Anda di halaman 1dari 5

RENCANA TUGAS MAHASISWA (RTM) 2

UNIVERSITAS JEMBER KODE


FAKULTAS TEKNIK DOKUMEN
PRODI S1 TEKNIK
SIPIL F1.03.07
RENCANA TUGAS MAHASISWA 2
Dosen Pengampu Mata kuliah :
1. Prof. Dr. Ir. Gusfan Halik S.T., M.T. (GH)
2. Prof. Dr. Ir. Entin Hidayah, M.UM. (EH)
3. Saifurridzal, S.T., M.Eng. (S)
Pokok Bahasan : Perencanaan bangunan pelengkap di Bangunan Utama Irigasi
Model Pembelajaran : Case Method dan Team Project Based
IDENTITAS MAHASISWA
Nama/NIM/Kelas Dicky Rizaldo/211910301060/D
Nama 1. Risnawati/211910301046/D
Anggota 2. Ahdan Naufal Ulinnuha/211910301050/D
kelompok 3. Gumintang Ubaidillah/211910301062/D

Pertemuan Ke 10
Hari/Tanggal
BAHAN DISKUSI

Berdasarkan materi pertemuan 9 serta hasil diskusi yang telah dilakukan sebelumnya, carilah
contoh studi kasus Contoh studi kasus penggunaan alat ukur atau bangunan ukur debit di
lapangan atau disekitar anda, sertai dengan gambar, perhitungan dan langkah-langkahnya serta
penjelasan singkat tersebut. Tulis hasil diskusi disertai dengan judul lokasi alat ukur atau
bangunan ukur debit di bagian bawah lembar kerja berikut.

Catatan:
1. Tugas tidak diterima bila; telat mengumpulkan, judul dan lokasi sama dengan
kelompok lainya
2. Hasil diskusi disusun secara sistematis dalam berupa laporan format file pdf
dan rangkuman format file ppt yang terdapat beberapa aspek kajian meliputi:
a. Perumusan masalah
b. Pembahasan rumusan masalah
c. Solusi/jawaban
d. Kesimpulan
3. Sumber jawaban atau referensi boleh berasal dari; survei langsung, jurnal,
buku, laporan dinas terkait, penelitian, website, atau internet yang dapat
dipertanggungjawabkan (sertakan sumber tersebut).
4. Hasil diskusi dikerjakan maksimal 5 lembar ukuran kertas
A4 dan maksimal 10 slide file ppt
5. Batas waktu pengumpulan RTM di minggu ke 10 perkuliahan sesuai dengan
dimulainya jam perkuliahan tersebut
6. RTM dikumpulkan/diupload di MMP atau di link Google Dive
dalam bentuk format file pdf dan ppt.
HASIL DISKUSI
1. Perumusan Masalah
Apa pengertian bangunan ukur debit irigasi?
Apa saja jenis-jenis bangunan ukur debit irigasi?
Bagaimana bangunan ukur debit yang ditinjau?

2. Pembahasan Rumusan Masalah


Pada jaringan irigasi teknis atau semi teknik, jumlah air yang mengalir melalui
saluran irigasi harus diukur secara cermat agar pendistribusian air dapat dilakukan secara
maksimal. Untuk itu perlu adanya suatu alat ukur yang mengukur debit air pada saluran
terbuka, salah satunya menggunakan bangunan ukur.

Pada setiap saluran irigasi teknis dilakukan pengukuran. Tujuan dari


pengoperasian bangunan ukur adalah untuk menyediakan air irigasi sesuai dengan
kebutuhan tanaman, menghindari kelebihan air agar air tidak meluap ke saluran (di atas
tepian) dan mengembangkan rencana distribusi yang adil dan merata. Untuk memperoleh
hasil pengukuran dengan ketelitian yang maksimal, maka desain struktur pengukuran
yang digunakan harus sesuai dengan kondisi lapangan.

Dalam kegiatan irigasi, pekerjaan pengukuran aliran memegang peranan penting.


Bangunan pengukur harus selalu dalam kondisi baik agar dapat menjalankan fungsi
hidroliknya dengan baik. Gedung meteran memberikan kemudahan bagi penanggung
jawab operasional irigasi untuk mengukur debit yang akan dialirkan hanya dengan melihat
tinggi muka air pada gedung meteran peilschaal dan mencocokkannya dengan grafik
kurva aliran yang ada.

Apabila terdapat perbedaan atau ketidaktepatan jumlah air limbah yang


dialokasikan, hal ini berpotensi menimbulkan konflik antar pengguna air irigasi dan
mempengaruhi efektivitas pelayanan air irigasi pada suatu daerah irigasi tertentu. Setiap
bangunan pengukuran aliran mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing
tergantung pada kondisi pada ambang batasnya masing-masing. Untuk memilih tipe yang
tepat, setiap mekanisme pengukuran juga memiliki rumus perhitungannya masing-masing.

Beberapa faktor rekomendasi penggunaan bangunan untuk keperluan pengukuran debit :


a. Kecocokan bengunan untuk keperluan debit.
b. Ketelitian pengukuran di lapangan.
c. Bangunan yang kokoh, sederhana, dan ekonomis.
d. Rumus debit sederhana dan teliti.
Jenis-jenis bangunan ukur debit yang umum digunakan dapat dilihat pada tabel berikut:

Jenis bangunan ukur debit yang kami survei adalah alat ukur Long Throated Flume
di Bendung Srontol, Jenggawah, Jember, Jawa Timur.
3. Solusi/Jawaban

Gambar bangunan ukur debit long-throated flume di lapangan

Bangunan ukur long-throated flume merupakan bangunan alat ukur yang dapat
dijadikan pilihan karena mudah dalam fabrikasi dan mempunyai bentuk yang sederhana.
Selain itu, bangunan ini juga mudah disesuaikan dengan tipe saluran apa saja. Bangunan
ini ditempatkan pada bagian hilir pintu sorong di titik masuk petak tersier.

Bangunan ini terdiri dari bagian transisi, yaitu bagian yang menghubungkan saluran
dengan flume yang berbentuk prismatik dimana transisi dinding dan lantai bisa lurus (plane)
atau cylindrical. Jika menggunakan cylindrical disarankan menggunakan r sama dengan 2
H1 maksimal. Sedangkan jika berbentuk lurus (plane) disarankan dengan kemiringan 1 : 3.

Kelebihan Alat Ukur Long Throat Flume :


a. Konstruksi kuat, sederhana dan tidak mahal.
b. Bentuk hidrolis luwes dan sederhana
c. Benda-benda hanyut bisa dilewatkan dengan mudah.
Kekurangan Alat Ukur Long-Throat Flume :
a. Perlu ruang yang cukup supaya aliran cukup stabil supaya pengukurannya akurat.
b. Bangunan ini hanya dapat dipakai sebagai bangunan pengukur saja.
Rumus perhitungan:

dimana:
Q = debit (m^3/dt)
Cd = koefisien debit
Cd = fungsi dari ratio
H1 = tinggi energi (m)
L = panjang mercu (m)
Cv = koefisien kecepatan datang
g = percepatan gravitasi (m/dt^2 = 9,8 m/dt^2)
B = lebar (m)
h1 = kedalaman air hulu terhadap ambang bangunan ukur ( m)
4. Kesimpulan
● Lokasi survei bangunan ukur debit ini pada saluran sekunder cangkring, pada daerah
Jenggawah, Jember, Jawa Timur. Jenis saluran bangunan ukur debit ini yaitu Long
Throated Flume. Dipilihnya bangunan ini karena mudah dibangun dan memiliki
bentuk yang sederhana sehingga mudah beradaptasi dengan jenis saluran apa pun.
● Alat ukur Long Throated Flume ini merupakan bangunan pengukur debit yang dipakai di
saluran dimana kehilangan tinggi energi merupakan hal pokok yang menjadi bahan
pertimbangan. Bangunan ini ditempatkan di hilir pintu sorong pada titik masuk petak
tersier.

5. Daftar Pustaka
KP-04 Standar Perencanaan Irigasi: Kriteria Perencanaan Bagian Bangunan (2013

Anda mungkin juga menyukai