Pengertian, Kedudukan, Fungsi, Dan Sismtematika Al-Qur'an Dan Hadist
Pengertian, Kedudukan, Fungsi, Dan Sismtematika Al-Qur'an Dan Hadist
PENGERTIAN, KEDUDUKAN, FUNGSI, DAN SISMTEMATIKA AL-QUR’AN DAN HADIST SEBAGAI SUMBER
HUKUM ISLAM
OLEH:
SAMBAS : 2281131866
SARBANI : 2281131867
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat dan
salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah memberikan teladan
terbaik bagi umat manusia.
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Ushul fiqh yang
diberikan oleh Bapak Ahmad Sya’roni, SQ, M.Si di PJJ IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Topik
yang dibahas dalam makalah ini adalah Sumber Hukum islam Al-Qur’an dan Hadist, yang
memiliki relevansi yang tinggi dalam konteks metode penafsiran, seperti tafsir Al-Qur'an
(penafsiran Al-Qur'an) dan ilmu hadis (ilmu pengetahuan tentang Hadis). Pengkajian dan
penafsiran sumber-sumber ini oleh para ulama dan cendekiawan Islam menjadi landasan dalam
pengembangan hukum Islam, etika, dan panduan perilaku bagi umat Islam di seluruh dunia.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini, masih terdapat keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik, saran, dan
masukan yang membangun guna perbaikan kedepannya.
Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak atau individu yang
memberikan bantuan atau dukungan dalam penyusunan makalah ini, yang telah memberikan
kontribusi berharga dalam penyelesaian makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca yang budiman. Akhir kata, penulis
berharap doa restu dari semua pihak agar penulis selalu diberikan kemudahan dalam menempuh
perjalanan ilmiah ini.
Penulis
KELOMPOK 2
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Sumber hukum Islam merupakan aspek penting dalam pemahaman sistem hukum Islam.
Sumber hukum Islam adalah panduan utama bagi umat Muslim dalam menjalani kehidupan
mereka sesuai dengan ajaran Islam. Sumber hukum Islam mencakup Quran, Hadis, Ijma, Qiyas,
dan berbagai sumber lainnya yang membentuk kerangka hukum Islam yang komprehensif.
Dalam esai ini, kita akan menggali lebih dalam tentang latar belakang dan perkembangan sumber
hukum Islam.
Sumber hukum Islam yang paling utama adalah Quran, kitab suci agama Islam. Quran
dianggap sebagai wahyu langsung dari Allah kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantaraan
malaikat Jibril. Quran terdiri dari 114 surah atau bab yang berisi petunjuk tentang cara hidup
yang benar, etika, hukum, dan nilai-nilai moral. Penggunaan Quran sebagai sumber hukum Islam
adalah manifestasi dari keyakinan umat Islam bahwa Quran adalah pedoman tertinggi dalam
menjalani kehidupan mereka.
Selain Qur’an, Hadis adalah sumber hukum Islam kedua yang penting. Hadis adalah
koleksi pernyataan, tindakan, dan persetujuan Nabi Muhammad SAW yang dicatat oleh para
sahabatnya. Hadis digunakan untuk memahami dan mengklarifikasi berbagai aspek yang tidak
diuraikan secara rinci dalam Quran. Hadis memainkan peran kunci dalam menafsirkan dan
menerapkan hukum Islam dalam konteks kehidupan sehari-hari.
Ijma, atau konsensus ulama, adalah sumber hukum Islam ketiga. Ijma merupakan
kesepakatan para ulama Muslim tentang sebuah isu hukum yang tidak dijelaskan dalam Quran
atau Hadis. Ijma digunakan untuk mengatasi ketidakjelasan atau perbedaan dalam tafsir hukum
Islam dan memastikan konsistensi dalam hukum Islam.
Qiyas, atau analogi, adalah sumber hukum Islam yang digunakan untuk mengambil
kesimpulan hukum tentang situasi yang tidak diatur dalam Quran atau Hadis berdasarkan analogi
dengan situasi yang telah diatur. Qiyas melibatkan perbandingan situasi baru dengan situasi yang
telah diatur dalam sumber hukum Islam yang ada.
Selain sumber-sumber utama ini, masih ada sumber-sumber hukum Islam lainnya seperti
Istihsan (penyimpangan dari Qiyas), Maslahah Mursalah (kesejahteraan umum), Urf (adat
istiadat), dan berbagai pendapat ulama yang dihormati.
Latar belakang perkembangan sumber hukum Islam mencakup periode awal Islam di
bawah kepemimpinan Nabi Muhammad SAW dan para khalifah pertama, di mana hukum Islam
pertama kali diwujudkan dalam bentuk hukum kasus dan prinsip-prinsip dasar. Pada masa itu,
Quran dan Hadis mulai dicatat secara tertulis untuk memastikan keberlanjutan penyampaian
pesan Allah dan sunnah Nabi.
Perkembangan lebih lanjut terjadi pada periode kemudian, di mana ulama Islam seperti
Imam Abu Hanifa, Imam Malik, Imam Shafi'i, dan Imam Ahmad bin Hanbal mengembangkan
metodologi hukum Islam yang mendalam. Mereka juga berperan dalam merumuskan prinsip-
prinsip dasar dalam mengambil hukum dari Quran dan Hadis serta mengembangkan alat-alat
hukum seperti Ijma dan Qiyas.
Selama sejarah Islam, peran ulama dan lembaga-lembaga seperti mahkamah agama
sangat penting dalam menjaga integritas dan otoritas sumber hukum Islam. Mereka bekerja keras
untuk memastikan bahwa hukum Islam tetap relevan dan dapat diaplikasikan dalam berbagai
situasi.
Dengan demikian, latar belakang sumber hukum Islam mencakup sejarah panjang
perkembangan hukum Islam dari masa awal Islam hingga saat ini. Sumber-sumber utama seperti
Quran dan Hadis, bersama dengan kontribusi ulama sepanjang sejarah, telah membentuk sistem
hukum Islam yang kompleks dan komprehensif yang tetap menjadi panduan bagi jutaan umat
Muslim di seluruh dunia dalam menjalani kehidupan mereka sesuai dengan ajaran Islam.
B. Rumusan masalah
PEMBAHASAN
Al-Qur’an adalah wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu
Alaihi Wasallam sebagai Mukjizat yang paling besar dan agung, melalui Malaikat Jibril dengan
jalan mutawatir sebagai petunjuk bagi seluruh manusia, dan merupakan pahala bagi yang
membacanya.
Al-Qur’an adalah kitab suci ini memuat aturan-aturan yang sangat jelas tentang
kehidupan manusia, baik dari segi lahiriyah maupun batiniyah.
Menurutnya, beberapa keutamaan yang akan diperoleh oleh para pecinta Al-
Qur’an ini diantaranya, memperoleh pahala yang sangat besar, selalu bersama para
malaikat yang mulia, menghapus dosa dan keburukan, membersihkan hati serta
menentramkan jiwa.
Definisi Al-Qur’an adalah firman Allah SWT yang paling mulia dan diturunkan
Nabi Muhammad melalui perantara malaikat Jibril, yang ditulis dalam bentuk mushaf-
mushaf dan disampaikan secara mutawatir..
Al-Qur’an adalah firman Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
SAW untuk seluruh umat manusia yang harus dipahami isinya dan diamalkan, dengan
jalan atau penyampaian kepada mutawatir, yang ditulis dengan awal surat Al-Fatihah dan
diakhiri surat An-Nas.
Al-Qur’an adalah kalam Allah SWT yang merupakan mukjizat terbesar Nabi
Muhammad SAW, dengan ditulis dalam bentuk mushaf dan diriwayatkan dengan jalan
mutawatir (berangsur-angsur), serta bagi siapa yang membacanya adalah ibadah dan
merupakan pahala.
Dari segi bahasa atau etimologi, istilah Al Qur’an berasal dari Bahasa Arab, yakni
merupakan suatu jamak (banyak) dari masdar fi’il, yaitu qara’a -yaqra’u-qur’anan yang artinya
adalah “bacaan” atau lebih mudahnya “sesuatu yang dibaca berulang-ulang”.
Al Qur’an Secara Terminologi dalam pandangan Islam, Al Qur’an adalah Kitab Suci
Seseorang yang menganut Agama Islam yang di dalam bentuknya, berisi firman (kalam) Allah
SWT yang diturunkan Nabi Muhammad SAW sebagai mukjizat, dengan disampaikan dengan
jalan mutawatir dan bagi yang membacanya adalah Ibadah.
Keberadaan Al-Qur’an tidak hanya sebagai kitab suci bagi agama Islam saja. Tetapi juga
dijadikan sebagai sumber hukum Islam yang pokok atau yang paling utama. Seperti yang
diketahui bahwa Al-qur’an berisi ayat-ayat suci yang menjadi pedoman hidup bagi umat Islam.
Ayat-ayat tersebut tidak hanya sekedar dibaca saja, tetapi juga berusaha untuk bisa diaplikasikan
dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagai sumber hukum Islam, ada beberapa hal yang disampaikan secara rinci dalam Al-
Quran dan ada juga yang disampaikan secara umum. Misalnya saja terkait dengan ibadah yang
dijelaskan secara rinci. Sedangkan untuk masalah yang lainnya tidaklah dijelaskan dengan rinci.
Oleh karena itu, dibutuhkanlah sumber hukum Islam lainnya sebagai pendukung agar nantinya
Al-Quran bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, serta menjadi pedoman ketika muncul
suatu permasalahan.
1.2 Pengertian Hadist
Sumber hukum Islam yang kedua adalah hadits. Melalui hadits inilah yang akan
memberikan penjelasan lebih lanjut dari apa yang tercantum di Al-Qur’an. Hadits adalah satu
dari 4 sumber hukum Islam yang disepakati para ulama. Hadits menjadi rujukan bagi umat
muslim untuk menjelaskan hukum-hukum yang terdapat dalam Al-Quran.
Dikutip dari buku Memahami Ilmu Hadits oleh Asep Herdi, secara etimologis hadits
dimaknai sebagai jadid, qorib, dan khabar. Jadid adalah lawan dari qadim yang artinya yang
baru. Sedangkan qarib artinya yang dekat, yang belum lama terjadi. Sementara itu, khabar
artinya warta yaitu sesuatu yang dipercakapkan dan dipindahkan dari seseorang kepada yang
lainnya.
Sedangkan pengertian hadits secara terminologi adalah sabda, perbuatan, dan persetujuan
dari Rasulullah SAW.
Sedangkan secara bahasa, hadis berarti perkataan, percakapan, berbicara. Definisi hadits
dikategorikan menjadi tiga, yaitu perkataan nabi (qauliyah), perbuatan nabi (fi’liyah), dan segala
keadaan nabi (ahwaliyah). Sebagian ulama seperti at-Thiby berpendapat bahwa hadits
melengkapi sabda, perbuatan, dan taqrir nabi. Hadits juga melengkapi perkataan, perbuatan, dan
taqrir para sahabat dan Tabi’in.
Pada dasarnya, Al-Qur’an dan hadits tidaklah bisa dipisahkan, tetapi saling melengkapi.
Oleh karena itu, keduanya selama ini telah menjadi pedoman bagi masyarakat, terutama umat
Muslim. Jika umat Muslim menjadikan Al-Quran sebagai sumber hukum Islam dan ternyata
masih belum menemukan titik terang dari suatu permasalahan, maka hadits akan menjadi
pedoman yang berikutnya setelah Al-Qur’an. Jadi, hadits dapat dikatakan sebagai sumber hukum
Islam yang kedua setelah Al-Qur’an.
1. Kedudukan Al-Qur’an
Sebagai kitab suci sepanjang zaman, Al-Qur’an memuat informasi dasar berbagai
masalah termasuk informasi mengenai hukum, etika, science, antariksa,kedokteran dan
sebagainya. Hal ini merupakan salah satu bukti bahwa kandungan Al-Qur'an bersifat luas dan
luwes.Mayoritas kandungan Al-Qur'an merupakan dasar-dasar hukum dan pengetahuan,
manusialah yang berperan sekaligus bertugas menganalisa, merinci, danmembuat garis besar
kebenaran Al-Qur'an agar dapat dijadikan sumber penyelesaian masalah kehidupan manusia.
Pada zaman Rasulullah, sumber hukum Islam ada dua yaitu Al-Qur'an dan As-Sunnah.
Rasulullah selalu menunggu wahyu untukmenjelaskan sebuah kasus tertentu, namun apabila
wahyu tidak turun, maka beliaumenetapkan hukum tersebut melalui sabdanya, yang kemudian
dikenal dengan Hadits.Sebagai sumber hukum Islam yang pertama dan utama, Al-Qur'an
berperan penting dalam rangka penetapan hukum Islam terutama setelah meninggalnya
Rasulullah SAW. Seperti kita ketahui bahwa Al-Qur'an merupakan buku petunjuk(hidayah) bagi
orang-orang yang bertakwa yaitu orang-orang yang percaya kepada hal ghaib, yang mendirikan
shalat, yang menginfakkan sebagian rizki mereka, dan yangmeyakini adanya akhirat.
5.sebagai rahmat
2. Kedudukan Hadist
Hadist mempunyai kedudukan sebagai sumber hukum islam kedua. Di dalam Al Quran
juga telah dijelaskan berulang kali perintah untuk mengikuti ajaran Rasulullah SAW.
Al-Qur'an dan Hadis adalah dua sumber hukum Islam yang saling berkaitan. Hubungan ini
penting dalam pengembangan hukum Islam karena Hadis sering digunakan untuk menjelaskan
dan melengkapi Al-Qur'an. Beberapa cara di mana Al-Qur'an dan Hadis berinteraksi antara lain:
Berikut ini akan mengemukakan beberapa bukti jika hadist dapat menjelaskan segala sesuatu
yang tertulis di kitab suci Al-Qur’an secara samar,global dan juga singkat mengenai Fungsi
Hadits Sebagai Sumber Hukum Islam :
1. Shalat
Allah SWT berfirman, “Sungguh, sholat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya
atas orang-orang yang beriman”. (QS. 4/An-Nisa`: 103) “Bacalah Kitab (Al-Quran) yang telah
diwahyukan kepadamu (Muhammad) dan laksanakanlah sholat. Sesungguhnya sholat itu
mencegah dari (perbuatan) keji dan juga mungkar.” (QS. 29/Al-Ankabut: 45).Membahas tentang
shalat, ada beberapa anjuran Shalat Malam Sebelum Tidur yang bisa kita lakukan.
Didalam ayat diatas Allah SWT tidak memberikan penjelasan tentang jumlah rakaat didalam
shalat dan juga bagaiman tata cara pelaksanaannya. Maka dari itu Rosulullah SAW menjelaskan
dengan berupa perbuatan/praktek ataupun dengan perkataan. Rosulullah SAW bersabda, ”
Sholatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku sholat. ” (HR. Bukhori).
2. Zakat
Allah SWT berfirman, “Laksanakanlah sholat, tunaikanlah zakat, dan rukuklah bersama
orang yang rukuk (maksudnya sholat berjamaah).“ (QS. 2/Al-Baqoroh: 43) “Laksanakanlah
sholat, tunaikanlah zakat, dan taatlah kepada Rosul (Muhammad), supaya kamu diberi rahmat.”
(QS. 24/An-Nur: 56)
Dari kedua ayat tersebut tidak menjelaskan dengan jelas barang seperti apa dan apa saja
yang mesti dikeluarkan untuk zakatnya. Dan juga tidak ditegaskan jumlah minimal sebuah
barang yang dikenakan untuk zakat, kapan waktu menunaikan zakat, persentasenya. Maka dari
itu Rosulullah SAW. Bersabda : “Apabila engkau mempunyai perak 200 dirham dan telah cukup
satu tahun, maka zakatnya lima dirham. Jika engkau mempunyai emas 20 dinar dan telah engkau
miliki selama satu tahun, maka wajib zakatnya 0,5 dinar.” (HR. Abu Dawud). Rosulullah SAW
telah menegaskanl, “Tidaklah wajib zakat pada harta seseorang yang belum genap satu tahun
dimilikinya.” Itu merupakan hukum tentang Zakat dalam islam yang sudah tertulis didalam Al-
Qur’an dan diperjelas oleh sabda Rosulullah SAW.
Kata sistematika berarti urutan atau susunan, yang jika digabungdengan kata al-Qur`an,
maka sistematika al-Qur`an membahas tentang urutan atau susunan ayat-ayat maupun surat-surat
dalam Al-Qur`an.Al-qur’an diturunkan kepada Nabi selama 22 tahun 2 bulan 22 hari dalam dua
periode, yaitu periode ketika Nabi berada di Makkah atausebelum Nabi melakukan hijrah, yakni
selama tiga belas tahun, dan periode setelah Nabi melakukan hijrah ke Madinah selama sepuluh
tahun.Ayat-ayat Al-qur’an yang turun pada periode pertama disebut ayat-ayat Makkiyah, sedang
ayat-ayat yang turun pada periode kedua disebut ayat-ayat Madaniyah. Ayat-ayat Alquran yang
turun pada kedua periode tersebut mempunyai muatan dan misi yang berbeda seiring dengan
jenis tuntutan yang berbeda dari kaum Muslimin yang ada pada kedua periode tersebut. Ayat-
ayat Makkiyah pada umumnya pendek-pendek dan berisiprinsip-prinsip keimanan atau akidah
dan dasar-dasar Islam lainnya.Sebaliknya, ayat-ayat Madaniyah pada umumnya panjang-panjang
dan kaya dengan hukum-hukum yang berkenaan dengan masalah-masalahperdata, pidana, sosial,
dan politik. Ayat-ayat Madaniyah ini memberikan tuntunan bagi suatu komunitas sosial dan
politik masyarakat yang baru lahir dan sedang tumbuh. Ayat-ayat Makkiyah merupakan bagian
terbanyak dari keseluruhan ayat yang dikandung Al-qur’an, sedang ayat-ayat Madaniyah kira-
kira hanya sepertiganya.
3.2 Sistematika Hadist
1. Hadis qudsy : bersuci , menyucikan Allah SWT , atau yang disandarkan kepada kesucian.
Hadis yang maknanya dari Allah SWTtetapi redaksinya berasal dari Nabi dengan
perantaran ilham atau impian.
2. Hadis Nabawi : perkataan , perbuatan dan taqrir yang diriwayatkandari nabi SAW oleh
sahabat dan setrusnya , sesuai dengan ketentuan yang sudah ditetapkan dalam ilmu
Musthalah al Hadis.
a) Hadis Shahih menurut bahsa “sah , benar , sempurna , tiada ,celanya “ ,menurut ibn al
shalah : hadis yang sanadnya bersambung melalui periwayatan orang adil dan dhabit dari
orang yang adil dan dhabit , sampai akhir sanad tidak ada kejanggalan dan tidak berilat.
Syarat 2 hadis shahih : rawinya bersifat adil , bersifatdhabit , sanadnya bersambung ,
tidak ber illat ( cacat ), tidak ada syadz ( kejanggalan ). Macam hadis shahih li dzatihi ,
shahih lighairih.
b) Hadis Hasan menurut bahasa adalah sesuatu yang baik dan cantik. menurut terminologi
ialah yang mustahill sanadnya ,diriwayatkan oleh rawi yang adil dan dhabit , tetapi kadar
kedhabitanyya di bawah hadis shahih . syaratnya kecuali tentangkedhabitan hadis.
c) Hadis dhaif : berarti lemah , menurut ulama hadis dhaif adalah hadis yang di dalamnya
tidak terdapat syarat 2 hadis shahih dan syarat 2 hasan .Persamaan hadis nabawi dng
qudsy : mempunyai pesamaan , yaitu sama 2 bersumber dari Allah SWT.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Al-Qur'an dan Hadis adalah dua sumber hukum Islam yang saling berkaitan. Hubungan
ini penting dalam pengembangan hukum Islam karena Hadis sering digunakan untuk
menjelaskan dan melengkapi Al-Qur'an.
Al-Qur'an dan Hadis adalah dua sumber hukum utama yang membentuk dasar ajaran dan
praktik umat Muslim. Kedua sumber ini memiliki kedudukan yang sangat penting dalam
menentukan hukum Islam dan panduan untuk kehidupan sehari-hari umat Islam. Al-Qur'an
adalah kitab suci Islam yang dianggap sebagai wahyu langsung dari Allah SWT kepada Nabi
Muhammad SAW, sementara Hadis adalah koleksi catatan dan laporan tentang perbuatan,
ucapan, dan persetujuan Nabi Muhammad SAW.
hadist memiliki fungsi utama sebagai menegaskan, memperjelas dan menguatkan hukum-
hukum dan hal lain yang ada di al- Quran. Para ulama sepakat setiap umat islam diwajibkan
untuk mengikuti perintah yang ada hadist-hadist shahih.Dengan berpegang teguh kepada Al
Quran dan Al hadist, niscaya hidup kita dijamin tidak akan tersesat.
Dalam penentuan hukum baik muamalah ataupun ibadah harus sesuai dengan sistematika
yang berada di Al-qur’an maupun hadist.
B. Saran
https://dalamislam.com/hukum-islam/fungsi-hadits-sebagai-sumber-hukum-islam
https://www.academia.edu/40517839/Sumber_Hukum_Islam_Al_Quran_and_Hadits_
https://www.jurnal.syekhnurjati.ac.id/index.php/tarbawi/article/download/11573/4806
https://journal.iain-manado.ac.id/index.php/PP/article/download/714/569