Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI ANALITIK

PERHITUNGAN MIKROORGANISME TANAH

Disusun Oleh:

Nama : Suriya Fitriyanti


Nim : 2184205017
Kelompok : Empat
Anggota : 1. Alifia Rahma Putri (2184205021)
2. Putri Nanda Ravina (2184205014)
3. Ramadhani Putra (2184205049)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS PENDIDIKAN DAN VOKASI

UNIVERSITAS LANCANG KUNING

PEKANBARU

2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanah merupakan tempat tinggal berbagai jenis organisme termasuk


mikroorganisme. Mikroorganisme dalam tanah berperan sangat penting bagi
kesuburan tanah. Perannya tidak hanya dalam mentransformasi senyawa kimia tetapi
juga sebagai sumber nutrisi dan mineral. Mikroorganisme tanah adalah bagian hidup
dari bahan organik tanahn (Oji et al. 2015).

mikroorganisme memanfaatkan nutrisi dalam tanah untuk keberlangsungan


hidupnya. Mikroorganisme tanah bertanggung jawab melepas nutrisi dari bahan
organik yang kemudian digunakan oleh tumbuhan. Mikroorganisme sangat peka akan
perubahan yang terjadi di sekitar tanah. Aktivitas budidaya seperti aplikasi pupuk
pada tanah dapat berdampak nyata pada keberadaan mikroorganisme tanah (Nakhro
& Dkhar 2010).

Tingkat kesuburan tanah dipengaruhi beberapa faktor antara lain keanekaragaman


mikroba tanah, faktor iklim seperti suhu, curah hujan, kelembaban, faktor nutrisi dan
lingkungan, serta populasi mikroba yang merupakan indikator tingkat kesuburan
tanah (Allen dan Allen 1981).

1.2 Tujuan Praktikum


1. Praktikan dapat mengidentifikasi jenis mikroba pada tanah.
2. Praktikan dapat menghitung jumlah mikroba yang telah diamati menggunakan
mikroskop.
3. Praktikan mampu memahami metode pengenceran bertingkat.
1.3 Manfaat Praktikum

Manfaat praktikum ini dapat mengetahui jenis mikroba pada sampel tanah yang telah
dibawa dari Padang, Sumatra barat.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Mikroorganisme Tanah

Mikroorganisme melakukan berbagai aktivitas yang saling berinteraksi


dengan sesama mikroorganisme lain. Peranan mikroorganisme di dalam tanah sangat
besar bagi kehidupan mengingat semua proses dekomposisi dan mineralisasi serasah
bahan organik menjadi bahan anorganik terjadi karena peranan mikroorganisme yang
ada di dalam tanah. Mikroorganisme mememegang peranan penting dalam ekosistem
karena menguraikan sisa organik yang telah mati menjadi unsur-unsur yang
dikembalikan ke dalam tanah seperti Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), Calsium
(Ca), Mangan (Mn) dan keatmosfer (CH4 atau CO2) sebagai hara yang dapat
digunakan kembali oleh tanaman (Rosen et al. 2015).

Keanekaragaman mikroorganisme tanah merupakan salah satu penentu


kesuburan tanah, selain dari sifat kimia tanah itu sendiri, mikroorganisme yang
menghuni tanah dapat dikelompokkan menjadi bakteri, aktinomycetes, jamur, alga
dan protozoa (Rao, 1994). Mikroorganisme ini secara bersama-sama membentuk
kumpulan mikroorganisme yang dapat mencapai jumlah total sampai bermilyar-
milyar organisme per gram tanah (Fernandes 2014).

Salah satunya bakteri yang berada di dalam tanah, penyebaran bakteri lebih
beragam dari organisme lainnya. Bakteri dapat hidup ditempat yang sebagian
organisme lainnya tidak bisa hidup. Dekomposisi bahan organik di dalam tanah tidak
terlepas dari aktivitas bakteri tanah. Bakteri perombak merupakan kelompok terbesar
yang mengkonsumsi senyawa karbon sederhana, seperti eksudat akar dan sisa
tanaman segar. Bakteri mengkonversi energi dalam bahan organik tanah menjadi
bentuk yang bermanfaat bagi organisme lainnya (Nurmegawati dkk., 2014).
2.2 Metode Pengenceran Bertingkat

Menurut (Wasteson and Hornes, 2009) tujuan dari pengenceran bertingkat


yaitu memperkecil atau mengurangi jumlah mikroba yang tersuspensi dalam cairan.
Penentuan besarnya atau banyaknya tingkat pengenceran tergantung kepada perkiraan
jumlah mikroba dalam sampel. Digunakan perbandingan 1 : 9 untuk sampel dan
pengenceran pertama dan selanjutnya, sehingga pengenceran berikutnya mengandung
1/10 sel mikroorganisma dari pengenceran sebelumnya (Yunita et al. 2015).

Pengenceran pertama (Initial suspension/primary dilution) adalah suspensi,


larutan atau emulsi yang diperoleh setelah menimbang atau mengukur kuantitas suatu
produk sebelum diuji (atau sampel uji yang dipersiapkan dari produk) yang telah
dicampur dengan pengencer sebanyak sembilan kali lipatnya sehingga jika terdapat
partikel besar dapat terendapkan. Sedangkan pengenceran bertingkat selanjutnya
(further decimal dilution) adalah suspensi atau larutan yang diperoleh dengan
mencampur volume yang terukur dari pengenceran pertama dengan volume sembilan
kali lipatnya dan dengan mengulangi cara ini dengan pengenceran desimal
selanjutnya sampai diperoleh pengenceran yang cocok untuk inokulasi (Ramadhani
dan Wahyuni 2020)
BAB III

PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Hari/tanggal : Rabu, 21 Desember 2022

Waktu : Pukul 11.30-selesai

Tempat : Laboratorium Biologi Fakultas Pendidikan dan Vokasi Universitas


Lancing Kuning.

3.2 Alat dan Bahan


a. Alat
1. Tabung reaksi
2. Rak tabung reaksi
3. Mikropipet
4. Tip mikropipet
5. Timbangan analitik
6. Stempel kertas
b. Bahan
1. Sampel tanah yang diambil dari Padang, Sumatera Barat
2. Aquades

3.3 Prosedur Kerja


1. Ditimbang sampel tanah seberat 1 gr.
2. Disiapkan tabung reaksi 5 buah dengan diberi label stempel kertas mulai dari
10-1 sampai 10-5 .
3. Masing-masing tabung diisi aquades sebanyak 5ml .
4. Tabung pertama (10-1) diisi dengan sampel tanah yang sudah di timbang tadi.
5. Dari tabung pertama dipindahkan sebanyak 1 ml ketabung kedua.
6. Lakukan hal berulang sampai tabung terakhir (10-5).
7. Setelah sampai pada tabung terakhir, diambil sampel yang akan diamati
dibawah mikroskop.
8. Amati bentuk mikroorganisme dan dihitung jumlahnya.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Gambar 1

Hasil pengamatan dibawah mikroskop

4.2 Pembahasan

Setelah dilakukan metode pengenceran bertingkat mulai dari 10 -1 sampai 10-5,


maka pada saat pengamatan dan perhitungan dibawah mikroskop jauh lebih mudah.
Dikarenakan pada tabung pertama larutan masih bersifat pekat sehingga partikel-
partikel tanah masih besar. Setelah sampai pengenceran pada tabung terakhir 10 -5
partikel-partikel menjadi lebih kecil sehingga lebih mudah untuk diamati.

Pada pengamatan kali ini menggunakan sampel tanah yang dibawa dari
Padang, Sumatra Barat dengan menggunakan metode pengenceran bertingkat.
Menunjukan adanya mikroba jenis bakteri batang yang dapat dilihat dengan
mikroskop dengan perbesaran 40x, dan setelah dihitung bakteri berjumlah 54.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Pada praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa pengenceran bertingkat merupakan
metode yang dapat digunakan untuk pengamatan dan perhitungan mikroba tanah.
Dengan pengenceran bertingkat jauh lebih mudah untuk melihat suatu jenis mikroba.
Contohnya pada pengamatan ini jenis mikroba adalah bakteri batang yang berjumlah
54.

5.2 Saran

Diharapkan praktikum-praktikum berikutnya bisa dilakukan dengan kerja tim yang


baik, sehingga dalam satu kelompok tidak hanya beberapa orang yang bekerja. Dan
pembimbing praktikum bisa menegur anggota kelompok yang tidak ikut serta.

DAFTAR PUSTAKA
Fernandes, Hocelayne Paulino. 2014. “( Diakses pada kamis, 29 Desember 2022).”

Ramadhani, dan Wahyuni. 2020. “Dasar-dasar Praktikum Biologi.” Journal of


Chemical Information and Modeling 53 (9): 1–13.

Rosen, A., T. Trauer, D. Hadzi-Pavlovic, G. Parker, James R Patton, Mary E Cronin,


Diane S Bassett, et al. 2015. Teaching and Teacher Education 12 (1): 1–17.
http://dx.doi.org/10.1080/01443410.2015.1044943%0Ahttp://dx.doi.org/
10.1016/j.sbspro.2010.03.581%0Ahttps://publications.europa.eu/en/publication-
detail/-/publication/2547ebf4-bd21-46e8-88e9-f53c1b3b927f/language-en
%0Ahttp://europa.eu/.%0Ahttp://www.leg.st. (Diakses pada kamis, 29
Desember 2022)

Yunita, Merisa, Yusuf Hendrawan, Rini Yulianingsih, Jurusan Keteknikan, Pertanian


– Fakultas, dan Kata Kunci. 2015. “Analisis Kuantitatif Mikrobiologi Pada
Makanan Penerbangan (Aerofood ACS) Garuda Indonesia Berdasarkan TPC
(Total Plate Count) Dengan Metode Pour Plate.” Jurnal Keteknikan Pertanian
Tropis dan Biosistem 3 (3): 237–48.

Anda mungkin juga menyukai