Anda di halaman 1dari 14

Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini memanfaatkan pendekatan kuantitatif deskriptif karena data yang
dikumpulkan berbentuk numerik. Penelitian kuantitatif deskriptif adalah suatu jenis penelitian
yang bertujuan untuk menggambarkan atau mendeskripsikan suatu fenomena atau kejadian
dengan menggunakan data yang bersifat kuantitatif. Artinya, penelitian ini berfokus pada
pengumpulan dan analisis data dalam bentuk angka atau statistik untuk memberikan
gambaran yang sistematis, faktual, dan akurat mengenai suatu populasi, kejadian, atau
variabel tertentu.

Penggunaan pendekatan kuantitatif bertujuan untuk menguji hipotesis-hipotesis yang


diajukan. Analisis data dilakukan secara deskriptif dengan maksud menyusun deskripsi yang
sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta serta karakteristik populasi atau wilayah
tertentu. Dalam konteks ini, peneliti menemukan berbagai fenomena terkait hasil belajar
siswa yang suboptimal, kurangnya motivasi belajar, perhatian orang tua yang tidak memadai,
dan kurangnya kesadaran siswa terhadap disiplin belajar.

Sebagai respons terhadap temuan tersebut, penelitian ini akan fokus mengevaluasi pengaruh
metode pembelajaran bermain peran terhadap perkembangan karakter kepemimpinan siswa
di Sekolah Dasar 2 Kerobokan Kelod. Selanjutnya, hasil penelitian akan diungkapkan dalam
bentuk data numerik yang kemudian diolah menggunakan analisis statistik.

Populasi Penelitian

Populasi penelitian merujuk pada keseluruhan unit atau individu yang memiliki karakteristik
atau kualitas tertentu yang menjadi fokus penelitian. Ini mencakup semua elemen yang
relevan dengan tujuan penelitian dan merupakan sumber informasi untuk mengambil
kesimpulan. Populasi dapat didefinisikan dalam berbagai konteks, seperti seluruh populasi
manusia, siswa di sebuah sekolah, atau item dalam suatu kategori tertentu.

Dalam konteks penelitian, pemilihan populasi yang tepat sangat penting untuk memastikan
hasil penelitian dapat digeneralisasi ke populasi yang lebih besar atau relevan. Terdapat dua
jenis populasi, yaitu populasi target (keseluruhan kelompok yang ingin diinvestigasi) dan
populasi studi (kelompok yang benar-benar dapat diakses dan diteliti).
Seringkali, karena keterbatasan waktu dan sumber daya, peneliti menggunakan sampel yang
merupakan subset dari populasi untuk mengambil data. Sampel ini diharapkan mencerminkan
karakteristik populasi secara keseluruhan. Proses ini dikenal sebagai generalisasi, di mana
temuan dari sampel dianggap mewakili atau berlaku untuk populasi yang lebih besar.
Pemahaman yang jelas tentang populasi penelitian membantu merancang metodologi
penelitian yang efektif, memilih teknik pengambilan sampel yang sesuai, dan menafsirkan
hasil penelitian dengan benar.

"Populasi merujuk pada suatu wilayah generalisasi yang mencakup obyek atau subyek
dengan kualitas dan karakteristik tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk
diinvestigasi dan ditarik kesimpulannya" (Sugiyono, 2009:80). Dalam konteks penelitian ini,
populasi adalah keseluruhan siswa di Sekolah Dasar Negeri 2 Kerobokan Kelod pada tahun
ajaran 2023/2024, yang berjumlah 66 siswa. Rincian lebih lanjut dapat ditemukan dalam tabel
yang terlampir.

Tabel.....

Sampel Penelitian

"Sampel merupakan sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi"
(Sugiyono, 2009: 81). Dalam konteks ini, Suharsimi (2006:134) menjelaskan bahwa apabila
jumlah subjek penelitian kurang dari 100, disarankan untuk mengambil seluruhnya sehingga
penelitian dapat dianggap sebagai penelitian populasi. Namun, jika jumlah subjek besar,
pengambilan sampel dapat dilakukan dengan mengambil sekitar 10%-15% atau 20%-25%
atau lebih dari total populasi.

Sampel penelitian merupakan sebagian kecil dari populasi yang dipilih untuk dijadikan
representasi keseluruhan populasi dalam suatu penelitian. Proses pemilihan sampel menjadi
krusial karena seringkali tidak memungkinkan atau tidak praktis untuk mengumpulkan data
dari seluruh populasi yang ada. Pentingnya representativitas sampel menjadi pertimbangan
utama agar hasil penelitian dapat digeneralisasi pada populasi yang lebih besar. Selain itu,
ukuran sampel juga menjadi faktor penting karena jumlah anggota sampel yang cukup besar
dapat meningkatkan keakuratan dan reliabilitas temuan penelitian.

Peneliti dapat menggunakan berbagai teknik pengambilan sampel, seperti random sampling,
stratified sampling, purposive sampling, atau convenience sampling, tergantung pada tujuan
penelitian dan karakteristik populasi yang diteliti. Meskipun sampel memberikan kepraktisan
dalam pengumpulan data, peneliti harus memahami keterbatasan penggunaan sampel dan
melakukan generalisasi temuan dengan hati-hati, menyadari bahwa hasil tersebut mungkin
tidak sepenuhnya mencakup keragaman populasi secara keseluruhan. Dengan memahami dan
menerapkan prinsip-prinsip ini, penelitian dapat menghasilkan temuan yang lebih valid dan
dapat diandalkan.

Mengacu pada pandangan tersebut, penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel
yang disebut sebagai teknik sampling jenuh. "Sampling jenuh adalah teknik penentuan
sampel di mana semua anggota populasi digunakan dalam penelitian" (Sugiyono, 2009:85).
Oleh karena itu, sampel dalam penelitian ini mencakup seluruh siswa di Sekolah Dasar
Negeri 2 Kerobokan Kelod yang berjumlah 66 siswa.

Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu konsep, sifat, atau karakteristik yang dapat diamati, diukur,
atau manipulasi dalam suatu penelitian. Variabel ini merupakan fokus utama yang digunakan
untuk mengidentifikasi hubungan, perbedaan, atau dampak antar elemen yang diteliti. Dalam
penelitian, terdapat dua jenis utama variabel:

1. **Variabel Independen (X):** Variabel ini adalah variabel yang dianggap sebagai
penyebab atau pemicu perubahan pada variabel lainnya. Dalam eksperimen, variabel
independen adalah variabel yang dimanipulasi untuk melihat dampaknya pada variabel
dependen.

2. **Variabel Dependen (Y):** Variabel ini adalah variabel yang menjadi hasil dari pengaruh
atau manipulasi variabel independen. Variabel dependen diukur atau diamati untuk menilai
perubahan yang terjadi akibat variabel independen.

Menurut Suharsimi (2006:118), "variabel merupakan fokus penelitian atau objek yang
menjadi perhatian dalam suatu penelitian." Variabel penelitian dapat memiliki berbagai
tingkat, seperti variabel nominal, ordinal, interval, atau rasio, tergantung pada sifat
pengukuran atau kategorisasi yang digunakan. Variabel intervening adalah variabel yang
mungkin memediasi hubungan antara variabel independen dan variabel dependen.
Pemahaman yang baik tentang variabel penelitian membantu peneliti merancang dan
menjalankan penelitian dengan lebih terarah, memungkinkan analisis yang tepat, dan
membantu dalam menarik kesimpulan yang valid berdasarkan data yang diperoleh. Dalam
kerangka penelitian ini, variabel dikategorikan menjadi tiga jenis, yakni variabel terikat atau
dependen (Y), variabel bebas atau independen (X), dan variabel intervening, dengan
penjelasan sebagai berikut:

1. Variabel Terikat (Y)

Variabel terikat adalah variabel yang mendapat pengaruh atau hasil akibat dari adanya
variabel bebas (Sugiyono, 2009:39). Dalam konteks penelitian ini, variabel terikat atau
dependen adalah perkembangan karakter kepemimpinan pada siswa kelas 2 di Sekolah Dasar
Negeri 2 Kerobokan Kelod.

2. Variabel Bebas (X)

Variabel bebas, atau yang disebut juga sebagai variabel independen, adalah faktor atau
kondisi dalam penelitian yang diasumsikan sebagai penyebab atau pemicu perubahan pada
variabel lainnya. Dalam eksperimen, variabel bebas dapat dimanipulasi atau diubah-ubah
untuk melihat dampaknya terhadap variabel dependen. Variabel bebas memiliki peran untuk
menguji pengaruhnya terhadap variabel terikat dan memahami hubungan antar variabel
dalam konteks penelitian.

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebasnya adalah pada poin metode pembelajaran
bermain peran. Metode pembelajaran bermain peran adalah suatu pendekatan dalam dunia
pendidikan yang menekankan penggunaan permainan peran atau simulasi sebagai sarana
untuk membantu siswa memahami, menginternalisasi, dan mengaplikasikan konsep atau
keterampilan tertentu. Metode ini mendorong partisipasi aktif siswa dalam situasi-situasi
yang disimulasikan untuk menciptakan pengalaman belajar yang mendalam dan berarti.

Proses pembelajaran bermain peran dimulai dengan penyusunan skenario atau situasi tertentu
yang mencerminkan situasi dunia nyata atau konteks pembelajaran yang diinginkan. Para
siswa kemudian menempati peran tertentu sesuai dengan skenario yang telah dibuat. Dalam
peran ini, mereka harus menghadapi tantangan, membuat keputusan, dan berinteraksi satu
sama lain sesuai dengan karakter yang dipegang.
Metode ini menawarkan beberapa manfaat pendidikan yang signifikan. Pertama-tama,
pembelajaran bermain peran dapat meningkatkan keterlibatan siswa karena menyediakan
pengalaman langsung yang menarik dan bersifat kontekstual. Ini juga memungkinkan siswa
untuk mengembangkan keterampilan sosial, komunikasi, dan pemecahan masalah dalam
konteks yang nyata. Selain itu, metode ini dapat memotivasi siswa dengan menciptakan
situasi yang menarik dan relevan dengan kehidupan sehari-hari mereka.

Penting untuk merancang skenario bermain peran dengan cermat, memastikan bahwa tujuan
pembelajaran tercapai dan bahwa siswa dapat menerapkan pengetahuan atau keterampilan
yang diperoleh dalam konteks kehidupan nyata. Selain itu, peran guru dalam mendampingi
dan membimbing siswa selama kegiatan bermain peran sangat penting untuk memastikan
pembelajaran yang efektif dan reflektif. Dengan demikian, metode pembelajaran bermain
peran bukan hanya sekadar hiburan, melainkan juga alat yang kuat untuk meningkatkan
pemahaman dan keterampilan siswa dalam berbagai mata pelajaran.

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merujuk pada teknik atau pendekatan yang digunakan untuk
mengumpulkan informasi yang diperlukan dalam suatu penelitian. Tujuan utamanya adalah
memperoleh data yang relevan dan akurat untuk analisis. Beberapa metode umum melibatkan
observasi, wawancara, kuesioner, dokumentasi, eksperimen, dan studi kasus. Pemilihan
metode bergantung pada jenis penelitian, tujuan, dan karakteristik variabel yang diteliti.
Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah merinci dan menyusunnya agar dapat
diolah dan dianalisis secara efektif.

Maksud dari pengumpulan data adalah untuk mendapatkan kesimpulan yang akurat dari suatu
penelitian. Data yang berhasil dikumpulkan kemudian diorganisir secara sistematis untuk
memudahkan proses pengelolaan informasi. Pemilihan metode pengumpulan data ditentukan
oleh variabel yang menjadi fokus penelitian. Dalam konteks penelitian ini, metode
pengumpulan data melibatkan penggunaan metode dokumentasi serta metode kuesioner atau
angket.

1. Dokumentasi

"Dokumentasi merujuk pada kegiatan mencari informasi terkait dengan hal-hal atau variabel,
seperti rekaman, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger,
agenda, dan sebagainya" (Suharsimi, 2006:231). Dalam konteks penelitian ini, metode
dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data mengenai perkembangan karakter
kepemimpinan siswa kelas 2 di Sekolah Dasar Negeri 2 Kerobokan Kelod pada tahun ajaran
2024/2025.

Metode pengumpulan data dokumentasi melibatkan pencarian dan pengumpulan informasi


dari berbagai sumber tertulis atau rekaman, seperti catatan, transkrip, buku, surat kabar,
majalah, dan notulen rapat. Dalam penelitian ini, metode dokumentasi digunakan untuk
memperoleh data tentang perkembangan karakter kepemimpinan siswa kelas 2 di Sekolah
Dasar Negeri 2 Kerobokan Kelod pada tahun ajaran 2024/2025.

2. Kuesioner atau Angket

Angket atau kuesioner adalah metode pengumpulan data yang melibatkan pemberian
serangkaian pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden dengan tujuan untuk
mendapatkan jawaban dari mereka. Alat ini digunakan untuk mengumpulkan data mengenai
metode pembelajaran bermain peran pada siswa kelas 2 di Sekolah Dasar Negeri 2
Kerobokan Kelod.

Angket yang diterapkan dalam penelitian ini bersifat tertutup, di mana responden tidak
diberikan kebebasan untuk menyampaikan jawaban dengan kata-kata pribadi mereka.
Sebaliknya, responden hanya perlu menandai ( √ ) pada jawaban yang telah disediakan.
Pendekatan ini diadopsi untuk mempermudah responden dalam memberikan jawaban, karena
opsi jawaban sudah tersedia, meminimalkan waktu yang diperlukan untuk menjawab.

Skala yang diterapkan dalam penelitian ini menggunakan skala Likert, yaitu skala dengan
lima pilihan jawaban. Menurut Sugiyono (2009:93), skala Likert digunakan untuk mengukur
sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok terhadap fenomena sosial. Responden
diminta untuk memilih salah satu dari lima opsi jawaban yang disediakan, yakni sangat
setuju, setuju, kurang setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju, dengan cara memberikan
tanda centang (√) pada kotak yang sesuai.

Untuk memfasilitasi analisis kuantitatif, responden diberikan skor sesuai dengan kategori
berikut:

1. Skor 5 diberikan jika jawaban menyatakan sangat setuju.


2. Skor 4 diberikan jika jawaban menyatakan setuju.

3. Skor 3 diberikan jika jawaban menyatakan kurang setuju.

4. Skor 2 diberikan jika jawaban menyatakan tidak setuju.

5. Skor 1 diberikan jika jawaban menyatakan sangat tidak setuju.

Rencana Penyusunan Instrumen

Uji instrumen memiliki tujuan untuk menghindari ketidakjelasan dalam pertanyaan,


menghilangkan kata-kata yang sulit dipahami, serta mempertimbangkan penambahan atau
pengurangan item. Uji coba instrumen dilakukan untuk mengevaluasi validitas dan
reliabilitas instrumen, sehingga dapat dipastikan apakah instrumen tersebut layak atau tidak
untuk digunakan dalam pengumpulan data penelitian.

Instrumen yang diterapkan dalam penelitian ini berbentuk pernyataan yang menggambarkan
indikator dari setiap variabel. Setiap variabel terdiri dari beberapa pernyataan yang telah
dirancang, sebagaimana terlihat pada tabel berikut:

Tabel........

Validitas Dan Reliabilitas Instrumen

1. Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu
instrumen (Suharsimi, 2006:168). Uji validitas instrumen dilakukan untuk menilai apakah
instrumen tersebut dapat menggambarkan data dari variabel yang diteliti dengan tepat. Uji
coba validitas dilakukan terhadap 30 siswa dengan menggunakan angket yang mengukur
aspek perhatian orang tua, disiplin belajar, dan motivasi belajar. Penghitungan validitas
dilakukan menggunakan program SPSS versi 25 dan Microsoft Excel.

Validitas instrumen untuk metode pembelajaran bermain peran dan perkembangan karakter
kepemimpinan diukur dengan rumus korelasi product moment oleh Pearson. Penilaian
validitas dilakukan dengan membandingkan nilai rhitung dengan rtabel, di mana degree of
freedom (df) adalah n-2, dengan n sebagai jumlah responden. Pada uji coba ini, jumlah
responden adalah 30 dan df adalah 28 dengan tingkat signifikansi α=5%, sehingga rtabel =
0,361. Instrumen dianggap valid jika rhitung > rtabel pada taraf signifikansi 5%, dan
sebaliknya, jika rhitung < rtabel, instrumen dianggap tidak valid.

Angket penelitian terdiri dari 20 butir soal, dengan masing-masing 10 soal untuk mengukur
metode pembelajaran bermain peran dan perkembangan karakter kepemimpinan. Setelah
dilakukan penghitungan, ternyata 16 soal dinyatakan valid dengan rhitung > rtabel dan
signifikansi < 0,05, sementara 4 soal dianggap tidak valid karena rhitung < rtabel dan
signifikansi > 0,05. Keempat soal tersebut dieliminasi karena bukan merupakan konstruk
yang membentuk variabel dan indikator. Pertanyaan yang tidak valid sudah diwakili oleh
pertanyaan-pertanyaan yang valid. Hasil uji coba instrumen penelitian dicantumkan dalam
tabel.

Tabel......

2. Reliabilitas

Reliabilitas mengacu pada sejauh mana suatu instrumen pengukuran dapat diandalkan atau
konsisten dalam mengukur suatu konsep atau variabel dari waktu ke waktu. Suatu instrumen
dianggap reliabel jika memberikan hasil yang seragam atau stabil dalam kondisi pengukuran
yang berulang. Uji reliabilitas, seperti menggunakan metode Cronbach's Alpha, dapat
membantu menilai sejauh mana suatu kuesioner atau tes dapat diandalkan dalam mengukur
variabel yang diinginkan. Nilai reliabilitas yang tinggi menunjukkan konsistensi yang baik
dalam pengukuran, sementara nilai rendah dapat mengindikasikan adanya ketidakstabilan
atau ketidakpastian dalam hasil pengukuran.

Reliabilitas merupakan alat untuk menilai kuesioner yang berfungsi sebagai indikator dari
variabel atau konstruk. Sebuah kuesioner dianggap reliable atau handal apabila jawaban
seseorang terhadap pernyataan tetap konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali,
2011:47).

Uji reliabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 16, dan hasil analisis
diperoleh melalui tampilan output SPSS yang didapatkan dari uji statistik Cronbach’s Alpha.
Menurut Nunnaly dalam Ghozali (2011:48), suatu konstruk atau variabel dikategorikan
sebagai reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,70. Jika nilai Alpha < 0,70, hal ini
menunjukkan bahwa beberapa responden memberikan jawaban yang tidak konsisten. Dalam
hal ini, jawaban responden yang tidak konsisten perlu diperiksa satu per satu dan dibuang
dari analisis, sehingga nilai alpha dapat ditingkatkan. Informasi lebih lanjut dapat ditemukan
dalam tabel berikut.

Tabel.....

Metode Analisis Data

Peneliti menggunakan dua jenis analisis data, yaitu analisis deskriptif presentase dan analisis
uji jalur (path analysis). Analisis deskriptif presentase digunakan untuk menguraikan
bagaimana metode pembelajaran bermain peran dan perkembangan karakter kepemimpinan
siswa. Di sisi lain, analisis jalur (path analysis), yang merupakan perluasan dari analisis
regresi linear berganda, digunakan untuk menjelaskan pengaruh langsung dan tidak langsung
dari perhatian orang tua dan disiplin belajar terhadap hasil belajar melalui motivasi belajar.
Penjabaran lebih lanjut dari kedua analisis tersebut adalah sebagai berikut:

1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif adalah suatu pendekatan statistik yang digunakan untuk menganalisis dan
mendeskripsikan data secara rinci tanpa melakukan inferensi atau generalisasi ke populasi
yang lebih besar. Tujuan utama dari analisis ini adalah memberikan gambaran yang jelas
tentang karakteristik suatu dataset, termasuk tendensi pusat, variasi, distribusi, dan pola-pola
yang muncul.

Dalam analisis deskriptif, data diuraikan menjadi bentuk yang lebih mudah dimengerti
melalui penggunaan tabel, grafik, atau statistik sederhana seperti mean (rata-rata), median
(nilai tengah), dan modus (nilai yang paling sering muncul). Analisis ini tidak bertujuan
untuk menguji hipotesis atau membuat inferensi tentang suatu populasi, melainkan untuk
memberikan pemahaman yang komprehensif tentang data yang diamati.

Misalnya, dalam konteks penelitian, analisis deskriptif dapat digunakan untuk merinci hasil
survei, menggambarkan distribusi nilai-nilai pada suatu variabel, atau memberikan gambaran
tentang karakteristik responden. Analisis deskriptif sangat penting sebagai langkah awal
dalam memahami data sebelum dilakukan analisis statistik yang lebih kompleks.
Analisis deskriptif merujuk pada statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan
tujuan menjelaskan atau menggambarkan data yang telah terkumpul tanpa maksud membuat
kesimpulan umum atau generalisasi yang berlaku secara luas (Sugiyono, 2009:147). Dalam
konteks ini, analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui dan menganalisis respons hasil
penerapan metode pembelajaran bermain peran dan perkembangan karakter kepemimpinan
siswa. Dalam analisis ini, skor dari setiap variabel dan subvariabel dijumlahkan dan
dibandingkan dengan skor idealnya untuk mendapatkan hasil yang kemudian dikategorikan.
Analisis deskriptif yang diterapkan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif presentase.

Langkah-langkah untuk menghasilkan skor dalam kategori setiap variabel pada tabel adalah
sebagai berikut:

Menentukan tabel kategori variabel metode pembelajaran bermain peran dan karakter
kepemimpinan

Langkah-langkah yang dilakukan dalam menerapkan analisis deskriptif presentase


melibatkan:

a. Pembuatan tabulasi data.

b. Penyisipan data ke dalam rumus berikut:

\[ \text{Nilai Presentase} = \left( \frac{n}{N} \right) \times 100\]

Keterangan:

- \(N\): Nilai total

- \(n\): Nilai yang diperoleh

Kriteria untuk masing-masing komponen variabel ditentukan dengan mengkonsultasikan


hasil yang diperoleh dengan tabel kriteria. Proses menentukan kriteria dilakukan dengan:

1) Menentukan presentase tertinggi


2) Menentukan presentase terendah

3) Menentukan rentang persentase

4) Menentukan interval persentase

Berdasarkan dari perhitungan di atas maka dapat diperoleh hasil sebagai berikut ini:

Tabel......

Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik merujuk pada serangkaian tes statistik yang dilakukan untuk memeriksa
apakah data yang digunakan dalam analisis statistik tertentu memenuhi asumsi-asumsi
tertentu. Asumsi-asumsi ini perlu dipenuhi agar hasil analisis statistik yang dihasilkan dapat
dianggap valid dan dapat diinterpretasikan dengan benar. Uji asumsi klasik umumnya
digunakan sebelum melakukan analisis regresi atau uji parametrik lainnya.

Uji asumsi klasik penting karena ketidakpenuhannya dapat menghasilkan hasil analisis yang
tidak dapat diandalkan atau sesuai. Jika suatu asumsi tidak terpenuhi, mungkin diperlukan
transformasi data atau metode analisis yang lebih sesuai.

Uji asumsi klasik digunakan untuk menentukan apakah model regresi berganda yang
diterapkan dalam analisis data penelitian ini memenuhi asumsi-asumsi klasik atau tidak.
Asumsi-asumsi klasik yang diuji dalam penelitian ini melibatkan:

a. Uji Normalitas
”Tujuan uji normalitas adalah untuk mengevaluasi apakah dalam model regresi,
distribusi variabel pengganggu atau residual dapat dianggap normal (Ghozali,
2011:160).” Cara yang digunakan untuk menguji apakah variabel pengganggu atau
residual mengikuti distribusi normal adalah melalui uji Kolmogorov-Smirnov
terhadap model yang sedang diuji. Selain itu, uji normalitas dapat dilakukan dengan
menganalisis grafik seperti normal probability plot dan histogram. Kriteria
pengambilan keputusan dalam uji normalitas menurut Ghozali (2011:163) adalah
sebagai berikut:
a) Jika sebaran data berada di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis tersebut,
atau grafik histogram menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi
memenuhi asumsi normalitas.
b) Jika sebaran data jauh dari garis diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis
tersebut, atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model
regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
b. Uji Multikolonieritas
”Uji Multikolonieritas dilakukan untuk mengevaluasi apakah terdapat korelasi antara
variabel bebas dalam model regresi (Ghozali, 2011:105).” Gejala multikolonieritas
dapat terdeteksi melalui nilai Variance Inflation Factor (VIF) dan tolerance yang
diperoleh melalui SPSS. Jika nilai VIF berada di bawah 10 dan nilai tolerance di atas
0,10, maka model regresi dianggap tidak terdampak oleh multikolonieritas.
c. Uji Heteroskedastisitas
”Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menilai apakah terdapat ketidakseragaman
varians dari residual antar pengamatan dalam suatu model regresi (Ghozali,
2011:139).” Deteksi heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan mengamati apakah
terdapat pola tertentu pada grafik scatterplot. Analisis didasarkan pada adanya pola
tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola teratur, yang menunjukkan adanya
heteroskedastisitas. Namun, jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik yang
tersebar secara merata di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas. Penghitungan dapat dilakukan
dengan menggunakan perangkat lunak SPSS versi 25.

2. Analisis Jalur
”Analisis jalur melibatkan penerapan analisis regresi untuk memperkirakan hubungan sebab-
akibat antara variabel dalam sebuah model kausal yang sebelumnya telah ditetapkan
berdasarkan teori (Ghozali, 2011:249). Besarnya pengaruh langsung tercermin dalam
koefisien jalur (path coefficients), yang sebenarnya adalah koefisien regresi (Beta, β) yang
telah standar. Sementara itu, hubungan tak langsung dapat dihitung dengan mengalikan
koefisien jalur (ρ) satu dengan yang lain. Untuk menguji model kausal yang dirumuskan
berdasarkan pengetahuan dan teori, serta menguji hipotesis yang diajukan, diperlukan analisis
statistik. ”Koefisien jalur dihitung melalui pembentukan dua persamaan struktural yang
mencerminkan hubungan yang dihipotesiskan” (Ghozali, 2011:251). Dalam penelitian ini,
terdapat dua model persamaan regresi, yaitu:

3. Pengujian Hipotesis
a. Uji f (Uji Signifikan Simultan)
”Uji statistik F pada prinsipnya menunjukkan apakah semua variabel
independen yang dimasukkan ke dalam model memiliki pengaruh bersama-
sama terhadap variabel terikat (Ghozali, 2011:98).” Uji ini dilakukan dengan
membandingkan signifikansi F hitung dengan aturan: jika nilai F lebih besar
dari 4, maka H0 ditolak pada tingkat kepercayaan 5%, yang berarti menerima
hipotesis alternatif. Hipotesis alternatif menyatakan bahwa semua variabel
independen secara bersama-sama dan signifikan memengaruhi variabel
dependen.
b. Uji Statistik t (Uji Signifikansi Parsial)
”Uji parsial digunakan untuk mengevaluasi pengaruh setiap variabel
independen terhadap variabel dependen secara individual (Ghozali,
2011:178).” Uji ini melibatkan perbandingan signifikansi t hitung dengan
aturan:
jika nilai α kurang dari 0,05, maka H0 ditolak, sedangkan
jika nilai α lebih besar dari 0,05, maka H0 diterima.
c. Koefisien Determinasi Simultan (R2)
”Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur sejauh mana
kemampuan model dalam menjelaskan variasi variabel dependen (Ghozali,
2011:97).” Nilai koefisien determinasi berkisar antara nol dan satu. Nilai yang
mendekati nol menunjukkan bahwa pengaruh semua variabel independen
terhadap variabel dependen lebih kecil, sedangkan nilai yang mendekati satu
menunjukkan bahwa pengaruh semua variabel independen terhadap variabel
dependen lebih besar.
d. Pengujian Hipotesis Jalur (Uji Jalur)
”Uji jalur digunakan untuk mengevaluasi apakah variabel bebas memiliki
pengaruh langsung terhadap variabel terikat atau tidak. Untuk menentukan
nilai t-tabel, digunakan tingkat signifikansi sebesar 0,05 atau 5%. Pengujian
ini dilakukan dengan bantuan perangkat lunak SPSS. Kriteria yang digunakan
dalam uji ini adalah ketika nilai ρ value kurang dari 0,05, maka koefisien jalur
dianggap tidak signifikan. Artinya, jika nilai tersebut memenuhi kriteria, jalur
tersebut ditolak, yang berarti tidak terdapat pengaruh langsung dari variabel
bebas ke variabel terikat.”

Anda mungkin juga menyukai