E-mail: purnawinadi87@unklab.ac.id
ABSTRACT
Rest and sleep are physiological needs that must be met by every teenager. The inability of
teenagers in managing time to use social media will have an impact on irregular sleep patterns
so that the occurrence of insomnia. This study aims to determine the relationship of the duration
of social media use with insomnia in teenager at Advent Klabat Manado High School. The
method used in this study is an analytic survey with cross sectional approach. Data of 155
respondents were collected using a questionnaire through a total sampling technique. Data were
analyzed bivariately using the spearman correlation test. The results of this study descriptively
that there were 91 respondents (58.7%) dominant with a moderate duration of social media use
(3-4 hours a day) and 99 respondents (56.8%) had moderate insomnia. There is a strong and
positive correlation between the duration of social media use and the incidence of insomnia in
adolescents at Manado Klabat Advent High School (p value = 0.00 <0.05, with r = 0.739). It is
expected that teenagers to reduce the use of social media and replace with other useful activities,
for researchers can then analyze specifically the types of social media that are often used by
teenagers.
ABSTRAK
Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan fisiologis yang harus dipenuhi oleh setiap remaja.
Ketidakmampuan remaja dalam memanajemen waktu penggunaan media sosial akan berdampak pada
ketidakaturan pola tidur sehingga terjadinya insomnia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
hubungan durasi penggunaan media sosial dengan insomnia pada remaja di SMA Advent Klabat Manado.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei analitik dengan pendekatan cross sectional.
Data 155 responden dikumpulkan menggunakan kuesioner melalui teknik total Sampling. Data dianalisis
sevara bivariat menggunakan uji spearman correlation. Hasil penelitian ini secara deskriptif bahwa
dominan terdapat 91 responden (58,7%) dengan durasi penggunaan media sosial sedang (3-4 jam sehari)
dan terdapat 99 responden (56,8%) mengalami insomnia sedang. Ada hubungan yang kuat dengan arah
positif dan signifikan antara durasi penggunaan media sosial dengan kejadian insomnia pada remaja di
SMA Advent Klabat Manado (p value = 0,00< 0.05, dengan nilai r = 0,739). Diharapkan para remaja
untuk mengurangi penggunaan media sosial dan mengganti dengan aktivitas yang bermanfaat lainnya,
bagi peneliti selanjutnya dapat menganalisis secara spesifik jenis media sosial yang sering digunakan oleh
remaja.
mengenai hubungan durasi penggunaan media maleficience dapat diterapkan, begitu pula
sosial dengan kejadian insomnia pada remaja di coefidentiality sangat dijunjung sebagai suatu
SMA Advent Klabat Manado. kerahasiaan dan melindungi data informasi
responden hanya untuk kepentingan penelitian.
METODE
Instrumen yang digunakan untuk
Desain penelitian merupakan rencana mengumpulkan data variabel durasi
penelitian yang disusun sedemikian rupa penggunaan media sosial berupa lembar
sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban wawancara yang dirancang untuk mengukur
terhadap pertanyaan penelitian (Setiadi, 2013). lamanya responden menggunakan media sosial
Jenis penelitian yang digunakan dalam setiap hari, kuesioner ini diadopsi dari
penelitian ini adalah kuantitaif bersifat survei penelitian yang dilakukan oleh Syamsoedin dkk
analitik melalui pendekatan cross sectional. (2015) dengan interpretasi seperti pada tabel 1.
Penelitian cross sectional merupakan jenis
penelitian yang menekankan waktu Tabel 1. Interpretasi Durasi Penggunaan Media Sosial
pengukuran/observasi data variabel independen Kategori Durasi (jam) Interpretasi
dan dependen hanya satu kali pada satu saat 1 1-2 Singkat
2 3-4 Sedang
(Nursalam, 2008).
3 5-6 Lama
4 ≥7 Sangat lama
Populasi dalam penelitian ini yaitu semua Instrumen yang digunakan untuk
siswa/siswi SMA Advent Klabat Manado mengumpulkan data variabel insomnia pada
berjumlah 155 orang. Teknik sampling yang remaja adalah kuesioner pengukur insomnia
digunakan dalam penelitian ini yaitu total menggunakan skala likert Kuesioner ini
sampling mana jumlah sampel sama dengan diadopsi dari Adeleyna (2008) dengan nilai
populasi. Alasan mengambil total sampling Alpha Cronbach (0,632). Kuesioner terdiri dari
karena semakin besar jumlah sampel 11 pertanyaan dengan empat pilihan jawaban,
(mendekati jumlah populasi) maka semakin yaitu (1) tidak pernah, (2) kadang-kadang, (3)
kecil peluang kesalahan generalisasi, jumlah sering, dan (4) selalu. Intepretasi hasil jawaban
populasi tidak terlalu banyak, kecukupan dana, kuesioner dibagi dalam kategori seperti pada
waktu dan tenaga. tabel 2.
Penelitian ini dilaksanakan setelah Tabel 2. Interpretasi Skor Insomnia
mendapatkan ijin resmi dari pihak sekolah.
Kategori Interval Skor Kategori Insomnia
Pelaksanaan penelitian ini menerapkan prinsip
etika autonomy, yaitu tanpa pemaksaan dimana 1 11-19 Tidak
2 20-27 Ringan
responden mempunyai hak untuk ikut serta
3 28-36 Sedang
ataupun tidak bersedia menjadi responden 4 37-44 Berat
dengan bersikap adil (justice) tanpa memihak
pada sebagian responden saja. Penelitian ini
Pengolahan data melalui tahap editing, coding,
tentunya bertujuan baik dalam upaya menelaah
processing, dan cleaning. Analisis data secara
hubungan antara durasi penggunaan media
univariat dilakukan untuk gambaran distribusi
sosial dengan insomnia pada siswa, sehingga
masing-masing variabel yang diteliti,
prinsip beneficience nyata dalam penelitian ini.
sedangkan analisis bivariat untuk
Pelaksanaan penelitian ini sedapat mungkin
mengidentifikasi hubungan yang signifikan
peneliti menghindari hal-hal yang berbahaya
antara variabel independen dan dependen
dan merugikan, sehingga prinsip non-
melalui uji statistik Non-Parametrik Spearman
Correlation dengan tingkat kemaknaan 95% (α Tabel 5. Hubungan Durasi Penggunaan Media Sosial
0,05) menggunakan program komputer berupa dengan Insomnia
Statistical Program for Service Solution Valiabel Durasi Insomnia
(SPSS). Durasi Koefisien Korelasi 1,000 0,739
penggunaan Sig. (2-tailed) . 0,000
media sosial N 155 155
HASIL PENELITIAN Koefisien Korelasi 0,739 1,000
Insomnia Sig. (2-tailed) 0,000 .
Hasil penelitian ini menggambarkan distribusi N 155 155
frekuensi variabel penelitian, yaitu durasi
penggunaan media sosial dan kejadian Seperti terlihat pada tabel 5. dapat dilihat
indomnia pada siswa. bahwa dirasi penggunaan media sosial dengan
insomnia pada siswa remaja di SMA Advent
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Durasi Penggunaan Media Klabat Manado memiliki hubungan yang
Sosial
signifikan yaitu p value 0,000 < 0,05 dan
Kategori Durasi Frekuensi Persen (%)
Singkat
koefisien korelasi 0,739 yang artinya sikap
32 20,6
Sedang
kerja dengan nyeri punggung bawah
91 58,7
Lama
mempunyai korelasi yang kuat dengan arah
15 9,7
positif.
Sangat Lama 17 11
Total 155 100
Tabel 3. menampilkan hasil analisis univariat PEMBAHASAN
durasi penggunaan media sosial pada remaja
dengan jumlah responden sebanyak 155 orang, Insomnia merupakan suatu keadaan dimana
dimana didapati ada 32 responden (20,6%) seseorang mengalami kesulitan tidur , terutama
dengan durasi singkat, 91 responden (58,7%) tidur malam hari dan merasakan kualitas tidur
durasi sedang, 15 responden (9,7%) durasi yang buruk walaupun mempunyai kesempatan
lama, dan 17 responden (11%) dengan durasi tidur yang cukup, hal ini akan mengakibatkan
sangat lama. perasaan tidak bugar setelah bangun dari tidur
(Susilo dan Wulandari, 2011). Pendapat lain
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Insomnia mengenai Insomnia ialah ketidakmampuan
Kategori Insomnia Frekuensi Persen (%) mempertahankan tidur, bangun terlalu dini,
Tidak 3 1,9 tidur yang tidak menyegarkan, sering terbangun
Ringan 48 31 dimalam hari dan merasa mengantuk yang
Sedang 88 56,8 berlebihan disiang hari (Kaplan & Sadock,
Berat 16 10,2 2010).
Total 155 100
Menurut Joewana (2008), salah satu penyebab
Hasil analisis yang ditunjukkan pada tabel 4, insomnia adalah kebiasaan menggunakan
kejadian insomnia pada remaja dari 155 benda elektronik yang bersinar terang dan
responden penelitian terdapat 3 responden menyorot pada mata sehingga cahayanya dapat
(1,9%) termasuk dalam kategori tidak memicu atau menstimulasi otak untuk membuat
insomnia, 48 responden (31%) insomnia kita terbangun dan menunda keinginan untuk
ringan, 88 responden (56,8%) dalam kategori tidur. Menurut Saifullah (2017) bahwa pola
insomnia sedang, dan 16 responden (10,2%) tidur sangat dipengaruhi oleh kondisi mental
dalam katogori insomnia berat. dan motivasi saat memasuki jam istirahat
malam, dengan tingkat stres yang tinggi dapat
menyebabkan otak untuk berfikir sehingga
membuat terjaga dan jam tidur berubah, dengan kualitas tidur pada remaja, bahkan
begitujuga saat keinginan tetap terjaga dengan perilaku yang tidak baik dalam penggunaan
bermain gadget saat masuk jam tidur dapat gadget berisiko empat kali lebih besar
mempengaruhi otak. Disisi lain gelombang menyebabkan gangguan kualitas tidur (p=
elektromagnetik cahaya yang dikeluarkan 0,000 dan OR 4,696 dengan 95% CI 2,097-
gadget dapat menurunkan produksi hormon 10,514).
melatonin yang berfungsi mengatur dan
memelihara irama sirkandian yang Peneliti berpendapat bahwa sebagian besar
berperanpenting dalam menentukan waktu tidur responden memiliki perilaku penggunaan
dan bangun. gadget dalam akses media sosial yang tidak
baik disebabkan karena gadget telah
Berdasarkan hasil penelitian ini, secara mempengaruhi remaja akibat diberi
deskriptif durasi penggunaan media sosial dan kepercayaan untuk memiliki gadget sendiri
insomnia dominan dalam kategori sedang. dan sebagian besar telah memiliki
Secara bivariat terdapat korelasi yang ketergantungan pada gadget tersebut.
signifikan kuat dengan arah yang positif antara Ketergantungan tersebut dapat mengganggu
durasi penggunaan media sosial dengan perencanaan aktifitas yang lebih penting
kejadian insomnia pada remaja (p=0,000 < 0,05 seharusnya dilakukan karena terlalu merasa
dengan nilai koefisien korelasi r = 0,739). nyaman dan keasikan dalam menggunakan
Semakin lama durasi remaja menggunakan gadget, sehingga mengganggu konsentrasi di
media sosial maka semakin berat kondisi kelas, saat mengerjakan tugas karena
insomnia yang dialami, begitupula sebaliknya kecanduannya kepada gadget. Remaja
jika semakin pendek durasi penggunaan media menjadikan gadget sebagai kebutuhan
sosial maka semakin ringan insomnia yang sehingga sering lupa waktu dan melakukan
dapat terjadi. Hasil penelitian ini sesuai aktivitas penggunaan gadget hingga larut
dengan teori bahwa penggunaan gadget sudah malam misalnya mereka terus-menerus
menjadi gaya hidup remaja sehari-hari, bahkan memeriksa gadget agar tidak ketinggalan
sulit terlepas dari gadget. Gaya hidup percakapan antara orang lain di media sosial
seseorang sangat berpengaruh terhadap pola secara online.
tidur seseorang, hal ini dikarenakan rutinitas
seseorang disiang hari akan mempengaruhi KESIMPULAN DAN SARAN
istirahatnya pada malam hari (Huda, 2016).
Secara deskriptif remaja dalam hal ini siswa di
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian SMA Advent Klabat Manado dominan dalam
terdahulu yang dilakukan oleh Syamsoedin, kategori sedang dalam durasi penggunaan
dkk (2015), bahwa penggunaan media sosial media sosial dan insomnia. Terdapat hubungan
berhubungan dengan kejadian insomnia yang bermakna kuat dengan arah positif antara
dengan hasil nilai p=0.00 < 0.05. Hasil durasi menggunakan media sosial dengan
penelitian lain juga dari Yasar (2015), didapati kejadian insomnia.
bahwa frekuensi penggunaan jejaring sosial
dapat mempengaruhi kejadian insomnia Perlu lebih ditingkatkan promosi kesehatan dan
dengan hasil didapatkan p=0.00 < 0.05. konseling tentang pola tidur dan dampak
Keswara, Syuhada, dan Wahyudi (2019) penggunaan gadget secara berlebihan, serta
menjelaskan dalam hasil penelitiannya bahwa bagi pihak sekolah dapat menetapkan peraturan
ada hubungan yang signifikan perilaku tentang larangan penggunaan gadget pada
penggunaan gadget dalam akses media sosial waktu jam pelajaran. Remaja yang menjadi