Anda di halaman 1dari 71

FITOKIMIA II

PENYUSUN
TIM DOSEN FITOKIMIA ISTN
Terpenoid
FITOKIMIA

ilmu yang mempelajari seluk-beluk


kandungan kimia dalam tumbuhan atau
bagiannya.
Pengeringan

TERPENOID
KLT/KOLOM
FLAVONOID Destilasi
ALKALOID
GLIKOSIDA
• Pendahuluan
• Minyak atsiri
• Diterpenoid dan giberelin
• Triterpenoid dan steroid
• Karotenoid
• Secara biosintesis terpenoid berasal dari
molekul isoprena CH2=C(CH3)-CH=CH2
(C5)
• Kerangka karbonnya dibangun dari pe-
nyambungan dua atau lebih satuan (C5)
• Berdasarkan jumlah satuan (C5),
terpenoid digolongkan menjadi :
dua(C10), tiga(C15), empat(C20),
enam(C30), delapan(C40)
9
Isopentyl Diphosphate: The Biological Isoprene Unit
Mevalonic acid is the biosynthetic precursor to the actual C5
“isoprene units,” which are isopentyl diphosphate (IPP, tail)
and dimethylallyl diphosphate (DMAPP, head)

Mevalonate Pathway
O acetoacetyl-CoA
acetyltransferase O
H2C C SCoA
C
H H2C SCoA
B:
acetyl CoA Claisen
condensation O O

SCoA

acetoacetyl CoA
O O
Enzyme-Cys-SH
H3C C SCoA H3C C S-Cys-Enzyme

acetyl CoA

HMG-CoA aldol HMG-CoA


O
synthase O condensation H3C OH O reductase H3C OH
H2C C SCoA HO2C HO2C
C SCoA 2 NADPH OH
H H2C SCoA
B: 3-Hydroxy-3-methylglutaric acid Mevalonic acid
acetyl CoA
B H (HMG-CoA)
O O

SCoA
acetoacetyl CoA
10
Conversion of mevalonic acid to IPP and DMAPP
ATP AMP ATP ADP
H3C OH O H3C OH O H3C OPO 2-
3 O O
O O H - PO43-
HO2C H -
OH O O P O P O- O O P O P O
O- O- O- O-
Mevalonic acid

H+
O CH3 O O O O
O O rearrangment
H O P O P O- O P O P O-
O O P O P O- H H O- O- H O- O-
B: O- O- B:

isopentenyl-PP dimethylallyl-PP
(IPP) (DMAPP)

Carbon-Carbon Bond Formation in Terpene Biosynthesis.


Conversion of IPP and DMAPP to geraniol-PP and farnesyl-PP
nucleophilic
electrophilic
tail group
head group
- OPP - OPP
OPP
Mg2+ H H Mg2+
OPP OPP
OPP B:
DMAPP IPP geranyl pyrophosphate (C10)

OPP
H H OPP

electrophilic B: nucleophilic
OPP tail group farnesyl pyrophosphate (C15)
head group
• Macam-macam senyawa terpenoid :
• Monoterpena dan seskuiterpena  komponen
minyak atsiri
• Diterpena  sukar menguap
• Triterpena dan steroid  tidak menguap
• Karotenoid  pigmen kuning

• Secara biosintesis terpenoid diperoleh dari molekul


isopentenil pirofosfat yang terdapat di dalam sel
hidup yang terbentuk dari asetat melalui asam
mevalonat.
• Terpenoid umumnya larut dalam lemak dan
terdapat dalam sitoplasma sel tumbuhan.
• Minyak atsiri terdapat di dalam sel kelenjar
khusus pada permukaan daun.
• Karotenoid berhubungan dengan kloroplast di
dalam daun bunga (petal).
• Terpenoid diekstraksi dengan eter minyak bumi,
eter atau kloroform.
• Terpenoid dapat dipisahkan dengan kromatografi
pada silika gel atau alumina dan dideteksi
dengan asam sulfat pekat, diteruskan dengan
pemanasan.
• Keisomeran pada terpenoid, contoh : geraniol
dan nerol.
• Peranan terpenoid :
• Mengatur pertumbuhan,
contoh: absisin (seskuiterpen) dan giberelin
(diterpen)
• Pigmen pembantu pada fotosintesis,
contoh karotenoid (C40)
• Memberi bau dan wangi yang khas pada
tumbuhan, contoh: mono dan seskuiterpen
• Interaksi tumbuhan dengan hewan
• Bagian utama terpenoid pada minyak atsiri
terdapat pada fraksi atsiri dari prose detilasi
uap.

• Suku tumbuhan yang kaya minyak atsiri:


Compositae, Matricaria, Labiatae(Mentha
spp.), Myrtaceae, Eucalyptus, Pinaceae,
Pinus, Rosaceae, bunga mawar, Rutaceae,
Citrus, dan Umbelliferae, Pimpinella anisum,
Carvum carvi, Cuminum cyminum, anethum,
dll.
• Secara kimia ada dua golongan terpena
minyak atsiri :
1. Monoterpena
• Berupa isoprrenoid C10
• Titik didih 140 – 180 oC
• Berdasarkan struktur kimianya :
• Asiklik misalnya geraniol
• Monosiklik misalnya limonena
• Bisiklik misalnya - dan - pinena
Dalam setiap golongan monoterpen dapat
berupa hidrokarbon tak jenuh misalnya
limonena
Dapat mempunyai gugus fungsi dan
berupa alkohol misalnya mentol, aldehid,
atau keton misalnya menton, karvon.
SESKUITERPEN

PENYUSUN
TIM DOSEN FITOKIMIA ISTN
• Monoterpena lakton (iridoid) dan tropolon
• Termasuk monoterpena karena alasan biosintesis.
• Sebagai prekursor nontriptofan dari beberapa
alkaloid indol penting dalam pengobatan
• Sering berada dalam bentuk glikosida yang larut
dalam air
• Sebagai bahan aktif untuk obat tradisional
• tonic
• batuk
• sakit kulit
• insektisida
• luka
• Contoh monoterpena lakton :
–Nepetalakton  kandungan bau utama
Nepeta cataria, Labiatae yang
mempunyai daya tarik istimewa bagi
kucing peliharaan.
–Loganin  senyawa antara pada
biosintesis alkaloid indol.

• Contoh tropolon : -tujaplisin  dalam


jamur tertentu dan sebagai kandungan
kayu pada Cupressaceae.
2. Seskuiterpen
• Isoprenoid C15
• Titik didih >200 oC

Berdasarkan kerangka karbonnya:


– Asiklik misalnya faenesol
– Monosiklik misalnya bisabolena
– Bisiklik misalnya -selinena, karotol
Pemberi wangi/aroma Antelmintik
Penyebab alergi kulit
(obat cacing)
sitotoksik

Kanker prostat
• Turunan seskuiterpenoid:
– Asam absisat
• Suatu asam seskuiterpena karboksilat yang strukturnya
berkaitan dengan struktur karotenoid violasantin.
• Dikenal sebagai hormon utama yang mengendalikan
dormansi pada biji tumbuhan dan pada kuncup
tumbuhan berkayu.
– Xantinin
• Peranan xantinum dalam Xanthium pennsylvanicum
sebagai antagonis auksin dalam fisiologi tumbuhan.
• Rasanya pahit atau pedas dan kemampuan sebagai
alergen.
AcO

O O OH
O CO2
O

Asam Absisat
Xantinin
• Isolasi minyak atsiri dari jaringan tumbuhan :
– Cara klasik dengan penyulingan uap.
– Mono dan seskuiterpena dipisahkan dengan
ekstraksi memakai eter, eter minyak bumi atau
aseton.
• Pemisahan terpena :
– Kromatografi gas cair (KGC)
• Analisis kualitatif dan kuantitatif
• Untuk mengidentifikasi terpena atsiri, dapat
digabung dengan KLT atau MS
• Fase diam:
–Nonpolar: apezone L dan silikon SE 30.
–Polar: poliester dietilena glikol adipat dan
Carbowax 400.
–Penyangga misalnya Chromosorb W harus
bebas dari basa, atau asam.
–Suhu harus diprogram.
– Kromatografi lapis tipis (KLT)
• Fase diam : silika gel
• Fase gerak : benzena, kloroform,
benzena-kloroform (1:1), dan benzena-
etil asetat (19:1).
• Terpena yang mengandung oksigen
(karvon) lapisan silika gel jangan
diaktifkan dulu sebelum dipakai karena
air yang ada membantu pemisahan.
Waktu retensi nisbi terpena pada KGC
RRt dalam kolom
terpena Apiezon N 10% Polietilena glikol Polietilena glikol
15% bispropionitril 15%
-Pinena 42 29 30

Kamfena 50 41 44

-Pinena 63 55 54

3-Karena 82 73 67

Mirsena 60 82 88

-Felandrena 82 82 86

Limonena 100 100 100

-Felandrena 97 106 116

P-Simena 100 175 232

*RRt nisbi terhadap limonena, pelaksanaan pada suhu tetap 65oC, sepanjang kolom 300 cm (dari
von Rudloff, 1966).
– Tropolon:
• Dipisahkan dengan kromatografi kertas atau KLT pada
pelat selulosa.
• Kertas dijenuhkan dengan asam fosfat dan pengembang
yang digunakan iso-oktana – toluena.
• Kertas dijenuhkan dengan etilenadiamina tetra asetat
dan pengembang eter minyak bumi.
• Pendeteksi: larutan FeCl3 1%.
– Iridoid:
• Dalam tumbuhan terikat kepada gula sebagai glikosida
• Analisis dengan KKt dan uji warna.
Asperulin
Aukubin biru
Monotropein
Harpagid  merah
Rf dan warna iridoid

RF(x100) dalam Warna dengan


Iridoid
BAA IsoPrOH- Antimon Anisaldehid –
air klorida H2SO4

Asperulen 51 90 Biru Biru

Aukubin 38 78 Coklat Ungu-merah

Katalpol 32 79 Coklat Jingga

Harpagid 34 - Coklat-ungu Merah

Loganin 63 93 Merah Jingga

monotropein 33 70 biru biru

Pengembang: n-BuOH – HOAc – H2O (4:1:5) dan isoPrOH – H2O (3:2).


Penyemprot: antimon klorida 15% dalam kloroform dan anisaldehida – H2SO4 pekat –
etanol (1:1:1); panaskan pada 100oC selama 2-5 menit.
• Pemisahan:
– Kromatografi kolom
» Pada selulosa CF-11, pengelusi n-butanol jenuh air.
» Pada silika gel, pengelusi CHCl3-metanol.
– Seskuiterpen lakton
• Deteksi: KLT dan RMI (Resonansi Magnetik Inti)
– KLT:
» Fase diam : silika gel
» Fase gerak: CHCl3 – eter (4:1), benzena – aseton (4:1),
CHCl3 – metanol (99:1), benzena – metanol (9:1),
benzena – eter minyak bumi – etil asetat (2:2:1)
» Deteksi: uap iodium (bercak coklat), H2SO4 pekat
(bercak hijau-coklat-kuning-merak-biru)
» Pemisahan: KCKT
» Identifikasi: titik leleh, putaran optik, RMI, spektrum
massa.
Deteksi monoterpena pada pelat kromatografi lapis tipis

Tanggapan terhadap uji*


Terpena
UV Brom 2,4-DNP H2SO4 pekat
Limonena - + - Coklat
-Pinena - + - Coklat

Pulegon + + + Kuning

Geraniol - + - Lembayung

Karvon + + + Merah jambu

P-Simena + - - -

-Terpineol - + - Hijau
1,8-Sineol - - - hijau
*Keterangan : UV: periksa dengan sinar UV pendek; brom: semprot dengan larutan
fluoresein 0,05% dalam air, pelat diuapi brom, bercak kuning pada latar belakang merah;
2,4-DNP: semprot dengan larutan 2,4-DNP 0,4 g dalam 100 ml HCl 2 M, bercak kuning
pada latar belakang putih; H2SO4 pekat: semprot dengan H2SO4 pekat dan panaskan pelat
pada 100 oC selama 10 menit.
• Terpena alkohol baik dipisahkan memakai pelat yang direndam
dengan farafin, dengan pengembang metanol 70%.
• Dapat juga digunakan fase diamnya silika gel-AgNO3 dengan
pengembang metilen klorida-kloroform-etil asetat-n-propanol
(45:45:4,5:4,5)
• Pendeteksi:
– Larutan KMnO4 0,2% dalam air
– Antimon klorida dalam kloroform
– H2SO4 pekat
– Vanilin- H2SO4 (dibuat segar dengan menambahkan 8 ml
etanol, sambil didinginkan, ke dalam 0,5 g vanilin dalam 2 ml
H2SO4 pekat. Setelah disemprot, pelat dipanaskan pada 100 –
105 oC.
– Uap brom untuk terpena yang ada ikatan rangkapnya.
– 2,4-dinitro-fenilhidrazin untuk terpena yang mempunyai gugus
keton.
PENYUSUN
TIM DOSEN FITOKIMIA ISTN
Diterpenoid dan giberelin
• Kimia dan penyebaran
– Berupa isoprenoid C20
– Fitol satu-satunya diterpena yang terdapat sebagai bentuk ester dalam
molekul klorofil.
– Tiga kelas diterpenoid :
• Diterpena damar
– Asam abietat (gimnospermae, Pinus) dan asam agatat.
– Fungsi: pelindung sebagai eksudat dari kayu pohon
atau getah tumbuhan herba.
• Diterpena racun ialah grayanatoksin
– Cth. Grayanatoksin-1 (daun Rhododendron dan
Kalmia)
Asam giberelat
• Giberelin : hormon yang merangsang pertumbuhan.
– Giberelin yang terkenal :Asam
asam giberelat. O
agatat
– Pemisahan : KGC-SM.
OC
COOH
HO
CH2
COOH Me COOH
Diterpenoid dan giberelin
Diterpenoid

Anti kanker Anti kanker


Dari genus Taxus Dari genus Euporbia

Suplemen kesehatan
Dari genus Ginkgo

Anti jamur
200-300 kali lebih manis dari gula
Dari genus Rinus
Dari daun Stevia rebaudiana (Asteraceae)
Diterpenoid
Senyawa diterpenoid dengan kerangka taksan, dari genus taxus,
Diterpenoid dan giberelin
• Cara analisis :
– Diterpena
• Pemisahan dengan KLT dan KGC
• Identifikasi IR dsn MS
• KLT :
– Fitol (RF 35), isofitol (RF 50), geranil-linalool (RF 44),
fitil-asetat (RF 66).
– Fase diam : silika gel
– Fase gerak: n-heksana – etil asetat (17:3).
Diterpenoid dan giberelin
Waktu retensi nisbi diterpenoid dengan KGC

Diterpena RRt*
Rimuena 16,0
Kupresena 17,8
Isofilokladena 20,9
Isokaurena 23,0
Filokladena 25,0
kaurena 26,3
*SE301 pada kolom embacel pada kolom 350 cm x 4 mm,
suhu 160 oC.
Diterpenoid dan giberelin
– Giberelin
• Hormon tumbuhan.
• 62 giberelin yang sudah diketahui.
• Pemisahan :
– KLT :
» Fase diam : silika gel G
» Fase gerak : benzena – butanol – asam asetat (70:25:5),
BAW (50:19:31, lapisan atas).
» Deteksi: larutan H2SO4 – air (7:3), lalu panaskan 120oC, sinar
UV tampak bercak berfluoresensi hijau kuning.
– KGC :
» Giberelin diubah dulu menjadi ester metil atau eter
trimetilsilil.
» Kolom SE-30 5%, SE-52 5% dan OV-22 5%, memakai
Chromosorb W.
– KGC-MS dan KCKT.
Triterpenoid dan Steroid
• Triterpenoid adalah senyawa yang kerangka karbonnya
berasal dari enam satuan isoprena dan secara biosintesis
diturunkan dari hidrokarbon C30 asiklik.

• Struktur siklik, berupa alkohol, aldehida, atau asam


karboksilat.

• Senyawa tak berwarna, berbentuk kristal, titik leleh tinggi


dan aktif optik.

• Uji dengan reaksi Lieberman-Burchard (anhidrida asetat-


H2SO4 pekat)  hijau-biru.
Triterpenoid
• Kelompok terbesar dari jenis terpenoid yang berasal dari
tumbuhan (tersebar luas) dan jenis hewan tertentu
Contoh: - skualen dari minyak hati hiu
- lanosterol dari lemak wool
- karotenoid, antioksidan, dari hewan dan tumbuhan

 Aktivitas biologis:
- Sitotoksik P388 ( triterpen melician, damaran dan kurkubitan)
- Sitostatik ( menghambat perkembangan sel)
- Antimikroba (triterpen pentasiklik)
- Herbisida (kurkubitan dan lanostan)
- Antiinflamatori (glisiritisin)
- Efek metabolisme( ursan dan asam oleanat)
Triterpenoid
Triterpenoid
Triterpenoid
• Triterpenoid dipilah menjadi empat golongan:
– Triterpena sebenarnya
– Steroid
– Saponin
– Glikosida jantung
• Contoh senyawa triterpena:
– Triterpena pentasiklik -amirin dan -amirin,
serta turunannya yaitu asam ursolat dan asam
oleanolat.
– Terdapat dalam lapisan daun dan dalam buah
(apel), damar, kulit batang dan getah.
– Berfungsi sebagai pelindung untuk menolak
serangga dan serangan mikroba.
STEROID
• Kelompok senyawa triterpen yang kehilangan 3
gugus metil pada C-4 dan C-14
• Klasifikasi steroid berdasarkan sifat fisiologis
– Sterol- insulator, bahan baku
– Asam empedu- emulsifikasi lipid
– Hormon seks – stimulasi organ seks
– Hormon adrenokortikoid- mencegah radang
– Aglikon kardiak- stimulasi jantung
– Sapogenin – detergen, racun
Steroid
SAPONIN

Anti kanker
Dari bulb Ornitogalum saundersiae
- Sitotoksik
- menghambat pertumbuhan
berbagai sel tumor
- 10-100 kali lebih petensial
daripada beberapa anticancer
agent klinis
Bersifat racun, memiliki aktifitas haemolitik
Berasal dari famili Solanaceae
Glikosida jantung
(Kardenolida)
• Pada umumnya bersifat racun dan banyak
yang berkhasiat farmakologi, terutama
terhadap jantung
• Sumbernya: genus Digitalis, Nerium, Asclepias
– Triterpena pahit :
• Limonin :
– Senyawa pahit yang larut dalam lemak. Terdapat
dalam buah jeruk, Citrus.
– Deret triterpena pentasiklik yang dikenal sebagai
limonoid dan kuasinoid.
– Terdapat dalam Rutaceae, Meliaceae dan
Simaroubaceae.
• Kukurbitasin :
– Terdapat dalam Cucurbitaceae, dan Cruciferae.
– Cara analisis :
• Umum :
– Pemisahan dengan KLT dan KGC.
– Identitas dengan menentukan titik leleh, putaran
optik, KGC-SM, spektrum inframerah, dan RMI.
– Skrining triterpenoid dengan pereaksi Carr-Price
(larutan antimon klorida 20% dalam kloroform) dengan
pemanasan 10 menit pada 100oC, menghasilkan
berbagai warna.
– Pereaksi Lieberman-Burchard { H2SO4 + anh. Asetat +
CHCl3 (1:20:50)} dengan pemanasan 15 menit pada 85 -
95oC, menghasilkan berbagai warna.

• Triterpen
– Simplisia diekstraksi dengan eter, kemudian ampasnya
diekstraksi dengan metanol panas.
– KLT :
» Fase diam : silika gel
» Fase gerak : heksana – etil asetat (1:1), kloroform –
metanol (10:1), n-butanol –NH4OH 2 M (1:1), eter –
dikloroetilena – asam asetat (50:50:0,7) dan eter –
etil format – asam format (93:7:0,7).
» Pendeteksi : antimon klorida dalam kloroform.
– KGC :
» Fase cair : SE – 30, OV – 1 (polimer metilsiloksan), QF –
1 dan DEGS (dietilena glikol suksinat).
» Penyangga : Chromosorb W
» Suhu nisbi tinggi : 220 – 250oC
» Laju aliran gas : 50 – 100 mL/menit.

• Steroid
– KLT :
» Fase diam : silika gel yang direndam dengan lar. AgNO3
» Fase gerak : kloroform
» Pendeteksi : H2SO4 – air (1:1)
– KGC :
» Fase cair : SE – 30
» Penyangga : Chromosorb P
» Suhu nisbi tinggi : 240 – 255oC
» Laju aliran gas : 50 – 100 mL/menit.
• Saponin dan Sapogenin
– Dengan pengocokan ekstrak alkohol – air akan timbul busa stabil
– Berdasarkan kemampuannya menghemolisis sel darah.
– KLT :
» Fase diam : silika gel
» Fase gerak : aseton – heksana (4:1), kloroform – karbon
tetraklorida – aseton (2:2:1)
» Pendeteksi : antimon klorida dalam HCl pekat dan dipanaskan
pada 110oC selama 10 menit, diperoleh bercak merah jambu
sampai ungu.

• Glikosida jantung
– KLT :
» Fase diam : silika gel
» Fase gerak : etil asetat – piridina – air (5:1:4)
» Pendeteksi : antimon klorida.
Karotenoid
• Karotenoid adalah senyawa yang kerangka
karbonnya berasal dari delapan satuan
isoprena
• Merupakan golongan pigmen yang larut
lemak.
• Fungsi dalam tumbuhan adalah sebagai
pigmen pembantu dalam fotosintesis dan
sebagai pewarna dalam bunga dan buah.
• Contohnya :  - karotena,  - karotena,  -
karotena,  - karotena.
Karotenoid
– Cara analisis :
• Ekstraksi dan pemurnian
– Tahap pertama tumbuhan segar diekstraksi dengan metanol atau
aseton, kemudian disaring.
– Tahap kedua karotenoid diekstraksi dengan eter, kemudian ekstrak
diuapkan.

• Kromatografi kolom
– Fase diam : sukrosa
– Fase gerak : n-propanol 0,5% dalam eter minyak bumi.
– Pendeteksi : sinar UV 254 dan UV 366
– Daerah pigmen diperoleh kembali dengan:
» Mengeluarkan penjerap dari kolom, lalu dipotong-potong dan
potongan dielusi.
» Dengan mengelusi pigmen dari kolom secara berturutan.

Anda mungkin juga menyukai