Anda di halaman 1dari 4

Nama : Deni Pebrianto

NPM : 22.0102.0032
Kelas : Akuntansi Paralel 22

KOMPENSASI EKSEKUTIF
A. Overview
Normalnya, compensation plans bermanfaat bagi perusahaan untuk mengurangi
moral hazard, karena shareholders lebih menyukai untuk memperoleh kesesuaian
insentif, dimana hal tersebut berimplikasi pada tindakan manajer untuk lebih
mementingkan perusahaan. Dalam rangka memperoleh compensation plan yang efisien,
upaya-upaya yang dilakukan manajer harus tertanam pada imbalan di dalam
compensation plan tersebut.

B. Apakah Kontrak Insentif Diperlukan?


Fama berargumen bahwa kontrak insentif tidak dibutuhkan karena pasar tenaga
kerja manajerial mengendalikan moral hazard dengan pengawasan internal. Model the
two period mengenai pengawasan internal oleh Arya, Fellingham dan Glover mendukung
argumenatsi ini. Setiap manajer berkaitan dengan pencapaian utilitas reservasi mereka
sendiri, dan mengkontemplasikan utilitas marjinal mereka sebaik manajer lain dalam
memutuskan pilihan tindakan apa yang akan diambil selanjutnya, sehingga mengurangi
moral hazard. Selanjutnya, manajer juga peduli tentang reputasi mereka, sehingga akan
mengurangi kemungkinan-kemungkinan mereka lalai.
Di sisi lain, reputasi seorang manajer akan mengikuti mereka dari suatu pekerjaan
ke pekerjaan lainnya; oleh sebab itu, manajer memiliki insentif agar tetap
mempertahankan reputasi yang baik tersebut, termasuk juga tentang adanya kelalaian.
Sebagai tambahan, manajer dapat mengendalikan rilis informasi di dalam pasar tenaga
kerja manajerial, hal ini menyiratkan bahwa pasar tenaga kerja tidak dapat mencerminkan
nilai manajer yang sebenarnya. Investor tahu dan juga takut akan hal ini, dimana pada
suatu titik mereka mengurangi jumlah yang akan mereka bayarkan untuk saham. Secara
keseluruhan, pengawasan internal dapat membantu untuk mengendalikan moral hazard
etapi tidak dapat menghilangkannya.

C. Rencana Kompensasi Manajerial


Rencana kompensasi manajerial untuk perusahaan BCE Inc., yaitu sebuah
perusahaan besar di Kanada dapat dijelaskan sebagai berikut: Program insentif di desain
untuk membantu BCE menghasilkan tujuan perusahaan baik itu jangka pendek maupun
jangka panjang. Jangka pendek dinilai dari kinerja perusahaan dan inisiatif dari eksekutif
itu sendiri. Semakin rendah peringkat eksekutif; kinerja perusahaan secara keseluruhan
menjadi kurang berbobot dalam menentukan insentif jangka pendek.
Kompensasi jangka panjang dari BCE terdiri dari opsi saham dan unit saham,
yang didasarkan atas nilai pasar. Bentuk kompensasi ini dirancang untuk menjaga
kepentingan eksekutif yang konsisten dengan para pemegang saham yaitu untuk
memaksimalkan harga saham. BCE memiliki gabungan antara rencana kompensasi baik
itu insentif jangka pendek maupun jangka panjang. Hal ini penting untuk menghasilkan
tujuan perusahaan baik jangka pendek maupun jangka panjang. Menggunakan
pengukuran baik berdasarkan pasar maupun accounting performance.

D. Teori Kompensasi Eksekutif


Teori kompensasi eksekutif menyiratkan bahwa ada beberapa aspek yang perlu
dipertimbangkan ketika membangun sebuah rencana kompensasi, termasuk: efisiensi,
harga saham dibandingkan laba akuntansi bersih, biaya agensi, sudut pandang keputusan,
dan risiko. Sebuah rencana kompensasi yang efisien menyiratkan bahwa ada korelasi
positif antara upaya manajer dan reward yang diterima dari compensation plan. Salah
satu cara mengukur upaya manajer adalah dengan menggunakan laba bersih akuntansi.
Dukungan untuk menggunakan laba bersih termasuk fakta bahwa hal tersebut
lebih dapat diandalkan, karena apabila berdasarkan biaya historis, hal tersebut kurang
stabil sehubungan dengan peristiwa ekonomi. Namun, laba bersih tidaklah tepat waktu
karena keputusan eksekutif dapat menghasilkan hasil yang baik jangka pendek dan
jangka panjang dan hanya beberapa keuntungan yang dapat dimasukkan dalam laba
bersih saat ini. Melihat masalah ini, harga saham mungkin menjadi ukuran yang lebih
baik seperti mencerminkan informasi yang tersedia, mempertimbangkan keuntungan
yang prospektif dari kegiatan manajerial saat ini, dan sepenuhnya menggabungkan
informasi dari laba bersih.
Bagaimanapun, hal tersebut juga termasuk faktor ekonomi yang luas yang berada
di luar kendali manajer dan sangat fluktuatif. Sejak harga saham tampaknya lebih
mencerminkan keuntungan jangka panjang, dan laba bersih mencerminkan keuntungan
jangka pendek atas tindakan manajer saat ini, sebuah perubahan dari campuran kebijakan
kompensasi berbasis saham dan laba bersih memungkinkan untuk menetapkan
pandangan yang luas dari keputusan manajer.

E. Peranan Risiko Dalam Kompensasi Eksekutif


Komponen lain dari pengembangan rencana insentif eksekutif adalah risiko, yang
jelas karena ketidakmampuan untuk memprediksi perubahan dari faktor ekonomis dan
industri yang luas. Tujuan dari pengembangan rencana kompensasi tidak untuk
menghilangkan risiko, juga bukan untuk memaksakan risiko-risiko yang mungkin terjadi.
Alasan yang pertama adalah konsisten dengan teori keagenan, menyiratkan bahwa
manajer harus menanggung beberapa risiko jika rencana kompensasi berhasil mengukur
upaya-upaya yang tidak teramati oleh mereka. Di sisi lain, terlalu banyak risiko dapat
mencegah manajer dari mengambil proyek-proyek berisiko, sehingga dapat menjadi
kepentingan yang lebih baik bagi perusahaan. Selain itu, terlalu banyak menyebabkan
volatilitas pada pembayaran manajer yang akan memaksakan risiko kebangkrutan pribadi
menjadi tidak efisien dan juga tidak etis.
Oleh karena itu, pengendalian risiko dengan memaksakan batas baik untuk sisi
yang menurun (bogey, floor) risiko dan risiko upside (cap, ceiling) mendukung perilaku
manajerial dalam kepentingan yang terbaik bagi perusahaan karena adanya beberapa
hambatan oleh seorang manajer atas apa yang diperoleh ataupun yang hilang.
Holstrom mengusulkan bahwa untuk mengurangi risiko dari jumlah industri dan
ekonomi, rencana kompensasi harus didasarkan pada evaluasi kinerja relatif (RPE).
Konsep ini menunjukkan bahwa bonus harus dinilai relatif terhadap kinerja net income
rata-rata perusahaan lain di dalam industri sejak hal ini menghilangkan dampak dari
realisasi negara pada perusahaan, sehingga memungkinkan mengkorelasikan pendapatan
bersih perusahaan dengan kinerja manajer.
Gabungan dari harga saham dan net income dalam mengembangkan kontrak
kompensasi yang efisien dipengaruhi oleh horizon waktu yang diinginkan, serta presisi
(timbal balik dari varians) dan sensitivitas (tingkat di mana nilai yang diharapkan dari
keuntungan sebagai respon dari upaya manajer ) atas keuntungan yang diterima. Oleh
karena itu, jika kedua presisi dan sensitivitas meningkat, hal itu akan bermanfaat untuk
meningkatkan proporsi net income terhadap harga saham dalam kontrak kompensasi
dimana laba bersih akuntansi akan memiliki lebih sedikit noise, menyiratkan lebih
banyak refleksi dari usaha manajer.
Lambert dan Larcker (LL) mempelajari tentang return on sales serta Return on
Equity (ROE) dari perusahaan dan dampaknya pada cash compensation manajer yang
menunjukkan bahwa:
1. ROE memiliki korelasi yang besar terhadap cash compensation.
2. Hubungan antara ukuran keuntungan dengan cash compensation secara
sistematis bervariasi.
3. Pertumbuhan dari kompensasi perusahaan lebih sedikit korelasinya dengan
ROE secara rata-rata.
4. Perusahaan dengan korelasi yang rendah antara laba saham dan ROE maka
akan dibobot lebih berat pada ROE untuka rencana kompensasi, yang
mengindikasikan bahwa net income secara relatif tidak memberikan informasi
kepada investor, tetapi memberikan informasi yang berkaitan dengan upaya
manajer.
Menurut LL, masalah mendasar dari teori akuntansi keuangan adalah bahwa
adanya trade-off antara manajer-kinerja-motivasi dan aspek informasi kepada investor
sebagai kegunaan dari informasi.

F. Politik Kompensasi Eksekutif


Jensen dan Murphy (JM) melakukan penelitian untuk menentukan apakah CEO
dibayar lebih ataupun tidak dibayar lebih, menunjukkan korelasi yang sangat rendah
antara kinerja CEO dan kompensasi. JM menyimpulkan bahwa CEO tidak benar
termotivasi karena tidak menanggung risiko yang cukup. Oleh karena itu, mereka
merekomendasikan bahwa manajer mempertahankan kepemilikan saham lebih besar.
Tiga kontra argumen JM adalah:
1. Harus ada hubungan antara low pay-performance untuk perusahaan besar
karena walaupun terdapat peningkatan kecil dalam kinerja perusahaan tetapi
akan memiliki dampak besar pada kompensasi.
2. Manajer perusahaan besar menghindari proyek yang baik namun berisiko
apabila terlalu banyak risiko downside dialamatkan pada mereka. Namun,
risiko upside juga harus dibatasi sebagai hasil dari hubungan low pay-
performance .
3. Kompensasi Manajemen lebih rendah dari yang diharapkan karena dapat
diberikan dalam bentuk opsi saham yang memiliki keterbatasan kapan mereka
dapat diuangkan. Penurunan nilai kompensasi sebanding dengan keengganan
manajemen dalam mengambil risiko.

Gaver dan Gaver menemukan:


1. Saat laba adalah positif maka akan ada hubungan yang kuat dan positif
antara CEO yang positif ada hubungan positif yang kuat antara CEO cash
compensation dengan laba.
2. Ketika laba negatif, maka terdapat hubungan yang lemah
3. Keuntungan Luar Biasa biasanya tercermin dalam cash compensation,
sedangkan kerugian yang extraordinary biasanya tidak.
Secara keseluruhan, kenyataannya kinerja manajemen memiliki korelasi positif
dengan kompensasi, bukti empiris menunjukkan bahwa korelasi sangat rendah. Peraturan
telah ditetapkan dan membutuhkan perusahaan untuk mengungkapkan kompensasi dari
manajemen dan melakukan justifikasi terhadap tingkat upah. Peraturan ini seharusnya
membantu para shareholders dalam mengevaluasi kompensasi manajemen dan mengubah
investasi jika hal tersebut dibutuhkan.

G. Ringkasan
Pasar tenaga kerja manajerial dapat mengurangi moral hazard, namun tidak dapat
menghilangkannya, sehingga harus menciptakan kontrak insentif yang menyelaraskan
kepentingan pemilik dan manajer. Untuk kontrak yang efisien perlu meningkatkan
motivasi sehingga menjaga risiko pada tingkat optimal. Akhirnya, proporsi relatif dari net
income dan harga saham dapat mempengaruhi keputusan baik jangka panjang maupun
jangka pendek, dan juga mempertimbangkan biaya agensi yang terlibat dalam membuat
compensation plan itu sendiri

Anda mungkin juga menyukai