Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KOLOID

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kimia Fisika

Disusun Oleh:
Kelompok 4

10016123245 Nenden Laila Nurafifah


10016123246 Popih Heryanto
10016123247 Gasyia Nafiin Putu Pradja
10016123249 F Sekar Kasih Hati
10016123250 Widiya Zulvania
10016123251 Jelin Mutiara Guswara
10016123252 Maesaroh
10016123253 Galuh Taruna Supriatna
10016123254 Adisti Rahma Ainun Niri
10016123255 Nazmi Tri Harja
10016123256 Syifa Azzahra Aulya
10016123257 Najwa Aulia Sapitri
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS BAKTI TUNAS HUSADA
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya langitkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Kimia Fisika, sebagai salah satu
syarat untuk melengkapi penilaian tugas mata kuliah terkait di Program Studi S-1 Farmasi,
Fakultas Farmasi, Universitas Bakti Tunas Husada.

Dalam penyusunan makalah ini, saya menyadari bahwa dalam kelancaran


penyusunan materi ini adalah berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan dosen pengampu,
orang tua, serta rekan-rekan saya, sehingga kendala yang saya hadapi dapat teratasi dengan
mudah. Oleh karenanya, saya mengucapkan banyak terima kasih kepada

1. Bapak dosen mata kuliah kimia fisika yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada
penyusun sehingga penyusun termotivasi menyelesaikan tugas ini

2. Orang tua dan rekan-rekan mahasiswa Universitas Bakti Tunas Husada angkatan 2023
yang telah membantu membimbing mengatasi berbagai kendala hingga tugas dapat
terselesaikan

Kami telah menyusun makalah ini dengan semaksimal mungkin. Apabila terdapat
kesalahan dalam perulisan atau terdapat ketidakkonsistenan materi yang saya angkat dalam
makalah ini, saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Saya juga
berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi barryak pihak, terutama bagi
almamater Universitas Bakti Tunas Husada

Tasikmalaya, November 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................. i


DAFTAR ISI............................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................ 1
1.1 Pendahuluan........................................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................... 1
1.3 Tujuan ................................................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................. 3
2.1 Pengertian Koloid ................................................................................................................ 3
2.2 Dispersi Koloid ................................................................................................................... 3
2.3 Penggolongan Koloid........................................................................................................... 4
2.4 Sifat – Sifat Koloid .............................................................................................................. 5
2.5 Pembuatan Koloid ............................................................................................................... 7
2.6 Pemurnian Koloid................................................................................................................ 8
BAB III PENUTUP................................................................................................................... 10
3.1 Kesimpulan ....................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................ 11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Pendahuluan
Koloid adalah salah satu bentuk materi yang memiliki ciri khas tersendiri, berada di
antara partikel-partikel terlarut dan partikel-partikel kasar. Kata "koloid" berasal dari
bahasa Yunani, yaitu "kolla" yang berarti lembaran atau zat perekat Dalam konteks
kimia dan fisika, koloid merupakan suatu sistem dispersi dimana partikel-partikel yang
terdispersi memiliki ukuran antara 1 nanometer hingga 100 nanometer. Koloid memiliki
sifat unik yang membedakannya dari larutan dan suspensi, sehingga memunculkan
ketertarikan ilmiah yang mendalam terhadap sifat-sifatnya dan aplikasi dalam berbagai
bidang kehidupan.
Dalam dunia farmasi, pemahaman yang mendalam mengenai koloid memiliki
relevansi yang signifikan, mengingat banyaknya aplikasi dan peranannya dalam
formulasi sediaan farmasi. Koloid, sebagai suatu bentuk materi dengan partikel-partikel
berukuran nanometer, memiliki sifat-sifat yang unik dan kompleks yang mempengaruhi
berbagai aspek formulasi obat.
Dalam makalah ini, kita akan membahas aspek-aspek esensial dari koloid, dimulai
dari macam-macam sistem koloid,penggolongan koloid,sifat sifat koloid,pembuatan
koloid,hingga pemurnian koloid.Pemahaman terhadap sistem koloid sangat
penting,mengingat penerapan koloid yang banyak digunakan dalam sediaan farmasi.s
koloid.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari koloid?
2. Bagaimana dispersi koloid?
3. Apa saja penggolongan koloid?
4. Apa saja sifat – sifat dari koloid?
5. Bagaimana tahapan cara pembuatan koloid?
6. Bagaimana cara pemurnian koloid?

1
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari koloid
2. Mengenal dispersi koloid
3. Mengetahui penggolongan koloid
4. Mengenal sifat – sifat dari koloid
5. Mempelajari tahapan pembuatan koloid
6. Mempelajari cara pemurnian koloid

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Koloid


Dalam penelitian yang dilakukan oleh Thomas Graham mengenai difusi larutan
melalui membran kertas perkamen,ia menemukan bahwa terdapat larutan yang berdifusi
secara cepat dan secara lambat.Zat-zat yang dapat berdifusi secara cepat,dalam keadaan
padatnya umumnya berbentuk kristal.Thomas Graham menyebutnya sebagai
Kristaloid(larutan sejati).Contohnya seperti Natrium Klorida.Sedangkan zat-zat yang
sukar berdifusi dinamakan Koloid .Yang berasal dari Bahasa Yunani Kolla yang artinya
perekat.Contoh koloid ini yaitu lem,putih telur,dan agar-agar.
Menurut Thomas Graham,massa partikel zat akan mempengarungi kecepatan difusi
.Makin besar massa partikel maka akan makin lambat kecepatan
difusinya.Sebaliknya,jika massa partikel kecil maka akan semakin cepat kecepatan
difusinya.
Ukuran partikel pada larutan sangatlah kecil,sehingga tidak dapat diamati oleh
mikroskop.Sedangkan untuk ukuran partikel koloid terletak antara larutan dan suspensi
sehingga partikel koloid ini masih dapat terlihat dengan mengunakan mikroskop ultra.
Perbedaan lain antara larutan,koloid dan suspensi terdapat pada table berikut
No Jenis perbedaan Larutan Koloid Suspensi
1 Diameter partikel <1 nm 1 nm-100 nm ➢ 100 nm
2 Fasa Satu Fasa Dua fasa Dua fasa
3 Penyaringan:
-Biasa Lewat Lewat Tertahan
-Membran Lewat Tertahan Tertahan
-Ultra Lewat Tertahan Tertahan
4 Gerak brown Tak nampak Nampak Nampak
5 Efek Tyndall Tak nampak Tak nampak Nampak
6 Pengendapan:
-Gaya gravitasi Tidak Mengendap Mengendap
_Sentrifuge Tidak Mengendap Mengendap
7 Kejernihan Jernih Tidak jernih Tidak jernih
8 Contoh Larutan garam Susu Air kopi

Didalam kehidupan kita,banyak sekali sistem koloid.Proses di alam sekitar


kebanyakan berhubungan dengan sistem koloid.Contohnya seperti protoplasma yang
terdapat dalam sel makhluk hidup merupakan koloid.Kemudian koloid ini banyak
digunakan pada pembuatan berbagai produk seperti obat-obatan,tinta,plastik,dan lain-lain
2.2 Dispersi Koloid
koloid merupakan suatu sistem terdispersi. Sistem terdispersi terdiri dari materi
partikulat, yang dikenal sebagai fase terdispersi(terlarut).Kemudian terdapat fase
pendispersi(pelarut).Fase terdispersi atau fase pendispersi dapat berupa padat,cair atau
gas.

3
Fase terdispersi Fase pendispersi Nama Contoh
Padat Padat Sol padat Kaca berwarna
Padat Cair Sol Cat
Padar Gas Aerosol padat Asap
Cair padat Emulsi padat Mentega
Cair Cair Emulsi Susu
Cair Gas Aerosol Cair Kabut
Gas Padat Busa padat Batu apung
Gas Cair Buih Buih sabun

2.3 Penggolongan Koloid


A. Bentuk partikel
Bentuk partikel ini ditentukan berdasarkan jenis dan cara terbentuknya koloid
-Lembaran (Lamilar)
-Serat (fibrillar)
-Butiran(Korpuskular)
B. Cara pembentukkannya
1. Koloid dispersi
Pada koloid dispersi,terbentuknya atom yang sangat banyak atau agregat
molekul yang disebabkan dari penyebaran partikel-partikel kecil yang tidak larut
dalam fase pendispersi.Contohnya seperti dispersi koloid emas dan belerang.
2. Koloid asosiasi
Koloid yang terbentuk dari asosiasi(gabungan) molekul-molekul kecil,ion atau
atom yang larut dalam fase pendispersi membentuk agregat-agregat molekul yang
disebut dengan misel.Contohnya seperti larutan sabun dan detergen.
3. Koloid makromolekul
Molekul tunggal yang sangat besar yang membentuk koloid.Contohnya yaitu
protein dan polimer tinggi seperti plastik dan karet.

C. Interaksi dengan medium


1. Koloid liofil
Koloid liofil mempunyai daya tarik yang kuat dengan fase pendispersi atau
pelarutnya nya,sehingga akan sulit untuk dipisahkan(stabil).Koloid liofil ini tidak
akan mengalami koagulasi oleh larutan garam.Jika medium nya air disebut koloid
hidrofil.Contohnya seperti agar-agar,tepung kanji dalam air.

2. Koloid liofob
Koloid liofob adalah koloid yang daya tariknya kecil terhadap fase
pendispersinya,sehingga cenderung memisah (Tidah stabil).Bila medium
pendispersinya adalah air disebut hidrofob.Contohnya seperti sol emas dalam air.

4
D. Perubahan bentuk
1. Koloid reversible
Koloid yang dapat berubah menjadi bukan bentuk koloid dan bisa kembali
menjadi bentuk koloid.Contohnya yaitu pada susu bubuk plasma darah kering
,kedua zat ini dapat menjadi koloid bila dicampurkan dengan air dan menjadi
bentuk semula dengan menguapkan airnya.
2. Koloid irreversible
Koloid yang setelah berubah menjadi bukan koloid,tidak bisa menjadi koloid
kembali.Contonya seperti sol belerang dan sol emas.
2.4 Sifat-Sifat Koloid
1. Sifat fisika
Salah satu sifat fisika pada koloid yaitu viskositas. Viskositas adalah ekspresi
dari resistensi terhadap aliran sistem di bawah tekanan yang diterapkan.Viskositas ini
disebut juga kekentalan. Semakin kental cairan, semakin besar gaya yang diterapkan
yang diperlukan untuk membuatnya mengalir pada laju tertentu.Sifat fisika lainnya
yaitu seperti rapatan dan tegangan permukaan.Setiap koloid akan memiliki sifat fisika
yang berbeda-beda tergantung dari jenis koloid itu sendiri.
2. Sifat koligatif
Sifat koligatif suatu koloid bukan bergantung pada jenis koloid,tetapi sifat
koligatif koloid bergantung pada jumlah partikel yang terdapat dalam koloid .Koloid
memiliki sifat koligatif yang lebih rendah daripada larutan sejati.Kegunaan sifat
koligatif suatu koloid yaitu untuk menghitung jumlah atau konsentrasi partikel
koloid.Kecuali pada pengukuran tekanan osmotik yang dipakai untuk menetapkan berat
molekul rata-rata koloid makromolekul.
3. Sifat optis
Efek tyndall adalah peristiwa penghamburan cahaya oleh partikel-partikel
koloid.Penghamburan cahaya ini dikarenakan ukuran partikel koloid lebih
besar,sehingga apabila seberkas cahaya melewatinya akan dipantulkan.Arah pantulan
yang dihasilkan ini tidak beraturan,karena partikel-parikel koloid tersebar secara acak
sehingga pantulan cahaya itu berhamburan ke segala arah.Tetapi,meskipun ukuran
partikel koloid agak besar,partikel koloid tidak dapt diamati dengan mata.Partikel
koloid dapat diamati menggunakan mikroskop ultra.Mikroskop ultra ini dikembangkan
oleh Zsigmondy. Dalam mikroskop ultra,koloid tampak seperti titik-titik cahaya
dengan latar belakang gelap.Kemudian dapat menggunakan mikroskop electron yang
mampu menghasilkan gambar partikel yang sebenarnya, bahkan yang mendekati
dimensi molekuler, sekarang digunakan secara luas untuk mengamati ukuran, bentuk,
dan struktur partikel koloid.
Dengan menghitung jumlah partikel koloid,besar partikel koloid dapat
ditentukan.Massa dari butir koloid ditentukan dengan penguapan dan
penimbangan.Volume masing masing partikel dirumuskan sebagai berikut :

5
4. Sifat kinetik
a. Gerakan Brown
Gerak Brown menggambarkan gerakan acak partikel koloid.Gerakan acak ini
dterjadi karena banyaknya tabrakan molekul-molekul fase pendispersi pada sisi-sisi
partikel terdispersi tidak seimbang. Gerak molekul-molekul tersebut tidak dapat
diamati, karena molekul-molekulnya terlalu kecil untuk dilihat. Kecepatan partikel
meningkat dengan berkurangnya ukuran partikel.Hal yang dapat dilakukan untuk
mengurangi dan menghentikan Gerakan brown yaitu dengan meningkatkan
viskositas medium yang dapat dilakukan dengan penambahan gliserin atau zat
serupa.
b. Difusi
Partikel zat terdispersi akan mendifusi dari larutan yang konsentrasinya tinggi
ke yang konsentrasinya rendah.Gerakan brown memiliki kaitan erat dengan difusi
sehingga dapat dianggap molekul koloid mendifusi karena pengaruh Gerakan brown.
Kecenderungan zat untuk mendifusi dinyatakan dengan koefisien difusi

c. Pengendapan (sedimentasi)
Pengaruh gravitasi bumi menyebabkan partikel koloid memiliki
kecenderungan untuk mengendap.Hal tersebut bergantung pada rapat massa partikel
terhadap medium atau fase pendispersinya.Jika rapat massa partikel lebih besar dari
mediumnya,maka partikel akan mengendap.Sebaliknya jika rapat massanya lebih
kecil dari fase pendispersinya maka partikel akan mengapung.Kecepatan dimana

6
gaya gravitasi tepat diimbangi oleh gaya Gesekan dari partikel yang bergerak
melalui medium disebut dengan kecepatan pengendapan.Pengendapan dapat
dipercepat dengan cara memperbesar percepatan gravitasi menggunakan alat
sentrifuge.Alat ini dapat memutar koloid dengan kecepatan yang sangat tinggi
sehingga partikel dapat mengendap dengan cepat.

5. Sifat listrik
Muatan listrik yang terdapat pada permukaan partikel koloid disebabkan
karena terjadinya penyerapan ion-ion atau ionisasi.Akibatnya partikel koloid dapat
bergerak dalam medan listrik.Apabila sepasang elektroda yang di aliri arus listrik
searah di masukkan ke dalam koloid,maka partikel koloid yang bermuatan negatif akan
bergerak menuju elektroda positif.Sedangkan partikel koloid yang bermuatan negative
akan bergerak menuju ke elektroda negatif.Bergeraknya partikel koloid karena
pengaruh medan listrik disebut elektroforesis.

6. Koagulasi
Koagulasi adalah proses dimana campuran koloid terdestabilkan dengan adanya
penambahan zat kimia (koagulan) sehingga partikel koloid membentuk agregat.

7. Adsorpsi
Adsorpsi adalah peristiwa penyerapan suatu zat,ion atau molekul yang melekat
pada permukaan.Partikel koloid mempunyai permukaan luas sehingga mempunyai daya
adsorpsi yang besar.Sifat adsorpsi dari partikel koloid banyak dimanfaatkan pada
proses-proses seperti penjernihan air,pemutihan dan pemurnian suatu bahan yang masih
mengandung pengotor.

2.5 Pembuatan koloid


1. Cara dispersi
Pemecahan partikel yang ukuran nya lebih besar menjadi partikel yang
ukurannya lebih kecil sesuai dengan ukuran koloid.Cara ini dapat dilakukan
dengan :
a. Mekanik,yaitu partikel besar digerus kemudian didispersikan dengan fase
pendispersinya hingga ukuran koloid diperoleh.Contoh sol belerang yang dibuat
dengan penggerusan belerang lalu pengadukan belerang bersama air.
b. Dispersi elektronik atau dikenal juga sebagai cara busur bredig dilakukan dengan
cara mengalirkan arus listrik tegangan tinggi melalui dua elektroda logam yang
akan dibuat koloid dan mencelupkannya ke dalam pelarut.Contohnya sol emas
atau perak yang dibuat dengan mencelupkan kedua elektroda dari logam-logam
tersebut yang sebelumnya telah diberi tegangan tinggi ke dalam air.
c. Peptidasi yaitu dengan cara penambahan zat atau ion sejenis pada partikel kasar
sehinggga partikel tersebut terpecah menjadi ukuran koloid.Contohnya yaitu
endapan Al(OH)3 akan menjadi sol apabila ditambahkan AlCl3.

7
2. Cara kondensasi
Pembuatan koloid yang dilakukan dengan cara melakukan pengubahan
partikel kecil menjadi partikel besar.Cara ini dapat dilakukan dengan:
a. Reaksi kimia yaitu dengan penambahan suatu pereaksi tertentu ke dalam
larutan,sehingga terbentuk koloid
• Cara reduksi
Sol emas dapat dibuat dengan mereduksi emas klorida(AuCl3) dengan timah (II)
klorida
2Aul𝐶𝑙3 + 3 Sn𝐶𝑙 3 → 2Au (sol) + Sn𝐶𝑙4
• Cara oksidasi
Sol belerang dibuat dengan mengoksidasi 𝐻2 𝑆 dengan 𝑆𝑂2−
2𝐻2 𝑆 + 𝑆𝑂2 → 2𝐻2 𝑂 + 3 S (sol)
• Hidrolisis
Sol Fe(OH)23 dibuat dengan menambahkan Fecl2 ke dalam air panas
Fe𝐶𝑙3 + 3 𝐻2 𝑂 → Fe(𝑂𝐻)3 (sol) + 3HCl
• Dekomposisi
Koloid terbentuk karena adanya pertukaran ion.Contohnya sol arsen(III) sulfida
dibuat dengan mengalirkan gas H2S ke dalam larutan jenuh arsen (III) oksida
𝐴𝑠2 𝑂3 + 3 𝐻2 𝑆 → 𝐴𝑠2 𝑆3 (sol) + 3 𝐻2 𝑂

3. Pertukaran pelarut
Pembuatan koloid yang dilakukan dengan cara menukar atau menambahkan
pelarut lain ke dalam larutan.Supaya koloid terbentuk, zat terlarut harus tidak larut
dalam pelarut yang ditambahkan dan kedua pelarut harus bercampur.Contohnya yaitu
sol belerang yang dibuat dengan menambahkan pelarut air ke dalam larutan belerang
dalam alcohol

4. Pendinginan berlebih
Suatu campuran yang terdiri atas pelarut organic dan air didiinginkan,sehingga
salah satu komponennya dapat membeku membentuk koloid.Contohnya yaitu koloid
es yang dibuat dengan mendinginkan campuran eter dengan air.
2.6 Pemurnian koloid
1. Dialisis
Dialisis adalah proses penyaringan koloid dari adanya ion-ion pengganggu
dengan menggunakan membran yang bersifat selektif.Pada proses ini partikel yang
keluar melewati penyaring adalah partikel-partikel kecil seperti ion-ion atau molekul
sederhana ,tetapi untuk partikel koloid tetap akan tertahan karena ukurannya yang
lebih besar.
Prinsip dialisis ini dapat digunakan untuk membantu cuci darah pada pasien
gagal ginjal.Karena melalui proses dialisis,zat-zat seperti urea dan kreatin yang
terkandung di dalam darah penderita gagal dinjal dapat dikeluarkan.

8
2. Elektrodialisis
Proses pemurnian koloid yang dilakukan dengan memaksa ion-ion penggangu
melewati pori-pori semipermeable dengan menggunakan bantuan medan listrik.

3. Ultrafiltrasi
Pemurnian koloid yang dilakukan dengan cara menyaring koloid
menggunakan penyaring khusus dari membran.Untuk mempercepat proses
penyaringan biasanya digunakan tekanan (pompa vakum)

9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Thomas Graham mengenai difusi larutan
melalui membran kertas perkamen, ia menemukan perbedaan antara larutan, koloid, dan
suspensi. Kristaloid atau larutan sejati, seperti Natrium Klorida, berdifusi secara cepat,
sementara koloid, seperti lem, putih telur, dan agar-agar, sulit berdifusi. Graham
menyatakan bahwa massa partikel zat mempengaruhi kecepatan difusi, dengan partikel
yang lebih besar berdifusi lebih lambat. Perbedaan antara larutan, koloid, dan suspensi
termasuk diameter partikel, fasa, kemampuan penyaringan, efek Tyndall, pengendapan,
kejernihan, dan contoh-contohnya.
Sistem koloid banyak ditemui dalam kehidupan sehari-hari, seperti protoplasma
dalam sel makhluk hidup. Koloid juga digunakan dalam pembuatan berbagai produk
seperti obat-obatan, tinta, dan plastik.
Dispersion koloid dapat terjadi melalui beberapa cara, termasuk koloid dispersi,
koloid asosiasi, dan koloid makromolekul. Koloid dapat dikelompokkan berdasarkan
bentuk partikelnya (lembaran, serat, butiran), cara pembentukannya, interaksi d engan
medium (liofill atau liofob), perubahan bentuk (reversible atau irreversible), sifat-sifat
fisika, koligatif, optis, kinetik, dan listrik.
Beberapa sifat koloid mencakup viskositas, sifat koligatif, sifat optis seperti efek
Tyndall, gerakan Brown, pengendapan, sifat listrik seperti elektroforesis, koagulasi, dan
adsorpsi. Pembuatan koloid dapat dilakukan melalui cara dispersi (mekanik, dispersi
elektronik, peptidasi) atau kondensasi (reaksi kimia, reduksi, oksidasi, hidrolisis,
dekomposisi, pertukaran pelarut, pendinginan berlebih).
Pemurnian koloid dapat dilakukan melalui dialisis, elektrodialisis, dan ultrafiltrasi.
Dialisis adalah proses penyaringan menggunakan membran selektif, elektrodialisis
melibatkan medan listrik, dan ultrafiltrasi menggunakan penyaring khusus. Prinsip
dialisis dapat diterapkan dalam proses cuci darah pada pasien gagal ginjal.
Secara keseluruhan, koloid memiliki sifat dan karakteristik yang kompleks, dan
pemahaman terhadapnya penting dalam berbagai bidang ilmu seperti kimia, biologi, dan
industri.

10
DAFTAR PUSTAKA

Setianto,Rony. 2021."Farmasi Fisika 1". Yogyakarta:PustakaBaruPress


Yazid,Estien. 2005. "Kimia Fisika untuk Paramedis". Yogyakarta:C.V Andi Offset
Sinko,Patrick J. 2011. "Martin’S Physical Pharmacy And Pharmaceutical Sciences Sixth
Edition". Philadelphia: Wolters Kluwer Business

11

Anda mungkin juga menyukai