Pengaruh Persepsi Dukungan Organisasi Terhadap Organizational Citizenship Behavior Dengan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Mediasi
Pengaruh Persepsi Dukungan Organisasi Terhadap Organizational Citizenship Behavior Dengan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Mediasi
com
ABSTRAK:Organizational Citizenship Behavior merupakan perilaku sukarela yang bukan merupakan bagian dari tugas yang telah ditentukan dan tidak dihargai secara langsung namun dapat
memberikan manfaat bagi perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Perceived Organizational Support terhadap Organizational Citizenship Behavior dengan memediasi
Kepuasan Kerja di Adiwana Unagi Suites Ubud. Penelitian ini dilakukan pada seluruh karyawan yang bekerja di Adiwana Unagi Suites Ubud. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 55
responden. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah sampling jenuh. Pengumpulan data diperoleh melalui wawancara dan penyebaran kuesioner secara langsung kepada
seluruh karyawan. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis statistik deskriptif, uji tunggal, analisis jalur dan uji VAF. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Perceived
Organizational Support berpengaruh positif dan signifikan terhadap Organizational Citizenship Behavior dan Kepuasan Kerja. Kepuasan Kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Organizational Citizenship Behavior. Kepuasan Kerja memediasi pengaruh Perceived Organizational Support terhadap Organizational Citizenship Behavior secara positif dan signifikan.
Disarankan untuk meningkatkan persepsi dukungan organisasi dapat dilakukan dengan meningkatkan kepedulian perusahaan terhadap kesejahteraan karyawan. Kepuasan kerja dapat
dimaksimalkan dengan meningkatkan loyalitas perusahaan terhadap karyawan. Kepuasan Kerja memediasi pengaruh Perceived Organizational Support terhadap Organizational Citizenship
Behavior secara positif dan signifikan. Disarankan untuk meningkatkan persepsi dukungan organisasi dapat dilakukan dengan meningkatkan kepedulian perusahaan terhadap kesejahteraan
karyawan. Kepuasan kerja dapat dimaksimalkan dengan meningkatkan loyalitas perusahaan terhadap karyawan. Kepuasan Kerja memediasi pengaruh Perceived Organizational Support
terhadap Organizational Citizenship Behavior secara positif dan signifikan. Disarankan untuk meningkatkan persepsi dukungan organisasi dapat dilakukan dengan meningkatkan kepedulian
perusahaan terhadap kesejahteraan karyawan. Kepuasan kerja dapat dimaksimalkan dengan meningkatkan loyalitas perusahaan terhadap karyawan.
Kata kunci -Perilaku Kewarganegaraan Organisasi, Kepuasan Kerja, Dukungan Organisasi yang Dirasakan
SAYA. PERKENALAN
Fenomena Organizational Citizen Behavior (OCB) yang tidak optimal telah menjadi permasalahan serius bagi
sebagian besar perusahaan. Hal serupa juga terjadi pada Adiwana Unagi Suites, Ubud. Adiwana Unagi Suites yang
merupakan hotel bintang 4 yang terletak di Jalan Suweta, Banjar Bentuyung-Sakti, Ubud, Bali, Indonesia. Adiwana Unagi
Suites Ubud merupakan salah satu properti yang dikelola oleh Adiwana Hotels Management. Adiwana Hotels
Management memiliki 28 cabang hotel yang tersebar di berbagai wilayah di Bali. Adiwana Unagi Suites Ubud memiliki
28 kamar dengan berbagai tipe. Karyawan yang bekerja di Adiwana Unagi Suites berjumlah 55 orang. Adiwana Unagi
Suites mempunyai beberapa departemen yaitu: Front Office (FO), Housekeeping (HK), Food and Beverages Products,
Food and Beverages Service, Security & Human Resources Department, Accounting, Spa, Engineering, Sales &
Reservation Department.
Hasil wawancara awal yang dilakukan terhadap 4 orang karyawan yang bekerja di Adiwana Unagi Suites
terkait dengan OCB. Dirangkum pada Tabel 1. Hasil wawancara menunjukkan bahwa karyawan Adiwana Unagi Suites
Ubud kurang maksimal dalam OCB. Hasil wawancara terhadap 4 orang karyawan Adiwana Unagi Suites Ubud
menyatakan bahwa 4 orang karyawan AD, SM, JN, dan RD menyatakan bahwa rendahnya kondisi OCB di Adiwana Unagi
Suites Ubud ditandai dengan seringnya miss komunikasi antar karyawan dan menimbulkan permasalahan yang
berkelanjutan, kurangnya komunikasi antar karyawan. inisiatif membantu rekan kerja apabila terjadi permasalahan,
masih terdapat pegawai yang tidak standby dalam bekerja pada jam kerja dan pegawai kurang berminat untuk
mengikuti kegiatan di luar pekerjaan utama yang diprogramkan oleh Adiwana Unagi Suites seperti kegiatan general
cleaning. Adiwana Unagi Suites perlu memperoleh informasi mengenai penyebab rendahnya OCB pada karyawan.
Perilaku organisasi yang spontan dan sukarela dari karyawan didasarkan pada kepuasan kerja, efektivitas dan efisiensi
kerja tim (Nguyen et al., 2016). Gunawan et al., (2018) menyatakan individu merasa organisasi bersifat suportif ketika
penghargaan dianggap adil, karyawan memiliki suara dalam pengambilan keputusan dan atasan dianggap tepat, jika
dukungan organisasi yang positif cenderung memberikan kepuasan kerja yang tinggi.
Karyawan dapat memiliki keadaan emosi yang menyenangkan dalam memandang pekerjaan, yang dapat menjadi pendorongnya
karyawan untuk menunjang tercapainya tujuan perusahaan (Christian, 2015). Terkait dengan
perspektif teori dua faktor (Herzberg, 1959), terdapat dua faktor yang mempengaruhi kepuasan,
yaitu: (1) Faktor kebersihan merupakan faktor yang dapat menimbulkan atau mencegah
ketidakpuasan. Faktor-faktor tersebut merupakan faktor ekstrinsik pekerjaan yang meliputi:
kebijakan perusahaan, gaji, kondisi fisik kerja, hubungan dengan orang lain, dan keamanan kerja. (2)
Faktor motivasi adalah faktor yang berkaitan dengan pekerjaan itu sendiri atau dengan hasil yang
dapat diperoleh langsung dari pekerjaan itu. Faktor ini merupakan faktor intrinsik yang meliputi:
peluang promosi, peluang pertumbuhan pribadi, pengakuan, dan prestasi.
Karyawan dapat memiliki keadaan emosi yang menyenangkan dalam memandang pekerjaan, yang dapat menjadi pendorongnya
karyawan untuk menunjang tercapainya tujuan perusahaan (Christian, 2015). Terkait dengan
perspektif teori dua faktor (Herzberg, 1959), terdapat dua faktor yang mempengaruhi kepuasan,
yaitu: (1) Faktor kebersihan merupakan faktor yang dapat menimbulkan atau mencegah
ketidakpuasan. Faktor-faktor tersebut merupakan faktor ekstrinsik pekerjaan yang meliputi:
kebijakan perusahaan, gaji, kondisi fisik kerja, hubungan dengan orang lain, dan keamanan kerja. (2)
Faktor motivasi adalah faktor yang berkaitan dengan pekerjaan itu sendiri atau dengan hasil yang
dapat diperoleh langsung dari pekerjaan itu. Faktor ini merupakan faktor intrinsik yang meliputi:
peluang promosi, peluang pertumbuhan pribadi, pengakuan, dan prestasi.
Hasil wawancara sebelumnya dengan karyawan Adiwana Unagi Suites, Ubud mengungkapkan hal itu
pegawai berinisial SM mempunyai OCB rendah yang ditunjukkan dengan kurang berminat mengikuti kegiatan di luar
kewajiban seperti pembersihan umum yang diadakan oleh Adiwana Unagi Suites karena merasa kurang puas dengan
gaji yang diterimanya. Pegawai berinisial AD mempunyai OCB rendah yang ditandai dengan rendahnya keinginan
membantu pegawai lain karena gaji yang diterimanya tidak sesuai dengan beban kerjanya. Pegawai berinisial SM, AD,
JN dan RD mengatakan rendahnya OCB ditunjukkan karena selama bekerja pegawai belum mendapatkan kenaikan
pangkat. Pegawai berinisial SM, AD, JN dan RD mengatakan rendahnya OCB ditandai dengan kurangnya dukungan dan
pengawasan yang diterima dari atasan.
Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi OCB sebagaimana dikemukakan dalam penelitian empiris, kepuasan kerja dapat mempengaruhi
karyawan OCB. Dilihat dari perspektif teori dua faktor, rendahnya kepuasan kerja karyawan Adiwana Unagi Suites Ubud
disebabkan oleh faktor kebersihan dan motivasi yang kurang memadai. Haq (2004) menemukan bahwa karyawan dengan
kepuasan kerja yang tinggi juga melakukan perilaku peran ekstra dengan lebih baik
Hasil penelitian Aswin, AE dan Rahyuda, AG (2017) menyatakan bahwa pekerja yang merasa
Dukungan yang diberikan oleh organisasi akan memberikan umpan balik kepada organisasi sehingga mengurangi
penyimpangan yang terjadi pada seluruh pihak yang terlibat dalam perilaku organisasi. Karyawan menilai POS meningkatkan
perilaku ekstra peran. Oleh karena itu perlu adanya dukungan dari organisasi dan kepedulian terhadap kesejahteraan pegawai.
Ketika karyawan diperlakukan secara adil dan hormat oleh pimpinan, mereka cenderung memikirkan hubungan dengan
pemimpin dalam kaitannya dengan pertukaran sosial daripada pertukaran ekonomi (Blau, 1964). Karyawan bersedia melakukan
lebih dari persyaratan pekerjaan ketika mereka memiliki persepsi positif terhadap dukungan organisasi (Noruzy et al., 2011).
Hasil wawancara sebelumnya dengan karyawan Adiwana Unagi Suites Ubud mengungkapkan hal tersebut
pegawai berinisial AD menunjukkan OCB rendah karena tidak merasakan keadilan dalam pembagian shift kerja,
pegawai berinisial RD menunjukkan OCB rendah karena tidak merasakan keadilan dalam pembagian hari kerja, pegawai
berinisial JN dan AD menunjukkan OCB Rendah karena kurangnya dukungan yang diterima dari atasan
Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi OCB sebagaimana dikemukakan dalam studi empiris, persepsi
dukungan organisasi dapat mempengaruhi kondisi OCB karyawan. Jika karyawan merasa mendapat dukungan organisasi yang
tinggi dari perusahaan tempat mereka bekerja, maka karyawan akan beranggapan bahwa organisasi adalah identitasnya
(Kambu et al., 2012). Karyawan akan merasa menjadi bagian dari organisasi dan merasa bertanggung jawab untuk
berkontribusi dan melakukan yang terbaik bagi organisasi (Claudia, 2018). Persepsi karyawan terhadap dukungan organisasi
baik atau buruk yang dirasakan oleh karyawan akan menimbulkan rasa keterikatan emosional yang positif terhadap organisasi,
sehingga karyawan akan merasa perusahaan mempunyai kewajiban untuk membayarnya (Ria, 2014).
Hasil penelitian Novira dan Martono (2015) menyatakan bahwa persepsi dukungan organisasi yang tinggi akan
meningkatkan kepuasan kerja yang dirasakan karyawan dan ketika karyawan merasakan kepuasan kerja yang tinggi
maka karyawan akan berusaha melakukan hal-hal yang bermanfaat bagi organisasi. Ketika karyawan merasa didukung
oleh organisasi dan dibarengi dengan kepuasan kerja yang tinggi, hal ini diyakini akan meningkatkan perilaku OCB
karyawan (Osman et al., 2015)
Berdasarkan latar belakang dan penelitian terdahulu, maka peneliti tertarik untuk mengkaji hal tersebut
hubungan persepsi dukungan organisasi, perilaku kewarganegaraan organisasi dan kepuasan kerja di Adiwana
Unagi Suites, Ubud.
Pekerja yang merasa didukung oleh organisasi akan memberikan umpan balik kepada organisasi dan dengan demikian
mengurangi penyimpangan yang terjadi pada seluruh pihak yang terlibat dalam perilaku organisasi. Karyawan menilai
POS meningkatkan perilaku ekstra peran. Oleh karena itu perlu adanya dukungan dari organisasi dan kepedulian
terhadap kesejahteraan karyawan (Aswin, AE dan Rahyuda, AG, 2017). Hal ini didukung oleh penelitian Rivanda
(2013) yang menunjukkan bahwa POS berpengaruh positif terhadap OCB. Lamm et al., (2015) menyatakan terdapat hubungan
yang signifikan antara POS dan OCB.
Miao dan Kim (2010) serta Chiang dan Sheng (2012) juga menemukan hubungan yang signifikan antara POS dan OCB.
Chiaburu, Chakrabarty, Wang dan Li (2015) menyatakan terdapat hubungan positif yang signifikan antara POS dan OCB. Osman
et al., (2015) menyatakan bahwa POS memiliki hubungan positif dengan OCB. Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis yang
diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
H1: Perceived Organizational Support (POS) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Organizational Citizenship
perilaku (OCB)
Dalam penelitian Kurtessis et al., (2015) dan Wulani (2004), menunjukkan bahwa POS memegang peranan penting
berperan dalam meningkatkan kepuasan kerja. Paille et al., (2010) menjelaskan POS berpengaruh terhadap kepuasan
kerja. Lamm et al., (2015) dan Chiaburu et al., (2015) menyatakan terdapat hubungan positif dan signifikan antara POS
dengan kepuasan kerja. Semakin baik penerapan persepsi dukungan organisasi maka kepuasan karyawan akan
meningkat, dukungan organisasi positif yang dirasakan berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja (Aswin, AE dan
Rahyuda, AG, 2017). Penelitian yang dilakukan oleh Riggle et al., (2009) membenarkan temuan yang berhubungan
dengan POS dengan hasil sikap karyawan dan tingkat kepuasan kerja. Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis yang
diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
H2: Perceived Organizational Support berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kepuasan Kerja
Kuehn dan Al Busaidi (2002) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa variabel kepuasan kerja mempunyai pengaruh paling
besar terhadap OCB dibandingkan variabel lain yang digunakan dalam penelitian. Penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan
oleh Huda (2018) dan Rahman et al., (2014) yang juga menemukan adanya hubungan yang signifikan antara kepuasan kerja dengan OCB.
Darmawati dan Indartono (2015) menyatakan bahwa semakin meningkat kepuasan kerja maka cenderung akan terjadi perilaku OCB.
Beberapa penelitian menemukan adanya hubungan yang signifikan antara OCB dengan kepuasan kerja yang dilakukan oleh Wulani
(2004), Putra dan Sudibya (2018), dan Organ et al., (2006) menemukan bahwa karyawan dengan kepuasan kerja yang tinggi juga
melakukan perilaku peran ekstra dengan lebih baik. . Selain itu, Ngadiman et al., (2013) dan Osman et al., (2015) menyatakan
kepuasan kerja berpengaruh signifikan terhadap OCB. Kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Organizational Citizenship Behavior (Aswin, AE dan Rahyuda, AG, 2017; Mahayana et al., 2018). Berdasarkan uraian di atas, maka
hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
H3: Kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap Organizational Citizenship Behavior
Ditemukan bahwa POS dan kepuasan kerja berkorelasi signifikan dengan organisasi karyawan
mendukung merangsang OCB (Masterson et al., 2000). Perceived Organizational Support dapat meningkatkan kepuasan
karyawan itu sendiri, oleh karena itu kepuasan kerja memediasi hubungan antara POS dan OCB (Wayne et al., 1997). Waileruny
(2014) menemukan bahwa kepuasan kerja merupakan variabel mediasi antara POS dan OCB. Podsakoff et al., (2000)
mengemukakan bahwa peningkatan efisiensi penggunaan sumber daya yang didukung oleh kepuasan kerja akan
meningkatkan perilaku OCB dan produktivitas karyawan.
Persepsi terhadap dukungan organisasi yang tinggi akan meningkatkan kepuasan kerja yang dirasakan karyawan dan
ketika karyawan merasakan kepuasan kerja yang tinggi maka karyawan akan berusaha melakukan hal-hal yang bermanfaat
bagi organisasi (Novira dan Martono, 2015). Kepuasan kerja berpengaruh positif dalam memediasi hubungan persepsi
dukungan organisasi terhadap perilaku kewarganegaraan organisasi (Aswin, AE dan Rahyuda, AG, 2017). Berdasarkan uraian di
atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
H4: Kepuasan kerja memediasi persepsi dukungan organisasi terhadap perilaku kewarganegaraan organisasi (OCB)
skala.Penelitian ini menggunakan teknik analisis jalur.Sebelum dilakukan analisis jalur pada model regresi, data terlebih dahulu
diuji validitas dan reliabilitasnya.
Hasil uji reliabilitas disajikan pada Tabel 3 menunjukkan bahwa seluruh instrumen penelitian mempunyai koefisien
Cronbach’s Alpha lebih dari 0,60. Jadi dapat dinyatakan bahwa seluruh variabel telah memenuhi syarat keandalan atau
reliabilitas sehingga dapat digunakan untuk melakukan penelitian.
Hasil uji reliabilitas disajikan pada Tabel 3 menunjukkan bahwa seluruh instrumen penelitian mempunyai koefisien
Cronbach’s Alpha lebih dari 0,60. Jadi dapat dinyatakan bahwa seluruh variabel telah memenuhi syarat keandalan atau
reliabilitas sehingga dapat digunakan untuk melakukan penelitian.
Perhitungan koefisien jalur dilakukan dengan analisis regresi menggunakan SPSS 20.0
untuk perangkat lunak Windows, hasil yang ditampilkan ditunjukkan pada Tabel 4.
Nilai koefisien regresi variabel persepsi dukungan organisasi bernilai positif yaitu 0,736 yang
berarti jika dukungan organisasi yang dirasakan meningkat maka kepuasan kerja akan meningkat
sebesar 0,736. Nilai signifikansi uji t kurang dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel persepsi
dukungan organisasi berpengaruh positif signifikan terhadap variabel kepuasan kerja. Nilai
konstanta sebesar 19,248 artinya jika nilai persepsi dukungan organisasi bernilai nol maka nilai
kepuasan kerja sebesar 19,248. Besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen
ditunjukkan dengan nilai total determinasi (R Square) sebesar 0,541 artinya 54,1% variasi kepuasan
kerja dipengaruhi oleh variasi persepsi dukungan organisasi, sedangkan sisanya 45.
tes
tidak menguji
Nilai koefisien regresi masing-masing variabel independen bertanda positif terhadap persepsi organisasi
Variabel dukungan mempunyai koefisien sebesar 0,318 yang artinya jika persepsi dukungan organisasi meningkat maka
Organizational Citizenship Behavior akan meningkat sebesar 0,318. Variabel kepuasan kerja mempunyai koefisien
sebesar 0,611 yang artinya jika kepuasan kerja meningkat maka Organizational Citizenship Behavior akan meningkat
sebesar 0,611. Nilai signifikansi uji t kurang dari 0,05. Nilai konstanta sebesar 10,500 artinya jika nilai persepsi dukungan
organisasi dan kepuasan kerja bernilai nol, maka nilai perilaku kewargaan organisasi sebesar 10,500
Hal ini menunjukkan bahwa seluruh variabel independen berpengaruh positif signifikan terhadap variabel dependen.
Besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen ditunjukkan dengan nilai total
determinasi (R Square) sebesar 0,761 artinya 76,1% variasi Organizational Citizenship Behavior
dipengaruhi oleh variasi persepsi dukungan organisasi dan kepuasan kerja, sedangkan sisanya sebesar
24,9% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model.
Tabel 6. Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung serta Pengaruh Total Perceived Organizational Support (X), Job
Kepuasan (M), dan Perilaku Kewarganegaraan Organisasi (Y)
Pengaruh Tidak Langsung Melalui
Variabel Efek Tidak Langsung Efek keseluruhan
β1xβ3
X→M 0,736 - 0,736
X→Y 0,318 0,449 0,767
M→ kamu 0,611 - 0,611
Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa persepsi dukungan organisasi secara keseluruhan
memiliki rata-rata sebesar 4,05 dengan kriteria tinggi. Nilai rata-rata tertinggi pada pernyataan “Perusahaan
memperlakukan saya secara adil terhadap karyawan lain” dengan rata-rata 4,18 dengan kriteria tinggi. Skor rata-rata
terendah terdapat pada pernyataan “Saya puas dengan kondisi kerja di perusahaan” dengan rata-rata 3,98 dengan
kriteria tinggi.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa analisis pengaruh dukungan organisasi yang dirasakan terhadap perilaku
kewarganegaraan organisasi memperoleh nilai signifikansi sebesar 0,003 dengan nilai koefisien beta sebesar 0,318 yang
bertanda positif, artinya jika persepsi dukungan organisasi meningkat maka perilaku kewarganegaraan organisasi akan
meningkat. sebesar 0,318. Nilai signifikansi sebesar 0,003 < 0,05 menunjukkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa persepsi dukungan organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku kewarganegaraan
organisasi.
Pekerja yang merasa didukung oleh organisasi akan memberikan umpan balik kepada organisasi dan dengan demikian
mengurangi penyimpangan yang terjadi pada seluruh pihak yang terlibat dalam perilaku organisasi. Karyawan menilai POS
meningkatkan perilaku ekstra peran. Oleh karena itu perlu adanya dukungan dari organisasi dan kepedulian terhadap
kesejahteraan karyawan (Aswin, AE dan Rahyuda, AG, 2017). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rivanda
(2013) yang menunjukkan bahwa POS berpengaruh positif terhadap OCB. Lamm et al., (2015) menyatakan terdapat hubungan
yang signifikan antara POS dan OCB.
Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa persepsi dukungan organisasi secara keseluruhan
memiliki rata-rata sebesar 4,05 dengan kriteria tinggi. Nilai rata-rata tertinggi pada pernyataan “Perusahaan
memperlakukan saya secara adil terhadap karyawan lain” dengan rata-rata 4,18 dengan kriteria tinggi. Skor rata-rata
terendah terdapat pada pernyataan “Saya puas dengan kondisi kerja di perusahaan” dengan rata-rata 3,98 dengan
kriteria tinggi.
Berdasarkan hasil analisis pengaruh persepsi dukungan organisasi terhadap kepuasan kerja,
diperoleh nilai konstanta sebesar 19,248 yang berarti jika nilai persepsi dukungan organisasi sama dengan nol maka
nilai kepuasan kerja sebesar 19,248. Nilai signifikansi sebesar 0,000 dengan nilai koefisien beta sebesar 0,736 bernilai
positif yang berarti jika dukungan organisasi yang dirasakan meningkat maka kepuasan kerja akan meningkat sebesar
0,736. Nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 menunjukkan bahwa H0 ditolak dan H2 diterima. Hasil ini berarti persepsi
dukungan organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja.
Han dkk. (2012) Persepsi karyawan terhadap dukungan yang diberikan organisasi (POS) cukup baik
Penting untuk membentuk tingkat kepercayaan pegawai terhadap organisasi, sehingga diharapkan organisasi secara konsisten
memberikan dukungan dan kepedulian terhadap pegawainya. Jika karyawan menganggap dukungan organisasi yang
diterimanya tinggi, maka karyawan tersebut akan mengintegrasikan keanggotaan sebagai anggota organisasi ke dalam
identitas dirinya dan kemudian mengembangkan hubungan dan persepsi yang lebih positif terhadap organisasi (Malik et al.,
2016).
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wulani (2004) yang menunjukkan bahwa POS memegang peranan penting dalam
meningkatkan kepuasan kerja. Paille et al., (2010) menjelaskan POS berpengaruh terhadap kepuasan kerja. Lamm et al., (2015)
menyatakan terdapat hubungan yang signifikan antara POS dengan kepuasan kerja.
Hasil analisis data menunjukkan rata-rata keseluruhan jawaban responden terhadap variabel kepuasan kerja
secara keseluruhan mempunyai rata-rata sebesar 4,17 dengan kriteria tinggi. Nilai rata-rata jawaban responden
tertinggi ditunjukkan pada pernyataan mengenai “gaji yang diberikan perusahaan sesuai dengan standar yang berlaku”
dengan rata-rata sebesar 4,35. Nilai rata-rata terendah terdapat pada pernyataan “promosi kerja yang dilakukan
perusahaan memotivasi karyawan untuk lebih berkembang” dengan rata-rata sebesar 3,84.
Berdasarkan hasil analisis data ditemukan pengaruh kepuasan kerja terhadap organisasi
Citizenship Behavior diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 dengan nilai koefisien beta sebesar 0,611 bertanda positif
artinya jika kepuasan kerja meningkat maka Organizational Citizenship Behavior akan meningkat sebesar 0,611. Nilai
signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 menunjukkan bahwa Ho ditolak dan H3 diterima. Hasil ini berarti kepuasan kerja
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Organizational Citizenship Behavior.
Kepuasan kerja adalah perasaan positif mengenai pekerjaan yang dihasilkan dari evaluasi karakteristiknya.
Seseorang dengan tingkat kepuasan kerja yang tinggi mempunyai perasaan positif terhadap pekerjaannya (Robbins & Judge, 2015:46)
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Osman et al., (2015) yang menyatakan bahwa kepuasan kerja mempunyai a
pengaruh yang signifikan terhadap OCB. Kuehn dan Al Busaidi (2002) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa variabel kepuasan kerja
mempunyai pengaruh paling besar terhadap OCB dibandingkan variabel lain yang digunakan dalam penelitian.
Berdasarkan hasil analisis data diperoleh nilai konstanta sebesar 10,500 yang mana nilai tersebut mempunyai arti bahwa
jika nilai persepsi dukungan organisasi dan kepuasan kerja maka nilai perilaku kewargaan organisasi
sebesar 10,500. Nilai Z hitung sebesar 3,189 > 1,96. Artinya kepuasan kerja berpengaruh positif dan
signifikan sebagai mediasi antara persepsi dukungan organisasi terhadap perilaku kewarganegaraan
organisasi. Selain itu nilai VAF sebesar 58,5% lebih besar dari 20% dan kurang dari 80% sehingga dapat
dijelaskan terdapat efek mediasi atau dengan kata lain kepuasan kerja sebagai mediasi parsial.
Persepsi terhadap dukungan organisasi yang tinggi akan meningkatkan kepuasan kerja yang dirasakan karyawan dan ketika
karyawan merasakan kepuasan kerja yang tinggi maka karyawan akan berusaha melakukan hal-hal yang bermanfaat bagi organisasi
(Novira dan Martono, 2015). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Aswin, AE dan Rahyuda, AG, (2017) yang menyatakan
bahwa kepuasan kerja berpengaruh positif dalam memediasi hubungan persepsi dukungan organisasi terhadap perilaku
kewarganegaraan organisasi.
Berdasarkan hasil penjelasan di atas ditemukan bahwa persepsi dukungan organisasi berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Organizational Citizenship Behavior. Hal ini menyiratkan bahwa untuk memperoleh perilaku kewargaan
organisasi yang maksimal, manajemen harus memaksimalkan dukungan organisasi yang dirasakan dengan meningkatkan
kepedulian perusahaan terhadap kesejahteraan karyawan.
Selain itu, penjelasan di atas menunjukkan bahwa kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Organizational Citizenship Behavior. Artinya untuk memperoleh perilaku kewargaan organisasi yang maksimal, manajemen
harus memaksimalkan kepuasan kerja. Dengan demikian kepuasan kerja dapat dimaksimalkan dengan meningkatkan loyalitas
perusahaan terhadap karyawan.
V. KESIMPULAN
Dukungan organisasi yang dirasakan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Organizational Citizenship Behavior
di Adiwana Unagi Suites, Ubud. Hal ini menunjukkan bahwa jika persepsi dukungan organisasi meningkat, maka Organizational
Citizenship Behavior di Adiwana Unagi Suites Ubud akan meningkat. Dukungan organisasi yang dirasakan berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kepuasan kerja di Adiwana Unagi Suites Ubud. Hal ini menunjukkan bahwa jika dukungan organisasi
yang dirasakan meningkat maka kepuasan kerja di Adiwana Unagi Suites Ubud juga akan meningkat. Kepuasan kerja
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Organizational Citizenship Behavior di Adiwana Unagi Suites Ubud. Hal ini
menunjukkan bahwa jika kepuasan kerja meningkat, maka Organizational Citizenship Behavior pada Adiwana Unagi Suites
Ubud akan meningkat. Kepuasan kerja memediasi pengaruh persepsi dukungan organisasi terhadap Organizational Citizenship
Behavior di Adiwana Unagi Suites, Ubud secara positif dan signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa persepsi dukungan organisasi
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perilaku kewarganegaraan organisasi jika dimediasi oleh kepuasan kerja.
Artinya, perilaku kewargaan organisasi sangat bergantung pada kepuasan kerja dan juga dukungan organisasi yang dirasakan.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, terdapat beberapa keterbatasan dalam penelitian ini yaitu data dalam
penelitian ini dikumpulkan dari karyawan Adiwana Unagi Suites, Ubud yang memiliki kebijakan manajemen tertentu. Temuan ini
tidak dapat diterapkan pada orang atau perusahaan dengan manajemen berbeda. Faktor-faktor yang mempengaruhi
Organizational Citizenship Behavior dalam penelitian ini adalah persepsi dukungan organisasi dan kepuasan kerja, sedangkan
masih ada faktor lain yang dapat mempengaruhinya. Ke depan, hal ini harus diatasi dengan merekonstruksi model penelitian
lain dengan menggabungkannya dengan variabel lain berupa mediasi dan moderasi.
REFERENSI
[1] Arshadi, N. (2011). Hubungan Perceived Organizational Support (POS) dengan Komitmen
Organisasi, Kinerja In-role, dan Turnover Intention : Peran Mediasi Felt Obligation. Jurnal Ilmu
Sosial dan Perilaku. 30, 1103 - 1108
[2] Aryee, S., Budhwar, PS, & Chen, ZX (2002). Kepercayaan sebagai mediator hubungan
[3] antara keadilan organisasi dan hasil kerja: Uji model pertukaran sosial.Jurnal Perilaku Organisasi:
Jurnal Internasional Psikologi dan Perilaku Industri, Pekerjaan dan Organisasi,23(3),
267-285.https://doi.org/10.1002/job.138
[4] As'ad, Moh. (2005).Psikologi Industri: Seri ilmu Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Kebebasan.
[5] Aswin, AE, & Rahyuda, AG (2017). Pengaruh Perceived Organizational Support Terhadap
Organizational Citizenship Behavior Dengan Variabel Kepuasan Kerja Sebagai Mediasi.E-Jurnal
Manajemen Universitas Udayana,6(5).
[6] Baliartati, Beta Oki. (2016). Pengaruh Dukungan Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Tenaga Edukatif
Tetap.Jurnal Manajemen dan Pemasaran Jasa. 9(1)
[7] Bin Shmailan, A. (2016). Hubungan Kepuasan Kerja, Prestasi Kerja dan Employee Engagement:
Sebuah Studi Eksploratif.Isu dalam Manajemen Bisnis dan Ekonomi,4(1), 1–8.
[8]Blau, PM (1964). Pertukaran dan kekuasaan dalam kehidupan sosial. New York, NY: John Wiley.
[9] Christian, L. Yervry. (2015). Pengaruh Perceived Organizational Support dan Kepemimpinan Situasional
terhadap Kepuasan Kerja Karyawan di Toko Buku Uranus.AGORA, 3(1), 442-449.
[10] Claudia, Meiske. (2018). Pengaruh Perceived Organozational Support, Kepuasan Kerja dan
Komitmen Organisasi terhadap Organizational Citizenship Behavior: Studi pada Dosen Tetap
Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin.Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia,33(1),
23-41.
[11] Cropanzano, R., & Rupp, DE (2008).Teori Pertukaran Sosial dan Keadilan Organisasi.Greenwich, CT:
Penerbitan Era Informasi.
[12] Darsana, Made. (2013). Pengaruh Kepribadian Dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai
Melalui Organizational Citizenship Behavior.Jurnal Internasional Manajemen. 2(4).
[31] Novira, L. dan S. Martono. (2015). Pengaruh Persepsi Dukungan Organisasi Pada Perilaku
Kewargaan Organsasional dengan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Intervening.Jurnal Analisis
Manajemen, 4(3):181-188.
[32] Organ, DW, Podsakoff, PM, MacKenzie,SB (2006).Perilaku Kewarganegaraan Organisasi: Sifatnya,
Antesedennya, dan Konsekuensinya.Thousand Oaks, CA: SagePublications, Inc.
[33] Podsakoff, Phillip M., MacKenzie, SB, Paine, JB, dan Bachrach, DG, (2000). Perilaku Kewarganegaraan
Organisasi: Tinjauan Kritis terhadap Teori dan Literatur Empiris serta Saran untuk Penelitian Masa
Depan.Jurnal Manajemen,26(3), 513-563.
[34] Pranata, IGN, dan Utama, IWM (2019). Pengaruh Iklim Organisasi terhadap Turnover Intention dengan
Kepuasan Kerja sebagai Variabel Mediasi.E-Jurnal Manajemen,8(1), 7486-7518.
[35]Puspitasari, NLMR (2014). Pengaruh Perceived Organizational Support terhadap Prestasi Kerja dengan
OCB sebagai Variabel Pemediasi.Jurnal Manajemen, Strategi Bisnis Dan Kewirausahaan,8(2), 147–
155.
[36]Putra, IPAK, dan Sudibya, IGA (2018). Pengaruh Kepuasan Kerja, Komitmen Organisasional Dan
Motivasi Kerja Terhadap Organizational Citizenship Behavior.E-Jurnal Manajemen Universitas
Udayana,7(8), 4447. https://doi.org/10.24843/ejmunud.2018.v07.i08.p15
[37] Rahman, U., Sulaiman, WSW, Nasir, R., & Omar, F. (2014). Peran kepuasan kerja sebagai mediator
dalam hubungan antara efikasi diri dan perilaku kewargaan organisasi pada guru di Indonesia.
Jurnal Internasional Bisnis dan Sosial,5(9), 256–261.
[38] Rahyuda, Ketut. 2017.Metode Penelitian Bisnis Edisi Revisi.Denpasar : Universitas Udayana Pers
[39] Ria Puspitasari, Ni Luh Md. (2014). PengaruhDukungan Organisasi yang Dirasakanterhadap Prestasi Kerja
dengan OCB sebagai Variabel Pemediasi.Jurnal Manajemen, Strategi Bisnis dan Kewirausahaan,8(2),
147-155.
[40] Riggle, RJ, Edmondson, DR, & Hansen, JD (2009). Sebuah Meta-analisis Hubungan Antara
Dukungan Organisasi yang Dirasakan dan Hasil Pekerjaan: Penelitian 20 Tahun.Jurnal Riset
Bisnis, 62(10), 1027-1030.
[41] Robbins, SP, dan Hakim, TA 2015.Organisasi Perilaku. Diterjemahkan oleh Ratna Saraswaty. Jakarta:
Salemba Empat.
[42] Sudarmayasa, I Gede Agus., Sintaasih, Desak Ketut & Riana, I Gede. (2016). Pengaruh Kepuasan Kerja
Terhadap Komitmen Organisasional danPerilaku Kewarganegaraan Organisasi. E- Jurnal Manajemen
Universitas Udayana,11(5), 3617-3646.
[43]Sugiyono. 2017.Metode Penelitian Bisnis. Bandung : CV. Alfabet.
[44] Tintami, Lila, Dr. Ari Pradhanawati, MS, Dr. Hari Susanto N., M.Si. (2012).
[45] Perngaruh Budaya Organisasi Dan Gaya Kepemimpinan Transformasional Terhadap Kinerja Karyawan
Melalui Disiplin Kerja Pada Karyawan Harian STK Megawon II PT.Djarum Kudus, Diponogoro. Jurnal
Sosial Dan Politik. 1(1). hal: 1-8.
[46] Vidianingtyas, RN, dan Putri WH (2014). Pengaruh Kompensasi, Kepuasan
[47] Kerja, Motivasi Kerja Dan Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan Pada Perusahaan Jasa Ketering di
Daerah Istimewa Yogyakarta.Jurnal Bisnis dan Ekonomi, 5(1), 99-110.
[48] Waileruny, HT (2014). Persepsi Dukungan Organisasi, Kepuasan Kerja dan Organizational Citizenship
Behavior pada PT. Bank Maluku Cabang Utama Kota Ambon.AGORA. 2(2).
[49] Wexley, KN, & Yukl, GA (2005).Perilaku Organisasi dan Psikologi Personalia.Jakarta: PT Rineka
Cipta.
[50] Wulani, F. (2004). Analisis Hubungan Politik dan Dukungan Organisasional dengan Sikap Kerja, Kinerja dan
Organizational Citizenship Behavior.8(2), 111-132