Anda di halaman 1dari 125

MODUL AJAR

“Kimia Hijau dalam Pembangunan


Berkelanjutan 2030”
ALOKASI WAKTU : 10 x 45 MENIT
5 KALI PERTEMUAN

DISUSUN OLEH :
RICHARDUS NGABUT, S.Pd., Gr.

SMA GABUNGAN JAYAPURA


TAHUN AJARAN 2021/2022
LEMBAR PENGESAHAN

MODUL AJAR mata pelaran IPA – Kimia dengan pokok bahasan KIMIA HIJAU disusun oleh :

Nama Guru : RICHARDUS NGABUT, S.Pd., Gr.


Mata Pelajaran : KIMIA
Kelas : 10
Jenis Kurikulum : Kurikulum Sekolah Penggerak
Semester : Ganjil
Tahun Ajaran : 2021/2022
Satuan Pendidikan : SMA Gabungan Jayapura

Pembuatan modul ajar ini telah disetujui dan disahkan oleh :

Jayapura, 05 September 2021


Mengetahui,
Kepala SMA Gabungan Jayapura Guru Mata Pelajaran

SANDRA G. TITIHALAWA, S.Pd., M.Si. RICHARDUS NGABUT, S.Pd., Gr.


NIP. 19770923 200212 2 008 NIP. -
MODUL AJAR
“PENGERTIAN DAN PENTINGNYA KIMIA HIJAU”

1. INFORMASI UMUM
A. IDENTITAS MODUL
Nama Guru : Richardus Ngabut, S.Pd., Gr.
Jenjang Sekolah : SMA
Nama Sekolah : SMA Gabungan Jayapura
Tahun Ajaran : 2021/2022
Kelas : 10
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
Pertemuan ke : 1

B. KOMPETENSI AWAL
Kompetensi yang harus dimiliki sebelum mempelajari pokok bahasan ini yaitu peserta didik
telah : Memahami atom sebagai dasar penyusun materi, Mengklasifikasikan partikel penyusun
atom, Memahami penulisan konfigurasi elektron berdasarkan kulit atom (Teori Niels Bohr),
Menuliskan notasi suatu atom, Menghitung jumlah proton, elektron, dan neutron berdasarkan
notasi suatu atom, Menentukan letak suatu unsur dalam SPU berdasarkan konfigurasi elektron
Niels Bohr, Memahami prinsip pembentukan molekul (Ikatan Ion dan Ikatan Kovalen).

C. PPP
Profil Pelajar Pancasila yang diharapkan dapat tercapai yaitu : Kreatif, Bergotong royong (Kerja
sama), Mandiri, dan Bernalar Kritis.

D. SARANA PRASARANA
➢ HP / Komputer / Laptop
➢ Jaringan internet, Buku Paket Peserta Didik, Alat Tulis dan Bahan Ajar

E. TARGET PESERTA DIDIK


Peserta didik yang menjadi target yaitu :
➢ Peserta didik regular / tipikal : umum, tidak ada kesulitan dalam mencerna dan memahami
materi ajar.
➢ Peserta didik dengan kesulitan belajar : memiliki gaya belajar terbatas hanya satu gaya.
➢ Peserta didik dengan pencapaian tinggi : mencerna dan memahami dengan cepat, mampu
mencapai keterampilan berfikir tingkat tinggi (HOTS), dan memilki kemampuan memimpin.

F. MODEL PEMBELAJARAN
Model pembelajaran yang digunakan Guided Discovery Learning untuk moda Pembelajaran Jarak
Jauh (blended learning).

RICHARDUS NGABUT, S.Pd., Gr. 1


2. KOMPONEN INTI
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta didik dapat menjelaskan pengertian dan pentingnya kimia hijau melalui artikel ledakan
pabrik kimia.

B. PEMAHAMAN BERMAKNA
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta didik mengetahui pengertian kimia hijau dan
pentingnya kimia hijau dalam membantu melestarikan lingkungan ; mengetahui proses kimia
serta reaksi kimia yang terjadi di lingkungan sekitar.

C. PERTANYAAN PEMANTIK
Bagaimana cara melestarikan lingkungan melalui proses kimia dalam kehidupan sehari-hari ?

D. KEGIATAN PEMBEJARAN
Tahapan Kegiatan Waktu
Daring via e-Learning
PENDAHULUAN

1. Guru memberi salam dan menyapa peserta didik melalui e-Learning


2. Peserta didik dan guru berdoa untuk memulai pelajaran
3. Guru mengecek kehadiran peserta didik melalui e-Learning 10 Menit
4. Guru melakukan Apersepsi : masih ingatkah kalian mengenai
pencemaran yang terjadi pada lingkungan ? Bagaimana cara
mengatasi pencemaran yang terjadi pada lingkungan ?
STIMULUS / PEMBERIAN RANGSANGAN
Guru meminta peserta didik mengamati gambar ledakan pabrik kimia
yang terlampir pada LKPD.
IDENTIFIKASI MASALAH
Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengidentifikasi
sebanyak mungkin pertanyaan. Misalnya :
1. Apakah yang timbul dalam benak kalian setelah mencermati
gambar pada awal bab ? 15 Menit
2. Apakah yang kalian rasakan jika berada pada lingkungan yang
dipenuhi tanaman hijau ?
KEGIATAN INTI

3. Tuliskan 3 proses kimia yang terjadi pada lingkungan ?


4. Tuliskan persamaan reaksi kimia pada setiap proses kimia yang
terjadi?
5. Bagaimana mengkaitkan proses kimia yang terjadi dengan upaya
pelestarian lingkungan ?

RICHARDUS NGABUT, S.Pd., Gr. 2


PENGUMPULAN DATA DAN PENGOLAHAN DATA
Guru dapat membagi peserta didik menjadi enam kelompok yang
maksimal terdiri 5 orang menyesuaikan jumlah peserta didik.
Guru membagikan LKPD dan peserta didik membaca petunjuk,
mengamati LKPD
Peserta didik dalam kelompok mencermati gambar ledakan pabrik
kimia yang terdapat pada awal bab, lalu melihat dampak yang
ditimbulkan oleh fenomena tersebut.
Peserta didik dalam kelompok mencari cara desain produk kimia
dan prosesnya untuk mengurangi atau menghilangkan penggunaan
bahan-bahan kimia yang berbahaya bagi manusia, hewan, dan
lingkungan sekitar melalui jurnal kimia hijau.
Peserta didik memperhatikan dan mengamati penjelasan yang
diberikan guru terkait dengan pentingnya kimia hijau.
Guru memotivasi peserta didik dalam kelompok atau individual 45 Menit
untuk menuliskan dan menanyakan permasalahan yang belum
dipahami dari masalah yang disajikan dalam LKPD serta guru
mempersilahkan peserta didik dalam kelompok lain atau secara
individual untuk memberikan tanggapan, bila diperlukan guru
memberikan bantuan komentar secara klasikal.
Beberapa perwakilan kelompok atau secara individual menyajikan
secara tertulis dan lisan hasil pembelajaran atau apa yang telah
dipelajari pada tingkat kelas atau tingkat kelompok mulai dari apa
yang telah dipahami berkaitan dengan permasahan kehidupan
sehari-hari berdasarkan hasil diskusi dan pengamatan.
Peserta didik yang lain dan guru memberikan tanggapan dan
menganalisis hasil presentasi meliputi tanya jawab untuk
mengkonfirmasi, memberikan tambahan informasi, melengkapi
informasi ataupun tanggapan lainnya.
PEMBUKTIAN / VERIFIKASI
Peserta didik membuktikan hasil pekerjaannya dengan membaca 5 Menit
literatur dan mencocokan jawabannya.
PENARIKAN KESIMPULAN
Peserta didik melakukan refleksi, resume dan membuat kesimpulan
secara lengkap, komprehensif dan dibantu guru dari materi yang terkait 5 Menit
kimia hijau.
Guru dan peserta didik merangkum bersama
PENUTUP Guru mengingatkan tentang materi untuk pertemuan berikutnya 10 Menit
Guru dan peserta didik mengucapkan salam dan berdoa penutup

RICHARDUS NGABUT, S.Pd., Gr. 3


E. ASESMEN
Bentuk asesmen :
Sikap (Profil Pelajar Pancasila) berupa : observasi, penilaian diri, dan penilaian teman sebaya.
Performa berupa : Presentasi dan unjuk kerja
Tertulis (tes objektif : Essay dan Pilihan Gdana)

F. PENGAYAAN DAN REMEDIAL


Soal Pengayaan untuk peserta didik yang telah mencapai tujuan pembelajaran.
Soal Remedial untuk peserta didik yang belum mencapai tujuan pembelajaran.

3. LAMPIRAN

A. LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

Aktivitas 3.1

HOTS SIKAP
• Mandiri
Literasi • Analisis • Kreatif
• Evaluasi • Kerja sama
• Bernalar Kritis

A) STIMULUS
Amatilah gambar ledakan pabrik kimia berikut.

Gambar 1. Ledakan Pabrik Kimia

RICHARDUS NGABUT, S.Pd., Gr. 4


Sebuah pabrik kimia yang berada di Kota Cilegon, meledak dengan mengeluarkan suara
yang sangat keras. Kepulan asap hitam pekat, bau gas kimia menyengat sangat mengganggu
pernafasan warga yang mengeluhkan mata perih dan susah bernafas usai suara ledakan itu.
Akibatnya, warga yang lokasinya berada tidak jauh dari pabrik kimia tersebut harus
mengungsi.
Diduga bahan kimia yang bocor adalah formalin dengan rumus kimia CH2O. Menurut
www.pom.go.id, pada umumnya larutan formalin 37% dalam air digunakan sebagai bahan
baku pada industri panel kayu, seperti kayu lapis, papan partikel, papan serat berkerapatan
sedang, perlengkapan rumah tangga, dan lem emulsi yang dapat digunakan secara luas di
berbagai industri.

B) IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan gambar dan wacana mengenai ledakan pabrik kimia, tuliskan beberapa
pertanyaan yang akan dibahas bersama pada kolom di bawah ini.

PERTANYAAN

1. ___________________________________________________________________
___________________________________________________________________
___________________________________________________________________

2. ___________________________________________________________________
___________________________________________________________________
___________________________________________________________________

3. ___________________________________________________________________
___________________________________________________________________
___________________________________________________________________

4. ___________________________________________________________________
___________________________________________________________________
___________________________________________________________________

5. ___________________________________________________________________
___________________________________________________________________
___________________________________________________________________

RICHARDUS NGABUT, S.Pd., Gr. 5


C) PENGUMPULAN DATA
Tuliskan jawaban pertanyaan yang telah dibuat pada kolom di bawah ini.

JAWABAN PERTANYAAN

1. ___________________________________________________________________
___________________________________________________________________
___________________________________________________________________

2. ___________________________________________________________________
___________________________________________________________________
___________________________________________________________________

3. ___________________________________________________________________
___________________________________________________________________
___________________________________________________________________

4. ___________________________________________________________________
___________________________________________________________________
___________________________________________________________________
___________________________________________________________________
___________________________________________________________________

5. ___________________________________________________________________
___________________________________________________________________
___________________________________________________________________
___________________________________________________________________

D) PEMBUKTIAN

Baca dan analisis artikel berikut lalu jawablah pertanyaan yang ada di bagian bawah
artikel ini.
Dirgha Raj Joshi and Nisha Adhikari. 2019. Green Chemistry : Beginning, Recent
Progress, and Future Challenges. Word Journal of Pharmacy and Pharmaceutical
Sciences. Volume 8, Issue 7, 280-293.

RICHARDUS NGABUT, S.Pd., Gr. 6


Green Chemistry atau kimia hijau berhubungan dengan bagaimana mendesain produk kimia
dan prosesnya untuk mengurangi atau menghilangkan penggunaan bahan-bahan kimia yang
berbahaya bagi manusia, hewan, dan lingkungan tempat kita tinggal. Bahaya di sini bisa
berupa ledakan isik, sifat mudah terbakar, toksikologi-mutagenik, karsinogenik, termasuk
perubahan iklim global, penipisan lapisan ozon, pencemaran lingkungan lainnya, dan
paparan kimia. Efek zat berbahaya terhadap lingkungan, air, udara, makanan, pertanian,
perubahan iklim, dan banyak lagi bahaya di setiap sudut lingkungan membuat kita semakin
waspada untuk lebih fokus dan mempraktikkan konsep yang lebih hijau.
Dalam konsep kimia untuk pengembangan berkelanjutan, kita harus selalu memikirkan
pilihan yang lebih aman dan lebih baik pada pilihan bahan maupun proses kimia.
Penggantian kloroluorokarbon dengan hidrokloroluorokarbon (HClFC) dan
hidroluorokarbon (HFC) yang lebih aman mencegah risiko besar terkait lapisan ozon bumi
tempat kita tinggal. Pengurangan penggunaan bahan bakar fosil dan pengembangan pestisida
yang lebih aman bagi lingkungan membuat perubahan besar.
Meskipun banyak pendekatan dilakukan dari banyak sisi, namun setiap individu perlu
berpikir bahwa rumah, ruang tidur, dan dapur mereka sendiri haruslah lebih aman dan
mengurangi bahaya paparan bahan kimia di sekitar kita. Hal-hal ini membuat kita menjadi
lebih bertanggung jawab sebagai masyarakat global.

https://www.researchgate.net/publication/334163727_GREEN_CHEMISTRY_BEGINNIN
G_RECENT_PROGRESS_AND_FUTURE_CHALLENGES

E) KESIMPULAN
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar ini, tuliskan kesimpulan Anda.

_______________________________________________________________________
_______________________________________________________________________
_______________________________________________________________________
_______________________________________________________________________
_______________________________________________________________________
_______________________________________________________________________
_______________________________________________________________________
_______________________________________________________________________
_______________________________________________________________________
_______________________________________________________________________
_______________________________________________________________________
_______________________________________________________________________

RICHARDUS NGABUT, S.Pd., Gr. 7


F) SOAL LATIHAN

Jawablah beberapa pertanyaan berikut.


1. Simpulkan pengertian kimia hijau dengan kritis dan kreatif.
2. Simpulkan apakah pentingnya kimia hijau dengan kritis dan kreatif.

LEMBAR JAWABAN
1.

2.

RICHARDUS NGABUT, S.Pd., Gr. 8


B. PENILAIAN RANAH SIKAP
1) LEMBAR OBSERVASI
No Aspek yang dinilai Teknik penilaian Waktu penilaian Instrument
1 Kreatif Pengamatan Proses dan tugas Lembar observasi
2 Kerja sama Pengamatan Proses dan tugas Lembar observasi
3 Mandiri Pengamatan Tugas Lembar observasi
4 Bernalar Kritis Pengamatan Proses Lembar observasi

Aspek Sikap yang dinilai


Jumlah Skor Kode
No. Nama Peserta Didik Kerja Bernalar
Kreatif Mandiri Skor Sikap Nilai
sama Kritis
1 Richardus Ngabut
2
3

RUBRIK PENILAIAN SIKAP


ASPEK INDIKATOR NILAI
Peserta didik memiliki rasa ingin tahu 25
Peserta didik tertarik dalam mengerjalan tugas 25
Kreatif
Peserta didik berani dalam mengambil resiko 25
Peserta didik tidak mudah putus asa 25
TOTAL 100
Peserta didik terlibat aktif dalam bekerja kelompok 25
Peserta didik bersedia melaksanakan tugas sesuai kesepakatan 25
Kerja sama Peserta didik bersedia membantu temannya dalam satu
25
kelompok yang mengalami kesulitan
Peserta didik menghargai hasil kerja anggota kelompok 25
TOTAL 100
Peserta didik mampu memecahkan masalah 25
Peserta didik tidak lari atau menghindari masalah 25
Mandiri
Peserta didik mampu mengambil keputusan 25
Peserta didik bertanggung jawab 25
Peserta didik mampu merumuskan pokok-pokok permasalahan 25
Peserta didik mampu mengungkap fakta yang dibutuhkan
25
dalam menyelesaikan suatu masalah
Bernalar
Peserta didik mampu memilih argumen logis, relevan, dan
Kritis 25
akurat
Peserta didik dapat mempertimbangkan kredibilitas
25
(kepercayaan) sumber informasi yang diperoleh.
TOTAL 100
SKOR TOTAL 400

RICHARDUS NGABUT, S.Pd., Gr. 9


CATATAN :
Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐩𝐞𝐫𝐨𝐥𝐞𝐡
50,01 – 75,00 = Baik (B) 𝐍𝐢𝐥𝐚𝐢 = 𝐱 𝟏𝟎𝟎
𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)

2) LEMBAR PENILAIAN DIRI


Penilaian tetap bersifat objektif, maka guru hendaknya menjelaskan terlebih dahulu tujuan
dari penilaian diri ini, menentukan kompetensi yang akan dinilai, kemudian menentukan
kriteria penilaian yang akan digunakan, dan merumuskan format penilaiannya Jadi,
singkatnya format penilaiannya disiapkan oleh guru terlebih dahulu.
Jumlah Skor Kode
No Pernyataan Ya Tidak
Skor Sikap Nilai
1 Selama diskusi, saya ikut serta
100
mengusulkan ide / gagasan.
2 Ketika kami berdiskusi, setiap
anggota mendapatkan kesempatan 100 250 83,33 SB
untuk berbicara.
3 Saya ikut serta dalam membuat
50
kesimpulan hasil diskusi kelompok.

CATATAN :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 3 x 100 = 300
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (250 : 300) x 100 = 83,33
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)

3) LEMBAR PENILAIAN TEMAN SEBAYA


Penilaian ini dilakukan dengan meminta peserta didik untuk menilai temannya sendiri. Sama
halnya dengan penilaian hendaknya guru telah menjelaskan maksud dan tujuan penilaian,
membuat kriteria penilaian, dan juga menentukan format penilaiannya.

Nama teman yang diamati : ____________________________________________


Pengamat : ____________________________________________

RICHARDUS NGABUT, S.Pd., Gr. 10


Jumlah Skor Kode
No Pernyataan Ya Tidak
Skor Sikap Nilai
1 Mau menerima pendapat teman. 100
2 Memberikan solusi terhadap
100
permasalahan.
350 87,5 SB
3 Memaksakan pendapat sendiri kepada
50
anggota kelompok.
4 Marah saat diberi kritik. 100

CATATAN :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50 untuk pernyataan yang positif, sedangkan untuk
pernyataan yang negatif, Ya = 50 dan Tidak = 100
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = (3 x 100) + (1 x 50) =
350
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (350 : 400) x 100 = 87,5
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)

C. PENILAIAN RANAH KETERAMPILAN


RUBRIK PENILAIAN UNJUK KERJA
ASPEK INDIKATOR NILAI
Penggunaan tata bahasa baik dan benar
Kesesuaian respon Jawaban yang relevan dengan pertanyaan
dengan pertanyaan Menjawab sesuai dengan materi
Mengaitkan jawaban dengan kehidupan sehari-hari
Keterlibatan anggota kelompok
Aktif bertanya dan menanggapi
Aktifitas diskusi
Mencatat hasil diskusi dengan sistematis
Memperhatikan dengan seksama saat berdiskusi
Dipresentasikan dengan percaya diri
Kemampuan Dapat mengemukakan ide dan berargumen dengan baik
Presentasi Manajemen waktu presentasi dengan baik
Seluruh anggota kelompok berpartisipasi presentasi
Bersedia membantu orang lain dalam satu kelompok
Kerjasama dalam
Kesediaan melakukan tugas sesuai dengan kesepakatan
kelompok
Terlibat aktif dalam bekerja kelompok

RICHARDUS NGABUT, S.Pd., Gr. 11


SKOR TOTAL SEMUA ASPEK = 1500

KRITERIA PENILAIAN (SKOR)


100 = Sangat Baik
75 = Baik 𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐩𝐞𝐫𝐨𝐥𝐞𝐡
𝐍𝐢𝐥𝐚𝐢 = 𝐱 𝟏𝟎𝟎
50 = Kurang Baik 𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥
25 = Tidak Baik

D. PENILAIAN RANAH PENGETAHUAN


A) ASESMEN DIAGNOSTIK
1. ASESMEN NON-KOGNITIF
1) Apa kabar semuanya pada hari ini?
2) Apa saja yang dilakukan sebelum belajar di pagi ini ?
3) Apa harapan kalian setelah mengikuti pembelajaran ini ?

2. ASESMEN KOGNITIF
JENIS
SOAL
SOAL
PG 1. Perhatikan gambar struktur atom berikut ini.

Partikel penyusun atom yang ditandai dengan angka 1, 2, dan 3


adalah….
a. Proton, neutron, dan elektron d. Neutron, proton, dan elektron
b. Proton, elektron, dan neutron e. Elektron, neutron, dan proton
c. Elektron, proton, dan neutron
2. Perhatikan gambar struktur atom dan pernyataan-pernyataan berikut ini.

RICHARDUS NGABUT, S.Pd., Gr. 12


i. Elektron mengelilingi inti atom terdiri atas dua kulit (orbit)
ii. Atom bersifat netral karena jumlah proton sama dengan jumlah
elektron
iii. Kelebihan jumlah elektron dibandingkan dengan jumlah proton
menyebabkan atom bermuatan negatif.
Pernyataan yang tepat adalah…….
a. i, ii, dan iii d. ii dan iii
b. i dan ii e. Tidak ada penyataan yang tepat
c. i dan iii

3. Perhatikan tabel berikut.


Nama Lambang Jumlah Jumlah Jumlah
Unsur Unsur Proton Elektron Neutron
9
Berilium 4Be 4 4 5
24
Magnesium 12Mg 12 y 12
19
Fluor 9F x 9 10
20
Neon 10Ne 10 10 10
40
Argon 18Ar 18 18 z
Lambang x, y, dan z berturut-turut adalah….
a. 12, 9, dan 22 d. 9, 22, dan 12
b. 12, 22, dan 9 e. 22, 12, dan 9
c. 9, 12, dan 22
4. Perhatikan struktur atom Neon dibawah ini.

Atom Neon pada Sistem Periodik Unsur terletak pada……


a. Golongan V A, periode 2 d. Golongan VIII A, periode 2
b. Golongan VI A, periode 2 e. Golongan VII A, periode 2
c. Golongan VII A, periode 3
5. Kaca memiliki kesamaan sifat dengan keramik yaitu sama-sama mudah
pecah bila terjatuh atau dipukul. Meskipun demikian ada perbedan
antara keduanya. Kaca merupakan benda bening yang tembus pandang,
sedangkan keramik tidak dapat ditembus oleh cahaya. Perbedaan sifat
kaca dan keramik lebih disebabkan oleh….

RICHARDUS NGABUT, S.Pd., Gr. 13


a. Molekul penyusun keramik dan kaca adalah sama, tetapi berbeda
komposisi atau perbandingan jumlah partikel
b. Keduanya disusun dari molekul yang sama, tetapi ada perbedaan
ikatan antar molekul
c. Ikatan molekul penyusun kaca lebih kuat dibandingkan ikatan
molekul keramik
d. Keduanya disusun dari molekul-molekul dari unsur yang berbeda
e. Terdiri dari unsur sejenis namun memiliki struktur yang berbeda
6. Perhatikan pernyataan berikut.
1) Nomor massa suatu atom menunjukkan jumlah proton yang dimiliki
oleh atom.
2) Jumlah elektron atom suatu unsur ditunjukkan nomor atom suatu
unsur.
3) Selisih antara nomor massa dan nomor atom menunjukkan jumlah
neutron yang dimiliki atom suatu unsur.
Pernyataan yang tepat adalah….
a. 1), 2) dan 3) c. 1) dan 3)
b. 1) dan 2) d. 2) dan 3)

7. Perhatikan beberapa pernyataan berikut ini.


1) Hanya atom-atom dari unsur gas mulia ditemukan sangat stabil.
2) Atom-atom mencari kesetabilan dengan berikatan dengan atom-
atom dari unsur lain.
3) Kebanyakan unsur di alam ini ditemukan dalam keadaan mandiri,
tidak berikatan dengan unsur lainnya.
Pernyataan yang tepat adalah….
a. 1), 2) dan 3) c. 1) dan 3)
b. 1) dan 2) d. 2) dan 3)

8. Perhatikan senyawa berikut ini.


1) CO2 3) MgCl2
2) CH4 4) NaCl
Yang merupakan contoh ikatan ionik adalah….
a. 1) dan 2) c. 2) dan 3)
b. 1) dan 3) d. 3) dan 4)

9. Siapakah tokoh yang mengembangkan prinsip kimia hijau adalah ?


a. Paul Anastas dan Herry
b. John C Warner dan Augusto
c. Paul Anastas dan John C. Warner
d. John C. Warner dan Herry

RICHARDUS NGABUT, S.Pd., Gr. 14


e. Augusto dan Herry
10. Salah satu pokok bahasan yang terdapat pada prinsip kimia hijau
yaitu……
a. Cara untuk mengurangi dampak dari produksi bahan-bahan kimia
terhadap lingkungan dan kesehatan manusia
b. Menambah wawasan pelestarian lingkungan melalui prinsip kimia
hijau
c. Mengurangi penggunaan bahan kimia sintesis yang berbahaya
terhadap lingkungan
d. Penggunaan bahan baku komersial
e. Pemanfaatan bahan kimia yang berasal dari alam

JAWABAN DAN PEMBAHASAN


Nomor Option
Skor Pembahasan
Soal Jawaban
1 D 1 Nomor 1 menunjukkan Neutron
Nomor 2 menunjukkan Proton
Nomor 3 menunjukkan Elektron
2 C 1 Pernyataan i (TEPAT)
Elektron mengelilingi inti atom terdiri atas dua kulit
(orbit)
Pernyataan ii (BELUM TEPAT)
Atom bersifat netral karena jumlah proton sama
dengan jumlah elektron, SEHARUSNYA proton
berjumlah 2 dan elektron berjumlah 3 sehingga atom
bermuatan negatif.
Pernyataan iii (TEPAT)
Kelebihan jumlah elektron dibandingkan dengan
jumlah proton menyebabkan atom bermuatan negatif.

24 19 40
3 C 1 12Mg 9F 18Ar
p = 12 p = 9 (x) p = 18
e = 12 (y) e = 9 e = 18
n = 12 n = 10 n = 40 – 18
= 22 (z)
4 D 1 Elektron pada kulit terluar (kulit ke 2) sebanyak 8
elektron, sehingga atom neon berada pada golongan
VIII A.
Sebanyak 2 kulit atom yang menunjukkan bahwa aton
neon berada pada periode ke 2 dalam system periodic
unsur.

RICHARDUS NGABUT, S.Pd., Gr. 15


5 E 1 UNSUR PENYUSUN KERAMIK
Bahan baku keramik berupa oksida-oksida mineral
yang terdapat di alam berupa batuan maupun
pelapukan dari batuan. Jenis oksida tersebut yaitu
SiO2, Al2O3, Fe2O3, CaO, MgO, K2O dan Na2O.
Oksida-oksida ini banyak terdapat pada tanah liat
(lempung), yang terdapat dalam bentuk batuan adalah
feldspar, kwarsa dan batu kapur. Bahan baku keramik
yang banyak digunakan adalah :
1) Tanah liat
2) Feldspar
3) Kwarsa
4) Batu Kapur

UNSUR PENYUSUN KACA


Dari segi kimia, kaca merupakan gabungan dari
berbagai oksida anorganik yang tidak mudah
menguap, yang dihasilkan dari dekomposisi dan
peleburan senyawa alkali serta alkali tanah, pasir serta
berbagai penyusun lainnya. Kaca memiliki sifat-sifat
yang khas dibanding dengan golongan keramik
lainnya. Kekhasan sifat-sifat kaca ini terutama
dipengaruhi oleh keunikan silika (SiO2) serta proses
pembentukannya.
Untuk membuat berbagai jenis kaca, digunakan pasir
kaca dalam jumlah yang besar. Sebagai fluks bagi
silika ini, dipakai soda abu, kerak garam, batu gamping
serta gamping. Di samping itu, banyak pula dipakai
oksida timbal, abu mutiara (kalsium karbonat),
saltpeter, boraks, asam borat, asam trioksida, feldspar,
dan fluorspar bersama berbagai jenis oksida, karbonat
serta garam-garam logam lain untuk membuat kaca
berwarna. Dalam operasi penyelesaian, banyak pula
dipakai berbagai produk lain seperti abrasif serta asam
fluorida.

KESIMPULAN
Kaca adalah padatan amorf yang tidak memiliki
struktur atom periodik jarak jauh, dan ini menunjukkan
perilaku transisi kaca sedangkan keramik adalah bahan
non logam anorganik yang mengeras pada suhu tinggi.
Perbedaan utama antara kaca dan keramik adalah

RICHARDUS NGABUT, S.Pd., Gr. 16


bahwa keramik memiliki struktur atom kristalin atau
semi-kristalin atau non-kristalin sedangkan struktur
atom kaca adalah non-kristalin.
Meskipun kaca memiliki struktur atom yang berbeda,
tetapi keras, kaku, rapuh, dan tahan terhadap konduksi
termal, korosi kimiawi, dan konduksi listrik seperti
kebanyakan keramik.
6 D 1 1) Nomor massa suatu atom menunjukkan jumlah
proton yang dimiliki oleh atom.
SEHARUSNYA
Nomor massa suatu atom menunjukkan
penjumlahan massa proton dan massa neutron
dalam suatu atom.
2) Jumlah elektron atom suatu unsur ditunjukkan
nomor atom suatu unsur.
(PERNYATAAN TEPAT)
3) Selisih antara nomor massa dan nomor atom
menunjukkan jumlah neutron yang dimiliki atom
suatu unsur.
(PERNYATAAN TEPAT)
7 B 1 1) Hanya atom-atom dari unsur gas mulia ditemukan
sangat stabil.
(PERNYATAAN TEPAT)
2) Atom-atom mencari kesetabilan dengan berikatan
dengan atom-atom dari unsur lain.
(PERNYATAAN TEPAT)
3) Kebanyakan unsur di alam ini ditemukan dalam
keadaan mandiri, tidak berikatan dengan unsur
lainnya.
SEHARUSNYA
Kebanyakan unsur di alam ditemukan dalam
keadaan berikatan dengan unsur lainnya
membentuk garam dan mineral.
8 D 1 CO2 : Ikatan Kovalen
CH4 : Ikatan Kovalen
MgCl2 : Ikatan Ionik
NaCl : Ikatan Ionik
9 C 1 Tokoh yang mengembangkan prinsip kimia hijau

RICHARDUS NGABUT, S.Pd., Gr. 17


adalah Paul Anastas dan John C. Warner.
10 A 1 Pokok bahasan yang terdapat pada prinsip kimia hijau :
a. Cara untuk mengurangi dampak dari produksi
bahan-bahan kimia terhadap lingkungan dan
kesehatan manusia.
b. Prioritas penelitian dalam pengembangan
teknologi kimia hijau.

DIAGNOSIS DAN TINDAK LANJUT ASESMEN


1) LAKUKAN PENGOLAHAN HASIL ASESMEN
(1) Melakukan penilaian untuk masing-masing murid, dengan memberikan nilai 1
apabila jawaban benar, dan nilai 0 apabila jawaban salah. Jadi, seorang murid yang
bisa menjawab dengan benar 10 soal akan mendapatkan nilai 10.
(2) Menghitung rata-rata kelas, dengan menambahkan nilai total semua murid, dan
membagi dengan jumlah murid yang mengikuti asesmen awal.

2) BERDASARKAN HASIL PENILAIAN, BAGI PESERTA DIDIK MENJADI 3


KELOMPOK
(1) Peserta didik dengan rata-rata kelas akan diajar oleh guru
(2) Peserta didik 1 semester di bawah rata-rata mendapatkan pelajaran tambahan dari
guru
(3) Peserta didik 2 semester di bawah rata-rata akan dititipkan ke kelas di bawah, atau
dibuatkan kelompok belajar yang didampingi orang tua, anggota keluarga, dan
pendamping lainnya yang relevan

Tabel. Pembagian kelompok belajar


KD-2

KD-1 KD
Nilai

No. Nama Peserta Didik Tindak Lanjut


Nomor Soal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Agnes M. Yowei 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 2 Titip ke kelas bawah
2 Agustinus Yewun 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 8 Diajar di kelas
3 Andrean Mandosir 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 5 Kelas tambahan
4 Bellandina G. F. I. Rayaar 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 7 Diajar di kelas
5 Benjamin Nuboba 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 Diajar di kelas
Rata-rata kelas 6.2

3) LAKUKAN PENILAIAN PEMBELAJARAN TOPIK YANG SUDAH


DIAJARKAN SEBELUM MEMULAI TOPIK PEMBELAJARAN BARU
Dengan melakukan Asesmen Diagnosis Berkala, guru dapat menyesuaikan

RICHARDUS NGABUT, S.Pd., Gr. 18


pembelajaran di kelas dengan rata-rata kemampuan peserta didik. Dengan demikian,
landasan pengetahuan dan keterampilan dasar peserta didik menjadi lebih kuat,
sebelum mempelajari pengetahuan dan keterampilan yang lebih sulit. Karenanya,
sebelum memulai topik pembelajaran baru, sebaiknya guru kembali melakukan
penilaian untuk topik yang sudah diajarkan.

4) Ulangi proses yang sama, sampai peserta didik mencapai tingkat kompetensi yang
diharapkan.

B) ASESMEN FORMATIF
Jenis Soal : Essay

1. Simpulkan pengertian kimia hijau dengan kritis dan kreatif.


2. Simpulkan apakah pentingnya kimia hijau dengan kritis dan kreatif.

Jawaban
1.
➢ Kimia hijau adalah kimia yang mengurangi penggunaan bahan kimia berbahaya pada
desain produk.
➢ Kimia hijau adalah kimia yang mengurangi penggunaan bahan kimia berbahaya pada
proses pembuatan produk.
➢ Kimia hijau adalah kimia yang tidak merusak ozon.
➢ Kimia hijau adalah kimia yang tidak menimbulkan pemanasan global.
➢ Kimia hijau adalah kimia yang tidak menimbulkan paparan bahan kimia.
➢ Kimia hijau adalah kimia yang mengarahkan semua kegiatan pada pelestarian
lingkungan.
➢ Kimia hijau adalah kimia yang mengarahkan semua kegiatan yang tidak merusak
lingkungan.
➢ Kimia hijau adalah kimia yang membuat lingkungan rumah aman.
➢ Kimia hijau adalah kimia yang mengurangi paparan bahan kimia.
➢ Kimia hijau adalah kimia yang mengarahkan penghematan bahan bakar fosil.
➢ Kimia hijau adalah kimia yang mengarahkan penggunaan sumber energi yang ramah
lingkungan.
➢ Kimia hijau adalah kimia yang mengurangi limbah.

Semua jawaban peserta didik ditampung tanpa menyalahkan, biarkan kreativitas berpikir
peserta didik muncul. (Skor 2)
2.
➢ Pentingnya kimia hijau adalah membuat lingkungan rumah aman dan sehat
➢ Pentingnya kimia hijau adalah membuat lingkungan sekitar rumah aman dan sehat.

RICHARDUS NGABUT, S.Pd., Gr. 19


➢ Pentingnya kimia hijau adalah membuat udara, air, tanah, tanaman, dan hewan
terhindar dari paparan bahan kimia berbahaya.
➢ Pentingnya kimia hijau adalah menjaga lingkungan tetap asri dan sehat.
➢ Pentingnya kimia hijau adalah membuat bumi terhindar dari pemanasan global dan
bencana alam.

Semua jawaban peserta didik ditampung tanpa menyalahkan, biarkan kreativitas berpikir
peserta didik muncul. (Skor 2)

Skor Total = 4
KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN :
Rumus Penilaian : 90 - 100% = Baik Sekali
80 - 89% = Baik
Skor yang diperoleh 70 - 79% = Cukup
Nilai = x 100
Skor total < 70% = Kurang

C) ASESMEN SUMATIF
JENIS
SOAL
SOAL
PG 1. Proses kimia yang tidak terjadi pada lingkungan sekitar kita yaitu…….
a. Esterifikasi
b. Pembakaran tidak sempurna
c. Perkaratan besi
d. Fotosintesis
e. Pemanggangan roti
2. Proses kimia yang baik, bermanfaat, dan aman bagi lingkungan sekitar
dikenal sebagai reaksi……..
a. Oksidasi
b. Perengkehan
c. Kimia hijau
d. Ekstraksi
e. Global warming
3. Tokoh kimia yang dikenal sebagai Father of Green Chemistry adalah…..
a. Arrhenius
b. Bronstead
c. Lowry
d. Gilbert N. Lewis
e. Paul Anastas
4. Pembangunan yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan diharapkan
dapat memacu terbentuknya……….

RICHARDUS NGABUT, S.Pd., Gr. 20


a. Green globe
b. Green house
c. Atommic economy
d. Global association
5. Fokus kajian pada penerapan prinsip kimia yang digunakan dalam kimia hijau
diantaranya sebagai berikut :
1) Merancang bahan kimia untuk mengurangi pemakaian atau produksi zat
berbahaya
2) Menggunakan bahan kimia untuk mengurangi pemakaian atau produksi
zat berbahaya
3) Memproduksi bahan kimia untuk mengurangi pemakaian atau produksi
zat berbahaya
Penerapan yang digunakan dalam kimia hijau terdapat pada nomor….
a. 1) dan 2)
b. 1) dan 3)
c. 2) dan 3)
d. 1), 2), dan 3)

JAWABAN DAN PEMBAHASAN


Nomor Option
Skor Pembahasan
Soal Jawaban
1 A 1 Proses kimia yang tidak terjadi pada lingkungan sekitar
kita yaitu esterifikasi yang merupakan reaksi pembentukan
senyawa ester. Pada umumnya, reaksi esterifikasi
dilakukan dalam laboratorium atau pabrik kimia.
2 C 1 Reaksi kimia hijau merupakan proses kimia yang baik,
bermanfaat, dan aman bagi lingkungan sekitar.
3 E 1 Tokoh kimia yang dikenal sebagai Father of Green
Chemistry adalah Paul Anastas.
4 A 1 Pembangunan yang berwawasan lingkungan dan
berkelanjutan diharapkan dapat memacu terbentuknya
Green globe (bumi yang hijau/lestari).
5 D 1 Penerapan prinsip kimia yang digunakan dalam kimia
hijau :
1) Merancang bahan kimia untuk mengurangi
pemakaian atau produksi zat berbahaya
2) Menggunakan bahan kimia untuk mengurangi
pemakaian atau produksi zat berbahaya
3) Memproduksi bahan kimia untuk mengurangi
pemakaian atau produksi zat berbahaya

RICHARDUS NGABUT, S.Pd., Gr. 21


Skor Total = 5
KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN :
Rumus Penilaian : 90 - 100% = Baik Sekali
80 - 89% = Baik
Skor yang diperoleh 70 - 79% = Cukup
Nilai = x 100
Skor total < 70% = Kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, maka dapat diteruskan dengan
Kegiatan Belajar selanjutnya. Namun jika masih di bawah 80%, maka harus mengulang
materi Kegiatan Belajar ini, terutama bagian yang belum dikuasai.

D) SOAL PENGAYAAN
Jenis Soal : Essay

Bacalah jurnal dengan judul “Pengembangan Teknologi Bersih dan Kimia Hijau dalam
Meminimalisasi Limbah Industri vol. 42, no. 1” yang disusun oleh Oberlin Sidjabat pada
tahun 2008, lalu jawablah beberapa pertanyaan berikut.

1. Mengapa konsep kimia hijau diperlukan dalam dunia industri ?


2. Teknologi proses apa yang sudah berkembang dan terus dikembangkan untuk mengurangi
pencemaran atau limbah industri ?
3. Tuliskan 2 fungsi teknologi bersih menurut Feckova.

PEMBAHASAN DAN SKOR


No. Pembahasan Skor
1 Konsep kimia hijau diperlukan dalam dunia industri karena dapat
meminimalisasi limbah industri melalui beberapa aspek diantaranya faktor 4
Lingkungan, Utilisasi Atom, dan Peran Katalisis.
2 Teknologi proses apa yang sudah berkembang dan terus dikembangkan untuk
mengurangi pencemaran atau limbah industri yaitu teknologi katalitik atau 1
peran katalis.
3 Teknologi bersih merupakan suatu teknologi yang dapat berfungsi untuk hal
berikut [Feckova, 2002] :
a. Menghemat bahan mentah (umpan) dan energi; mereduksi toksisitas
(atau bahaya) dari bahan-bahan yang digunakan dalam suatu proses; 3
mereduksi jumlah dan/atau toksisitas (bahaya) limbah dari proses industri
dan emisinya.

RICHARDUS NGABUT, S.Pd., Gr. 22


b. Memproduksi produk (dan pengemasannya) dengan mengkonsumsi
sedikit bahan baku dan sedikit energi selama digunakan, menghasilkan 3
sedikit emisi dan limbah, mudah digunakan kembali, dapat diperoleh
kembali atau mudah didaur ulang setelah digunakan, dan mempunyai
dampak kecil jika dibuang ke lingkungannya.
Skor Total 11

Rumus Penilaian :
KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN :
90 - 100% = Baik Sekali
Skor yang diperoleh
Nilai = x 100 80 - 89% = Baik
Skor total
70 - 79% = Cukup
< 70% = Kurang

E) SOAL REMEDIAL
JENIS
SOAL
SOAL
PG 1. Berikut ini diberikan syarat terjadinya proses pembakaran dan hasil
pembakaran dalam kehidupan sehari-hari :
i. Memerlukan oksigen
ii. Membutuhkan kalor
iii. Mengasilkan gas karbon monoksida
iv. Menghasilkan gas karbon dioksida
v. Menghasilkan uap air
Yang merupakan ciri-ciri terjadinya pembakaran sempurna terdapat pada
nomor……
a. i dan iii
b. i, ii, dan iii
c. i dan ii
d. iv dan v
e. iii dan v
2. Senyawa natrium bikarbonat, NaHCO3 pada proses pembuatan roti berguna
untuk……
a. Memberi rasa manis pada roti
b. Memadatkan roti
c. Membuat roti mengembang
d. Membuat roti semakin gurih
e. Membuat warna roti semakin pekat
3. Konferensi penelitian Gordon yang merupakan pertemuan internasional kimia
hijau pada pertengahan tahun 1990 diikuti oleh beberapa negara

RICHARDUS NGABUT, S.Pd., Gr. 23


diantaranya…….
a. Amerika Serikat, Portugal, Spanyol, dan Italia
b. Amerika Serikat, Prancis, Meksiko, dan Inggris
c. Amerika Serikat, Brasil, Kanada, dan Inggris
d. Amerika Serikat, Britania Raya, Spanyol, dan Italia
e. Amerika Serikat, Britania Raya, Kanada, dan Spanyol
4. Tahap terpenting yang ditawarkan dalam kimia hijau untuk memperbaiki
lingkungan dan memecahkan masalah lingkungan yaitu…..
a. Tahap penggunaan
b. Tahap perencanaan
c. Tahap penanggulangan
d. Tahap aktivasi
e. Tahap pembuatan
5. Berikut ini merupakan hal yang penting dalam kimia hijau menurut Anastas
dan Warner :
1) Mencegah terjadinya limbah di tempat pertama
2) Menggunakan pereaksi dan pelarut yang aman
3) Melakukan percobaan reaksi secara selektif dan efisien
4) Menghindari produk dan reaksi kimia yang tidak perlu
Pernyataan yang benar pada keempat point di atas terdapat pada nomor…..
a. 1), 2), dan 3)
b. 1), 3), dan 4)
c. 2), 3), dan 4)
d. 2) dan 4)
e. 1), 2), 3) dan 4)

JAWABAN DAN PEMBAHASAN


Nomor Option
Skor Pembahasan
Soal Jawaban
1 D 1 Syarat terjadinya proses pembakaran yaitu memerlukan
oksigen di udara dan memerlukan kalor.

Ciri-ciri terjadinya pembakaran sempurna yaitu


menghasilkan gas karbon dioksida (CO 2 ) dan
menghasilkan uap air.
2 C 1 Soda kue atau NaHCO3 jika dipanaskan akan
menghasilkan gas CO2. Gas ini memberi tekanan pada
dinding adonan roti sehingga membentuk rongga-rongga.
Keadaan ini membuat roti mengembang dan menjadi
lebih empuk.

RICHARDUS NGABUT, S.Pd., Gr. 24


3 D 1 Konferensi penelitian Gordon yang merupakan
pertemuan internasional kimia hijau pada pertengahan
tahun 1990 diikuti oleh beberapa negara diantaranya
Amerika Serikat, Britania Raya, Spanyol, dan Italia.
4 B 1 Tahap Perencanaan merupakan tahap terpenting yang
ditawarkan dalam kimia hijau untuk memperbaiki
lingkungan dan memecahkan masalah lingkungan.
5 E 1 Hal penting dalam kimia hijau menurut Anastas dan
Warner :
1) Mencegah terjadinya limbah di tempat pertama
2) Menggunakan pereaksi dan pelarut yang aman
3) Melakukan percobaan reaksi secara selektif dan
efisien
4) Menghindari produk dan reaksi kimia yang tidak
perlu

Skor Total = 5
KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN :
Rumus Penilaian : 90 - 100% = Baik Sekali
80 - 89% = Baik
Skor yang diperoleh 70 - 79% = Cukup
Nilai = x 100
Skor total < 70% = Kurang

RICHARDUS NGABUT, S.Pd., Gr. 25


E. PENGANTAR AWAL KIMIA HIJAU
Halo Pelajar Pancasila tahukah Kalian bahwa aktivitas yang kita lakukan dan lingkungan
di sekitar kita selalu terkait dengan proses kimia yang melibatkan reaksi kimia. Coba diskusikan
dalam kelompok adakah proses kimia di sekitar Kalian? Kalian boleh mencarinya melalui
berbagai sumber lalu tulis proses yang ditemukan pada buku catatan Kalian.
Sebagian besar dari Kalian akan berpikir bahwa proses kimia itu menghasilkan hal-hal
misalnya suara ledakan yang keras, gumpalan asap, nyala api, aroma yang menyengat, atau
bahkan zat-zat yang beracun sehingga proses kimia cenderung dianggap berbahaya dan dihindari.
Mari kita lihat lebih dahulu contoh-contoh proses kimia beserta reaksi kimia yang ada di sekitar
kita.

CONTOH 1

Proses kimia : Fotosintesis


Persamaan reaksi kimia :
6 CO2 (g) + 6 H2O (l) → C6H12O6 (s) + 6 O2 (g)
Penjelasan reaksi kimia :
1) Reaksi fotosintesis yang dibantu sinar uv memerlukan gas CO2. Gas ini dikenal sebagai
gas rumah kaca yang menyebabkan peningkatan suhu bumi. Dengan adanya fotosintesis
akan mengurangi jumlah gas CO2 sehingga turut mengurangi pemanasan global.
2) Produk dari reaksi fotosintesis adalah gula glukosa (C6H12O6) dan gas Oksigen (O2).
Glukosa sebagai sumber energi bagi tanaman untuk bertumbuh sedangkan gas Oksigen
yang dihasilkan bermanfaat untuk kehidupan manusia dan hewan.

CONTOH 2

Proses kimia : Pembakaran tidak sempurna


Persamaan reaksi kimia :
3 3 3
3 CxHy (g) + ቀ2 x + yቁ O2 (g) → x CO2 (g) + y H2O (l) + x CO (g) + x C (s)
4 2

Penjelasan reaksi kimia :


Proses pembakaran sampah dilakukan di ruang terbuka artinya jumlah udara yang digunakan
untuk membakar sampah terbatas. Salah satu komponen udara adalah gas oksigen (O2). Jika
jumlah udara terbatas maka jumlah gas O2 juga berkurang akibatnya pembakaran
ini menghasilkan gas karbon monoksida (CO) dan padatan arang karbon (C) yang mencemari
udara sekitar.

RICHARDUS NGABUT, S.Pd., Gr. 26


CONTOH 3

Proses kimia : Perkaratan besi


Persamaan reaksi kimia :
4 Fe (s) + 3 O2 (g) + 2x H2O (l) → 2 Fe2O3 . x H2O (s)
Penjelasan reaksi kimia :
Jika benda yang terbuat dari besi (Fe) bereaksi dengan udara maka lama-kelamaan akan terjadi
perkaratan (Fe2O3.x H2O) sehingga benda akan rusak. Mengapa? Karena udara mengandung
gas oksigen (O2) dan uap air (H2O). Perkaratan ini ditandai dengan munculnya lapisan tipis
berwarna merah kecoklatan pada permukaan benda.

CONTOH 4

Proses kimia : Pemanggangan roti


Persamaan reaksi kimia :
2 NaHCO3 (s) → Na2CO3 (s) + H2O (l) + CO2 (g)
Penjelasan reaksi kimia :
Soda kue atau NaHCO3 jika dipanaskan akan menghasilkan gas CO2. Gas ini memberi tekanan
pada dinding adonan roti sehingga membentuk rongga-rongga. Keadaan ini membuat roti
mengembang dan menjadi lebih empuk.

Berdasarkan contoh-contoh tersebut, bagaimana pendapat Kalian terhadap proses dan reaksi
kimia? Tulislah jawaban Kalian di buku catatan Kalian.
Ternyata proses kimia tidak selamanya menakutkan kita. Ada proses kimia yang baik,
bermanfaat, dan aman bagi lingkungan. Proses kimia ini akan menjaga bumi kita tetap lestari,
aman, dan sejahtera, demikian pula lingkungan akan tetap terjaga. Proses kimia seperti ini dikenal
sebagai reaksi kimia hijau. Prinsip kimia hijau pertama kali dicetuskan oleh Paul Anastas pada
tahun 1998 sebagai Father of Green Chemistry bersama John Warner.
Untuk lebih mengenal kimia hijau, marilah kita simak bersama Sejarah Kimia Hijau, Pengertian
dan Pentingya Kimia Hijau serta Rencana Pembangunan Berkelanjutan pada wacana berikut.

A) SEJARAH KIMIA HIJAU


Ide kimia hijau pada awalnya dikembangkan sebagai tanggapan terhadap Undang-
Undang Pencegahan Polusi tahun 1990, yang menyatakan bahwa kebijakan nasional Amerika
Serikat harus membatasi atau mengurangi polusi dengan menggunakan desain proses yang
lebih baik (termasuk produksi perubahan dalam biaya produk, proses pembuatan, penggunaan
bahan mentah, dan daur ulang). Badan Lingkungan Amerika Serikat (EPA) yang dikenal
sebagai badan pengatur kesehatan manusia dan lingkungan, berpindah dari kebijakan

RICHARDUS NGABUT, S.Pd., Gr. 27


command and control policy dan mengimplementasikan ide Kimia Hijau. Pada tahun 1991,
EPA telah meluncurkan program hibah penelitian yang mendorong perancangan ulang desain
produk dan proses kimia yang ada untuk mengurangi dampak buruk terhadap kesehatan
manusia dan lingkungan. EPA yang kemudian bekerja sama dengan US National Science
Foundation (NSF) mendanai penelitian dasar tentang kimia hijau pada awal tahun 1990-an.
Pengenalan Penghargaan Presiden Green Chemistry Challenge tahunan pada tahun
1996 berhasil menarik perhatian akademisi dan industri kimia hijau. Program penghargaan
dan teknologi tersebut sekarang menjadi landasan dalam kurikulum pendidikan kimia hijau.
Pada pertengahan hingga akhir tahun 1990-an terjadi peningkatan jumlah pertemuan
internasional kimia hijau yang diadakan, seperti Konferensi Penelitian Gordon tentang Kimia
Hijau, dan jaringan kimia hijau yang telah berkembang di Amerika Serikat, Britania raya,
Spanyol, dan Italia.

B) PENGERTIAN DAN PENTINGNYA KIMIA HIJAU


Pengertian secara umum green chemistry adalah suatu metode baru untuk mengurangi
bahaya bahan kimia, disamping memproduksi produk dengan cara yang lebih efisien dan
lebih hemat (Kenneth & James,2004). Menurut Anastas dan Tracy C (1996), green chemistry
adalah penggunaan teknik dan metode secara kimia untuk mengurangi atau mengeliminasi
penggunaan bahan dasar, produk, produk samping, pelarut, pereaksi yang berbahaya bagi
kesehatan manusia dan masalah lingkungan. Tujuan green chemistry adalah untuk mencegah
atau mengurangi masalah lingkungan. Menurut Rashmi Sanghi (2003), green chemistry
merupakan bagian yang esensial dalam program yang komprehensif untuk melindungi
kesehatan manusia dan lingkungan. Secara umum green chemistry berhubungan dengan hal-
hal untuk meminimalkan buangan pada sumbernya, pemakaian katalisator dalam reaksi,
penggunaan pereaksi (reagents) yang tidak berbahaya, penggunaan bahan dasar yang dapat
diperbaharui, peningkatan efisiensi ekonomi, pelarut yang ramah lingkungan serta dapat
didaur ulang. Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat dikatakan bahwa green
chemistry adalah proses kimia atau teknologi yang dapat memperbaiki lingkungan dan
kualitas hidup.
Istilah kimia digunakan dalam “green chemistry” dimaksudkan karena melibatkan
struktur dan perubahan suatu materi. Perubahan tersebut melibatkan energi sebagai
sumbernya. Oleh karena itu, konsep green chemistry ini juga berkaitan erat dengan energi dan
penggunaannya, baik secara langsung maupun tidak langsung seperti penggunaan suatu
material dalam hal pembuatan, penyimpanan dan proses penyalurannya.
Upaya memperbaiki lingkungan dan memecahkan masalah lingkungan yang
ditawarkan dalam green chemistry sangat bervariasi terutama pada tahap perencanaan. Hal
ini disebabkan karena jenis bahan kimia dan jenis transformasinya juga bervariasi. Akan
tetapi, pemecahan masalah tersebut dapat dikelompokkan dalam dua komponen yaitu
pemecahan masalah yang berkaitan dengan bahan mentah (feedstock) dan pemecahan
masalah yang berkaitan dengan kondisi reaksi. Misalnya dalam rancangan sintesisnya, tidak
melihat pada molekul akhir yang dihasilkan, akan tetapi pada jalur (pathway) sintesis yang
digunakan untuk menghasilkan molekul akhir tersebut. Dengan memodifikasi jalur

RICHARDUS NGABUT, S.Pd., Gr. 28


sintesisnya, maka akan didapatkan produk akhir yang sama dengan cara yang konvensional,
namun toksisitas bahan dasar, produk maupun buangannya dapat dikurangi.
Menurut Anastas & Warner hal yang penting dalam green chemistry adalah :
1) Mencegah terjadinya limbah di tempat pertama
2) Menggunakan pereaksi dan pelarut yang aman
3) Melakukan perobahan reaksi secara selektif dan efisien
4) Menghindari produk dan reaksi kimia yang tidak perlu

C) PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
Terkait dengan agenda pembangunan, pembangunan saat ini diarahkan pada
pembangunan berkelanjutan dimana Word Commision on Environment and development
(WCED), yaitu Komisi Sedunia Lingkungan Hidup dan pembangunan telah mensyaratkan
bahwa dalam pembangunan harus meningkatkan produksi dengan cara yang ramah
lingkungan serta menjamin terciptanya kesempatan yang merata dan adil bagi semua orang
dimana taraf hidup masyarakat ditingkatkan dengan cara yang tidak merusak lingkungan
hidup. Pembangunan diharapkan mengacu kepada pembangunan yang berwawasan
lingkungan dan berkelanjutan menuju terbentuknya green globe (bumi yang hijau/lestari).
Berkaitan dengan hal di atas, proses pembangunan di Indonesia memang mampu
memberikan sumbangan yang signifikan pada pertumbuhan ekonomi, namun menimbulkan
masalah, antara lain masalah pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh bahan-bahan
kimia yang beracun dan berbahaya yang berdampak pada kesehatan manusia dan lingkungan.
Maka tidaklah keliru jika kondisi tersebut mendorong munculnya chemopobia dari
masyarakat yang menganggap kimia sebagai racun dan penyebab timbulnya pencemaran
lingkungan.
Memperhatikan kondisi di atas, dewasa ini para ahli kimia melakukan usaha untuk
mencari bahan dasar yang tidak berbahaya dan mengubah proses-proses kimia dalam industri
menjadi lebih aman dan lebih bersih. Usaha tersebut lebih dikenal dengan nama green
chemistry. Sebagai bidang kajian kimia yang relatif baru, green chemisty memfokuskan
kajiannya pada penerapan sejumlah prinsip kimia yaitu dalam merancang, menggunakan atau
memproduksi bahan kimia untuk mengurangi pemakaian atau produksi zat berbahaya. Bidang
kajian ini mencakup konsep dan pendekatan yang efektif untuk mencegah pencemaran,
karena penerapan metode pemecahan masalah secara ilmiah dan inovatif terhadap bahaya
pencemaran akibat bahan kimia beracun langsung pada sumbernya.
Mengingat konsep dan pendekatan green chemistry sebagai pendekatan untuk
pencegahan pencemaran akibat bahan-bahan kimia yang dapat merusak lingkungan dan
kesehatan, perlu dipikirkan bagaimana menerapkan gagasan konsep dan gagasan green
chemistry ini dalam pembelajaran kimia di sekolah maupun perguruan tinggi di Indonesia.

RICHARDUS NGABUT, S.Pd., Gr. 29


F. GLOSARIUM

Fotosintesis : Proses tumbuhan mengubah sinar matahari menjadi makanan atau


energi.
Katalisator : Suatu zat yang mempercepat laju reaksi kimia pada suhu tertentu, tetapi
tidak mengalami perubahan dan pengurangan jumlah.
Polusi : Penambahan zat atau bahan berbahaya apa pun ke lingkungan.
Reaksi kimia : Proses di mana satu atau lebih zat, diubah menjadi satu atau
zat yang berbeda dan menghasilkan produk yang baru.
Sinar UV : Gelombang elektromagnetik yang dapat berasal dari sumber alam,
seperti sinar matahari, serta sumber buatan.

G. DAFTAR PUSTAKA

Tjahjadarmawan, E. dkk. (2021). Ilmu Pengetahuan Alam SMA Kelas X. Jakarta : Pusat
Kurikulum dan Perbukuan Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Nurbaity. (2011). “Pendekatan Green Chemistry Suatu Inovasi dalam Pembelajaran Kimia
Berwawasan Lingkungan”. Jurnal Riset Pendidikan Kimia. 1, (1), 13-21.
Anwar, Muslih. (2015). Kimia Hijau / Green Chemistry . [Online]. Diakses :
http://bptba.lipi.go.id/bptba3.1/?lang=id&u=blog-single&p=343 [25 Agustus 2021]
Mawardha, Nayshila. (2020). Ringkasan Materi Kimia Hijau. Malang : SMK N 1 Turen.
Sidjabat, Oberlin. (2008). “Pengembangan Teknologi Bersih dan Kimia Hijau dalam
Meminimalisasi Limbah Industri”. Jurnal Publikasi Lemigas. 42, (1), 45-50.

Link Video :
https://www.youtube.com/watch?v=gGmMj6sgIbQ
https://www.youtube.com/watch?v=38phz7Wnitc

RICHARDUS NGABUT, S.Pd., Gr. 30


MODUL AJAR
“PRINSIP KIMIA HIJAU DALAM MENDUKUNG UPAYA PELESTARIAN
LINGKUNGAN”

1. INFORMASI UMUM
A. IDENTITAS MODUL
Nama Guru : Richardus Ngabut, S.Pd., Gr.
Jenjang Sekolah : SMA
Nama Sekolah : SMA Gabungan Jayapura
Tahun Ajaran : 2021/2022
Kelas : 10
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
Pertemuan ke : 2

B. KOMPETENSI AWAL
1. Peserta didik telah memahami proses kimia dan reaksi kimia dalam kehidupan sehari-hari.
2. Peserta didik telah memahami pengertian dan pentingnya kimia hijau.

C. PPP
Profil Pelajar Pancasila yang diharapkan dapat tercapai yaitu Kreatif, Gotong royong / Kerja
sama, dan Mandiri.

D. SARANA PRASARANA
➢ HP / Komputer / Laptop
➢ Jaringan internet, Buku Paket Peserta Didik, Alat Tulis dan Bahan Ajar

E. TARGET PESERTA DIDIK


Peserta didik yang menjadi target yaitu :
➢ Peserta didik regular / tipikal : umum, tidak ada kesulitan dalam mencerna dan memahami
materi ajar.
➢ Peserta didik dengan kesulitan belajar : memiliki gaya belajar terbatas hanya satu gaya.
➢ Peserta didik dengan pencapaian tinggi : mencerna dan memahami dengan cepat, mampu
mencapai keterampilan berfikir tingkat tinggi (HOTS), dan memilki kemampuan memimpin.

F. MODEL PEMBELAJARAN
Model pembelajaran yang digunakan Guided Discovery Learning untuk moda Pembelajaran Jarak
Jauh (blended learning).

RICHARDUS NGABUT, S.Pd., Gr. 1


2. KOMPONEN INTI
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta didik dapat menganalisis solusi untuk menyelesaikan masalah pencemaran lingkungan
melalui pemanfaatan prinsip kimia hijau.

B. PEMAHAMAN BERMAKNA
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta didik mengetahui cara memanfaatkan bahan kimia di
lingkungan sekitar yang sesuai dengan prinsip kimia hijau untuk melestarikan lingkungan.

C. PERTANYAAN PEMANTIK
Bagaimana kita bisa menerapkan prinsip kimia hijau untuk memberikan kontribusi terhadap
pelestarian lingkungan ?

D. KEGIATAN PEMBEJARAN
Tahapan Kegiatan Waktu
Daring via e-Learning
PENDAHULUAN

1. Guru memberi salam dan menyapa peserta didik melalui e-Learning


2. Peserta didik dan guru berdoa untuk memulai pelajaran
3. Guru mengecek kehadiran peserta didik melalui e-Learning 10 Menit
4. Guru melakukan Apersepsi : masih ingatkah kalian dengan pengertian dan
pentingnya prinsip kimia hijau dalam kehidupan ?

STIMULUS / PEMBERIAN RANGSANGAN


Guru meminta peserta didik mengamati lingkungan di sekitar. Adakah
sampah yang berserakan di sekitar peserta didik.
IDENTIFIKASI MASALAH
Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengidentifikasi
sebanyak mungkin pertanyaan. Misalnya : 15 Menit
1. Upaya apa yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah pencemaran
lingkungan ?
2. Bagaimana agar penggunaan bahan kimia di rumah dapat memberikan
kontribusi terhadap prinsip kimia hijau ?
PENGUMPULAN DATA DAN PENGOLAHAN DATA
Guru dapat membagi peserta didik menjadi enam kelompok yang
maksimal terdiri 5 orang menyesuaikan jumlah peserta didik.
KEGIATAN INTI

Guru membagikan LKPD dan peserta didik membaca petunjuk,


mengamati LKPD 45 Menit
Peserta didik dalam kelompok mencermati ke-12 prinsip kimia hijau yang
terdapat pada LKPD dan menghubungkan ke-12 prinsip kimia hijau (atau
beberapa dari 12 prinsip tersebut) terhadap kegiatan atau proses kimia
dalam kehidupan sehari-hari.

RICHARDUS NGABUT, S.Pd., Gr. 2


Peserta didik dalam kelompok mencari permasalahan yang selama ini
menyimpang dari prinsip kimia hijau dan menggali informasi dari
berbagai sumber untuk menemukan solusi atau cara mengatasinya.
Peserta didik memperhatikan dan mengamati penjelasan yang diberikan
guru terkait dengan prinsip kimia hijau.
Guru memotivasi peserta didik dalam kelompok atau individual untuk
menuliskan dan menanyakan permasalahan yang belum dipahami dari
masalah yang disajikan dalam LKPD serta guru mempersilahkan peserta
didik dalam kelompok lain atau secara individual untuk memberikan
tanggapan, bila diperlukan guru memberikan bantuan komentar secara
klasikal.
Beberapa perwakilan kelompok atau secara individual menyajikan secara
tertulis dan lisan hasil pembelajaran atau apa yang telah dipelajari pada
tingkat kelas atau tingkat kelompok mulai dari apa yang telah dipahami
berkaitan dengan permasahan kehidupan sehari-hari berdasarkan hasil
diskusi dan pengamatan.
Peserta didik yang lain dan guru memberikan tanggapan dan menganalisis
hasil presentasi meliputi tanya jawab untuk mengkonfirmasi, memberikan
tambahan informasi, melengkapi informasi ataupun tanggapan lainnya.
PEMBUKTIAN / VERIFIKASI
Peserta didik membuktikan hasil pekerjaannya dengan membaca literatur dan 5 Menit
mencocokan jawabannya.
PENARIKAN KESIMPULAN
Peserta didik melakukan refleksi, resume dan membuat kesimpulan secara
lengkap, komprehensif dan dibantu guru dari materi yang terkait prinsip kimia 5 Menit
hijau.
Guru dan peserta didik merangkum bersama
PENUTUP Guru mengingatkan tentang materi untuk pertemuan berikutnya 10 Menit
Guru dan peserta didik mengucapkan salam dan berdoa penutup

E. ASESMEN
Bentuk asesmen :
Sikap (Profil Pelajar Pancasila) berupa : observasi, penilaian diri, dan penilaian teman sebaya.
Performa berupa : Presentasi dan unjuk kerja
Tertulis (tes objektif : Essay dan Pilihan Gdana)

F. PENGAYAAN DAN REMEDIAL


Soal Pengayaan untuk peserta didik yang telah mencapai tujuan pembelajaran.
Soal Remedial untuk peserta didik yang belum mencapai tujuan pembelajaran.

RICHARDUS NGABUT, S.Pd., Gr. 3


3. LAMPIRAN

A. LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK


Tabel 1. Prinsip Kimia Hijau
12 PRINSIP KIMIA HIJAU
Kimia hijau adalah pendekatan kimia yang bertujuan memaksimalkan efisiensi dan meminimalkan
pengaruh bahaya bagi Kesehatan manusia dan lingkungan. Memang tidak ada reaksi kimia yang hijau
sempurna, namun keseluruhan efek negatif baik pada penelitian kimia maupun industri kimia dapat
dikurangi melalui implementasi 12 prinsip kimia hijau.
1. Mencegah Limbah 7. Menggunakan Bahan Baku Terbarukan
Mengutamakan pencegahan Bahan baku terbarukan
limbah daripada penanggulangan biasanya berasal dari produk
atau pembersihan limbah yang pertanian atau hasil alam,
muncul setelah proses sintesis sedangkan bahan baku tak
serta meminimalkan limbah pada
terbarukan berasal dari bahan
setiap proses.
bakar fosil seperti minyak
bumi, gas alam, batu bara, dan
bahan tambang lainnya.
2. Memaksimalkan Nilai Ekonomi suatu Atom 8. Mengurangi Bahan Turunan Kimia
Mengurangi limbah pada level Mengurangi bahan turunan kimia
molekul dengan memaksimalkan untuk mengurangi tahapan
jumlah atom dari semua pereaksi reaksi, tambahan bahan kimia,
menjadi produk akhir. Atom dan produksi limbah.
ekonomi di sini untuk
mengevaluasi efisiensi reaksi.

3. Sintesis Kimia yang Bahaya-nya Sedikit 9. Menggunakan Katalis


Mendesain reaksi kimia dan Penggunaan katalis berperan
rute sintesis seaman mungkin. pada peningkatan selektivitas,
Mempertimbangkan semua mengurangi limbah, waktu
bahan yang berbahaya selama reaksi, dan energi dalam suatu
reaksi berlangsung termasuk reaksi.
limbah.
4. Mendesain Proses yang Melibatkan Bahan 10. Mendesain Bahan Kimia dan Produk yang
Kimia yang Aman Terdegradasi setelah digunakan

Memprediksi dan mengevaluasi Bahan kimia harus mudah


aspek meliputi sifat fisika, terdegradasi dan tidak
toksisitas, dan lingkungan. terakumulasi di lingkungan.

5. Menggunakan Pelarut dan Kondisi Reaksi 11. Menganalisis secara Langsung untuk
yang Lebih Aman Mencegah Polusi

RICHARDUS NGABUT, S.Pd., Gr. 4


Memilih pelarut yang paling Metode analisis yang dilakuakan
aman dalam tiap proses serta secara real-time untuk mencegah
meminimalkan jumlah pelarut pembentukan bahan berbahaya
agar tidak menghasilkan bagi lingkungan.
persentase limbah yang besar.
6. Mendesain Efisiensi Energi 12. Mencegah Potensi Kecelakaan
Memilih jalan reaksi kimia Memilih bahan kimia yang
yang paling kecil energinya. digunakan dalam reaksi kimia
Menghindari pemanasan dan dan mengembangkan
pendinginan juga tekanan dan prosedur untuk menghindari
kondisi vakum. kecelakaan.

Aktivitas 3.2

HOTS SIKAP
• Mandiri
Literasi • Analisis
• Kreatif
• Evaluasi
• Kerja sama

Petunjuk melakukan Aktivitas :


1) Cermati dan maknai ke-12 prinsip kimia hijau pada tabel 1. (Stimulus)
2) Temukan permasalahan yang selama ini menyimpang dari prinsip kimia hijau, lalu
sarankan solusi untuk mengatasinya. (Identifikasi Masalah)
3) Carilah informasi yang diperlukan dari berbagai sumber. (Pengumpulan Data)
4) Rangkumlah hasil diskusi Kalian lalu tulis dalam bentuk tabel
(Lihat Contoh pada tabel 2).
5) Komunikasikanlah hasil diskusi Kalian dalam diskusi kelas.
6) Cocokkanlah jawaban hasil diskusi dengan literatur yang telah dibaca.
Cantumkan sumber literatur sebagai wujud perilaku jujur Kalian. (Pembuktian)

Tabel 2. Hubungan prinsip kimia hijau terhadap fakta dan solusi dalam mendukung upaya
pelestarian lingkungan.
Prinsip kimia hijau ke-1
Topik kimia hijau Mencegah limbah
1) Indonesia penyumbang sampah plastik terbesar ke-2 di dunia (1,23 million
Permasalahan metric ton).
2) Banyak sampah plastik di rumah saya.
1) Menggunakan bioplastik dari pati singkong yang tidak menghasilkan limbah
Solusi
telah dilakukan oleh tim peneliti dari LIPI sejak tahun 2016 hingga kini.

RICHARDUS NGABUT, S.Pd., Gr. 5


2) Membawa tas belanja dari rumah saat berbelanja.
3) Mengolah plastik bekas kemasan sebagai tas, tempat pena, tempat sampah, pot
bunga, dan lainnya.
1) https://www.givengain.com/cc/plastic-free-oceans/?gclid=EAIaIQobChMI-
Yaw8d-o8gIVwRwrCh2QRAPeEAAYAiAAEgK4APD_BwE
Sumber informasi
2) https://www.liputan6.com/regional/read/3925727/bioplastik-plastik-ramah-
lingkungan-dari-singkong
Prinsip kimia hijau ke-
Topik kimia hijau

Permasalahan

Solusi

Sumber informasi

Prinsip kimia hijau ke-


Topik kimia hijau

Permasalahan

Solusi

Sumber informasi

Prinsip kimia hijau ke-


Topik kimia hijau

Permasalahan

Solusi

RICHARDUS NGABUT, S.Pd., Gr. 6


Sumber informasi

KESIMPULAN
Buatlah kesimpulan pembelajaran pada kolom berikut.

__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________

LATIHAN SOAL

Untuk lebih memahami prinsip kimia hijau, jawablah beberapa pertanyaan berikut.
1. Bagaimana cara mempraktikkan prinsip yang lebih hijau untuk meletarikan lingkungan?
2. Sebutkan satu contoh penerapan prinsip kimia “mendesain proses yang melibatkan bahan
kimia yang aman” .

LEMBAR JAWABAN
1.

2.

RICHARDUS NGABUT, S.Pd., Gr. 7


B. PENILAIAN RANAH SIKAP
1) LEMBAR OBSERVASI
No Aspek yang dinilai Teknik penilaian Waktu penilaian Instrument
1 Kreatif Pengamatan Proses dan tugas Lembar observasi
2 Kerja sama Pengamatan Proses dan tugas Lembar observasi
3 Mandiri Pengamatan Tugas Lembar observasi

Aspek Sikap yang dinilai


Jumlah Skor Kode
No. Nama Peserta Didik Kerja
Kreatif Mandiri Skor Sikap Nilai
sama
1 Richardus Ngabut
2
3

RUBRIK PENILAIAN SIKAP


ASPEK INDIKATOR NILAI
Peserta didik memiliki rasa ingin tahu 25
Peserta didik tertarik dalam mengerjalan tugas 25
Kreatif
Peserta didik berani dalam mengambil resiko 25
Peserta didik tidak mudah putus asa 25
TOTAL 100
Peserta didik terlibat aktif dalam bekerja kelompok 25
Peserta didik bersedia melaksanakan tugas sesuai kesepakatan 25
Kerja sama Peserta didik bersedia membantu temannya dalam satu
25
kelompok yang mengalami kesulitan
Peserta didik menghargai hasil kerja anggota kelompok 25
TOTAL 100
Peserta didik mampu memecahkan masalah 25
Peserta didik tidak lari atau menghindari masalah 25
Mandiri
Peserta didik mampu mengambil keputusan 25
Peserta didik bertanggung jawab 25
TOTAL 100
SKOR TOTAL 300
CATATAN :
Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐩𝐞𝐫𝐨𝐥𝐞𝐡
50,01 – 75,00 = Baik (B) 𝐍𝐢𝐥𝐚𝐢 = 𝐱 𝟏𝟎𝟎
𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)

RICHARDUS NGABUT, S.Pd., Gr. 8


2) LEMBAR PENILAIAN DIRI
Penilaian tetap bersifat objektif, maka guru hendaknya menjelaskan terlebih dahulu tujuan
dari penilaian diri ini, menentukan kompetensi yang akan dinilai, kemudian menentukan
kriteria penilaian yang akan digunakan, dan merumuskan format penilaiannya Jadi,
singkatnya format penilaiannya disiapkan oleh guru terlebih dahulu.
Jumlah Skor Kode
No Pernyataan Ya Tidak
Skor Sikap Nilai
1 Selama diskusi, saya ikut serta
100
mengusulkan ide / gagasan.
2 Ketika kami berdiskusi, setiap
anggota mendapatkan kesempatan 100 250 83,33 SB
untuk berbicara.
3 Saya ikut serta dalam membuat
50
kesimpulan hasil diskusi kelompok.

CATATAN :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 3 x 100 = 300
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (250 : 300) x 100 = 83,33
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)

3) LEMBAR PENILAIAN TEMAN SEBAYA


Penilaian ini dilakukan dengan meminta peserta didik untuk menilai temannya sendiri. Sama
halnya dengan penilaian hendaknya guru telah menjelaskan maksud dan tujuan penilaian,
membuat kriteria penilaian, dan juga menentukan format penilaiannya.
Nama teman yang diamati : ____________________________________________
Pengamat : ____________________________________________
Jumlah Skor Kode
No Pernyataan Ya Tidak
Skor Sikap Nilai
1 Mau menerima pendapat teman. 100
2 Memberikan solusi terhadap
100
permasalahan.
350 87,5 SB
3 Memaksakan pendapat sendiri kepada
50
anggota kelompok.
4 Marah saat diberi kritik. 100

RICHARDUS NGABUT, S.Pd., Gr. 9


CATATAN :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50 untuk pernyataan yang positif, sedangkan untuk
pernyataan yang negatif, Ya = 50 dan Tidak = 100
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = (3 x 100) + (1 x 50) =
350
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (350 : 400) x 100 = 87,5
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)

C. PENILAIAN RANAH KETERAMPILAN

RUBRIK PENILAIAN UNJUK KERJA


ASPEK INDIKATOR NILAI
Penggunaan tata bahasa baik dan benar
Kesesuaian respon Jawaban yang relevan dengan pertanyaan
dengan pertanyaan Menjawab sesuai dengan materi
Mengaitkan jawaban dengan kehidupan sehari-hari
Keterlibatan anggota kelompok
Aktif bertanya dan menanggapi
Aktifitas diskusi
Mencatat hasil diskusi dengan sistematis
Memperhatikan dengan seksama saat berdiskusi
Dipresentasikan dengan percaya diri
Kemampuan Dapat mengemukakan ide dan berargumen dengan baik
Presentasi Manajemen waktu presentasi dengan baik
Seluruh anggota kelompok berpartisipasi presentasi
Bersedia membantu orang lain dalam satu kelompok
Kerjasama dalam
Kesediaan melakukan tugas sesuai dengan kesepakatan
kelompok
Terlibat aktif dalam bekerja kelompok

KRITERIA PENILAIAN (SKOR)


100 = Sangat Baik
75 = Baik 𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐩𝐞𝐫𝐨𝐥𝐞𝐡
50 = Kurang Baik 𝐍𝐢𝐥𝐚𝐢 = 𝐱 𝟏𝟎𝟎
𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥
25 = Tidak Baik

SKOR TOTAL SEMUA ASPEK = 1500

RICHARDUS NGABUT, S.Pd., Gr. 10


D. PENILAIAN RANAH PENGETAHUAN
A) ASESMEN DIAGNOSTIK
1. ASESMEN NON-KOGNITIF
1) Apa kabar semuanya pada hari ini?
2) Apa saja yang dilakukan sebelum belajar di pagi ini ?
3) Apa harapan kalian setelah mengikuti pembelajaran ini ?

2. ASESMEN KOGNITIF
Jenis Soal : Essay
1) Apa yang dimaksud dengan Kimia Hijau ?
Jawaban
Kimia hijau adalah proses kimia atau teknologi yang dapat memperbaiki lingkungan
dan kualitas hidup. (Skor 2)
2) Mengapa kita harus mempelajari reaksi kimia hijau ?
Jawaban
Karena reaksi kimia hijau berperan dalam upaya memperbaiki lingkungan dan
memecahkan masalah lingkungan. (Skor 2)

B) ASESMEN FORMATIF
Jenis Soal : Essay

1. Bagaimana cara mempraktikkan prinsip yang lebih hijau untuk meletarikan lingkungan?
2. Sebutkan satu contoh penerapan prinsip kimia “mendesain proses yang melibatkan bahan
kimia yang aman” .
Jawaban
1. Cara mempraktikkan prinsip yang lebih hijau untuk melestarikan lingkungan yaitu dengan
menerapkan 12 prinsip kimia hijau.
(Skor 2)
2. Contoh penerapan prinsip kimia “mendesain proses yang melibatkan bahan kimia yang
aman” yaitu pembuatan sabun ramah lingkungan menggunakan buah lerak.
(Skor 2)

Skor Total = 4
KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN :
Rumus Penilaian : 90 - 100% = Baik Sekali
80 - 89% = Baik
Skor yang diperoleh 70 - 79% = Cukup
Nilai = x 100
Skor total < 70% = Kurang

RICHARDUS NGABUT, S.Pd., Gr. 11


C) ASESMEN SUMATIF
JENIS
SOAL
SOAL
PG 1. Berikut ini merupakan wujud kontribusi terhadap prinsip kimia hijau :
i. Menggunakan bahan kimia secukupnya
ii. Membuang bahan kimia pada tempatnya
iii. Menyimpan bahan kimia dengan cara yang benar
iv. Mengganti bahan kimia berbahaya dengan bahan alam yang lebih ramah
lingkungan
v. Menggunakan kembali bahan plastik
Pernyataan yang benar mengenai prinsip kimia hijau terdapat pada nomor…..
a. i dan ii
b. ii dan iii
c. iii dan iv
d. iv dan v
e. semua benar
2. Siapakah tokoh yang mengembangkan prinsip kimia hijau adalah ?
a. Paul Anastas dan Herry
b. John C Warner dan Augusto
c. Paul Anastas dan John C. Warner
d. John C. Warner dan Herry
e. Augusto dan Herry
3. Prinsip kimia hijau dikemukakan pada tahun…….
a. 1999
b. 2000
c. 1998
d. 1997
e. 2001
4. Salah satu pokok bahasan yang terdapat pada prinsip kimia hijau yaitu……
a. Cara untuk mengurangi dampak dari produksi bahan-bahan kimia
terhadap lingkungan dan kesehatan manusia
b. Menambah wawasan pelestarian lingkungan melalui prinsip kimia hijau
c. Mengurangi penggunaan bahan kimia sintesis yang berbahaya terhadap
lingkungan
d. Penggunaan bahan baku komersial
e. Pemanfaatan bahan kimia yang berasal dari alam
5. “Transformasi kimia untuk meminimalkan produksi limbah berbahaya
merupakan langkah pertama yang penting dalam pencegahan polusi”
merupakan tujuan dari prinsip kimia……….
a. Mencegah limbah
b. Memaksimalkan nilai ekonomi suatu atom
c. Sintesis kimia yang bahayanya sedikit

RICHARDUS NGABUT, S.Pd., Gr. 12


d. Mengurangi bahan turunan kimia
e. Mendesain proses yang melibatkan bahan kimia yang aman
6. Apa tujuan dari memaksimalkan nilai ekonomi suatu atom ?
a. Mendesai reaksi kimia dan rute sintesis yang aman
b. Mengurangi tahapan reaksi, tambahan bahan kimia, dan produksi limbah
c. Memudahkan bahan kimia terdegradasi dan tidak terakumulasi di
lingkungan
d. Mengurangi limbah pada level molekul dengan memaksimalkan jumlah
atom dari semua pereaksi menjadi produk akhir
e. Meningkatkan selektifitas, mengurangi limbah, waktu reaksi, dan energi
dalam suatu reaksi
7. Perhatikan beberapa simbol berikut :
i. iv.

ii. v.

iii.

Yang merupakan simbol dari menggunakan bahan baku terbarukan terdapat


pada gambar nomor ……….
a. i
b. ii
c. iii
d. iv
e. v
8. Senyawa yang digunakan sebagai biosida ramah lingkungan yang dibuat oleh
Albright dan Wilson adalah……..
a. 2,3-dinatrium-2-pentil-3-isotyiazolin-3-ol
b. 3,4-dibromo-2-heksil-4-isotyiazolin-3-ol
c. 2,5-difluoro-2-nonil-4-isotyiazolin-2-ol
d. 4,5-dikloro-2-oktil-4-isotyiazolin-3-on
e. 2,3-dikloro-2-oktil-4-isotyiazolin-2-on

RICHARDUS NGABUT, S.Pd., Gr. 13


9. Senyawa yang banyak dimanfaatkan sebagai pelarut dalam industri oleh
karena memiliki kandungan racun yang rendah adalah…….
a. Natrium klorida
b. Hidrogen peroksida
c. hidrogen sulfida
d. Kalsium oksida
e. Super kritikal karbon dioksida
10. Bahan baku yang dapat menggantikan bensin sebagai bahan bakar kendaraan
adalah…..
a. Biomassa
b. Minyak jagung
c. Etanol dan biodiesel
d. Distilasi plastik
e. n-butanol

JAWABAN DAN PEMBAHASAN


Nomor Option
Skor Pembahasan
Soal Jawaban
1 E 1 Wujud kontribusi terhadap prinsip kimia hijau :
a. Menggunakan bahan kimia secukupnya
b. Membuang bahan kimia pada tempatnya
c. Menyimpan bahan kimia dengan cara yang benar
d. Mengganti bahan kimia berbahaya dengan bahan
alam yang lebih ramah lingkungan
e. Menggunakan kembali bahan plastik

Semua pernyataan benar.


2 C 1 Tokoh yang mengembangkan prinsip kimia hijau adalah
Paul Anastas dan John C. Warner
3 C 1 Prinsip kimia hijau dikemukakan pada tahun 1998 oleh
Paul Anastas dan John C. Warner
4 A 1 Pokok bahasan yang terdapat pada prinsip kimia hijau :
a. Cara untuk mengurangi dampak dari produksi bahan-
bahan kimia terhadap lingkungan dan kesehatan
manusia.
b. Prioritas penelitian dalam pengembangan teknologi
kimia hijau.
5 A 1 “Transformasi kimia untuk meminimalkan produksi
limbah berbahaya merupakan langkah pertama yang
penting dalam pencegahan polusi” merupakan tujuan dari
prinsip kimia mencegah limbah.

RICHARDUS NGABUT, S.Pd., Gr. 14


6 D 1 Tujuan dari memaksimalkan nilai ekonomi suatu atom
yaitu untuk mengurangi limbah pada level molekul
dengan memaksimalkan jumlah atom dari semua pereaksi
menjadi produk akhir.
7 A 1 i. iv.

Menggunakan Menganalisis
bahan baku secara langsung
terbarukan untuk mencegah
polusi
ii. v.

Mencegah Memaksimalkan
potensi nilai ekonomi
kecelakaan suatu atom
iii.

Menggunakan
pelarut dan
kondisi reaksi
yang lebih aman
8 D 1 Senyawa yang digunakan sebagai biosida ramah
lingkungan yang dibuat oleh Albright dan Wilson adalah
4,5-dikloro-2-oktil-4-isotyiazolin-3-on
9 E 1 Senyawa yang banyak dimanfaatkan sebagai pelarut
dalam industri oleh karena memiliki kandungan racun
yang rendah adalah super kritikal karbon dioksida.
10 C 1 Bahan baku yang dapat menggantikan bensin sebagai
bahan bakar kendaraan adalah etanol dan biodiesel

Skor Total = 10

RICHARDUS NGABUT, S.Pd., Gr. 15


Rumus Penilaian : KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN :
90 - 100% = Baik Sekali
Skor yang diperoleh 80 - 89% = Baik
Nilai = x 100 70 - 79% = Cukup
Skor total
< 70% = Kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, maka dapat diteruskan dengan
Kegiatan Belajar selanjutnya. Namun jika masih di bawah 80%, maka harus mengulang
materi Kegiatan Belajar ini, terutama bagian yang belum dikuasai.

D) SOAL PENGAYAAN
Jenis Soal : Essay

1. Mengapa prinsip kimia hijau sangat memberikan kontribusi terhadap pelestarian


lingkungan ?
2. Salah satu penerapan prinsip kimia hijau yaitu membangun kota cerdas. Jelaskan 6
indikator kota cerdas yang didasarkan pada standar internasional.
3. Mengapa kimia hijau memainkan peranan penting pada evolusi berkelanjutan kota
cerdas?

PEMBAHASAN DAN SKOR


No. Pembahasan Skor
1 Prinsip kimia hijau sangat memberikan kontribusi terhadap pelestarian
lingkungan karena merupakan suatu metode yang didasarkan pada
3
pengurangan penggunaan dan pembuatan bahan kimia berbahaya, baik dari
segi perancangan maupun proses.
2 Smart City atau kota cerdas memiliki 6 (enam) indikator yaitu :
1) Smart governance, pemerintahan transparan, informatif, dan responsif
2) Smart economy, menumbuhkan produktivitas dengan kewirausahaan dan
semangat inovasi
3) Smart people, peningkatan kualitas sumber daya manusia dan fasilitas
hidup layak 6
4) Smart mobility, penyediaan sistem transportasi dan infrastruktur
5) Smart environment, manajemen sumber daya alam yang ramah
lingkungan
6) Smart living, mewujudkan kota sehat dan layak huni.
3 Kimia hijau memainkan peranan penting pada evolusi berkelanjutan kota
cerdas karena dapat mengendalikan tingkat polusi, mengelola sumber daya, 2
dan mengalokasikan energi.
Skor Total 11

RICHARDUS NGABUT, S.Pd., Gr. 16


Rumus Penilaian : KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN :
90 - 100% = Baik Sekali
Skor yang diperoleh 80 - 89% = Baik
Nilai = x 100 70 - 79% = Cukup
Skor total
< 70% = Kurang

E) SOAL REMEDIAL
Jenis Soal : Essay

1. Menganalisis secara langsung untuk mencegah polusi merupakan salah satu dari 12
prinsip kimia hijau. Apa tujuan dari prinsip tersebut ?
2. Tuliskan 4 peran katalis pada proses transformasi.
3. Jelaskan 5 prinsip rekayasa hijau (green engineering).

PEMBAHASAN DAN SKOR


No. Pembahasan Skor
1 Tujuan dari menganalisis secara langsung untuk mencegah polusi yaitu
melakukan secara real-time untuk mencegah pembentukan bahan berbahaya 2
bagi lingkungan.
2 Empat peran katalis pada proses transformasi yaitu :
a. Meningkatkan selektivitas reaksi
b. Mengurangi suhu transformasi
c. Meningkatkan tingkat konversi produk 4
d. Mengurangi limbah reagen (karena mereka tidak dikonsumsi selama
reaksi)
3 Empat prinsip rekayasa hijau (green engineering) :
a. Maximize Efficiency (Memaksimalkan Efisiensi). Produk, proses, dan
sistem harus dirancang untuk memaksimalkan efisiensi pemakaian 2
massa, energi, ruang, dan waktu.
b. Output-Pulled Versus Input-Pushed (Mengambil keluaran daripada
Mendorong Masukan). Produk, proses, dan sistem harus dilakukan 2
dengan “mengambil output ” daripada “memperbesar input” melalui
penggunaan energi dan material.
c. Converse Complexity (Konservasi Kompleksitas). Entropi dan
kompleksitas yang melekat harus dilihat sebagai investasi pada saat 2
membuat pilihan desain pada daur ulang, penggunaan kembali, atau
disposisi yang bermanfaat.
d. Durability Rather Than Immortality (Tahan lama Daripada Lekas rusak).
Sasaran desain ditujukan pada masa pakai produk tahan lama, bukan
sekali pakai dan cepat rusak. 2

RICHARDUS NGABUT, S.Pd., Gr. 17


e. Meet Need, Minimize Excess (Memenuhi Kebutuhan, Meminimalkan
Kelebihan). Desain untuk kapasitas atau kemampuan yang tidak perlu
harus dianggap sebagai cacat desain (misalnya, “satu ukuran cocok untuk 2
semua”).
Skor Total 16

Rumus Penilaian :
KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN :
90 - 100% = Baik Sekali
Skor yang diperoleh 80 - 89% = Baik
Nilai = x 100
Skor total 70 - 79% = Cukup
< 70% = Kurang

E. PRINSIP KIMIA HIJAU DALAM MENDUKUNG UPAYA PELESTARIAN LINGKUNGAN


Kimia hijau bukan hanya terkait dengan penggunaan dan produksi bahan kimia yang aman
saja. Prinsip kimia hijau dapat Kalian terapkan sendiri di rumah. Bahan kimia apa saja yang
digunakan di rumah? Bagaimana cara Kalian menggunakannya? Bagaimana agar penggunaan
bahan kimia di rumah dapat memberikan kontribusi terhadap prinsip kimia hijau? Menggunakan
bahan kimia secukupnya, membuang bahan kimia pada tempatnya, menyimpan bahan kimia
dengan cara yang benar, mengganti bahan kimia yang berbahaya dengan bahan alam yang lebih
ramah lingkungan, serta menggunakan kembali bahan plastik merupakan wujud kontribusi
Kalian terhadap prinsip kimia hijau. Prinsip kimia hijau sangat memberikan kontribusi terhadap
pelestarian lingkungan.

Gambar 1. Hasil aktivitas penerapan Gambar 2. Bioplastik dari kulit pisang


prinsip kimia hijau sebagai penerapan prinsip kimia hijau

Pada tahun 1998, Paul Anastas bersama dengan John C. Warner mengembangkan prinsip
yang dijadikan sebagai pdanuan dalam praktik kimia hijau. Kedua belas prinsip tersebut
membahas berbagai cara untuk mengurangi dampak dari produksi bahan-bahan kimia terhadap
lingkungan dan kesehatan manusia, serta juga menunjukkan prioritas penelitian dalam
pengembangan teknologi kimia hijau. Dua belas prinsip kimia hijau yang dikembangkan oleh
Paul Anastas dan John Warner, yaitu :

RICHARDUS NGABUT, S.Pd., Gr. 18


1. Mencegah terjadinya limbah lebih baik daripada mengolah dan membersihkannya
Yaitu bagaiamana kemampuan kimiawan untuk merancang ulang transformasi kimia untuk
meminimalkan produksi limbah berbahaya merupakan langkah pertama yang penting dalam
pencegahan polusi. Dengan mencegah generasi sampah, kita meminimalkan bahaya yang
berhubungan dengan limbah, transportasi, penyimpanan dan perawatan.

2. Ekonomi atom, metoda sintesis yang efisien


Sebuah konsep perancangan proses kimia yang bisa mengubah semaksimal mungkin
bahan baku menjadi produk target ketimbang menghasilkan senyawa sampingan (side
product). Metode sintetis seharusnya didesain untuk memaksimalkan penggabungan dari
semua bahan yang digunakan dalam proses menjadi produk akhir.
Pemanfaatan atom, efisiensi atom atau konsep ekonomi dari atom merupakan sarana
yang sangat berguna untuk mempercepat evaluasi jumlah limbah yang dihasilkan pada proses
alternatif. Efisiensi atom dihitung dari massa molekul produk dibagi dengan jumlah total
massa molekul senyawa yang terbentuk pada kondisi reaksi stoikiometrik yang terlibat.
3. Melakukan sintesis kimia yang tidak berbahaya
Mendesain sintesa untuk digunakan dan menghasilkan zat kimia yang tidak atau hanya
sedikit menjadi racun bagi manusia dan lingkungannya. Memilih metode yang lebih aman
dikimia adalah seperti menggunakan obeng bukan pisau untuk mengencangkan sekrup. Pisau
mungkin mampu mengencangkan sekrup, tapi itu berbahaya.
Contoh dari konsep ini adalah penggantian reaksi klorinasi dalam pembentukan
intermediet 4-aminodifenilamina pada produksi karet dimana klorin merupakan senyawa
yang beracun, yang diganti dengan rekasi kopling langsung aniline dengan nitrobenzene yang
teraktifkan oleh basa. Hasil dari penggantian tersebut berupa limbah organic, anorganik, dan
air yang masing-masing 70%, 99%, dan 97% lebih kecil.

4. Mendesain senyawa kimia yang tak beracun


Produk kimia harus dirancang sedemikian rupa sehingga menghasilkan fungsi sebagaimana
yang diinginkan dan memberikan toksisitas seminimal mungkin. Misalnya biosida ramah
lingkungan yang berbasis pada 4,5-dikloro-2-oktil-4-isotyiazolin-3-on yang dibuat oleh
Albright dan Wilson Americas sebagai pengganti biosida konvensional yang sangat beracun
pada organisme air dan manusia.

5. Pemakaian pelarut dan bahan-bahan yang aman


Pelarut sangat diperlukan dalam sebagian besar reaksi karena pelarut merupakan media
untuk campur, transfer panas, dan kadang mengontrol reaktifitas pereaksi. Penggunakan
pelarut biasanya mengarah ke produksi limbah. Oleh karena itu penurunan volume pelarut
atau bahkan penghapusan total pelarut akan lebih baik. Dalam kasus di mana pelarut
diperlukan, hendaknya perlu diperhatikan penggunaan pelarut yang cukup aman. Kebanyakan
pelarut bersifat mudah terbakar atau beracun, dan hamper semuanya merupakan senyawa
organic yang mudah menguap sehingga menyumbang pencemaran udara.
Supercritical Carbon Dioxide adalah karbon dioksida (CO2) yang berada dalam fase
cair (liquid phase), yang berada pada temperatur dan tekanan kritis yakni temperatur lebih

RICHARDUS NGABUT, S.Pd., Gr. 19


dari 31,1℃ dan tekanan 73,3 atm. Zat ini banyak dimanfaatkan sebagai pelarut dalam industri
oleh karena zat ini memiliki kandungan racun yang rendah dan tidak memiliki dampak
lingkungan yang berarti. Selain itu, rendahnya temperatur dari proses dan stabilitas CO2
memungkinkannya berfungsi sebagai pelarut layaknya aqua distilata.

6. Mendesain pemakaian energi yang efisien


Kebutuhan energi yang berdampak pada lingkungan dan ekonomi harus diminimalkan. Jika
mungkin, metode sintetis dan pemurnian harus dirancang untuk suhu dan tekanan ruang,
sehingga biaya energi yang berkaitan dengan suhu dan tekanan ekstrim dapat diminimalkan.

7. Pemakaian bahan baku yang dapat diperbaharui


Minyak bukan merupakan sumber daya terbarukan. Sebanyak 90% - 95% dari produk yang
kita gunakan (botol plastik, farmasi, cat, non-stick coating, kain, dll) berasal dari minyak.
Bahan baku terbarukan (jagung, kentang, biomassa) dapat digunakan untuk membuat banyak
Produk : bahan bakar (etanol dan bio-diesel), plastik dan lainnya.

8. Mengurangi senyawa turunan yang tak perlu


Derivatisasi yang tidak perlu (penggunaan kelompok blocking, proteksi / deproteksi,
modifikasi sementara proses fisika / proses kimia) harus dikurangi atau dihindari jika
mungkin, karena langkah-langkah seperti ini membutuhkan reagen tambahan dan dapat
menghasilkan limbah. Transformasi Sintetik yang lebih selektif akan menghilangkan atau
mengurangi kebutuhan untuk proteksi gugus fungsi. Selain itu, urutan sintetis alternatif dapat
menghilangkan kebutuhan untuk mengubah gugus fungsi dengan ada gugus fungis lain yang
lebih sensitif.

9. Pemakaian katalis sangat baik secara stoikiometris


Secara stoikiometri katalis dengan selektivitas yang tinggi memang lebih unggul dalam
reaksi. Katalis dapat memainkan beberapa peran dalam proses transformasi, antara lain dapat
meningkatkan selektivitas reaksi, mengurangi suhu transformasi, meningkatkan tingkat
konversi produk dan mengurangi limbah reagen (karena mereka tidak dikonsumsi selama
reaksi). Dengan mengurangi suhu, kita dapat menghemat energi dan berpotensi menghindari
reaksi samping yang tidak diinginkan.

10. Desain produk yang mudah terdegradasi


Produk kimia seharusnya didesain hingga pada akhir fungsinya nanti mereka dapat terurai
menjadi produk degradasi yang tidak berbahaya ketika mereka dilepaskan ke lingkungan.
Disinilah arti pentingnya sintesis material sehari-hari yang biodegradable, misalnya
biopolimer, plastik ramah lingkungan, dan lainnya.

11. Pencegahan polusi lingkungan


Metodologi analitis perlu lebih dikembangkan untuk memungkinkan real-time proses
monitoring dan kontrol sebelum pembentukan zat berbahaya. Waktu analisis riil untuk ahli
kimia adalah proses "memeriksa kemajuan reaksi kimia seperti yang terjadi.

RICHARDUS NGABUT, S.Pd., Gr. 20


12. Pencegahan terhadap kecelakaan
Salah satu cara untuk meminimalkan potensi kecelakaan kimia adalah memilih pereaksi dan
pelarut yang memperkecil potensi ledakan, kebakaran dan kecelakaan yang tak disengaja.
Risiko yang terkait dengan jenis kecelakaan ini kadang-kadang dapat dikurangi dengan
mengubah bentuk (padat, cair atau gas) atau komposisi dari reagen.

Prinsip-prinsip teknologi hijau didasarkan pada pengembangan Rekayasa Hijau (Green


Engineering) oleh Paul Anastas dan Julie Zimmerman. Prinsip-prinsip rekayasa ini menjelaskan
tentang proses atau produk kimia yang lebih hijau, dengan 12 prinsip (ACS, 2018b) sebagai
berikut :
1. Inherent Rather Than Circumstantial (Inheren daripada Sirkumtansial). Para perancang harus
memastikan input dan output bahan dan energi bersifat tidak berbahaya.
2. Prevention instead of Treatment (Pencegahan daripada Pengolahan). Lebih baik mencegah
limbah daripada mengolah atau membersihkan limbah setelah terbentuk.
3. Design for Separation (Desain untuk Pemisahan). Operasi pemisahan dan pemurnian harus
dirancang untuk meminimalkan konsumsi energi dan penggunaan bahan.
4. Maximize Efficiency (Memaksimalkan Efisiensi). Produk, proses, dan sistem harus dirancang
untuk memaksimalkan efisiensi pemakaian massa, energi, ruang, dan waktu.
5. Output-Pulled Versus Input-Pushed (Mengambil keluaran daripada Mendorong Masukan).
Produk, proses, dan sistem harus dilakukan dengan “mengambil output ” daripada
“memperbesar input” melalui penggunaan energi dan material.
6. Converse Complexity (Konservasi Kompleksitas). Entropi dan kompleksitas yang melekat
harus dilihat sebagai investasi pada saat membuat pilihan desain pada daur ulang, penggunaan
kembali, atau disposisi yang bermanfaat.
7. Durability Rather Than Immortality (Tahan lama Daripada Lekas rusak). Sasaran desain
ditujukan pada masa pakai produk tahan lama, bukan sekali pakai dan cepat rusak.
8. Meet Need, Minimize Excess (Memenuhi Kebutuhan, Meminimalkan Kelebihan). Desain
untuk kapasitas atau kemampuan yang tidak perlu harus dianggap sebagai cacat desain
(misalnya, “satu ukuran cocok untuk semua”).
9. Minimize Material Diversity (Meminimalkan Keragaman Material). Keragaman material
dalam produk multikomponen harus diminimalkan untuk memudahkan pembongkaran dan
pemrosesan kembali.
10. Integrate Material Flow dan Energy (Mengintegrasikan Aliran Bahan dan Energi). Desain
produk, proses, dan sistem harus mencakup integrasi dan interkoneksi dengan aliran energi
dan material yang tersedia.
11. Design for Commercial “Afterlife” (Desain untuk Komersial “Pascapakai”). Produk, proses,
dan sistem harus dirancang untuk kinerja komersial pascapakai.
12. Renewable Rather Than Depleting (Terbarukan Daripada Kelangkaan). Input material dan
energi harus dapat diperbarui daripada menggunakan sumber daya yang habis dan tak
terbarukan.

RICHARDUS NGABUT, S.Pd., Gr. 21


CONTOH PENERAPAN PRINSIP KIMIA HIJAU DALAM MENDUKUNG TERCAPAINYA
KOTA CERDAS (SMART CITY)

Visi Kota Cerdas/Smart City, adalah perkotaan masa depan, yang dikembangkan agar
memiliki lingkungan yang aman, terjamin, hijau serta efisien. Semua sistem dan strukturnya
– baik sumberdaya listrik dan gas, air, transportasi dan sebagainya dirancang, dibangun, dan
dikelola dengan memanfaatkan kemajuan di bidang materi terintegrasi, sensor, elektronik, dan
jejaring yang dihubungkan dengan sistem komputer untuk database, pelacakan, dan algoritma
untuk pengambilan keputusan (Calvillo, Sanchez-Miralles, & Viilar, 2016). Untuk
mewujudkan hal ini diperlukan penelitian dan teknologi dari berbagai bidang seperti Fisika,
Kimia, Biologi, Matematika, Ilmu Komputer, serta Teknik-teknik Sistem, Mekanika,
Elektronika dan Sipil (Woinaroschy, 2016).
Konsep kota cerdas diperkenalkan untuk mengusahakan tersedianya kehidupan
perkotaan yang baik bagi penduduknya melalui pengelolaan optimal berbagai sumberdaya
yang diperlukan. Konsep kota cerdas merupakan proses kegiatan yang dilakukan untuk
membuat perkotaan menjadi nyaman untuk kehidupan penduduknya dan siap menghadapi
berbagai tantangan yang mungkin muncul. Tahun 2008 para walikota di Eropa telah
menyepakati kebijakan- kebijakan pembangunan kota berkelanjutan, yaitu mencapai tujuan
20-20-20 (20% reduksi gas buang/emisi, 20% energi terbarukan, dan 20% peningkatan
efisiensi energi) pada tahun 2020 (Woinasroschy, 2016).
Kota cerdas digambarkan dengan atribut kecerdasan dalam hal bangunan, infrastruktur,
teknologi, energi, mobilitas, penduduk, administrasi, dan pendidikan (Albino, Berardi, &
Dangelico, 2015). Atribut-atribut itu secara terintegrasi diterapkan dalam mengelola
sumberdaya, mengendalikan tingkat polusi, dan mengalokasikan energi. Sebagai penggiat
pengembangan ekonomi terutama pada industri modern seperti elektronik, teknologi
informasi, bio dan nanoteknologi, yang memainkan peran penting pada struktur dan
pengelolaan kota cerdas, industri kimia yang menerapkan prinsip Kimia Hijau dapat
memainkan peranan penting pada evolusi berkelanjutan kota cerdas.
Untuk Indonesia, standar kota cerdas sedang dikembangkan, yang didasarkan pada
standar internasional (Prihadi, 2016). Smart City atau kota cerdas memiliki 6 (enam) indikator
yaitu smart governance, pemerintahan transparan, informatif, dan responsif; smart economy,
menumbuhkan produktivitas dengan kewirausahaan dan semangat inovasi; smart people,
peningkatan kualitas sumber daya manusia dan fasilitas hidup layak; smart mobility,
penyediaan sistem transportasi dan infrastruktur; smart environment, manajemen sumber daya
alam yang ramah lingkungan; dan smart living, mewujudkan kota sehat dan layak huni.
Menurut Guru Besar Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI) ITB, Suhono Harso
Supangkat, yang juga adalah inisiator kota cerdas di Indonesia, kota-kota besar di Indonesia
sedang berusaha mencapai standar kota cerdas, yang saat ini baru tercapai pada level 60.
Belum sempurnanya kota cerdas di Indonesia, menurut beliau, karena belum adanya sumber
daya manusia yang mencukupi yang menguasai berbagai teknologi pengeloaan kota cerdas
dan belum adanya satu kesatuan soal standar nasional pengelolaan kota cerdas.
Dari total 514 kabupaten atau kota di Indonesia, ada 50 yang ditargetkan oleh Dewan

RICHARDUS NGABUT, S.Pd., Gr. 22


Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional (Wantiknas) dapat memenuhi kriteria kota
cerdas (Windhi, 2016). Pemerintah juga menunjuk lima universitas untuk membuat kriteria
nasional dan melakukan sosialisai mengenai kota cerdas ini. Enam kriteria yang telah
didefinisikan sebelumnya juga menjadi pertimbangan tim Wantiknas ini. Indonesia telah
mencanangkan kriteria kota cerdas dengan menerbitkan Perpres Nomor 96 tahun 2014, yang
memuat Rencana Pita Lebar Indonesia atau RPI, yang diharapkan dapat bermanfaat,
terjangkau, dan memberdayakan warga kota (Windhi, 2016). Indonesia telah merencanakan
tercapainya prinsip kota cerdas yang layak huni, aman dan nyaman pada tahun 2025,
tercapainya kota hijau dan ketahanan terhadap perubahan iklim dan kejadian bencana pada
tahun 2035, dan terciptanya kota cerdas yang berdaya saing dan berbasis teknologi pada tahun
2045 (Barus, 2017).
Peranan Ilmu dan Teknologi Kimia dalam pembentukan kota cerdas, antara lain, dengan
diperkenalkannya konsep Kimia Hijau / Green Chemistry untuk pengelolaan pembangunan
berkelanjutan. Kimia Hijau / Green Chemistry, yang berfokus pada produksi dan teknologi
penerapan Ilmu Kimia yang ramah lingkungan, diperkenalkan pada awal 1990-an (Anastas &
Warner, 1998). Kimia hijau ini merupakan pendekatan untuk mengatasi masalah lingkungan
baik dari segi bahan kimia yang dihasilkan, proses, ataupun tahapan reaksi yang digunakan.
Konsep ini menegaskan tentang suatu metode yang didasarkan pada pengurangan penggunaan
dan pembuatan bahan kimia berbahaya baik itu dari segi perancangan maupun proses. Bahaya
bahan kimia yang dimaksudkan dalam konsep Kimia Hijau ini meliputi berbagai ancaman
terhadap kesehatan manusia dan lingkungan, termasuk toksisitas, bahaya fisik, perubahan
iklim global, dan penipisan sumber daya alam.
Anastas dan Warner (1998) menguraikan tentang konsep Kimia Hijau sebagai gabungan
dari 12 prinsip. Prinsip pertama menggambarkan ide dasar dari Kimia Hijau, yaitu
pencegahan. Prinsip pertama ini menegaskan bahwa pencegahan limbah lebih diutamakan
daripada perlakuan terhadap limbah. Selanjutnya prinsip pertama ini diikuti oleh prinsip-
prinsip berikutnya yang memdanu pelaksanaan prinsip pertama. Prinsip-prinsip Kimia Hijau
yang dapat diterapkan untuk pembentukan dan pengelolaan kota cerdas, adalah atom
economy, penghindaran toksisitas, pemanfaatan solven dan media lainnya dengan konsumsi
energi seminimal mungkin, pemanfaatan bahan mentah dari sumber terbarukan, serta
penguraian produk kimia menjadi zat-zat nontoksik sederhana yang ramah lingkungan
(Dhage, 2013).
Definisi aspek pengelolaan kota cerdas adalah terdiri dari sistem pengelolaan air,
infrastruktur, transportasi, energi, pengelolaan limbah, dan konsumsi bahan mentah (Albino,
Berardi, & Dangelico, 2015). Dengan demikian Ilmu dan teknologi Kimia, melalui
pendekatan kimia hijau dapat membuat aspek-aspek ini dikembangkan dan dikelola dengan
lebih berkelanjutan, yaitu dengan menerapkan efisiensi energi dan anggaran yang lebih efektif
dan pemanfaatan materi yang ramah lingkungan. Selanjutnya uraian dalam artikel ini akan
membahas peranan Ilmu dan Teknologi Kimia Hijau pada masing-masing aspek yang
membangun kota cerdas.

RICHARDUS NGABUT, S.Pd., Gr. 23


F. GLOSARIUM

Atom ekonomi : Penghematan atom-atom yang bereaksi secara kimia untuk


mengurangi penggunaan bahan kimia.
Biodegradable : Mudah terurai secara biologis.
Bioplastik : Jenis plastik yang hampir keseluruhannya terbuat dari bahan yang
dapat diperbarui, seperti pati, minyak nabati, dan mikrobiota.
Degradasi : Terurainya senyawa kimia organik yang berlangsung melalui
tahap-tahap tertentu menjadi senyawa senyawa yang lebih
sederhana.
Kimia hijau : Pendekatan kimia yang bertujuan memaksimalkan efisiensi dan
meminimalkan pengaruh bahaya bagi Kesehatan manusia dan
lingkungan.
Rute sintesis : Tahapan dalam pembuatan suatu senyawa
Toksisitas : Tingkat kekuatan racun dari suatu zat
Vakum : Daerah gas dengan tekanan kurang dari 1 atm

G. DAFTAR PUSTAKA

Tjahjadarmawan, E. dkk. (2021). Ilmu Pengetahuan Alam SMA Kelas X. Jakarta : Pusat
Kurikulum dan Perbukuan Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Rakhmat, Putra. (2016). Prinsip-Prinsip Kimia Hijau. [Online]. Diakses :
https://greentech.undip.ac.id/scientech/ [09 Juli 2021]
Mustafa, Dina. ( ____ ). Peranan Kimia Hijau (Green Chemistry ) dalam Mendukung
Tercapainya Kota Cerdas (Smart City). 167 – 170.
Manahan, Stanley. (2006). Green Chemistry dan the Ten Commdanments of Sustainability.
Columbia : ChemChar Research, Inc.

RICHARDUS NGABUT, S.Pd., Gr. 24


MODUL AJAR
“PROSES KIMIA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI TERKAIT HAL-HAL
YANG TIDAK SESUAI DENGAN PRINSIP KIMIA HIJAU”

1. INFORMASI UMUM
A. IDENTITAS MODUL
Nama Guru : Richardus Ngabut, S.Pd., Gr.
Jenjang Sekolah : SMA
Nama Sekolah : SMA Gabungan Jayapura
Tahun Ajaran : 2021/2022
Kelas : 10
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
Pertemuan ke : 3

B. KOMPETENSI AWAL
1. Peserta didik telah memahami proses kimia dan reaksi kimia dalam kehidupan sehari-hari.
2. Peserta didik telah memahami pengertian dan pentingnya kimia hijau.
3. Peserta didik telah mempelajari prinsip kimia hijau.
4. Peserta didik telah mampu menghubungkan proses kimia dan reaksi kimia terhadap prinsip
kimia hijau.

C. PPP
Profil Pelajar Pancasila yang diharapkan dapat tercapai yaitu Kreatif, Gotong royong / Kerja
sama, dan Mandiri.

D. SARANA PRASARANA
➢ HP / Komputer / Laptop
➢ Jaringan internet, Buku Paket Peserta Didik, Alat Tulis dan Bahan Ajar

E. TARGET PESERTA DIDIK


Peserta didik yang menjadi target yaitu :
➢ Peserta didik regular / tipikal : umum, tidak ada kesulitan dalam mencerna dan memahami
materi ajar.
➢ Peserta didik dengan kesulitan belajar : memiliki gaya belajar terbatas hanya satu gaya.
➢ Peserta didik dengan pencapaian tinggi : mencerna dan memahami dengan cepat, mampu
mencapai keterampilan berfikir tingkat tinggi (HOTS), dan memilki kemampuan memimpin.

F. MODEL PEMBELAJARAN
Model pembelajaran yang digunakan Guided Discovery Learning untuk moda Pembelajaran Jarak
Jauh (blended learning).

RICHARDUS NGABUT, S.Pd., Gr. 1


2. KOMPONEN INTI
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta didik mengidentifikasi proses kimia dalam kehidupan sehari-hari terkait hal-hal yang
tidak sesuai dengan prinsip kimia hijau.

B. PEMAHAMAN BERMAKNA
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta didik peduli pada keadaan di rumah dan lingkungan
sekitar rumah terhadap proses kimia berbahaya.

C. PERTANYAAN PEMANTIK
Bagaimana kita bisa mengetahui bahwa semua aktivitas yang kita lakukan sudah menunjukkan
konstribusi terhadap penerapan prinsip kimia hijau?

D. KEGIATAN PEMBEJARAN
Tahapan Kegiatan Waktu
Daring via e-Learning
PENDAHULUAN

1. Guru memberi salam dan menyapa peserta didik melalui e-Learning


2. Peserta didik dan guru berdoa untuk memulai pelajaran
3. Guru mengecek kehadiran peserta didik melalui e-Learning 10 Menit
4. Guru melakukan Apersepsi : masih ingatkah kalian, upaya apa saja
yang dapat dilakukan untuk melestarikan lingkungan melalui
prinsip kimia hijau ?
STIMULUS / PEMBERIAN RANGSANGAN
Guru meminta peserta didik mengenal tabel sistem periodik dan
lambang unsur.
IDENTIFIKASI MASALAH
Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengidentifikasi 15 Menit
sebanyak mungkin pertanyaan. Misalnya :
1. Apakah pengertian unsur ?
2. Apa hubungannya atom dan molekul ?
3. Bagaimana cara menuliskan persamaan reaksi kimia setara ?
PENGUMPULAN DATA DAN PENGOLAHAN DATA
Guru dapat membagi peserta didik menjadi enam kelompok yang
maksimal terdiri 5 orang menyesuaikan jumlah peserta didik.
KEGIATAN INTI

Peserta didik dalam kelompok menggali informasi tentang


persamaan reaksi setara, proses-proses kimia yang terjadi dalam 45 Menit
kehidupan, mengidentifikasi hal-hal yang tidak sesuai dengan
prinsip kimia hijau, menyarankan tindakan yang mendukung
penerapan kimia hijau sebagai solusinya.
Peserta didik memperhatikan dan mengamati penjelasan yang

RICHARDUS NGABUT, S.Pd., Gr. 2


diberikan guru terkait dengan proses kimia.
Guru membagikan LKPD dan peserta didik membaca petunjuk,
mengamati LKPD
Guru memotivasi peserta didik dalam kelompok atau individual
untuk menuliskan dan menanyakan permasalahan yang belum
dipahami dari masalah yang disajikan dalam LKPD serta guru
mempersilahkan peserta didik dalam kelompok lain atau secara
individual untuk memberikan tanggapan, bila diperlukan guru
memberikan bantuan komentar secara klasikal.
Beberapa perwakilan kelompok atau secara individual menyajikan
secara tertulis dan lisan hasil pembelajaran atau apa yang telah
dipelajari pada tingkat kelas atau tingkat kelompok mulai dari apa
yang telah dipahami berkaitan dengan permasahan kehidupan
sehari-hari berdasarkan hasil diskusi dan pengamatan.
Peserta didik yang lain dan guru memberikan tanggapan dan
menganalisis hasil presentasi meliputi tanya jawab untuk
mengkonfirmasi, memberikan tambahan informasi, melengkapi
informasi ataupun tanggapan lainnya.
PEMBUKTIAN / VERIFIKASI
Peserta didik membuktikan hasil pekerjaannya dengan membaca 5 Menit
literatur dan mencocokan jawabannya.
PENARIKAN KESIMPULAN
Peserta didik melakukan refleksi, resume dan membuat kesimpulan
secara lengkap, komprehensif dan dibantu guru dari materi yang terkait 5 Menit
proses kimia.
Guru dan peserta didik merangkum bersama
PENUTUP Guru mengingatkan tentang materi untuk pertemuan berikutnya 10 Menit
Guru dan peserta didik mengucapkan salam dan berdoa penutup

E. ASESMEN
Bentuk asesmen :
Sikap (Profil Pelajar Pancasila) berupa : observasi, penilaian diri, dan penilaian teman sebaya.
Performa berupa : Presentasi dan unjuk kerja
Tertulis (tes objektif : Essay dan Pilihan Ganda)

F. PENGAYAAN DAN REMEDIAL


Soal Pengayaan untuk peserta didik yang telah mencapai tujuan pembelajaran.
Soal Remedial untuk peserta didik yang belum mencapai tujuan pembelajaran.

RICHARDUS NGABUT, S.Pd., Gr. 3


3. LAMPIRAN
A. LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
Aktivitas 3.3 untuk mengidentifikasi proses kimia dalam kehidupan sehari-hari terkait hal-hal
yang tidak sesuai dengan prinsip kimia hijau beserta solusinya.

HOTS SIKAP
• Mandiri
Literasi • Analisis
• Kreatif
• Evaluasi
• Kerja sama

Perhatikan diagram proses-proses kimia yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

Gambar 1. Proses Kimia dalam Kehidupan Sehari-hari

Petunjuk melakukan aktivitas :


Berdiskusilah dalam kelompok masing-masing, lalu tulis dan presentasikan hal-hal berikut :
1) Amatilah proses kimia dalam kehidupan sehari-hari yang terdapat pada gambar 1.
(Stimulus)
2) Identifikasi proses kimia yang terjadi dalam rumah maupun lingkungan sekitar rumah
Kalian merujuk pada Gambar 1. (Identifikasi Masalah)
3) Identifikasi hal-hal yang tidak sesuai dengan prinsip kimia hijau dan sarankan tindakan
yang merupakan solusi yang mendukung penerapan kimia hijau.
(Pengumpulan Data)
4) Buatlah tabel seperti Tabel 1. Pada tabel tersebut disajikan satu contoh yang bisa
Kalian rujuk dan kembangkan. Tulislah hasil diskusi kelompok dalam tabel tersebut.
Komunikasikan hasilnya dalam diskusi kelas.
5) Cocokkanlah jawaban hasil diskusi dengan literatur yang telah dibaca.
Cantumkan sumber literatur sebagai wujud perilaku jujur Kalian. (Pembuktian)

RICHARDUS NGABUT, S.Pd., Gr. 4


Tabel 1. Identifikasi proses kimia dalam kehidupan sehari-hari terkait hal-hal yang tidak sesuai
dengan prinsip kimia hijau dan solusinya.

NO. KEGIATAN ATAU KEJADIAN DI DALAM / SEKITAR RUMAH


1 Membakar sampah di udara terbuka
Proses kimia
Proses pembakaran tidak sempurna
Persamaan reaksi kimia setara
(cari dari berbagai sumber informasi dengan dipandu guru)
Reaksi pembakaran tidak sempurna :
3CxHy (g) + (3⁄2 x + 3⁄4 y) O2 (g) → x CO2 (g) + 32y H2O (l) + x CO (g) + x C (s)
Hal yang tidak sesuai dengan prinsip kimia hijau
Proses pembakaran tidak sempurna melepaskan gas CO2 sebagai gas rumah kaca
yang menyebabkan peningkatan suhu bumi, dan gas karbon monoksida
(CO) yang berbahaya bagi kesehatan.
Tindakan sebagai solusi penerapan prinsip kimia hijau
Pilah sampah plastik dari sampah organik. Sampah plastik didaur ulang menjadi pot
tanaman, sedangkan sampah organik dijadikan kompos.
2
Proses kimia

Persamaan reaksi kimia setara


(cari dari berbagai sumber informasi dengan dipandu guru)

Hal yang tidak sesuai dengan prinsip kimia hijau

Tindakan sebagai solusi penerapan prinsip kimia hijau

3
Proses kimia

Persamaan reaksi kimia setara


(cari dari berbagai sumber informasi dengan dipandu guru)

Hal yang tidak sesuai dengan prinsip kimia hijau

RICHARDUS NGABUT, S.Pd., Gr. 5


Tindakan sebagai solusi penerapan prinsip kimia hijau

4
Proses kimia

Persamaan reaksi kimia setara


(cari dari berbagai sumber informasi dengan dipandu guru)

Hal yang tidak sesuai dengan prinsip kimia hijau

Tindakan sebagai solusi penerapan prinsip kimia hijau

KESIMPULAN
Buatlah kesimpulan pembelajaran pada kolom berikut.

__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________
__________________________________________________________________________

RICHARDUS NGABUT, S.Pd., Gr. 6


LATIHAN SOAL

Untuk lebih memahami persamaan reaksi kimia, jawablah beberapa pertanyaan berikut.
Tulislah persamaan reaksi setari dari :
1. CH4 (g) + O2 (g) → CO2 (g) + H2O (g)
2. Al (s) + HCl (aq) → AlCl3 (g) + H2 (g)
3. Fe2O3 (s) + H2SO4 (aq) → Fe2(SO4)3 (aq) + H2O (l)

LEMBAR JAWABAN
1.
2.
3.

RICHARDUS NGABUT, S.Pd., Gr. 7


B. PENILAIAN RANAH SIKAP
1) LEMBAR OBSERVASI
No Aspek yang dinilai Teknik penilaian Waktu penilaian Instrument
1 Kreatif Pengamatan Proses dan tugas Lembar observasi
2 Kerja sama Pengamatan Proses dan tugas Lembar observasi
3 Mandiri Pengamatan Tugas Lembar observasi

Aspek Sikap yang dinilai


Jumlah Skor Kode
No. Nama Peserta Didik Kerja
Kreatif Mandiri Skor Sikap Nilai
sama
1 Richardus Ngabut
2
3

RUBRIK PENILAIAN SIKAP


ASPEK INDIKATOR NILAI
Peserta didik memiliki rasa ingin tahu 25
Peserta didik tertarik dalam mengerjalan tugas 25
Kreatif
Peserta didik berani dalam mengambil resiko 25
Peserta didik tidak mudah putus asa 25
TOTAL 100
Peserta didik terlibat aktif dalam bekerja kelompok 25
Peserta didik bersedia melaksanakan tugas sesuai kesepakatan 25
Kerja sama Peserta didik bersedia membantu temannya dalam satu
25
kelompok yang mengalami kesulitan
Peserta didik menghargai hasil kerja anggota kelompok 25
TOTAL 100
Peserta didik mampu memecahkan masalah 25
Peserta didik tidak lari atau menghindari masalah 25
Mandiri
Peserta didik mampu mengambil keputusan 25
Peserta didik bertanggung jawab 25
TOTAL 100
SKOR TOTAL 300

CATATAN :
Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐩𝐞𝐫𝐨𝐥𝐞𝐡
50,01 – 75,00 = Baik (B) 𝐍𝐢𝐥𝐚𝐢 = 𝐱 𝟏𝟎𝟎
𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)

RICHARDUS NGABUT, S.Pd., Gr. 8


2) LEMBAR PENILAIAN DIRI
Penilaian tetap bersifat objektif, maka guru hendaknya menjelaskan terlebih dahulu tujuan
dari penilaian diri ini, menentukan kompetensi yang akan dinilai, kemudian menentukan
kriteria penilaian yang akan digunakan, dan merumuskan format penilaiannya Jadi,
singkatnya format penilaiannya disiapkan oleh guru terlebih dahulu.
Jumlah Skor Kode
No Pernyataan Ya Tidak
Skor Sikap Nilai
1 Selama diskusi, saya ikut serta
100
mengusulkan ide / gagasan.
2 Ketika kami berdiskusi, setiap
anggota mendapatkan kesempatan 100 250 83,33 SB
untuk berbicara.
3 Saya ikut serta dalam membuat
50
kesimpulan hasil diskusi kelompok.

CATATAN :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 3 x 100 = 300
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (250 : 300) x 100 = 83,33
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)

3) LEMBAR PENILAIAN TEMAN SEBAYA


Penilaian ini dilakukan dengan meminta peserta didik untuk menilai temannya sendiri. Sama
halnya dengan penilaian hendaknya guru telah menjelaskan maksud dan tujuan penilaian,
membuat kriteria penilaian, dan juga menentukan format penilaiannya.
Nama teman yang diamati : ____________________________________________
Pengamat : ____________________________________________
Jumlah Skor Kode
No Pernyataan Ya Tidak
Skor Sikap Nilai
1 Mau menerima pendapat teman. 100
2 Memberikan solusi terhadap
100
permasalahan.
350 87,5 SB
3 Memaksakan pendapat sendiri kepada
50
anggota kelompok.
4 Marah saat diberi kritik. 100

RICHARDUS NGABUT, S.Pd., Gr. 9


CATATAN :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50 untuk pernyataan yang positif, sedangkan untuk
pernyataan yang negatif, Ya = 50 dan Tidak = 100
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = (3 x 100) + (1 x 50) =
350
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (350 : 400) x 100 = 87,5
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)

C. PENILAIAN RANAH KETERAMPILAN

RUBRIK PENILAIAN UNJUK KERJA


ASPEK INDIKATOR NILAI
Penggunaan tata bahasa baik dan benar
Kesesuaian respon Jawaban yang relevan dengan pertanyaan
dengan pertanyaan Menjawab sesuai dengan materi
Mengaitkan jawaban dengan kehidupan sehari-hari
Keterlibatan anggota kelompok
Aktif bertanya dan menanggapi
Aktifitas diskusi
Mencatat hasil diskusi dengan sistematis
Memperhatikan dengan seksama saat berdiskusi
Dipresentasikan dengan percaya diri
Kemampuan Dapat mengemukakan ide dan berargumen dengan baik
Presentasi Manajemen waktu presentasi dengan baik
Seluruh anggota kelompok berpartisipasi presentasi
Bersedia membantu orang lain dalam satu kelompok
Kerjasama dalam
Kesediaan melakukan tugas sesuai dengan kesepakatan
kelompok
Terlibat aktif dalam bekerja kelompok

KRITERIA PENILAIAN (SKOR)


100 = Sangat Baik
75 = Baik 𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐩𝐞𝐫𝐨𝐥𝐞𝐡
𝐍𝐢𝐥𝐚𝐢 = 𝐱 𝟏𝟎𝟎
50 = Kurang Baik 𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥
25 = Tidak Baik

SKOR TOTAL SEMUA ASPEK = 1500

RICHARDUS NGABUT, S.Pd., Gr. 10


D. PENILAIAN RANAH PENGETAHUAN
A) ASESMEN DIAGNOSTIK
1. ASESMEN NON-KOGNITIF
1) Apa kabar semuanya pada hari ini?
2) Apa saja yang dilakukan sebelum belajar di pagi ini ?
3) Apa harapan kalian setelah mengikuti pembelajaran ini ?

2. ASESMEN KOGNITIF
Jenis Soal : Essay
1) Tuliskan 5 prinsip kimia hijau yang kalian ketahui.
Jawaban
a. Mencegah limbah
b. Memaksimalkan nilai ekonomi suatu atom
c. Sintesis kimia yang bahayanya sedikit
d. Mendesain proses yang melibatkan bahan kimia yang aman
e. Menggunakan pelarut dan kondisi reaksi yang lebih aman
f. Mendesain efisiensi energi
g. Menggunakan bahan baku terbarukan
h. Mengurangi bahan turunan kimia
i. Menggunakan katalis
j. Mendesain bahan kimia dan produk yang terdegradasi setelah digunakan
k. Menganalisis secara langsung untuk mencegah polusi
l. Mencegah potensi kecelakaan
(Skor 5)

B) ASESMEN FORMATIF
Jenis Soal : Essay

Tulislah persamaan reaksi setari dari :


1. CH4 (g) + O2 (g) → CO2 (g) + H2O (g)
2. Al (s) + HCl (aq) → AlCl3 (g) + H2 (g)
3. Fe2O3 (s) + H2SO4 (aq) → Fe2(SO4)3 (aq) + H2O (l)
Jawaban
1. CH4 (g) + 2O2 (g) → CO2 (g) + 2H2O (g) (Skor 2)
2. 2Al (s) + 6HCl (aq) → 2AlCl3 (g) + 3H2 (g) (Skor 4)
3. Fe2O3 (s) + 3H2SO4 (aq) → Fe2(SO4)3 (aq) + 3H2O (l) (Skor 2)

Skor Total = 8

RICHARDUS NGABUT, S.Pd., Gr. 11


Rumus Penilaian :
KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN :
90 - 100% = Baik Sekali
Skor yang diperoleh
Nilai = x 100 80 - 89% = Baik
Skor total
70 - 79% = Cukup
< 70% = Kurang

C) ASESMEN SUMATIF

JENIS
SOAL
SOAL
PG 1. Partikel bermuatan positif yang terdapat dalam inti atom adalah . . . .
A. Proton
B. Inti atom
C. Neutron
D. Elektron
E. Atom
2. Partikel dasar penyusun atom terdiri atas proton, neutron, dan elektron.
Muatan listrik partikel dasar tersebut berturut-turut adalah ....
A. -1, +1, 0
B. +1, -1, 0
C. +1, 0, -1
D. -1, 0,+1
E. 0, -1, +1
3. Partikel dasar dalam atom terdiri dari ....
A. Proton, elektron, dan positron
B. Proton, neutron, dan nukleon
C. Proton, elektron, dan neutron
D. Positron, nukelon, dan elektron
E. Neutron, nukleon, dan electron
4. Kalium mempunyai nomor atom 19 dan nomor massa 39. Jumlah elektron
pada ion Kalium adalah ....
A. 21
B. 20
C. 19
D. 18
E. 17
5. Atom X mempunyai 10 elektron dan 12 neutron. Nomor massa unsur X itu
adalah....
A. 2
B. 10

RICHARDUS NGABUT, S.Pd., Gr. 12


C. 12
D. 22
E. 24
6. Salah satu sifat keperiodikan unsur adalah afinitas elektron, dari reaksi- reaksi
berikut yang terkait dengan afinitas electron adalah… .
A. Cu2+ (aq) + 2e → Cu (s)
B. Cu2+ (g) + 2e → Cu (g)
C. Na+ (g) + e → Na (g)
D. Na+ (aq) + e → Na (s)
E. Na (g) → Na+ (g) + e
7. Diantara pernyataan berikut yang merupakan salah satu sifat keperiodikan
unsur adalah ....
A. Dalam satu golongan dari atas ke bawah energi ionisasi semakin besar
B. Dalam satu golongan dari atas ke bawah keelektronegatifan semakin
besar
C. Dalam satu periode dari kiri ke kanan afinitas elektron semakin kecil
D. Dalam satu golongan dari atas ke bawah jari-jari atom semakin besar
E. Dalam satu periode dari kiri ke kanan jari – jari atom semakin besar
8. Kelompok unsur berikut yang semuanya bersifat logam yaitu ....
A. Emas, seng, dan Karbon
B. Besi, nikel dan belerang
C. Fosfor, oksigen dan tembaga
D. Emas, perak dan nikel
E. Belerang, fosfor dan perak
9. Pernyataan yang benar tentang jari-jari atom adalah ....
A. Dalam satu periode dari kiri ke kanan jari-jari atom semakin besar
B. Semakin ke bawah gaya tarik menarik antara inti dengan electron valensi
semakin kuat
C. Dalam satu golongan dari atas ke bawah jari-jari atom semakin besar
D. Semakin panjang jari-jari atom semakin sukar melepaskan elektron
E. Dalam satu golongan dari atas ke bawah jari – jari atom semakin kecil
10. Pada sistem periodik modern unsur-unsur yang berada dalam satu periode
disusun berdasarkan ....
A. Kemiripan sifat
B. Jumlah elektron valensi
C. Kenaikan nomor massa
D. Jumlah kulit atom
E. Kemiripan sifat dan nomor atom

RICHARDUS NGABUT, S.Pd., Gr. 13


JAWABAN DAN PEMBAHASAN
Nomor Option
Skor Pembahasan
Soal Jawaban
1 B 1 Percobaan Rutherford, hamburan sinar alfa oleh lempeng
emas. Hasil percobaan ini membuat Rutherford
menyatakan hipotesisnya bahwa atom tersusun dari inti
atom yang bermuatan positif dan dikelilingi elektron yang
bermuatan negatif, sehingga atom bersifat netral.
2 C 1 Berdasarkan percobaan tetes Millikan
3 C 1 Sudah jelas bahwa partikel dasar penyusun atom adalah
proton, elektron dan neutron.
4 C 1 Jumlah elektron atom dalam keadaan netral sama dengan
jumlah proton (nomor atom) dalam hal ini sama dengan
19
5 D 1 Nomor massa (A) atom X = Z (nomor atom /jumlah
elektron dalam keadaan netral) + n
A = 10 + 12 = 22
6 C 1 Afinitas elektron adalah Besarnya energi yang diperlukan
untuk melepas satu elektron dari suatu atom netral dalam
wujud gas sehingga terbentuk ion berwujud gas dengan
muatan +1.
Reaksi yang benar : Na+ (g) + e → Na (g)
7 D 1 Kecenderungan sifat jari – jari atom dalam system
periodic dalam satu golongan dari atas ke bawah semakin
besar dan dalam satu periode dari kiri ke kanan semakin
kecil, sedangkan untuk energi ionisasi, afinitas elektron
dan keelektronegatifan dalam satu golongan dari atas ke
bawah semakin kecil,sedangkan dalam satu periode dari
kiri ke kanan semakin besar.
8 D 1 Sudah jelas yang termasuk unsur logam adalah emas,
perak, dan nikel.
9 C 1 Jari – jari atom dalam satu golongan dari atas ke bawah
semakin besar dan dalam satu periode dari kiri ke kanan
semakin kecil.
10 C 1 Sudah jelas bahwa Sistem Periodik Modern dari Henry
Moseley disusun berdasarkan kemiripan sifat dan
kenaikan nomor atom

Skor Total = 10

RICHARDUS NGABUT, S.Pd., Gr. 14


Rumus Penilaian :
KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN :
90 - 100% = Baik Sekali
Skor yang diperoleh 80 - 89% = Baik
Nilai = x 100
Skor total 70 - 79% = Cukup
< 70% = Kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, maka dapat diteruskan dengan
Kegiatan Belajar selanjutnya. Namun jika masih di bawah 80%, maka harus mengulang
materi Kegiatan Belajar ini, terutama bagian yang belum dikuasai.

D) SOAL PENGAYAAN
Jenis Soal : Essay
1. Tentukan jumlah proton, elektron, dan neutron dalam masing-masing atom berikut.
a. 168O
b. 157N
c. 23
11Na
2. Kelompokkan atom-atom berikut ke dalam isotop, isobar, dan isoton.
12 15 18
6C 7N 8O
14 14 16
6C 7N 8O

3. Apakah kelemahan hukum oktaf dari Newlands ?


4. Sebutkan kelebihan dan kelemahan sistem periodik Mendeleev.
5. Setarakanlah persmaan reaksi berikut.
a. NaOH (aq) + H2SO4 (aq) → Na2SO4 (aq) + H2O (l)
b. Ba(OH)2 (aq) + P2O5 (s) → Ba3(PO4)2 (s) + H2O (l)
c. (NH4)2SO4 (aq) + KOH (aq) → K2SO4 (aq) + NH3 (g) + H2O (l)

PEMBAHASAN DAN SKOR


No. Pembahasan Skor
1 a. 168O
p = 8
e = 8
n = 16 – 8 3
= 8
15
b. 7N
p = 7
e = 7
n = 15 – 7 3
= 8
23
c. 11Na
p = 11

RICHARDUS NGABUT, S.Pd., Gr. 15


e = 11
n = 23 – 11 3
= 12
2 ISOTOP
12 14
6C dan 6C
18 16
8O dan 8O 2
15 14 1
7N dan 7N

ISOBAR
14 14 1
6C dan 7N

ISOTON
12
6C n = 12 – 6 = 6
14
6C n = 14 – 6 = 8
15
15 – 7 = 8 6
7N n =
14
7N n = 14 – 7 = 7
18
8O n = 18 – 8 = 10
16
8O n = 16 – 8 = 8

14 15
6C dan 7N
14 16
6C dan 8O
16 15 3
8O dan 7N

3 Kekurangan dari tabel periodik Newlands adalah pada saat disusun, unsur-
unsur gas mulia belum ditemukan dan pengelompokkan ini hanya sesuai 2
untuk unsur dengan massa atom relatif rendah.
4 Kelebihan sistem periodik Mendeleev
Mendeleev lebih menekankan pada kesamaan sifat unsur dibandingkan
dengan kenaikkan massa atom relatifnya, sehingga terdapat tempat-tempat
kosong dalam tabel periodik yang diramalkan akan diisi unsur-unsur yang 4
pada saat itu belum ditemukan. Ramalan tersebut terbukti di kemudian hari
dengan ditemukannya unsur-unsur yang mempunyai sifat-sifat yang mirip
sesuai dengan ramalannya.

Kelemahan sistem periodik Mendeleev


Penempatan unsur yang tidak sesuai dengan kenaikkan massa atom relatifnya
karena penempatan unsur masih berdasarkan kemiripan sifat unsur dalam 2
satu golongan.
5 a. 2NaOH (aq) + H2SO4 (aq) → Na2SO4 (aq) + 2H2O (l) 2
b. 3Ba(OH)2 (aq) + P2O5 (s) → Ba3(PO4)2 (s) + 3H2O (l) 2
c. (NH4)2SO4 (aq) + 2KOH (aq) → K2SO4 (aq) + 2NH3 (g) + 2H2O (l) 3
Skor Total 37

RICHARDUS NGABUT, S.Pd., Gr. 16


Rumus Penilaian :
KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN :
Skor yang diperoleh 90 - 100% = Baik Sekali
Nilai = x 100 80 - 89% = Baik
Skor total
70 - 79% = Cukup
< 70% = Kurang

E) SOAL REMEDIAL
Jenis Soal : Essay
1. Tentukan jumlah proton, elektron, dan neutron dalam masing-masing atom berikut.
a. 63
29Cu
127
b. 53I
2. Tentukan notasi atom yang mempunyai :
a. Nomor atom 12 dan nomor massa 24
b. Jumlah proton 19 dan jumlah neutron 20
3. Apakah dasar pengelompokkan unsur yang dilakukan oleh :
a. Dobereiner
b. Newlands
c. Mendeleev
d. Moseley
4. Setarakan persamaan reaksi berikut.
a. C6H12 (s) + O2 (g) → CO2 (g) + H2O (g)
b. H2SO4 (aq) + Al2O3 (s) → Al2(SO4)3 (s) + H2O (l)

PEMBAHASAN DAN SKOR


No. Pembahasan Skor
1 a. 63
29Cu
p = 29
e = 29
n = 63 – 29 3
= 34
127
b. 53I
p = 53
e = 53
n = 127 – 53 3
= 74
2 a. Nomor atom 12 dan nomor massa 24
24 1
Notasi atom : 12A
b. Jumlah proton 19 dan jumlah neutron 20
Nomor massa = p + n

RICHARDUS NGABUT, S.Pd., Gr. 17


= 19 + 20
= 39
39 4
Notasi atom : 19A

3 a. Dasar dari sistem periodik Dobereiner


Unsur-unsur dapat dikelompokkan ke dalam kelompok-kelompok tiga 2
unsur yang disebut triade oleh karena kemiripan massa atom relatif.
b. Dasar dari sistem periodik Newlands
Unsur-unsur disusun berdasarkan kenaikkan nomor massa atom 2
relatifnya, sifat unsur tersebut akan berulang pada unsur kedelapan.
c. Dasar dari sistem periodik Mendeleev
Sifat-sifat unsur adalah fungsi periodik dari massa atom relatifnya. 2
d. Dasar dari sistem periodik Moseley
urutan unsur dalam tabel periodik sesuai dengan kenaikkan nomor atom 2
dan kemiripan sifat.
4 a. C6H12 (s) + 9O2 (g) → 6CO2 (g) + 6H2O (g) 3
b. 3H2SO4 (aq) + Al2O3 (s) → Al2(SO4)3 (s) + 3H2O (l) 2
Skor Total 24

Rumus Penilaian :
KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN :
Skor yang diperoleh 90 - 100% = Baik Sekali
Nilai = x 100 80 - 89% = Baik
Skor total
70 - 79% = Cukup
< 70% = Kurang

E. BAHAN BACAAN GURU DAN PESERTA DIDIK


Berdasarkan perkembangan teori atom yang sudah kalian pelajari sebelumnya,dapat disimpulkan
bahwa di dalam atom terdapat inti atom dan partikel-partikel yang menyusunnya. Partikel-
partikel tersebut antara lain elektron, proton, dan neutron.

1. PARTIKEL DASAR ATOM


A) Penemuan Elektron
Penemuan elektron bermula dengan ditemukannya tabung sinar katode oleh Karl
Ferdinan Braun. Tabung sinar katode berupa tabung hampa dari kaca yang dialiri arus
listrik searah dari kutub positif dan dari kutub negatif. Bila tabung tersebut dialiri arus
listrik yang cukup kuat, akan terjadi aliran radiasi yang tidak tampak dari kutub negatif
menuju kutub positif. Sinar ini yang disebut sinar katode. Sifat-sifat sinar katode dapat
diketahui setelah penyempurnaan tabung sinar katode yang dilakukan Sir William
Crookes pada tahun 1879. Sifat-sifat sinar katode tersebut adalah sebagai berikut :

RICHARDUS NGABUT, S.Pd., Gr. 18


• Merambat dalam garis lurus dari kutub negatif (katode) menuju ke kutub positif
(anode)
• Dibelokan oleh medan magnet dan medan listrik menuju ke kutub positif
• Sifat sinar katode tiidak dipengaruhi oleh jenis kawat elektrode yang dipakai, jenis gas
dalam tabung , dan bahan yang digunakan untuk menghasilkan arus listrik.

Pada tahun 1897 Joseph John Thomson melakukan suatu percobaan dengan
mengamati dua pelat elektrode dalam tabung vakum (gas pada tekanan normal bukanlah
penghantar panas). Ketika dua alat elektrode dihubungkan dengan sumber tegangan
tinggi, dari elektrode negatif (katode) dijalankan sinar menuju ke elektrode positif
(anode). Sinar katode yang dibelokkan oleh muatan listrik ke arah kutub positif adalah
partikel yang bermuatan positif adalah partikel yang bermuatan listrik negatif.

Gambar 2. Teori atom J. J Thomson

Pada penelitiannya, Thomson mendapati bahwa sinar katode sebenarnya adalah


materi yang ukurannya sangat kecil karena dapat memutar baling-baling yang dipasang
diantara anode dan katode. Dari penelitiannya tersebut, J. J. Thomson dapat menentukan
muatan elektron, yaitu sebsesar 1, 76 x 108 Coulomb/gram. Pada tahun 1911, Robert
Andrew Millikan, melakukan percobaan tetes minyak. Dari percobaannya, Millikan
berhasil menemukan muatan setiap tetes minyak. Muatan-muatan tersebut merupakan
kelipatan dari bilangan yang sangat kecil, yaitu 1, 6022 x 10-19 Coulomb (bermuatan
negatif).
Percobaan tetes minyak dilakukan sebagai berikut :
1) Dengan menggunakan alat penyemprot, minyak disemprotkan sehingga membentuk
tetesan-tetesan kecil. Sebagian tetes minyak akan melewati lubang pada pelat atas dan
jatuh karena tarikan gravitasi
2) Dengan menggunakan teropong, diameter tetes minyak dapat ditentukan, sehingga
massa tetes minyak dapat diketahui.
3) Radiasi sinar X akan mengionkan gas di dalam silinder. Ionisasi akan menghasilkan
elektron. Elektron tersebut akan melekat pada tetes minyak, sehingga tetes-tetes
minyak menjadi bermuatan listrik negatif. Ada yang menyerap satu, dua atau lebih
elektron. Jika pelat logam tidak diberi beda potensial, tetes-tetes minyak tetap jatuh
karena pengaruh gravitasi.
4) Jika pelat logam diberi beda potensial dengan pelat bawah sebagai kutub negatif akan
mengalami gaya tolak listrik. Sesuai dengan hukum Coulomb, tetes minyak yang

RICHARDUS NGABUT, S.Pd., Gr. 19


mengikat lebih banyak elektron akan tertolak lebih kuat. Peregerakan tetes minyak
dapat diamati menggunakan teropong. Dengan mengatur beda potensial, tetes minyak
dibuat mengambang. Dalam keadaan seperti itu berarti gaya tarik gravitasi sama
dengan gaya tolak listrik.
5) Dengan mengetahui massa tetes minyak dan beda potensial yang digunakan, maka
muatan tetes minyak dapat ditentukan.

Berdasarkan percobaan Millikan, disimpulkan bahwa muatan satu elektron adalah


1, 6022 x 10-19 Coulomb. Dari nilai muatan tersebut dapat dihitung massa dan massa satu
elektron sebagai berikut.

Thomson : e⁄m = 1,76 x 10−28 Coulomb⁄gram


Millikan : e = 1,6022 x 10−19 Coulomb
muatan
Massa satu elektron = muatan⁄
gram
1,6022 x 10−19 Coulomb
=
−1,76 x 10−28 Coulomb⁄gram

= 9,10 x 10-28 gram

Dari hasil percobaannya, J. J. Thomson berkesimpulan bahwa sinar katode


merupakan partikel penyusun atom (partikel sub-atom) yang bermuatan negatif (-1, 6022
x 10-19 C ) dan mempunya massa 9, 10 x 10-28 gram dan selanjutnya oleh Stoney diusulkan
nama elektron.
Dari hasil percobaan Milikan dan Thomson diperoleh muatanelektron –1 dan massa
0
elektron 0, sehingga elektron dapat dilambangkan dengan −1 e

Gambar 3. Percobaan tetes minyak


oleh Roberts Andrew Millikan

B) Penemuan Proton
Pada tahun 1886 Eugene Goldstein melakukan percobaan dengan memodifikasi
tabung sinar katode yang ditemukan oleh William Crookes dengan cara melubangi
lempeng katode. Dari percobaan ini, ditemukan sinar yang arahnya berlawanan disebut

RICHARDUS NGABUT, S.Pd., Gr. 20


sinar kanal (karena menembus sinar lubang kanal pada katode). Pada tahun 1898,
Wilhelm Wien menunjukkan bahwa sinar kanal merupakan partikel yang bermuatan
positif (sinar terusan) dan selanjutnya disebut dengan proton. Sifat proton tergantung pada
gas yang disikan pada tabung katode. Dari penelitiannya terhadap atom hidrogen, dapat
ditentukan bahwa massa proton adalah 1. 837 kali masa elektron.

Gambar 4. Percobaan Goldstein


untuk mempelajari partikel positif

Dari percobaan ini ditemukan bahwa gas yang berada di belakang katode menjadi
berpijar. Hal ini berarti radiasi dari anode menembus lempengan katode melalui lubang
yang sebelumnya telah dibuat.
1) Sifat sinar anode ini merupakan radiasi partikel karena mampu memutar baling-baling
yang bermuatan positif.
2) Radiasi ini bila dibelokkan menggunakan medan magnet, maka akan menuju ke kutub
magnet negatif. Itu artinya radiasi sinar ini bermuatan positif (itulah sebabkan
kemudian dinamakan anode yang kemudian dinamakan proton).
3) Partikel sinar anode bergantung pada jenis gas yang ada di dalam tabung.

Gambar 5. Desain Percobaan Rutherford (hamburan sinar alfa oleh lempeng emas)

Pada saat terbentuk elektron yang menuju anode, terbentuk pula sinar positif yang
menuju arah berlawan melewati lubang pada katoda. Setelah berbagai gas dicoba dalam
tabung, ternyata gas hidrogenlah yang menghasilkan sinar muatan positif yang paling
kecil. Berdasarkan percobaan tersebut massa proton terkecil diperoleh pada atom
Hidrogen yaitu Massa 1 proton = 1 sma = 1,66 × 10-24 gram dengan muatan 1 proton =
+1 = 1,6 × 10-19 C. Penemuan proton oleh Goldstein ini menimbulkan pertanyaan,
bagaimanakah kedudukan masing-masing partikel tersebut di dalam atom.
Pada tahun 1919, Rutherford menemukan proton terbentuk ketika partikel alfa
ditembakan pada inti atom hidrogen. Untuk mengetahui kedudukan partikel-partikel

RICHARDUS NGABUT, S.Pd., Gr. 21


tersebut, Ernest Rutherford bersama asistennya, Hans Geiger dan ernest Marsden,
melakukan percobaan yang dikenal dengan hamburan sinar alfa terhadap lempeng tipis
emas. Sebelumnya, telah ditemukan adanya partikel alfa, yaitu partikel yang bermuatan
positif dan bergerak lurus, serta daya tembusnya besar sehingga dapat menembus
lembaran tipis kertas.
Dari pengamatan, didapat fakta bahwa jika partikel alfa ditembakkan pada lempeng
emas yang sangat tipis, sebagian besar partikel partikel alfa diteruskan (ada
penyimpangan sudut kurang dari 1o). Dari pengamatan Marsden juga diperoleh fakta
bahwa satu diantara 20.000 partikel alfa akan membelok dengan sudut 90o.

C) Penemuan Inti Atom


Setelah penemuan proton dan elektron, Ernest Rutherford melakukan penelitian
penembakan lempeng tipis emas. Jika atom terdiri dari partikel yang bermuatan positif
dan negatif maka sinar alfa yang ditembakkan seharusnya tidak ada yang
diteruskan/menembus lempeng sehingga muncullah istilah inti atom. Ernest Rutherford
dibantu oleh Hans Geiger dan Ernest Marsden (1911) menemukan konsep inti atom
didukung oleh penemuan sinar X oleh WC. Rontgen (1895) dan penemuan zat radioaktif
(1896).

D) Penemuan Neutron
Setelah ditemukan adanya proton di dalam inti atom, didapati bahwa ternyata massa
inti atom selalu lebih besar daripada proton. Dari sinilah kemudian para peneliti
berpendapat bahwa ada partikel lain di dalam inti (selain proton) yang muatannya netral.
W. Bothe dan H. Becker pada tahun 1930 melakukan penembakan menggunakan
partikel alpha (α) ke inti atom berilium. Ditemukan adanya radiasi partikel yang memiliki
daya tembus besar. Dua tahun sesudahnya yaitu tahun 1932, James Chadwick melakukan
penelitian lebih lanjut dimana ditemukan bahwa partikel tersebut bermuatan netral dan
memiliki massa hampir sama dengan partikel proton (bermuatan positif). Partikel ini
kemudian dinamakan sebagai neutron.

Gambar 6. Alat percobaan Chadwik

Prediksi dari Rutherford memacu W. Bothe dan H. Becker pada tahun 1930
melakukan eksperimen penembakan partikel alfa pada inti atom berilium (Be) dan
dihasilkan radiasi partikel berdaya tembus tinggi. Eksperimen ini dilanjutkan oleh James
Chadwick pada tahun 1932.

RICHARDUS NGABUT, S.Pd., Gr. 22


2. ISOTOP, ISOBAR, DAN ISOTON
A) ISOTOP
Isotop adalah atom-atom dari unsur yang sama (mempunyai nomor atom yang sama)
tetapi berbeda nomor massanya. Isotop terjadi karena perbedaan jumlah neutron dalam
inti atom.
Contoh :
(1) Hidrogen memiliki isotop 11H, 21H (detrium) dan 31H (tritium)

Gambar 7. Isotop atom Hidrogen : (A) detrium, (B) Tritium

Semua isotop hidrogen mempunyai 1 proton dan 1 elektron, tetapi mempunyai jumlah
neutron yang berbeda. H-2 mempunyai 1 neutron dan H-3 mempunyai 2 neutron.

(2) Karbon mempunyai isotop : 126C ; 136C ; 146C


Semua isotop karbon mempunyai 6 proton dan 6 elektron, tetapi mempunyai jumlah
neutron yang berbeda. C-12 mempunyai 6 neutron, C-13 mempunyai 7 neutron, dan
C-14 mempunyai 8 neutron.
Setiap isotop mempunyai massa yang berbeda oleh karena itu harga massa atom setiap
unsur merupakan rata-rata dari massa isotopnya. Berikut contoh penentuan massa
atom relatif (Ar) atom berdasarkan kelimpahan isotop dan massa atom semua atom.

CONTOH
Oksigen dialam terdiri atas 3 isotop dengan kelimpahan sebagai berikut :
16 17 18
8O 8O 8O
(99,76%) (0,04%) (0,20%)
Hitunglah massa atom relatif (𝐴𝑟 ) dari unsur oksigen!

Penyelesaian
99,76 0,04 0,20
𝐴𝑟 O = ( . 16 g) + ( . 17 g) + ( . 18 g)
100 100 100
𝐴𝑟 O = 16,0044 g

B) ISOBAR
Adalah atom-atom dari unsur yang berbeda (mempunyai nomor atom berbeda) tetapi
mempunyai nomor massa yang sama.
Contoh : 146C dengan 147N

RICHARDUS NGABUT, S.Pd., Gr. 23


C) ISOTON
Isoton adalah atom-atom dari unsur yang berbeda (mempunyai nomor atom berbeda)
tetapi mempunyai jumlah neutron yang sama.
Contoh :
(1) Fosfor ( 31 32
15P) dan belerang ( 16S)
(2) Natrium ( 23 24
11Na) dan Magnesium ( 12Mg) mempunyai jumlah neutron sama yaitu 12.
(3) Nitrogen ( 147N) dan Karbon ( 136C) mempunyai jumlah neutron sama yaitu 7.

Gambar 8. Isoton pada atom A (Nitrogen) dan atom B (karbon)

Pada atom Nitrogen dan Karbon mempunyai jumlah elektron dan jumlah proton yang
berbeda, tetapi memiliki jumlah neutron yang sama yaitu Nitrogen memiliki 7 neutron
dan karbon memiliki 7 neutron.

3. SEJARAH PERKEMBANGAN SISTEM PERIODIK UNSUR


Tahukah kalian bahwa unsur–unsur di alam ini jumlahnya sangat banyak? untuk mempelajari
unsur–unsur yang jumlah sangat banyak itu pastinya kalian akan kesulitan bukan? oleh karena
itu kita perlu mengelompokkan unsur–unsur tersebut agar lebih mudah mempelajarinya.
Awalnya para ilmuwan menyebutkan bahwa unsur- unsur yang ada di alam ini terdiri atas
empat unsur yaitu : Air, Angin, Api dan Tanah. Pemahaman ini cukup lama dipercaya oleh
masyarakat. Bahkan memengaruhi cara pandang kebudayaan-kebudayaan maju di dunia saat
itu seperti di Yunani. Usaha-usaha untuk mengelompokkan unsur-unsur telah dimulai sejak
para ahli menemukan semakin banyaknya unsur di alam.

A) Logam dan Nonlogam


Penggolongan unsur yang pertama dilakukan oleh ilmuan Arab dan Persia yang membagi
unsur ke dalam 2 golongan yaitu golongan logam dan nonlogam. Unsur logam yang
dikenal pada saat itu diantaranya besi, emas, perak, seng, nikel, dan tembaga. Sedangkan
unsur nonlogam yaitu arsen, hidrogen, nitrogen, oksigen, karbon, belerang, dan fosfor.
Namun, karena pengetahuan tentang sifat-sifat unsur masih sangat sederhana pada saat
itu, maka penggolongan unsur logam dan nonlogam hanya sebatas sifat fisika dari unsur-
unsur tersebut.

RICHARDUS NGABUT, S.Pd., Gr. 24


Tabel 2. Sifat Fisika Logam dan Nonlogam
Sifat Fisika Logam Sifat Fisika Nonlogam
Mengkilap Tidak Mengkilap
Pada suhu kamar umumnya berwujud Pada suhu kamar dapat berwujud padat,
padat. cair, dan gas.
Mudah ditempa/dibentuk Sulit dibentuk dan rapuh
Penghantar panas dan listrik yang baik. Bukan penghantar panas dan listrik yang
baik.

B) Tabel Periodik Lavoisier


Pada tahun 1789, ahli kimia asal Prancis, Antoine Lavoisier mengelompokkan unsur
kimia ke dalam empat golongan yaitu Gas, Nonlogam, Logam, Logam Oksida. Namun,
tabel periodik ini memiliki kekurangan karena unsur dalam golongan yang sama tidak
memiliki sifat-sifat kimia yang sama.

Tabel 3. Penggolongan Unsur Tabel Periodik Lavoisier


Gas Nonlogam Logam Logam Oksida
Oksigen, Sulfur, Fosfor, Arsen, Bismut, Kobalt, Kalsium Oksida, Barium
Nitrogen, dan Karbon, Klor, Timbal, Seng, Nikel, Oksida, Silikon Oksida,
Oksigen. dan Flour. Perak, dan Timah. Magnesium Oksida, dan
Aluminium Oksida.

C) Triade Dobereiner
Pada tahun 1829, Johan Wolfgang Dobereiner melihat adanya kemiripan sifat di antara
beberapa unsur lalu mengelompokkannya menurut sifat yang ada. Tiap kelompok terdiri
dari tiga unsur sehingga disebut Triade. Jika unsur-unsur dalam satu triade disusun
menurut kenaikan massa atom-atomnya, ternyata massa atom unsur yang kedua
merupakan rata-rata dari massa atom unsur pertama dan ketiga. Penemuan ini
memperlihatkan adanya hubungan antara massa atom dengan sifat-sifat unsur.

Tabel 4. Contoh Triade menurut Dobereiner


Massa Atom Rata-Rata Massa Atom Relatif unsur I dan
Triade
Relatif III
Ca 40
Sr 88 (40 + 137)
= 88
2
Ba 137

Namun, pengelompokkan ini memiliki kelemahan, karena kemiripan sifat tidak hanya
terjadi pada tiga unsur dalam setiap kelompok.

RICHARDUS NGABUT, S.Pd., Gr. 25


Tabel 5. Daftar Unsur Triade Dobereiner
Triade 1 Triade 2 Triade 3 Triade 4 Triade 5
Li Ca S Cl Mn
Na Sr Se Br Cr
K Ba Te I Fe

D) Hukum Oktaf Newlands


Seorang ahli kimia berkebangsaan Inggris yang bernama A.R. Newlands, pada tahun
1864 mengumumkan penemuannya yang disebut Hukum Oktaf Newlands. Hukum ini
menyatakan bahwa jika unsur-unsur disusun berdasarkan kenaikkan nomor massa atom
relatifnya, sifat unsur tersebut akan berulang pada unsur kedelapan (selisih 1 oktaf).
Kekurangan dari tabel periodik ini adalah pada saat disusun, unsur-unsur gas mulia belum
ditemukan dan pengelompokkan ini hanya sesuai untuk unsur dengan massa atom relatif
rendah.
Tabel 6. Pengelompokkan unsur dalam Oktaf Newlands
Do (1) Re (2) Mi (3) Fa (4) Sol (5) La (6) Si (7)
H Li Be B C N O
F Na Mg Al Si P S
Cl K Ca Cr Ti Mn Fe
Co, Ni Cu Zn Y In As Se
Br Rb Sr Ge, La Zr Di, Mo Ro, Ru
Pd Ag Cd U Sn Sb I
Te Cs Ba, V Ta W Nb Au
Pt, Ir Os Hg Tl Pb Bi Th

E) Tabel Periodik Mendeleev


Pada tahun 1869, Dmitri Ivanovich Mendeleev, kimiawan dari Rusia melakukan
pengamatan terhadap 63 unsur yang sudah dikenal pada saat itu dan menyimpulkan bahwa
sifat-sifat unsur fungsi periodik dari massa atom relatifnya. Hal itu berarti jika unsur-
unsur disusun menurut kenaikkan massa atom relatifnya, sifat-sifat tertentu akan berulang
secara periodik. Namun, dalam mengelompokkan unsur, Mendeleev lebih menekankan
pada kesamaan sifat unsur dibandingkan dengan kenaikkan massa atom relatifnya,
sehingga terdapat tempat-tempat kosong dalam tabel periodik yang diramalkan akan diisi
unsur-unsur yang pada saat itu belum ditemukan. Ramalan tersebut terbukti di kemudian
hari dengan ditemukannya unsur-unsur yang mempunyai sifat-sifat yang mirip sesuai
dengan ramalannya.
Kelemahan tabel periodik ini adalah pada penempatan unsur yang tidak sesuai
dengan kenaikkan massa atom relatifnya karena penempatan unsur masih berdasarkan
kemiripan sifat unsur dalam satu golongan dan juga karena masih banyak unsur yang
belum dikenal pada saat itu, sehingga terdapat banyak tempat kosong di dalam tabel
periodik tersebut.

RICHARDUS NGABUT, S.Pd., Gr. 26


Tabel 7. Tabel Periodik Mendeleev
Periode Gol. I Gol. II Gol. III Gol. IV Gol. V Gol. VI Gol. VII Gol. VIII
1 H=1
2 Li = 7 Be = 9,2 B = 11 C = 12 N = 14 O = 16 F = 19
Al =
3 Na = 23 Mg = 24 Si = 28 P = 31 S = 32 Cl = 35,5
27,3
Fe = 56,
…. = Co = 59,
4 K = 39 Ca = 40 Ti = 48 V = 51 Cr = 52 Mn = 55
44 Ni = 59,
Cu = 63
…. = …. =
5 (Cu = 63) Zn = 65 As = 75 Se = 78 Br = 80
68 72
Ru = 104,
Nb = Mo = Rh = 104,
6 Rb = 85 Sr = 87 Yt = 88 Zr = 90 …. = 100
94 96 Pd = 106,
Ag = 108

F) Tabel Periodik Modern

Gambar 9. Tabel Periodik Modern

RICHARDUS NGABUT, S.Pd., Gr. 27


Pada tahun 1913, Henry G.J. Moseley, ahli kimia dari Inggris menemukan bahwa urutan
unsur dalam tabel periodik sesuai dengan kenaikkan nomor atom dan kemiripan sifat.
Tabel periodik ini disebut tabel periodik modern atau tabel periodik bentuk panjang dan
dikatakan sebagai penyempurna tabel periodik Mendeleev. Tabel periodik ini terdiri atas
lajur vertikal (golongan) yang disusun berdasarkan kemiripan sifat dan lajur horizontal
(periode) yang disusun berdasarkan kenaikkan nomor atom. Tabel periodik ini tersusun
atas 7 periode dan 16 golongan yang terbagi menjadi 8 golongan utama (golongan A) dan
8 golongan transisi atau peralihan (golongan B) seperti pada gambar 9.

4. PERSAMAAN REAKSI KIMIA


Menggambarkan reaksi kimia yang terdiri atas rumus kimia pereaksi dan hasil reaksi disertai
dengan koefisiennya masing-masing.

A) MENULISKAN PERSAMAAN REAKSI


1) Reaksi kimia mengubah zat-zat asal (pereaksi = reaktan) menjadi zat baru (produk).
2) Jenis dan jumlah atom yang terlibat dalam reaksi tidak berubah, tetapi ikatan kimia di
antaranya berubah.
3) Ikatan kimia dalam pereaksi diputuskan dan terbentuk ikatan baru dalam produknya.
4) Atom-atom ditata ulang membentuk produk reaksi.

CONTOH
2 H (g ) + O (g ) → 2 H O (l )
2 2 2

Keterangan :
Tanda panah menunjukkan arah reaksi (artinya = membentuk atau bereaksi menjadi).
Huruf kecil dalam tanda kurung menunjukkan wujud atau keadaan zat yang
bersangkutan (g = gass, l = liquid, s = solid dan aq = aqueous / larutan berair).
Bilangan yang mendahului rumus kimia zat disebut koefisien reaksi (untuk
menyetarakan atom-atom sebelum dan sesudah reaksi).
Koefisien reaksi juga menyatakan perbandingan paling sederhana dari partikel zat
yang terlibat dalam reaksi.

Penulisan persamaan reaksi dapat dilakukan dengan 2 langkah :


1) Menuliskan rumus kimia zat pereaksi dan produk, lengkap dengan keterangan
wujudnya.
2) Penyetaraan, yaitu memberi koefisien yang sesuai sehingga jumlah atom setiap unsur
sama pada kedua ruas (cara sederhana).

CONTOH
Langkah 1 : Al(s ) + H2SO 4 (aq ) → Al2 (SO 4 ) (aq ) + H2 (g ) (belum setara)
3
Langkah 2 : 2 Al(s ) + 3 H2SO 4 (aq ) → Al2 (SO 4 ) (aq ) + 3 H2 (g ) (sudah setara)
3

RICHARDUS NGABUT, S.Pd., Gr. 28


B) MENYETARAKAN PERSAMAAN REAKSI
Langkah-langkahnya (cara matematis) :
1) Tetapkan koefisien salah satu zat, biasanya zat yang rumusnya paling kompleks = 1,
sedangkan zat lain diberikan koefisien sementara dengan huruf.
2) Setarakan terlebih dahulu unsur yang terkait langsung dengan zat yang diberi
koefisien 1 itu.
3) Setarakan unsur lainnya. Biasanya akan membantu jika atom O disetarakan paling
akhir.

CONTOH
Langkah 1 :
Persamaan reaksi yang belum setara.
C 2 H 6 + O 2 → CO 2 + H 2 O
Langkah 2 :
Menetapkan koefisien C2H6 = 1 sedangkan koefisien yang lain ditulis dengan huruf.
1 C 2 H 6 + a O 2 → b CO 2 + c H 2 O
Langkah 3 :
Jumlah atom di ruas kiri dan kanan :
Ruas
Atom Ruas kiri
kanan
C 2 B
H 6 2c
O 2a 2b+c

Langkah 4 :
Jumlah atom di ruas kiri = jumlah atom di ruas kanan.
Dari langkah 3, diperoleh :
b = 2 ……………. (i)
2c = 6 ……………. (ii)
2a = (2b + c) …….. (iii)
Dari persamaan (ii), diperoleh :
2c =6
6
c = = 3 ………. (iv)
2
Persamaan (i) dan (iv) disubstitusikan ke persamaan (iii) :
2a = (2b + c) …….. (iii)
2a = {(2).(2) + 3} = 7
7
a = …………... (v)
2
Langkah 5 :
Nilai-nilai a, b dan c disubstitusikan ke persamaan reaksi :

RICHARDUS NGABUT, S.Pd., Gr. 29


1 C 2 H 6 + 7 O 2 → 2 CO 2 + 3 H 2 O …………..(x 2)
2

2 C 2 H 6 + 7 O 2 → 4 CO 2 + 6 H 2 O
Langkah 6 :
Memeriksa kembali jumlah atom di ruas kiri dan kanan, serta melengkapi wujud zatnya.
2 C 2 H 6 (g) + 7 O 2 (g) → 4 CO 2 (g) + 6 H 2 O(g)

F. GLOSARIUM

Atom : Bagian terkecil dari unsur yang terlibat dalam reaksi kimia. Semua zat
terdiri dari atom dengan komposisi tertentu.
Golongan : Lajur vertical dalam sistem perodik unsur.
Inti atom : Bagian yang padat dan bermuatan positif dari atom, yang berada di
pusat atom, dan terdiri dari proton dan neutron.
Ion : Atom atau kumpulan atom yang bermuatan listrik.
Nilai e/m : Nisbah muatan terhadap massa partikel.
Nomor Atom : Jumlah proton dalam inti atom. Disebut juga nomor proton.
Nomor massa : Bilangan yang menyatakan jumlah proton dan neutron dalam inti.
Partikel : Unsur dasar benda atau bagian benda yang sangat kecil dan berdimensi
Periode : Lajur horizontal dalam tabel periodik unsur yang menyatakan kulit
atom yang dimiliki oleh unsur bersangkutan.
Persamaan reaksi : Satu cara pemaparan proses reaksi.
Tabel Periodik : Tampilan unsur kimia dalam bentuk tabel

G. DAFTAR PUSTAKA

1. Sudarmo, Unggul. (2013). Kimia untuk SMA/MA Kelas X. Surakarta : Erlangga


2. Watoni, A. Haris. (2013). Kimia untuk SMA/MA Kelas X. Bandung : CV Yrama Widya
3. Rufaida, Anis Dyah, dkk. (2015). PR Kimia KTSP X Semester 1. Klaten : Intan Pariwara
4. Tjahjadarmawan, E. dkk. (2021). Ilmu Pengetahuan Alam SMA Kelas X. Jakarta : Pusat
Kurikulum dan Perbukuan Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

RICHARDUS NGABUT, S.Pd., Gr. 30


MODUL AJAR
“MENCIPTAKAN KEGIATAN YANG MENDUKUNG PRINSIP KIMIA HIJAU”

1. INFORMASI UMUM
A. IDENTITAS MODUL
Nama Guru : Richardus Ngabut, S.Pd., Gr.
Jenjang Sekolah : SMA
Nama Sekolah : SMA Gabungan Jayapura
Tahun Ajaran : 2021/2022
Kelas : 10
Alokasi Waktu : 4 x 45 Menit
Pertemuan ke : 4 dan 5

B. KOMPETENSI AWAL
1. Peserta didik telah memahami proses kimia dan reaksi kimia dalam kehidupan sehari-hari.
2. Peserta didik telah memahami pengertian dan pentingnya kimia hijau.
3. Peserta didik telah mempelajari prinsip kimia hijau.
4. Peserta didik telah mampu menghubungkan proses kimia dan reaksi kimia terhadap prinsip
kimia hijau.
5. Peserta didik telah mempelajari Proses kimia dalam kehidupan sehari-hari terkait hal-hal yang
tidak sesuai dengan prinsip kimia hijau.

C. PPP
Profil Pelajar Pancasila yang diharapkan dapat tercapai yaitu Kreatif, Gotong royong / Kerja
sama, dan Mandiri.

D. SARANA PRASARANA
➢ HP / Komputer / Laptop
➢ Jaringan internet, Buku Paket Peserta Didik, Alat Tulis dan Bahan Ajar

E. TARGET PESERTA DIDIK


Peserta didik yang menjadi target yaitu :
➢ Peserta didik regular / tipikal : umum, tidak ada kesulitan dalam mencerna dan memahami
materi ajar.
➢ Peserta didik dengan kesulitan belajar : memiliki gaya belajar terbatas hanya satu gaya.
➢ Peserta didik dengan pencapaian tinggi : mencerna dan memahami dengan cepat, mampu
mencapai keterampilan berfikir tingkat tinggi (HOTS), dan memilki kemampuan memimpin.

F. MODEL PEMBELAJARAN
Model pembelajaran yang digunakan Guided Discovery Learning untuk moda Pembelajaran Jarak
Jauh (blended learning).

RICHARDUS NGABUT, S.Pd., Gr. 1


2. KOMPONEN INTI
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta didik dapat membuat infografis, tiktok, atau video singkat untuk mendukung prinsip
kimia hijau.

B. PEMAHAMAN BERMAKNA
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta didik membuat kegiatan yang mendukung prinsip
kimia hijau.

C. PERTANYAAN PEMANTIK
Apakah kita telah mendukung prinsip kimia hijau dalam kehidupan sehari-hari ? Bagaimana cara
kita mendukung prinsip kimia hijau ?

D. KEGIATAN PEMBEJARAN
Tahapan Kegiatan Waktu
Daring via e-Learning
PENDAHULUAN

1. Guru memberi salam dan menyapa peserta didik melalui e-Learning


2. Peserta didik dan guru berdoa untuk memulai pelajaran
3. Guru mengecek kehadiran peserta didik melalui e-Learning 10 Menit
4. Guru melakukan Apersepsi : masih ingatkah kalian, proses kimia
apa saja yang tidak sesuai dengan prinsip kimia hijau ?

STIMULUS / PEMBERIAN RANGSANGAN


Guru meminta peserta didik mengamati gambar agenda pembangunan
berkelanjutan 2030 PBB yang terlampir pada LKPD.
IDENTIFIKASI MASALAH
Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengidentifikasi
sebanyak mungkin pertanyaan. Misalnya :
15 Menit
1. Apakah prinsip kimia hijau dapat ikut berpartisipasi dalam
pembangunan berkelanjutan 2030 ?
2. Terdapat 17 agenda pembangunan berkelanjutan 2030 yang
dicanangkan oleh PBB. Berapa banyak agenda yang dapat
terintegrasi dengan prinsip kimia hujau ?
3. Sebutkan judul agenda yang terintegrasi dengan prinsip kimia hijau.
PENGUMPULAN DATA DAN PENGOLAHAN DATA
KEGIATAN INTI

Guru dapat membagi peserta didik menjadi enam kelompok yang


maksimal terdiri 5 orang menyesuaikan jumlah peserta didik.
Guru membagikan LKPD dan peserta didik membaca petunjuk, 45 Menit
mengamati LKPD
Peserta didik dalam kelompok menggali informasi tentang agenda
pembangunan berkelanjutan 2030 yang berkaitan dengan prinsip

RICHARDUS NGABUT, S.Pd., Gr. 2


kimia hijau
Peserta didik dalam kelompok mengamati agenda pembangunan ke
7 dengan judul energi bersih dan terjangkau dan menganalisis
informasi dari berbagai sumber mengenai biosolar B30.
Peserta didik peserta didik menjawab pertanyaan mengenai biosolar
B30 yang terdapat pada LKPD.
Peserta didik dalam kelompok menciptakan satu ide tentang sumber
energi terbarukan lainnya dari 17 agenda pembangunan
berkelanjutan 2030 yang dicangkanan oleh PBB.
Peserta didik memperhatikan dan mengamati penjelasan yang
diberikan guru terkait agenda pembangunan berkelanjutan 2030
yang berkaitan dengan prinsip kimia hijau.
Guru memotivasi peserta didik dalam kelompok atau indivdiual
untuk menuliskan dan menanyakan permasalahan yang belum
dipahami dari masalah yang disajikan dalam LKPD serta guru
mempersilahkan peserta didik dalam kelompok lain atau secara
individual untuk memberikan tanggapan, bila diperlukan guru
memberikan bantuan komentar secara klasikal.
Beberapa perwakilan kelompok atau secara individual menyajikan
secara tertulis dan lisan hasil pembelajaran atau apa yang telah
dipelajari pada tingkat kelas atau tingkat kelompok mulai dari apa
yang telah dipahami berkaitan dengan permasahan kehidupan
sehari-hari berdasarkan hasil diskusi dan pengamatan.
Peserta didik yang lain dan guru memberikan tanggapan dan
menganalisis hasil presentasi meliputi tanya jawab untuk
mengkonfirmasi, memberikan tambahan informasi, melengkapi
informasi ataupun tanggapan lainnya.
PEMBUKTIAN / VERIFIKASI
Peserta didik membuktikan hasil pekerjaannya dengan membaca 5 Menit
literatur dan mencocokan jawabannya.
PENARIKAN KESIMPULAN
Peserta didik melakukan refleksi, resume dan membuat kesimpulan
secara lengkap, komprehensif dan dibantu guru dari materi yang terkait 5 Menit
proses kimia.
Guru dan peserta didik merangkum bersama
PENUTUP Guru mengingatkan tentang materi untuk pertemuan berikutnya 10 Menit
Guru dan peserta didik mengucapkan salam dan berdoa penutup

RICHARDUS NGABUT, S.Pd., Gr. 3


E. ASESMEN
Bentuk asesmen :
Sikap (Profil Pelajar Pancasila) berupa : observasi, penilaian diri, dan penilaian teman sebaya.
Performa berupa : Presentasi dan unjuk kerja
Tertulis (tes objektif : Essay dan Pilihan Ganda)

F. PENGAYAAN DAN REMEDIAL


Soal Pengayaan untuk peserta didik yang telah mencapai tujuan pembelajaran.
Soal Remedial untuk peserta didik yang belum mencapai tujuan pembelajaran.

3. LAMPIRAN
A. LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

PROYEK

HOTS SIKAP
• Mandiri
Literasi • Analisis
• Kreatif
• Evaluasi
• Kerja sama

Gambar 1. Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030 PBB

RICHARDUS NGABUT, S.Pd., Gr. 4


A) STIMULUS
Amatilah agenda pembangunan berkelanjutan 2030 PBB yang terdapat pada gambar 1.

B) IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan gambar yang telah diamati, tuliskan beberapa pertanyaan yang akan dibahas
bersama pada kolom di bawah ini.

PERTANYAAN

1. ___________________________________________________________________
___________________________________________________________________
___________________________________________________________________

2. ___________________________________________________________________
___________________________________________________________________
___________________________________________________________________

3. ___________________________________________________________________
___________________________________________________________________
___________________________________________________________________

C) PENGUMPULAN DATA
Tuliskan jawaban pertanyaan yang telah dibuat pada kolom di bawah ini.

JAWABAN PERTANYAAN

1. ___________________________________________________________________
___________________________________________________________________
___________________________________________________________________

2. ___________________________________________________________________
___________________________________________________________________
___________________________________________________________________

3. ___________________________________________________________________
___________________________________________________________________
___________________________________________________________________

RICHARDUS NGABUT, S.Pd., Gr. 5


D) PEMBUKTIAN
Petunjuk melakukan Aktivitas Proyek :

1. Carilah informasi dari berbagai sumber tentang biosolar B30. Catatlah sumber
referensi yang Kalian baca. Ini adalah salah satu sikap jujur dan menghargai
karya orang lain.
2. Kumpulkan, olah, analisis, simpulkan data informasi dari berbagai sumber
tentang sumber energi terbarukan lainnya, lalu komunikasikan dalam bentuk
infograis, tiktok, video singkat, atau bentuk lainnya. Postinglah informasi
tersebut di akun media sosial Kalian masing-masing (Instagram, Facebook,
Line, atau lainnya). Hal ini akan mengedukasi pembaca atau penonton untuk
mengenal dan mendukung prinsip kimia hijau.
3. Lakukan dengan sikap
➢ jujur, objektif,
➢ kritis,
➢ kreatif,
➢ mandiri,
➢ inovatif, dan
➢ bergotong royong sebagai insan dalam masyarakat global.

E) KESIMPULAN
Setelah menyelesaikan kegiatan belajar ini, tuliskan kesimpulan Anda.

_______________________________________________________________________
_______________________________________________________________________
_______________________________________________________________________
_______________________________________________________________________
_______________________________________________________________________
_______________________________________________________________________
_______________________________________________________________________
_______________________________________________________________________
_______________________________________________________________________
_______________________________________________________________________
_______________________________________________________________________
_______________________________________________________________________
_______________________________________________________________________

RICHARDUS NGABUT, S.Pd., Gr. 6


F) LATIHAN SOAL

Berdasarkan referensi yang telah kalian dapatkan mengenai Biosolar B30, jawablah
beberapa soal berikut ini.

1. Bagaimana biosolar B30 dibuat?


2. Bagaimana perbandingannya dengan sumber energi nonbio?
3. Apakah biosolar B30 mendukung prinsip kimia hijau?

LEMBAR JAWABAN
1.

2.

3.

RICHARDUS NGABUT, S.Pd., Gr. 7


B. PENILAIAN RANAH SIKAP
1) LEMBAR OBSERVASI
No Aspek yang dinilai Teknik penilaian Waktu penilaian Instrument
1 Kreatif Pengamatan Proses dan tugas Lembar observasi
2 Kerja sama Pengamatan Proses dan tugas Lembar observasi
3 Mandiri Pengamatan Tugas Lembar observasi

Aspek Sikap yang dinilai


Jumlah Skor Kode
No. Nama Peserta Didik Kerja
Kreatif Mandiri Skor Sikap Nilai
sama
1 Richardus Ngabut
2
3

RUBRIK PENILAIAN SIKAP


ASPEK INDIKATOR NILAI
Peserta didik memiliki rasa ingin tahu 25
Peserta didik tertarik dalam mengerjalan tugas 25
Kreatif
Peserta didik berani dalam mengambil resiko 25
Peserta didik tidak mudah putus asa 25
TOTAL 100
Peserta didik terlibat aktif dalam bekerja kelompok 25
Peserta didik bersedia melaksanakan tugas sesuai kesepakatan 25
Kerja sama Peserta didik bersedia membantu temannya dalam satu
25
kelompok yang mengalami kesulitan
Peserta didik menghargai hasil kerja anggota kelompok 25
TOTAL 100
Peserta didik mampu memecahkan masalah 25
Peserta didik tidak lari atau menghindari masalah 25
Mandiri
Peserta didik mampu mengambil keputusan 25
Peserta didik bertanggung jawab 25
TOTAL 100
SKOR TOTAL 300

CATATAN :
Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐩𝐞𝐫𝐨𝐥𝐞𝐡
50,01 – 75,00 = Baik (B) 𝐍𝐢𝐥𝐚𝐢 = 𝐱 𝟏𝟎𝟎
𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)

RICHARDUS NGABUT, S.Pd., Gr. 8


2) LEMBAR PENILAIAN DIRI
Penilaian tetap bersifat objektif, maka guru hendaknya menjelaskan terlebih dahulu tujuan
dari penilaian diri ini, menentukan kompetensi yang akan dinilai, kemudian menentukan
kriteria penilaian yang akan digunakan, dan merumuskan format penilaiannya Jadi,
singkatnya format penilaiannya disiapkan oleh guru terlebih dahulu.
Jumlah Skor Kode
No Pernyataan Ya Tidak
Skor Sikap Nilai
1 Selama diskusi, saya ikut serta
100
mengusulkan ide / gagasan.
2 Ketika kami berdiskusi, setiap
anggota mendapatkan kesempatan 100 250 83,33 SB
untuk berbicara.
3 Saya ikut serta dalam membuat
50
kesimpulan hasil diskusi kelompok.

CATATAN :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = 3 x 100 = 300
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (250 : 300) x 100 = 83,33
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)

3) LEMBAR PENILAIAN TEMAN SEBAYA


Penilaian ini dilakukan dengan meminta peserta didik untuk menilai temannya sendiri. Sama
halnya dengan penilaian hendaknya guru telah menjelaskan maksud dan tujuan penilaian,
membuat kriteria penilaian, dan juga menentukan format penilaiannya.
Nama teman yang diamati : ____________________________________________
Pengamat : ____________________________________________
Jumlah Skor Kode
No Pernyataan Ya Tidak
Skor Sikap Nilai
1 Mau menerima pendapat teman. 100
2 Memberikan solusi terhadap
100
permasalahan.
350 87,5 SB
3 Memaksakan pendapat sendiri kepada
50
anggota kelompok.
4 Marah saat diberi kritik. 100

RICHARDUS NGABUT, S.Pd., Gr. 9


CATATAN :
1. Skor penilaian Ya = 100 dan Tidak = 50 untuk pernyataan yang positif, sedangkan untuk
pernyataan yang negatif, Ya = 50 dan Tidak = 100
2. Skor maksimal = jumlah pernyataan dikalikan jumlah kriteria = (3 x 100) + (1 x 50) =
350
3. Skor sikap = (jumlah skor dibagi skor maksimal dikali 100) = (350 : 400) x 100 = 87,5
4. Kode nilai / predikat :
75,01 – 100,00 = Sangat Baik (SB)
50,01 – 75,00 = Baik (B)
25,01 – 50,00 = Cukup (C)
00,00 – 25,00 = Kurang (K)

C. PENILAIAN RANAH KETERAMPILAN

RUBRIK PENILAIAN UNJUK KERJA


ASPEK INDIKATOR NILAI
Penggunaan tata bahasa baik dan benar
Kesesuaian respon Jawaban yang relevan dengan pertanyaan
dengan pertanyaan Menjawab sesuai dengan materi
Mengaitkan jawaban dengan kehidupan sehari-hari
Keterlibatan anggota kelompok
Aktif bertanya dan menanggapi
Aktifitas diskusi
Mencatat hasil diskusi dengan sistematis
Memperhatikan dengan seksama saat berdiskusi
Dipresentasikan dengan percaya diri
Kemampuan Dapat mengemukakan ide dan berargumen dengan baik
Presentasi Manajemen waktu presentasi dengan baik
Seluruh anggota kelompok berpartisipasi presentasi
Bersedia membantu orang lain dalam satu kelompok
Kerjasama dalam
Kesediaan melakukan tugas sesuai dengan kesepakatan
kelompok
Terlibat aktif dalam bekerja kelompok

KRITERIA PENILAIAN (SKOR)


100 = Sangat Baik
75 = Baik 𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐩𝐞𝐫𝐨𝐥𝐞𝐡
𝐍𝐢𝐥𝐚𝐢 = 𝐱 𝟏𝟎𝟎
50 = Kurang Baik 𝐒𝐤𝐨𝐫 𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥
25 = Tidak Baik

SKOR TOTAL SEMUA ASPEK = 1500

RICHARDUS NGABUT, S.Pd., Gr. 10


RUBRIK PENILAIAN PROYEK

Skala Point
No. Aspek Skor Terpenuhi 1 2 3 4 Point
(K) (C) (B) (SB)
1 Perencanaan Mengumpulkan sumber informasi
Rancangan jadwal proses pelaksanaan
proyek
Pemilihan media komunikasi (kampanye)
2 Proses Menganalisis sumber informasi untuk
Pelaksanaan menjawab tiga buah pertanyaan
Proyek Analisis sumber informasi untuk
mengemukakan ide lainnya terkait
sumber energi terbarukan
Kejasama kelompok
3 Hasil Daya Tarik media (mempunyai nilai
Produk seni)
Media Kebenaran isi media sesuai konten
Komunikasi
Kemudahan memahami media
(Kampanye)
4 Presentasi Penggunaan Bahasa yang baik dan benar
Penyampaian mudah dipahami
Daya Tarik media yang digunakan
Kekompakkan
POINT TOTAL 52

KETERANGAN
K : Kurang
C : Cukup
B : Baik
SB : Sangat Baik

Point yang diperoleh


Rumus Penilaian : Nilai = x 100
Point total

KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN :


90 - 100% = Baik Sekali
80 - 89% = Baik
70 - 79% = Cukup
< 70% = Kurang

RICHARDUS NGABUT, S.Pd., Gr. 11


D. PENILAIAN RANAH PENGETAHUAN
A) ASESMEN DIAGNOSTIK
1. ASESMEN NON-KOGNITIF
1) Apa kabar semuanya pada hari ini?
2) Apa saja yang dilakukan sebelum belajar di pagi ini ?
3) Apa harapan kalian setelah mengikuti pembelajaran ini ?

2. ASESMEN KOGNITIF
Jenis Soal : Essay
1) Tuliskan reaksi pembentukan alkohol melalui proses fermentasi.
Jawaban
C6H12O6 (s) → 2 C2H5OH (l) + 2 CO2 (g) + energi (2 ATP) (Skor 2)
2) Tuliskan reaksi fotosintesis yang terjadi pada tumbuhan.
Jawaban
uv
6 CO2 (g) + 6 H2O (l) → C6H12O6 (s) + 6 O2 (g) (Skor 2)
3) Jelaskan 1 contoh reaksi kimia yang tidak sesuai dengan prinsip kimia hijau.
Jawaban
Reaksi kimia yang tidak sesuai dengan prinsip kimia hijau yaitu reaksi pembakaran.
C3H8 (g) + 5 O2 (g) → 3 CO2 (g) + 4 H2O (l)
Gas CO2 yang dihasilkan dari reaksi pembakaran akan naik ke atmosfer dan
menghalangi pemancaran panas dari bumi, sehingga panas dipantulkan kembali ke
bumi. Akibatnya bumi menjadi sangat panas yang dikenal sebagai global warming.
Gas CO2 bereaksi dengan air di udara akan menyebabkan hujan asam yang dapat
merusak permukaan benda dan menyebabkan kematian biota air.
CO2 (g) + H2O (l) → H2CO3 (aq)
As. Karbonat
(Skor 5)

Skor Total = 9 KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN :


90 - 100% = Baik Sekali
80 - 89% = Baik
Rumus Penilaian : 70 - 79% = Cukup
< 70% = Kurang
Skor yang diperoleh
Nilai = x 100
Skor total

RICHARDUS NGABUT, S.Pd., Gr. 12


B) ASESMEN FORMATIF
Jenis Soal : Essay

1. Bagaimana biosolar B30 dibuat ?


Jawaban
Proses pembuatan biodiesel umumnya menggunakan reaksi metanolisis (transesterifikasi
dengan metanol) yaitu reaksi antara minyak nabati dengan metanol dibantu katalis basa
(NaOH, KOH, atau sodium methylate) untuk menghasilkan campuran ester metil asam
lemak dengan produk ikutan gliserol. Skema proses produksi biodiesel sebagai berikut :

Gambar 2. Skema Proses Produksi Biodiesel

Apabila kandungan asam lemak bebas minyak nabati > 5%, maka terlebih dahulu
dilakukan reaksi esterifikasi. Selain dari proses esterifikasi/ transesterifikasi dapat juga
dilakukan dengan konversi enzimatis.
(Sumber : https://ebtke.esdm.go.id/post/2019/12/19/2434/faq.program.mandatori.biodiesel.30.b30 )
(Skor 5)

2. Bagaimana perbandingannya dengan sumber energi nonbio ?


Jawaban
Bahan bakar minyak atau minyak bumi seperti solar, bensin, dan avtur adalah salah satu
sumber daya vital bagi umat manusia. Akan tetapi, minyak bumi sayangnya bukanlah
sebuah sumber daya yang dapat diperbarui.
Oleh karena itu, para ilmuwan berusaha mencari bahan bakar alternatif seperti biosolar.
Perbedaan solar dan biosolar terletak pada bahan pembuatannya, di mana solar berasal
dari fosil sedangkan biosolar berasal dari tanaman.
Perbedaan lainnya yaitu terletak pada kandungan energi, kadar sulfur, dan kekuatan
proses oksidasi.
(Sumber : https://www.gardaoto.com/blog/apa-itu-biosolar-apa-perbedaan-solar-dan-biosolar )
(Skor 5)

RICHARDUS NGABUT, S.Pd., Gr. 13


3. Apakah biosolar B30 mendukung prinsip kimia hijau?
Jawaban
Biosolar B30 mendukung prinsip kimia hijau yaitu pada prinsip kimia hijau ke – 7 :
Menggunakan bahan baku terbarukan. (Skor 2)

Skor Total = 12

Rumus Penilaian :
KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN :
90 - 100% = Baik Sekali
Skor yang diperoleh
Nilai = x 100 80 - 89% = Baik
Skor total
70 - 79% = Cukup
< 70% = Kurang

C) ASESMEN SUMATIF
Jenis Soal : Essay

1.

Gambar 3. Emisi Gas Rumah Kaca Indonesia dari Tahun ke Tahun

Analisis grafik pada Gambar 3 di atas, lalu jawablah pertanyaan berikut :


a. prinsip kimia hijau yang manakah yang harus dipenuhi untuk mencegah peningkatan
gas rumah kaca di Indonesia dari tahun ke tahun ?
Jawaban
Prinsip kimia hijau yang harus dipenuhi untuk mencegah peningkatan gas rumah kaca
di Indonesia dari tahun ke tahun adalah prinsip nomer 1 (mencegah limbah).
(Skor 2)

RICHARDUS NGABUT, S.Pd., Gr. 14


b. Sarankan upaya apa saja yang harus dilakukan oleh ke-6 sektor yang tertera pada
Gambar tersebut.
Jawaban
Upaya yang harus dilakukan oleh ke-6 sektor yang tertera pada gambar tersebut adalah :
a. Kebakaran gambut serta penggunaan hutan dan lahan lain
b. Menghindari metode pembakaran untuk keperluan replanting (peremajaan lahan)
c. Pertanian : menggunakan pupuk organik yang ramah lingkungan
d. Limbah :
1) Mengolah limbah organik menjadi pupuk organik dan biogas
2) Mengolah limbah plastik menjadi biofuel dan bahan beton atau pengeras jalan
e. Industri : menggunakan syn-gas (gasifikasi batubara) sehingga mengurangi emisi
gas rumah kaca.
f. Energi : menggunakan sumber energi alternatif nonfosil.
(Skor 7)

2. Nyatakan Benar atau Salah Pernyataan - pernyataan berikut beserta alasan kenapa Kalian
menjawab demikian.
a. Tidak semua reaksi kimia menghasilkan zat-zat yang berbahaya. Contohnya adalah
penggunaan soda kue dalam proses memanggang adonan roti. Gas karbondioksida
yang dihasilkan akan membuat roti menjadi empuk dan enak disantap.
Jawaban
Pernyataan diatas BENAR karena banyak reaksi kimia di sekitar kita yang mampu
menjaga kelestarian lingkungan serta dapat dimanfaatkan dalam berbagai keperluan
seperti membuat kue. (Skor 2)
b. Reaksi kimia pembakaran tak sempurna misalnya membakar sampah di udara terbuka
tidak akan mencemari lingkungan karena menghasilkan gas karbon monoksida yang
aman bagi makhluk hidup.
Jawaban
Pernyataan diatas SALAH karena gas karbon monoksida bersifat racun yang dapat
membahayakan makhluk hidup. (Skor 2)
c. Biosolar B-30 adalah salah satu upaya pemerintah untuk menerapkan prinsip kimia
hijau yaitu menggunakan sumber energi alternatif yang ramah lingkungan.
Jawaban
Pernyataan diatas BENAR karena Biosolar B-30 merupakan salah satu upaya dalam
mengurangi ketergantungan terhadap sumber energi fosil untuk menjaga kelestarian
lingkungan sesuai dengan prinsip kimia hijau ke-7 yakni Penggunaan Sumber Energi
yang dapat diperbarui. (Skor 2)

Skor Total = 15

RICHARDUS NGABUT, S.Pd., Gr. 15


Rumus Penilaian :
KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN :
90 - 100% = Baik Sekali
Skor yang diperoleh 80 - 89% = Baik
Nilai = x 100
Skor total 70 - 79% = Cukup
< 70% = Kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, maka dapat diteruskan dengan
Kegiatan Belajar selanjutnya. Namun jika masih di bawah 80%, maka harus mengulang
materi Kegiatan Belajar ini, terutama bagian yang belum dikuasai.

D) SOAL PENGAYAAN
Jenis Soal : Essay

Gambar 4. Penerapan Prinsip Kimia Hijau pada Ekosistem Laut

Pelajari infograis pada Gambar 4 yang memuat hal - hal terkait konservasi laut dalam
mendukung agenda pembangunan berkelanjutan 2030. Lakukan analisis infografis pada
gambar 4. Lalu jawablah pertanyaan di bawah ini.

RICHARDUS NGABUT, S.Pd., Gr. 16


1. Hal - hal manakah yang paling berkaitan dengan prinsip - prinsip kimia hijau ?
Jawaban
Hal-hal yang paling berkaitan dengan prinsip kimia hijau adalah saat laut menjadi asam
karena dapat mengancam ekosistem laut. Keasaman laut disebabkan oleh pencemaran
laut, misalnya adanya hujan asam atau tumpahnya bahan bakar minyak bumi dari area
pengeboran lepas pantai. Hal lainnya adalah saat area keragaman laut hayati tidak
terlindungi karena ancaman limbah plastik yang hanyut ke laut. Demikian juga aktivitas
manusia di lautan yang melanggar hukum misalnya saat eksploitasi ikan, udang, cumi-
cumi menggunakan bahan kimia. (Skor 5)

2. Apa akibatnya bila hal-hal yang tidak sesuai dengan prinsip kimia hijau tersebut dibiarkan
terus terjadi ?
Jawaban
Jika dibiarkan terus-menerus, maka ekosistem laut akan terancam termasuk punahnya
keragaman laut hayati secara global. (Skor 2)

3. Jelaskan akibat terhadap perekonomian, kelestarian lingkungan dan sosial.


Jawaban
Akibatnya terhadap perekonomian, kelestarian lingkungan dan sosial adalah menurunnya
pendapatan nelayan sehingga ikut mempengaruhi berkurangnya pendapatan nasional
bruto dari sektor kelautan, merusak citra laut Indonesia sebagai bagian dari promosi
pariwisata laut yang akan menurunkan angka kunjungan wisatawan. Hal ini akan
memengaruhi kehidupan sosial masyarakat setempat karena penduduk usia muda akan
pindah ke kota dan menambah angka pengangguran dan kejahatan di kota besar.
(Skor 5)

Skor Total = 12

Rumus Penilaian :
KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN :
Skor yang diperoleh 90 - 100% = Baik Sekali
Nilai = x 100 80 - 89% = Baik
Skor total
70 - 79% = Cukup
< 70% = Kurang

E) SOAL REMEDIAL
JENIS
SOAL
SOAL
PG 1. Berikut ini merupakan agenda pembangunan berkelanjutan 2030 yang
dicanangkan oleh PBB :

RICHARDUS NGABUT, S.Pd., Gr. 17


1) Menghapus Kemiskinan
2) Kesehatan yang Baik dan Kesejahteraan
3) Konsumsi air jernih
4) Memperbarui bahan bakar fosil
5) Mengurangi Ketimpangan
Agenda yang sesuai dengan rencana PBB terdapat pada nomor :
a. 1) dan 2) d. 1), 2), dan 5)
b. 1), 2), dan 3) e. 1), 2), dan 4)
c. 3) dan 4)

2. Perhatikan gambar agenda pembangunan berkelanjutan 2030 PBB berikut :

Berdasarkan 17 agenda diatas, agenda nomor berapakah yang terintegrasi


dengan prinsip kimia hijau ?
a. 3, 6, 7, 14, 15, dan 16 d. 1, 2, 3, 5, 7, dan 10
b. 3, 6, 7, 13, 14, dan 15 e. 3, 6, 7, 11, dan 13
c. 1, 2, 3, 10, 11, dan 13

3. Penerapan konsep kimia hijau dengan keamanan pangan dimulai


pada………
a. Pertanian d. Persawahan
b. Perkebunan e. Semua benar
c. Perikanan

4. Berikut ini upaya mitigasi dan adaptasi untuk menghadapi dampak


pemanasan global :
1) Biopark
2) Ecosan
3) Waste water garden
4) Environmental chemistry
5) Sanita

RICHARDUS NGABUT, S.Pd., Gr. 18


6) Green technology
Yang bukan merupakan upaya mitigasi dan adaptasi terdapat pada nomor….
a. 1) dan 2) d. 6)
b. 1), 2), dan 3) e. 1), 2), dan 4)
c. 4)

5. Apa yang dimaksud dengan biodiesel ?


a. Biodiesel merupakan bahan bakar nabati yang diterapkan pada mesin
kendaraan
b. Biodiesel merupakan bahan bakar berasal dari bahan alam yang
diterapkan pada mesin kendaraan
c. Biodiesel merupakan bahan bakar yang berasal dari minyak bumi
d. Biodiesel merupakan bahan bakar fosil yang dapat diperbarui
e. Biodiesel merupakan bahan bakar nabati yang terbuat dari minyak
tumbuhan atau lemak hewani melalui proses esterifikasi.

PEMBAHASAN DAN SKOR


Nomor Option
Skor Pembahasan
Soal Jawaban
1 D 1 Berikut ini 17 agenda pembangunan berkelanjutan 2030
yang dicanangkan oleh PBB :
1) Menghapus kemiskinan
2) Mengakhiri kelaparan
3) Kesehatan yang baik dan kesejahteraan
4) Pendidikan bermutu
5) Kesetaraan gender
6) Akses air bersih dan sanitasi
7) Energi bersih dan terjangkau
8) Pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi
9) Infrastruktur industri dan inovasi
10) Mengurangi ketimpangan
11) Kota dan komunitas yang berkelanjutan
12) Konsumsi dan produksi yang bertanggungjawab
13) Penanganan perubahan iklim
14) Menjaga ekosistem laut
15) Menjaga ekosistem darat
16) Perdamaian, keadilan, dan kelembagaan yang kuat
17) Kemitraan untuk mencapai tujuan
2 B 1 Berdasarkan ke-17 agenda tersebut, prinsip kimia hijau
terintegrasi dalam enam agenda pembangunan berkelanjutan

RICHARDUS NGABUT, S.Pd., Gr. 19


2030 yaitu agenda nomor 3, 6, 7, 13, 14, dan 15.
3 E 1 Dalam hubungannya dengan keamanan pangan, konsep
kimia hijau diterapkan sejak dari persawahan / perladangan /
perkebunan / pertanian / perikanan sampai dengan pengolahan
dan pengemasan bahan pangan.
4 C 1 Dalam menghadapi dampak Pemanasan Global diperlukan
upaya-upaya mitigasi dan adaptasi yang melibatkan
masyarakat, seperti teknologi pelestarian sumber air dengan
tanaman biologi (biopark), teknologi pengolahan air limbah
domestik dengan ecological sanitation (Ecosan), taman
bunga air limbah (waste water garden), sanitasi taman
(sanita) dan konsep teknologi hijau (green tecnology).
5 E 1 Biodiesel merupakan bahan bakar nabati yang terbuat dari
minyak tumbuhan atau lemak hewani melalui proses
esterifikasi/ transesterifikasi.

Skor Total = 5

Rumus Penilaian :
KONVERSI TINGKAT PENGUASAAN :
Skor yang diperoleh 90 - 100% = Baik Sekali
Nilai = x 100 80 - 89% = Baik
Skor total
70 - 79% = Cukup
< 70% = Kurang

RICHARDUS NGABUT, S.Pd., Gr. 20


E. MENCIPTAKAN KEGIATAN YANG MENDUKUNG PRINSIP KIMIA HIJAU
Salah satu peran kimia hijau adalah mendukung 17 agenda pembangunan berkelanjutan hingga
tahun 2030 yang dicanangkan PBB. Ke-17 agenda tersebut dapat Kalian simak pada Gambar 5.

Gambar 5. Agenda pembangunan berkelanjutan 2030 PBB

Berdasarkan ke-17 agenda tersebut, prinsip kimia hijau terintegrasi dalam enam agenda
pembangunan berkelanjutan 2030 yaitu agenda nomor 3, 6, 7, 13, 14, dan 15. Hidup sehat dan
sejahtera bagi semua manusia di bumi tentu karena lingkungan yang aman dan bebas bahan-
bahan berbahaya.
Prinsip nomor 7 dari kimia hijau adalah penggunaan sumber
energi yang dapat diperbaharui. Indonesia telah berupaya untuk
menerapkan prinsip ini yaitu dengan cara mengurangi
ketergantungan terhadap sumber energi fosil untuk menjaga
kelestarian lingkungan. Dalam hal ini Presiden Joko Widodo
mengakselerasi penerapan Biosolar 30 (B30) yang dimulai pada
penghujung tahun 2019.
Kini pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber
Daya Mineral (ESDM) resmi mengimplementasi B30 di
Indonesia. Biosolar B30 sebagai bahan bakar nabati untuk mesin
atau motor disel adalah lanjutan dari Biosolar 20. Mari lakukan
Gambar 6. Biosolar B30
aktivitas kerja ilmiah berikut sebagai contoh penerapan prinsip
kimia hijau di sekitar Kalian.

RICHARDUS NGABUT, S.Pd., Gr. 21


Contoh Penerapan Kimia Hijau pada Agenda Pembangunan Berkelanjutan

A) Pendekatan Kimia Hijau untuk Mencegah Pencemaran Zat Kimia dalam Makanan
(Agenda ke-3)
Ilmu dan teknologi kimia berperan besar dalam peningkatan mutu kehidupan, karena
berdampak pada perkembangan industri obat-obatan, peningkatan penyediaan pangan dunia
yang ditunjang oleh pemanfaatan pupuk dan pestisida, serta penemuan zat-zat kimia untuk
memperbaiki mutu kehidupan seperti, zat warna, kosmetik, plastik, dan membran untuk
penyaringan cairan (World Bank Group, 2012). Namun kemajuan itu dibarengi pula dengan
dampak buruk produk-produk kimia di samping limbah kimia terhadap lingkungan termasuk
kehidupan manusia, seperti yang telah diuraikan sebelumnya. Untuk mencegah dampak buruk
inilah muncul konsep “Kimia Hijau” yang didefinisikan sebagai kimia yang ramah
lingkungan (environmentally benign chemistry) (Anastas & Warner, 1998). Pendekatan kimia
hijau memandu berbagai penemuan dan penerapan pendekatan sintesis zat-zat kimia dengan
menggunakan sumber-sumber terbarukan, kondisi-kondisi reaksi yang ramah lingkungan,
meminimalkan energi dan merancang zat-zat kimia yang tidak beracun dan jauh lebih aman
(Dhage, 2013). Selanjutnya proses kimia yang digunakan diusahakan agar seminimal
mungkin dalam menimbulkan polusi pada lingkungan, dan tidak menimbulkan dampak
negatif bagi lingkungan (Clark, 2005).
Dalam hubungannya dengan keamanan pangan, konsep kimia hijau diterapkan sejak
dari persawahan/perladangan/perkebunan/pertanian/ perikanan sampai dengan pengolahan
dan pengemasan bahan pangan. Bekerja sama dengan konsep pertanian berkelanjutan
(sustainable agriculture) untuk mengurangi dampak buruk penggunaan zat-zat kimia untuk
lingkungan pertanian, baik pada tanah, flora, fauna, dan badan air di sekitar daerah pertanian,
juga pada kesehatan petani, yang menggunakannya dan masyarakat yang mengkonsumsi
bahan makanan yang dihasilkan pertanian. Menurut laporan United National Environment
Program (UNEP) dan World Health Organization (WHO) sekitar 3 juta orang mengalami
keracunan pestisida akut dan sekitar 10–20 ribu orang meninggal karena hal ini setiap tahun
di negara-negara berkembang. Para ahli di Amerika Serikat memperkirakan bahwa sampai
dengan 20 ribu orang Amerika mungkin akan meninggal karena kanker akibat adanya residu
pestisida pada tingkat yang rendah pada makanan yang berasal dari nabati maupun hewani
(Sinha, Herat, Valani, & Chauhan, 2009).
Untuk mengatasi hal ini, konsep pertanian berkelanjutan mengusulkan
membudidayakan bahan pangan yang bergizi dan dapat melindungi kesehatan manusia
dengan bantuan pupuk dan pestisida dari bahan-bahan organik yang berbasis zat-zat biologis
(Sinha et al., 2009). Sejauh mungkin, sistem pertanian organik bergantung pada rotasi
tanaman, pemanfaatan residu tanaman, pupuk kandang, kacang-kacangan, dan pupuk hijau
demi menjaga produktivitas dan kesuburan tanah untuk memasok nutrisi tanaman. Ini
menekankan pada metode pencegahan dan kuratif pengendalian hama seperti penggunaan
kultivar yang tahan hama, agen biokontrol, dan metode budaya pengendalian hama (Sinha et
al., 2009). Vermicompost (produk metabolisme cacing tanah yang memakan limbah organik)
terbukti sebagai 'pupuk organik' yang sangat bergizi dan 'promotor pertumbuhan ajaib' yang

RICHARDUS NGABUT, S.Pd., Gr. 22


kaya nitrogen, kalium, dan fosfor (NKP) dengan komposisi nitrogen 2-3%, kalium 1,85-
2,25% dan fosfor 1,55-2,25%, mikronutrien, mikroba tanah yang menguntungkan dan juga
mengandung 'hormon pertumbuhan dan enzim (Sinha et al., 2009). Bukti-bukti terakumulasi
di seluruh dunia termasuk studi oleh Sinha et al. (2009), bahwa cacing tanah dan
vermikompost dapat melakukan keajaiban, karena dapat 'membangun tanah', 'memulihkan
kesuburan tanah', 'mempertahankan produksi pertanian' dan juga menyediakan 'makanan
aman' bagi kemajuan peradaban.
Sistem pertanian berkelanjutan juga telah dipraktikkan di Indonesia antara lain, di
Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, yang menerapkan pola budidaya pertanian berkelanjutan
dengan memanfaatkan kompos, jerami dan sisa tanaman yang dibenamkan di sawah, juga
penggunaan mikroorganisme lokal, yang terbukti menghasilkan pendapatan bersih 1,5 kali
lebih banyak daripada yang menerapkan pertanian konvensional dengan menggunakan pupuk
kimia dan pestisida. Usaha-usaha pertanian berkelanjutan ini juga sudah merambah ke
Karawang, ke Jawa Tengah seperti Kabupaten Sukoharjo, Sragen, dan Bulungan (Sudjana,
2013). Semangat penerapan pertanian berkelanjutan juga semakin besar dengan banyaknya
permintaan akan beras organik terutama di kota besar seperti Jakarta dengan permintaan
sampai dengan 23 ton per minggu (Sudjana, 2013).
Peranan aktif pelaksana industri dalam menerapkan kimia hijau untuk menunjang
sektor industri kimia pertanian telah dilakukan di India, yaitu kerja sama antara beberapa
industri kimia pertanian dan obat-obatan (FICCI, 2014). Pendekatan dilakukan dengan
menciptakan proses-proses industri yang bertujuan mereduksi tingkat chemical oxygen
demand (COD) pada air limbah hasil industri dan mengembangkan kolaborasi sehingga dapat
saling bertukar praktik baik antar berbagai industri kimia. Kerja sama tersebut berhasil
mengembangkan teknologi untuk pendekatan zero discharge solution, yaitu teknologi
pengolahan air limbah, yang memungkinkan untuk recycle, recover, dan reuse air hasil
olahan. Dengan demikian hanya sedikit sekali air yang dibuang ke lingkungan. Selain
mengembalikan 90 – 95% air yang digunakan, juga mendaur ulang produk samping dari
limbah itu dapat menghemat biaya operasi. Demikian juga perlakuan untuk mengurangi COD
dengan cara memanfaatkan H2 O2 , perlakuan seperti subcritical water oxidation, thermal-
liquid phase oxidation, isolated bacteri, dan pemanfaatan adsorbent seperti karbon aktif. Kerja
sama untuk berbagi ilmu dan keahlian dalam penerapan kimia hijau akan menghasilkan
pengembangan proses dan produk secara efisien dalam pendanaan.
Selanjutnya ada penerapan teknologi daur ulang pelarut organik yang digunakan untuk
langkah-langkah pembuatan zat kimia, seperti pada sistem fermentasi, ekstraksi,
pembentukan dan tahap akhir produk (World Bank Group/WBG, 2012). Pelarut-pelarut yang
berbahaya bagi lingkungan diganti dengan pelarut yang ramah lingkungan seperti jenis dari
soy methyl ester dan laktat ester yang berasal dari kedelai, yang mampu menggantikan pelarut
yang merupakan turunan produk minyak bumi terklorinasi (FICCI, 2014). Pelarut lain adalah
ethyllactate yang dapat menggantikan pelarut tradisional seperti toluen, aseton, dan xylene
(FICCI, 2014). Pelarut-pelarut ramah lingkungan ini mudah terurai secara biologis
(biodegradable), mudah di daur ulang, menghasilkan emisi yang tidak berbahaya, bersifat
non-korosif, dan non-carcinogenik (FICCI, 2014).

RICHARDUS NGABUT, S.Pd., Gr. 23


Pencegahan cemaran kimia dalam bahan pangan dengan menerapkan pendekatan kimia
hijau juga dilakukan dengan menerapkan regulasi yang ketat pada berbagai industri yang
berisiko mencemari lingkungan seperti memastikan bahwa limbah cair dan padat diolah
dahulu sebelum dibuang ke lingkungan (Mustafa, 2016). Selain penerapan prinsip-prinsip
kimia hijau seperti siklus tertutup pada industri bahan makanan, juga dapat diadvokasi upaya
memperbaiki sikap hidup masyarakat agar mau menerapkan pengendalian limbah rumah
tangga dan industri, memanfaatkan limbah industri pertanian dan peternakan untuk dijadikan
sumber daya dan energi terbarukan, serta usaha menggunakan bahan-bahan kimia yang ramah
lingkungan seperti cat dan bahan-bahan bangunan (Mustafa, 2016). Industri bahan
pengemasan pangan juga sudah memperhatikan bahan-bahan kemasan pangan yang aman
bagi pangan dan mudah didaur ulang atau bersifat biodegradable terutama bahan pengemas
dari plastik, laminating logam dengan plastik atau kertas dengan plastik (Marsh & Bugushu,
2007; Raheem, 2012).
Sosialisasi gaya hidup yang sehat berkenaan dengan penyediaan dan konsumsi
makanan yang aman juga telah dilaksanakan di Indonesia, antara lain pemberdayaan
masyarakat pertanian alami perkotaan (Huda & Harijati, 2016; Susilo & Wijanarko, 2016),
serta peraturan mengenai jajan sehat untuk anak sekolah. Berdasarkan Laporan Akhir Hasil
Monitoring Dan Verifikasi Profil Keamanan Pangan Jajan Anak Sekolah (PJAS) Nasional
tahun 2008, menunjukkan bahwa 98,9% anak jajan di sekolah dan hanya 1% yang tidak
pernah jajan (BPOM, 2013). PJAS ini menyumbang 31,06% energi dan 27,44% protein dari
konsumsi pangan harian (BPOM, 2013). PJAS selain berfungsi sebagai sumber pangan
jajanan juga dapat berfungsi sebagai sumber pangan sarapan. Dengan mempertimbangkan
keadaan ini Direktorat Standarisasi Produk Pangan, Deputi Bidang Pengawasan Keamanan
Pangan dan Bahan Berbahaya, BPOM-RI, telah menerbitkan buku Pedoman Pangan Jajanan
Anak Sekolah untuk Pencapaian Gizi Seimbang, untuk orangtua, guru, dan pengelola kantin
guna mengarahkan pemenuhan gizi dari pangan jajanan aman dan sehat bagi anak sekolah
yang tidak atau kurang sarapan dan tidak membawa bekal (BPOM, 2013).
Pada 2011 sampai dengan 2014, Kementerian Kesehatan telah melakukan analisis
terhadap pangan jajanan anak sekolah SD/MI (Pusat Data dan Informasi Kemenkes, 2015).
Setiap tahun diambil sampel pangan jajan dari 4500 sekolah, dan dilakukan pembinaan
terhadap sekolah yang telah disampel mulai tahun 2012. Hasil pengujian terhadap 10.429
sampel menunjukkan 76,18% memenuhi syarat dan 28,82% tidak memenuhi syarat keamanan
pangan. Penyebab tidak memenuhi syarat karena pencemaran oleh mikroba, BTP (bahan
tambahan pangan) yang berlebihan, dan penggunaan bahan berbahaya.
Jajanan yang diuji adalah bakso sebelum diseduh, jeli/agar-agar dan produk gelatin lain,
minuman es, mie yang siap dikonsumsi, minuman berwarna dan sirup, kudapan (gorengan
seperti: bakwan, tahu goreng, cilok, sosis, batagor, empek-empek), lontong, dan lain-lain,
makanan ringan (kerupuk, keripik, produk ekstrusi, dan sejenisnya). Hasil pemeriksaan yang
paling tidak memenuhi syarat adalah berturut-turut dari yang paling tinggi, minuman
berwarna/sirup, minuman es, jeli/agar-agar, dan bakso. Penyebab tidak memenuhi syarat
keamanan pangan adalah karena menggunakan bahan berbahaya yang dilarang untuk pangan
yaitu BTP yang melebihi batas minimal, cemaran logam berat yang melebih batas minimal,

RICHARDUS NGABUT, S.Pd., Gr. 24


dan kualitas mutu mikrobiologis yang tidak memenuhi syarat. Departemen Kesehatan
kemudian mengadakan pengawasan, pembinaan dan pengawalan terhadap 16.990 SD/MI
sejak 2012–2014.
Berdasarkan uraian pada artikel ini dapat dikatakan bahwa Indonesia telah menerapkan
berbagai peraturan untuk menjamin keamanan pangan from the farm to the table dengan
koordinasi antar kementerian terkait (Pertanian, Kesehatan, Perindustrian, dan Perdagangan).
Pemerintah juga sudah melakukan berbagai pengawasan terhadap pelaksanaan berbagai
peraturan tersebut. Tetapi karena luasnya wilayah Indonesia, dan terdapat banyak penyedia
bahan pangan mentah ataupun olahan yang kurang pengetahuan atau tidak peduli pada
keamanan pangan, maka sering terjadi keadaan luar biasa keracunan makanan yang datanya
dapat dilihat pada Gambar 7 dan 8.

Gambar 7. Profil Jenis Pangan Penyebab Kejadian Luar Biasa Keracunan Pangan di
Indonesia 2011-2013

Gambar 8. Zat Penyebab Kejadian Luar Biasa Keracunan Pangan di Indonesia pada
2011 – 2013

RICHARDUS NGABUT, S.Pd., Gr. 25


Meskipun pemerintah telah menetapkan berbagai aturan yang menjamin keamanan
pangan dan pengawasan pelaksanaannya, namun peran aktif masyarakat masih diperlukan
antara lain dengan memperhatikan jajanan di sekitar tempat kerja, sekolah dan perumahan,
serta melaporkan kepada pihak terkait, jika ada kecurigaan pangan yang tidak aman. Dengan
demikian masih diperlukan upaya peningkatan pengetahuan dan kepedulian bagi pelaku
penyedia bahan pangan agar menerapkan keamanan pangan.

B) Teknologi Hijau : Solusi untuk Pelestarian Sumber Air (Agenda ke-6)


Perubahan Iklim yang diakibatkan oleh Pemanasan Global telah dirasakan dampaknya
dalam kehidupan manusia. Apabila tidak dilakukan upaya pencegahan, dampak pemanasan
global di masa yang akan datang merupakan ancaman yang sangat serius bagi kehidupan
semua makhluk di bumi. Dalam menghadapi dampak Pemanasan Global diperlukan upaya-
upaya mitigasi dan adaptasi yang melibatkan masyarakat, seperti teknologi pelestarian
sumber air dengan tanaman biologi (biopark), teknologi pengolahan air limbah domestik
dengan ecological sanitation (Ecosan), taman bunga air limbah (waste water garden), sanitasi
taman (sanita) dan konsep teknologi hijau (green tecnology). Teknologi Hijau merupakan
salah satu upaya adaptasi dan mitigasi dampak Pemanasan Global yang sejalan dengan prinsip
pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development). Berbagai Teknologi Hijau di
bidang pelestarian sumber air dan pengolahan air limbah telah tersedia untuk diterapkan
dalam pembangunan.

C) Mengenal Lebih Dekat Biodiesel B30 (Agenda ke-7)


Apa itu BBN? Apa sih Biodiesel itu? Program B30? Mungkin masih banyak yang bertanya
dan belum paham terkait program ini. Simak ulasan berikut, segala informasi dan penjelasan
mengenai Program Mandatori Biodiesel B30 akan dikupas tuntas disini.
1) Apa itu Bahan Bakar Nabati ?
Bahan Bakar Nabati adalah bahan bakar yang berasal dari bahan-bahan nabati dan/atau
dihasilkan dari bahan-bahan organik lain.

2) Apa saja jenis Bahan Bakar Nabati ?


Bahan Bakar Nabati terdiri dari Biodiesel, Bioetanol dan Minyak Nabati Murni.

3) Apa itu biodiesel ?


Biodiesel adalah bahan bakar nabati untuk aplikasi mesin/motor diesel berupa ester metil
asam lemak (fatty acid methyl ester/FAME) yang terbuat dari minyak nabati atau lemak
hewani melalui proses esterifikasi/transesterifikasi.

4) Apa bahan baku biodiesel ?


Untuk saat ini, di Indonesia bahan baku biodiesel berasal dari Minyak Sawit (CPO). Selain
dari CPO, tanaman lain yang berpotensi untuk bahan baku biodiesel antara lain tanaman
jarak, jarak pagar, kemiri sunan, kemiri cina, nyamplung dan lain-lain.

RICHARDUS NGABUT, S.Pd., Gr. 26


5) Bagaimana proses pembuatan biodiesel ?
Proses pembuatan biodiesel umumnya menggunakan reaksi metanolisis (transesterifikasi
dengan metanol) yaitu reaksi antara minyak nabati dengan metanol dibantu katalis basa
(NaOH, KOH, atau sodium methylate) untuk menghasilkan campuran ester metil asam
lemak dengan produk ikutan gliserol. Skema proses produksi biodiesel sebagai berikut :

Gambar 9. Skema Proses Produksi Biodiesel

Apabila kandungan asam lemak bebas minyak nabati > 5%, maka terlebih dahulu
dilakukan reaksi esterifikasi. Selain dari proses esterifikasi/ transesterifikasi dapat juga
dilakukan dengan konversi enzimatis.

6) Apa kegunaan Biodiesel ?


Biodiesel digunakan sebagai energi alternatif pengganti Bahan Bakar Minyak untuk jenis
diesel/solar. Biodiesel dapat diaplikasikan baik dalam bentuk 100% (B100) atau
campuran dengan minyak solar pada tingkat konsentrasi tertentu seperti B20.

7) Bagaimana perkembangan implementasi Program Mandatori Biodiesel ?


Program mandatori biodiesel sudah mulai diimplementasikan pada tahun 2008 dengan
kadar campuran biodiesel sebesar 2,5%. Secara bertahap kadar biodiesel meningkat
hingga 7,5% pada tahun 2010. Pada periode 2011 hingga 2015 persentase biodiesel
ditingkatkan dari 10% menjadi 15%. Selanjutnya pada tanggal 1 Januari 2016,
ditingkatkan kadar biodiesel hingga 20% (B20). Program Mandatori B20 berjalan baik
dengan pemberian insentif dari BPDPKS untuk sektor PSO dan mulai 1 September 2018
pemberian insentif diperluas ke sektor non-PSO.

RICHARDUS NGABUT, S.Pd., Gr. 27


Gambar 10. Program Mandatori Biodiesel

8) Apakah landasan hukum penerapan Program Mandatori Bahan Bakar Nabati


(BBN) ?
Pemerintah Indonesia c.q. Kementerian ESDM menggalakkan Program Mandatori BBN
melalui Peraturan Menteri ESDM No. 32 Tahun 2008 tentang Penyediaan, Pemanfaatan,
dan Tata Niaga BBN sebagai Bahan Bakar Lain sebagaimana telah diubah terakhir kali
dengan Peraturan Menteri ESDM No. 12 Tahun 2015.

9) Apakah tujuan implementasi Program Mandatori BBN ?


Tujuan implementasi Program Mandatori BBN sebagai berikut :
Memenuhi komitmen Pemerintah untuk mengurangi emisi GRK sebesar 29% dari
BAU pada 2030;
Meningkatkan ketahanan dan kemandirian energi;
Stabilisasi harga CPO;
Meningkatkan nilai tambah melalui hilirisasi industri kelapa sawit;
Memenuhi target 23% kontribusi EBT dalam total energi mix pada 2025;
Mengurangi konsumsi dan impor BBM;
Mengurangi emisi GRK; dan
Memperbaiki defisit neraca perdagangan.

10) Apa yang dimaksud dengan program B20 ?


Program B20 adalah program pemerintah untuk mewajibkan pencampuran 20% Biodiesel
dengan 80% bahan bakar minyak jenis Solar.

11) Apakah regulasi yang mengatur tentang pelaksanaan mandatori program B20 ?
Regulasi yang mengatur tentang pentahapan mandatori program B20 adalah Peraturan
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 12 tahun 2015 tentang Perubahan Ketiga
atas Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 32 tahun 2008 tentang
Penyediaan, Pemanfaatan dan Tata Niaga Bahan Bakar Nabati (Biofuel) sebagai Bahan
Bakar Lain. Dalam peraturan ini ditetapkan target pentahapan pencampuran biodiesel
untuk semua sektor terkait.

RICHARDUS NGABUT, S.Pd., Gr. 28


Gambar 11. Pencampuran Biodiesel untuk Semua Sektor Terkait

12) Sejak kapan program B20 ini diberlakukan ?


Berdasarkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 12 tahun 2015
tentang tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Menteri ESDM No. 32 tahun 2008
tentang Penyediaan, Pemanfaatan dan Tata Niaga Bahan Bakar Nabati (Biofuel) sebagai
Bahan Bakar Lain, Program B20 mulai diberlakukan sejak 1 Januari 2016. Pada saat
diimplementasikan, pemerintah memberikan insentif dengan dukungan pendanaan dari
Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) untuk menutup selisih antara
HIP Biodiesel dan HIP Solar untuk sektor PSO dan mulai 1 September 2018 pemberian
insentif tersebut diperluas ke sektor non-PSO.
13) Pada sektor apa saja program B20 diterapkan ?
Berdasarkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 12 tahun 2015,
jenis sektor yang wajib menerapkan diantaranya usaha mikro, usaha perikanan, usaha
pertanian, transportasi dan pelayanan umum/ PSO (Public Service Obligation);
transportasi non PSO; dan industri dan komersial. Namun, program tersebut yang sudah
diimplementasikan dengan baik di sektor transportasi (PSO). Sesuai arahan Presiden RI,
terhitung mulai tanggal 1 September 2018 mandatori B20 dijalankan secara masif di
semua sektor. Pada pelaksanaan penerapan ini Pemerintah melakukan perluasan insentif
dana pembiayaan biodiesel ke seluruh sektor termasuk Non PSO, sehingga realisasi
pemanfaatan biodiesel meningkat.

14) Bagaimana hasil penerapan program B20 ?


Program Biodiesel 20% (B20) berjalan dengan baik dengan adanya dukungan kapasitas
produksi yang cukup, uji kinerja/uji jalan, pemantauan secara berkala atas kualitas dan
kuantitas oleh tim independen, serta penyusunan Standar Nasional Indonesia (SNI). Saat
ini terdapat 25 BU BBN yang aktif berproduksi dengan total kapasitas terpasang sebesar
12,06 juta KL/tahun. Pemanfaatan biodiesel tahun 2018 sebesar 3,75 juta KL dalam negeri
telah berhasil menurunkan impor solar sebesar 466.902 KL dan menghemat devisa

RICHARDUS NGABUT, S.Pd., Gr. 29


sebesar US$1,89 Miliar USD atau Rp 26,27 Triliun. Pemanfaatan biodiesel tahun 2018
juga telah berhasil menurunkan emisi GRK dan meningkatkan kualitas lingkungan
sebesar 5,61 juta ton CO2.

15) Bagaimana realisasi implementasi program B20 ?


Realisasi implementasi program B20 sampai bulan Oktober 2019 adalah sebagai berikut :

Gambar 12. Realisasi Implementasi Biodiesel

16) Apakah biodiesel dapat langsung digunakan pada mesin diesel biasa ?
Biodiesel siap digunakan oleh mesin diesel biasa dengan sedikit atau tanpa penyesuaian.
Penyesuaian dibutuhkan jika penyimpanan atau wadah biodiesel terbuat dari bahan yang
sensitif dengan biodiesel seperti seal, gasket, dan perekat terutama mobil lama dan yang
terbuat dari karet alam dan karet nitril.

17) Apakah benar biodiesel menyebabkan kerak pada tangki bahan bakar ?
Tidak benar bahwa biodiesel menyebabkan kerak pada tangki bahan bakar. Biodiesel
merupakan senyawa ester yang banyak digunakan sebagai pelarut/pembersih.
Pemanfaatan biodiesel justru dapat membersihkan kerak dan kotoran yang tertinggal pada
mesin, saluran bahan bakar dan tangki bahan bakar karena sifatnya sebagai
solvent/pelarut.

18) Apakah benar penggunaan B20 menyebabkan kerusakan pada injektor?


Keberhasilan dari penggunaan B20 tergantung dengan 3 (tiga) faktor. yaitu kualitas bahan
bakar (biodiesel dan solar), handling/penanganan bahan bakar dan juga kompatibilitas
material terhadap bahan bakar tersebut. Kerusakan yang terjadi pada injektor dapat
diakibatkan dari ketidaksesuaian salah satu atau lebih dari ketiga faktor tersebut.

RICHARDUS NGABUT, S.Pd., Gr. 30


19) Bagaimana menghindari sludge yang mudah timbul pada biodiesel yang didiamkan
lama ?
Adanya kontaminasi air pada biodiesel dapat menimbulkan Sludge. Selama
penanganan/handling Biodiesel baik dan sesuai dengan tata cara penanganan yang
disarankan, maka sludge pada biodiesel tidak akan timbul.
20) Bagaimana dampak penggunaan biodiesel terhadap lingkungan ?
Penggunaan biodiesel dapat meningkatkan kualitas lingkungan karena bersifat degradable
(mudah terurai) dan emisi yang dikeluarkan lebih rendah dari emisi hasil pembakaran
bahan bakar fosil. Berdasarkan hasil Laporan Kajian dan Uji Pemanfaatan Biodiesel 20%
(B20) yang dilakukan oleh Ditjen EBTKE bersama beberapa stakeholder terkait pada
tahun 2014, diperoleh hasil uji emisi sebagai berikut :
i. Kendaraan berbahan bakar B20 menghasilkan emisi CO yang lebih rendah
dibandingkan kendaraan B0. Hal ini dipengaruhi oleh lebih tingginya angka cetane
dan kandungan oksigen dalam B20 sehingga mendorong terjadinya pembakaran
yang lebih sempurna.
ii. Kendaraan berbahan bakar B20 menghasilkan emisi Total Hydrocarbon (THC)
yang lebih rendah dibandingkan kendaraan B0. Hal ini disebabkan pembakaran
yang lebih baik pada kendaraan B20, sehingga dapat menekan emisi THC yang
dihasilkan.
21) Negara mana saja yang sudah mengaplikasikan program B20 ?
Indonesia adalah negara pertama yang berhasil mengimplementasikan B20 dengan bahan
baku utama bersumber dari kelapa sawit. Negara yang telah berhasil
mengimplementasikan B20 adalah Minnesota, Amerika Serikat mulai Mei 2018. Adapun
Kolombia baru pada tahap B10 dari tahun 2011 dan Malaysia baru pada tahap B10 pada
tahun 2019.

Gambar 13. Implementasi Biodiesel di Beberapa Negara


RICHARDUS NGABUT, S.Pd., Gr. 31
22) Apa yang dimaksud dengan program B30 ?
Program B30 adalah program pemerintah untuk mewajibkan pencampuran 30% Biodiesel
dengan 70% bahan bakar minyak jenis Solar.
23) Mengapa Pemerintah melaksanakan Program Mandatori B30 ?
Peningkatan pencampuran biodiesel dengan bakan bakar minyak jenis solar dilaksanakan
karena melihat keberhasilan implementasi Program B20 dan selaras dengan target
pencampuran biodiesel yang tertuang pada Peraturan Menteri ESDM Nomor 12 Tahun
2015.Penerapan B30 juga diharapkan dapat semakin mengurangi laju impor BBM
sehingga meningkatkan devisa negara.
24) Apa yang telah dilakukan Pemerintah sebagai persiapan pelaksanaan Program
Mandatori B30 ?
Beberapa persiapan yang telah dilakukan untuk implementasi B30, antara lain:
melakukan Revisi SNI Biodiesel;
melakukan uji jalan/fungsi B30;
memastikan kesiapan produsen biodiesel;
memastikan metode sistem handling dan penyimpanan yang tepat;
memastikan kesiapan infrastruktur; dan
melakukan sosialisasi untuk memastikan penerimaan semua pihak terkait, termasuk
masyarakat.
25) Bagaimana pelaksanaan uji jalan/fungsi B30 ?
Uji Jalan (Road Test) untuk kendaraan dengan kapasitas < 3,5 ton dan > 3,5 ton
dilaksanakan selama bulan Mei – November 2019 dengan melibatkan Kementerian
ESDM, BPDPKS, BPPT, PT Pertamina (Persero), APROBI, GAIKINDO, dan IKABI.

Gambar 14. Rute dan Kendaraan Road Test B30

RICHARDUS NGABUT, S.Pd., Gr. 32


26) Bagaimana hasil Uji Jalan B30 ?
Pada tanggal 28 November 2019 telah dipaparkan hasil dari Road Test B30, dimana
secara umum dinyatakan sebagai berikut :
Pemanfaatan B30 memberikan peningkatan daya mesin;
Menurunkan emisi; dan
Tidak memberikan dampak negatif pada mesin.
27) Apa rekomendasi dari pelaksanaan Uji Jalan B30 ?
Beberapa rekomendasi dari pelaksanaan Road Test B30 sebagai berikut:
o Untuk menjaga kualitas B30, selama proses pencampuran, penyimpanan, dan
penyaluran perlu dilakukan tindakan penanganan terkontrol dan termonitor secara
berkala;
o Biodiesel (B100) sebaiknya disimpan dalam tangki tertutup dan dihindarkan dari
kontak dengan udara dan segera dilakukan pencampuran dengan B0;
o Biodiesel (B100) yang digunakan pada campuran B30, diusulkan memiliki kadar
monogliserida (MG) maksimum sebesar 0,55 %-massa, dan kadar air maksimum
sebesar 350 ppm; dan
o Direkomendasikan kepada APM untuk memberikan informasi kepada konsumen yang
menggunakan kendaraan baru bahwa diawal pemakaian dapat terjadi penggantian
filter yang lebih cepat.
28) Bagaimana persiapan teknis, administrasi dan infrastruktur guna mendukung
kesuksesan pelaksanaan Program Mandatori B30 ?
Beberapa persiapan baik teknis, administrasi dan infrastruktur juga terus dilakukan,
diantara lain:
• Telah ditetapkan spesifikasi (B100) untuk pencampuran 30% (B30) berdasarkan
Kepdirjen EBTKE No. 197 K/10/DJE/2019 tentang Spesifikasi BBN Jenis Biodiesel
Sebagai Bahan Bakar Lain yang Dipasarkan di Dalam Negeri.
• Telah ditetapkan alokasi biodiesel tahun 2020 sebesar 9.590.131 KL (untuk 18 BU
BBM dan 18 BU BBN).
• Telah diterbitkan Daftar BU BBN Biodiesel untuk Titik Serah atau Depot Tujuan
Periode 2020 (28 Pertamina, 37 BU BBM lainnya).
• Melaksanakan trial B30 di 8 Titik Serah milik PT Pertamina (Persero).
• Penandatanganan kontrak BU BBM dan BU BBN telah dilakukan sejak awal
Desember 2019 (untuk kontrak PT Pertamina dengan BU BBN ditanda tangan pada
tanggal 16 Desember 2019).
29) Bagaimana persiapan proses distribusi guna mendukung kesuksesan pelaksanaan
Program Mandatori B30 ?
o Untuk memastikan sistem logistik dan handling yang handal serta meminimalisir
naiknya kandungan air selama proses distribusi, maka diusulkan untuk melakukan
trial B30 di titik-titik yang sudah siap untuk penyaluran B30. Adapun titik yang sudah
siap dan BU BBN yang sanggup menyuplai B30 adalah 8 (delapan) titik serah milik
PT Pertamina (Persero). Trial dimulai pada 25 November 2019.

RICHARDUS NGABUT, S.Pd., Gr. 33


o Saat ini penyaluran B100 untuk pencampuran B30 telah dilakukan dengan
menggunakan moda kapal, truk, dan pipa di 8 TBBM Pertamina. Saat ini kualitas
biodiesel yang telah disalurkan untuk trial B30 berdasarkan COA dari Pabrik
Biodiesel masih memenui spesifikasi sebagaimana yang telah ditetapkan untuk tahun
2020, untuk pengecekan lebih lanjut akan dilakukan pengambilan sampel di titik serah
dan akan diuji untuk kualitas B100 maupun B30.

30) Apa manfaat pelaksanaan Program Mandatori B20 dan B30 bagi aspek ekonomi
dan sosial?
Secara garis besar manfaat ekonomi dan sosial dari implementasi B20 dan B30, sebagai
berikut :

Gambar 15. Manfaat Pelaksanaan Program Mandatori B20 dan B30

RICHARDUS NGABUT, S.Pd., Gr. 34


F. GLOSARIUM

Biodegradable : Mudah terurai secara biologis


Biodiesel : Bahan bakar nabati yang terbuat dari minyak nabati atau lemak
hewani melalui proses esterifikasi/transesterifikasi untuk ditrapkan
pada mesin/motor diesel
Biopark : Teknologi pelestarian sumber air dengan tanaman biologi
Biosolar : Campuran biodiesel dan minyak solar dengan perbandingan
tertentu. Misalnya Biosolar B20 yang merupakan campuran 20%
biodiesel dengan 80% bahan bakar minyak jenis solar.
Ecosan : Teknologi pengolahan air limbah domestik dengan ecological
sanitation
Enzim : Biokatalisator yang mengatur laju reaksi biokimia dalam tubuh
tanpa mengubah kesetimbangan reaksi tersebut. Enzim terbentuk
dari senyawa protein hasil anabolisme
Esterifikasi : Reaksi antara trigliserida dan akohol dengan katalis asam pada
pembuatan biodiesel
Karsinogen : Zat berracun yang dapat menyebabkan kelainan pada tubuh.
Korosi : Kerusakan atau degradasi logam akibat reaksi dengan lingkungan
yang korosif. Dua Jenis bahan kimia yang bersifat korosif, yaitu :
a. Bahan korosif padatan, misalnya : kaustik soda, NaOH ; kalium
hidroksida, KOH ; kalsium hidroksida, Ca(OH)2
b. Bahan korosif cairan, misalnya : asam sulfat, H2SO4 ; asam
cuka, CH3COOH ; asam klorida, HCl ; asam nitrat, HNO3
Vermicompost : Produk metabolisme cacing tanah yang memakan limbah organik
Waste water garden : Taman bunga air limbah

G. DAFTAR PUSTAKA

Tjahjadarmawan, E. dkk. (2021). Ilmu Pengetahuan Alam SMA Kelas X. Jakarta : Pusat
Kurikulum dan Perbukuan Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Mustafa, Dina. (2018). Penerapan Kimia Hijau untuk Menjamin Keamanan Pangan. Jakarta :
Seminar Nasional Universitas Terbuka.
Nefilinda (2014). “Teknologi Hijau : Solusi untuk Pelestarian Sumber Air”. Jurnal Spasial :
Penelitian, Terapan Ilmu Geografi, dan Pendidikan Geografi. 1, (2), 18-28.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. (2019). Program Mandatori Biodiesel 30%
(B30). Jakarta : EBTKE.

RICHARDUS NGABUT, S.Pd., Gr. 35

Anda mungkin juga menyukai