DOSEN PENGAMPUH :
Ardin Doloksaribu S.E., M.Si
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 6
IRVAN SETIAMAN LASE (22520005)
RENNI A. E. SINAGA (22520018)
BRENDA SIANIPAR (22520004)
VENY SHINTYA SARAGIH (22520031)
LILIANTI TAMPUBOLO (22520007)
Puji Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
karuniaNya kepada kita semua, sehingga dengan berkat dan karuniaNya kami dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Dan tak lupa pula kami ucapkan terima
kasih yang sebesar besarnyakepada bapak
Yang telah memberi kami tugas untuk membuat makalah ini. Dan kami juga berterima
kasih kepada teman-teman yang telah membantu kami.
Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kami dan kita semua. Makalah ini
berisikan tentang,penelitian observasi pedagang sate kaki lima .
Medan,Desember 2023
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG..............................................................................................3
2. RUMUSAN MASALAH........................................................................................3
BAB II : PEMBAHASAN
1. .........................................................................................................................4
4. KARAKTERISTIK ................................................................................................
BAB III
1. PENUTUP .........................................................................................................
2. KESIMPULAN ....................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Para pengusaha dibidang kuliner berlomba-lomba bersaing menciptakan
sesuatu yang berbeda dan menarik bagi bisnis kuliner yang ditekuni. Dari hal
tersebut memicu berbagai macam persaingan dimulai dari segi harga, jenis
hidangan, cita rasa, kualitas, maupun konsep tempat yang dihadirkan.
Kemampuan pengelola usaha dengan memberikan kepuasan tertinggi pada
konsumen akan menguatkan posisi dan kedudukan usaha kuliner tersebut dalam
benak konsumen dan akan menjadi pilihan pertama jika terjadinya pembelian
dimasa yang akan datang dengan terlihatnya secara lebih mahal untuk mencari
pelanggan baru dibandingkan dengan mempertahankan yang sudah ada.
Kemudian dari situlah terlihat, untuk menyikapi hal tersebut pengelola usaha
harus mempertahankan pelanggan dengan menciptakan nilai yang sesuai dengan
harapan pelanggan (pelanggan puas).
Salah satu kuliner yang populer di beberapa negara adalah sate padang . Ragam
jenis sate yang banyak menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan untuk
mencoba menu andalan di kota Medan ini selain sate padang yaitu,salah satunya sate
ayam.
Dari banyaknya jenis sate yang dijual kami tertarik untuk meneliti sate ayam di
warung Sate Budi bang manday. Sate Budi Bang Manday merupakan salah satu bisnis
kuliner di Kota Medan yang menyajikan menu sate ayam sebagai menu utamanya
Warung tersebut terletak di jln HM.Yamin depan RS Pringadi. Warung tersebut sudah berdiri
selama dua tahun dan belum membuka cabang dimanapun. Hasil observasi yang dilakukan
menemukan bahwa penjualan sate ayam.Budi bang manday terlihat selalu ramai pengunjung
setiap harinya terutama pada hari-hari libur. Pemilik sate menjelaskan jika pelanggan di
warung tersebut mayoritas
adalah masyarakat sekitar dan pendatang yang sedang berlibur di kota Medan ini.
Ditinjau dari segi harga, satu porsi sate diberi harga sebesar Rp 20.000 terdiri dari
8 tusuk sate,lontong nasi 2 .
Pada Tanggal 01 Desember 2023 hari jumat kami melakukan observasi tersebut
sebelum itu kami memohon ijin kepada sipenjual sate untuk melakukan
observasi dan sipenjual tersebut memberikan izin dan respon yang baik sehingga
proses observasi yang kami lakukan berjalan dengan baik.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 PROFIL USAHA SATE
3.2 1.BAHAN-BAHAN SATE
1. Daging ayam : 1Kg (70 tusuk )
2. Kulit ayam : 1Kg (70 tusuk)
3. Rempelo : 1Kg( 70 tusuk )
4. Kunyit : 200 gram
5. Lengkuas : 200 gram
6. Cabe : 200 gram
7. Tepung mawar: 500 gram
8. Beras : 3Kg
9. Bawang goreng: 500 gram
10.Minyak goreng : 500 gram
11.Arang : 2 bks
2.Alat-alat yang di gunakan
1. Dandang
2. Sendok
3. Kertas nasi
4. Plastik
5. Daun kelapa
6. Daun pisang
7. Piring
8. Ember
9. Tusuk sate
3.3 BIAYA-BIAYA SATE
1. Daging ayam : 1Kg ( Rp30.000) 70 tusuk
2. Kulit ayam : 1Kg ( Rp25.000) 70 tusuk
3. Rempelo : 1Kg ( Rp28.000) 70 tusuk
4. Kunyit : 200 gram (Rp4.000)
5. Lengkuas : 200 gram (Rp5.000)
6. Cabe : 200 gram (Rp12.000)
7. Tepung mawar : 500 gram (Rp10.000)
8. Beras : 3Kg (Rp45.000)
9. Bawang goreng : 500 gram (Rp10.000)
10.Minyak goreng : 500 gram (Rp8.000)
11.Arang : 2bks (Rp14.000)
1. KONSEP SIKAP (ATTITUDE)
Sikap atau Attitude diartikan sebagai pernyataan evaluasi atau penilaian
terhadap suatu objek, orang atau peristiwa. Sikap berbeda dari perilaku. Sikap
masih berupa penilaian abstrak. Penilaian tersebut menjadi kongkrit dalam
perilaku. Misal kita mempunyai sikap bahwa korupsi itu tidak baik, penilaian kita
tersebut menjadi nyata ketika kita mewujudkan sikp tersebut ke dalam perilaku
tidak melakukan korupsi
Pendekatan ini mencoba mengukur kepuasan kerja seseorang dilihat dari enam
elemen kunci pekerjaan, yaitu: pekerjaan saat ini, atasan, teman sekerja, gaji
yang diperoleh,kesempatan promosi dan pekerjaan secara umum. Individu
diminta merespon keenam hal tersebut apakah ia merasa puas ataukah
tidak.Respon-respon tersebut kemudian dijumlahkan untuk mengetahui tingkat
kepuasan kerja secara keseluruhan. Kepuasan kerja memiliki pengaruh dan
dampak-dampak terhadap tingkat produktivitas, tingkat absensi dan tingkat
turnover.
3. KONSEP STRESS
Stress adalah suatu perasaan tertekan yang dialami seseorang karena adanya
Ketidakpastian atau Opportunity. Hal ini akan disertaidengan suatu kegagalan
(frustrasi) atau keberhasilan (sukses).
B. KARAKTERISTIK
Menurut Sopiah untuk dapat memahami perilaku individu dengan baik, terlebih
dahulu kita harus memahami karakteristik yang melekat pada indvidu.
Adapun karakteristik yang dimaksud adalah ciri-ciri biografis, kepribadian, persepsi dan sikap
(Sopiah, 2008). Manusia merupakan salah satu dimensi dalam organisasi yang amat
penting, merupakan salah satu faktor dan pendukung organisasi (Ratih, 2018). Perilaku
organisasi pada hakikatnya adalah hasil-hasil interaksi antara individu-individu dalam
organisasinya. Oleh karena itu untuk memahami perilku organisasi sebaiknya diketahui
terlebih dahulu individu-individu sebagai pendukung organisasi tersebut (Thoha, 2012).
Kast dan James, mengemukakan perilaku adalah cara bertindak, ia menunjukkan
tingkah laku seseorang. Pola perilaku adalah mode tingkah laku yang dipakai seseorang
dalam melaksanakan kgiatan-kegiatannya. Dikatakan bahwa proses perilaku serupa untuk
Perilaku organisasi pada hakekatnya adalah hasil interaksi antara individu-individu
dalam organisasinya (Robbins & Judge, 2008). Interaksi individu dalam sebuah organisasi
tidaklah sama antara satu dengan yang lainnya, hal ini dikarenakan bentuk kepribadian
yang dimiliki oleh masing-masing individu berbeda-beda. Mengamati dan mencermati
perbedaan individual perlu memperhatikan tentang perilaku dan kepribadian manusia.
Kepribadiaan merupakan konsep paling mendasar yang menjelaskan untuk serangkaian
perilaku yang khas dimana individu berpikir dan bertindak ketika ia sedang menyesuaikan
diri dalam lingkungannya. Manusia adalah faktor utama yang sangat penting dalam setiap
organisasi apapun bentuknya. Ketika manusia memasuki dunia organisasi maka itulah awal
perilaku manusia yang berada dalam organisasi itu (Widiansyah, 2018). Oleh karena
persoalan-persoalan manusia senantiasa berkembang berdasarkan situasi dan kondisi dan
semakin sulit dikendalikan, maka persoalan-persoalan organisasi dan khususnya persoalan
perilaku organisasi semakin hari semakin berkembang.
Konsep perilaku dari individu perlu dipelajari, karena kepribadian pada dasarnya
merupakan karakteristik psikologis dan perilaku dari individu yang sifatnya permanen,
yang membedakan satu individu dangan individu lainnya. Pimpinan organisasi dituntut
untuk dapat memahami kepribadian dari setiap individu agar pimpinan dapat mengetahui
bagaimana cara terbaik untuk menghadapi mereka, dan dapat menempatkan mereka pada
tempat yang sesuai, walau dalam kenyataannya dalam hal kesesuaian tenaga kerja yang
dibutuhkan terkait dengan faktor individu sebagai tenaga kerja, organisasi tidak selalu
benar mendapatkan dan menempatkan tenagan kerja yang benar-benar sesuai dengan
harapan dan tuntutan dalam pekerjaan. Hal tersebut semua individu, walaupun pola
perilakunya mungkin berbeda.
Ketiga unsur ini saling terkait dalam modal dasar perilaku individu dan berlaku kepada siapa
dan kapan saja (Kast & Rosenzweig, 1995). Setiap individu berperilaku ketika ada ransangan
dan memiliki sasaran tertentu. Perialku ke arah sasaran, timbul karena ada ransangan dan
semua perilaku ada penyebabnya. Yang pokok dalam proses ini adalah jarak antara kondisi
sekarang dengan kondisi yang diinginkan dan perilaku yang timbil untuk menutup jarak itu.
Ransangan disaring melalui system keinginan atau kebutuhan yang mungkin bermacam-
macam bentuknya.
Individu yang merasa dihargai dan diizinkan untuk berkontribusi dapat memberikan ide-ide
inovatif dan kreatif. Keberagaman pemikiran dan pendekatan dari berbagai individu dapat
menghasilkan solusi yang lebih baik dan lebih efisien
Pengembangan Karyawan
Organisasi yang memberikan kesempatan untuk pengembangan karyawan, baik melalui
pelatihan atau penugasan proyek-proyek khusus, dapat menciptakan tim yang lebih berkualitas
dan memotivasi karyawan untuk meningkatkan keterampilan mereka.
Kesinambungan Organisasi
Melalui kontribusi individu, organisasi dapat mencapai tujuan jangka panjangnya. Keberhasilan
individu dalam mencapai sasaran pribadi mereka juga dapat berkontribusi pada kesuksesan
keseluruhan organisasi.
Pengaruh individu dalam organisasi mencakup dampak yang dimiliki setiap anggota organisasi
terhadap kinerja dan dinamika keseluruhan. Ini termasuk kontribusi dalam hal keterampilan,
motivasi, kepemimpinan, komunikasi, dan adaptabilitas. Peran individu juga memainkan peran dalam
membentuk budaya organisasi dan mempengaruhi hubungan antarindividu serta tingkat inovasi.
Dengan kata lain, karakteristik dan kontribusi individu memiliki efek signifikan terhadap keberhasilan
dan perkembangan organisasi.
Pengaruh individu dalam organisasi mencakup sejumlah aspek yang dapat memengaruhi kinerja dan
dinamika organisasi secara keseluruhan. Berikut adalah beberapa poin yang menjelaskan pengaruh
individu dalam konteks organisasi:
Kinerja Individu:
Kemampuan, keterampilan, dan dedikasi individu secara langsung memengaruhi kinerja mereka
dalam pekerjaan. Kinerja individu yang baik dapat memberikan kontribusi positif terhadap
pencapaian tujuan organisasi.
Komunikasi:
Kemampuan komunikasi individu memengaruhi pemahaman, kerjasama, dan efektivitas tim.
Motivasi:
Motivasi individu, baik intrinsik maupun ekstrinsik, dapat memengaruhi tingkat usaha dan dedikasi
mereka terhadap pekerjaan. Karyawan yang termotivasi cenderung lebih produktif dan
berkontribusi lebih besar pada tujuan organisasi.
Peran-peran dalam organisasi mengacu pada fungsi atau tanggung jawab khusus yang dimainkan
oleh individu atau kelompok dalam mencapai tujuan organisasi. Berikut adalah beberapa
peranan umum dalam konteks organisasi:
Pemimpin:
Bertanggung jawab untuk memberikan arahan, menginspirasi, dan memotivasi tim atau
departemen untuk mencapai tujuan organisasi.
Manajer:
Mengelola sumber daya dan proses operasional untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
oleh organisasi.
Karyawan:
Melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang diberikan sesuai dengan peran spesifik mereka
dalam organisasi.
Kolaborator:
Berkontribusi dalam kerja tim dan berkolaborasi dengan rekan kerja atau departemen lain
untuk mencapai tujuan bersama.
Kommunikator:
Bertanggung jawab untuk menyampaikan informasi dengan jelas dan efektif, baik secara lisan
maupun tertulis, untuk memastikan pemahaman yang tepat di seluruh organisasi.
Setiap peran ini memiliki kontribusi uniknya sendiri dalam mencapai tujuan dan menjaga
kelangsungan organisasi. Keseluruhan dinamika organisasi sangat dipengaruhi oleh sejauh
mana individu atau kelompok mampu menjalankan peran mereka dengan efektif.
Pendekatan Psikologis:
Melibatkan pemahaman psikologi individu di dalam organisasi, termasuk motivasi, perilaku
kerja, kepemimpinan, dan dinamika kelompok. Teori-teori seperti teori motivasi dan teori
kepemimpinan berada di bawah pendekatan ini.
Pendekatan Sosiologis:
Fokus pada studi interaksi sosial di dalam organisasi, seperti dinamika kelompok, peran individu
dalam struktur sosial organisasi, dan dampak budaya organisasi terhadap individu.
Pendekatan Kepemimpinan:
Menyelidiki peran dan dampak pemimpin terhadap perilaku dan kinerja individu dalam organisasi.
Ini mencakup teori kepemimpinan, gaya kepemimpinan, dan dampak kepemimpinan terhadap
motivasi.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dalam merangkum makalah ini, dapat dinyatakan bahwa peran individu dalam suatu organisasi memiliki
dampak yang signifikan terhadap kinerja dan keberhasilan keseluruhan. Analisis mendalam terhadap
faktor-faktor seperti INDIVIDU DALAM ORGANISASI. menunjukkan bahwa efektivitas individu secara
langsung berkaitan dengan produktivitas dan kesehatan organisasi.
Makalah ini juga menyoroti perlunya pendekatan yang seimbang antara memberikan kebebasan dan
merancang struktur yang jelas untuk individu dalam organisasi. Fleksibilitas dan tanggung jawab pribadi
harus sejalan dengan tujuan organisasi untuk menciptakan lingkungan yang dinamis dan responsif
terhadap perubahan.
Selain itu, implementasi strategi manajemen kinerja yang efektif dan dukungan dari tingkat manajerial
dalam pengembangan individu menjadi faktor kritis dalam mencapai kesuksesan bersama. Kesimpulan
dari makalah ini adalah bahwa organisasi yang memberdayakan individu dengan cara yang tepat akan
melihat peningkatan dalam inovasi, produktivitas, dan retensi karyawan.
Untuk itu, diharapkan organisasi untuk terus menginvestasikan waktu dan sumber daya dalam
pengembangan individu, membangun budaya yang mendukung pertumbuhan, dan memberikan
penghargaan yang adil terhadap kontribusi setiap anggota. Kesimpulan ini menegaskan bahwa peran
individu yang dikelola dengan baik dapat menjadi kekuatan pendorong utama untuk mencapai tujuan
organisasi dan memastikan keberlanjutan jangka panjang.