Anda di halaman 1dari 3

1. Uraikan dengan singkat ciri berfikir kefilsafatan?

2. Jelaskan yang dimaksud dengan tahu akan, tahu bahwa, tahu mengapa dan tahu
bagaimana!
3. Sebutkan dan jelaskan empat sudut pandang filsafat ilmu!
4. Apa yang menjadi objek kajian filsafat ilmu?
5. Bagaimana cara kerja filsafat ilmu?
6. Jelaskan konsep rasio instrumental!
7. Bagaimana anda membedakan antara raison constitute dan contitue?
8. Apa yang anda pahami tentang nalar?

Jawab
1. ciri berfikir kefilsafatan:
a. Koheren, tidak terjadi suatu yang bertentangan antara unsur-unsur yang ada.
b. Rasional, berdasar kaidah berpikir yang benar dan logis.
c. Komprehensif, berpikir tentang sesuatu dari berbagai sudut pandang.
d. Radikal, berpikir secara mendalam.
e. Universal, mengarah pada kehidupan manusia secara keseluruhan
f. Sistematis, berpikir dalam suatu keterikatan antara unsur-unsur yang ada sehingga
tersusun suatu pola pikir
g. Metodis, menggunakan metode atau cara lazim dalam berpikir
2. yang dimaksud dengan tahu akan, tahu bahwa, tahu mengapa dan tahu bagaimana
yaitu:
a. Tahu akan/mengenai :
Tahu akan ialah pengetahuan yang dimiliki seseorang secara spesifik lebih
mengarah pada pemahaman yang ia meiliki sendiri. pengetahuan yang ia miliki
tersebut bisa melalui pengalamannya atau pengenalan pribadi.
b. Tahu bahwa :
Tahu bahwa ialah pengetahuan mengenai informasi tertentu, contohnya saja tahu
bahwa memang demikian rupa dan memang demikian adanya dan jika dibuktikan
juga benar adanya.
c. Tahu mengapa :
Tahu mengapa ialah pengetahuan yang bukan hanya sekedar mengetahui
informasinya saja seperti pengetahuan bahwa melainkan dari informasi tersebut
dapat diketahui pula data-data yang dapat diperoleh dari pengetahuan tersebut,
singkat saja bahwa pengetahuan ini lebih mendalam dalam mencari informasi
bukan hanya sekedar mengetahuinya.
d. Tahu bagaimana :
Tahu bagaimana ialah pengetahuan ini merupakan engetahuan yang bersifat prakter
dan orang yang memiliki kemampuan ini berarti seseorang tersebut tahu
bagaimana seseorang tersebut dapat melakukan sesuatu.
3. Sudut pandang Filsafat
a. Bahwa filsafat ilmu adalah perumusan world-view yang konsisten dengan teori-
teori ilmiah yang penting. Menurut pandangan ini, adalah merupakan tugas filosuf
ilmu untuk mengelaborasi implikasi yang lebih luas dari ilmu.
b. Bahwa filsafat ilmu adalah suatu eksposisi dari presupposition dan pre-
disposition dari para ilmuwan.
c. Bahwa filsafat ilmu adalah suatu disiplin ilmu yang didalamnya terdapat konsep-
konsep dan teori-teori tentang ilmu yang dianalisis dan diklasifikasikan.
d. Bahwa filsafat ilmu merupakan suatu patokan tingkat kedua.
4. Secara sistematis, objek filsafat dapat dibagi menjadi objek material dan objek formal.
Objek material yaitu objek yang wujudnya dapat dijadikan bahan dalam berpikir,
sedangkan objek formal adalah objek yang menyangkut sudut pandang dalam melihat
objek material tertentu. Objek material filsafat meliputi segala sesuatu yang ada,
dalam hal ini adalah manusia, alam dan Tuhan.
5. Cara Kerja Fisafat Ilmu Pengetahuan Filsafat ilmu pengetahuan mempunyai wilayah
lebih luas dan mempunyai wilayah lebih luas daripada penyelidikan tentang cara kerja
ilmu-ilmu. Filsafat ilmu pengetahuan bertugas untuk meniliti dan menggali sebab-
musabab pertama dari gejala ilmu pengetahuan. Diantaranya paham tentang
kepastian,kebenaran,dan objektivitas.Cara kerjanya sesuai dengan cara kerja filsafat
tersebut diatas,yaitu bertitik pangkal pada gejala ilmu-ilmu pengetahuan,mengadakan
reduksi kearah intuisi yang ada dalam ilmu-ilmu pengetahuan (dan para
ilmuwan),sehingga kegiatan ilmu-ilmu dalam pelaksanaannya dapat dimengerti sesuai
dengan kekhasannya masing-masing.
6. Rasio Instrumental, merupakan bentuk rasio yang paling dominan yang terwujud
dalam pasar yang bersifat kapitalis. Rasio ini menekankan efisiensi dan efektifitas
dalam meraih tujuan-tujuan tertentu. Dalam menerapkan rasio ini, ada beberapa hal
yang harus dilakukan, pertama, pengandaian adanya tujuan untuk rute - rute
alternatif. Kedua, pengandaian adanya pelaku yang menganggap dirinya bebas untuk
memilih rute – rute tersebut. Karena menekankan pada efisiensi, rasio ini lebih
memilih hasil yang kuantitatif atau yang berdasarkan jumlah.
7. Menurut al- Jabiri (2000) Raison constitute merupakan instrumen berpikir yang
bersifat universal, sehingga menekankan pada proses koheren baik yang sadar dan
transenden, sebagaimana yang berlaku dalam pengertian Cartesian. Raison constitue
adalah nalar yang sifatnya tidak universal karena berasal dari bangunan budaya yang
berbeda-beda. Raison constitue meliputi di dalamnya cara atau konsep berpikir,
bertindak atau menilai dan juga cara pandang. Konsep nalar ini mengakui proses
ketidaksadaran dan kolektivitas dalam bernalar. Diakui juga adanya sistem – yang
sifatnya tidak disadari – yang memaksakan aturan dan hukum bernalar dalam satu
lingkungan kebudayaan tertentu.
8. Nalar adalah bagian dari kodrat manusia. Dengan nalarnya tersebut, manusia mampu
bertanya, serta memahami dunia dengan menggunakan akal budinya. Bernalar berarti
memahami sebab akibat yang terjadi di dunia ini secara jernih. Fakta bahwa dua hal
terjadi secara berurutan, tidak berarti, bahwa ada hubungan sebab akibat disitu. Pola
berpikir inilah yang kerap kali melahirkan kesalahpahaman. Bernalar berarti berusaha
melihat hubungan sebab akibat sebagaimana adanya di dunia, dan bukan dengan
berpijak pada pengandaian-pengandaian atau bahkan prasangka di dalam pikiran
manusia.

Anda mungkin juga menyukai