Anda di halaman 1dari 14

Manajemen S-1

PERTEMUAN KE- 14

ANGGARAN VARIABEL

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Sesudah mendalami materi perkuliahan, mahasiswa dapat menjelaskan :
1. Arti biaya variabel
2. Informasi biaya variable
3. Pengelompokkan biaya tetap dan biaya variabel dengan berbagai metode.
4. Makna anggaran variabel;
5. Manfaat anggaran variabel;
6. Faktor yang berperan terhadap anggaran variabel;
7. Metode pemisahan komponen tetap dan variabel

B. URAIAN MATERI
1. Pengeluaran – Pengeluaran Variabel dan Tetap

Pengeluaran variabel dan pengeluaran tetap merupakan pengeluaran –


pengeluaran utama dalam korporasi. Tiap pengeluaran diartikan menurut
pergerakan nilainya atas sebuah program yang dibiayai. Program – program
yang dibiayai bisa dinilai berdasarkan banyaknya output yang dihasilkan ataupun
diproduksi, waktu bekerja yang dipakai, satuan jarak yang dilewati, banyaknya
galon habis terpakai, banyaknya orang sakit yang diobati, besarnya gaji yang
dibayar, hasil penjualan yang diperoleh, atau indeks satuan lainnya.

Pengeluaran variabel merupakan pengeluaran yang akumulasinya


mengikuti porsi total pergerakan aktifitas atau volume yang ada hubungannya
terhadap pengeluaran variabel itu. Sedangkan pengeluaran tetap merupakan
pengeluaran yang akumulasinya tidak berubah sepanjang kurun tahun tertentu
walaupun terdapat pergerakan yang banyak terhadap keseluruhan aktifitas atau
transaksi yang ada hubungannya terhadap pengeluaran tetap itu.

Penganggaran Perusahaan
209
Manajemen S-1

2. Informasi Biaya Variabel

Biaya variabel menyajikan data terbaik agar dapat mengkontrol beban


periode meliputi data seluruh biaya. Secara keseluruhan, biaya overhead, selalu
dimasukkan ke perhitungan serta dikalkulasikan dalam elemen ongkos produksi.
Sebab itulah, pimpinan departemen luput memperhatikan beban periode (biaya
overhead tetap) agar bisa dikontrol. Pada biaya variabel, biaya periode meliputi
pengeluaran tergolong tetap ditempatkan serta dilaporkan dengan tersendiri
pada rugi – laba sebagai selisih bagi laba kontribusi. Pengeluaran tetap
dimasukkan pada dua kelompok, discretion biaya tetap dan comitted biaya tetap.
Discretion biaya tetap adalah pengeluaran yang digolongkan tetap akibat
ketetapan pimpinan. Pengeluarannya berdurasi singkat bisa dikontrol oleh
pimpinan. Sebagai contoh yakni pengeluaran promosi diputuskan bernilai Rp .3
juta tiap bulannya. Commited biaya tetap adalah pengeluaran yang muncul
akibat kepemilikan bangunan, equipment serta organisasi inti. Commited biaya
tetap bisa digambarkan secara terang mencermati pengeluaran yang ada melalui
aktifitas korporasi tak dilanjutkan lagi . Commited biaya tetap merupakan semua
biaya tetap yang dibayarkan yang tak bisa ditawar untuk mempertahankan
kredibilitas korporasi mencapai sasaran jangka panjang korporasi. Jenis
commited biaya tetap yakni penyusutan, rental, premi, dan balas jasa pekerja inti.
Untuk jangka pendek commited biaya tetap tak bisa dikendalikan oleh pimpinan.
Terpisahnya pengeluaran tetap pada golongan khusus pada rugi laba biaya
variabel, pimpinan mampu mendapatkan keterangan discretion biaya tetap
dipisahkan dengan committed biaya tetap, agar pengkontrolan pengeluaran tetap
di jangka pendek bisa dilaksanakan pimpinan.

Biaya variabel mengeluarkan informasi berguna bagi pembuatan kebijakan


jangka pendek. Pada kebijakan jangka pendek sehubungan dengan adanya
pergerakan transaksi aktifitas. Variabel secara khusus berguna menetapkan nilai
penjualan jangka pendek.

3. Kelemahan Biaya Variabel

Setelah diuraikan manfaat informasi yang dihasilkan oleh biaya variabel,


berikut ini diuraikan kelemahan-kelemahan metode tersebut.
a. Memisahkan pengeluaran kedalam pengeluaran variabel dan tetap
sebetulnya rumit dijalankan, sebab langka sebuah pengeluaran betul – betul

Penganggaran Perusahaan 210


Manajemen S-1

variabel ataupun betul – betul tetap. Sebuah pengeluaran dikategorikan


menjasi sebuah variabel apabila pendapat dibawah ini terkandung :
b. Nilai barang ataupun jasa takkan berganti. Umpamanya pemakaian bbm bagi
mesin elektrik dipengaruhi oleh kegiatan manufaktur, akibatnya beban bbm
merupakan pengeluaran variabel berdasarkan perkiraan nilai perolehannya
tetap, sebab bilamana berganti perolehannya, beban bbm itu tak sekedar
berganti sebanyak pemakaian pemroduksian..
c. Model serta tahapan pemroduksian tak berganti – ganti.
d. Level efesiensi tak berganti

Adapun pengeluaran tetap bisa dipisahkan ke dalam dua golongan

1) Pengeluaran tetap jangka pendek bisa berganti, umpamanya upah


pimpinan.
2) Pengeluaran tetap jangka panjang tak berganti, umpamanya biaya
penyusutan dan rental gedung yang disewa jangka panjang.
Akan tetapi, perlu diketahui bahwa jangka panjang seluruh pengeluaran
merupakan prilaku variabel.
e. Biaya variabel diasumsikan tak selaras pada pernyataan standar akuntansi
lazimnya, sehingga laporan keuangan untuk kepentingan pajak dan
masyarakat umum harus dibuat atas dasar metode biaya penuh. Menurut
pendukung biaya penuh, jika biaya overhead pabrik tetap tidak diperhitungkan
dalam harga pokok persediaan dan harga pokok penjualan akan
menghasilkan informasi harga pokok produk yang tidak wajar. Biaya overhead
pabrik tetap, seperti halnya dengan biaya overhead pabrik variabel diperlukan
untuk memproduksi dan oleh karena itu menurut metode biaya penuh, harus
sibebankan sebagai baiaya produksi. Metode biaya variabel memang lebih
ditujukan untuk memenuhi informasi bagi kepentingan intern perusahaan.
Kelemahan ini dapat diatasi menggunakan biaya variabel yang telah diubah
ke rugi laba biaya penuh seperti talah diuraikan dimuka.
f. Pada biaya variabel, tinggi rendahnya keuntungan dikaitkan pada pergerakan
– pergerakan transaksi penjualan. Korporasi dimana kegiatan bisnisnya
musiman, biaya variabel akan melaporkan kerugian yang sangat banyak pada
kurun – kurun tertentu, adapun pada kurun lainnya melaporkan keuntungan
yang tak lazim. Umpamanya korporasi jaket anti hujan yang menawarkan
produksinya pada hari – hari sebelum atau sepanjang cuaca hujan. Pada

Penganggaran Perusahaan 211


Manajemen S-1

beberapa bulannya sebelum atau sepanjang cuaca hujan, rugi-laba model


biaya variabel menunjukan keuntungan, adapun cuaca kemarau ini
menunjukan pergeseran, sebab tak ada biaya tetap ditahan pembiayaannya.
Dalam harga pokok persediaan, kondisi tersebut menyebabkan rugi-laba yang
dilaporkan sesuai model biaya variabel dikhawatirkan kegunannya apabila
dibandingan model biaya penuh.
g. Tak dimasukkannya overhead tetap pada persediaan dan harga pokok
persediaan mengakibatkan jumlah stok turun, maka memperkecil modal kerja
yang disajikan bagi pemakaian analisa financial.

4. Manfaat Informasi Biaya Variabel

Dengan pengeluaran dikelompokan menurut prilakunya pada kaitannya


terhadap pergerakan kegiatan korporasi, catatan financial yang dibuat sesuai
model biaya variabel berguna untuk pimpinan, yakni :
a. Merencanakan keuntungan jangka pendek
b. Mengkontrol pengeluaran
c. pembuat kebijakan

Persyaratan merencanakan keuntungan jangka pendek, pimpinan


membutuhkan keterangan pengeluaran yang dibagi sesuai prilaku biaya terkait
pada pergerakan transaksi korporasi. Pada jangka pendek, Pengeluaran
merupakan indikator yang penting dipikirkan pimpinan untuk membuat
keputusannya. Sebab itulah, model biaya variabel yang tersaji dalam laba rugi
menginformasikan pengeluaran variabel berguna merencanakan keuntungan
jangka pendek. Catatan rugi laba variabel menginformasikan dua buah laporan,
yakni :
a. laba kontribusi
b. pengungkit operasional

Merencanakan keuntungan jangka pendek diperlukan pimpinan ketika


membuat anggaran. Pada pembuatan anggaran itu pimpinan bermaksud menilai
dampak masing – masing kriteria yang nantinya diterapkan pada keuntungan
korporasi. Sebab, pada jangka pendek pengeluaran tetap tak berganti, sehingga
keterangan yang berhubungan pada penganggaran jangka pendek merupakan
keterangan berakibat pada produk yang dijual dan pengeluaran variabel, dimana
masing – masing adalah bagian perhitungan laba kontribusi.

Penganggaran Perusahaan 212


Manajemen S-1

Umpamanya ketika membuat penganggaran, top pimpinan memikirkan


program peningkatan nilai penjualan barang sejumlah 10% yang dianggap tak
membebani banyaknya barang terjual. Apabila pengeluaran variabel dan tetap
tak bergerak, dampak peningkatan nilai jual itu pada keuntungan jangka pendek
bisa secara gampang didapat melalui mengaitkan perbandingan laba kontribusi
terhadap prosentase peningkatan nilai penjualan. Dengan adanya perbandingan
laba kontribusi, pimpinan bisa dengan gampang memikirkan pilihan terhadap
pengeluaran tetap. Dengan adanya pemisahan biaya tetap dan biaya variabel
dalam laporan laba – rugi, hal ini memungkinkan manajemen melakukan analisa
hubungan antar biaya, volume dan laba.

5. Penentuan Biaya Overhead Pabrik Dalam Biaya Variabel

Dalam biaya variabel, output hanya dibebankan ongkos produksi variabel,


yang meliputi antara lain :
a. beban bahan baku
b. beban pekerja langsung
c. beban overhead variabel

Sebab itulah, penyusunan anggaran variabel memakai biaya variabel untuk


menetapkan harga pokok produksinya, tarif overhead yang diperhitungkan
terhadap output meliputi tarif overhead variabel, dimana beban overhead
sebenarnya diperhitungkan terhadap output meliputi beban overhead aktual
berprilaku variabel saja. Tarif overhead variabel tiap bagian dibebankan
berdasarkan langkah dibawah ini :
a. Beban overhead langsung dept dikelompokkan pengeluaran variabel atau
tetap.
b. Beban overhead variabel dept jasa dibebankan ke dept pemroduksian sesuai
banyaknya jasa yang dipakai dept jasa lainnya dan dept pemroduksian
c. Beban overhead variabel dept pemroduksian sesudah ditambahkan beban
overhead variabel yang berasal dari pembebanan dept jasa dipisahkan agar
didapat tarif overhead variabel.

6. Pengertian Anggaran Variabel

“Anggaran variabel adalah sebuah rencana atas skema pengeluaran


menunjukkan bagaimana setiap pengeluaran bergerak sesuai dengan

Penganggaran Perusahaan 213


Manajemen S-1

pergerakan tingkatan aktifitas pada kurun berikutnya pada relavant range


tertentu”. (Ellen Christina dan M. Fuad, 2012).

Harus diperhatikan dalam anggaran variabel ini adalah konsep variabilitas


biaya, dimana biaya dihubungkan dengan tingkat kegiatan. Dengan anggaran
variabel ini kita dapat mengidentifikasi masing-masing jenis biaya karena
perubahan tingkat kegiatan yang dilakukan.

7. Kegunaan Anggaran Variabel

Secara umum kegunaan penyusunan anggaran variabel sama dengan


tujuan penyusunan anggaran lainnnya, yaitu perangkat mengawasi pekerjaan
agar gampang mengkalkulasikan cadangan beban ataupun bugdet penyesuaian
beban di tingkatan aktifitas. Adapun spesifiknya, budget variabilitas bermanfaat
pada :
a. Pedoman menghitung budget di sebuah bagian korporasi

b. Pedoman menghitung pengeluaran yang ditetapkan bilamana perencanaan


aktifitas sebuah bagian dikoreksi.

8. Elemen Berpengaruh Terhadap Variabilitas Anggaran

Variabilitas penganggaran dibuat berdasarkan :

a. Unit Kegiatannya;
1) Jam mesin langsung
2) Jam kerja langsung
3) Jam reparasi langsung
4) Kilo watt per jam

Memilih unit kegiatannya mesti memperlihatkan keterkaitan yang benar


– benar dekat antara pengeluaran dengan tingkatan kegiatannya, jika tak ada
maka penganalisaan variabilitas tak berfungsi. Untuk memilih unit kegiatannya
tersedia pengkriteriaan yang mesti dicermati, yaitu :
1) Unit kegiatannya mesti gampang dicermati dan dilaksanakan

2) Unit kegiatannya mesti dapat memperlihatkan atau mengevaluasi besar


kecilnya tingkatan kegiatannya yang diakibatkan besar kecilnya
pengeluaran.
3) Unit kegiatannya haruslah seminimalnya ditimbulkan elemen variabilitas

Penganggaran Perusahaan 214


Manajemen S-1

lainnya kecuali hasil dan tingkatan kegiatannya.

b. Menentukan Relevant Range;

c. Menentukan Unit Kegiatannya;

Tingkatan kegiatannya pada sebuah korporasi mesti dituangkan ke unit


kegiatannya (Activity base), umpamanya :
a. Jam mesin langsung (direct machine hour)
b. Jam kerja langsung (direct labor hour)
c. Jam reparasi langsung (direct repair hour)
d. Kilo watt per jam (Kilo watt per hour)

Pemilihan satuan kegiatan harsu menujukkan hubungan yang betul-betul


kuat antara biaya dengan tingkat kegiatan, bila tidak maka analisa variabilitas
biaya tidak berguna. Dalam pemilihan satuan kegiatan, ada beberapa kriteria
yang harus diperhatikan antara lain :

a. Satuan kegiatan harus mudah dipahami dan dicerna

b. Satuan kegiatan harus mampu menunjukkan atau mengukur naik turunnya


tingkat kegiatan yang disebabkan oleh naik turunnya biaya.
c. Satuan kegiatan hendaknya sekecil mungkin dipengaruhi oleh faktor- faktor
variabel yang lain selain output dan tingkat kegiatan.

9. Penentuan Relevant Range

Relavant range merupakan sebuah interval dicantumkan bersama


tingkatan hasil acak, dengan catatan variabilitas budget tercantum bisa
digunakan ataupun belum kadaluarsa. Relavant range penting ditetapkan sebab
pengeluaran tetap dan variabel tiap satuan bisa bergerak terhadap tingkatan
keluaran acak, makanya pengeluaran ini mesti dihubungkan terhadap relevant
range acak.

10. Pelaporan Laba Rugi Pada Pihak Luar

Apabila korporasi mengunakan model biaya variabilitas pada


akuntansinya, saat melaporkan rugi-labanya pada pihak diluar penting
melakukan pergantian elemen pengeluaran yang dibebankan ke harga pokok
barang dalam prosesnya, barang jadinya, dan harga pokok penjualannya.

Penganggaran Perusahaan 215


Manajemen S-1

Pergantian tersebut tak usah dicatatkan dalam akuntansinya, namun hanya


dikerjakan menggantikan pelaporan rugi-labanya sesuai model biaya penuh.

Mengganti pelaporan rugi-laba model biaya variabel ke model biaya penuh,


dibutuhkan ketiga tahapan dibawah ini, yaitu :

Pertama kalinya, stok diawal barang dalam pemrosesan dan stok diawal
barang jadinya ditambahkan harga pokok disertai beban overhead tetap.
Makanya penting mengetahui akumulasi beban overhead aktual yang
dibebankan pada masa lampau. Angka tersebut dibebankan sesuai metode
pembebanannya maka didapat beban overhead tiap satuan berdasarkan
pembebanannya. Beban overhead tetap tiap satuan tersebut dikali terhadap
jumlah berdasarkan pembebanannya tercantum pada stok diawal maka didapat
penambahan harga pokok stok diawal. Misalkan dalam contoh 1 diatas, total
biaya overhead tetap sesungguhnya PT Rimendi dalam tahun 19X0 berjumlah
Rp. 559.850 dan dibebankan kepada produk atas dasar beban pekerja langsung
sebesar Rp. 322.500, maka beban overhead tetap sesungguhnya adalah 186%
(599.850:322.500) dari biaya tenaga kerja langsung. Dengan demikian harga
pokok persediaan barang dalam proses diawal dihitung harga pokoknya menurut
beban penuh sebagai berikut:

Biaya produk variabel yang melekat pada persediaan dalam prosesawal


Rp 7.900 Tambahan biaya overhead pabrik tetap 186% x Rp 1.700 (biaya tenaga
kerja langsung) 3.162 Harga pokok persediaan pokok dalam proses awal
menurut metode Biaya penuh Rp. 11. 062

Kedua. Beban pemroduksian sesuai model biaya variabilitas pada awalnya


dibebankan beban variabel saja harus disesuaikan melalui penambahan beban
overhead tetap aktual sebesar Rp. 49.000.

Ketiga. Stok diakhir barang dalam proses dan stok akhir barang jadi
ditambahkan harga pokoknya dengan beban overhead tetap. Untuk itu beban
overhead tetap aktual yang muncul pada periode saat ini dibagikan sesuai dasar
pembebanan untuk menghitung beban overhead tetap tiap satuan dasar
pembebanaan. Beban overhead tetap tiap satuan dikali dengan jumlah dasar
pembebanan yang tersedia dalam stok diakhir didapat tambahan harga pokok
persediaan akhir. Dalam contoh 1 diatas, total biaya overhead tetap
sesungguhnya PT Rimendi dalam bulan januari 19X1 berjumlah Rp. 49.000 dan

Penganggaran Perusahaan 216


Manajemen S-1

dibebankan kepada produk atas dasar biaya tenaga kerja langsung sebesar Rp.
25.000, maka beban overhead tetap sesungguhnya adalah 196% (49.000 :
25.000) dari biaya tenaga kerja langsung.

11. Tehnik Memisahkan Komponen Biaya Tetap Dan Variabel

Ada berbagai model yang bisa dipakai memperhitungkan


banyaknya elemen pengeluaran tetap dan variabel yang terdapat dalam
beban semivariabel, yakni :

a. Cara langsung, yakni disesuaikan keluaran riset di industri ataupun


berdasarkan menganalisa informasi lampau yang dipenuhi dengan
interprestasi ketetapan pimpinan erat hubungannya dengan informasi lampau
ketetapan tersebut.

b. Cara point tertinggi dan terendah yakni melalui metode membagi pengeluaran
tetap dan variabel sesuai hitungan saling berpengaruh antara 2 jenis besaran
hasil ataupun tingkatan aktifitas yang berlainan.
Misalnya :

1) Relavant range : 9.000 – 12.000 DMH, artinya : Point tertinggi = 12.000


DMH
Point terendah = 9.000 DMH

2) Pengeluaran:
Point tertinggi = Rp.6.400.000,- Point terendah = Rp.5.200.000,-

3) Saling berpengaruh
Perhitungan pengeluaran variabel tiap satuan :

Beban variabel per unit = Rp.1.200.000,- = Rp400,-

3.000

Penganggaran Perusahaan 217


Manajemen S-1

Perhitungan beban tetap :

Point tertinggi :

a) Anggaran biaya Rp.6.400.000,-

b) Anggaran variabel = 12.000 x Rp400 Rp4.800.000,-

c) Biaya tetap Rp.1.600.000,-

c. Metode statistik, yakni memakai regresi linear. Penganalisisan ini


menyambungkan informasi pengeluaran dengan hasil pada masa – masa
lampau, agar bisa dikenali bagaimanakah pengeluaran – pengeluaran akan
berganti dikarenakan adanya pergantian banyaknya keluaran sesuai formula
yang dibentuk. Output yang dihasilkan bisa dipergunakan sebagai estimasi di
periode berikutnya terkait dengan relasi pergeseran volume dengan mutasi
pengeluaran.

Contoh soal :

Terdapat informasi tentang perencanaan pengeluaran bagi dept pemeliharaan


meliputi 3 item pengeluaran :

Menurut informasi di atas hitunglah :

1) Variabilitas anggaran detil dalam format tabel dengan relevant renge


kelipatan 2.000 DRH;

2) Rumus Variabilitas anggaran

3) Menetapkan pengeluaran yang tersedia bilamana dept


pemeliharaan mengerjakan pada tingkatan 15.200 DRH.

Penganggaran Perusahaan 218


Manajemen S-1

Jawaban:

1) Anggaran variabel :
Jenis Biaya 10.000 DRH 12.000 DRH 14.000 DRH 16.000 DRH
Gaji 100.000 100.000 100.000 100.000
Bahan pembantu 44.000 59.000 174.000 189.000
lain-lain 30.000 34.000 38.000 42.000
Jumlah 274.000 293.000 312.000 331.000

2) Rumus Anggaran Vairabel :


Bahan pembantu (biaya semivariabel) :

Total biaya pada titik maskimal 16.000 DRH = Rp 189.000


Total baiaya pada titik minimal 10.000 DRH = Rp 144.000
Selisih 6.000 45.000

Biaya variabel per DRH 45.000 = Rp 7,50


6.000
Total biaya pada tingkat 16.000 DRH = Rp 189.000
Biaya variabel = 16.000 x 7,50 = Rp 120.000
Biaya tetap = Rp 69.000
Biaya lain-lain (biaya semi variabel) :
Total biaya pada titik maskimal 16.000 DRH = Rp 42.000

Total baiaya pada titik minimal 10.000 DRH = Rp 30.000


Selisih 6.000 12.000
Biaya variabel per DRH 12.000 = Rp 2,00
6.000
Total biaya pada tingkat 16.000 DRH = Rp 42.000

Biaya variabel

= 16.000 x 2,00 = Rp 32.000


Biaya tetap = Rp 10.000

Penganggaran Perusahaan 219


Manajemen S-1

Jenis Biaya Biaya Tetap Biaya Variable/ DRH

Gaji 100.000 - 7,50


Bahan pembantu 2,00
69.000
lain-lain
10.000
Jumlah 179.000 9,50

Rumus anggaran variabel = 179.000 + 9,50 X Jumlah


pengeluaran yang mesti tersedia bilamana dept pemeliharaan bekerja di
tingkatan
15.200 DRH. Dengan memakai rumus tersebut adalah ::
x= 15.200

Y= 179.000 + 9,50 (15.200)

323.400
Maka jumlah pengeluaran yang mesti tersedia Rp.323.400,-

C. SOAL LATIHAN/TUGAS
1. Terdapat informasi tentang perencanaan pengeluaran bagi dept pemeliharaan
meliputi 3 jenis pengeluaran, yakni ::

Menurut informasi di atas hitunglah :

a. Variabilitas anggaran detil dalam format tabel dengan relevant renge kelipatan
1.000 DRH;

Penganggaran Perusahaan 220


Manajemen S-1

b. Rumus Variabilitas anggaran

c. Menetapkan pengeluaran yang tersedia bilamana dept pemeliharaan


mengerjakan pada tingkatan 12.500 DRH.

2. Biaya variabel dan tetap merupakan golongan pengeluaran utama.


Pengeluaran ini diartikan dari pergerakan akumulasinya yang berfluktuasi
pada pergeseran transaksi atas tujuan biaya yang dipilih. Jelaskan
pengertian pengeluaran variabel dan tetap.

3. Sebutkan karakteristik saudara pelajari, mengapa suatu pengeluaran


digolongkan sebagai suatu biaya variabel

4. Apakah manfaat bagi manajemen suatu perusahaan apabila informasi


biaya dikelompokan sesuai dengan prilakunya dalam hubungannya
dengan perubahan kegiatan perusahaan.

5. Sebutkan jenis – jenis biaya produksi variabel yang saudara ketahui.

6. Sebutkan langkah – langkah untuk menentukan tarif biaya overhead


pabrik variabel per departemen.

7. Jelaskan pengertian anggaran variabel serta faktor –


faktor apa saja mempengaruhi anggaran variabel. Jelaskan jawaban
saudara.

8. Sebutkan berbagai model yang bisa diaplikasikan memperhitungkan


elemen pengeluaran tetap dan variabel yang termuat pada beban
semivariabel.

9. Sebutkan tingkat kegiatan apa saja di sebuah korporasi disebutkan unit


kegiatannya yang saudara ketahui.

10. Apakah yang dimaksud dengan Relevant Range ? Mengapa Relevant


Range diperlukan dalam penyusunan anggaran variabel.

11. Apa saja kepentingan manajemen perusahaan dalam menyusun


anggaran variabel. Jelaskan jawaban saudara.

Penganggaran Perusahaan 221


Manajemen S-1

D. REFERENSI
Adisaputro, Drs. Gunawan dan Drs. Marwan Asri, 2003, Anggaran Perusahaan,
BPFE, Yogyakarta

Christina, Ellen, dkk., 2001, Anggaran Perusahaan Suatu Pendekatan Praktis,


Gramedia, Jakarta

Darsono., Purwanti, Ari. 2010. Penganggaran Perusahaan : Teknik Mengetahui dan


Memahami Penyajian Anggaran Perusahaan sebagai Pedoman
Pelaksanaan dan Pengendalian Aktivitas Bisnis. Edisi 2. Mitra Wacana
Media, Jakarta.

Husnayetti, 2012, Anggaran Perusahaan, Jelajah Nusa, Tangerang

Munandar, M. 2007. Budgetting. Perencanaan Kerja Pengkoordinasian Kerja


Pengawasan Kerja. Edisi Kedua. BPFE, Yogyakarta.

Nafarin, M. 2007. Penganggaran Perusahaan. Edisi 3. Salemba Empat, Jakarta.

Rahayu, Sri., Arifian, Ari. 2010. Penganggaran Perusahaan. Graha Ilmu, Yogyakarta.

Rudianto. 2009. Penganggaran, Erlangga, Jakarta.

Nuryatno Amin, Muhammad dkk 2019, Praktikum Penganggaran Perusahaan, Mitra


Wacana Media, Bogor

Penganggaran Perusahaan 222

Anda mungkin juga menyukai