PERKULIAHAN FILSAFAT ILMU

sesi 3
tentang 5 DIMENSI FILSAFAT ILMU
• Dosen: Dr. Drs. Bagus Haryono, M.Si
• KAMIS, 2, 8 September 2021 – 11.10-12.50
• SOSIOLOGI FISIP UNS
• SEMESTER 3
• KELAS B
 5 DIMENSI dikemas dlm kalimat pengantar
• Filsafat ilmu mempelajari sesuatu (O)
kebenaran yang ada di pemikiran,
kemungkinan, logika (eksistensi), dan
esensinya (sekalipun tidak ada); dengan
mengikuti proses logika deduktif induktif (M),
dengan cara (E) membuktikan empiris, logis,
pragmatic, performatif atau membangunnya,
menggunakan bahasa (R) silogisme dll; yang
secara idealisme berguna bagi pengembangan
ilmu, ataupun bagi perbaikan masyarakat (A).
• 5 DIMENSI FILSAFAT ILMU:
Ontologi+S  OBJEK KAJIAN-
substansi ilmu,. eksistensi
(keberadaan) atau essensi
(keberartian)
Epistemologi+S  CARA MENGGALI
OBJEK KAJIAN - cara
membuktikan kebenaran ilmu
-metode
Aksiologi+S  manfaat dari ilmu -
nilai (value Free/ value laden)
RETORIKA/RETORIS – BAHASA –
KATA2 –ANGKA2/RUMUS
MAT
METODOLOGIS–PROSES–LOGIKA 2
Filsafat (muara) – sosiologi
(induk/mother) – ilmu2 sos
 ASPEK ONTOLOGI
Subjek Matter-Obyek kajian,
substansi ilmu.
Objek formal – point of view
Objek material – sesuatu yang ada
Ada
– dalam kenyataan / realitas
- dalam mungkin (probability) –
- Dalam pikiran – WACANA - SPEKULATIF
- Dalam logika
 SUBSTANSI FILSAFAT ILMU

• fakta/kenyataan (+Das Sein),

• Kebenaran/truth (+ K2 4P)
• konfirmasi
• logika inferensi
diambil dari Loekisno
 1). Fakta / kenyataan
• Positivistik: sst yg nyata bila ada korespondensi antara
yg sensual satu dg sensual lainnya (FAKTA SOSIAL –
FAKTA SOSIAL - Durkheim, SOCIETAL, KORELASIONALITAS
DAN KAUSALITAS). KELUARGA: JARAK SOSIAL –
KOHESIFITAS SOSIAL
• Fenomenologik: kenyataan menjurus ke arah
1. teori korespondensi (adanya korespondensi antara ide dg
fenomena).
2. koherensi moralitas (kesesuaian antara fenomena dg
sistem nilai). MARAKNYA KORUPSI – MORALITAS SOS
• Rasionalistik: menganggap suatu sbg nyata, bila ada
koherensi antara empirik dg skema rasional, dan
• Realisme-metafisik: sst yg nyata bila ada koherensi
antara empiri dg obyektif.
• Pragmatisme: bahwa sst yg nyata itu yg berfungsi
2). Kebenaran (truth) – POST TRUTH -
teori kebenaran K2 4P
• 3 - koherensi, korespondensi
dan pragmatik (Jujun S.Suriasumantri)
• 5-koherensi, korespondensi,
performatif, pragmatik &
proposisi (Michel William)
• Noeng Muhadjir menambahkan
kebenaran paradigmatik
 2).a. Kebenaran koherensi
Keb koherensi dibuktikan bhw
ada kesesuaian / keharmonisan
antara sst dg sst yg memiliki
hirarki yg lebih tinggi sst unsur
tsb, baik berupa skema, sistem,
/ pun nilai. – ATURAN – UU-UUD
1945
 2).b. Kebenaran korespondensi
Kb korespondensial : adalah berfikir
ttg terbuktinya sst itu relevan dg sst
lain.
Relevansi dibuktikan bhw fakta yg
ada (sejalan / berlawanan arah) dg
fakta yg diharapkan, antara fakta dg
belief yg diyakini, yg sifatnya
spesifik
 2).c. Kebenaran performatif

Kb yg dibuktikan bhw sst itu

ada tampilan aktual /
memang dapat diaktualkan
dlm tindakan.
KETIDAK JUJURAN –
HYPOCRITE – LUKA
 2).d. Kebenaran pragmatik

Kb - yg dibuktikan bhw sst itu

memiliki kegunaan praktis. –
UCAPAN IDUL FITRI – MAHASISWA
SOSIOLOGI – ALUR BERFIKIR
KOMPREHENSIF- MULAI FILOSOFI
S/D EKSEMPLAR, MENEMUKAN
PERMASALAHAN SOSIOLOGIS
 2).e. Kebenaran proposisi

Proposisi = pernyataan yg berisi banyak

konsep kompleks, yg merentang dari yg
subyektif individual sampai yg obyektif.
Kb sst itu yg dapat dibuktikan melalui
proposisi-proposisinya benar –
PENDIDIKAN – PEKERJAAN –
PENGHASILAN - PEMILIKAN
 2).f. Kebenaran paradigmatik

Kebenaran paradigmatik ini merup

perkembangan dari kebenaran
korespondensi.
Saat ini: analisis regresi, analisis faktor, dan
analisis statistik lanjut lainnya masih
dimaknai pada korespondensi unsur satu dg
lainnya.
Padahal semestinya keseluruhan struktural
tata hubungan itu yg dimaknai, karena akan
mampu memberi eksplanasi / inferensi yg
lebih menyeluruh.
• ASUMSI PEMILIHAN PARADIGMA
• Ontologis
• Epistemologis
• Aksiologis
• RetoriS
• Metodologis
• UNSUR PARADIGMA (Thomas kuhn, 1962)
• Subjek Matter
• Teori
• Metode
• Eksemplar atau Prosedur
 3). Konfirmasi
Kb - dapat ditampilkan sbg
konfirmasi absolut / probalistik.
konfirmasi absolut - biasanya
menggunakan asumsi, postulat,
/ axioma yg sudah dipastikan
benar. Tetapi tidak salah bila
mengeksplisitkan asumsi dan
postulatnya.
 4). Logika inferensi

kb – yg dapat ditelusuri
berdasarkan logika.
Logika:logika induksi dan logika
deduksi (Jujun Suriasumantri)
MEMBANGUN TEORI – MEMBUKA RUANG
MUNCULNYA TEORI BARU
UJI TEORI – ITU-ITU SAJA
 ASPEK EPISTEMOLOGI
Utk menemukan kebenaran dilakukan sbb [AR Lacey dalam
Husni) dg cara sbb: - prosedur
1.Menelusuri dari masalah
2.mngamati + teori (uji teori)
3.mngamati + eksperimen
(observasi)

4.Dg Falsification
5.Dg Konfirmasi
6.Dg Metode hipotetico – deduktif
7.Dg Induksi
Utk memperoleh kebenaran, perlu - teori2 -
alat/tools utk mecari kebenaran ilmu sbb. :
Rationalism; Rasio/penalaran - alat utama
utk mncari kebenaran
Empirism; mencari kebenaran -
mengandalkan pengalaman indera
Logical Positivism; Mnggunakan logika
(DEDUKTIF) utk menumbuhkan kesimpulan
yg benar
Pragmatism; Nilai akhir dari suatu
ide/kebenaran - kegunaannya utk
menyelesaikan masalah praktis.
YUNANI - KUNO ABAD TENGAH ABAD MODERN ABAD KONTEMPORER

6SM 3SM - 6M 14M 14-15M 18M 19M 20M

STRUKTURALISME
RASIONALISME

NEOPOSITIVISME
FENOMENOLOGI
RENAISSANCE

AUFKLARUNG
THEOLOGIAE

POSITIVISME
KRITISISME
EMPIRISME

IDEALISME
LOGOS
MITOS

ANCILLA

FILSAFAT THEOLOGI ILMU CABANG FAKTOR HEURISTIK

BIOLOGI KOMPUTER
ASTRONOMI
AGAMA
FILSAFAT MATEMATIKA PARIWISATA
FILSAFAT
FISIKA
KIMIA DLL.
SOSIOLOGI
YUNANI KUNO

MITOS ..... - 6SM

LOGOS 3SM - 6M
 FILSAFAT
Phylo = menyenangi
Sophia = bijaksana
MITOLOGI
Dongeng, Takhayul
Pertanyaan timbul
(ingin tahu)
DE-MITOLOGI
Dipikirkan
(secara kritis)

LOGOS
(ilmu)
KEBENARAN ILMIAH – OTORITAS GEREJA
AGAMA DAN FILSAFAT MULAI DI PISAHKAN

AGAMA DI DASARI KEYAKINAN (KEIMANAN)

FILSAFAT DI DASARI OLEH OLAH PIKIR (SEKULARISASI)

RASIONALISME
EMPIRISME
KRITISISME
IDEALISME
POSITIVISME

TUMBUH ILMU-ILMU CABANG (“MENINGGALKAN FILSAFAT”)

BIOLOGI
ASTRONOMI
MATEMATIKA
FISIKA
KIMIA
SOSIOLOGI
SKEMA HUBUNGAN FILSAFAT DAN ILMU PENGETAHUAN