Anda di halaman 1dari 7

e-ISSN : 2685-7154

Volume 2, No. 1, April 2020


Available online at http://ejournal.unklab.ac.id/index.php/kjn

DURASI PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL DAN INSOMNIA PADA REMAJA

I Gede Purnawinadi1, Stela Salii2


1,2
Program Studi Ilmu Keperawatan, Universitas Klabat, Indonesia

E-mail: purnawinadi87@unklab.ac.id

ABSTRACT
Rest and sleep are physiological needs that must be met by every teenager. The inability of
teenagers in managing time to use social media will have an impact on irregular sleep patterns
so that the occurrence of insomnia. This study aims to determine the relationship of the duration
of social media use with insomnia in teenager at Advent Klabat Manado High School. The
method used in this study is an analytic survey with cross sectional approach. Data of 155
respondents were collected using a questionnaire through a total sampling technique. Data were
analyzed bivariately using the spearman correlation test. The results of this study descriptively
that there were 91 respondents (58.7%) dominant with a moderate duration of social media use
(3-4 hours a day) and 99 respondents (56.8%) had moderate insomnia. There is a strong and
positive correlation between the duration of social media use and the incidence of insomnia in
adolescents at Manado Klabat Advent High School (p value = 0.00 <0.05, with r = 0.739). It is
expected that teenagers to reduce the use of social media and replace with other useful activities,
for researchers can then analyze specifically the types of social media that are often used by
teenagers.

Keywords: duration, use of social media, insomnia, teenagers

ABSTRAK
Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan fisiologis yang harus dipenuhi oleh setiap remaja.
Ketidakmampuan remaja dalam memanajemen waktu penggunaan media sosial akan berdampak pada
ketidakaturan pola tidur sehingga terjadinya insomnia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan durasi penggunaan media sosial dengan insomnia pada remaja di SMA Advent Klabat Manado.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei analitik dengan pendekatan cross sectional.
Data 155 responden dikumpulkan menggunakan kuesioner melalui teknik total Sampling. Data dianalisis
sevara bivariat menggunakan uji spearman correlation. Hasil penelitian ini secara deskriptif bahwa
dominan terdapat 91 responden (58,7%) dengan durasi penggunaan media sosial sedang (3-4 jam sehari)
dan terdapat 99 responden (56,8%) mengalami insomnia sedang. Ada hubungan yang kuat dengan arah
positif dan signifikan antara durasi penggunaan media sosial dengan kejadian insomnia pada remaja di
SMA Advent Klabat Manado (p value = 0,00< 0.05, dengan nilai r = 0,739). Diharapkan para remaja
untuk mengurangi penggunaan media sosial dan mengganti dengan aktivitas yang bermanfaat lainnya,
bagi peneliti selanjutnya dapat menganalisis secara spesifik jenis media sosial yang sering digunakan oleh
remaja.

Kata Kunci: durasi, penggunaan media sosial, insomnia, remaja.

Published by Faculty of Nursing | Universitas 1


e-ISSN : 2685-7154
Volume 2, No. 1, April 2020
Available online at http://ejournal.unklab.ac.id/index.php/kjn

PENDAHULUAN Media sosial secara umum mengacu pada alat


interaksi antar manusia yang berbasis
Tidur merupakan suatu kebutuhan yang harus komputerisasi dimana setiap orang dapat
dipenuhi karena jika tidak terpenuhi maka bertukar informasi di dalamnya melalui
dapat berdampak pada kondisi biologis dan internet, media sosial merupakan wadah yang
psikologis seseorang. Insomnia merupakan mampu menuatkan teknologi, manusia, dan
salah satu gangguan tidur yang paling sering informasi (Jalonen, 2014). Badan Pusat
dijumpai, timbul dari gangguan lain yang Statistik (BPS) bekerjasama dengan Asosiasi
mendasarinya, terutama gangguan psikologis Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII)
seperti kecemasan, depresi atau gangguan mencatat angka pertumbuhan pengguna
emosi lainnya (Karyono, 2010). Masalah internet di Indonesia hingga akhir tahun 2013
kualitas tidur pada remaja memiliki pola mencapai 71,19 juta orang, meningkat pada
yang berbeda dibandingkan usia lainnya. tahun 2014 mencapai 83,7 juta orang
Remaja mengalami sejumlah perubahan yang (Rahayuning, 2009). Dibandingkan faktor lain,
seringkali mengurangi waktu tidur. Remaja penggunaan gadget dikalangan remaja sudah
lebih sering tidur waktu malam dan bangun menjadi faktor yang sulit untuk dihindarkan.
lebih cepat karena tuntutan sekolah, sehingga
remaja seringkali mengantuk berlebihan pada Berdasarkan studi di Indonesia yang dilakukan
siang hari. Tugas perkembangan pada masa oleh Kementrian Komunikasi dan Informatika
remaja yang disertai dengan perkembangan yang bekerjasama dengan UNICEF pada tahun
kemampuan intelektual, stres dan harapan 2014 menemukan fakta bahwa 98% dari remaja
baru yang dialami oleh remaja membuat yang disurvei tahu tentang internet dan bahwa
mereka rentan terhadap gangguan, baik 79,5% diantaranya adalah pengguna internet
dalam bentuk gangguan mental dan (Gatot, 2014). Untuk wilayah Sulawesi Utara
gangguan perilaku (Pribadi, Utami, & sendiri, berdasarkan hasil survei antar-provinsi
Marliyana, 2019). yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara
Jasa Internet Indonesia (APJII) menunjukkan
Pada masa remaja akhir dan dewasa muda bahwa kalangan industri di Sulawesi Utara,
terjadi pergeseran irama sirkadian (irama tidur yang sebagian besar pengguna internet
dan bangun yang teratur) sehingga jam tidur merupakan anak muda dengan usia rata-rata
pun bergeser. Secara umum kebutuhan tidur 12-29 tahun (Asosiasi Penyelenggara Jasa
meningkat, namun bergeser karena kebiasaan Internet Indonesia, 2012).
menonton televisi, bermain di depan komputer
ataupun gadget sebelum tidur, mengakses Studi yang dilakukan oleh Syamsoedin dkk
jejaring sosial atau berinteraksi dengan (2015) mengenai durasi penggunaan media
pengguna lainya, sehingga menyebabkan sosial dan kejadian insomnia pada remaja di
remaja mengalami kurang tidur, kebiasaan ini SMA Negri 9 Manado, didapati sebagian besar
dapat memicu insomnia, sakit kepala dan responden yang pernah menggunakan media
kesulitan berkonsentrasi (Prasadja, 2009). sosial 96,25% dan 71,0% mengalami insomnia.
Dampak lain dari kualitas tidur yang buruk Berdasarkan hasil observasi dan wawancara
antara lain akan mengalami berbagai hal awal peneliti secara langsung pada 15 orang di
negatif diantaranya rentan mengalami SMA Advent Klabat Manado, didapati bahwa
kecelakaan, masalah kesehatan fisik, gangguan ada remaja yang menggunakan media sosial
memori dan pembelajaran, beresiko tinggi sampai menyebabkan sulit untuk tidur atau
mengalami obesitas serta masalah kesehatan insomnia, sehingga dengan alasan inilah
mental (Khusnal, 2017). peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian

Published by Faculty of Nursing | Universitas 2


e-ISSN : 2685-7154
Volume 2, No. 1, April 2020
Available online at http://ejournal.unklab.ac.id/index.php/kjn

mengenai hubungan durasi penggunaan media maleficience dapat diterapkan, begitu pula
sosial dengan kejadian insomnia pada remaja di coefidentiality sangat dijunjung sebagai suatu
SMA Advent Klabat Manado. kerahasiaan dan melindungi data informasi
responden hanya untuk kepentingan penelitian.
METODE
Instrumen yang digunakan untuk
Desain penelitian merupakan rencana mengumpulkan data variabel durasi
penelitian yang disusun sedemikian rupa penggunaan media sosial berupa lembar
sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban wawancara yang dirancang untuk mengukur
terhadap pertanyaan penelitian (Setiadi, 2013). lamanya responden menggunakan media sosial
Jenis penelitian yang digunakan dalam setiap hari, kuesioner ini diadopsi dari
penelitian ini adalah kuantitaif bersifat survei penelitian yang dilakukan oleh Syamsoedin dkk
analitik melalui pendekatan cross sectional. (2015) dengan interpretasi seperti pada tabel 1.
Penelitian cross sectional merupakan jenis
penelitian yang menekankan waktu Tabel 1. Interpretasi Durasi Penggunaan Media Sosial
pengukuran/observasi data variabel independen Kategori Durasi (jam) Interpretasi
dan dependen hanya satu kali pada satu saat 1 1-2 Singkat
2 3-4 Sedang
(Nursalam, 2008).
3 5-6 Lama
4 ≥7 Sangat lama
Populasi dalam penelitian ini yaitu semua Instrumen yang digunakan untuk
siswa/siswi SMA Advent Klabat Manado mengumpulkan data variabel insomnia pada
berjumlah 155 orang. Teknik sampling yang remaja adalah kuesioner pengukur insomnia
digunakan dalam penelitian ini yaitu total menggunakan skala likert Kuesioner ini
sampling mana jumlah sampel sama dengan diadopsi dari Adeleyna (2008) dengan nilai
populasi. Alasan mengambil total sampling Alpha Cronbach (0,632). Kuesioner terdiri dari
karena semakin besar jumlah sampel 11 pertanyaan dengan empat pilihan jawaban,
(mendekati jumlah populasi) maka semakin yaitu (1) tidak pernah, (2) kadang-kadang, (3)
kecil peluang kesalahan generalisasi, jumlah sering, dan (4) selalu. Intepretasi hasil jawaban
populasi tidak terlalu banyak, kecukupan dana, kuesioner dibagi dalam kategori seperti pada
waktu dan tenaga. tabel 2.
Penelitian ini dilaksanakan setelah Tabel 2. Interpretasi Skor Insomnia
mendapatkan ijin resmi dari pihak sekolah.
Kategori Interval Skor Kategori Insomnia
Pelaksanaan penelitian ini menerapkan prinsip
etika autonomy, yaitu tanpa pemaksaan dimana 1 11-19 Tidak
2 20-27 Ringan
responden mempunyai hak untuk ikut serta
3 28-36 Sedang
ataupun tidak bersedia menjadi responden 4 37-44 Berat
dengan bersikap adil (justice) tanpa memihak
pada sebagian responden saja. Penelitian ini
Pengolahan data melalui tahap editing, coding,
tentunya bertujuan baik dalam upaya menelaah
processing, dan cleaning. Analisis data secara
hubungan antara durasi penggunaan media
univariat dilakukan untuk gambaran distribusi
sosial dengan insomnia pada siswa, sehingga
masing-masing variabel yang diteliti,
prinsip beneficience nyata dalam penelitian ini.
sedangkan analisis bivariat untuk
Pelaksanaan penelitian ini sedapat mungkin
mengidentifikasi hubungan yang signifikan
peneliti menghindari hal-hal yang berbahaya
antara variabel independen dan dependen
dan merugikan, sehingga prinsip non-
melalui uji statistik Non-Parametrik Spearman

Published by Faculty of Nursing | Universitas 3


e-ISSN : 2685-7154
Volume 2, No. 1, April 2020
Available online at http://ejournal.unklab.ac.id/index.php/kjn

Correlation dengan tingkat kemaknaan 95% (α Tabel 5. Hubungan Durasi Penggunaan Media Sosial
0,05) menggunakan program komputer berupa dengan Insomnia
Statistical Program for Service Solution Valiabel Durasi Insomnia
(SPSS). Durasi Koefisien Korelasi 1,000 0,739
penggunaan Sig. (2-tailed) . 0,000
media sosial N 155 155
HASIL PENELITIAN Koefisien Korelasi 0,739 1,000
Insomnia Sig. (2-tailed) 0,000 .
Hasil penelitian ini menggambarkan distribusi N 155 155
frekuensi variabel penelitian, yaitu durasi
penggunaan media sosial dan kejadian Seperti terlihat pada tabel 5. dapat dilihat
indomnia pada siswa. bahwa dirasi penggunaan media sosial dengan
insomnia pada siswa remaja di SMA Advent
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Durasi Penggunaan Media Klabat Manado memiliki hubungan yang
Sosial
signifikan yaitu p value 0,000 < 0,05 dan
Kategori Durasi Frekuensi Persen (%)
Singkat
koefisien korelasi 0,739 yang artinya sikap
32 20,6
Sedang
kerja dengan nyeri punggung bawah
91 58,7
Lama
mempunyai korelasi yang kuat dengan arah
15 9,7
positif.
Sangat Lama 17 11
Total 155 100
Tabel 3. menampilkan hasil analisis univariat PEMBAHASAN
durasi penggunaan media sosial pada remaja
dengan jumlah responden sebanyak 155 orang, Insomnia merupakan suatu keadaan dimana
dimana didapati ada 32 responden (20,6%) seseorang mengalami kesulitan tidur , terutama
dengan durasi singkat, 91 responden (58,7%) tidur malam hari dan merasakan kualitas tidur
durasi sedang, 15 responden (9,7%) durasi yang buruk walaupun mempunyai kesempatan
lama, dan 17 responden (11%) dengan durasi tidur yang cukup, hal ini akan mengakibatkan
sangat lama. perasaan tidak bugar setelah bangun dari tidur
(Susilo dan Wulandari, 2011). Pendapat lain
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Insomnia mengenai Insomnia ialah ketidakmampuan
Kategori Insomnia Frekuensi Persen (%) mempertahankan tidur, bangun terlalu dini,
Tidak 3 1,9 tidur yang tidak menyegarkan, sering terbangun
Ringan 48 31 dimalam hari dan merasa mengantuk yang
Sedang 88 56,8 berlebihan disiang hari (Kaplan & Sadock,
Berat 16 10,2 2010).
Total 155 100
Menurut Joewana (2008), salah satu penyebab
Hasil analisis yang ditunjukkan pada tabel 4, insomnia adalah kebiasaan menggunakan
kejadian insomnia pada remaja dari 155 benda elektronik yang bersinar terang dan
responden penelitian terdapat 3 responden menyorot pada mata sehingga cahayanya dapat
(1,9%) termasuk dalam kategori tidak memicu atau menstimulasi otak untuk membuat
insomnia, 48 responden (31%) insomnia kita terbangun dan menunda keinginan untuk
ringan, 88 responden (56,8%) dalam kategori tidur. Menurut Saifullah (2017) bahwa pola
insomnia sedang, dan 16 responden (10,2%) tidur sangat dipengaruhi oleh kondisi mental
dalam katogori insomnia berat. dan motivasi saat memasuki jam istirahat
malam, dengan tingkat stres yang tinggi dapat
menyebabkan otak untuk berfikir sehingga

Published by Faculty of Nursing | Universitas 4


e-ISSN : 2685-7154
Volume 2, No. 1, April 2020
Available online at http://ejournal.unklab.ac.id/index.php/kjn

membuat terjaga dan jam tidur berubah, dengan kualitas tidur pada remaja, bahkan
begitujuga saat keinginan tetap terjaga dengan perilaku yang tidak baik dalam penggunaan
bermain gadget saat masuk jam tidur dapat gadget berisiko empat kali lebih besar
mempengaruhi otak. Disisi lain gelombang menyebabkan gangguan kualitas tidur (p=
elektromagnetik cahaya yang dikeluarkan 0,000 dan OR 4,696 dengan 95% CI 2,097-
gadget dapat menurunkan produksi hormon 10,514).
melatonin yang berfungsi mengatur dan
memelihara irama sirkandian yang Peneliti berpendapat bahwa sebagian besar
berperanpenting dalam menentukan waktu tidur responden memiliki perilaku penggunaan
dan bangun. gadget dalam akses media sosial yang tidak
baik disebabkan karena gadget telah
Berdasarkan hasil penelitian ini, secara mempengaruhi remaja akibat diberi
deskriptif durasi penggunaan media sosial dan kepercayaan untuk memiliki gadget sendiri
insomnia dominan dalam kategori sedang. dan sebagian besar telah memiliki
Secara bivariat terdapat korelasi yang ketergantungan pada gadget tersebut.
signifikan kuat dengan arah yang positif antara Ketergantungan tersebut dapat mengganggu
durasi penggunaan media sosial dengan perencanaan aktifitas yang lebih penting
kejadian insomnia pada remaja (p=0,000 < 0,05 seharusnya dilakukan karena terlalu merasa
dengan nilai koefisien korelasi r = 0,739). nyaman dan keasikan dalam menggunakan
Semakin lama durasi remaja menggunakan gadget, sehingga mengganggu konsentrasi di
media sosial maka semakin berat kondisi kelas, saat mengerjakan tugas karena
insomnia yang dialami, begitupula sebaliknya kecanduannya kepada gadget. Remaja
jika semakin pendek durasi penggunaan media menjadikan gadget sebagai kebutuhan
sosial maka semakin ringan insomnia yang sehingga sering lupa waktu dan melakukan
dapat terjadi. Hasil penelitian ini sesuai aktivitas penggunaan gadget hingga larut
dengan teori bahwa penggunaan gadget sudah malam misalnya mereka terus-menerus
menjadi gaya hidup remaja sehari-hari, bahkan memeriksa gadget agar tidak ketinggalan
sulit terlepas dari gadget. Gaya hidup percakapan antara orang lain di media sosial
seseorang sangat berpengaruh terhadap pola secara online.
tidur seseorang, hal ini dikarenakan rutinitas
seseorang disiang hari akan mempengaruhi KESIMPULAN DAN SARAN
istirahatnya pada malam hari (Huda, 2016).
Secara deskriptif remaja dalam hal ini siswa di
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian SMA Advent Klabat Manado dominan dalam
terdahulu yang dilakukan oleh Syamsoedin, kategori sedang dalam durasi penggunaan
dkk (2015), bahwa penggunaan media sosial media sosial dan insomnia. Terdapat hubungan
berhubungan dengan kejadian insomnia yang bermakna kuat dengan arah positif antara
dengan hasil nilai p=0.00 < 0.05. Hasil durasi menggunakan media sosial dengan
penelitian lain juga dari Yasar (2015), didapati kejadian insomnia.
bahwa frekuensi penggunaan jejaring sosial
dapat mempengaruhi kejadian insomnia Perlu lebih ditingkatkan promosi kesehatan dan
dengan hasil didapatkan p=0.00 < 0.05. konseling tentang pola tidur dan dampak
Keswara, Syuhada, dan Wahyudi (2019) penggunaan gadget secara berlebihan, serta
menjelaskan dalam hasil penelitiannya bahwa bagi pihak sekolah dapat menetapkan peraturan
ada hubungan yang signifikan perilaku tentang larangan penggunaan gadget pada
penggunaan gadget dalam akses media sosial waktu jam pelajaran. Remaja yang menjadi

Published by Faculty of Nursing | Universitas 5


e-ISSN : 2685-7154
Volume 2, No. 1, April 2020
Available online at http://ejournal.unklab.ac.id/index.php/kjn

pengguna gadget dalam menggunakan media 4_100_fakta_seputar_tidur_yang_perlu


sosial harus menjaga dan memperhatikan _anda_tahu
kualitas tidurnya agar tidak berpengaruh
pada kesehatan fisik, tingkat emosi, Jalonen, H. (2014). Social media and
konsentrasi, prestasi belajar ataupun masalah emotions in organizational knowledge
yang lebih serius. Diharapkan para remaja untuk Creation. ACSIS. Vol.2 : 1371 – 1379.
mengurangi penggunaan media sosial dan
mengganti dengan aktivitas yang bermanfaat Kaplan HI, Sadock BJ, Grebb JA. (2010) Tidur
lainnya. Bagi para peneliti selanjutnya dapat Normal dan Gangguan Tidur. Sinopsis
menganalisis secara spesifik jenis media sosial yang
Psikiatri Jilid 2. Tangerang: Binarupa
sering digunakan oleh remaja.
Aksara Publisher.p.210-2117.

Karyono, F. A. (2010). Hubungan Antara


DAFTAR PUSTAKA Derajat Insomnia dengan beratnya
Kebiasaan Merokok pada Mahasiswa
Adeleyna, N. (2008). Analisis Insomnia pada Universitas Muhammadiyah Malang.
Mahasiswa Melalui Model Pengaruh Skripsi Universitas Muhammadiyah.
Kecemasan tes. Diakses dari Malang. Diakses dari
http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/125 http://eprints.umm.ac.id/425/
249-616.849ADEa-analisisinsomnia-
metodologi.pdf Keswara, U. R., Syuhada, N., Wahyudi, W.T.
(2019). Perilaku Penggunaan Gadget
Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet dengan Kualitas Tidur pada Remaja.
Indonesia. (2012). Profil Pengguna Holistik Jurnal Kesehatan Vol. 13 No.
internet Indonesia. Diakses dari 3, p.233-239. Diakses dari
http://www.apji.or.id/v2/upload/Lapora https://www.researchgate.net/publicatio
n/Profil%20Internet%20Indonesia%202 n/338028220_Perilaku_penggunaan_ga
012%20(INDONESIA).pdf Diakses dget_dengan_kualitas_tidur_pada_rema
pada tanggal 1 Oktober 2014, Jam ja
19:30 Wita.
Khusnal, E. (2017). Hubungan Perilaku
Gatot,S. (2014). Siaran Pers Tentang Riset Penggunaan Gadget Dengan Kualitas
Kominfo Dan Unicef Mengenai Tidur Pada Anak Usia Remaja Di
Perilaku Anak Dan Remaja Dalam SMA Negeri 1 Srandakan Bantul
Menggunakan Internet. Pusat Data Dan (Doctoral Dissertation, Universitas'
Sarana Informatika Kementerian Aisyiyah Yogyakarta).
Komunikasi Dan Informatika. Diakses
dari Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan
http://kominfo.go.id/index.php/content/ Metodologi Penelitian Ilmu
detail/3834/siaran+pers+no.+17pikomin Keperawatan. (Edisi 2) Jakarta : Info
fo22014 Medika.
Huda, N. (2016). 100 fakta seputar tidur yang
Prasadja, A. (2009). Ayo bangun dengan Bugar
perlu anda tahu. Jakarta: PT Elex
karena Tidur yang Benar. Jakarta:
Media Komputindo. Diakses dari
Mizan Publika.
http://elexmedia.id/users/978602028240

Published by Faculty of Nursing | Universitas 6


e-ISSN : 2685-7154
Volume 2, No. 1, April 2020
Available online at http://ejournal.unklab.ac.id/index.php/kjn

Pribadi, T., Utami, S., & Marliyana, M.


(2019). Bullying behavior among
teenagers at junior high school
lampung-indonesia. Malahayati
International Journal Of Nursing And
Health Science, 2(1), 32-40. Diakses
dari
http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php
/nursing/article/view/1139/pdf

Saifullah, M. (2017). Hubungan Penggunaan


Gadget Terhadap Pola Tidur pada Anak
Sekolah di UPT SDN Gadingrejo II
Pasuruan. Surabaya: IR Perpustakaan
UNAIR. Diakses dari
http://repository.unair.ac.id/79251/2/FK
P.N.251-18%20Sai%20h.pdf

Syamsoedin, K. (2014). Hubungan Durasi


Penggunaan Media Sosial dengan
Kejadian Insomnia pada Remaja di
SMA N 9 Manado. Diakses dari
ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/artic
le

Setiadi (2013). Konsep dan Praktek Penulisan


Riset Keperawatan, Edisi 2. Yogyakarta
:Graha Ilmu.

Susilo, Y & Wulandari, A. (2011). Cara


mengatasi insomnia. Yogyakaarta :
ANDI

Yasar, M. (2015). Hubungan antara Frekuensi


Penggunaan Fasilitas jejaring Sosial
dengan Kejadian Insomnia pada
Mahasiswa S1 Keperawatan Semester
IV STIKES Muhamadiyah Banjarmasin
Kalimantan Selatan. Skripsi. Diakses
dari
https://www.scribd.com/doc/114222841
/Skripsi-Yasar

Published by Faculty of Nursing | Universitas 7

Anda mungkin juga menyukai