Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN AKHIR KEGIATAN MKWK BAHASA INDONESIA

KELAS 16

JUDUL KEGIATAN PROYEK:


MUSIKALISASI PUISI
“JERITAN HATI DAN MENTAL YANG TERSIKSA”
Karya: Shania Siregar

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 5

1. Sahat Marulitua Panjaitan (210308019)


2. Novia andini silaban (210308049)
3. Dhafia Fidela Luthfi Anas (210308062)
4. Luki loviandi (210308083)
5. Hasbi sukhari azmi (210308093)
6. Nawal Syakira (210902004)
7. Nadya Nurhaliza (210902013)
8. Ade Indah Hutasoit (210902033)
9. Saffanah Qanitah HS (210902049)
10. Esica Dhea Oktaviani Rauna Sitompul (210902077)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


MEDAN
2022
DAFTAR ISI

ABSTRAK................................................................................................................................. 3

BAB I.........................................................................................................................................4

PENDAHULUAN.......................................................................................................................... 4
1.1 Latar belakang................................................................................................................................ 4
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................................... 5
1.3 Lokasi Kegiatan Proyek................................................................................................................... 5
1.4 Tujuan............................................................................................................................................ 5
1.5 Mekanisme dan Rancangan............................................................................................................ 6
1.6 Sumber Daya yang Diperlukan....................................................................................................... 6
1.7 Jadwal Pelaksanaan........................................................................................................................ 7

BAB II....................................................................................................................................... 8

TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................................... 8

BAB III....................................................................................................................................11

PENDEKATAN DAN METODOLOGI.............................................................................................11


3.1 Pendekatan.................................................................................................................................. 11
3.2 Metodologi.................................................................................................................................. 11

HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................. 13
ABSTRAK

Penelitian ini untuk mengetahui Perundungan itu mempunyai efek begitu besar kepada
seorang individu atau korban, apabila dia mendapatkan perlakuan aksi yang berulang dari
seseorang atau sekolompok orang yang berbuat jahat kepadanya. Perundungan/Bullying
adalah perilaku tidak menyenangkan baik secara verbal, fisik, ataupun sosial di dunia nyata
maupun dunia maya yang membuat seseorang merasa tidak nyaman, sakit hati dan tertekan
baik dilakukan oleh perorangan ataupun kelompok. Definisi perundungan menurut Olweus
(1997) mengatakan bahwa perundungan adalah perilaku negatif atau kurang baik yang
menyebabkan seseorang dalam situasi keadaan yang tidak nyaman atau tersakiti dan biasanya
terjadi terus- menerus yang ditandai dengan adanya ketidakseimbangan kekuasaan antara
pelaku dan korban. Sementara menurut Smith dan Thompson (Yusuf & Fahrudin, 2012)
perundungan diartikan sebagai salah satu perilaku yang dilakukan dengan sengaja yang
menyebabkan kecederaan fisik dan psikologis yang akan menerimanya. Seorang individu
akan mengalami perasaan yang tidak menyenangkan dan mengalami tekanan psikologis yang
berat seperti merasa terancam dan ketakutan akan menjadi korban selanjutnya dan dapat
mengalami penurunan prestasi di bidang akademik maupun non akademik. Perundungan ini
banyak sekali kita temukan, terkadang teman, kerabat, sahabat, bahkan keluarga terdekat kita
sendiri bisa melakukan perilaku yang tidak menyenangkan dengan secara verbal. Sehingga
dapat diartikan bahwa pelaku perundungan ini menyerang korban dengan secara sadar dan
sengaja tanpa memikirkan kondisi fisik dan mental korban.

Keyword : Perundungan/Bullying, psikologis, fisik


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Dewasa ini perundungan bukanlah hal yang asing ditelinga kita. Media elektronik
maupun media cetak telah ramai memperbincangkan kasus perundungan dari berbagai
kalangan. Perundungan dapat diartikan sebagai perilaku negatif seseorang atau sekelompok
orang kepada korban yang dilakukan secara berulang-ulang dan terjadi dari waktu ke waktu
(Olweus, 1994). Menurut Rigby (1996 dalam Astuti, 2008) terdapat tiga karakteristik
perundungan yang terjadi di sekolah yaitu tindakan yang disengaja pelaku untuk menyakiti
korban, tindakan yang dilakukan pelaku karena tidak seimbang dengan korban dan tindakan
yang dilakukan secara berulang-ulang.
Perundungan merupakan tindakan agresif yang tercela dalam aspek apapun. Selain
itu, Perundungan dapat membahayakan baik fisik maupun mental seseorang. perundungan
dapat mengganggu kehidupannya dan merusak ikatan dalam masyarakat. Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI) perundungan merupakan tindakan yang mencelakakan orang
lain secara sengaja dengan tujuan untuk intimidasi, menyakiti, ataupun hal lainnya. Dengan
demikian, istilah perundungan telah digunakan untuk merujuk pada remaja yang melakukan
kekerasan fisik atau sosial terhadap teman (Farmer 19). Maka dari itu, perundungan akan
mengakibatkan satu individu menjadi korban. Perundungan atau bullying tidak melihat umur
ataupun membedakan jenis kelamin, biasanya yang menjadi korban bully pada umumnya
adalah anak yang lemah, pendiam, pemalu, atau sepcial seperti : cacat fisik atau mental,
cantik, pandai, tertutup, sehingga menjadi bahan ejekan.2 Bahkan di Indonesia pun, kasus
perundungan (bullying) yang terjadi disekolah sudah merajalela. Baik sekolah ditingkat dasar,
menengah, bahkan sampai ke perguruan tinggi.
Hal ini sangat memprihatinkan karena terjadi di lingkungan sekolah yang seharusnya
menjadi tempat aman dalam menjalankan fungsi dan tujuan pendidikan nasional sesuai UU
No.23 tahun 2003. Berdasarkan UU No.20 tahun 2003 tentang sitem pendidikan nasional
pasal 3 dijelaskan bahwa pendidikan berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa, perundungan merupakan
tindakan yang begitu agresif sehingga dapat melukai satu individu lain. Akibat dari
perundungan akan membuat individu ini menjadi korban. Selain itu, sebagai pelaku
perundung juga menjadi hal penting dalam terjadinya suatu perundungan. Pentingnya dengan
mengetahui sebuah atau seorang pelaku dari perundungan akan membuat lebih mudah
mengenali sebab akibat serta faktor terjadinya perundungan. Dengan kata lain, sebagai pelaku
tentunya akan melakukan aksi tertentu seperti memulai dengan mencaci maki, atau dengan
melakukan aksi fisik (seperti menabrakan diri kepada sasaran secara di sengaja).
Memungkinkan faktor itu terungkap karena adanya rasa pribadi yang terpendam.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa tema yang diangkat dalam puisi tersebut?
2. Apa konflik yang melatar belakangi kisah tersebut?
3. Apa yang terjadi pada tokoh dalam puisi?
4. Bagaimana perasaan yang disampaikan penulis terhadap tokoh dalam puisi?
5. Bagaimana dampak dari adanya perundungan?
6. Bagaimana harapan sang tokoh dalam puisi tersebut kepada perundung?

1.3 Lokasi Kegiatan Proyek


Berhubung dengan siituasi sekarang yang belum memungkinkan kita untuk saling bertatap
muka akibat adanya pandemi covid-19, maka kami melaksanakan proyek ini dikediaman
masing-masing dan menggunakan platform zoom sebagai media untuk diskusi.

1.4 Tujuan
1. Mendeskripsikan tema yang diangkat dalam puisi tersebut.
2. Mendeskripsikan konflik yang melatar belakangi kisah tersebut.
3. Mendeskripsikan hal-hal yang terjadi pada tokoh dalam puisi.
4. Mendeskripsikan perasaan yang disampaikan penulis terhadap tokoh dalam puisi.
5. Mendeskripsikan dampak dari adanya perundungan.
6. Mendeskripsikan harapan sang tokoh dalam puisi tersebut kepada perundung
7. Lokasi Kegiatan/Proyek
1.5 Mekanisme dan Rancangan
Dikarenakan masih ada pembatasan kegiatan di luar rumah maka rancangan kegiatan ini
dibicarakan secara daring. Oleh karena itu, terkait mekanisme kegiatan ini adalah sebagai
berikut:
1. Menentukan ide atau topik yang akan dijadikan tema puisi
2. Membuat rumusan masalah dari ide atau tema yang sudah didapat sebelumnya
3. Melakukan pertemuan secara online menggunakan Zoom Meeting
4. Melaksanakan diskusi kelompok secara teratur dan intensif untuk menemukan puisi
yang tepat untuk tema yang telah ditentukan
5. Mengulas dan mendiskusikan semua puisi yang telah dikumpulkan dan menentukan
puisi yang akan dipakai
6. Memberikan kesimpulan tentang puisi yang akan digunakan dan intonasi serta durasi
dalam pengambilan video
7. Membuat video yang telah didiskusikan sebelumnya secara individu , dan kemudia
menyatukan video tersebut menjadi satu video utuh sebagai hasil akhir
8. Mengumpulkan hasil video kepada dosen untuk diperiksa dan melakukan revisi jika
diperukan
9. Mengunggah hasil rekaman yang telah dibuat melalui aplikasi YouTube atau G-Drive

1.6 Sumber Daya yang Diperlukan


Adapun peralatan yang di perlukan antara lain :
1. Laptop
2. Handphone
3. Kuota Internet
4. Microphone
Adapaun perlengkapan yang di perlukan Antara Lain :
1. Recorder
2. Alat editing
3. Greenscreen
4. Buku dan Alat tulis lainnya

Nb: Semua peserta diharapkan memakai pakaian yang sopan dan rapi
1.7 Jadwal Pelaksanaan

No Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

1. 27 Maret-28 Maret 2022 Diskusi tema, konsep, dan pembagian


tugas/materi video.
2. 01 April-03 April 2022 Diskusi pembagian tugas dalam
pengerjaan proposal
3. 27 April 2022 Pengumpulan proposal proyek
kegiatan pembelajaran MKWK oleh
setiap kelomppok mahasiswa
4. 28 April-n1 Mei 2022 Perekaman video individu oleh masing-
masing anggota kelompoknsebelum
disatukan
5. 10 Mei 2022 Proses editing video
6. 16 Juni 2022 Pengumpulan video proyek
kegiatan pembelajaran MKWK
oleh setiap anggota kelompok
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Perundungan adalah suatu tindakan agresif yang tidak diinginkan oleh orang lain atau
kelompok lain dan terdapat kekuatan yang tidak seimbang, diulangi beberapa kali, dan
kemungkinan besar akan terus berulang. Perundungan dapat membahayakan dan
menyebabkan gangguan pada korban perundungan. Gangguan pada orang yang ditarget
meliputi bahaya fisik, psikis, sosial, dan edukasional (Gladen et al, 2014).
Perundungan merupakan tindakan negatif yang dilakukan secara berulang oleh seseorang
atau kelompok orang yang bersifat menyerang karena adanya ketidakseimbangan kekuatan
antara pihak yang terlibat (Surilena, 2016). Dirundung adalah saat seseorang mengalami
kekerasan, dipermalukan, memperoleh ancaman dari orang lain melalui media teknologi
interaktif (Murphy, 2009)
Menurut Sullivan (2008) perundungan juga harus dibedakan dari tindakan atau perilaku
agresif lainnya. Pembedanya adalah tidak bisa dikatakan perundungan jika seseorang
menggoda orang lain secara bercanda, perkelahian yang terjadi hanya sekali, dan perbuatan
kasar atau perkelahian yang tidak bertujuan untuk menyebabkan kehancuran atau kerusakan
baik secara material maupun mental. Selain itu tidak bisa dikatakan perundungan jika
termasuk perbuatan kriminal seperti penyerangan dengan senjata tajam, kekerasan fisik,
perbuatan serius untuk menyakiti atau membunuh, pencurian serius, dan pelecehan seksual
yang dilakukan hanya sekali.
Menurut Coloroso (2007) perundungan merupakan tindakan intimidasi yang dilakukan
pihak yang lebih kuat terhadap pihak yang lebih lemah. Tindakan penindasan ini dapat
diartikan sebagai penggunaan kekuasaan atau kekuatan untuk menyakiti seseorang atau
kelompok sehingga korban merasa tertekan, trauma, dan tidak berdaya. Menurut Smith dan
Thompson (Yusuf & Fahrudin, 2012) perundungan diartikan sebagai salah satu perilaku
yangdilakukan dengan sengaja yang menyebabkan kecederaan fisik dan psikologis yang akan
menerimanya. Sehingga akan dapat diartikan bahwa pelaku perundungan ini menyerang
korban dengan secara sadar dan sengaja tanpa memikirkan kondisi korban.
Perundungan merupakan fenomena kekerasan yang sering terjadi di lingkungan sekolah,
biasanya dilakukan oleh individu atau kelompok. Banyak insiden perundungan yang terjadi di
kalangan anak-anak atau siswa dari SD hingga SMA (Levianti, 2008). School bullying
sebagai perilaku agresif yang diulang ulang oleh seseorang atau sekelompok siswa yang
dianggap berkuasa dan berkuasa atas siswa lain yang dianggap lemah dan tidak berdaya
dengan tujuan merugikan (Wiyani, 2012)
Korban perundungan adalah siswa atau klien yang lemah karena lemah secara fisik atau
mental dan tidak mampu membela diri atau membela diri selama terus menerus mengalami
perlakuan agresif dan manipulatif. Sullivan dan Cleary berpendapat bahwa korban
perundungan tidak mampu menolak dan menghindari perlakuan kasar dan kasar, kurang
percaya diri, memiliki sifat terbuka kepada orang tua, teman sebaya, dan sekitarnya, serta
kurang percaya diri (Novalia & Dayakisni, 2013)
Menurut Marsita dan Minauli (2014) salah satu penyebab siswa yang melakukan
perundungan yaitu karena rendahnya kontrol diri pada siswa. Individu dengan kontrol diri
yang rendah memiliki kecenderungan menjadi impulsif, senang melakukan perbuatan yang
berisiko, dan berpikiran sempit.
Menurut (Smith, 2016), terdapat beberapa penyebab perundungan di sekolah, yaitu:
 Perbedaan Umur
 Perbedaan gender
 Perundungan yang disebabkan oleh cacat tubuh
 Perundungan akibat identitas seseorang

Dampak dari perundungan di sekolah adalah siswa yang mengalami perundungan


memiliki kesejahteraan psikologis yang lebih rendah. Korban perundungan merasa terancam,
mereka mengalami ketakutan, harga diri rendah, dan mereka melihat diri mereka sebagai
tidak berguna, dan korban perundungan memiliki pengalaman yang buruk. penyesuaian
sosial. Korban takut pergi ke sekolah, tidak termotivasi untuk pergi ke sekolah, cenderung
menjauhkan diri dari pertemanan, dan penurunan prestasi akademik karena siswa sulit
berkonsentrasi dan menerima siswa. Ada juga siswa yang memiliki keinginan bunuh diri
karena tidak mampu mengatasi stres berupa hinaan, cemoohan dan kekerasan (Akbar, 2013)
Siswa dengan kepercayaan diri dan sikap asertifitas yang rendah akan mendapatkan
perilaku yang berbeda dari siswa yang kuat. Siswa yang di anggap lemah akan menjadi bahan
olok- olokan atau ejekan sertakekerasan dari siswa yang kuat, hal ini yang menjadi faktor
terjadinyaperundungan di sekolah. Perundungan merupakan sebuahfenomena yang tidak
langka lagi didunia pendidikan (Santrock, 2007)
Solberg & Olweus (Magfirah & Rachmawati, 2009) mengemukakan beberapa aspek
mengenai perilaku perundungan/bullying meliputi :
a. Aspek verbal

Yaitu kegiatan yang bertujuan untuk menyakiti seseorang dengan cara menertawakan dengan
menjadikannya bahan lelucon, menyapa seseorang dengan nama julukan sehingga akan
membuat seseorang manjadi tidak nyaman, sakit hati dan marah.
b. Aspek indirect
yaitu kegiatan yang bertujuan untuk menolak atau mengeluarkan dan menjauhi seseorang dari
kelompok pertemanan atau meninggalkannya dari berbagai hal secara disengaja seperti
memfitnah seseorang dengan menceritakan kebohongan tentang seseorang agar orang
tersebut di nilai buruk oleh teman-temannya.
c. Aspek physical

yaitu kegiatan melukai seseorang dengan cara Memukul, menendang, mendorong,


mempermainkan atau meneror dan melakukan hal-hal yang bertujuan untuk menyakiti dan
mencederai.
BAB III
PENDEKATAN DAN METODOLOGI

3.1 Pendekatan

Dalam proposal penulis menyajikan dalam bentuk pendekatan kualitatif, yang


berkaitan dengan teknik pengumpulan data. Model penelitian yang dilakukan yaitu:
a. Observasi (pengamatan )
Teknik observasi ini dilakukan dengan jalan pengamatan, yakni peneliti
mengamati objek yang diteliti, pengamatan mengarah pada kondisi masyarakat yang
mengalami perundungan.

b. Studi pustaka
studi pustaka digunakan sebagai cara untuk memperoleh puisi yang sesuai dengan tema
yang kami angkat yaitu perundungan. Teknik studi pustaka kami terapkan dengan cara
membaca buku dan mencari puisi di media cetak maupun media elektronik

3.2 Metodologi

a. Membentuk Tim
Langkah yang pertama harus membentuk tim, proyek proposal dan puisi ini dikerjakan
oleh 10 peserta dengan pembagian peran dan tugas masing masing

b. Pilih dan Atur Waktu dan Tempat


Untuk mengatur waktu dan tempat yang dapat disepakati pada satu kelompok.

c. Menyiapkan Logistik
Dalam persiapan logistic pada hal ini dengan menyiapkan keperluan teknis selama proses
pembuatan video baik itu dokumentasi, karya ilmiah dan kebutuhan-kebutuhan lainnya.

d. Targetkan Peserta
Kesempatan bagi masing-masing peserta untuk bertanya atau memberikan
sumbangan pada pikirannya tersebut.

e. Menyusun Skenario
Pada pelaksanaan proyek ini skenario merupakan hal yanng penting untuk
menjamin keteraturan dalam penyampaian puisi tersebut. Tujuannya yang jelas
adalah untuk mengasilkan pusi dengan intonasi yang tepat, mimik wajah yang
sesuai dengan puisi dan untuk menghasilakan uotput ( video) yang menarik.

f. Pelaksanaan proyek
Pada pelaksanaan proyek ini dapat dipastikan tim yang sudah dapat dibentuk
harus melakukan tugasnya masing-masing. Salah satu peran yang sangat penting
dalam proyek ini adalah ketua kelompok dan editor yang dapat mengatur
pengambilan video sampai selesai.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kesempatan kali ini dalam membuat proyek kreatifitas mahasiswa, kami mengambil tema
tentang perundungan. Perundungan adalah masalah serius yang harus diatasi di lingkungan
kita. Perundungan dapat terjadi dimana saja dan dapat dialami oleh siapa saja. Perundungan
merupakan tindakan negatif yang dilakukan secara berulang oleh seseorang atau kelompok
orang yang bersifat menyerang karena adanya ketidakseimbangan kekuatan antara pihak
yang terlibat (Surilena, 2016). Kemudian, menurut Murphy dirundung adalah saat seseorang
mengalami kekerasan, dipermalukan, memperoleh ancaman dari orang lain melalui media
teknologi interaktif (Murphy, 2009). Lalu, menurut Coloroso (2007) perundungan
merupakan tindakan intimidasi yang dilakukan pihak yang lebih kuat terhadap pihak yang
lebih lemah. Jika kita simpulkan perundungan merupakan perilaku negatif yang terjadi pada
seseorang secara berulang, mengalami kekerasan, sakit hati, ketakutan tentang apa yang
dialami, dan tindakan intimidasi yang dilakukan oleh orang kuat terhadap orang lemah.

Menurut Solberg & Olweus (Magfirah & Rachmawati, 2009) ada beberapa aspek
mengenai perilaku perundungan/bullying, yaitu

a. Aspek verbal  kegiatan yang bertujuan untuk menyakiti seseorang dengan cara
menertawakan dengan menjadikannya bahan lelucon, menyapa seseorang dengan
nama julukan sehingga akan membuat seseorang manjadi tidak nyaman, sakit hati
dan marah.
b. Aspek indirect  kegiatan yang bertujuan untuk menolak atau mengeluarkan dan
menjauhi seseorang dari kelompok pertemanan atau meninggalkannya dari berbagai
hal secara disengaja seperti memfitnah seseorang dengan menceritakan
kebohongan tentang seseorang agar orang tersebut di nilai buruk oleh teman-
temannya.
c. Aspek physical  kegiatan melukai seseorang dengan cara Memukul, menendang,
mendorong, mempermainkan atau meneror dan melakukan hal-hal yang bertujuan
untuk menyakiti dan mencederai.
Kemudian menurut Yusuf dan Fahrudin (2012) ada faktor yang mempengaruhi
perundungan, yaitu

a. Faktor individu  dalam faktor ini terdapat dua tokoh yaitu pelaku dan korban.
Pelaku perundungan merupakan orang yang melalukan perundungan terhadap
orang lain, biasanya memiliki kekuatan secara fisik maupun latar belakang diri yang
kuat. Korban perundungan merupakan orang yang menjadi korban dari perilaku
negatif, dampak dari perundungan terhadap korban dapat dilihat dari perilakunya
sehari-hari, seperti pasif, kurang berekspresi, muram, dan cenderung takut untuk
bersosialisasi.
b. Faktor keluarga  keluarga merupakan agen sosialisasi pertama seorang anak, maka
apa yang dilakukan seseorang pasti dipengaruhi oleh keadaan keluarganya. Orang
tua yang cenderung suka berkelahi (tidak harmonis) dan tidak memberikan kasih
sayang memberi dampak buruk terhadap anak dan bisa membuat anak menjadi
pelaku perundungan.
c. Faktor teman sebaya  teman sebaya menjadi faktor penting karena peranan
teman sebaya terhadap seseorang lumayan besar. Apa yang dilakukan oleh teman
sebaya akan besar kesempatan seseorang untuk mengikutinya apalagi ketika
bermain tanpa pengawasan.
d. Faktor sekolah  lingkungan sekolah dan keadaan sekolah merupakan faktor
penting karena perilaku seseorang juga dibentuk dengan bagaimana keadaan
lingkungan yang dia tempati kala itu. Jika dalam lingkungannya terus menerus
melakukan hal negatif, laam kelamaan warga lingkungan tersebut bisa mengikuti
tindakan negatif tersebut atau memaklumi tindakan negatif itu. Dalam sekolah jika
manajemen dan pengawasan terhadap murid tidak ketat, bisa menjadi alasan ketika
seorang siswa dirundung dan tidak merasa aman karena fungsi sekolah tidak
berjalan dengan baik.
e. Faktor media  dewasa ini kita sangat mudah mengakses semua berita dan situs-
situs yang berada di dalam atau luar negeri. Paparan aksi kekerasan juga dengan
mudah kita temui di media online. Hal tersebut yang memberikan dampak kepada
setiap penontonnya apalagi ketika penonton adalah anak dibawah umur yang tidak
mempunyai pengawasan dalam bermedia sosial.
f. Faktor kontrol diri  kontrol diri yang dimiliki setiap orang berbeda-beda, ada yang
tinggi dan ada yang rendah. Dengan adanya control diri, seseorang bisa mengontrol
setiap perilaku yang ingin dia lakukan dan tidak merugikan orang lain.
Latar belakang dari perundungan dalam puisi ini adalah seseorang yang hidup dalam
bayang-bayang ketakutan akibat dari kejadian masa lalunya, yaitu perundungan. Beliau
mencoba untuk menjalani hidupnya setelah mengalami perundungan tetapi beliau tetap
dihantui oleh perasaan takut di masa lalu yang belum selesai. Akibat dari perundungan yang
beliau alami dahulu kala kini mulai terlihat dan sangat berdampak dengan cara dia
menjalani kehidupan di masa sekarang. Beliau sangat menginginkan ketenangan seperti
manusia lainnya, otak dan hatinya tidak bisa berhenti untuk mengingat apa hinaan yang
orang-orang lontarkan terhadap dia. Hal tersebut membuat dia merasa bahwa dirinya payah
dan menghalangi setiap masa depannya. Tawaan, cacian, dan perilaku buruk yang beliau
terima dahulu disimpannya dalam hati dan membuat dia depresi dan sakit hati. Hari demi
hari dia coba untuk jalankan tetapi bayangan masa lalu itu tetap menghantui dia dan
membuat kesehatan mentalnya rusak.

Dampak yang dirasakan setelah menjadi korban dari perundungan adalah korban
mengalami penurunan tingkat kepercayaan diri, penurunan konsentrasi, adanya pikiran
untuk balas dendam, turunnya tingkat sosialisasi seseorang, depresi, rusaknya kesehatan
mental, sampai yang terparah adanya keinginan mengakhiri hidup. Hasil survei dari Global
School-Based Student Health Survey di Indonesia, pada tahun 2015 ditemukan 1 dari 20
remaja mengaku pernah merasa ingin bunuh diri, 20,7 persen remaja mengaku pernah
menjadi korban bullying. Perundungan merupakan hal yang sangat berpengaruh terhadap
masa depan anak. Setiap orang yang mengalami perundungan sulit untuk melupakan apa
yang telah terjadi, mereka dibayang-bayangi oleh kejadian masa lalu sehingga berdampak
terhadap kejadian di masa sekarang. Pendampingan untuk korban perundungan sangat
diperlukan agar korban dapat menyalurkan emosinya dengan baik dan dapat pelan-pelan
menerima juga memaafkan apa yang telah terjadi, sehingga korban bisa melihat kembali
dirinya yang dahulu sebelum dirundung.

Harapan penulis tentang perundungan ini adalah kami berharap bahwa setiap warga
negara Indonesia bisa lebih peduli dan awas terhadap perundungan di wilayahnya masing-
masing. Langkah sekecil itu bisa berdampak besar di kemudian hari. Perundungan adalah
suatu sikap dan perilaku yang sangat merugikan bagi korban dan pelaku. Dampak yang
terjadi setelah perundungan tersebut bisa dibilang neraka bagi korban perundungan. Hidup
dibawah ketakutan adalah kehidupan yang tidak didambakan oleh siapapun. Oleh karena
itu, perundungan dapat dicegah dan disebarluaskan dengan konseling dalam lingkup
sekolah dapat membantu mengatasi berbagai masalah, pendidikan agama dan moral juga
dapat dilakukan oleh orang tua dan guru demi membentuk kepribadian anak yang baik serta
tangguh. Pemberian penyuluhan mengenai kesehatan mental dapat mencegah dan
mengurangi timbulnya gangguan mental, bahkan dapat menyembuhkan penyakit mental
tersebut.
KESIMPULAN

Perundungan merupakan tindakan negatif yang dilakukan secara


berulang oleh seseorang atau kelompok orang yang bersifat
menyerang karena adanya ketidakseimbangan kekuatan antara
pihak yang terlibat (Surilena, 2016).

Jika kita simpulkan perundungan merupakan perilaku negatif yang


terjadi pada seseorang secara berulang, mengalami kekerasan,
sakit hati, ketakutan tentang apa yang dialami, dan tindakan
intimidasi yang dilakukan oleh orang kuat terhadap orang lemah.

b. Aspek indirect kegiatan yang bertujuan untuk menolak atau


mengeluarkan dan menjauhi seseorang dari kelompok
pertemanan atau meninggalkannya dari berbagai hal secara
disengaja seperti memfitnah seseorang dengan menceritakan
kebohongan tentang seseorang agar orang tersebut di nilai buruk
oleh teman-temannya.

Korban perundungan merupakan orang yang menjadi korban dari


perilaku negatif, dampak dari perundungan terhadap korban
dapat dilihat dari perilakunya sehari-hari, seperti pasif, kurang
berekspresi, muram, dan cenderung takut untuk bersosialisasi.

f. Faktor kontrol diri kontrol diri yang dimiliki setiap orang


berbeda-beda, ada yang tinggi dan ada yang rendah.

Dampak yang dirasakan setelah menjadi korban dari perundungan


adalah korban mengalami penurunan tingkat kepercayaan diri,
penurunan konsentrasi, adanya pikiran untuk balas dendam,
turunnya tingkat sosialisasi seseorang, depresi, rusaknya
kesehatan mental, sampai yang terparah adanya keinginan
mengakhiri hidup.

Pendampingan untuk korban perundungan sangat diperlukan agar


korban dapat menyalurkan emosinya dengan baik dan dapat
pelan-pelan menerima juga memaafkan apa yang telah terjadi,
sehingga korban bisa melihat kembali dirinya yang dahulu
sebelum dirundung.

Oleh karena itu, perundungan dapat dicegah dan disebarluaskan


dengan konseling dalam lingkup sekolah dapat membantu
mengatasi berbagai masalah, pendidikan agama dan moral juga
dapat dilakukan oleh orang tua dan guru demi membentuk
kepribadian anak yang baik serta tangguh.
SARAN

setiap warga negara Indonesia harus bisa lebih peduli terhadap


perundungan di wilayahnya masing-masing. Langkah sekecil itu bisa
berdampak besar di kemudian hari.terapakan etika dan rasa saling
menghargai sejak dini agar mengurangi resiko terjadi perundungan di
masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Akbar, G. (2013). Mental Imagery Lingkungan Sosial yang Baru pada Korban
Bullying.
eJournal Psikologi, 1 (1), 23-27.

Coloroso, Barbara. (2007). Stop Bullying (Memutus Rantai Kekerasan Anak dari.
Prasekolah Hingga SMU). Jakarta: PT. Ikrar Mandiri abadi.

Gladden RM, Vivolo-Kantor AM, Hamburger ME, Lumpkin CD (2014).


Bullying surveillance among youths: Uniform definitions for public health and
recommended data elements, Version 1.0. Atlanta: CDC, 2014: 7.

Levianti. (2008). Konformitas dan bullying pada siswa. Jurnal Psikologi, 6(1).

Maghfirah, U & Rahmawati, M.A. (2009). Hubungan Antara Iklim Sekolah


Dengan.
Kecenderungan Perilaku Bullying. Fakultas Psikologi dan Il

Masitah, Minauli (2014) Gramedia Pustaka Utama. Brooks, Jane. 2011. The
Process of Parenting.Yogyakarta.

Murphy. A. G.(2009) Character education : dealing with bullying. New york :


Chelsea House Publisher

Novalia & Dayakisni, T. (2013). Perilaku asertif dan kecenderungan menjadi


korban bullying. Jurnal ilmiah psikologi terapan, 1(1): 172-178.

Santrock, J. W. (2007). Remaja. Jakarta: Erlangga.


Sullivan, K Clearly, M. & Sullivan. G (2005) Bullying In Scondary School.
London : A SAGA Publication

Surilena. (2016). Perilaku Bullying (perundungan) pada Anak dan Remaja. CDK,.
43(1),
35-236.

Wiyani, N. A. (2012). Save Our Children From School Bullying. Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media.
Yusuf, Fahrudin. (2012). Perilaku Bullying: Assesmen Multidimensi dan. Intervensi
Sosial.
Jurnal Psikologi. Vol. 11, No. 2.

Firmana, L. (2019). dspace UII. Retrieved from


https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/17550/05.2%20bab%202.pdf?
sequence=7&isAllowed=y
Talitha. (2021). Ketik UNPAD . Retrieved from Bullying dan Dampaknya Terhadap
Kesehatan Mental: https://ketik.unpad.ac.id/posts/2927/bullying-dan-dampaknya-
terhadap-kesehatan-mental

Anda mungkin juga menyukai