Anda di halaman 1dari 14

MGMP BAHASA INDONESIA SMA-SMK

KAB. KARANGANYAR

KURIKULUM MERDEKA, KONSEP


&
IMPLEMENTASINYA

Dr. Suharno, ST., MT.


Tim Pengembang MBKM Universitas Sebelas Maret

Karanganyar, 10 Oktober 2023


In education, a curriculum is broadly defined as the
totality of student experiences that occur in the
educational process (Kelly, 2009; Wiles, Jon, 2008).

The term often refers specifically to a planned sequence of instruction,


or to a view of the student's experiences in terms of the educator's or
school's instructional goals. A curriculum may incorporate the planned
interaction of pupils with instructional content, materials, resources, and
processes for evaluating the attainment of educational objectives
(Adams et.al., 2003)

Curricula are split into several categories: the explicit, the implicit
(including the hidden), the excluded, and the extracurricular (Kelly,
2009; Dewey, 1902; Braslavsky, 2003).
Kurikulum Yang Baik itu seperti
apa?

Kurikulum Merdeka
sesuai untuk Generasi
Zaman Now
Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan
pembelajaran intrakurikuler yang beragam di mana
konten akan lebih optimal agar peserta didik
memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep
dan menguatkan kompetensi.

Definisi Kurikulum
Merdeka
Dikemas menggunakan Pembelajaran Paradigma Baru,
yaitu Intrakurikuler, ekstrakurikuler, dan Projek Profil
Pelajar Pancasila.
Ringkasan
Kerangka Konsep
Kurikulum Merdeka Budaya
Sekolah

Pembiasaan

Panduan Proyek
Panduan Imtaq
Penguatan Profil
Pembelajaran dan Bhineka
Pelajar Pancasila
Asesmen Mandiri

Profil Pelajar Proyek


Intra- Pancasila Penguatan
kurikuler BSKAP Profil Pelajar
Kritis 009/H/KR/2022
Gotong
royong Pancasila
Capaian Pembelajaran
BSKAP 033/H/KR/2022 Tema
Kreatif

ATP MP

Ekstra-
kurikuler
MA
Asesmen Minat dan Bakat
PRINSIP DASAR
PELAKSANAAN KM
1. KM bertujuan meningkatkan mutu pendidikan
2. KM adalah kurikulum yang dilaksanakan dengan pendekatan Pembelajaran Paradigma
Baru (PBB).
3. Pembelajaran Paradigma Baru (PPB) adalah pembelajaran yang dikemas dengan
pendekatan pembelajaran berpusat pada siswa atau student centered learning (SCL).
Indikatornya adalah:
1. Interaktif,
2. Guru sedikit ceramah dan siswa banyak bertanya,
3. Tersedia LKPD selama pembelajaran,
4. Rumusan tujuan pembelajaran menggunakan ranah kognitif pada level (diperbanyak) C4-C6.
5. Aktivitas dalam bentuk PBL atau PjBL (di sini ada aktivitas diskusi dll).
6. PBL atau PjBL melatih siswa untuk mampu/terampil berpikir kritis, kreatif, kolaboratif, dan
komunikatif (4K atau 4C).
4. Kurikulum Merdeka dilaksanakan melalui paradigma/pendekatan SCL tidak lagi TCL
1. Student Centered Learning (SCL): adalah pembelajaran yg siswanya aktif di kelas. Pendekatan ini yang
digunakan.
2. Teacher Centered Learning (TCL): adalah pembelajaran yg gurunya aktif di kelas. Pendekatan ini yang
ditinggalkan.
5. Memberi penguatan Profil Pelajar Pancasila (P3) melalui project-project
1. Dialokasikan waktu (20-30%). Bentuknya: Proyek wirausaha, copmpetisi olah raga, atau life skills lainnya.
2. Ada 9 tema. Sekolah diharuskan membuat projek utk setiap tema. Teknisnya diatur oleh coordinator P3 di
sekolah.
3. Ini bertujuan agar generasi Indonesia ke depan menjadi manusia dengan karakter pancasilais.
6. Implikasinya: guru harus membuat rencana pembelajaran yang SCL. Aktivitas
pembelajaran dibingkai oleh nilai-nilai dari Pancasila (minimal 6 nilai).
Visualisasi Kurikulum Merdeka

After

Now
Before
5 Miskonsepsi Kurikulum Merdeka
1. Dipersepsikan sebagai “Ganti Menteri ganti kurikulum”
1. Mengganti milestone kurikulum: 1994, 2004, 2006, 2013, 2021.
2. Jadi, bukan karena menterinya.
2. Seoalah-olah ada penerapan Kurikulum Merdeka yang salah
1. Ini tdk benar secara absolut. Yg benar adalah: apakah kurikulum merdeka berorientasi pd siswa
2. Jadi, benar atau salah tergantung kesiapan sekolah
3. Seolah-olah harus menunggu pelatihan dr pusat.
1. Pusat juga tdk memiliki format baku.
2. Jadi, sekolah bisa mengambil inisiatif utk melangkah.
4. Berpikir spontan, Berharap penerapan KM langsung bagus.
1. Ini tidak benar, karena polanya adalah: Pelajari, terapkan, refleksikan, pelajari lagi, dan terapkan lagi.
2. Jadi, tidak sekali jadi.
5. Seolah-olah hanya dpt diterapkan disekolah yg memiliki fasilitas lengkap.
1. Ini tidak benar secara absolut, artinya: jika sekolah kurang memiliki fasilitas maka bisa melakukan
pembelajaran di luar sekolah. Jika hanya mengandalkan fasilitas di sekolah yg kurang dana tidak
mau keluar maka ini kesalahan.
2. Jadi, di sinilah letak kemerdekaan KM.
SUDAH KM TAPI SULIT BERGERAK
1. Masih berpikir Siswa se-kelas memiliki kebutuhan belajar yg
sama. Solusinya:
a. Jangan langsung menyampaikan tujuan
b. Kenali dulu karakteristik siswa dengan tes diagnostic
c. Rancang pembelajaran berdasarkan huruf b di atas
2. Masih Bingung masalah CP, ATP, TP, dan Modul Ajar. Solusinya:
a. Adakan Diklat intensif
b. Eksplore di platform merdeka belajar
c. ATM
3. Pembelajaran projek lintas mapel masih berorientasi hasil
project dan nama tema.
a. Hendaknya ditekankan jg pd proses pembuatan project.
b. Di dalam proses, adakah P3 yang berkembang?
c. Jangan terjebak di tema, tetapi pikirkan bakat siswa yang
mana yang bisa dikembangkan lalu sesuaikan dengan nama
tema.
Perkembangan Kurikulum di Indonesia
1947 1975 2004
Rencana Pelajaran → Kurikulum Rintisan
Dirinci dalam Rencana Sekolah Dasar Kurikulum
Pelajaran Terurai Berbasis
Kompetensi
1968 1994 (KBK)
Kurikulum Kurikulum 1994 2013
Sekolah Dasar Kurikulum 2013

2021

1945 1955 1965 1975 1985 1995 2005 2015

1984
Kurikulum
Kurikulum 1984 2006 Merdeka
1973 Kurikulum
Kurikulum Proyek Tingkat Satuan
Perintis Sekolah Pendidikan
Pembangunan (KTSP)
1964 (PPSP) 1997
Rencana Revisi Kurikulum 1994
Pendidikan
Sekolah Dasar
11
 Substansi sama: Kualitas Pendidikan Meningkat
 Format: sedikit beda
 K13 berbasis HOTS, KM berbasis PPP: orientasinya
hampir sama.
 Di KM profil lulusan adalah Profil Lulusan Pancasila
APA BEDANYA?  Profil Pelajar Pancasila: 6 nilai, di K13 dikemas ke
dalam 4C atau berbasis HOTS
Antara K13 Vs KM  Struktur Kurikulum: Komponen CP>>ATP>>TP>>BA
 KD dapat digunakan untuk materi utama terbentuknya
terbentuknya TP, melalui proses ATP
 KD tidak harus habis, namun disesuaikan dengan
karakteristik pemusatan minat
 RPP berganti nama Modul Ajar
 Penekanan pembelajaran pada model PBL dan PjBL
 Penggunaan LKPD mutlak diperlukan
 Ke depan pembelajaran di SMK berbasis Teaching
Factory
 KM harus berkolaborasi dengan industry.
BAGIAN I : KURIKULUM MERDEKA  Permendikbudristek Nomor 5 Tahun 2022 tentang Standar
Kompetensi Lulusan pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang
Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah
 Permendikbudristek Nomor 7 Tahun 2022 tentang Standar
Isi pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan
Dasar, dan Pendidikan Menengah
 Permendikbudritek Nomor 16 Tahun 2022 Tentang Standar
Proses pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan
Dasar, dan Pendidikan Menengah
 Kepmendikbudristek Nomor 56 Tahun 2022 tentang
Pedoman Penerapan Kurikulum dalam Rangka Pemulihan Pe
mbelajaran
Dasar Hukum  Keputusan Kepala BSKAP Nomor
Kurikulum Merdeka 008/H/KR/2022 Tahun 2022 tentang Capaian Pembelajaran
pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar,
dan Pendidikan Menengah Pada Kurikulum Merdeka
(fase E eklas X)
 Keputusan Kepala BSKAP Nomor
009/H/KR/2022 Tahun 2022
tentangdbimensi, Elemen dan Sub Elemen Profil Pelajar Panc
asila Pada Kurikulum Merdeka
 Capaian Pembelajaran Fase F (XI_XII) pada Pendidikan
Pendidikan Menengah Kejuruan Kurikulum Merdeka (draft
sudah dilakukan uji keterbacaan kemungkinan akan segera
terbit Keputusan BSKAPnya )
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai