(Aplikasi Teori Double Movement Fazlur Rahman pada Qs. Al-Hujurat ayat 13)
PROPOSAL SKRIPSI
Oleh:
Muhamad Hasan
NIM: 20201700334023
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Alquran sebagai kitab petunjuk telah sekian banyak melakukan kritik sosial,
terutama pada masa Alquran diturunkan. Alquran memberikan respons berbagai
keadaan salah satunya terhadap setting sosial-politik masyarakat Arab jahiliyah
(Makkah-Madinah). Tatanan masyarakat Arab jahiliyah yang didominasi oleh
satu kekuasaan berdasarkan kelas sosial tertinggi mendapat kritik utama dari
Alquran. Terlebih, dominasi dari kelas satu atas lainnya menimbulkan
pertentangan dalam bentuk diskriminasi rasial.1
1
Arina Alfiani, Skripsi: Larangan Alquran terhadap Sikap Rasisme, (UIN Sunan Ampel:
Surabaya, 2020), 4.
2
Nicholas Abercrombie dkk., Kamus Sosiologi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), 297.
3
Taufik Adnan Amal, Rekonstruksi Sejarah al-Qur’an, (Yogyakarta: FKBA, 2001), 9.
4
Afzalur Rahman, Muhammad Sebagai Seorang Pedagang, (Jakarta: Yayasan Swarna Bhunny,
1997), 95.
2
Pada masa pewahyuan, kendatipun Allah swt. telah mengutus seorang rasul,
namun tidak serta merta merubah secara drastis atas rusaknya tatanan sosial
masyarakat Arab. Di periode perintisan Islam, seorang budak berkulit hitam dari
Habsyah (sekarang Ethopia) yang bernama Bilal bin Rabbah, mengalami
diskriminasi rasial yang dilakukan oleh kaum elite Quraisy. Mereka mengolok-
olok Bilal dengan meyamakannya seperti burung gagak karena dianggap tidak
layak mengisi posisi terhormat, yaitu seorang muadzin yang berdiri di atas
ka’bah pada saat pelaksanaannya.5 Bukan hanya secara lisan, Bilal pun
mendapat penyiksaan secara fisik.
Selain pada sosok Bilal bin Rabbah, diskriminasi rasial juga dialami oleh
kalangan budak perempuan bangsa ras hitam yang menempati wilayah padang
pasir. Nabi Muhammad saw. memarahi Abu Dzhar al-Ghifari dikarenakan
memanggil seorang budak perempuan dengan sebutan “perempuan hitam”.
Mendengar sebutan itu, Nabi seketika marah dan memberikan pernyataan
bahwasanya tidak ada kelebihan bagi seorang anak perempuan berkulit putih
atas seorang anak dari perempuan berkulit hitam, selain amal shaleh.6
“Hai manusia, sungguh Kami telah ciptakan kamu dari jenis laki-laki
dan perempuan dan kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan
bersuku-suku agar kamu saling mengenal secara baik. Sungguh, yang
5
M. Qurasih Shihab, Tafsir al-Misbah, vol.13, (Jakarta: Lentera Hati, 2003), 260.
6
Abdul Hadi Asy-Dyal, Islam Membina Masyarakat Adil Makmur, (Jakarta: Pustaka Dian dan
Antar Kota, 1987), 343.
7
Jalaluddin Abdurrahaman bin Abi Bakar As-Suyuthi, Ad-durul Mantsur fittafsiril ma’tsur,
(Beirut: Darl Al-Kutb Ilmiah, 911 H), 107.
3
termulia di sisi Allah di antaramu adalah yang paling takwa
kepadaNya. Allah sungguh Maha Mengetahui dan Mahateliti.”8
8
Universitas Islam Indonesia, Qur’an karim dan terjemahan artinya, (Yogyakarta: UII Press,
2020), 931; selanjutnya disebut Qur’an karim dan terjemahan artinya.
9
Asri Oktavianty, dkk, Reformasi Hukum Terhadap Kebijakan Diskriminasi Ras dan Etnis di
Indonesia, (Jakarta: Solidaritas Nusa Bangsa, 2003), 140.
10
Agus Salim, Stratifikasi Etnik, (Semarang: Tiara Wacana, 2006), 2.
11
Nicholas Abercrombie dkk., Kamus Sosiologi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), 330.
12
George M. Fredrickson, Rasisme Sejarah Singkat, terj. Andi, (Yogyakarta: Benteng Pustaka,
2005), 19.
4
digunakan untuk pemerintah Hindia-Belanda untuk mengadu domba antara
golongan pribumi dengan etnis lainnya.13
13
Hesti Awriwulan Sochmawardiah, Dsikriminasi Rasial Dalam Hukum Studi Tentang
Diskriminasi Etnis Tionghoa,(Yogyakarta: Genta Publishing, 2013), 122.
14
Sibawaihi, Hermeneutika al-Qur’an Fazlur Rahman, (Yogyakarta: Jalasutara, 2007), 3-4.
15
Eni Zulaiha, Tafsir Kontemporer: Metodologi, Paradigma dan Standar Validitasnya, dalam
Jurnal Ilmiah Agama dan Sosial Budaya, Vol. II, No. 1, Juni 2017, h. 84.
16
Ahmad Syukri Saleh, Metodologi Tafsir Al-Qur'an Kontemporer dalam Pandangan Fazlur
Rahman, (Jambi: Sultan Thaha Press, 2007), 43
5
Pemahaman terhadap suatu konteks kesejarahan Alquran sangat berguna
untuk memberikan kesimpulan suatu nilai yang mendasari ketentuan dalam
Alquran, atau menentukan secara akurat sebuah alasan di balik berbagai
pernyataan. Oleh karena itu, pendekatan kesejarahan (sosio-historis) menjadi
penting untuk membedakan antara legal spesifik dan ideal moral. Ideal moral
sendiri merupakan tujuan dasar moral yang dipesankan Alquran. Sedangkan
legal spesifik adalah ketentuan hukum yang ditetapkan secara khusus. Ideal
moral Alquran lebih baik diterapkan daripada ketentuan legal spesifiknya,
karena ideal moral bersifat universal. Dengan demikian, Fazlur Rahman
melalukan pendekatan historis kemudian menekankan ideal moral Alquran pada
legal spesifiknya dan melakukan pendekatan sosiologis.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti merumuskan
permasalahan yang akan peneliti bahas sebagai berikut:
C. Tujuan Penelitian
Berangkat dari rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, penelitian ini
memiliki beberapa tujuan, diantaranya:
6
DAFTAR PUSTAKA
Alfiani, Arina. Skripsi: Larangan Alquran terhadap Sikap Raisme. Surabaya: UIN
SUKA, 2020.
7
8