Anda di halaman 1dari 11

KOMUNIKASI FORMAL DAN NON FORMAL

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah


Media Pembelajaran: Komunikasi Formal dan Non Formal

Dosen Pengampu : Amir Mahmudi, M. Pd.I

Disusun oleh :

1. M.EBID .M.Z (5422020003)

PROGRAM STUDI MENEJEMEN PENDIDIKAN ISLAM (MPI)

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT) AL-HIKMAH

BUMI AGUNG WAY KANAN 2023


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Segala puji bagi ALLAH SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak sanggup untuk menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di
akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada ALLAH SWT atas limpahan nikmat


sehat-Nya , baik berupa sehat fisik maupun akal dan pikiran, sehingga penulis
mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah dengan judul “Komunikasi Formal
dan Non Formal”. Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan didalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya amkalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat
keselahan pada makalah ini, penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya. Demikian,
semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Bandar Sari, November 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................ii

BAB I............................................................................................................1

PENDAHULUAN........................................................................................1

A. Latar Belakang.........................................................................................1

B. Rumusan Masalah....................................................................................1

C. Tujuan Masalah........................................................................................1

BAB II..............................................................................................................2

PEMBAHASAN..............................................................................................2

A. Komunikasi Formal..................................................................................2

B. Komunikasi Non Formal..........................................................................5

BAB III............................................................................................................7

PENUTUP.......................................................................................................7

A. Kesimpulan..............................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk sosial, artinya manusia tidak dapat
hidup sendiri dan membutuhkan orang lain dalam menjalani kehidupan.
Maka dari itu manusia tidak dapat lepas dari komunikasi. Manusia butuh
komunikasi untuk mempertahankan hidupnya serta menjalin hubungan
antar sesama manusia.
Berdasarkan situasinya, komunikasi dibagi menjadi komunikasi
formal dan komunikasi non formal. Komunikasi formal merupakan
komunikasi yang terjadi pada situasi resmi. Contohnya adalah rapat,
seminar, surat-menyurat pada birokrasi atau organisasi dan sebagainya.
Komunikasi formal menggunakan bahasa baku untuk berkomunikasi.
Sedangkan komunikasi non formal merupakan komunikasi yang terjadi
pada situasi yang tidak resmi. Komunikasi non formal tidak terikat aturan
untuk berkomunikasi. Bahasa yang digunakan juga merupakan bahasa
santai. Contohnya adalah komunikasi dalam keluarga, di pasar, arisan,
dan sebagainya.
Dalam komunikasi ada istilah komunikator dan komunikan.
Komunikator merupakan seseorang yang menyampaikan pesan,
sedangkan komunikan merupakan seseorang yang menerima pesan.
Seorang komunikator (pemberi pesan) harus menggunakan teknik
komunikasi yang tepat. Hal ini bertujuan agar sebuah komunikasi dapat
berjalan dengan efektif.1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Komunikasi Formal itu?
2. Bagaimana Komunikasi Non Formal itu?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penlisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui Cara Komunikas Formal
2. Mengetahui Cara Komunikas Non Formal

1
Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta: Gramedia Widiasavina, 2004), 11.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. KOMUNIKASI FORMAL
1. Pengertian
Komunikasi formal adalah interaksi komunikasi yang pada umumnya resmi
dan diselesaikkan di dalam lembaga formal, melalui pedoman atau sifat
instruktif, komunikasi formal yang sangat mendasar melalui tatanan
perusahaan atau organisasi dan menunjukkan situasi individu dalam
perusahaan, dan menunjukkan keadaan seseorang dalam struktur administrasi,
latihan kegiatan, dalam hal event management. Komunikasi tersebut dalam
keadaan formal misalnya acara resmi, pertemuan membahas project,
menggunakan bahasa yang baik dan benar, komunikasi menggunakan email
secara teratur dalam bahasa formal yang tepat terutama dalam pengaturan
profesi. Dalam organisasi seperti asia, komunikasi formal dianggap suci dan
diharuskan dijaga dengan baik. Setiap perintis dianggap dihormati dan
diperlukan dalam keadaan resmi. Bagaimanapun adanya globalisasi dan
dinamika didunia, harus ditimbang oleh managemen, dan terutama dalam hal
event management.
Komunikasi formal dapat di artikan dengan komunikasi yang mengikuti
rantai komando yang dicapai oleh hirarki wewenang. Dalam struktur
organisasi garis, fungsional, maupun matriks, akan tampak berbagai macam
posisi atau kedudukan masing-masing sesuai dengan batas tanggung jawab
dan wewenangnya. Pola komunikasi dapat berbentuk komunikasi dari atas ke
bawah (top down or downward communications), komunikasi dari bawah ke
ata (bottom up or upward communications), komunikasi horizontal (horizontal
communications), dan komunikasi diagonal(diagonal communications).2
2. Batasan Komunikasi Formal
a. Komunikasi dari Atas ke Bawah.
Komunikasi ini dapat disebut juga komunikasi dari atasan disemua level
kepada bawahan, komunikasi ini umumnya terkait dengan tanggung jawab
dan kewenangannya dalam suatu organisasi. Komunikasi ini bertujuan
untuk menyampaikan informasi, mengarahkan, mengoordinasikan,
memotivasi, memimpin, dan mengendalikan berbagai kegiatan yang ada di
level bawah.Komunikasi dari atas ke bawah merupakan penyampaian

2
Soekadi Darso Wiyono, Peranan Komunikasi di Dalam Organisasi (Surakarta: Bumi Kentingan, 1996),
28.

2
pesan yang dapat berbentuk perintah, intruksi, maupun prosedur untuk
dijalankan para bawahan dengan sebaik-baiknya. Komunikasi ini juga
dapat berbentuk lisan (oral communications) maupun tulisan (written
communications).3
b. Komunikasi dari Bawah ke Atas
Komunikasi ini berarti alur pesan yang disampaikan berasal dari
bawahan/anggota menuju ke atasan/ketua. Untuk menyelesaikan masalah-
masalah yang terjadi dalam suatu organisasi dan mengambil keputusan
secara tepat, sudah sepantasnya bila ketua memperhatikan aspirasi yang
berasal dari bawah. Keterlibatan anggota dalam proses pengambilan
keputusan merupakan salah satu cara yang positif dalam upaya pencapaian
tujuan organisasi, selain itu ketua harus percaya penuh kepada para
anggotanya. Kalau tidak, informasi apapun dari anggota tidak akan
bermanfaat karena yang muncul hanyalah rasa curiga dan ketidak
percayaan terhadap informasi tersebut.
Salah satu kelemahan komunikasi dari bawah ke atas adalah
kemungkinan bawahan hanya menyampaikan informasi yang baik-baik
saja, sedangkan informasi yang agaknya mempunyai kesan negatif atau
tidak disenangi oleh manajer cenderung disimpan atau tidak disampaikan,
demi menjaga posisinya, serta mendapatkan rasa aman dalam suatu
organisasi.
c. Komunikasi horizontal
Komunikasi horizontal atau sering juga disebut dengan istilah
komunikasi lateral, adalah komunikasi yang terjadi antara bagian- bagian
yang memiliki posisi sejajar dalam suatu organisasi, tujuan komunikasi
horizontal antara lain untuk melakukan persuasi, mempengaruhi, dan
memberi kan informasi kepada bagian atau departemen yang memiliki
kedudukan sejajar. Komunikasi horizontal menjadi penting artinya
manakala setiap bagian atau departemen dalam suatu organisasi memiliki
tingkat tingkat ketergantungan yang cukup besar. Akan tetapi, jika masing-
masing bagian dapat bekerja secara sendiri-sendiri tanpa harus bergantung
pada bagian lainnya, komunikasi horizontal tidak sering atau minim
dipakai.
d. Komunikasi diagonal
Bentuk komunikasi yang satu ini memang agak lain dari beberapa
bentuk komunikasi sebelumnya. Komunikasi diagonal melibatkan
komunikasi antara atasan dua level organisasi yang berbeda. Contohnya

3
adalah komunikasi formal didalam organisasi antara bagian konsumsi
dengan bagian dokumentasi.3

3
Ruliana Poppy, Komunikasi Organisasi Teori dan Studi Kasus., 80.

4
Bentuk komunikasi diagonal memiliki beberapa keuntungan,
diantaranya adalah:
i. Penyebaran informasi bisa menjadi lebih cepat dibandingkan bentuk
komunikasi tradisional.
ii. Memungkinkan individu dari berbagai bagian atau departemen ikut
membantu menyelesaikan masalah dalam organisasi.
Namun komunikasi diagonal juga memiliki kelemahan. Salah satu
kelemahannya adalah bahwa komunikasi diagonal dapat mengganggu
jalur komunikasi yang rutin dan telah berjalan normal. Disamping itu,
komunikasi diagonal dalam suatu organisasi besar juga sulit untuk
dikendalikan secara efektif.
3. Ciri-ciri Komunikasi Formal
(1) Arus komunikasi ke bawah lebih banyak
(2) Kepentingan dinas
(3) Lebih banyak pesan tertulis daripada lisan
(4) Pertemuan atau rapat resmi
(5) Terkait dengan jabatan
(6) Kepentingan organisasi.

4. Keterbatasan Kommunikasi Formal

Meskipun sangat penting bagi organisasi besar, namun dampak saluran


komunikasi formal kurang menguntungkan dari sudut pandang individual
maupun organisasi. Dilihat dari sudut pandang individual, komunikasi formal
sering membuat frustasi atau menjengkelkan bagi pihak tertentu, khususnya
mengenai keterbatasan untuk masuk ke dalam proses pengambilan keputusan.
Dalam struktur organisasi yang besar, untuk dapat berkomunikasi dengan
manajer puncak harus terlebih dahulu melalui lapisan manajer yang ada
dibawahnya. Artinya banyak jalur yang harus dilalui untuk dapat
berkomunikasi secara langsung dengan manajer puncak.Kemudian dilihat dari
sudut pandang suatu perusahaan, masalah terbesar dalam saluran komunikasi
formal adalah kemungkinan munculnya distorsi atau gangguan penyampaian
informasi ke level yang lebih tinggi, karena setiap keterkaitan dalam jalur
komunikasi berpotensi menimbulkan kesalah pahaman. Bagaimana mengatasi
hal tersebut? Salah satu caranya adalah dengan mengurangi jumlah tingkatan
(level) dalam struktur organisasi. Semakin sedikit kaitan dalam jalur
komunikasi, semakin sedikit kemungkinan terjadinya kesalah pahaman.

5
Struktur organisasi yang mendatar dengan tingkatan organisasi yang lebih
sedikit, dan lebih banyak rentang kendalinya akan dapat membantu
mengurangi terjadinya distorsi.

B. KOMUNIKASI NON FORMAL

1. Pengertian Komunikasi Non Formal

Komunikasi nonformal yaitu proses penyampaian dan penerimaan pesan yang


berlangsung secara tidak resmi dan tidak terikat saluran-saluran birokrasi
formal yang tersedia di dalam organisasi. Komunikasi Nonformal ada di luar
saluran komunikasi formal dan tidak menuruti hirarki organisasi dan otoritas.
Akan tetapi komunikasi Nonformal ini tidak direncanakan oleh superior. Istilah
yang sering digunakan untuk bentuk saluran komunikasi Nonformal adalah The
Grapevine (selentingan). Grapevine dapat menjadi sumber informasi faktual
meskipun konotasinya merupakan informasi yang tidak akurat.4

2. Ciri-ciri Komunikasi Non Formal

(1) Komunikasi nonformal muncul biasanya karena saluran formal yang


tersedia terhambat

(2) Lebih fleksibel dan manusiawi

(3) Berupa komunikasi lisan

(4) Penyebaran pesan sulit dikendalikan

(5) Menentang kelakuan system birokrasi

4
Suryanto. 2015. Pengantar Ilmu Komunikasi. Bandung: CV. Pustaka Setia.

6
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Untuk mencapai tujuan dari kesepakatan bersama, pasti adanya komunikasi


dari berbagai pihak dan menggunakan pendekatan satu organisasi dengan
organisasi lain, anggota dan anggota yang lain, dengan pengurus dengan pengurus
yang lain dan berbeda-beda. Dalam organisasi pasti mengenal susunan organisasi
formal dan komunikasi informal.

Dalam menentukan metode penyampaian pesan yang tepat dalam pola


komunikasi merupakan prasyarat dengan titik tujuan untuk mengembangkan suatu
kelompok, Dengan salah satu jenis komunikasi Yaotu: Formal, dan Non Formal5

5
Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta: Gramedia Widiasavina, 2004), 11.

7
DAFTAR PUSTAKA

Andrik Purwasito, Komunikasi Multikultural (Surakarta: Muhammadiyah University


Press, 2002), 96.

Dessy Anwar, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (Surabaya: Karya Abditama,


2001), 215.

Ruliana Poppy, Komunikasi Organisasi Teori dan Studi Kasus., 80.

Soekadi Darso Wiyono, Peranan Komunikasi di Dalam Organisasi (Surakarta: Bumi


Kentingan, 1996), 28.

Suryanto. 2015. Pengantar Ilmu Komunikasi. Bandung: CV. Pustaka Setia.

Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta: Gramedia Widiasavina, 2004), 11.

Anda mungkin juga menyukai