Anda di halaman 1dari 2

Proses Perubahan Sosial Budaya di Masyarakat

Menurut Soerjono Soekanto, proses perubahan sosial budaya yaitu:


a. Invensi
Invensi atau disebut juga reka cipta adalah suatu kombinasi baru atau cara penggunaan baru dari
pengetahuan yang sudah ada. Invensi dapat dibagi ke dalam dua klasifikasi yaitu invensi material dan
invensi sosial budaya. Invensi material contohnya seperti telepon genggam, dan pesawat terbang.
Invensi sosial budaya seperti tari kreasi, gaya berbusana, dan lain sebagainya.

b. Difusi
Difusi adalah proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari suatu kelompok ke kelompok lainnya.
Penyebaran kebudayaan ini disebabkan oleh migrasi atau perpindahan yang dilakukan manusia dari satu
tempat ke tempat lainnya. Akan tetapi, kini difusi tidak hanya diakibatkan oleh migrasi, namun juga
pengaruh perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang membuat suatu individu dapat
melakukan interaksi dengan individu lain tanpa berpindah. Contohnya kesenian tari tulo-tulo sebagai
kesenian masyarakat transmigrasi Nias yang kuat dengan budaya mereka akhirnya mengalami
perpaduan budaya dengan budaya aceh.
c. Akulturasi
Akulturasi merupakan proses sosial yang timbul ketika sekelompok manusia dengan suatu kebudayaan
tertentu dihadapkan pada unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing sehingga unsur-unsur kebudayaan
asing tersebut lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri, tanpa menyebabkan
hilangnya kepribadian kebudayaan itu. Contohnya sistem dakwah di Indonesia yang diselenggarakan
melalui wayang, seni bangunan masjid dengan atap tumpang yang menunjukkan adanya akulturasi islam
dengan budaya hindu.
d. Asimilasi
Asimilasi adalah suatu proses sosial yang terjadi pada berbagai golongan manusia dengan latar belakang
kebudayaan yang berbeda setelah mereka bergaul secara intensif, sehingga sifat khas dari unsur-unsur
kebudayaan golongan itu masingmasing berubah menjadi unsur-unsur kebudayaan campuran. Proses
asimilasi dapat terhambat akibat beberapa hal seperti tidak adanya toleransi, kurangnya pengetahuan
mengenai kebudayaan pihak yang dihadapi, perasaan bahwa kebudayaannya sendiri lebih unggul
daripada kebudayaan pihak yang dihadapi, dan kekhawatiran akan kekuatan yang dimiliki kebudayaan
tersebut. Contohnya komunitas keturunan arab (minoritas) yang melakukan perkawinan dengan
masyarakat lokal (mayoritas), sudah berbaur lama dan berasimilasi dengan budaya lokal. Mereka hidup
dengan harmonis tanpa membedakan suku, ras, dan agama.

Didalam proses perubahan sosial dan kebudayaan melalui beberapa tahap tahap yang harus dilalui
seperti berikut :

1. penyesuaian masyarakat terhadap perubahan


Keserasian atau harmoni dalam masyarakat (social equilibrium) merupakan keadaan yang diidam-
idamkan setiap masyarakat. Dengan keserasian masyarakat dimaksudkan sebagai suatu keadaan dimana
lembaga-lembaga kemasyarakatan yang pokok benar-benar berfungsi dan saling mengisi. Dalam
keadaan demikian, individu secara psikologis merasakan adanya ketentraman, karena tidak adanya
pertentangan dalam norma-norma dan nilai-nilai.

2. Saluran-saluran perubahan sosial dan kebudayaan

Saluran-saluran perubahan sosial dan kebudayaan (avenue or channel of change) merupakan saluran-
saluran yang dilalui oleh suatu proses perubahan. Umumnya saluran-saluran tersebut adalah lembaga-
lembaga kemasyarakatan dalam bidang pemerintahan, ekonomi, pendidikan, agama,rekreasi dan
seterusnya.

3. Disorganisasi (disintergrasi) dan reorganisasi (reintergrasi)

Disorganisasi adalah suatu keadaan dimana tidak ada keserasian pada bagian-bagian dari suatu
kebulatan, misalnya masyarakat, agar dapat berfungsi sebagai organisasi, harus ada keserasian antar
bagian-bagianya. Kriteria terjadinya disorganisasi antara lain terletak pada persoalan apakah organisasi
tersebut berfungsi secara semestinya atau tidak baik, masalah lain yang sering timbul adalah
disorganisasi dalam masyarakat acapkali dihubungkan dengan moral yaitu anggapan-anggapan tentang
apa yang baik dan apa yang buruk.

Suatu disorganisasi atau disintergrasi mungkin dapat dirumuskan sebagai suatu proses berpudarnya
norma-norma dan nilai-nilai dalam masyarakat, karena perubahan-perubahan yang terjadi pada
lembaga-lembaga kemasyarakatan. Sedangkan reorganisasi atau reintergrasi adalah suatu proses
pembentukan norma-norma dan nilai-nilai baru agar serasi dengan lembaga-lembaga kemasyarakatan
yang telah mengalami perubahan.

Tahap reorganisasi dilaksanakan apabilanorma-norma dan nilai-nilai yang baru telah melembaga
(institutionalized) dalam diri warga masyarakat. Berasil tidaknya proses pelembagaan
(institutionalization) tersebut dalam masyarakat, mengikuti formula sebagai berikut.

Anda mungkin juga menyukai