SELATAN DINAS PENDIDIKAN
SMK UNGGULNEGERI2BANYUASINIII
Alamat:Jln. LingkarSekojo Ujung,Kedondong RayeBanyuasinIII, 30753
Laman:smkun2ba3.sch.id;Pos-El:smakun2ba3@gmail.com

LEMBARPENGESAHANSEKOLAH

Judul Laporan : Manajemen ternak umggas


Nama : Muhammad Firli
NISN : 0042135964
Kelas : XII
Kompetensi Keahlian : Agribisnis Ternak Unggas

Telah di ujikan dihadapan Tim Penguji pada Tanggal

Penguji II Penguji I

Nindah Nurjanah, S.Pt Much. Rojaki, S.Pt,.M.Pd


NIP. NIP

Kepala Sekolah Ketua PanitiaUjian/KetuaPokja PKL

Soviyanto, S.Pd,M,Si Eni Yulianti S.pd


NIP. 197408131999031002 NIP.19770707201001212

iii
HALAMAN MOTTO
“MAJU TERUS TANPA HARUS MELIHAT KEBELAKANG”

iv
RINGKASAN

M. FIRLI.2021.Manajemen ternak unggas Broiler (Gallus Gallus Domesticus) di


Desa Lubuk Besar, Kecamatan Tiang Pumpung Kepungut, Kabupaten Musi
Rawas, Kota Lubuk Linggau (Pembimbing : Andrian Bonafid S.p)
Ayam broiler adalah istilah untuk menyebut strain ayam hasil budidaya
teknologi yang memiliki karakteristik ekonomis,dengan ciri khas pertumbuhan
cepat sebagai penghasil daging,konversi pakan irit,siap dipotong diusia
muda,serta menghasilkan daging berkualiatas serat lunak.
Manajemen ternak unggas broiler ini sangat menguntungkan bilah kita tahu
cara untuk mengelola, agar dapat memberikan hasil panen yang maksimal.Dalam
ternak kita juga perlu menggunakan manajemen yang baik, agar mencapai hasil
yang maksimal serta menggunakan modal secara efiseien
Laporan ini bertujuan untuk mengetahui dan membahas sejauh mana
pentingnya manajemen ternak unggas broiler ini yang meliputi : Bibit,Pakan dan
Manajemen.
Laporan ini dilakukan di Desa Lubuk Besar,Kecamatan Tiang Pumpung
Kepungut,Kabupaten Musi Rawas,Kota Lubuk Linggau.Tanggal 26 juli - 23
september 2021.Metode yang dilakukan dalam kegiatan PKL Observasi dan
Wawancara.

Kata Kunci : Manajemen,Ayam broiler,Bibit dan Pakan

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Praktik Kerja Lapangan
(PKL) dan dapat menyusun laporan ini dengan baik dan tepat waktu.Praktik Kerja
Lapangan dilaksanakan di PT Super Unggas Jaya yang dilaksanakan pada tanggal
26 Juli 2021 s/d 23 September 2021, dengan judul laporan “Manajemen Ternak
Unggas ”
Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) dapat disusun dengan baik berkat
bantuan dari pihak-pihak yang telah memberikan bimbingan dan dukungan dari
awal sampai akhir pelaksanaan kegiatan ini.Ucapan terima kasih tidak lupa
disampaikan kepada:
1. Agustian Islami S.Pt selaku pimpinan DUDI PT SUJA
2. Soviyanto, S,Pd, M.Si selaku kepala SMK Unggul Negeri 2 BanyuasinIII
3. Eni Yulianti,S.pd sebagai ketua pokja PKL TP 2021/2022
4. Much Rojaki,S.pt selaku ketua program keahlian Agribisnis Ternak Unggas
5. Gatot suwito dan Mudrik selaku pembimbing lapangan di PT SUJA
6. Andrian Bonafid,S.P selaku Pembimbing Sekolah
7. Herman Sawiran selaku pemilik kandang
8. Semua pihak yang telah membantu baik secara langsung mau pun tidak
langsung sehingga penyusunan Laporan PKL dapat diselesaikan
Penyusunan menyadari bahwa masih banyak dan dalam penulisan laporan ini.
Kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca sangat diharapkan
demi perbaikan laporan.Semoga laporan ini bermanfaat dan menambah ilmu
pengetahuan bagi kita semua.
Banyuasin. September 2021

Penyusun

vi
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL...................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ ii
HALAMAN PERSEMBAHAN.................................................................... iii
HALAMAN MOTTO.................................................................................... iv
ABSTRAK/RINGKASAN............................................................................. v
KATAPENGANTAR..................................................................................... vi
DAFTAR ISI.................................................................................................. vii
DAFTAR TABEL......................................................................................... xi
DAFTARLAMPIRAN................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
1.1. Latar Belakang............................................................................... 1
1.2. Tujuan PKL.................................................................................... 2
1.3. Manfaat PKL.................................................................................. 2
1.4. Kegunaan Praktik Kerja Lapangan................................................ 3
BAB II TINJAUANPUSTAKA..................................................................... 4
2.1. Tinjauan Manajemen ternak ungggas ........................................... 4
2.2. Bibit ayam broiler.......................................................................... 4
2.3. Pakan dan air minum..................................................................... 6
2.4. Manajemen pemeliharan................................................................ 8
2.5. Kesehatan dan penyakit................................................................. 9
2.6. Biosecurity..................................................................................... 10
2.7. Perkandangan................................................................................. 12
BAB III METODOLOGI............................................................................... 15
3.1. Waktu Dan Tempat Pelaksanaan................................................... 15
3.2. Metode Praktek Kerja Lapangan dan Pengambilan Data.............. 15
3.3. Jadwal Kegiatan............................................................................. 16
BAB IV PROSESDANHASIL BELAJAR DIDU/DI................................... 18
4.1. Gambaran Umum DU/DI.............................................................. 18

vii
4.1.1. Profildan sejarahDU/DI....................................................... 18
4.1.2. Peta Denah DU/DI............................................................... 18
4.1.3.StrukturOrganisasi DU/DI.................................................... 19
4.1.4. BidangKerja/UsahaDU/DI................................................... 20
4.2. Uraian Pelaksanaandan Pembahasan............................................. 21
4.2.1 Tampilan Performa Usaha Ayam Broiler Di DU/DI........... 21
4.2.2. Perbandingan Hasil Yang Didapat Dengan Standar............ 23
4.3. Pengalaman Penting padasaat PKL............................................... 23
4.3.1. Kesan................................................................................... 23
4.3.2. Kendala dan solusi ditempat magang.................................. 24
4.3.3.Inovasi/pengetahuan baru..................................................... 24
BAB V PENUTUP........................................................................................ 25
5.1. Simpulan........................................................................................ 25
5.2. Saran.............................................................................................. 26
DAFTAR PUSTAKA........................................................................... 27

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.3 Jadwal Kegiatan........................................................................... 16

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Peta Denah DU/DI..................................................................... 18


Lampiran 2.StrukturOrganisasi DU/DI.......................................................... 19

x
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Praktik Kerja Lapangan (PKL) adalah suatu model penyelenggaran pendidik
yang memandukan secara utuh kegiatan belajar siswa disekolah dengan proses
penguasaan keahlian kejuruan melalui kegiatan praktik langsung didunia kerja.
PKL merupakan kegiatan yang wajib diikuti oleh setiap siswa SMK yang
dipersiapkan menjadi tenaga kerja yang siap untuk mengisi lapangan kerja tingkat
menengah sesuai dengan bidang keahlian yang ditekuninya.Latar belakang
pelaksanaan prakerin Adalah menambah ilmu pengetahuan dalam dunia industry /
perusahaan untuk meningkatan mutu secara kualitas sebagai lulusan SMK untuk
menjadi sumber daya manusia yang handal dan professional.
Latar Belakang Manajemen ternak unggas adalah cara untuk mengelola
ternak terutama ternak unggas agar dapat memberikan hasil panen yang
maksimal.Dalam ternak kita juga perlu menggunakan manajemen yang baik,
agar menacapai hasil yang maksimal serta menggunakan modal secara
efiseien. Dengan menggunakan modal efiesien ini kita dapat menghemat
pengeluaran serta mendapat profit yang maksimal. Dalam sebuah peternakan
unggas terdapat 3 unsur pokok yaitu bibit, pakan serta manajemen. Dengan
perosentase 20% bibit, 30% pakan, dan yang paling besar adalah manajemen
sebesar 50%
Peternakan ayam broiler merupakan salah satu andalan dalam sub
sektor peternakan di Indonesia. Peternakan ayam broiler mempunyai prospek
yang sangat baik untuk dikembangkan baik dalam skala peternakan besar maupun
skala peternakan kecil (peternakan rakyat). Peternakan ayam broiler
rmempunyai banyak kelebihan, salah satunya adalah siklus produksi yang
pendek yaitu sekitar 30-40 hari, sudah mempunyai bobot badan antara 1,5
sampai 2,3 kg/ekor dan bisa segera dijual. Keunggulan ayam broiler antara lain
pertumbuhannya yang sangat cepat dengan bobot badan yang tinggi dalam

1
waktu yang relative pendek, konversi pakan kecil dan siap dipotong pada usia
muda.

1.2. Tujuan PKL


Praktek kerja lapangan ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui manajemen ternak unggas broiler di PT Super Unggas
Jaya
2. Mengimplementasikan materi yang didapatkan disekolah
3. Menjalin kerjasama yang baik antara sekolah dan dunia industry
maupun dunia usaha
4. Membentuk semangat kerja yang baik bagi siswa PKL
5. Melatih siswa untuk berkomunikasi/berinterak sisecara Profesional di
lapangan kerja yang sebenarnya
6. Membentuk pola pikir yang membangun bagi siswa PKL
7. Untuk memperkenalkan siswa pada dunia usaha
8. Menumbuhkan & meningkatkan sikap profesional yang diperlukan
siswa untuk memasuki dunia usaha
9. Meningkatkan daya kreasi dan produktifitas tehadap siswa sebagai
persiapan dalam menghadapi atau memasuki dunia usaha yang
sesungguhnya
10. Meluaskan wawasan dan Pandangan Siswa terhadap jenis-jenis
pekerjaan pada tempat dimana Siswa melaksanakan PKL

1.3. Manfaat PKL


Sedangkan Manfaat Praktek Kerja Lapangan (PKL) dan Magang yang
dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Bagi Siswa Siswa mendapatkan keterampilan untuk melaksanakan
progam kerja pada perusahaan maupun instansi pemerintahan yang
digunakan sebagai tempat praktek. Melalui praktek inilah siswa
mendapatkan bentuk pengalaman nyata serta berbagai permasalahan
yang dihadapi dalam dunia kerja. Selain itui siswa juga akan

2
mempunyai rasa tanggung jawab dalam melaksanakan pekerjaan dan
menjaga profesinya.
2. Bagi Sekolah Manfaat PKL yang diperoleh oleh sekolah yaitu sekolah
mempunyai rekan kerjasama untuk menjalin kerjasama dan
mempromosikan sekolah dalam dunia perusahaan tersebut.
3. Bagi Tempat PKL Perusahaan dapat memenuhi kebutuhan tenaga
kerja lepas yang berwawasan akademis untuk membantu operasional
perusahaan tersebut.
4. Memperoleh wawasan luas mengenai seluk beluk dunia kerja.
5. Meningkatkan rasa percaya diri, disiplin dan tanggung jawab.
6. Mengetahui arti penting disiplin dan tanggung jawab dalam
melaksanakan tugas.
7. Dapat memahami, memantapkan dan mengembangkan pelajaran yang
diperoleh di sekolah.
8. Dapat membandingkan kemampuan yang diperoleh di sekolah dengan
yang dibutuhkan di dunia kerja.

1.4. Kegunaan Praktik Kerja Lapangan


Kegunaan Praktik Kerja Lapangan, antara lain sebagai berikut:
1. Mendapatkan pengalaman dan meningkatkan keterampilan
kerja(skill)baik secara tim maupun individu pada usaha komoditas
ternak unggas.
2. Mengetahui kendala dan penyelesaianya yang dihadapi dalam
pemeliharaan ayam broiler.
3. Meningkatkan sosialisasi dengan masyarakat di peternakan unggas
dan sekitarnya
4. Mahasiswa dapat membandingkan antara teori dalam kuliah dengan
kenyataan pada lapangan.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Manajemen Ternak Unggas Broiler

Menurut Suprijatna et al. (2005) Ayam broiler adalah ayam yang


mempunyai sifat tenang,bentuk tubuh besar, pertumbuhan cepat, bulu merapat ke
tubuh, kulit putih dan produksi telur rendah. Dijelaskan lebih lanjut oleh Siregar et
al. (1980) bahwa ayam Broiler dalam klasifikasi ekonomi memiliki sifat-sifat
antara lain : ukuran badan besar, penuh daging yang berlemak, temperamen
tenang, pertumbuhan badan cepat serta efisiensi penggunaan ransum tinggi. Ayam
Pedaging (Broiler) adalah ayam ras yang mampu tumbuh cepat sehingga dapat
menghasilkan daging dalam waktu relative singkat(5 sampai 7 minggu). Broiler
mempunyai peranan yang penting sebagai sumber protein hewani asal ternak.
Pengertian Ayam Broiler dalam istilah yang biasa dipakai untuk menyebut ayam
hasil budidaya teknologi peternakan yang memiliki karakteristik ekonomi dengan
ciri khas pertumbuhan yang cepat,sebagai penghasil daging dengan konver
sipakan rendah dan siap dipotong pada usia yang relatif muda. Pada umumnya
broiler ini siap panen pada usia 28 sampai 45 hari dengan berat badan 1,2 sampai
1,9 kg/ekor (Azis dkk, 2010).
1. Penyediaan dan penyiapan bibit.
2. Penyediaan sarana produksi.
3. Memberikan teknis manajemen usaha dan produksi.
4. Pemberian bantuan lainnya yang diperluhkan bagi peningkatan
efisiensi dan produktivitas usaha.

2.2. Bibit Ayam Broiler


Ayam broiler merupakan hasil genetik yang memiliki karakteristik
ekonomis, pertumbuhan yang cepat sebagai penghasil daging, konversi pakan
rendah, dipanen cepat karena pertumbuhannya yang cepat, dan sebagai penghasil
daging dengan serat lunak (Murtidjo, 1987).

4
Ayam broiler adalah galur ayam hasil rekayasa genetik yang memiliki
karakteristik ekonomis dengan ciri khas pertumbuhan cepat sebagai penghasil
daging, masa panen pendek dan menghasilkan daging berserat lunak,timbunan
daging baik, dada lebih besar dan kulit licin (North and Bell, 1990).
Ayam broiler dalam klasifikasi ekonomi memiliki sifat-sifat antara lain :
ukuran badan besar, penuh daging yang berlemak, temperamen
tenang,pertumbuhan badan cepat serta efisiensi penggunaan ransum tinggi
(Siregar etall., 1980)
Perkembangan ayam broiler mulai dari Great grand parents stock,Grand
parents stock, Parent stock, dan Final stock. Great grand parent stock adalah jenis
ayam yang berasal dari persilangan dan seleksi dari berbagai kelas, bangsa, atau
varietas yang dilakukan oleh pembibit dan merupakan bagian untuk membentuk
Grand parent stock. Dihasilkan dari persilangan galur murni ( pure line ). Grand
parent stock adalah jenis ayam yang khusus dipelihara untuk menghasilkan Parent
stock. Parent stock adalah jenis ayam yang dipelihara untuk menghasilkan Final
stock. Final stock merupakan ayam yang khusus dipelihara untuk menghasilkan
telur atau daging yang telah melalui berbagai persilangan dan seleksi. Diantara
ayam jantan dan betina Final stock ini tidak boleh disilangkan karena
keturunannya hanya akan menghasilkan produksi 50 % dari induknya
(Anggorodi,1984).
Pertumbuhan ayam dipengaruhi oleh bangsa, jenis kelamin, umur,kualitas
ransum, dan lingkungan. Zat pakan yang penting bagi pertumbuhan ternak adalah
kalsium yang berfungsi untuk pertumbuhan tulang, produksi,reproduksi normal,
pembentukan sel darah merah, dan berperan dalam sistem syaraf (Wahju, 1991).
Tahapan pertumbuhan hewan akan membentuk kurva sigmoid(Anggorodi,
1984). Pada awal pertumbuhan lambat, kemudian berkembang lebih cepat dan
akhirnya perlahan lagi menjelang dewasa tubuh. Kecepatan pertumbuhan pada
ayam mempunyai variasi yang cukup besar tergantung pada tipe ayam, strain,
jenis kelamin dan makanan, disamping faktor lingkungan seperti suhu dan
perlindungan terhadap penyakit (North, 1978).

5
Untuk mendapatkan bobot badan yang sesuai dengan yang dikehendaki
pada waktu yang tepat, maka perlu diperhatikan pakan yang tepat. Kandungan
energi pakan yang tepat dengan kebutuhan ayam dapat mempengaruhi konsumsi
pakannya, dan ayam jantan memerlukan energi yang lebih banyak dari pada
betina, sehingga ayam jantan mengkonsumsi pakan lebih banyak
(Anggorodi,1985).

2.3. Pakan Dan Air Minum

Pakan adalah campuran dari berbagai macam bahan organik maupun


anorganik untuk ternak yang berfungsi sebagai pemenuhan kebutuhan zat-zat
makanan dalam proses pertumbuhan (Suprijatna et all., 2005)
Menurut Kartasudjana dan Suprijatna (2006), ayam mengkonsumsi
ransum untuk memenuhi kebutuhan energinya, sebelum kebutuhan energinya
terpenuhi ayam akan terus makan. Jika ayam diberi makan dengan kandungan
energi rendah maka ayam akan makan lebih banyak. Dibandingkan dengan
kandungan energi tinggi , maka semakin rendah konsumsi pakannya, karenaayam
makan untuk memenuhi kebutuhan energinya. Ayam Broiler untuk keperluan
hidupnya memerlukan zat makanan seperti karbohidrat, lemak, mineral, protein,
vitamin, dan air.Air merupakan senyawa penting dalam kehidupaan. Dua per tiga
bagian tubuh hewan adalah air dengan berbagai peranan untuk kehidupan
(Parakkasi, 1999).
Menurut Scott et all., (1982) , air mempunyai fungsi sebagai berikut : (1)
zat dasar dari darah, cairan interseluler dan intraseluler yang bekerja aktif dalam
transformasi zat- zat makanan, (2) penting dalam mengatur suhu tubuh karena air
mempunyai sifat menguap dan specific heat, (3) membantu mempertahankan
homeostatis dengan ikut dalam reaksi dan perubahan fisiologis yang mengontrol
pH, tekanan osmotis, konsentrasi elektrolit.
B. 1. Konsumsi Pakan
Konsumsi pakan adalah kemampuan ternak dalam mengkonsumsi
sejumlah ransum yang digunakan dalam proses metabolisme tubuh
(Anggorodi,1985).

6
Konsumsi pakan menurut Siregar et all., (1982) adalah konsumsi pakan
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain besar tubuh, bentuk pakan, jenis
kelamin, aktivitas sehari-hari, temperatur lingkungan, serta kuantitas dan kualitas
pakan yang diberikan.
Sedangkan menurut Tillman et all., (1991) konsumsi diperhitungkan dari
jumlah makanan yang dimakan oleh ternakdimana zat makanan yang
dikandungnya akan digunakan untuk mencukupi kebutuhan hidup pokok dan
untuk produksi hewan tersebut.Ternak akan dapat mencapai tingkat penampilan
produksi tertinggi sesuai dengan potensi genetiknya bila memperoleh zat-zat
makanan yang dibutuhkannya. Zat makanan tersebut diperoleh ternak dengan
jalan mengkonsumsi sejumlah makanan (Sutardi,1980).
B. 2. Konversi Pakan
Konversi pakan atau feed convertion ratio ( FCR ) adalah perbandingan
antara jumlah pakan ( kg ) yang dikonsumsi dengan berat hidup ( kg ) sampai
ayam itu dijual (Siregar dkk., 1980 ). Sehingga semakin kecil angka konversi
pakan menunjukkan semakin baik (Parakkasi, 1999).
B. 1. Konsumsi Pakan
Konsumsi pakan adalah kemampuan ternak dalam mengkonsumsi
sejumlah ransum yang digunakan dalam proses metabolisme tubuh (Anggorodi,
1985). Konsumsi pakan menurut
Siregar et all., (1982) adalah konsumsi pakan dipengaruhi oleh beberapa
faktor antara lain besar tubuh, bentuk pakan, jenis kelamin, aktivitas sehari-hari,
temperatur lingkungan, serta kuantitas dan kualitas pakan yang diberikan.
Sedangkan menurut Tillman et all., (1991) konsumsi diperhitungkan dari
jumlah makanan yang dimakan oleh ternakdimana zat makanan yang
dikandungnya akan digunakan untuk mencukupi kebutuhan hidup pokok dan
untuk produksi hewan tersebut.
Ternak akan dapat mencapai tingkat penampilan produksi tertinggi sesuai
dengan potensi genetiknya bila memperoleh zat-zat makanan yang dibutuhkannya.
Zat makanan tersebut diperoleh ternak dengan jalan mengkonsumsi sejumlah
makanan (Sutardi,1980).

7
B. 2. Konversi Pakan
Konversi pakan atau feed convertion ratio ( FCR ) adalah perbandingan
antara jumlah pakan ( kg ) yang dikonsumsi dengan berat hidup ( kg ) sampai
ayam itu dijual ( Siregar dkk., 1980 ). Sehingga semakin kecil angka konversi
pakan menunjukkan semakin baik

2.4. Manajemen Pemeliharaan

Persiapan yang baik merupakan modal pertama yang harus dimiliki


sebelum mendatangkan bibit ayam broiler yang akan dipelihara. Tersedianya
sarana yang lengkap akan memudahkan dalam pengelolaan secara baik dan
sempurna. Persiapan yang diperlukan antara lain yaitu tersedianya boks atau
kandang DOC, boks ini diletakkan di atas lantai kandang, tirai plastik dipasang
pada keempat sisi boks, lampu pemanas digantung 15 cm dari lantai boks,
termometer untuk mengontrol panas bisa digantung atau diikat pada kandang
(Murtidjo,1987).
Pemeliharaan saat DOC tiba merupakan awal dari pemeliharaan
selanjutnya. DOCyang baru datang biasanya mengalami stress dan kemunduran
kondisi. Oleh karena itu, pemberian air minum dilakukan setelah DOC beristirahat
kira-kira 2-3 jam. Air minum yang diberikan pertama kali biasanya diberi
tambahan gula jawa sebagai suplay energi. Pemberian air harus ada libitum dan
ditempatkan secara merata disekitar sumber pemanas. Kandang DOC harus diberi
pemanas karena pada umumnya sistem kekebalan tubuh DOC belum stabil dalam
fungsinya. Pada keesokan harinya, air minum di tambah suplemen (vitamin)
(Murtidjo,1987)
Program sanitasi harus terarah serta tergantung dari cara memilih desinfektan
yang sesuai dengan mikroorganisme yang dijadikan sasaran. Desinfektan adalah
bahan kimia yang dapat membasmi mikroorganisme, khususnya mikoorganisme
yang membahayakan peternakan ayam. Bahan dari desinfektan adalah dengan
mencampur Kalium Permanganat dengan formalin yaitu dosis 37% - 40%
Formaldehid gas yang dilarukan dalam air atau dengan cara memanaskan
Formaldehid tersebut (Murtidjo, 1992).

8
Fumigasi sangat efektif untuk sanitasi kandang ayam, dengan syarat
kandang harus dikosongkan dan seluruh sela-sela harus ditutup tirai plastik cukup
rapat didiamkan selama 3-5 hari. Dengan cara demikian kandang akan bebas dari
bakteri, virus dan jamur yang dapat menyebabkan wabah penyakit bagi ternak
ayam (Murtidjo, 1992).

2.5.Kesehatan Dan Penyakit

Vaksinasi adalah suatu usaha untuk memberikan kekebalan pada ayam,


agar ayam tersebut kebal terhadap serangan suatu penyakit (Murtidjo, 1992).
Lebih lanjut dikatakan vaksinasi dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti
injeksi, air minum, tetes mata atau hidung, semprot ataupun tusuk sayap. Program
vaksinasi untuk ayam “broiler” relatif paling sedikit dibandingkan dengan ayam
petelur maupun ayam bibit sebab pemeliharaan ayam “broiler” hanya
membutuhkan waktu relatif lebih singakat yakni sekitar 6-8 minggu.
Beberapa penyakit yang sering menjangkit ayam antara lain cacar unggas,
ND, Ifectious Bronchitis, Gumboro dan lain-lain. Jasad renik yang menyebabkan
hewan sakit dapat dikelompokkan menjadi beberapa maca kelompok yaitu virus,
bakteri, cendawan, protozoa, dan parasit lain. Semua jasad renik ini rentan
terhadap obat dan anti biotika, kecuali virus, maka pengendalian penyakit virus
sepenuhnya tergantung dari program pencegahan melalui perbaikan sanitasi,
pengasingan hewan yang sakit dan vaksinasi (Akoso, 1993).
Penyakit ngorok atau CRD pada ayam merupakan suatu penyakit yang
menyerang saluran pernapasan dimana sifatnya kronis. Disebut “kronis” karena
penyakit ini berlangsung secara terus menerus dalam jangka waktu lama dan sulit
untuk disembuhkan. Penyebab utamanya adalah Mycoplasma gallisepticum, yang
salah satu gejala khas dari penyakit ini adalah ngorok, sehingga peternak lebih
umum menyebutnya dengan penyakit ngorok (Murtidjo, 1992).
Penyakit Snot disebabkan oleh bakteri Hemophilus paragallinarum dan
digolongkan penyakit akut yang mudah menyebar. Gejala awal ayam selalu
menggeleng-geleng kepalanya untuk menghilangkan lendir dari hidungnya, yang
lama-lama menjadi kental dan bau busuk. Bagian muka dan mata ayam tampak

9
membengkak, dapat menimbulkan bunyi ngorok dan
menyulitkan pernafasan, nafsu makan berkurang sehingga berat badan ayam
menurun. Di Penyebarannya melalui air minum, pakan, udara, atau kontak
langsung dengan ayam yang sakit. Pencegahannya dengan menjaga sanitasi
lingkungan kandang, hindari kandang yang kotor dan lembab. Diusahakan agar
kandang selalu mendapat sinar matahari yang cukup. Ayam yang sakit harus
diisolasi dan diobati dengan injeksi antibiotik streptomisin dengan dosis 150
mg/kg berat badan ayam selama 2-3 hari (Murtidjo, 1992).
Kolibasilosis merupakan penyakit yang dapat menimbulkan berbagai
kerugian pada peternakan ayam sehubungan dengan terjadinya kematian,
gangguan pertumbuhan atau produksi, faktor pendukung timbulnya berbagai
penyakit lainnya, respon yang kurang optimal terhadap vaksinasi dan peningkatan
biaya pengobatan, pakan, desinfektan serta tenaga kerja. Dampak penting lainnya
pada industri perunggasan akibat kolibasilosis antara lain adanya peningkatan
jumlah ayam yang diafkir, penurunan kualitas karkas dan telur, penurunan daya
tetas telur dan kualitas anak ayam dan mendukung timbulnya penyakit kompleks
yang sulit ditanggulangi (Charles, 2000).

2.6. Biosecurity
Biosekurity adalah idiom yang disusun oleh dua kata yaitu: bio (hidup)
dan secure (aman), atau secara harfiah bisa bermakna upaya pengamanan mahluk
hidup (baca: ternak). Pengamanan yang dimaksud adalah pengamanan ternak
ayam dari gangguan penyakit (Saptono, 2009). Dengan pengertian seperti itu,
maka pengertian biosekurity menjadi sangat luas dan cenderung bias. Menurut
Saptono (2009) rangkaian program biosekurity pada ternak
unggas mencakup tiga aspek utama, tiga aspek tersebut adalah:
1) Isolasi adalah berbagai upaya yang dilakukan untuk memberi barrierbagi
ayam dari serangan kuman patogen penyebab penyakit. Penjabaran lebih
lanjut, isolasi berarti menjauhkan ayam (flock) dari orang, kendaraan, dan
benda yang dapat membawa patogen. Menciptakan lingkungan tempat ayam
terlindung dari pembawa patogen (orang, hewan lain, udara, air,

10
dll).Langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk menerapkan isolasi bisa
berupa; menyimpan ayam di kandang tertutup yang sudah di screening di
farm. Menerapkan manajemen all in all out. Memisahkan ayam dari hewan
lain dan dari spesies unggas lain. Tidak boleh ada tempat dengan air
menggenang di wilayah farm.
2) Pengendalian lalu lintas adalah berbagai upaya untuk men-screening orang,
alat, barang dan hewan lain, agar kegiatan lalu lintas yang dilakukannya tidak
menyebabkan masuknya patogen ke dalam farm.Penjabaran lebih lanjut,
pengendalian lalu lintas berarti kita tidak boleh mengijinkan siapapun masuk
ke kandang, apalagi mendekati ayam-ayam kita. Jika memang mereka harus
masuk, maka harus dipastikan bahwa mereka orang, kendaraan dan alat-alat
yang berada di wilayah isolasi dan yang keluar dari wilayah isolasi ke daerah
lain.
3) Sanitasi adalah berbagai upaya yang ditujukan untuk membunuh patogen.
Lebih lanjut, sanitasi bisa dijabarkan sebagai tindakan pembersihan (cleaning)
dan desinfeksi untuk membunuh kuman. Sanitasi juga berarti upaya
pengendalian hama yang bertujuan untuk mencegah hama (burung liar,
hewan pengerat & serangga) membawa patogen. Dan pembuangan bangkai
atau karkas yang ditujukan untuk menjauhkan kontaminasi dari
flok.Implementasi sanitasi harus dilaksanakan secara tertata baik untuk
kandang, alat, kendaraan maupun orang. Wujud nyata dari implementasi ini
misalnya: pekerja mencuci tangan dan kaki, berganti pakaian dan sepatu
sebelum bekerja dengan ayam. Membersihkan dan mendesinfeksi alat-alat
secara teratur. Membersihkan dan mendesinfeksi kandang-kandang dalam
masa peralihan antara satu periode ke periode berikutnya, dan memiliki
program pengendalian hama.harus mengikuti tindakan biosekuriti khusus
(screening). Membatasi jumlah

11
2.7. Perkandangan

Kandang merupakan unsur penting dalam menentukan keberhasilan suatu


usaha peternakan ayam karena merupakan tempat hidup ayam sejak usia awal
sampai berproduksi. Dengan demikian kandang harus memenuhi segala persyaratan
yang dapat menjamin kesehatan serta pertumbuhan yang baik bagi ayam yang
dipelihara. Faktor konstruksi yang dituntut untuk kandang ayam yang baik meliputi
ventilasi, dinding kandang, lantai, atap kandang, dan bahan
bangunan kandang (Priyatno, 2001).
Sedangkan menurut Sunarti dan Yuwono (1997) pengadaan kandang ayam
pedaging dimaksudkan untuk menciptakan kenyamanan dan perlindungan bagi
ternak, kemudahan dalam pemeliharaan dan kelancaran proses produksi. Fungsi
kandang memiliki dua fungsi yaitu sebagai tempat tinggal ternak ayam pedaging dan
sebagai tempat kerja bagi peternak dalam melayani kebutuhan hidup ternak. Syarat
lokasi untuk kandang ayam pedaging adalah lahan yang akan dipakai memang
dialokasikan untuk peternakan, lahan yang tersedia dengan harga terjangkau dan
sesuai dengan perhitungan keuntungan modal yang tersedia, jauh dari keramaian
tetapi masih terjangkau oleh jalur transportasi, sebaiknya berjarak minimal 250 m
dari peternakan lain dan 1 km dari peternakan bibit ayam, sedapat mungkin jauh dari
pemukiman penduduk, dekat dengan pabrik pakan dan dekat dengan konsumen.
Kandang serta peralatan yang ada di dalamnya merupakan sarana pokok untuk
terselenggarakannya pemeliharaan ayam secara intensif, berdaya guna dan berhasil
guna. Ayam akan terus menerus berada di dalam kandang, oleh karena itu kandang
harus dirancang dan ditata agar menyenangkan dan memberikan kebutuhan hidup
yang sesuai bagi ayam-ayam yang berada di dalamnya. Beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan dalam hal ini adalahpemilihan tempat atau lokasi untuk mendirikan
kandang serta konstruksi atau bentuk kandang itu sendiri. Kandang merupakan
modal tetap (investasi) yang cukup besar nilainya, maka sedapat mungkin semenjak
awal dihindarkan kesalahan-kesalahan dalam pembangunannya, apabila keliru
akibatnya akan menimbulkan problema-problema terus menerus sedangkan
perbaikan tambal sulam tidak banyak membantu (Williamsons dan Payne,1993).
Berdasarkan konstruksi kandang, kandang dapat dibedakan menjadi:Kandang

12
bateray, kandang postal dan kandang panggung. Kandang bateray menggunakan
sistem alas berlubang atau kawat. Kandang bateray adalah sangkar segi empat yang
disusun secara berderet memanjang dan bertingkat dua atau lebih (North, 1994).
Kandang bateray berbentuk kotak yang bersambung satu dengan yang lain
terbuat dari kayu, bambu atau kawat. Masing-masing kotak berukuran lebar 30
sampai 35 cm, panjang 45 cm dan tinggi 60 cm. Lantai kandang baterai letaknya
agak miring ke salah satu sisi sekitar 6-7 cm. (North, 1994). Sistem kandang bateray
bertujuan agar ayam tidak terlalu banyak mengeluarkan tenaga, dengan demikian
energi
dimanfaatkan untuk metabolisme tubuh, khususnya untuk ayam memproduksi
telur (Anggorodi, 1985).
Kebaikan kandang sistem bateray adalah kandang lantai kandang yang selalu
bersih karena kotorannya jatuh ke tempat penampungan, peredaran udara lebih
lancar, dapat menampung ayam lebih banyak, pengontrolan penyakit lebih mudah
dan dapat menimbulkan penyakit Coccidiosis, serta konversi pakan lebih baik.
(North, 1984). Penggunaan kandang sistem bateray memerlukan biaya yang lebih
tinggi dibandingkan dengan sistem litter, memerlukan penanganan ekstra secara
serius serta dapat menyebabkan lepuh dada dan cacat kaki.
Kandang postal. Kandang dengan tipe litter adalah suatu tipe pemeliharaan
unggas dengan lantai kandangnya ditutup oleh bahan penutup lantai seperti sekam
padi, serutan gergaji, tongkol jagung, jerami padi yangdipotong-potong, serta dapat
digunakan kapur mati yang penggunaannya dicampurkan dengan bahan litter
(Sudjarwo dan Indarto, 1989). Litter yang baik harus dapat memenuhi beberapa
kriteria yakni : memiliki daya serap yang tinggi, lembut sehingga tidak
menyebabkan kerusakan dada, mempertahankan kehangatan, menyerap panas, dan
menyeragamkan temperatur dalam kandang (Sudjarwo, 1989).
Bahan litter yang efektif adalah bersifat daya serap air (absorben) tinggi, bebas
debu, sukar untuk dimakan ayam, tidak beracun, murah, mudah diangkut dan
diganti, serta tersedia melimpah. Sainsburry (1995) menyatakan bahwa litter harus
menimbulkan kenyamanan bagi unggas dan terbebas dari parasit dan bakteri yang
dapat menyebabkan infeksi pada unggas. Pengawasan terhadap kualitas litter sangat

13
penting untuk kesuksesan manajemen perkandangan unggas. Litter dapat
menggunakan bahan organik yang bersifat menyerap air. Contohnya, serbuk gergaji,
sekam padi, potongan jerami kering, potongan rumput kering, atau tongkol jagung
yang dihaluskan (Carmen dan George, 1988). Bahan tersebut dapat dicampur dengan
bahan lain, seperti kapur dan super fosfat. Ketebalan litter pada pemeliharaan anak
ayam (day old chicken) awalnya hanya sekitar 5 cm sampai 8 cm. secara bertahap,
litter ditambah sampai mencapai maksimal 10 cm sampai 13 cm. Untuk broiler
dewasa, ketebalan awal 10 cm sampai 13 cm, dan secara bertahap ditambah sampai
ketebalan maksimal 23 cm (Suprijatna, 2005). Kandang litter juga memiliki
kelebihan yaitu: pertama dapat memberikan hasil yang memuaskan, baik kuantitas
(bobot badan) maupun kualitas daging, kedua dapat menghindarkan ternak ayam
menderita lepuh dada atau pembengkakan tulang dada (Breast Blister), memudahkan
didalam pengelolaan yakni seperti pembersihan dan pembuangan kotoran, serta
dapat menghemat tenaga kerja.
Kandang panggung. Akpobome dan Funguy (1992) menyatakan bahwa broiler
yang dipelihara pada kandang panggung memiliki bobot badanyang lebih rendah
tetapi konversi pakan yang lebih baik dibandingkan broiler yang dipelihara di atas
lantai sekam. Kandang panggung berlantai kawat menyebabkan lebih banyak
kerusakan kaki dan kelainan bentuk kaki dibanding lantai litter. Masalah pada kaki
menyebabkan turunnya produksi pada ayam petelur (Anderson,1994). Kejadian
lepuh dada broiler pada kandang panggung dua kali lebih banyak dibanding pada
lantai litter (Akpobome dan Funguy, 1992).
Kebaikan dari kandang panggung yaitu memiliki ventilasi yang sangat baik
bagi ayam di dalamnya, sebab udara bertiup melalui seluruh bagian tubuh ayam.
Keuntungan lain dari penggunaan kandang panggung adalah kemudahan dalam
mekanisme kandang, tidak diperlukan biaya untuk pembelian litter dan mengurangi
kontak ayam dengan feses (Hypes et all., 1994).Menurut Suprijatna (2005), terdapat
beberapa tipe konstruksi atap, yaitu: atap bentuk jongkok, atap bentuk A, atap
gabungan bentuk A dan bentuk jongkok, atap bentuk monitor, dan atap bentuk
semimonitor.

14
BAB III
METODOLOGI PRAKTIK KERJA LAPANGAN

3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Praktik Kerja Lapangan ini akan dilaksanakan di PT Super Unggas Jaya.
Lokasi praktik beradadi desa Lubuk Besar ,Kecamatan Tiang pumpung
kepungut, kabupaten Musi rawas,Kota Lubuk linggau, Provinsi Sumatera
Selatan. Pelaksanaan PKL dilaksanakan selama 3 bulan yaitu mulai tanggal 26
Juli 2021 hingga tanggal 23 September 2021.

3.2. Metode Praktek Kerja Lapangan dan Pengambilan Data

Pengumpulan data sebagaibahan kajian dilakukan dengan cara


mengumpulkan data primer dan sekunder.Data primer diambil dengan beberapa
metode, diantaranya:
1. Wawancara
Kegiatan ini dilakukan dengan cara diskusi dengan pihak-pihak terkait, baik
itu pemilik kandang, pimpinan kandang, anak kandang, maupun warga
sekitar balai.
2. ObservasiLapangan
Observasi dilakukan selama berlangsungnya kegiatan PKL dengan cara
mengamati dan mencatat secara langsung kondisi yang terjadi di lapangan.
Sumber data sekunder diambil dari laporan kegiatan pada PT SUJA,
catatan produksi dan kegiatan dilingkungan kandang,data jumlah dan jenis ayam,
buku,jurnal,serta penelusuran dengan memanfaatkan teknologi internet. Data
sekunder juga diambil dari instansi terkait seperti buku pelajaran tentang ternak
ayam.
Sumber Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari
responden. Dalam pelaksanaan kegiatan Magang Perusahaan ini data primer
didapat dari wawancara dengan Pembimbing lapangan,Pemelik kandang dan
Anak kandang

15
3.3. Jadwal Kegiatan

Jadwal Kegiatan Prakter Kerja Lapangan


Smk Unggul Negeri 2 Banyuasin III
Agribisnis Ternak Unggas
Tahun Pelajaran 2021/2022

NO Jenis Kegiatan Keterangan


1 Sosialisasi tata tertib pelaksanaan PKL Tgl. Pelaksanaan:15 Juli
dan pengetahuan DU/DI Waktu:Pukul 08.00
2 Pembekalan/Arahan Tgl. Pelaksanaan:15 Juli
Waktu:Pukul 09.00
3 Bimbingan teknis pengisian jurnal dan Tgl. Pelaksanaan:15 Juli
pembuatan laporan PKL Waktu:Pukul 10.00
4 Upacara/Pelepasan pemberangkatan Tgl. Pelaksanaan:23 Juli
Waktu:Pukul 07.00
Oleh: Kepala Sekolah
5 Pemberangkatan peserta PKL ke DU/DI Tgl. 23 Juli
Oleh: Pembimbing Lapangan
6 Peserahan peserta PKL ke DU/DI Tgl. 23 Juli
Oleh: Pembimbing Lapangan
7 Kegiatan inti di DU/DI Tgl. 24 Juli 2021- 26 September 2021
8 Monitoring ke DU/DI Tgl. 15 Agustus 2021
Oleh: Pembimbing Sekolah
9 Penjemputan dan serah terima Tgl. 27 September 2021
cinderamata untuk DU/DI Oleh: Pembimbing Sekolah dan Ka.
Prodi
10 Upacara penyambutan kedatangan peserta Tgl. 29 September 2021
Oleh: Kepala Sekolah
PKL
11 Pemeriksaan jurnal PKL sebagai bahan Tgl. 30 September 2021
Oleh: Pembimbing Sekolah
penyusunan pembuatan laporan
12 Bimbingan pembuatan laporan Tgl. 30 September 2021
Oleh: Pembimbing Sekolah

16
Berikut adalah kegiatan yang dilakukan selama penulis melakukan Praktik Kerja
Lapangan :

1. Kegiatan rutin yang dilakukan selama Praktik Kerja Lapangan adalah:

a) Pembersihan tempat minum


b) Pemberian pakan
c) Penimbangan bobot
d) Pencatatan recording
e) Pelebaran kandang
f) Vaksinasi
g) Pemberian air gula (sorbitol ) dan vitamin
h) Pengerukan sekam
i) Pemanenan
j) Pengukuran suhu, kelembaban, kecepatan angin
k) laporan kondisi kandang

2. Kegiatan Insidental yang dilakukan selama Praktik Kerja Lapangan adalah:

a) Mengatur Panel
b) Mengontrol pemanas
c) Pengafkiran dan culling
d) Diskusi tentang pemeliharaan

17
BAB IV
PROSES DAN PEMBAHASAN PELAKSANAAN

4.1. Gambaran Umum PT.Super Ungggas Jaya ( SUJA) Farm


4.1.1. Profil Dan Sejarah PT SUJA Farm
PT. Super Unggas Jaya (CJ Feed & Livestock) yang merupakan group dari
Cheil Jedang yang berpusat di Korea Selatan. Pertama kali PT. Super Unggas Jaya
didirikan di Desa Tutur Kec. Ngembal Pasuruan Jawa Timur tahun 1997.
Bergerak di bidang Peternakan Unggas (Ayam) Breeding Farm, Hatchery, Broiler
& RPA. Saat ini site bisnis PT. Super Unggas Jaya sudah tersebar di seluruh
Indonesia.

4.1.2. Peta Denah Close House (CH) Herman

4 8

Farm Paisal
2 1 3
1. Diskusi tentang pemeliharaan
5
2. Diskusi tentang pemeliharaan
6

keterangan:
1. kandang Utama
2. kandang baru /Belum selesai

18
3. rumah untuk anak kandang
4. gudang pakan
5. tempat cadangan bahan bangunan kandang
6. sumur/ sumber air
7. Rumah Pemilik kandang
8.Rumah Anak Kandang

4.1.3. Struktur Organisasi DU/DI

PT Super Unggas Jaya

PPL/ Pengawas Penyuluh Lapangan

Pimpinan Kandang

Kepala Kandang

Anak Kandang

19
4.1.4. BidangKerja/UsahaDU/DI

Kemitraan adalah pola kerjasama antara perusahaan peternakan selaku mitra


usaha inti dengan peternak rakyat selaku mitra usaha plasma, yang dituangkan
dalam bentuk ikatan kerjasama. Melalui kemitraan diharapkan terjadi kesetaraan
hubungan antara peternak dengan mitr usaha inti sehingga memperkuat posisi
tawar peternak, berkurangnya risiko usaha dan terjaminnya pasar yang pada
akhirnya meningkatkan pendapatan peternak. Kemitraan dimaksudkan sebagai
upaya pengembangan usaha yang dilandasi kerjasama antara perusahaan dari
peternakan rakyat dan pada dasarnya merupakan kerjasama
vertikal (vertical partnertship).

Kerjasama tersebut mengandung pengertian bahwa kedua belah pihak harus


memperoleh keuntungan dan manfaat. Peternak pola kemitraan (sistem kontrak
harga) adalah peternak yang menyelenggarakan usaha ternak dengan pola
kerjasama antara perusahaan inti dengan peternak sebagai plasma dimana dalam
kontrak telah disepakati harga output dan input yang telah ditetapkan oleh
perusahaan inti. Peternak menerima selisih dari perhitungan input dan output.

Peternak plasma yang mengikuti pola kemitraan cukup dengan


menyediakan kandang, tenaga kerja, peralatan, listrik dan air, sedangkan bibit
(DOC), pakan dan obat-obatan, bimbingan teknis serta pemasaran disediakan oleh
perusahaan inti Pada saat panen perusahaan inti akan memotong utang peternak
plasma berupa DOC, pakan dan obat-obatan. Apabila terjadi kerugian, maka yang
menanggung risiko adalah perusahaan sebatas biaya DOC, pakan dan obat-obatan.
Plasma akan memperoleh bonus, apabila Feed Conversion Ratio (FCR) lebih
rendah dari yang ditetapkan oleh inti.

Sedangkan bagi peternak non mitra, seluruh biaya operasi dan investasi
serta pemasaran diusahakan sendiri. Keberhasilan kemitraan usaha sangat
ditentukan oleh adanya kepatuhan di antara yang bermitra dalam menjalankan
etika bisnisnya. Pelaku-pelaku yang terlibat langsung dalam kemitraan harus
memiliki dasar-dasar etika bisnis yang dipahami dan dianut bersama sebagai titik
tolak dalam menjalankan kemitraan. Kegagalan kemitraan pada umumnya

20
disebabkan oleh pondasi dari kemitraan yang kurang kuat dan hanya didasari oleh
belas kasihan semata atau atas dasar paksaan pihak lain, bukan atas kebutuhan
untuk maju dan berkembang bersama dari pihak-pihak yang bermitra. Kalau
kemitraan tidak didasari oleh etika bisnis (nilai, moral, sikap, dan perilaku) yang
baik, maka dapat menyebabkan kemitraan tersebut tidak dapat berjalan dengan
baik. Suatu pola kemitraan yang ideal mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

1. Pola tersebut mampu mengakomodasi kepentingan ekonomi peternak rakyat


dan inti melalui secara progresif
2. Pola kemitraan mampu mencapai efisiensi dan perbaikan kinerja sistem
secara keseluruhan.
3. Mampu meredam gejolak yang bersumber dari faktor eksternal dan
mengelola risiko yang mungkin timbul serta mampu memanfaatkan peluang-
peluang yang ada.

Pola kemitraan ayam broiler tidak dapat dipisahkan dari sejarah


perkembangan industri ayam broiler di Indonesia. Bahkan pola kemitraan tersebut
dilahirkan dari sejarah industri ayam ras sebagai salah satu solusi untuk
menciptakan harmonisasi antar pelaku ekonomi dalam industri ayam ras
pedaging. Dalam usaha peternakan ayam rakyat khususnya untuk budidaya ayam
ras kebijakan yang ditempuh adalah mengutamakan usaha budidaya bagi
peternakan rakyat, perorangan, kelompok maupun koperasi[3] sesuai dengan
keppres No. 22 tahun 1990.

4.2. Uraian Pelaksanaandan Pembahasan


4.2.1 Tampilan Performa Usaha Ayam Broiler PT SUJA Di CH Herman
Pengertian performa adalah seberapa baik seseorang, mesin dsb dalam
melakukuan sebuah aktivitas atau pekerjaan tertentu.Istilah performa atau dalam
bahasa inggrisnya performance merupakan penampilan/pertunjukan atau bentuk
tindakan, perbuatan, pekerjaan yang telah dicapai atau dilaksanakan.

21
Beberapa data yang penulis dapat sesuai judul laporan PKL sebagai berikut:

 Jumlah DOC : 9000 Ekor


 Konsumsi Pakan : 17.500 Kg (350 zak)
Pakan Terpakai 17,500 Kg
 FCR : = = 2,52
Bobot Terpanen 6926,7 Kg
 Total Deplesi: 1760 Ekor
 Deplesi : 19.5 %
 Total Panen : 6926,7 Kg ( 7 Ton)
( 30 x 5220 ) + ( 31 X 2020 ) 156600+62620
 Umur Panen = =
7240 7240
219220
= = 30,3Hari
7240
 Rata-rata Berat Badan : 0.95 Kg
% Terpanen . Bobot rata−rata
 IP (Index Performance) = x 100%
FCR .Umur Rata−rata

( 100−19.5 % ) x 0.95
= x 100%
2.52 x 30.3

80.5 x 0.95
= x 100
76.35

76.47
= x 100
76.35

= 100,2

Atau didapat dalam bentuk tabel sebagai berikut:


PERFORMANCE
DOC 9000 ekor
KONSUMSI PAKAN 17.500 Kg
FCR 2.52
TOTAL DEPLESI 1760 ekor
DEPLESI (%) 19.5 %
TOTAL PANEN 6926.7 Kg
UMUR 30.3 Hari

22
RATAAN BERAT BADAN 0.95 Kg
IP 100,2
4.2.2. Perbandingan Hasil Yang Didapat Dengan Standar
Nilai indeks performa dihitung berdasarkan rataan bobot badan siap potong,
konveksi pakan, umur panen, dan jumlah persentase ayam yang hidup selama
pemeliharaan. Berikut disajikan kriteria indeks performa ayam broiler pada
Kriteria Indeks Performa Ayam Broiler Nilai Indeks Performa (IP)

 <300Kurang
 301 – 325Cukup
 326 – 350Baik
 351 – 400Sangat Baik
 >400Istimewa

Sumber : Santosa dan Sudaryani (2009)Fadilaet al., (2007), menambahkan


Indeks Peforma (IP) adalah suatu formula yang paling umum dipakai untuk
mengetahui peforma ayam broiler. Semakin besar nilai IP yang diperoleh,
semakin bagus presentasi ayam dan semakin efisien penggunaan pakan dan biaya.

Performa Hasil usaha peternakan Bapak Paisal selama periode Agustus


didapatkan umur panen 30,3 hari dengan konversi pakan(FCR)sebesar 2,52,
deplesi 19.5% dan indeks performance 100,2. Mortalitas selama pemeliharaan
adalah 19.5 %. Presentase kematian selama periode pemeliharaan tidak boleh
lebih dari 4%. Faktor penyakit dan suhu sangat dominan sebagai penyebab
kematian utama ayambroiler.Hasil perhitungan Indeks Produksi pada usaha
peternakan yang dilakukan Paisal mnunjukan nilai indeks produksi 100,2.
Berdasarkan Indek Produksi tersebut menunjukan bahwa usaha pemeliharaan
yang dilakukan Bapak Ali tingkat keberhasilannya kurang.

4.3.Pengalaman Penting padasaat PKL


4.3.1. Kesan
Selama kami praktek kerja lapangan (PKL) disini kami merasa senang dan
kami juga mendapatkan ilmu dan pengalaman yang luas terutama dalam dunia

23
peternakan. juga yang belum kami ketahui sebelumnya. Kami merasa sangat
nyaman PKL disini karena pembimbing di PT SUJA ini bisa bekerja sama dengan
kami dan mempermudah kami dalam menyelesaikan tugas yang diberikan.
praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan kegiatan yang menuntut siswa agar
belajar disiplin dan tentunya di tuntut agar dapat bekerja dengan menerapkan
segala pengetahuan yang di berikan di sekolah dalam menjalani Praktek Kerja
Lapangan (PKL), tidak mudah seperti apa yang dibayangkan sebelumnya karena
di tempat Praktek Kerja Lapangan (PKL) tidak semua materi yang diberikan
disekolah itu masuk. kegiatan praktek kerja Lapangan (PKL) dapat membentuk
siswa agar dapat bekerja, walaupun kenyataannya masih di bangku sekolah.
banyak ilmu ilmu baru yang didapat selama kegiatan prakerin yang tentu saja
dapat dijadikan bahan dan pengalamanuntuk modal bekerja di masa depan. untuk
saya pribadi tentu merasa puas dan bahagia karena dapat menjalankan kegiatan
praktek kerja Industri dengan baik hingga berakhirnya kegiatan ini.

4.3.2. Kendala dan solusi ditempat magang


Selama Praktek Kerja Lapangan saya mengalami hambatan/kendala
diantaranya, sulit sekali mencari sinyal, sehingga memperlambat pengiriman
laporan kondisi kandang saya kepembimbing.Solusi mengganti kartu yang mudah
mendapat sinyal

4.3.3. Inovasi/pengetahuan baru


Inovasi/pengetahuan yang saya dapat kembangkan adalah bagaimana
caranya memelihara ayam broiler dengan baik dan benar sehingga dapat mencapai
hasil yang maksimal.Inovasi yang saya maksud adalah dengan mengevaluasi
manajemen ternak unggas yang didapat pada periode sebelumnya,agar saya bisa
mengetahui apakah usaha yang kedepannya bagus atau tidak dengan cara
menganalisa apa yang kurang sehingga kedepan akan bisa ditingkatkan
lagi,sebagai contoh: menghemat pakan,menjaga keluar masuknya orang dari luar
kandang,manajemen yang baik (sistem Panel yang benar,suhu,kelembapan,dll).

24
25
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Setelah melaksanakan kegiatan Praktik Kerja Lapangan(PKL)diPT Super Unggas


Jaya, penyusun mengambil beberapasimpulan :

1. Manajemen di PT Super Unggas Jaya (CJ Feed & Livestock) yang


merupakan group Cheil Jedang yang berpusat di Korea Selatan. Bergerak
di bidang Peternakan Unggas (Ayam) Breeding Farm, Hatchery, Broiler &
RPA. Sudah sangat baik,terbukti dengan perkembanganya dan membuka
berbagai cabang di seluruh indonesia.
2. Pembelajaran di dunia kerja adalah suatu strategi yang memberi
peluang peserta mengalami proses belajar melalui bekerja langsung pada
pekerjaan sesungguhnya. Dengan adanya PKL praktikan dapat
merasakan bagaimana pelaksanaan praktik langsung di lingkungan dunia
kerja yang dibimbing oleh pihak industri,dan bahkan kami dapat
mengukur sejauh mana penguasaan ilmu praktik di peternakan.
3. Mengimplementasikan materi yang didapatkan disekolah,Menjalin
kerjasama yang baik antara sekolah dan dunia industry, maupun dunia
usaha Membentuk semangat kerja yang baik bagi siswa PKL,Melatih
siswa untuk berkomunikasi/berinterak sisecara Profesional di lapangan
kerja yang sebenarnya, Membentuk pola pikir yang membangun bagi
siswa PKL,Untuk memperkenalkan siswa pada dunia usaha,
Menumbuhkan & meningkatkan sikap profesional yang diperlukan siswa
untuk memasuki dunia usaha,Meningkatkan daya kreasi dan produktifitas
tehadap siswa sebagai persiapan dalam menghadapi atau memasuki dunia
usaha yang sesungguhnya, meluaskan wawasan dan Pandangan Siswa
terhadap jenis-jenis pekerjaan pada tempat dimana Siswa melaksanakan
PKL

26
5.2. Saran
Bagi Siswa yang melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang paling
penting adalah menjaga nama baik sekolah dimana perusahaan tempat di
laksanakankegiatan PKL dan mematuhi peraturan yang adadiperusahaan. Bagi
sekolah sebaiknya siswa atau siswiyang akan diterjunkan ke perusahaan
untuk mengikuti PKL dibekali terlebih dahulu mengenai pekerjaan yang akan
dilakukan dalam perusahaan, sehingga siswa atau siswi merasa siap baik
secaramental maupun fisiknya

27
DAFTAR PUSTAKA

Suprijatna et al. (2005) Ilmu Dasart Ternak Unggas.Penebar Swadaya,Jakarta

Murtidjo, B.A. 1987. Pedoman Beternak Ayam Broiler.Kanisius Jakarta.

North and Bell. 1990. Commercial Chicken Production Manual, New York.

Siregar, A. P., M. Sabrani & P. Suprawiro. 1980. Teknik Beternak Ayam


Pedaging Di Indonesia.Margie Group, Jakarta.

Anggorodi, R. 1985. Ilmu Makanan Ternak Umum. Gramedia Pustaka Utama,


Jakarta

Kartasudjana, R. dan E. Suprijatna. 2006. Manajemen Ternak Unggas. Penebar


Swadya. Jakarta.

Parakkasi, A. 1999. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Monogastrik. Angkasa,


Bandung.

Scott, M. L., M. C. Nesheem and R. J. Young. 1982. Nutriton of The Chicken. 3rd
Ed., M. L. Scott and Associates. Ithaca, New York.

Tillman, A. D. S. Reksohadiprojo, S. Prawirokusumo, dan S. Lebdosekejo. 1991.


Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.

Sutardi, T. 1980. Landasan Ilmu Nutrisi. Departemen Ilmu Makanan Ternak, IPB,
Bogor.Steel, R.G.D da

Akoso, B. T. 1993. Manual Kesehatan Unggas, Edisi I. Percetakan Kasinius,


Yogyakarta.

Williamson, G. dan W. J.A. Payne. 1993 Pengantar Peternakan di Daerah Tropis.


Edisi Ketiga (Terjemahan) Gajah Mada University Press.
Yogyakarta.

28
LAMPIRAN

29

Anda mungkin juga menyukai