Bab Vi Dan Vii Stratifikasi Industri Dan Bab Vi Organisasi Industri
Bab Vi Dan Vii Stratifikasi Industri Dan Bab Vi Organisasi Industri
Obyektif
Proses
Terlepas dari individu
Penggolongan
Subyektif
Hasil Definisi diri dalam
hubungan interaksi
BAB VII
ORGANISASI INDUSTRI
Sistem Interaksi
Masyarakat Umum
Memaksa
Langgeng
Identitas
Keanggotaan
Organisasi
Sosial Program
Prosedur
Kelompok Sosial
76
5. Kekuasaan referensi
Kekuasaan ini bersumber sifat-sifat pribadi
seorang pimpinan, dengan kekuasaan
referensinya yang tinggi ini pada umumnya
seorang pemimpin dikagumi.
6. Kekuasaan informasi :
Kekuasaan yang diperoleh seorang pemimpin
karena memiliki akses informasi dan merupakan
sumber informasi berharga.
Keterangan :
a. Memikul tanggung jawab :
Gagal berhasilnya tujuan, mutlak tanggung jawab
manager, meliputi :
- Keberhasilan menyelesaikan masalah
- Segala aktivitas
b. Menciptakan keseimbangan mencapai tujuan disertai
persaingan
c. Pemikir konsepsual = berpikir analisis
85
d. Bekerja dengan melalui orang lain : harus bisa
memotivasi
e. Sebagai penengah = bila ada konflik = bijaksana/adil
f. Politisi = mampu bertindak persuasif dan kompromi
demi tujuan
g. Diplomat = wakil resmi berbagai tujuan
pertemuan/hubungan dengan organisasi eksternal
h. Pembuat keputusan yang pelik = menyangkut
strategi, missi organisasi
a. Struktur
Organisasi dalam arti statis sering disebut
dengan istilah struktur, yang berarti cara mengatur
86
sesuatu atau konfigurasi atau kedudukan bagian-bagian
yang dihasilkan melalui proses pengaturan (organizing
process). Jadi bila kita berbicara tentang struktur atom,
struktur masyarakat atau struktur organisasi industri, ini
mempunyai pengertian yang ekuivalen dengan apa yang
kita bicarakan tentang bagan atau bentuk yang teratur
dari obyek yang bersangkutan.
b. Unsur-Unsur Organisasi
Berdasarkan apa yang telah diuraikan di atas,
maka setiap organisasi secara implisit memiliki unsur-
unsur sebagai berikut :
1. Pluralitas (keanekaragaman) bagian-bagian.
2. Penyesuaian antara bagian-bagian yang beraneka
ragam tersebut, dan
3. Kemampuan menyeluruh untuk melaksanakan tujuan
yang telah direncanakan.
Oleh karena itu, tubuh yang hidup khususnya
tubuh hewan-hewan yang lebih tinggi derajatnya, atau
manusia, merupakan contoh yang menyolok dari suatu
organisasi yang memiliki kemampuan untuk membentuk
keseimbangan (kepantasan) sebanyak bagian komponen
yang jamak dan bervariasi secara tidak terbatas, memiliki
kesempurnaan untuk mengkoordinir bagian-bagian
tersebut secara praktis, memiliki kemampuan menyeluruh
untuk menjalankan fungsi-fungsi yang patut (layak) dari
organisme atau fungsi-fungsi yang sangat unik sekalipun.
Dengan analogi ini maka pantaslah bila badan-badan
(tubuh) yang hidup (apakah manusia, hewan, atau
tumbuh-tumbuhan) dari organisasi disebut dengan
organisme.
87
Untuk menghilangkan kesukaran-kesukaran yang
mungkin timbul, kita dapat mencatat, bahwa walaupun
integrasi bagian-bagian di dalam organisme yang hidup
dapat dipastikan sempurna, kita tidak akan
mempertimbangkan dengan pasti bila integrasi yang
sempurna semacam itupun akan terjadi pada organisasi
manusia (Human Organization). Dalam kasus ini, adanya
saling menyesuaikan dan koordinasi antara individu-
individu yang membutuhkan sama sekali tidak akan
menghilangkan atau melenyapkan karakteristik pribadi
dan otonomi perilaku mereka. Kekuatiran semacam ini
secara bervariasi diekspresikan oleh beberapa penulis,
seperti William H. Whyte dalam bukunya The
Organization Man (1961). Dalam kenyataan, tidak ada
individu baik dalam arti politis maupun ekonomis dapat
dibandingkan dengan sel tubuh yang memiliki fungsi-
fungsi yang dapat dikemudiankan (ditangguhkan)
terhadap kepentingan tubuh yang bersangkutan, ataupun
tidak dapat dibandingkan dengan roda penggerak di
dalam suatu mesin yang tidak mempunyai fungsi-fungsi
lain di luar mesin tersebut. hal ini baru akan relevan bila
kita membandingkan antara organisasi formal dengan
organisasi informal.
d. Organisasi Formal
Organisasi formal dari suatu industri dapat
dibatasi sebagai organisasi yang dibentuk secara sengaja
dengan metode-metode ilmiah, dimana unsur manusia di
dalam industri yang bersangkutan memegang peranan
yang paling penting dalam rangka mencapai tujuan-
tujuan organisasi. Chester J. Barnard menggambarkan
organisasi formal sebagai suatu sistem aktivitas-aktivitas
atau kekuatan-kekuatan yang terkoordinir secara sadar
dari dua atau lebih orang-orang. Bentuk organisasi
semacam ini berbeda dengan organisasi informal yang
terbentuk dari hal-hal yang tidak dapat dimengerti, yaitu
kelompok-kelopok yang terbentuk secara spontan atau
tanpa disengaja, dimana tujuan-tujuan yang ada atau
struktur tidak dapat dibatasi secara jelas atau tidak dapat
dibedakan secara metode keilmuan yang jelas.
Chester J. Barnard membatasi ciri-ciri organisasi
formal industri secara umum sebagai berikut :
(1) Organisai formal bersifat inpersonal atau abstrak,
yaitu organisasi formal industri yang secara langsung
berhubungan dengan pembentukan pekerjaan
(jabatan) atau peran, dan hanya berhubungan secara
tidak langsung dengan orang-orang yang membentuk
atau menjalankan jabatan atau peran yang
bersangkutan. Misalnya ada tiga jabatan, yakni
manajer produk, kepala bagian persediaan, dan
supervisor (penyelia) mutu produksi yang diperankan
oleh tiga individu yang berbeda.
91
(2) Organisasi formal mempunyai sifat dimana ada
hubungan diantara anggota-anggotanya yang telah
dirancang sedemikian rupa. Ini berarti hubungan
formal mereka terjadi oleh karena adanya unsur
kesengajaan dalam rangka pembagian kerja sesuai
dengan rencana yang sudah disusun berdasarkan
pola-pola tertentu sesuai dengan prinsip-prinsi atau
pendapat-pendapat yang telah disetujui dalam
organisasi.
(3) Organisasi formal mempunyai sifat, dimana satu
bagian dari organisasi merupakan bagian dari sistem
yang lebih luas. Dalam sistem yang lebih luas ini,
unsur-unsur yang bersifat materi maupun yang bukan
materi dapat terlibat di dalamnya, misalnya potensi
ekonomi dari negara dimana organisasi tersebut
berada, sistem administrasi dan politik dan nilai-nilai
sosial, dan etis yang terdapat pada lingkungan hidup
manusia di sekitarnya. Semua ini, langsung atau tidak
langsung mempengaruhi organisasi formal yang ada
di dalam suatu perusahaan industri.
Selain itu, sifat-sifat impersonalitas, abstrak dan
penuh dengan maksud/tujuan dari organisasi formal ini
memberikannya suatu derajat keluwesan dan penyesuaian
diri yang hebat, sehingga dapat digambarkan secara
mudah di dalam suatu bagan organisasi, dapat dipelajari
baik secara kuantitatif maupun kualitatif, dan dapat pula
dirubah atau ditambah sesuai dengan maksud/tujuan
sebagaimana layaknya suatu rencana dalam bentuk
“Cetak Biru” (Bluprint). Disamping itu juga, tingkatan
wewenang, garis komunikasi dan hubungan-hubungan
fungsional dari suatu organisasi formal lebih mudah
dinilai secara ilmiah. Hal semacam ini tidak dapat
dilakukan pada organisasi informal dimana kompleksitas,
instabilitas dan variabilitas yang ada menimbulkan
92
kesulitan yang tinggi untuk menangani dan
mempelajarinya.
Direktur
Direktur
Pelaksan
Hukum Ekonomi
a Pengembangan Teknik Staf
Dept
Pengawasan Personil Pabrik Engineering Penjualan Pembelian
Management
Sub-Dept
Management
Pemeliharaan
Workers
96
Organisasi tingkat atas juga secara utama bertanggung
jawab terhadap kualitas hubungan-hubungan diantara
manajer dan para pekerja di dalam pabrik. Apabila
organisasi tingkat atas tidak menjalankan fungsi-
fungsinya secara efisien, maka usaha-usaha terbaik yang
sudah dilakukan oleh organisasi tingkat menengah dan
bawah akan menjadi gagal”.
Pada gambar struktur organisasi tersebut di atas dapat
terlihat bahwa makin tinggi jabatan sesorang semakin
besar tanggung jawabnya. Setiap terjadi masalah,
pemecahannya diserahkan kepada orang yang
kedudukannya lebih tinggi. Bila terjadi perselisihan
antara kepala bagian, masalahnya akan diputuskan
manager yang bersangkutan, demikian seterusnya.
g. Organisasi Informal
Sebagaimana sudah dijelaskan sebelumnya,
organisasi informal merupakan bentuk organisasi yang
timbul secara spontan (Spontaneous Organization),
dimana hubungan sosial antara sesama anggotanya dapat
terjadi kapanpun dan dimana saja.. Organisasi ini
tercermin secara lebih jelas (menyolok) di dalam bentuk
kelompok-kelompok kecil yang timbul di setiap tempat
di dalam organisasi industri. Tindakan setiap anggota
tidak terencana dan tidak terduga, dan hubungan-
hubungan sosial yang terjadi serta struktur manapun
kepemimpinan mereka timbul secara spontan.
Berdasarkan ukurannya, maka bentuk-bentuk
kelompok informal yang mungkin timbul dapat
diidentifikasi secara sederhana sebagai berikut :
(1) Keseluruhan organisasi informal dari suatu pabrik,
yang dipandang sebagai suatu sistem kelompok-
kelompok yang berpautan satu sama lainnya. Para
ahli sosiologi menyebut kelompok ini sebagai
kelompok sekunder (Secondary Group), yaitu suatu
kelompok yang relatif besar dimana para anggotanya
tidak bertemu satu sama lainnya melalui kontak
pribadi atau tatap muka, tetapi melalui hubungan-
hubungan dan kategori-kategori kontak yang relatif
besifat abstrak.
(2) Beberapa kelompok (biasanya berjumlah besar) yang
timbul atas dasar kepentingan pribadi (khusus),
seperti : Serikat Dagang, kelompok-kelompok olah
raga (sport), serikat buruh dan lain sebagainya.
Karena jumlah anggota ini cukup banyak, maka
kelompok ini biasanya sering juga disebut sebagai
kelompok sekunder.
100
(3) Kelompok Primer Inti (Batih), yang terbentuk karena
masing-masing anggotanya satu sama lain
berhubungan secara kontak pribadi atau tatap muka.
Dalam organisasi industri mereka biasanya terbentuk
dalam basis suatu pekerjaan, misalnya kelompok ahli
fisika, kelompok ahli mesin, kelompok ahli ekonomi,
persatuan insinyur dan lain sebagainya, keluarga,
gang, kelompok bermain dan sebagainya.
(4) Kelompok Primer Teman-teman Karib (Intim), yang
terdiri dari dua atau tiga (dan jarang lebih dari tiga)
orang individu, yang mempunyai hubungan intim
yang sangat menyenangkan, seperti suatu kelompok
teman-teman akrab, kelompok yanganggota saling
menyintai dan lain sebagainya. Kelompok yang lebih
besar termasuk kelompok inti.
(5) Individu yang terisolir, yang jarang berpartisipasi
dengan kegiatan sosial apapun, seperti pasak yang
tenggelam dalam lubangnya, dan kelompok ini sering
hadir sebagai anggota pasif dari kelompok manapun
(kecuali kelompok primer intim). Dan individu ini
merupakan komponen yang potensial dalam
kelompok-kelompok tersebut.