DIABETES MELITUS
Oleh :
AHMAD NURSAHID
2022207209085
DIABETES MELITUS
A. Diabetes Melitus
1. Pengertian
2. Klasifikasi
a. Diabetes tipe 1
Diabetes tipe 1 biasanya terjadi pada remaja atau anak, dan terjadi
karena proses autoimun, namun hal ini juga tidak diketahui secara
b. Diabetes tipe 2
ini terjadi akibat sekresi insulin yang berlebihan dan kadar glukosa
sekresi insulin yang berupakan ciri khas Diabetes melitus tipe II,
c. Diabetes gestational
dan saat melahirkan, serta memiliki risiko diabetes tipe 2 yang lebih
3. Etiologi
2015).
5
4. Faktor Resiko
Wijaya & Putri (2013), yaitu faktor resiko yang bisa diubah dan faktor
1) Keturunan
2) Usia
1) Aktivitas fisik
2) Obesitas
yang bekerja di dalam sel pada otot skeletal dan jaringan lemak
3) Tekanan Darah
4) Stress
2013).
7
5. Pathway
6. Patofisiologi
sangat penting dalam munculnya Diabetes melitus tipe II. Faktor genetik
ini akan berinterksi dengan faktor faktor lingkungan seperti gaya hidup,
terjadi akibat sekresi insulin yang berlebihan dan kadar glukosa akan
berupakan ciri khas Diabetes melitus tipe II, namun masih terdapat insulin
tidak terjadi pada Diabetes melitus tipe II, meskipun demikian, Diabetes
tahun) dan progesif, maka Diabetes melitus tipe II dapat berjalan tanpa
yang lama sembuh, infeksi vagina atau pandangan kabur (jika kadar
7. Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan Radiologi
asing, osteomelietus.
2) Pemeriksaan Laboratorium
ada : hijau (+), kuning (++), merah (+++), dan merah bata (++++).
tindakan selanjutnya.
pembedahan.
sehat (terapi nutrisi medis dan aktivitas fisik) bersamaan dengan intervensi
sebagai berikut :
a. Penatalaksanaan Farmakologis
(Perkenni, 2015)..
a) Insulin
b) Agonis GLP-1
b. Penatalaksanaan Keperawatan
1) Edukasi
(Perkenni, 2015).
3) Jasmani
total 150 menit perminggu. Jeda antar latihan tidak lebih dari 2 hari
b) Pemeriksaan HbA1C
sel darah merah. Saat ini terdapat cara lain seperti pemeriksaan
(Perkenni, 2015)..
1. Pengkajian keperawatan
b. Komposisi keluarga
17
1) Jenis kelamin
usia 45 tahun ke atas insiden pria lebih tinggi. Pada umumnya pria
2) Umur
3) Pekerjaan
2015).
18
6) Pendidikan
2015).
7) Genogram
(NANDA, 2015).
8) Tipe keluarga
keluarga dan yang kedua tipe non-tradisinal atau tipe modern yang
untuk memutuskan dan atau mencari solusi dari masalah itu sulit
(NANDA, 2015)..
9) Agama
(NANDA, 2015)..
(NANDA, 2015)..
rekreasi secara bersama baik di luar dan dalam rumah, juga tentang
c. Keluhan utama
d. Riwayat kesehatan
e. Pemeriksaan Fisik
Review of System :
1) B1 (Breathing)
jenis pernafasan.
2) B2 (Blood)
3) B3 (Brain)
4) B4 (Bladder)
5) B5 (Bowel)
6) B6 (Bone)
7) B7 (Penginderaan)
konjungtiva anemis/tidak.
pendengaran/tidak.
penciuman/tidak
2. Analisa Data
3. Diagnosa Keperawatan
atau mencegah masalah kesehatan klien yang ada pada tanggug jawabnya
berikut :
4. Intervensi
Tabel 2.1
Intervensi Keperawatan
Edukasi
- Anjurkan melakukan
olah raga
- Anjurkan monitoring
gula darah secara
mandiri
- Anjurkan kepatuhan
terhadap diet dan olah
raga
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
insulin jika perlu
- Kolaborasi pemberian
cairan IV bila perlu
2. Nyeri Akut b.d Setelah dilakukan Manajemen nyeri
Agen cedera fisik tindakan Keperawatan 1
x24 jam diharapkan Observasi
nyeri menurun KH :
24
Terapeutik
- Berikan teknik non
farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Edukasi
- Jelaskan penyebab dan
periode dan pemicu
nyeri
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
insulin jika perlu
- Kolaborasi pemberian
cairan IV bila perlu
3 Infeksi b.d Setelah dilakukan Pencegahan Infeksi
Peningkatan tintdakan keperawatan
Leukosit selama 1x 24 jam maka Observasi :
tingkat infeksi menurun - Monitor tanda dan
KH : gejala infeksi lokal dan
- Tingkat nyeri sistematik
menurun
- Integritas kulit dan Terapetik :
jaringan - Berikan perawatan
- membaik Kontrol kulit pada area edema
resiko meningkat - Cuci tangan sebelum
dan sesudah kontak
dengan pasien dan
lingkungan pasien
Edukasi :
- Jelaskan tanda dan
gejala infeksi
25
- Ajarkan cara
memeriksa kondisi
luka
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian
analgetik
4 Intoleransi Setelah dilakukan Terapi aktivitas
Aktivitas b.d tintdakan keperawatan
imobilitas selama 1x 24 jam Observasi :
intoleransi aktivitas - Identifikasi defisit
membaik KH : tingkat aktivitas
- Toleransi aktivitas - Identifikasi kemapuan
- Ambulasi berpartisipasi dalam
- Tingkat keletihan aktivitas tertentu
Terapeutik :
- Fasilitasi pasien dan
keluarga dalam
menyesuiakan
lingkungan untuk
mengakomodasi
aktivitas yang di pilih
- Libatkan keluarga
dalam aktivitas
Edukasi:
- Ajarkan cara
melakukan aktivitas
yang dipilih
Manajenen program
latihan
Observasi :
- Identifikasi
pengetahuan dan
pengalaman aktivitas
fisik sebelumnya
- Identifikasi
kemampuan pasien
beraktivitas
26
Terapeutik :
- Motivasi untuk
memulai/ melanjutkan
aktivitas fisik
Edukasi :
- Jelaskan mamnfaat
aktivitas fisik
5. Implementasi
Guyton, A. C. & Hall, J. E. 2014. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.
Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. 2015. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC.