Anda di halaman 1dari 6

BEST PRACTICE

LAYANAN KONSELING INDIVIDU DENGAN PENDEKATAN BEHAVIOR KONTRAK


PERILAKU UNTUK MENINGKATKAN KEDISIPLINAN PADA PESERTA DIDIK

DI SMA NEGERI 1 TENGARAN

Disajikan pada
Tugas Akhir Pelaksanaan PPG Tahun 2023

Oleh
Yuli Haryanti, S.Pd.

Guru Bimbingan dan Konseling di SMA N 1 Tengaran


Kabupaten semarang

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


PROVINSI JAWA TENGAH
SMA NEGERI 1 TENGARAN
2023
HALAMAN PENGESAHAN

Naskah Karya Tulis ini :

Judul : Layanan konseling individu dengan pendekatan behavior kontrak perilaku untuk
meningkatkan kedisiplinan pada peserta didik

Penulis : Yuli Haryanti, S.Pd.

Jabatan : Guru Bimbingan dan Konseling SMA N 1 Tengaran Kabupaten Semarang, Propinsi Jawa
Tengah adalah benar-benar merupakan karya asli saya dan tidak merupakan plagiasi. Apabila di
kemudian hari terbukti bahwa karya ini merupakan hasil plagiasi, maka saya bersedia menerima
sanksi atas perbuatan tersebut.

Tengaran , Januari 2023

Menyetujui,

Kepala Sekolah Penulis

Drs. Tri Ajar Suprapto Al Kusworo, M.Pd. Yuli Haryanti, S.Pd.


NIP. 196808221993031007 NIP. 19820707202221201
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat, hidayah
dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan best practice ini. Karya tulis ini merupakan
karya inovasi tentang pelaksanaan konseling individu untuk meningkatkan kedisiplinan peserta
didik dengan pendekatan behavior kontrak perilaku Di SMA N 1 Tengaran, Kabupaten Semarang.

Melalui penyusunan best practice ini, penulis mencoba menjelaskan pengalaman


pembelajaran Bimbingan dan Konseling yang pernah dilakukan di sekolah. Dalam best practice ini
disajikan bagaimana langkah-langkah pelaksanaan layanan konseling individu pendekatan behavior
kontrak perilaku yang menyenangkan.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada berbagai pihak yang telah mendukung
dalam penulisan best practice ini. Penulis juga menyadari bahwa didalam penyusunan best
practiceis ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi penyempurnaan karya
tulis ini.

Tengaran, Januari 2023

Penulis

Yuli Haryanti,S.Pd.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………………………………………….. i

HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………………………………… ii

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………… iii

DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………………………... iv

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………………………. 1

A. Latar Belakang Masalah……………………………………………………………………………… 1


B. Jenis Kegiatan……………………………………………………………………………………….. 2
C. Manfaat Kegiatan……………………………………………………………………………………. 2

BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN…………………………………………………………………... 3

A. Tujuan dan Sasaran………………………………………………………………………………….. 3


B. Bahan/Materi Kegiatan………………………………………………………………………………. 3
C. Metode/Cara Melaksanakan Kegiatan………………………………………………………………. 3
D. Alat/Instrumen ………………………………………………………………………………………. 6
E. Waktu dan Tenpat Kegiatan…………………………………………………………………………. 7

BAB III HASIL KEGIATAN……………………………………………………………………………….. 8

A. Hasil ………………………………………………………………………………………….. 8

B. Masalah yang Dihadapi ………………………………………………………………………. 9

C. Cara Mengatasi ……………………………………………………………………………….. 10

BAB IV SIMPULAN DAN REKOMENDASI……………………………………………………………… 11

A. Simpulan…………………………………………………………………………………………….. 11
B. Rekomendasi………………………………………………………………………………………… 11

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………… 12

LAMPIRAN…………………………………………………………………………………………. 13

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


2. Materi Pembelajaran
3. Dokumentasi Kegiatan
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pembelajaran Bimbingan dan Konseling merupakan proses yang dirancang dengan tujuan untuk
menciptakan suasana lingkungan yang memungkinkan peserta didik melaksanakan kegiatan pembiasaan
belajar di lingkungan sekolah yang baru, sehingga pemahaman Pembiasaan belajaratau dapat dilakukan
dengan baik dan hasil belajar yang optimal oleh peserta didik.
1. Dalam praktik pembelajaran Kurikulum 2013 yang penulis lakukan selama ini, penulis menggunakan
pedoman POP bimbingan dan konseling . Penulis meyakini bahwa buku tersebut sudah sesuai dan baik
digunakan di kelas karena diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Ternyata, dalam
praktiknya, penulis mengalami beberapa kesulitan seperti layanan konseling individu yang dilakukan kurang
maksimal karena kurangnya kecakapan guru BK dalam mengatasi hal yang terjadi pada saat layanan
diberikan. Dalam pelaksanaannya belum berdasarkan assessmen / identifikasi masalah siswa tetapi
berdasarkan permasalahan insidental dan berdasarkan laporan/ informasi dari pihak lain. Dalam proses
konseling juga belum menggunakan langkah dan teknik yang sesuai tetapi berorientasi pada penyelesaian
masalah, Dengan demikian keterampilan berfikir tingkat tinggi ( higher order thinking skill / HOTS ) juga
belum teraplikasikan. Dampaknya, suasana layanan konseling individu masih menoton dan canggung.
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa peserta didik diperoleh informasi bahwa (a) siswa
belum terbiasa melaksanakan konseling individu. (b) konseli merasa kalau bertemu dengan guru BK adalah
siswa yang bermasalah. (c) konseli beranggapan identik dengan hukuman apabila berhubungan dengan BK.
Dengan konseling individu beban konseli diharapkan dapat diringankan, kemampuan konseli dapat
ditingkatkan, dan potensi konseli dapat dikembangkan kapasitasnya dan dapat memahami akan dirinya
mengenai masalah yang dihadapi. Setiap tahapan proses konseling individu membutuhkan keterampilan-
keterampilan khusus. Namun keterampilan-keterampilan itu bukanlah yang utama jika hubungan konseling
individu tidak mencapai situasi saling memahami dan mengenal tujuan bersama. Salah satu pendekatan
konseling individu adalah pendekatan behavior kontrak perilaku yaitu sebuah proses konseling (bantuan)
yang diberikan oleh konselor kepada klien dengan menggunakan pendekatan-pendekatan tingkah laku
(behavioral), dalam hal pemecahan masalah-masalah yang dihadapi serta dalam penentuan arah kehidupan
yang ingin dicapai oleh diri konseli. ehavioristik memandang bahwa gangguan tingkah laku adalah akibat
dari proses belajar yang salah. Oleh karena itu, perilaku dapat diubah dengan mengubah lingkungan lebih
positif sehingga perilaku menjadi positif pula. Perubahan tingkah laku inilah yang memberikan kemungkinan
dilakukannya evaluasi atas kemajuan klien secara lebih jelas.
Setelah melaksanakan layanan konseling individu pendekatan behavior kontrak perilaku yang diawali
dengan berdasarkan hasil assesmen dan menyesuaikan dengan salah satu pendekatan yang tepat, penulis
menemukan bahwa proses dan hasil layanan dalam mengentaskan masalah konseli lebih maksimal. Proses
konseling lebih terarah dan hasilnya siswa bisa mengatasi masalahnya, Lebih bagus dibandingkan layanan
sebelumnya. Praktik layanan konseling individu behavior kontrak yang berhasil baik ini penulis simpulkan
sebagai sebuah best practice ( praktik baik ) layanan bimbingan dan konseling berorientasi HOTS.
B. Jenis Kegiatan

Kegiatan yang dilaporkan dalam laporan best practice ini adalah kegiatan layanan Konseling Individu
teknik behavior kontrak perilaku untuk mengatasi masalah kedisiplinan peserta didik.

C. Manfaat Kegiatan

Manfaat penulisan best practice ini adalah meningkatkan kedisiplinan peserta didik seperti rajin masuk
sekolah, tidak terlambat dan mematuhi tata tertib sekolah.
BAB II

PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Tujuan dan Sasaran


Tujuan penulisan best practice ini adalah untuk mendeskripsikan best practice penulis dalam
menerapkan layanan konseling individu teknik behavior kontrak perilaku untuk meningkatkan
kedisiplinan peserta didik.
Sasaran pelaksanaan best practice ini adalah siswa kelas X6 Tahun Pelajaran 2022/2023 di
SMA N 1 Tengaran, Kabupaten Semarang.

B. Bahan/Materi Kegiatan

Bahan yang digunakan dalam best practice pembelajaran ini adalah data presensi dan
pelanggaran tata tertib siswa, Selain itu juga hasil wawancara dengan wali kelas dan tim ketertiban.
dengan rincian tujuan layanan secara khusus sebagai berikut :

1. Konseli mampu menganalisis penyebab tidak masuk sekolah

2. Konseli mampu membiasakan diri untuk rajin datang kesekolah

3. Konseli mampu menerapkan sikap disiplin dilingkungan sekolah

C. Metode/Cara Melaksanakan Kegiatan


Cara yang digunakan dalam pelaksanaan best practice ini adalah menerapkan layanan konseling
individu teknik behavior kontrak perilaku.

Berikut ini adalah langkah-langkah pelaksanaan best practice yang telah dilakukan penulis.

1. Tujuan Umum

Tujuan umum pada kegiatan ini adalah Konseli mampu menampilkan perilaku rajin
berangkat kesekolah dan mentaati tata tertib sekolah.

2. Tujuan Khusus

Tujuan umum pada kegiatan ini adalah sebagai berikut :

2.1. Konseli mampu menganalisis penyebab tidak masuk sekolah

2.2. Konseli mampu membiasakan diri untuk rajin datang kesekolah

2.3. Konseli mampu menerapkan sikap disiplin dilingkungan sekolah

3. Pemilihan Teknik Layanan

Teknik layanan yang dipilih adalah teknik behavior kontrak perilaku.

4. Merencanakan kegiatan Layanan sesuai dengan Teknik Layanan.

Pengembangan desain layanan dilakukan dengan merinci kegiatan layanan yang dilakukan
sesuai dengan sintak konseling individu behavior kontrak perilaku.

Berikut ini adalah rencana kegiatan layanan yang dikembangkan berdasarkan konseling behavior
kontrak perilaku.

Anda mungkin juga menyukai