Anda di halaman 1dari 7

KONSEP ETIKA TENTANG ORANG YANG MENGAJARKAN ILMU(PENDIDIK) TERHADAP

ANAK DIDIK(BAGIAN KE DUA)

NAMA DOSEN:

MUHAMMAD ABROR ROSYIDIN, M, PD.

NAMA KELOMPOK:

EMIL SA’ADATUL DAROINI (2393044019)

ALI GOJI DWI AHMADI (2393044155)

M. NAUFAL JAYA SETYAWAN (2393044187)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS HASYIM ASY’ARI TEBUIRENG JOMBANG

2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullohi Wabaraktuh

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan Rahmat, inayah, taufik dan hidayah
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya
yang sangat sederhana. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Baginda Nabi
Besar Muhammad SAW.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada yang terhormat Bapak Shobihus Surur,M.Pd.I
yang senantiasa membimbing dan memberikan ilmu juga motifasinya, semoga Allah SWT
menambahkan kesehatan dan keberkahan, terimakasih pula kepada teman-teman mahasiswa yang
sudah memberikan kami dukungan dan semangat.

Karya tulis ini kami akui masih banyak kekurangan karena keterbatasan pengalaman yang
kami miliki. Oleh karena itu, kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-
masukan yang bersifat konstruktif untuk kesempurnaan makalah ini, sehingga kami dapat
memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini untuk kedepannya agar menjadi lebih baik.

Semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan pengalaman bagi para
pembacanya.

Wassalamu’alaikum Warahmatullohi Wabarakatuh


BAB I

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Etika berasal dari kata etik yang berarti aturan, tata susila, sikap atau akhlak. Menurut kamus besar
Bahasa Indonesia, etik merupakan kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak,
sedangkan etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan kewajiban moral (akhlak).

Untuk mendapatkan hasil yang optimal maka seorang guru harus memiliki etika terhadap anak didik,
karena seorang guru memiliki tangung jawab yang besar, tanggung jawab pendidik terjadi karena
adanya sifat tergantung dari anak, akan membutuhkan bantuan atau pertolongan dari pendidik.
Maka etika terhadap anak didik sangat perlu agar antara pendidik dengan anak didik tidak terjadi
kesetimbangan.

B.RUMUSAN MASALAH

1. Apa saja konsep etika pendidik terhadap anak didik (bagian ke dua)?
BAB II

PEMBAHASAN

KONSEP ETIKA PENDIDIK TERHADAP ANAK DIDIK(BAGIAN KE DUA)

Kedelapan, jangan menampakkan di depan murid- murid sikap mengistimewakan dan perhatian
kepada murid tertentu, yang padahal dia dan teman-teman lainnya berada dalam level yang sama
dalam hal usia, kelebihan, pencapaian, dan komitmen beragama. Sebab hal itu merupakan
perbuatan yang menyesakkan dada dan tidak mengenakkan hati. Bila di antara mereka ada yang
lebih dan banyak perolehan ilmunya, lebih gencar usaha belajarnya, dan lebih bagus tata kramanya,
maka tidak mengapa sang guru menunjukkan penghargaan dan penghormatan kepadanya. Jelaskan
bahwa sikap khusus guru tersebut hanya karena kelebihan yang dimiliki sang murid. Hal itu
bertujuan agar menjadi pemacu semangat dan pendorong motivasi murid-murid yang lain agar
berusaha menjadi seperti murid yang istimewa itu.

Kesembilan, bersikap ramah kepada murid-murid yang,hadir dalam majelis dan menyebut absen
mereka dengan sopan dan pujian yang baik. Guru harus mengetahui nama, keturunan, tempat
tinggal, dan asal usul murid- muridnya. Sering mendoakan kebaikan untuk mereka. Senantiasa
mengawasi perkembangan keadaan mereka secara lahir maupun batin, baik dalam segi etika, tata
krama, maupun moralitas. Bila ada di antara murid yang melakukan perbuatan yang tidak pantas
untuk dilakukan, seperti melakukan perbuatan haram atau makruh, atau perbuatan yang
mengakibatkan rusaknya moral, terabaikannya kesibukan belajar, buruknya perangai kepada guru
atau orang lain, timbulnya kebiasan berbicara yang tidak ada gunanya, atau bergaul dengan orang
yang tidak layak dijadikan teman, dan lain sebagainya. maka laranglah perbuatan-perbuatan tidak
baik itu di hadapan pelakunya tanpa menunjuk hidung dengan tujuan menyindir.

Kesepuluh, memperhatikan hal-hal yang akan merawat interaksi di antara sesama murid, seperti
menyebarkan salam, bertutur kata yang baik dalam berbicara, saling mencintai, tolong-menolong
dalam kebaikan dan ketakwaan, dan juga dalam mencapai tujuan-tujuan bersama selama mencari
ilmu. Pokoknya, di samping guru mengajarkan hal- hal yang bermanfaat bagi agama mereka dalam
beribadah kepada Allah subhanahu wa ta'ala, guru juga mengajarkan hal-hal yang berguna bagi
mereka dalam berinteraksi dengan sesama agar sempurna agama dan dunia mereka.

Kesebelas, berusaha untuk mewujudkan kebaikan bagi murid dan menjaga konsentrasi pikiran
mereka. Menolong murid dengan memanfaatkan apa yang dimiliki oleh sang guru seperti status
sosial dan harta, jika guru mampu untuk itu dan tidak sedang berada dalam kebutuhan yang
mendesak. « ‫ َوَم ْن َك اَن ِفي َح اَج ِة َأِخ ْي ِه َك اَن ُهَّللا ِفي َح اَج ِت ِه َوَم ْن َيَّس َر َع َلى ُم ْع ِس ٍر‬،‫ِإَّن َهَّللا ِفي َعْو ِن الَع ْبِد َم اَداَم اْلَع ْبُد ِفي َعْو ِن َأِخ ْيِه‬
‫»َيَّس َر ُهَّللا َتَع اَلى َع َلْيِه ِحَس اَبُه َيْو َم اْلِقَياَم ِة‬. "Sesungguhnya Allah akan menolong hambanya selama hamba itu
menolong sesamanya. Barangsiapa membantu mewujudkan kebutuhan saudaranya, maka Allah
akan,mengabulkan kebutuhannya juga. Dan barangsiapa yang memudahkan jalan bagi orang yang
kesusahan, maka Allah Ta'ala akan memudahkan proses perhitungan amalnya kelak di hari kiamat."
Terutama, jika bantuan yang diberikan untuk kepentingan menuntut ilmu.

Kedua belas, jika ada murid kelas atau peserta kajiannya absen tidak seperti biasanya, maka guru
harus menanyakannya, bagaimana kondisinya, dan siapa saja relasinya. Jika tidak mendapatkan
kabar tentangnya, maka guru hendaknya mengirim surat kepadanya atau lebih baik mendatangi
rumahnya langsung. Jika dia sakit, jenguklah dia Jika dia dalam kesusahan, ringankan
penderitaannya. Jika dia dalam perjalanan, cari tahu siapa keluarganya dan orang yang berhubungan
dengannya, tanya kepada mereka tentang murid tersebut dan berusaha untuk membantu
memenuhi kebutuhan mereka, dan menyambung tali silaturahim mereka sebisa mungkin walau
dengan doa.Ketahuilah, murid yang baik jauh lebih banyak member balasan kepada gurunya berupa
kebaikan dunia dan akhirat dibandingkan orang yang terkaya sekalipun dan kerabat terdekat dari
guru tersebut.

Ketiga belas, hendaknya seorang guru merendahkan hati terhadap seorang murid atau siapa pun
yang bertanya tentang pribadinya dengan Allah Ta'ala. Allah SWT berfirman kepada Nabi
Muhammad sallallots 'alaihi wasallam )٢١٥( ‫" َو اْخ ِفْض َج َناَح َك ِلَمِن اَّتَبَع َك ِم َن الُم ْؤ ِمِنيَن‬- dan rendahkanlah
dirimu terhadap orang-orang beriman yang mengikutimu" (QS. as-Syu'ara [26]: 215) Nabi
Muhammad sallallahu 'alaihi wasallam menegaskan bahwa Allah SWT memerintahkan hambaNya
untuk merendahkan hati. Tidaklah seseorang yang merendahkan hatinya, akan diangkat derajatnya
oleh Allah Ta'ala.

Keempat belas, berbicara dengan setiap murid, terutama murid yang memiliki kelebihan, dengan
kata-kata yang menunjukkan penghormatan dan penghargaan. Memanggil mereka dengan sebutan
yang mereka sukai. Menyambut mereka dengan hangat setiap kali bertemu dan ketika mereka
menghadap guru. Memuliakan mereka ketika sedang duduk bersama, beramah-tamah dengan
menanyakan keadaan mereka dan orang yang bersangkutan dengan mereka sesudah menjawab
salam mereka. Menyambut mereka dengan muka berseri, ceria, penuh cinta, dan kasih sayang.
Terutama kepada murid yang masih bisa diharapkan berhasil dan yang sudah berhasil dalam prestasi
belajarnya.
BAB III

KESIMPULAN

Kesimpulannya, bagaimana guru memahami wasiat Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam dalam
hadis riwayat Abu Sa'id al-Khudri ra.
‫ َفِإَذ ا َأَتْو ُك ْم َفاْسَتْو ُصْو ا ِبِهْم َخ ْيرًا‬،‫ َوِإَّن ِرَج اًال َيْأُتوَنُك ْم ِم ْن َأْقَطاِر اَأْلْر ِض َيَتَفَّقُهوَن ِفي الِّدين‬،‫ َأَّن الَّناَس َلُك ْم َتَبْع‬.

"Sesungguhnya orang-orang mengikuti kalian. Dan akan ada beberapa orang berdatangan kepada
kalian untuk belajar agama. Maka jika mereka telah mendatangi kalian, maka berwasiatlah kepada
mereka perihal kebajikan."

Selain itu fungsi guru sebagai seorang pemimpin dan contoh teladan bagi anak, maka ia harus
memiliki tingkah laku yang utama (kepribadian utama), seorang guru tidak hanya menunjukkan kata-
kata "itulah beginilah norma-norma".

Sehubungan dengan itu maka guru sebagai tenaga profesional memerlukan pedoman atau kode etik
guru agar terhindar dari segala penyimpangan. Adapun kode etik guru terhadap anak

didik adalah:

1. Niat ikhlas

2. Kasih sayang

3. Hikmah kebijaksanaan

4. Memiliki waktu yang tepat

5. Memberi teladan.
DAFTAR PUSTAKA

HADRATUSSYAIKH KH.M.HASYIM ASY'ARI, 2016, pustaka Tebuireng dan Bina Ilmu Cukir G. Yusuf
Hasyim Lantai I PP. Tebuireng Jawa

Anda mungkin juga menyukai