antara
Dengan
dan
Ttentang
Pada hari ini, tanggal ........ bulan Desember tahun dua ribu dua puluh tiga ( - 12
- 2023) bertempat di Mako Pushidrosal Jl. Pantai Kuta V No.1 Ancol Jakarta Utara, yang
bertanda tangan di bawah ini:------------------- kami:
1. Pushidrosal (TNI AL), dalam hal ini diwakili oleh Budi Purwanto, S.T., M.T. Selaku
Komandan Pusat Hidro-Oseanografi TNI Angkatan Laut, yang berkedudukan di Jl. Pantai
Kuta V no. 1 Ancol Jakarta Utara, selanjutnya disebut sebagai PIHAK
KESATU.---------------------------------------------
I. LAKSAMANA MUDA TNI, BUDI PURWANTO, S.T., M.M., Komandan Pusat Hidro-
Oseanografi TNI Angkatan Laut, dalam kedudukan dan jabatan tersebut bertindak untuk
dan atas nama Pusat Hidro-Oseanografi TNI Angkatan Laut (Pushidrosal), berkedudukan
di Jalan Pantai Kuta V No.1 Ancol Timur Jakarta-Utara, 14430, selanjutnya disebut
PIHAK PERTAMA.
2. PT Bank Mandiri (persero) Tbk, Berkedudukan dan berkantor pusat di Jakarta, Jalan
Gatot Subroto Kav 36 - 38, yang anggaran Dasar berikut perubahan – perubahannya telah
diumumkan dalam Berita Republik Indonesia No.97 tanggal 4 Desember 1998, Tambahan
No. 6859, No. 77 tanggal 24 September 1999, Tambahan No. 252 No 101 tanggal 18
2
Desember 2001, Tambahan No. 491 No. 63/2003 tanggal 8 Agustus 2003, Tambahan No.
9590/2003, No. 93, Tambahan No. 93 tanggal tanggal 21 November 2003, Tambahan No.
910/L, No. 71 tanggal 2 September 2009, Tambahan No.16626/2006 No. 76 tanggal 20
September 2013, Tambahan No. 4029/L/2013 No.26 tanggal 1 April 2014 Tambahan No.
3317/L/2014 No. 29 tanggal 19 Maret 2014, serta No AHU-AH.01.10-16389 tanggal 21
April 2014, dalam hal ini diwakili oleh Nanang Wisnugroho selaku Area Head Jakarta
Tanjung Priuk, oleh karena itu sah bertindak untuk dan atas nama PT. BANK MANDIRI
(persero) Tbk, Berdasarkan SK Direksi NO. KEP. DIR/HC.203/2018 tanggal 31 Oktober
2018, untuk
Selanjutnya disebut “PIHAK KEDUA”.
PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA yang selanjutnya secara bersama-sama disebut
PARA PIHAK dalam kedudukan dan jabatan tersebut di atas terlebih dahulu
menerangkan hal-hal sebagai berikut:
a. Bahwa PIHAK KESATU mempunyai hak Kuasa Pengguna atas asset BMN TNI
Angkatan Laut, yang terletak di Mako Pushidrosal dan Satsurvey Pushidrosal
dengan status bangunan sebagai aset negara C.q. Kemhan C.q. TNI Angkatan Laut
yang sebagian akan digunakan untuk penenmpatan/pengoperasian tempat booth
ATM Mandiri di
jakarta-----------------------------------------------------------------------------------------
Sehubungan dengan hal-hal tersebut di atas, PARA PIHAK sepakat untuk membuat dan
menandatangani Perjanjian Kerja Sama yang selanjutnya disingkat PKS tentang
Penggunaan Sebagian Lahan Di Lingkungan Pusat Hidro-Oseanografi TNI Angkatan
Laut Sebagai ATM Mandiri, dengan ketentuan dan syarat-syarat yang diatur dalam pasal-
pasal sebagai berikut:
Pasal 1
Maksud dan Tujuan
1. Perjanjian Kerja Sama ini dibuat oleh PARA PIHAK dalam rangka mewujudkan
perikatan secara yuridis formal dengan maksud untuk melaksanakan kerjasama
pemanfaatan tanah yang dimiliki PIHAK KESATU.----------------------------------------------------
(1) Maksud dari PKS ini adalah untuk memberikan pedoman bagi PARA PIHAK dalam
melaksanakan hak dan kewajiban yang ditentukan/disepakati dalam PKS ini.
(2) Tujuan PKS ini adalah sebagai pedoman PARA PIHAK agar kerja sama dapat
terlaksana secara efektif dan efisien.
Pasal 2
Objek Perjanjian
1. PARA PIHAK sepakat untuk melakukan Kerja Sama Pemanfaatan Obyek Perjanjian
milik PIHAK KESATU sesuai dengan peraturan yang berlaku.-----------------------
2. Perjanjian Kerja Sama dimaksud akan dilaksanakan dalam bentuk sewa sesuai
dengan Permenkeu Nomor 115/PMK.06/2020 .--------------------------------------------------------
Objek dari PKS ini adalah penggunaan sebagian lahan di Lingkungan Pushidrosal
sebagai ATM Mandiri, dengan lokasi sebagai berikut:
a. Mako Pushidrosal, Jl. Pantai Kuta V No.1 Ancol Timur, Jakarta-Utara, berlokasi di
samping Penjagaan Pos 2 seluas 4 m² (empat meter persegi); dan
b. Satuan Survei Pushidrosal Jl. Enggano No.18 Tanjung Priok, Jakarta Utara berlokasi
di Samping Pos Penjagaan Satsurvey seluas 4 m² (empat meter persegi)
Pasal 3
Obyek dan Peruntukan
1. Obyek Perjanjian Kerja Sama ini adalah sebagian bangunan milik TNI AL yang
dimiliki oleh PIHAK KESATU berlokasi di Mako Pushidrosal samping Penjagaan Pos 2
seluas 4 m² (Empat Meter Persegi) dan di Samping Pos Penjagaan Satsurvey seluas 4 m²
(Empat Meter Persegi).
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
4
2. Pemanfaatan Tanah PIHAK KESATU yang menjadikan obyek Perjanjian Kerja Sama
ini diperuntukan sebagai tempat booth ATM Mandiri.-------------------------------------------------
Pasal 3
Hak dan Kewajiban PIHAK PERTAMA
e. menerima tanggung jawab penuh dari PIHAK KEDUA atas kerugian yang
timbul dari pelaksanaan PKS ini.
Pasal 4
Hak dan Kewajiban PIHAK KEDUA
e. Bertanggung jawab penuh atas kerugian yang timbul dari pelaksanaan PKS
ini.
Pasal 4
Status Obyek Perjanjian
1. Selama Perjanjian Kerja Sama ini berlangsung status kepemilikan obyek perjanjian
tersebut pada pasal 3 tetap menjadi milik PIHAK KESATU. ----------------------------------------
2. Setelah masa Perjanjian Kerja Sama ini berakhir maka obyek perjanjian
dikembalikan kepada PIHAK KESATU tanpa adanya ganti rugi berupa apapun dan dalam
keadaan
baik.-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
--------
Pasal 5
Hak dan Kewajiban PARA PIHAK
Pasal 6
Pembayaran Sewa
Pembayaran Sewa periode tanggal ...... Desember 2023 s.d. tanggal ….. Desember
2025 dari PIHAK KEDUA kepada PIHAK KESATU disetor ke Kas Umum Negara melalui
Ka Akun Pushidrosal sebesar Rp. 25.000.000,- (dua puluh lima juta rupiah) per tahun per
booth ATM Mandiri yang dibayarkan sekaligus 2 tahun setelah penandatanganan
perjanjian ini. ------------------------------------------------------------------
Pasal 5
Larangan
d. melakukan perbuatan yang dapat menjatuhkan citra baik TNI Angkatan Laut.
Pasal 6
Pembiayaan
(2) Segala pembiayaan yang timbul dalam pelaksanaan PKS ini dibebankan kepada
PIHAK KEDUA.
Pasal 7
Masa Berlaku
8
(1) PKS ini berlaku selama 2 (dua) tahun sejak ditandatangani oleh PARA PIHAK dan
dapat diperpanjang dengan syarat-syarat dan ketentuan yang disepakati PARA
PIHAK.
(2) Dalam hal salah satu PIHAK berkeinginan untuk mengakhiri PKS ini sebelum
berakhirnya jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pihak yang
bersangkutan memberitahukan secara tertulis kepada pihak lainnya paling lambat
1 (satu) bulan sebelum berakhirnya perjanjian.
Pasal 7
Larangan
6. Memberi izin kepada pihak lain untuk melakukan kegiatan usaha di lokasi
obyek perjanjian tersebut diluar kegiatan yang terkait dengan usaha PIHAK KEDUA.
Pasal 8
Berakhirnya Perjanjian
1. Perjanjian Kerja Sama ini dinyatakan berakhir apabila PARA PIHAK tidak
memperpanjang lagi masa berlakunya Perjanjian Kerja Sama ini. --------------------------------
2. Apabila dalam rangka melaksanakan tugas pokok TNI AL dan atau di amanatkan
oleh Negara/Pemerintah, maka akan dilaksanakan pemberitahuan seperlunya dan
perjanjian ini menjadi berakhir serta PIHAK KEDUA menyerahkan obyek perjanjian
kepada PIHAK KESATU tanpa syarat. --------------------------------------------------------------------
3. Apabila Perjanjian Kerja Sama ini berakhir sesuai ayat 1 maka obyek perjanjian
sesuai pasal 3 diserahkan kepada PIHAK KESATU dalam keadaan baik dan bebas dari
tuntutan dari pihak manapun.---------------------------------------------------------------------------------
5. Apabila perjanjian berakhir karena sebagaimana tersebut pada ayat 1, 2 dan 4 pasal
ini maka seluruh biaya yang dikeluarkan PIHAK KEDUA sepenuhnya menjadi resiko dan
tanggung jawab PIHAK KEDUA.-----------------------------------------------------------------------------
Pasal 8
Wanprestasi
(1) Yang dimaksud dengan wanprestasi dalam perjanjian ini adalah tidak
dilaksanakannya kewajiban dan/atau dilaksanakannya larangan yang diatur dalam
perjanjian ini oleh salah satu pihak dan pihak yang melakukan wanprestasi tersebut
telah ditegur secara tertulis oleh pihak yang-hak-haknya tidak dipenuhi sebanyak 3
(tiga) kali berturut-turut dengan tenggang waktu masing-masing 14 hari, dan tetap
tidak melaksanakan isi teguran tersebut.
(2) Apabila terjadi wanprestasi, maka PIHAK yang hak-haknya tidak dipenuhi, berhak
membatalkan perjanjian ini secara sepihak.
Pasal 9
Keadaan Kahar (Force Majeure)
(1) Yang dimaksud dengan force majeure dalam PKS ini adalah setiap peristiwa atau
keadaan yang terjadi di luar kuasa/kemampuan manusia atau PARA PIHAK pada
saat tertentu tetapi tidak terbatas pada huru hara, perang atau terjadi gejala-gejala
alam seperti gempa bumi, bencana alam lainnya juga perubahan kondisi dan
situasi politik, ekonomi maupun hukum yang bersifat nasional dan luar biasa yang
dinyatakan oleh Pemerintah sebagai force majeure yang mengakibatkan salah satu
pihak atau PARA PIHAK tidak dapat memenuhi kewajiban yang diperjanjikan
sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 1244 dan 1245 Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata.
(2) Apabila terjadi force majeure sebagaimana tersebut pada ayat (1) pasal ini
sehingga salah satu pihak tidak dapat melaksanakan kewajibannya, maka pihak
yang mengalami keadaan tersebut wajib memberitahukan secara tertulis kepada
pihak yang lain dalan tanggang waktu selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kalender
sejak terjadinya force majeure tersebut.
(3) Force majeure sebagaimana dimaksud dalam pasal ini tidak menghapuskan PKS
dan apabila kondisi membaik serta berdasarkan kesiapan kondisi dari PARA
PIHAK maka PARA PIHAK dapat melanjutkan kembali kerja sama ini
sebagaimana mestinya.
(4) Dalam hal force majeure sebagaimana dimaksud dalam pasal ini mengakibatkan
tidak terlaksananya PKS ini secara permanen, PARA PIHAK dapat mengakhiri
PKS dan tidak akan saling menuntut.
Pasal 10
Pengakhiran Perjanjian
(2) Dalam hal terjadi keadaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, e dan f,
maka PARA PIHAK dapat memutuskan perjanjian secara sepihak.
Pasal 11
Penyelesaian Perselisihan
Pasal 12
Addendum
(1) Perubahan atas PKS ini dapat dilakukan berdasarkan kesepakatan tertulis PARA
PIHAK.
(2) Perubahan dan/atau hal-hal yang belum diatur dalam PKS ini akan diatur dan
ditetapkan kemudian dalam adendum/amandemen yang disepakati secara tertulis
oleh PARA PIHAK serta merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari PKS ini.
Pasal 13
Korespondensi
Seluruh komunikasi yang berkaitan dengan PKS ini disampaikan secara tertulis dan
dianggap telah diterima, jika dikirimkan langsung atau melalui surat tercatat yang disertai
dengan tanda penerimanya pada alamat sebagai berikut:
Pasal 14
Ketentuan Lain-Lain
(1) PKS ini diatur, diinterpretasikan, dan tunduk pada peraturan perundang-undangan
dan ketentuan hukum yang berlaku di Negara Republik Indonesia.
(2) Segala ketentuan-ketentuan dalam PKS ini berlaku dan mengikat bagi PARA PIHAK
yang menandatangani atau kuasanya.
(3) PKS ini tidak dapat dialihkan oleh salah satu PIHAK sebagian ataupun
keseluruhannya tanpa persetujuan terlebih dahulu dari PIHAK lainnya.
Pasal 15
Penutup
Demikian PKS ini dibuat dan ditandatangani di Jakarta, dalam rangkap 2 (dua), di atas
kertas bermeterai cukup, dan mempunyai kekuatan hukum yang sama masing-masing
untuk PARA PIHAK.