SAMBUTAN
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Provinsi Sulawesi Tengah saat ini dinilai
sudah tidak relevan tidak berbasis
keberlanjutan lingkungan dan kebencanaan.
Atas dasar itu, revisi RTRW Provinsi Sulawesi
Tengah perlu dilakukan. Upaya dalam
memaksimalkan Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) Provinsi Sulawesi Tengah
dengan kondisi kerentanan bencana yang
cukup tinggi, membutuhkan kajian
lingkungan hidup (KLHS) sebagai instrumen
yang memastikan bahwa Kebijakan rencana
program dalam RTRW Provinsi Sulawesi
Tengah telah melewati proses kajian
lingkungan hidup.
KLHS RTRW Provinsi Sulawesi Tengah
telah mengintegrasikan hasil Validasi KLHS
Perubahan Peruntukan dan Fungsi Kawasan
Hutan (No. S.1871/MENLHKPKTL/PDLKWS/
OTL.O/11/ 2020) dan
SK.452/MENLHK/SETJEN/PA.0 /11/2020
tentang Perubahan Peruntukkan Kawasan
Hutan.
Rencana tata ruang menyediakan
kerangka kerja menyeluruh untuk beberapa
intervensi dengan potensi dampak serius
pada ekosistem dan kelompok pemangku
kepentingan terkait. KLHS menggabungkan “Tujuan yang ingin dicapai dari Kajian
serangkaikan pendekatan analitis dan Lingkungan Hidup Strategis ini yaitu
partisipatif yang bertujuan untuk mengintegrasikan prinsip-prinsip
mengintegrasikan pertimbangan lingkungan pembangunan berkelanjutan di dalam
ke dalam kebijakan, rencana, dan program kebijakan, rencana dan program
dan mengevaluasi keterkaitannya dengan pembangunan yang termuat dalam
pertimbangan ekonomi dan sosial. KLHS rancangan RTRW Provinsi Sulawesi Tengah”.
memainkan peran proaktif dalam
mengintegrasikan isu-isu yang terkait dengan
keberlanjutan ke dalam perencanaan
pembangunan regional yang selaras dengan
kebijakan nasional.
RINGKASAN EKSEKUTIF KLHS RTRW SULAWESI TENGAH | 3
Penyelenggaraan KLHS
Penyelenggaraan KLHS merujuk pada Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2016 dan
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 69 Tahun 2017.
Penyelenggaraan KLHS dilakukan melalui tiga tahap persiapan dan sebelas tahap
pelaksanaan, yakni:
A. Tahap persiapan
1. Identifikasi pemangku kepentingan
2. Pembentukan Pokja
3. Penyusunan kerangka acuan kerja
B. Tahap Pelaksanaan
1. Identifikasi dan perumusan Isu pembangunan berkelanjutan (PB)
2. Identifikasi Isu PB paling strategis
3. Identifikasi isu PB prioritas
4. Identifikasi materi muatan KRP yang berpotensi menimbulkan pengaruh pada
lingkungan hidup
5. Analisis pengaruh hasil isu PB prioritas dengan materi muatan KRP
6. Kajian 6 muatan KLHS
7. Rumusan Alternatif
8. Penyusunan Rekomendasi
9. Penjaminan Kualitas
10. Pendokumentasian
11. Validasi
RINGKASAN EKSEKUTIF KLHS RTRW SULAWESI TENGAH | 4
4. Perwujudan Sistem 1. Menetapkan kebijakan energi untuk 1. BAB III yang akan diperdetail Indikasi Arahan Peraturan
Jaringan Energi menyediakan kerangka kerja jangka dalam Sistem Zonasi daerah Zonasi untuk Sistem Jaringan
panjang sistem energi Sulawesi Kabupaten/Kota di Sulawesi Energi, Pasal 60, ayat 3.
Tengah. Kebijakan ini mencakup Tengah
1. Perwujudan 1. Meningkatkan efisiensi 1. BAB III yang akan diperdetail Indikasi Arahan Peraturan Zonasi
Kawasan Pertanian pemanfaatan air melalui dalam Sistem Zonasi daerah untuk Kawasan Pertanian, Pasal
peningkatan kapasitas dan kualitas Kabupaten/Kota di Sulawesi 73
jaringan irigasi pada kawasan yang Tengah
2. Perwujudan 1. Penetapan dan pemanfaatan ruang 1. BAB III yang akan diperdetail Indikasi Arahan Peraturan Zonasi
Pengembangan untuk kawasan pertambangan harus dalam Sistem Zonasi daerah untuk Kawasan Pertambangan,
Kawasan memperhatikan daya dukung dan daya Kabupaten/Kota di Sulawesi Pasal 75
Pertambangan tampung lingkungan hidup dan risiko Tengah
bencana alam 2. BAB IV, Sub Bab Kawasan
2. Wajib menyusun kajian kelayakan Peruntukkan Pertambangan
lokasi dan kelayakan lingkungan dalam 3. BAB VII. Arahan Pengendalian
WIUP (wilayah izin usaha Pemanfaatan Ruang Wilayah,
pertambangan) yang ketat dalam Indikasi Arahan Peraturan
penentuan lokasi pertambangan Zonasi untuk Kawasan
mineral logam dan batuan . Pertambangan
3. Wajib melaksanakan program 4. Indikasi Program, 2.5
monitoring dan evaluasi sesuai dengan Perwujudan Kawasan
(izin usaha pertambangan) IUP yang Pertambangan, huruf h dan p.
diterbitkan dan dalam jangka waktu
yang telah disepakati dalam kontrak
secara berkala.
4. Program penyusunan rencana zonasi
wilayah pertambangan berkelanjutan,
terutama dalam melindungi dan
mengelola lingkungan pra serta pasca
kegiatan tambang. Sesuai dengan