Anda di halaman 1dari 63

TABEL PEMERIKSAAN MANDIRI MATERI MUATAN

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR…TAHUN 2024


TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG WILAYAH PERENCANAAN PANYIPATAN
Nomor :
Tanggal :
Sistematika Rancangan
Kriteria Muatan RTR
No. Peraturan Bupati RDTR Kondisi Eksisting di Daerah Muatan Raperbup Penilaian Mandiri
Berdasarkan NSPK
WP Panyipatan
1 2 3 4 5 6
1 TUJUAN PENATAAN WP Tujuan penataan WP berisi Perkotaan Panyipatan BAB III 1. Tujuan penataan
tema yang akan direncanakan merupakan pusat kegiatan TUJUAN PENATAAN WILAYAH ruang WP Panyipatan
di BWP: DASAR PERUMUSAN: yang melayani skala PERENCANAAN mendukung Tujuan
a) Arahan pencapaian kecamatan dan atau beberapa penataan ruang RTRW
sebagaimana ditetapkan desa, dan sebagai kawasan Pasal 4 Kabupaten Tanah
dalam RTRW pendukung hilirisasi Laut Nomor 3 Tahun
kabupaten/kota; pertanian, dan peternakan Penataan WP Panyipatan 2016- 2036
b) Isu strategis wilayah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2. Tujuan telah mengacu
perencanaan, yang antara 2 huruf a bertujuan untuk pada RPJMD dan
lain dapat berupa potensi, Mewujudkan WP Panyipatan sebagai RPJPD
masalah, dan urgensi kawasan strategis ekonomi regional
penanganan; dan berbasis pengembangan
c) Karakteristik wilayah infrastruktur wilayah dengan
perencanaan. kegiatan pariwisata, pertanian,
KRITERIA PERUMUSAN: perkebunan yang berwawasan
a) keseimbangan dan lingkungan berkelanjutan.
keserasian antarbagian dari
wilayah kabupaten/kota
b) fungsi dan peran WP
c) potensi investasi
d) kondisi sosial dan
lingkungan WP; peran
masyarakat dalam
pembangunan
e) prinsip-prinsip yang
merupakan penjabaran dari
tujuan tersebut.
2 RENCANA STRUKTUR BAB IV
RUANG RENCANA STRUKTUR RUANG
Sistematika Rancangan
Kriteria Muatan RTR
No. Peraturan Bupati RDTR Kondisi Eksisting di Daerah Muatan Raperbup Penilaian Mandiri
Berdasarkan NSPK
WP Panyipatan
1 2 3 4 5 6

Bagian Kesatu
Umum

Pasal 5

(1) Rencana Struktur Ruang


sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 huruf b meliputi:
a. rencana pengembangan
pusat pelayanan;
b. rencana jaringan
transportasi; dan
c. rencana jaringan prasarana.
(2) Rencana Struktur Ruang
sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) digambarkan dalam peta
dengan ketelitian geometri dan
ketelitian detail informasi skala
1:5.000 tercantum dalam
Lampiran III yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Bupati ini.
3 Rencana Pengembangan Rencana pengembangan pusat 1. Berdasarkan arahan RTRW Bagian Kedua 1. Telah diakomodir
Pusat Pelayanan pelayanan merupakan Kabupaten Tanah Laut dengan Perda
Rencana Pengembangan Pusat
distribusi pusat-pusat Nomor 3 Tahun 2016-2036 Kabupaten tanah
Pelayanan
pelayanan di dalam WP yang WP Panyipatan diarahkan laut Nomor 3 Tahun
akan melayani sub WP, dapat sebagai PPL. 2016 tentang
Pasal 6
meliputi: 2. Perkotaan Panyipatan Rencana Tata Ruang
(1) Rencana pengembangan pusat
merupakan pusat kegiatan Wilayah Kabupaten
1) pusat pelayanan pelayanan sebagaimana
pertanian, perkebunan, Tanah Laut 2016-
kota/kawasan perkotaan; dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1)
permukiman, kesehatan, 2036
2) sub pusat pelayanan huruf a meliputi:
industri kecil-menengah, 2. Telah diakomodir
kota/kawasan perkotaan; a. pusat pelayanan
perdagangan dan jasa yang dengan nomenklatur
dan kota/kawasan perkotaan;
melayani skala kecamatan dan substansi dalam
Sistematika Rancangan
Kriteria Muatan RTR
No. Peraturan Bupati RDTR Kondisi Eksisting di Daerah Muatan Raperbup Penilaian Mandiri
Berdasarkan NSPK
WP Panyipatan
1 2 3 4 5 6
3) pusat pelayanan dan atau beberapa desa b. sub pusat pelayanan peraturan Menteri
lingkungan, berupa: kota/kawasan perkotaan; ATR/Ka BPN No. 11
1. pusat lingkungan dan tahun 2021
kecamatan; dan/atau c. pusat pelayanan lingkungan. 3. Penetapan PPK,
2. pusat lingkungan (2) Pusat pelayanan kota/kawasan SPPK, dan PPL telah
kelurahan. perkotaan sebagaimana disesuaikan dengan
dimaksud pada ayat (1) huruf a kriteria Mendukung
terdapat di SWP V.A pada Blok tujuan penataan
V.A.2, dan Blok V.A.3. ruang WP
(3) Sub pusat pelayanan Panyipatan
kota/kawasan perkotaan
sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf b terdapat di :
a. SWP V.A pada Blok V.A.4;
b. SWP V.B pada Blok V.B.1,
Blok V.B.2; dan
c. SWP V.C pada Blok V.C.1,
Blok V.C.2, dan Blok V.C.3.
(4) Pusat pelayanan lingkungan
sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf c berupa pusat
lingkungan kelurahan/desa
terdapat di:
a. SWP V.A pada Blok V.A.1,
Blok V.A.2, dan Blok V.A.4;
b. SWP V.B pada Blok V.B.1,
Blok V.B.2; dan
c. SWP V.C pada Blok V.C.1,
Blok V.C.2.
(5) Rencana pengembangan pusat
pelayanan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1)
digambarkan dalam peta dengan
ketelitian geometri dan ketelitian
detail informasi skala 1:5.000
Sistematika Rancangan
Kriteria Muatan RTR
No. Peraturan Bupati RDTR Kondisi Eksisting di Daerah Muatan Raperbup Penilaian Mandiri
Berdasarkan NSPK
WP Panyipatan
1 2 3 4 5 6
tercantum dalam Lampiran III.A
yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan
Bupati ini.

Bagian Ketiga
Rencana Jaringan Transportasi

Pasal 7
(1) Rencana jaringan transportasi
sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 5 ayat (1) huruf b meliputi:
a. jalan umum; dan
b. jembatan;
(2) Rencana jaringan transportasi
WP Panyipatan digambarkan
dalam peta dengan ketelitian
geometri dan ketelitian detail
informasi skala 1:5.000
sebagaimana tercantum dalam
Lampiran III.B yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Bupati ini.
2.2.1 Jalan Umum Untuk RDTR kawasan perkotaan Sesuai SK Jalan terdapat Paragraf 1 (1) Telah diakomodir
di kabupaten, terdiri atas: jalan arteri primer, kolektor Jalan umum dengan Perda
a) jaringan jalan sesuai dengan sekunder, lokal primer, Kabupaten tanah laut
yang termuat dalam RTRW lingkungan primer dan Pasal 8 Nomor 3 Tahun 2016
kabupaten; lingkungan skunder yang (1) Jalan umum sebagaimana tentang Rencana Tata
b) jaringan jalan sistem melintas di WP Panyipatan dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) Ruang Wilayah
sekunder di kawasan huruf a meliputi: Kabupaten Tanah
perkotaan meliputi jalan a. jalan kolektor primer; Laut 2016-2036 dan
kolektor sekunder; dan b. jalan kolektor sekunder; RTRW Provinsi
c) jaringan jalan lingkungan c. jalan lokal primer; Kalimantan Selatan
primer. d. jalan lingkungan primer; dan Tahun 2023-2042
Sistematika Rancangan
Kriteria Muatan RTR
No. Peraturan Bupati RDTR Kondisi Eksisting di Daerah Muatan Raperbup Penilaian Mandiri
Berdasarkan NSPK
WP Panyipatan
1 2 3 4 5 6
e. jalan lingkungan sekunder; (2) Telah diakomodir
(2) Jalan kolektor primer dengan SK jalan
sebagaimana dimaksud pada nasional dan SK jalan
ayat (1) huruf a berupa ruas kabupaten yang
jalan Pelaihari – Batakan berlaku
melintas di SWP V.A, dan SWP (3) Telah diakomodir
V.B. dengan Konsep Revisi
(3) Jalan kolektor sekunder keputusan menteri
sebagaimana dimaksud pada PUPR No.
ayat (1) huruf b berupa ruas 248/KPTS/2015
jalan Seberang Bukit Timah Tentang Fungsi Jalan
Batakan melintas di SWP V.C. (4) Keputusan Gubernur
(4) Jalan lokal primer sebagaimana Kalimantan Selatan
dimaksud pada ayat (1) huruf c Nomor
melintas di SWP I.A, SWP V.B, 188.44/0142/KUM/2
dan SWP V.C. 023
(5) Jalan lingkungan primer
sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf d melintas di SWP
V.A, dan SWP V.B.
(6) Jalan lingkungan sekunder
sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf e melintas di SWP
I.A, SWP V.B, dan SWP V.C.

2.2.4. Jembatan Rencana jembatan tersebar di Paragraf 2 Telah diakomodir dengan


seluruh WP Panyipatan Jembatan nomenklatur dan
substansi dalam
Pasal 9 peraturan Menteri
Jembatan sebagaimana dimaksud ATR/Ka BPN No. 11
dalam Pasal 7 ayat (1) huruf b tahun 2021
terdapat di:
a. SWP V.A pada Blok V.A.1,
dan Blok V.A.4;
b. SWP V.B pada Blok V.B.1;
Sistematika Rancangan
Kriteria Muatan RTR
No. Peraturan Bupati RDTR Kondisi Eksisting di Daerah Muatan Raperbup Penilaian Mandiri
Berdasarkan NSPK
WP Panyipatan
1 2 3 4 5 6
dan
c. SWP V.C pada Blok V.C.2,
dan Blok V.C.3.

2.2.6. Rencana Jaringan Bagian Keempat


Prasarana Rencana Jaringan Prasarana

Paragraf 1
Umum

Pasal 10
(1) Rencana jaringan prasarana
sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 5 ayat (1) huruf c meliputi:
a. rencana jaringan energi;
b. rencana jaringan
telekomunikasi;
c. rencana jaringan sumber
daya air;
d. rencana jaringan air minum;
e. rencana pengelolaan air
limbah dan pengelolaan
limbah bahan berbahaya dan
beracun (B3);
f. rencana jaringan
persampahan;
g. rencana jaringan drainase;
dan
h. rencana jaringan prasarana
lainnya.

Rencana Jaringan Energi Kriteria Rencana jaringan Paragraf 2 Telah diakomodir dengan
energi, Meliputi : Rencana Jaringan Energi Perda Kabupaten tanah
laut Nomor 3 Tahun 2016
a) jaringan infrastruktur Pasal 11 tentang Rencana Tata
minyak dan gas bumi, terdiri
Sistematika Rancangan
Kriteria Muatan RTR
No. Peraturan Bupati RDTR Kondisi Eksisting di Daerah Muatan Raperbup Penilaian Mandiri
Berdasarkan NSPK
WP Panyipatan
1 2 3 4 5 6
(1) Rencana jaringan energi Ruang Wilayah Kabupaten
atas: sebagaimana dimaksud dalam Tanah Laut 2016- 2036
1) jaringan yang Pasal 12 huruf a meliputi:
menyalurkan minyak a. Infrastruktur pembangkit
dan gas bumi dari listrik;
fasilitas produksi ke b. jaringan distribusi tenaga
kilang pengolahan listrik; dan
dan/atau tempat c. gardu listrik.
penyimpanan; dan/atau (2) Infrastruktur Pembangkitan Listr
2) jaringan yang ik sebagaimana dimaksud pada
menyalurkan gas bumi ayat (1) huruf berupa pembangki
dari kilang pengolahan t listrik tenaga bayu (PLTB)
ke konsumen. yaitu Pembangkit Listrik Tenaga
(b) jaringan penyaluran Bayu (PLTB) Panyipatan
ketenagalistrikan, terdiri terdapat di SWP V.A pada Blok
atas: A.3.
1) jaringan transmisi dan
(3) Jaringan distribusi tenaga listrik
distribusi tenaga listrik sebagaimana dimaksud pada
untuk menyalurkan ayat (1) huruf b meliputi:
tenaga listrik a. saluran udara tegangan
antarsistem sesuai menengah (SUTM) melintas
dengan RTRW di SWP V.A, SWP V.B, SWP
kabupaten/kota, dapat V.C; dan
berupa: b. saluran udara tegangan
 saluran udara
rendah (SUTR) melintas di
tegangan ultra tinggi SWP V.A, SWP V.B, dan SWP
(SUTUT); V.C.
 saluran udara
(4) Gardu listrik sebagaimana
tegangan ekstra tinggi dimaksud pada ayat (1) huruf c
(SUTET); berupa gardu distribusi terdapat
 saluran udara di:
tegangan tinggi a. SWP V.A pada Blok V.A.1,
(SUTT); Blok V.A.3, dan Blok V.A.4;
 saluran udara b. SWP V.B pada Blok V.B.1;
tegangan tinggi arus dan
searah (SUTTAS);
Sistematika Rancangan
Kriteria Muatan RTR
No. Peraturan Bupati RDTR Kondisi Eksisting di Daerah Muatan Raperbup Penilaian Mandiri
Berdasarkan NSPK
WP Panyipatan
1 2 3 4 5 6
 saluran udara
tegangan menengah
(SUTM);
 saluran udara
tegangan rendah
(SUTR);
 saluran kabel
tegangan menengah
(SKTM); dan/atau
 saluran
transmisi/distrib c. SWP V.C pada Blok V.C.1,
silainnya. Blok V.C.2.
2) gardu listrik, meliputi: (5) Rencana jaringan energi
 gardu induk yang sebagaimana dimaksud pada
berfungsi untuk ayat (1) digambarkan dalam peta
menurunkan dengan ketelitian geometri dan
tegangan dari jaringan ketelitian detail informasi skala
subtransmisi menjadi 1:5.000 tercantum dalam
tegangan menengah; Lampiran III.C yang merupakan
 gardu hubung yang bagian tidak terpisahkan dari
berfungsi untuk Peraturan Bupati ini.
membagi daya listrik
dari gardu induk
menuju gardu
distribusi; dan
 gardu distribusi yang
berfungsi untuk
menurunkan
tegangan primer
menjadi tegangan
sekunder
Rencana Jaringan Rencana Jaringan Pelayanan telekomunikasi Paragraf1.1 Telah diakomodir
Telekomunikasi Telekomunikasi (tetap dan saat ini di WP Panyipatan dengan Perda
bergerak), terdiri atas: berupa beberapa tower Paragraf 3 Kabupaten tanah
telekomunikasi yang sudah Rencana Jaringan Telekomunikasi laut Nomor 3 Tahun
a) Infrastruktur dasar
Sistematika Rancangan
Kriteria Muatan RTR
No. Peraturan Bupati RDTR Kondisi Eksisting di Daerah Muatan Raperbup Penilaian Mandiri
Berdasarkan NSPK
WP Panyipatan
1 2 3 4 5 6
dapat melayani seluruh 2016 tentang
telekomunikasi yang berupa kawasan di WP Panyipatan Pasal 12 Rencana Tata Ruang
lokasi pusat automatisasi Wilayah Kabupaten
(1) Rencana jaringan
sambungan telepon; Tanah Laut 2016-
telekomunikasi sebagaimana
b) jaringan telekomunikasi 2036
dimaksud dalam Pasal 12 huruf
telepon kabel yang berupa 2. Telah diakomodir
b meliputi:
lokasi stasiun telepon dengan data jaringan
a. jaringan tetap; dan
otomat, rumah kabel, dan bergerak seluler
b. jaringan bergerak seluler.
kotak pembagi; (BTS) dari
c) sistem televisi kabel (2) Jaringan tetap sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a Diskominfo
termasuk lokasi stasiun Kabupaten Tanah
transmisi; berupa serat optik melintasi
seluruh SWP Laut Tahun 2020
d) jaringan telekomunikasi
telepon nirkabel yang (3) Jaringan bergerak seluler
berupa lokasi menara sebagaimana dimaksud pada
telekomunikasi termasuk ayat (1) huruf b berupa menara
menara Base Transceiver base transceiver station (BTS)
Station (BTS); terdapat di:
e) jaringan serat optik; dan a. SWP V.A pada Blok V.A.3,
f) peningkatan pelayanan dan Blok V.A.4;
jaringan telekomunikasi b. SWP V.B pada Blok V.B.1;
dan
c. SWP V.C pada Blok V.C.1.
(4) Rencana jaringan
telekomunikasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1)
digambarkan dalam peta dengan
ketelitian geometri dan ketelitian
detail informasi skala 1:5.000
tercantum dalam Lampiran III.D
yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan
Bupati ini.

Rencana Jaringan Rencana jaringan sumber daya WP Panyipatan dilintasi oleh Paragraf 4 Telah diakomodir dengan
Sumber Daya Air air meliputi: jaringan irigasi primer, irigasi Rencana Jaringan Sumber Daya Air Perda Kabupaten tanah
Sistematika Rancangan
Kriteria Muatan RTR
No. Peraturan Bupati RDTR Kondisi Eksisting di Daerah Muatan Raperbup Penilaian Mandiri
Berdasarkan NSPK
WP Panyipatan
1 2 3 4 5 6
1. Sistem Jaringan Irigasi sekunder, irigasi tersier dan laut Nomor 3 Tahun 2016
a. Jaringan Irigasi Primer; irigasi air tanah Pasal 13 tentang Rencana Tata
b. Jaringan Irigasi (1) Rencana jaringan sumber daya Ruang Wilayah Kabupaten
Sekunder; air sebagaimana dimaksud Tanah Laut 2016- 2036
c. Jaringan Irigasi Tersier; dalam Pasal 12 huruf c meliputi:
dan a. sistem jaringan irigasi; dan
d. Jaringan Irigasi Air b. bangunan sumber daya air.
Tanah. (2) Sistem jaringan irigasi
2. Sistem jaringan air bersih sebagaimana dimaksud pada
3. Sistem Pengendalian ayat (1) huruf a meliputi:
Banjir, meliputi: a. jaringan irigasi primer
a. Jaringan pengendalian melintas di SWP V.A, dan
banjir; dan SWP V.B;
b. Bangunan pengendalian b. jaringan irigasi sekunder
banjir melintas di SWP V.A, dan
4. Bangunan Sumber Daya Air SWP V.B;
a. Pintu Air; c. jaringan irigasi tersier
b. Bendungan; dan melintas di SWP V.A; dan
c. Prasarana Irigasi. d. jaringan irigasi air tanah
melintas di SWP V.A, SWP
V.B, dan SWP V.C.
(3) Bangunan sumber daya air
sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf b berupa
bendungan yang terdapat di
SWP V.A pada Blok V.A.4.
(4) Rencana jaringan sumber daya
air sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) digambarkan dalam peta
dengan ketelitian geometri dan
ketelitian detail informasi skala
1:5.000 tercantum dalam
Lampiran III.E yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Bupati ini.
Sistematika Rancangan
Kriteria Muatan RTR
No. Peraturan Bupati RDTR Kondisi Eksisting di Daerah Muatan Raperbup Penilaian Mandiri
Berdasarkan NSPK
WP Panyipatan
1 2 3 4 5 6

Rencana Jaringan Air Kriteria rencana jaringan air Eksisting WP Panyipatan Paragraf 5 1. Telah diakomodir
Minum minum meliputi: sebagian besar sudah Rencana Jaringan Air Minum dengan Perda
1. Jaringan perpipaan, terdiri terlayani jaringan perpipaan Kabupaten tanah laut
atas: PDAM Pasal 14 Nomor 3 Tahun 2016
a. unit air baku; (1) Rencana jaringan air minum tentang Rencana Tata
b. unit produksi unit sebagaimana dimaksud dalam Ruang Wilayah
produksi yang berupa Pasal 12 huruf d meliputi: Kabupaten Tanah
bangunan pengambil air a. jaringan perpipaan; dan Laut 2016-2036
baku; b. bukan jaringan perpipaan. 2. Telah diakomodir
c. unit distribusi unit (2) Jaringan perpipaan sebagaimana dengan data jaringan
distribusi berupa pipa dimaksud pada ayat (1) meliputi: distribusi air bersih
transmisi air baku; dan a. Unit distribusi berupa dari PDAM Kabupaten
d. unit pelayanan yang jaringan distribusi pembagi Tanah Laut tahun
berupa pipa unit melintas di SWP I.A, SWP 2021
distribusi hingga V.B, dan SWP V.C.
persil/bidang; dan/atau (3) Bukan jaringan perpipaan
e. bangunan penunjang sebagaimana dimaksud pada
dan bangunan ayat (1) huruf b meliputi:
pelengkap a. bangunan penampung air
2. Jaringan non-perpipaan, terdapat di SWP V.A pada
yang terdiri atas: Blok V.A.3, dan SWP V.B
a. sumur dangkal; pada Blok V.B.1;
b. bak penampungan air b. bangunan pengambil air
hujan; dan baku terdapat di SWP V.B
c. terminal air. pada Blok V.B.2;
c. bangunan penangkap mata
air terdapat di SWP V.B pada
Blok V.B.2; dan
d. hidran umum terdapat pada
SWP V.A pada Blok V.A.3.
(4) Rencana jaringan air minum
sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) digambarkan dalam peta
dengan ketelitian geometri dan
Sistematika Rancangan
Kriteria Muatan RTR
No. Peraturan Bupati RDTR Kondisi Eksisting di Daerah Muatan Raperbup Penilaian Mandiri
Berdasarkan NSPK
WP Panyipatan
1 2 3 4 5 6
ketelitian detail informasi skala
1:5.000 tercantum dalam
Lampiran III.F yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Bupati ini.

Rencana Pengolahan Air Kriteria rencana pengelolaan air Terdapat pengelolaan limbah Paragraf1.1 Telah diakomodir
Limbah Bahan limbah yaitu: bahan berbahaya dan Rencana Pengelolaan Air Limbah dan dengan Perda
Berbahaya dan Beracun a) Sistem pengelolaan air beracun (B3) pada fasilitas- Pengelolaan Limbah Bahan Kabupaten tanah
(B3) limbah (SPAL) setempat, fasilitas kesehatan di WP Berbahaya dan Beracun (B3) laut Nomor 3 Tahun
meliputi: Panyipatan 2016 tentang
1) subsistem Pasal 1 Rencana Tata Ruang
(1) Rencana pengelolaan air limbah Wilayah Kabupaten
pengolahan setempat; dan pengelolaan limbah bahan Tanah Laut 2016-
2) subsistem pengangkutan; berbahaya dan beracun (B3) 2036
dan sebagaimana dimaksud dalam 2. Telah diakomodir
3) subsistem pengolahan Pasal 10 huruf e meliputi dengan data dari
lumpur tinja. a. sistem pengelolaan air DPRKPLH hingga
b) Sistem pengelolaan air limbah domestik terpusat; tahun 2021
limbah (SPAL) terpusat, dan
meliputi: b. sistem pengelolaan limbah
1) subsistem pelayanan yang bahan berbahaya dan
terdiri atas pipa tinja, pipa beracun (B3).
non tinja bak perangkap (2) Sistem pengelolaan air limbah
lemak dan minyak dari domestik terpusat sebagaimana
dapur, pipa persil, bak dimaksud pada ayat (1) huruf a
kontrol, dan lubang berupa subsistem pengolahan
inspeksi; terpusat.
2) subsistem pengumpulan (3) Subsistem pengolahan terpusat
yang terdiri atas pipa sebagaimana dimaksud pada
retikulasi, pipa induk, ayat (2) berupa IPAL skala
serta sarana dan kawasan tertentu/permukiman
prasarana pelengkap; dan terdapat di SWP V.A. pada Blok
3) subsistem pengolahan V.A.4.
terpusat yang terdiri atas (4) Sistem pengelolaan limbah
Sistematika Rancangan
Kriteria Muatan RTR
No. Peraturan Bupati RDTR Kondisi Eksisting di Daerah Muatan Raperbup Penilaian Mandiri
Berdasarkan NSPK
WP Panyipatan
1 2 3 4 5 6
Instalasi Pengelolaan Air bahan berbahaya dan beracun
Limbah (IPAL) kota dan (B3) sebagaimana dimaksud
IPAL skala pada ayat (1) terdapat di:
kawasan a. SWP V.A pada Blok V.A.3;
tertentu/permukiman. dan
Untuk industri rumah tangga b. SWP V.C pada Blok V.C.2.
harus menyediakan instalasi (5) Rencana pengelolaan air limbah
pengolahan air limbah dan pengelolaan limbah bahan
komunal tersendiri. berbahaya dan beracun (B3)
sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) digambarkan dalam peta
dengan ketelitian geometri dan
ketelitian detail informasi skala
1:5.000 sebagaimana tercantum
dalam Lampiran III.G yang
merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan
Bupati ini.

Rencana Jaringan Kriteria rencana jaringan pengelolaan sampah pada Paragraf 7 1. Telah diakomodir
Persampahan persampahan meliputi : kawasan perkotaan Rencana Jaringan Persampahan dengan Perda
1. Stasiun Peralihan Antara Panyipatan saat ini masih Kabupaten tanah
(SPA); dilakukan secara mandiri oleh Pasal 16 laut Nomor 3 Tahun
2. Tempat Pengelolaan masing-masing rumah tangga (1) Rencana jaringan persampahan 2016 tentang
Sampah Reuse, Reduce, dan hanya dilayani oleh 3 TPS sebagaimana dimaksud dalam Rencana Tata Ruang
Recycle (TPS3R); Pasal 12 huruf f meliputi: Wilayah Kabupaten
3. Tempat Penampungan a. tempat penampungan Tanah Laut 2016-
Sementara (TPS); sementara (TPS); dan 2036
4. Tempat Pemrosesan Akhir b. tempat pengolahan sampah 2. Telah diakomodir
(TPA); dan terpadu (TPST). dengan data dari
5. Tempat Pengolahan (2) Tempat penampungan DPRKPLH hingga
Sampah Terpadu (TPST). sementara (TPS) sebagaimana tahun 2021
dimaksud pada ayat (1) huruf b
terdapat di:
a. SWP V.A pada Blok V.A.3,
Sistematika Rancangan
Kriteria Muatan RTR
No. Peraturan Bupati RDTR Kondisi Eksisting di Daerah Muatan Raperbup Penilaian Mandiri
Berdasarkan NSPK
WP Panyipatan
1 2 3 4 5 6
Blok V.A.4; dan
b. SWP V.B pada Blok V.B.1;
dan
c. SWP V.C pada Blok V.C.1.
(3) Tempat pengolahan sampah
terpadu (TPST) sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf c
terdapat di SWP V.A pada Blok
V.A.3, dan Blok V.A.4
(4) Rencana jaringan persampahan
sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) digambarkan dalam peta
dengan ketelitian geometri dan
ketelitian detail informasi skala
1:5.000 tercantum dalam
Lampiran III.G yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Bupati ini.

Rencana Jaringan Kriteria rencana jaringan saluran drainase di WP Paragraf 8 1. Telah diakomodir
Drainase drainase meliputi: Panyipatan sebagian besar Rencana Jaringan Drainase dengan Perda
1. jaringan drainase primer; merupakan saluran terbuka Kabupaten tanah
2. jaringan drainase sekunder; dengan perkerasan saluran Pasal 17 laut Nomor 3 Tahun
3. jaringan drainase tersier; sebagian besar berasal dari (1) Rencana jaringan drainase 2016 tentang
4. jaringan drainase lokal; semen sebagaimana dimaksud dalam Rencana Tata Ruang
5. bangunan peresapan Pasal 12 huruf g meliputi: Wilayah Kabupaten
(kolam retensi); a. jaringan drainase primer; Tanah Laut 2016-
6. bangunan tampungan b. jaringan drainase sekunder; 2036
(polder); dan dan 2. Telah diakomodir
bangunan pelengkap drainase c. jaringan drainase tersier dengan Bidang Cipta
(2) Jaringan drainase primer Karya DPUPRP
sebagaimana dimaksud pada Kabupaten Tanah
ayat (1) huruf a melintas di SWP Laut Hingga 2021
I.A, SWP V.B, dan SWP V.C.
(3) Jaringan drainase sekunder
Sistematika Rancangan
Kriteria Muatan RTR
No. Peraturan Bupati RDTR Kondisi Eksisting di Daerah Muatan Raperbup Penilaian Mandiri
Berdasarkan NSPK
WP Panyipatan
1 2 3 4 5 6
sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf b melintas di SWP
I.A, SWP V.B, dan SWP V.C.
(4) Jaringan drainase tersier
sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf c melintas di SWP
I.A, SWP V.B, dan SWP V.C.
(5) Rencana jaringan drainase
sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) digambarkan dalam peta
dengan ketelitian geometri dan
ketelitian detail informasi skala
1:5.000 tercantum dalam
Lampiran III.H yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Bupati ini.

Rencana Jaringan Penyediaan prasarana lainnya 1. Kondisi eksisting WP Paragraf 9 1. Telah diakomodir
Prasarana Lainnya direncanakan sesuai kebutuhan Panyipatan memiliki Rencana Jaringan Prasarana dengan Perda
pengembangan WP, misalnya WP riwayat bencana yaitu Lainnya Kabupaten tanah
yang berada pada kawasan bencana banjir. laut Nomor 3 Tahun
rawan bencana wajib 2. Dalam delineasi WP Pasal 18 2016 tentang
menyediakan jalur evakuasi Panyipatan kerawanan (1) Rencana jaringan prasarana Rencana Tata Ruang
bencana yang meliputi jalur bencana adalah lainnya sebagaimana dimaksud Wilayah Kabupaten
evakuasi dan tempat evakuasi kerawanan bencana dalam Pasal 12 huruf h meliputi: Tanah Laut 2016-
sementara yang terintegrasi baik banjir tingkat tinggi a. jalur evakuasi bencana; 2036
untuk skala kabupaten/kota, b. tempat evakuasi; dan 2. Telah diakomodir
kawasan, maupun lingkungan. c. jaringan pejalan kaki. dengan data dari
Jalur evakuasi bencana dapat (2) Jalur evakuasi bencana BPBD Kabupaten
memanfaatkan jaringan sebagaimana dimaksud pada Tanah Laut hingga
prasarana dan sarana yang ayat (1) huruf a meliputi: tahun 2021
sudah ada. a. ruas jalan Pelaihari-Batakan 3. Telah diakomodir
melintas di SWP V.A, SWP dengan Kebijakan
V.B, dan SWP V.C; dan Satu Peta (KSP)
b. jalan lokal primer melintas di Provinsi
Sistematika Rancangan
Kriteria Muatan RTR
No. Peraturan Bupati RDTR Kondisi Eksisting di Daerah Muatan Raperbup Penilaian Mandiri
Berdasarkan NSPK
WP Panyipatan
1 2 3 4 5 6
SWP V.A, SWP V.B, dan SWP Kalimantan Selatan
V.C. tentang kejadian
(3) Tempat evakuasi sebagaimana bencana tahun 2021
dimaksud pada ayat (1) huruf b 2. Telah diakomodir
meliputi: dengan Kajian
a. tempat evakuasi sementara; Kebencanaan DAS
dan Tabanio Tahun 2021
b. tempat evakuasi akhir. 3. Telah diakomodir
(4) Tempat evakuasi sementara dengan nomenklatur
sebagaimana dimaksud pada Peraturan Menteri
ayat (3) huruf a meliputi: ATR/Ka BPN No. 11
a. lapangan sepak bola Desa tahun 2021 dan
Batakan di SWP V.C pada menyesuaikan
Blok V.C.1; dan kondisi eksisting
b. lapangan Desa Kuringkit di
SWP V.A pada Blok V.A.3.
(5) Tempat evakuasi akhir
sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) huruf b terdapat di
halaman Kantor Kecamatan
Panyipatan di SWP V.A pada
Blok V.A.1.
(6) Jaringan pejalan kaki
sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf c terdapat di:
a. ruas jalan Pelaihari-Batakan
melintas di SWP V.A, SWP
V.B, dan SWP V.C; dan
b. jalan lokal primer melintas di
SWP V.C.
(7) Rencana jaringan prasarana
lainnya sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) digambarkan
dalam peta dengan ketelitian
geometri dan ketelitian detail
Sistematika Rancangan
Kriteria Muatan RTR
No. Peraturan Bupati RDTR Kondisi Eksisting di Daerah Muatan Raperbup Penilaian Mandiri
Berdasarkan NSPK
WP Panyipatan
1 2 3 4 5 6
informasi skala 1:5.000
tercantum dalam Lampiran III.I
yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan
Bupati ini.

RENCANA POLA BAB V Telah diakomodir dengan


RUANG WILAYAH RENCANA POLA RUANG Perda Kabupaten tanah
laut Nomor 3 Tahun 2016
Bagian Kesatu tentang Rencana Tata
Umum Ruang Wilayah Kabupaten
Tanah Laut 2016-2036
Pasal 19
(1) Rencana Pola Ruang
sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 huruf c meliputi:
a. Zona Lindung; dan
b. Zona Budi Daya.
(2) Rencana Pola Ruang
sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) digambarkan dalam peta
dengan ketelitian geometri dan
ketelitian detail informasi skala
1:5.000 tercantum dalam
Lampiran IV yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Bupati ini.

Rencana Zona Lindung Bagian Kedua


Zona Lindung

Pasal 20
Zona Lindung sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 21 ayat (1)
huruf a meliputi:
Sistematika Rancangan
Kriteria Muatan RTR
No. Peraturan Bupati RDTR Kondisi Eksisting di Daerah Muatan Raperbup Penilaian Mandiri
Berdasarkan NSPK
WP Panyipatan
1 2 3 4 5 6
a. Zona hutan lindung dengan kode
HL;
b. Zona perlindungan setempat
dengan kode PS;
c. Zona Ruang Terbuka Hijau
dengan kode RTH;
d. Zona konservasi dengan kode
KS; dan
e. Zona ekosistem mangrove
dengan kode EM.

Zona Hutan Lindung Paragraf 1


(HL) Zona Hutan Lindung

Pasal 21
(1) Zona hutan lindung dengan
kode HL sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 20 huruf a dengan
luas 2.026,03 (dua ribu dua
puluh enam koma nol tiga)
hektare berupa Sub-Zona hutan
lindung dengan kode HL.
(2) Sub-Zona hutan lindung dengan
kode HL sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dengan luas
2.026,03 (dua ribu dua puluh
enam koma nol tiga) hektare
terdapat di:
a. SWP V.A pada Blok V.A.1,
Blok V.A.3, dan Blok V.A.4;
dan
b. SWP V.B pada Blok V.B.2.

Zona Lindung Gambut -Tidak ada-


Zona Perlindungan Paragraf 2 1. Telah diakomodir
Sistematika Rancangan
Kriteria Muatan RTR
No. Peraturan Bupati RDTR Kondisi Eksisting di Daerah Muatan Raperbup Penilaian Mandiri
Berdasarkan NSPK
WP Panyipatan
1 2 3 4 5 6
Setempat (PS) Zona Perlindungan Setempat dengan Perda
Kabupaten tanah laut
Pasal 22 Nomor 3 Tahun 2016
(1) Zona perlindungan setempat tentang Rencana Tata
dengan kode PS sebagaimana Ruang Wilayah
dimaksud dalam Pasal 20 huruf Kabupaten Tanah
b dengan luas 31,48 (tiga puluh Laut 2016-2036
satu koma empat delapan) 2. Telah diakomodir
hektare berupa Sub-Zona dengan nomenklatur
perlindungan setempat dengan dan substansi dalam
kode PS. Peraturan Menteri
(2) Sub-Zona perlindungan ATR Peraturan
setempat dengan kode PS Menteri ATR/Ka BPN
sebagaimana dimaksud pada No. 11 Tahun 2021
ayat (1) dengan luas 31,48 (tiga dan Standar Basis
puluh satu koma empat delapan) Data Peraturan
terdapat di: Menteri ATR/Ka BPN
a. SWP V.B Blok V.B.1, Blok No. 14 Tahun 2021
V.B.2; dan
b. SWP V.C Blok V.C.1.

Zona Ruang Terbuka Kriteria rencana Ruang 1. Pada WP Panyipatan Paragraf 3 Telah diakomodir dengan
Hijau (RTH) Terbuka Hijau (RTH) yaitu: sebagian besar terdapat Zona Ruang Terbuka Hijau nomenklatur dan
1. rimba kota (RTH-1); pemakaman umum serta substansi dalam
2. taman kota (RTH-2); beberapa ruang terbuka Pasal 23 Peraturan Menteri
3. taman kecamatan (RTH-3); (1) Zona Ruang Terbuka Hijau ATR/Ka BPN No. 11
4. taman kelurahan (RTH-4); dengan kode RTH sebagaimana tahun 2021 dan Permen
5. taman RW (RTH-5); dimaksud dalam Pasal 20 huruf 5/2008 tentang RTH
6. taman RT (RTH-6); c dengan luas 5,43 (lima koma untuk penambahan jalur
7. pemakaman (RTH-7); dan empat tiga) hektare meliputi: hijau dan Standar Basis
8. jalur hijau (RTH-8). a. Sub-Zona taman RT dengan Data
kode RTH-6; dan
b. Sub-Zona pemakaman
dengan kode RTH-7;
(2) Sub-Zona taman RT dengan
Sistematika Rancangan
Kriteria Muatan RTR
No. Peraturan Bupati RDTR Kondisi Eksisting di Daerah Muatan Raperbup Penilaian Mandiri
Berdasarkan NSPK
WP Panyipatan
1 2 3 4 5 6
kode RTH-6 sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a
dengan luas 0,08 (nol koma nol
delapan) hektare terdapat di:
a. SWP V.A pada Blok V.A.4;
dan
b. SWP V.C pada Blok V.C.1,
dan Blok V.C.2.
(3) Sub-Zona pemakaman dengan
kode RTH-7 sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b
dengan luas 5,36 (lima koma
tiga enam) hektare terdapat di:
a. SWP V.A pada Blok V.A.3;
dan
b. SWP V.B pada Blok V.B.2.

Zona Konservasi (KS) Paragraf 4


Zona Konservasi

Pasal 24
(1) Zona konservasi dengan kode KS
sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 20 huruf d dengan luas
666,42 (enam ratus enam puluh
enam koma empat dua) hektare
berupa Sub-Zona taman wisata
alam dengan kode TWA
(2) Sub-Zona taman wisata alam
dengan kode TWA sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dengan
luas 662,49 (enam ratus enam
puluh dua koma empat
sembilan) hektare terdapat di
SWP V.C pada Blok V.C.3.
Sistematika Rancangan
Kriteria Muatan RTR
No. Peraturan Bupati RDTR Kondisi Eksisting di Daerah Muatan Raperbup Penilaian Mandiri
Berdasarkan NSPK
WP Panyipatan
1 2 3 4 5 6

Zona Ekosistem Paragraf 5


Mangrove (EM) Zona Ekosistem Mangrove

Pasal 25
(1) Zona ekositem mangrove dengan
kode EM sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 20 huruf
e dengan luas 23,79 (dua puluh
tiga koma tujuh sembilan)
hektare berupa Sub-Zona
ekositem mangrove dengan kode
EM
(2) Sub-Zona ekositem mangrove
dengan kode EM sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dengan
luas 23,79 (dua puluh tiga koma
tujuh sembilan) hektare terdapat
di SWP V.C pada Blok V.C.1.
Zona Hutan Adat (ADT) -Tidak ada-
Zona Lindung Geologi -Tidak ada-
(LGE)
Zona Cagar Budaya (CB) -Tidak ada-
Zona Badan Air (BA) -Tidak ada-
Zona Budi Daya Bagian Ketiga
Zona Budi Daya

Pasal 26

Zona Budi Daya sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 21 ayat (1)
huruf b meliputi:
a. Zona hutan produksi dengan
kode KHP;
b. Zona pertanian dengan kode P;
Sistematika Rancangan
Kriteria Muatan RTR
No. Peraturan Bupati RDTR Kondisi Eksisting di Daerah Muatan Raperbup Penilaian Mandiri
Berdasarkan NSPK
WP Panyipatan
1 2 3 4 5 6
c. Zona pariwisata dengan kode W;
d. Zona perumahan dengan kode R;
e. Zona sarana pelayanan umum
dengan kode SPU;
f. Zona perdagangan dan jasa
dengan kode K;
g. Zona perkantoran dengan kode
KT; dan
h. Zona pertahanan dan keamanan
dengan kode HK.

Zona Hutan Produksi


(KHP) Paragraf 6
Zona Hutan Produksi

Pasal 27
(1) Zona hutan produksi dengan
kode KHP sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 26 huruf
a dengan luas 199,41 (seratus
sembilan puluh Sembilan koma
empat satu) hektare berupa
Sub-Zona hutan produksi tetap
dengan kode HP
(2) Sub-Zona hutan produksi tetap
dengan Kode HP sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dengan
luas 199,41 (seratus sembilan
puluh Sembilan koma empat
satu) hektare terdapat di SWP
V.C pada Blok V.C.2, dan Blok
V.C.3

Zona Perkebunan -Tidak ada-


Rakyat (KR)
Sistematika Rancangan
Kriteria Muatan RTR
No. Peraturan Bupati RDTR Kondisi Eksisting di Daerah Muatan Raperbup Penilaian Mandiri
Berdasarkan NSPK
WP Panyipatan
1 2 3 4 5 6
Zona Pertanian (P) Kriteria rencana zona Paragraf 7
pertanian yang meliputi: Zona Pertanian
a) tanaman pangan (P-1);
b) hortikultura (P-2); Pasal 28
c) perkebunan (P-3); dan (1) Zona pertanian dengan kode P
d) peternakan (P-4). sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 26 huruf b dengan luas
6646,31 (enam ribu enam ratus
empat puluh enam koma tiga
satu) hektare meliputi:
a. Sub-Zona tanaman pangan
dengan kode P-1;
b. Sub-Zona perkebunan
dengan kode P-3; dan
c. Sub-Zona peternakan
dengan Kode P-4
(2) Sub-Zona tanaman pangan
dengan kode P-1 sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a
dengan luas 617,06 (enam ratus
tujuh belas koma nol enam)
hektare terdapat di:
a. SWP V.A pada Blok V.A.1,
Blok V.A.3, dan Blok V.A.4;
b. SWP V.B pada Blok V.B.1,
dan Blok V.B.2; dan
c. SWP V.C pada Blok V.C.1,
dan Blok V.C.2.
(3) Sub-Zona perkebunan dengan
kode P-3 sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf b dengan
luas 5.330,49 (lima ribu tiga
ratus tiga puluh koma empat
sembilan) hektare terdapat di:
a. SWP V.A pada Blok V.A.1,
Sistematika Rancangan
Kriteria Muatan RTR
No. Peraturan Bupati RDTR Kondisi Eksisting di Daerah Muatan Raperbup Penilaian Mandiri
Berdasarkan NSPK
WP Panyipatan
1 2 3 4 5 6
Blok V.A.3, dan Blok V.A.4;
b. SWP V.B pada Blok V.B.1;
dan
c. SWP V.C pada Blok V.C.1,
Blok V.C.2, dan Blok V.C.3.
(4) Sub-Zona peternakan dengan
kode P-4 sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf c dengan
luas 146,13 (seratus empat
puluh enam koma satu tiga)
hektare terdapat di:
a. SWP V.A pada Blok V.A.1,
dan Blok V.A.3; dan
b. SWP V.C pada Blok V.C.2.

Zona Perikanan (IK) -Tidak ada-


Zona Pergaraman (KEG) -Tidak ada-
Zona Pembangkitan
-Tidak ada-
Tenaga Listrik
Zona Kawasa -Tidak ada-
Peruntukan Industri
Zona Pariwisata (W) Paragraf 8
Zona Pertanian

Pasal 29
1) Zona pariwisata dengan kode W
sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 26 huruf c dengan luas
140,85 (seratus empat puluh
koma delapan lima) hektare
berupa Sub-Zona pariwisata
dengan kode W.
2) Sub-Zona pariwisata dengan
kode W sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dengan luas
Sistematika Rancangan
Kriteria Muatan RTR
No. Peraturan Bupati RDTR Kondisi Eksisting di Daerah Muatan Raperbup Penilaian Mandiri
Berdasarkan NSPK
WP Panyipatan
1 2 3 4 5 6
140,85 (seratus empat puluh
koma delapan lima) hektare
terdapat di:
a. SWP V.B pada Blok V.B.1;
dan
b. SWP V.C pada Blok V.C.1,
Blok V.C.3, dan Blok
V.C.4.

Zona Perumahan zona perumahan (R), yang 1. Secara eksisting Paragraf 9 Telah diakomodir dengan
dapat dirinci kedalam zona perumahan di WP Zona Perumahan nomenklatur dan
perumahan berdasarkan Panyipatan didominasi substansi dalam
tingkat kepadatan bangunan dengan rumah kepadatan Pasal 30 Peraturan Menteri ATR
dan/atau tingkat kemampuan/ sedang, dan yang terkecil (1) Zona perumahan dengan kode R Peraturan Menteri
keterjangkauan kepemilikan yakni rumah kepadatan sebagaimana dimaksud dalam ATR/Ka BPN No. 11
rumah, contoh: rendah. Pasal 26 huruf d dengan luas Tahun 2021 dan Standar
a) berdasarkan tingkat 2. Rencana perumahan 1.638,40 (seribu enam ratus tiga Basis Data Peraturan
kepadatan bangunan: disesuaikan dengan data puluh delapan koma empat ) Menteri ATR/Ka BPN No.
kepadatan sangat tinggi (R- dari dokumen RP3KP hektare meliputi: 14 Tahun 2021
1), tinggi (R-2), sedang (R-3), Kabupaten tanah laut a. Sub-Zona perumahan
rendah (R-4), dan sangat Tahun 2020 kepadatan sedang dengan
rendah (R-5); atau kode R-3; dan
b) berdasarkan tingkat b. Sub-Zona perumahan
kemampuan/keterjangkauan kepadatan rendah dengan
kepemilikan rumah: rumah kode R-4;
mewah (Rm), rumah (2) Sub-Zona perumahan kepadatan
menengah (Rh), rumah sedang dengan kode R-3
sederhana (Rs), dan rumah sebagaimana dimaksud pada
sangat sederhana (Ra). ayat (1) huruf a dengan luas
1.222,92 (seribu dua ratus dua
puluh dua koma Sembilan dua)
hektare terdapat di:
a. SWP V.A pada Blok V.A.3,
dan Blok V.A.4;
Sistematika Rancangan
Kriteria Muatan RTR
No. Peraturan Bupati RDTR Kondisi Eksisting di Daerah Muatan Raperbup Penilaian Mandiri
Berdasarkan NSPK
WP Panyipatan
1 2 3 4 5 6
b. SWP V.B pada Blok V.B.1;
dan
c. SWP V.C pada Blok V.C.1,
Blok V.C.2, dan Blok V.C.3.
(3) Sub-Zona perumahan kepadatan
rendah dengan kode R-4
sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf b dengan luas
415,48 (empat ratus lima belas
koma empat delapan) hektare
terdapat di:
a. SWP V.A pada Blok V.A.1,
Blok V.A.3, dan Blok V.A.4;
b. SWP V.B pada Blok V.B.1;
dan
c. SWP V.C pada Blok V.C.1,
Blok V.C.2, dan Blok V.C.3.

Zon a Sarana Pelayanan Kriteria rencana zona sarana Pada WP Panyipatan meliputi Paragraf 10 Telah diakomodir dengan
Umum pelayanan umum yaitu: kegiatan pelayanan Zona Sarana Pelayanan Umum nomenklatur dan
1. sarana pelayanan umum pendidikan (TK – SMA), substansi dalam
skala kota (SPU-1); kegiatan pelayanan kesehatan Pasal 31 Peraturan Menteri ATR
2. sarana pelayanan umum (posyandu, poskesdes, (1) Zona sarana pelayanan umum Peraturan Menteri
skala kecamatan (SPU-2); puskesmas, apotek, dan dengan kode SPU sebagaimana ATR/Ka BPN No. 11
3. sarana pelayanan umum praktek dokter), dan kegiatan dimaksud dalam Pasal 26 huruf Tahun 2021 dan Standar
skala kelurahan (SPU-3); pelayanan perkantoran e dengan luas 35,50 (tiga puluh Basis Data Peraturan
4. sarana pelayanan umum dan administrasi umum lima koma lima) hektare Menteri ATR/Ka BPN No.
skala RW (SPU-4). (kantor Kecamatan meliputi: 14 Tahun 2021
Panyipatan dan kantor kepala a. Sub-Zona SPU skala
desa) kecamatan dengan kode
SPU-2; dan
b. Sub-Zona SPU skala
kelurahan dengan kode SPU-
3;
(2) Sub-Zona SPU skala kecamatan
Sistematika Rancangan
Kriteria Muatan RTR
No. Peraturan Bupati RDTR Kondisi Eksisting di Daerah Muatan Raperbup Penilaian Mandiri
Berdasarkan NSPK
WP Panyipatan
1 2 3 4 5 6
dengan kode SPU-2
sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf a dengan luas
13,45 (tiga belas koma empat
lima) hektare terdapat di:
a. SWP V.A pada Blok V.A.1,
Blok V.A.3, dan Blok V.A.4;
b. SWP V.B pada Blok V.B.1;
dan
c. SWP V.C pada Blok V.C.1,
dan Blok V.C.2.
(3) Sub-Zona SPU skala kelurahan
dengan kode SPU-3
sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf b dengan luas
22,05 (dua puluh dua koma nol
lima) hektare terdapat di:
a. SWP V.A pada Blok V.A.1,
Blok V.A.3, dan Blok V.A.4;
b. SWP V.B pada Blok V.B.1;
dan
c. SWP V.C pada Blok V.C.1,
Blok V.C.2, dan Blok V.C.3.

Zona Terbuka Non Hijau


-Tidak ada-
(RTNH)
Campuran (C) -Tidak ada-
Zona Perdagangan dan Kriteria Perencanaan Zona Pada WP Panyipatan Paragraf 11 Telah diakomodir
Jasa (K) Perdagangan dan Jasa : terdapat kegiatan Zona Perdagangan dan Jasa dengan
a) perdagangan dan jasa skala perdagangan skala WP dan nomenklatur dan
kota (K-1); skala SWP Pasal 32 substansi dalam
b) perdagangan dan jasa skala (1) Zona perdagangan dan jasa Peraturan Menteri ATR
WP (K-2); dan/atau dengan kode K sebagaimana Peraturan Menteri
c) perdagangan dan jasa skala dimaksud dalam Pasal 26 huruf ATR/Ka BPN No. 11
sub WP (K-3). f dengan luas 29,68 (dua puluh Tahun 2021 dan Standar
Sistematika Rancangan
Kriteria Muatan RTR
No. Peraturan Bupati RDTR Kondisi Eksisting di Daerah Muatan Raperbup Penilaian Mandiri
Berdasarkan NSPK
WP Panyipatan
1 2 3 4 5 6
sembilan koma enam delapan) Basis Data Peraturan
hektare, meliputi: Menteri ATR/Ka BPN No.
a. Sub-Zona perdagangan dan 14 Tahun 2021
jasa skala WP dengan kode
K-2; dan
b. Sub-Zona perdagangan dan
jasa skala SWP dengan kode
K-3.
(2) Sub-Zona perdagangan dan jasa
skala WP dengan kode K-2
sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf a dengan luas
21,63 (dua puluh satu koma
enam tiga) hektare terdapat di:
a. SWP V.A pada Blok V.A.3,
dan Blok V.A.4;
b. SWP V.B pada Blok V.B.1;
dan
c. SWP V.C pada Blok V.C.2.
(3) Sub-Zona perdagangan dan jasa
skala SWP dengan kode K-3
sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf b dengan 8,05
(delapan koma nol lima) hektare
terdapat di:
a. SWP V.A pada Blok V.A.3,
dan Blok V.A.4;
b. SWP V.B pada Blok V.B.1;
dan
c. SWP V.C pada Blok V.C.2.

Zona Perkantoran (KT) Zona Perkantoran (KT) Zona perkantoran di WP Paragraf 12 Telah diakomodir dengan
Peruntukan ruang yang di Panyipatan tersebar dimasing- Zona Perkantoran nomenklatur dan
fungsikan untuk pengembangan masing kelurahan /desa substansi dalam
kegiatan pelayanan Pasal 33 Peraturan Menteri ATR
Sistematika Rancangan
Kriteria Muatan RTR
No. Peraturan Bupati RDTR Kondisi Eksisting di Daerah Muatan Raperbup Penilaian Mandiri
Berdasarkan NSPK
WP Panyipatan
1 2 3 4 5 6
pemerintahan dan tempat (1) Zona perkantoran dengan kode Peraturan Menteri
bekerja / berusaha, tempat KT sebagaimana dimaksud ATR/Ka BPN No. 11
berusaha, dilengkapi dengan dalam Pasal 26 huruf g dengan Tahun 2021 dan Standar
fasilitas umum / social luas 4,33 (empat koma tiga tiga) Basis Data Peraturan
pendukungnya hektare berupa Sub-Zona Menteri ATR/Ka BPN No.
perkantoran dengan kode KT. 14 Tahun 2021
(2) Sub-Zona perkantoran dengan
kode KT sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dengan luas 4,33
(empat koma tiga tiga) hektare
terdapat di:
a. SWP V.A pada Blok V.A.1,
Blok V.A.2, dan Blok V.A.3;
b. SWP V.B pada Blok V.B.1;
dan
c. SWP V.C pada Blok V.C.1,
dan Blok V.C.2.

Zona Pengelolaan
-Tidak ada-
Persampahan (PP)
Zona Transportasi (TR) -Tidak ada-
Zona peruntukan
-Tidak ada-
lainnya
Zona Pertahanan dan Paragraf 13
Keamanan (HK) Zona Pertahanan dan Keamanan

Pasal 34
(1) Zona Pertahanan dan Keamanan
dengan kode HK sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 26 huruf
h dengan luas 0,23 (nol koma
dua tiga) hektare berupa Sub-
Zona pertahanan dan keamanan
dengan kode HK.
(2) Sub-Zona pertahanan dan
Sistematika Rancangan
Kriteria Muatan RTR
No. Peraturan Bupati RDTR Kondisi Eksisting di Daerah Muatan Raperbup Penilaian Mandiri
Berdasarkan NSPK
WP Panyipatan
1 2 3 4 5 6
keamanan dengan kode HK
sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dengan luas 0,23 (nol
koma dua tiga) hektare terdapat
di:
a. SWP V.A pada Blok V.A.3; dan
b. SWP V.C pada Blok V.C.3.

Zona Badan Jalan (BJ) -Tidak ada-


Zona Peruntukan
-Tidak ada-
Lainnya
KETENTUAN Substansi penyusunan program BAB VI Telah diakomodir dengan
PEMANFAATAN RUANG dalam ketentuan pemanfaatan KETENTUAN PEMANFAATAN nomenklatur dan
ruang meliputi: RUANG substansi dalam
Peraturan Menteri ATR
1. Program Pemanfaatan
Bagian Kesatu Peraturan Menteri
Ruang Prioritas Umum ATR/Ka BPN No. 11
2. Lokasi Paragraf 12 Tahun 2021 dan Standar
3. Sumber Pendanaan Basis Data Peraturan
4. Instansi Pelaksana Pasal 2 Menteri ATR/Ka BPN No.
5. Waktu dan Tahapan
(1) Ketentuan Pemanfaatan Ruang 14 Tahun 2021
Pelaksanaan.
sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 huruf d merupakan
acuan dalam mewujudkan
rencana Struktur Ruang dan
rencana Pola Ruang sesuai
dengan RDTR WP Panyipatan.
(2) Ketentuan Pemanfaatan Ruang
sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) terdiri atas:
a. pelaksanaan Konfirmasi
KKPR; dan
b. program Pemanfaatan Ruang
prioritas.
Sistematika Rancangan
Kriteria Muatan RTR
No. Peraturan Bupati RDTR Kondisi Eksisting di Daerah Muatan Raperbup Penilaian Mandiri
Berdasarkan NSPK
WP Panyipatan
1 2 3 4 5 6
Bagian Kedua
Pelaksanaan Konfirmasi Kesesuaian
Kegiatan Pemanfaatan Ruang

Pasal 3
(1) Pelaksanaan Konfirmasi KKPR di
WP Panyipatan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 35 ayat
(2) huruf a dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Konfirmasi KKPR sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) menjadi
pertimbangan dalam
pelaksanaan revisi RDTR.

Bagian Ketiga
Program Pemanfaatan Ruang
Prioritas

Pasal 4
(1) Program Pemanfaatan Ruang
prioritas sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 35 ayat (2) huruf b
meliputi:
a. program perwujudan;
b. lokasi;
c. sumber pendanaan;
d. instansi pelaksana; dan
e. waktu dan tahapan
pelaksanaan.
(2) Program perwujudan
sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf a meliputi:
a. program perwujudan
Sistematika Rancangan
Kriteria Muatan RTR
No. Peraturan Bupati RDTR Kondisi Eksisting di Daerah Muatan Raperbup Penilaian Mandiri
Berdasarkan NSPK
WP Panyipatan
1 2 3 4 5 6
rencana Struktur Ruang;
dan
b. program perwujudan
rencana Pola Ruang.
(3) Lokasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf b terdapat di
SWP dan/atau Blok.
(4) Sumber pendanaan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf c
terdiri atas:
a. anggaran pendapatan dan
belanja negara;
b. anggaran pendapatan dan
belanja daerah provinsi;
c. anggaran pendapatan dan
belanja daerah kabupaten;
dan/atau
d. sumber pembiayaan lain
yang sah sesuai dengan
peraturan perundang-
undangan.
(5) Instansi pelaksana sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf d
terdiri atas:
a. kementerian/lembaga;
b. perangkat daerah;
c. swasta;
d. Masyarakat; dan/atau
e. pemangku kepentingan
lainnya.
(6) Waktu dan tahapan pelaksanaan
sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf e meliputi:
a. tahap I pada tahun 2024;
b. tahap II pada tahun 2025-
Sistematika Rancangan
Kriteria Muatan RTR
No. Peraturan Bupati RDTR Kondisi Eksisting di Daerah Muatan Raperbup Penilaian Mandiri
Berdasarkan NSPK
WP Panyipatan
1 2 3 4 5 6
2029;
c. tahap III pada tahun 2030-
2034;
d. tahap IV pada tahun 2035-
2039; dan
e. tahap V pada tahun 2040-
2043.
(7) Program Pemanfaatan Ruang
prioritas sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) tercantum dalam
Lampiran V yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Bupati ini.

PERATURAN ZONASI
Materi Wajib
1) Ketentuan Kegiatan Daftar kegiatan pada tabel Kondisi lahan yang terbatas BAB VII Telah diakomodir dengan
dan Penggunaan ketentuan kegiatan dan serta adanya kerawanan PERATURAN ZONASI nomenklatur dan
Lahan penggunaan lahan mengacu bencana menjadi substansi dalam
a. pemanfaatan yang pada Klasifikasi Baku Lapangan pertimbangan untuk sebisa Bagian Kesatu Peraturan Menteri ATR
diperbolehka Usaha Indonesia (KBLI) digit 3 mungkin perizinan Umum Peraturan Menteri
n/diizinkan dengan dan dapat ditambahkan sesuai pemanfaatan ruang ATR/Ka BPN No. 11
kode I; kebutuhan dilaksanakan secara efektif- Pasal 5 Tahun 2021 dan Standar
b. pemanfaatan efisien PZ sebagaimana dimaksud dalam Basis Data Peraturan
bersyarat secara Pasal 2 huruf e meliputi: Menteri ATR/Ka BPN No.
terbatas dengan a. aturan dasar; dan/atau 14 Tahun 2021
kode T; b. Teknik Pengaturan Zonasi.
c. pemanfaatan
bersyarat tertentu Bagian Kedua
dengan kode B; Aturan Dasar
dan
d. pemanfaatan yang Paragraf 1
tidak Umum
diperbolehkan
/diizinkan dengan Pasal 6
Sistematika Rancangan
Kriteria Muatan RTR
No. Peraturan Bupati RDTR Kondisi Eksisting di Daerah Muatan Raperbup Penilaian Mandiri
Berdasarkan NSPK
WP Panyipatan
1 2 3 4 5 6
kode X. Aturan dasar sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 38 huruf a
meliputi:
a. ketentuan kegiatan dan
penggunaan lahan;
b. ketentuan intensitas
Pemanfaatan Ruang;
c. ketentuan tata bangunan;
d. ketentuan prasarana dan sarana
minimal;
e. ketentuan khusus; dan
f. ketentuan pelaksanaan.

Paragraf 2
Ketentuan Kegiatan dan Penggunaan
Lahan

Pasal 7
(1) Ketentuan kegiatan dan
penggunaan lahan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 39 huruf
a terdiri atas:
a. klasifikasi I merupakan
pemanfaatan
diperbolehkan/diizinkan;
b. klasifikasi T merupakan
pemanfaatan bersyarat
secara terbatas;
c. klasifikasi B merupakan
pemanfaatan bersyarat
tertentu; dan/atau
d. klasifikasi X merupakan
pemanfaatan yang tidak
diperbolehkan.
(2) Ketentuan kegiatan dan
Sistematika Rancangan
Kriteria Muatan RTR
No. Peraturan Bupati RDTR Kondisi Eksisting di Daerah Muatan Raperbup Penilaian Mandiri
Berdasarkan NSPK
WP Panyipatan
1 2 3 4 5 6
penggunaan lahan yang
diperbolehkan/diizinkan dengan
klasifikasi I sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a
merupakan kategori kegiatan
dan penggunaan lahan pada
suatu Zona atau Sub-Zona yang
sesuai dengan rencana
peruntukan ruang.
(3) Ketentuan kegiatan dan
penggunaan lahan yang
bersyarat secara terbatas dengan
klasifikasi T sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b
merupakan kategori kegiatan
dan penggunaan lahan yang
dibatasi dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. klasifikasi T1 berupa
pembatasan waktu
operasional suatu kegiatan di
dalam Sub-Zona pada pukul
05.00 - 22.00 WITA;
b. klasifikasi T2 berupa
pembatasan luas suatu
kegiatan sebesar maksimum
40% (empat puluh persen)
dari luas persil; dan
c. klasifikasi T3 berupa
pembatasan jarak atau radius
suatu kegiatan dengan pasar
tradisional minimal 1 (satu)
kilometer dan dengan
kegiatan sejenis minimal 500
(lima ratus) meter.
Sistematika Rancangan
Kriteria Muatan RTR
No. Peraturan Bupati RDTR Kondisi Eksisting di Daerah Muatan Raperbup Penilaian Mandiri
Berdasarkan NSPK
WP Panyipatan
1 2 3 4 5 6
(tambahkan perdagangan dan
jasa)
(4) Ketentuan kegiatan dan
penggunaan lahan yang
bersyarat tertentu dengan
klasifikasi B sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf c
merupakan kategori kegiatan
dan penggunaan lahan yang
memerlukan persyaratan–
persyaratan tertentu dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. klasifikasi B1 berupa
kegiatan yang wajib
melaksanakan kemitraan
dengan masyarakat,
kemitraan dengan
masyarakat dapat berupa
kerjasama penyedia ruang
usaha, dan/atau dapat
berupa kerjasama
penyediaan bahan baku dan
pemasaran, dan/atau dapat
berupa pelibatan tenaga
kerja lokal minimal 50% dari
keseluruhan tenaga kerja;
(pembahasan ulang)
b. klasifikasi B2 berupa
kegiatan pemanfaatan wajib
membangun sumur resapan
air hujan dan menyediakan
ruang terbuka hijau minimal
10% dari koefisien dasar
hijau; dan
c. klasifikasi B3 berupa
Sistematika Rancangan
Kriteria Muatan RTR
No. Peraturan Bupati RDTR Kondisi Eksisting di Daerah Muatan Raperbup Penilaian Mandiri
Berdasarkan NSPK
WP Panyipatan
1 2 3 4 5 6
pemanfaatan kegiatan di
dalam zona atau Sub-Zona
dengan syarat wajib
menyediakan prasarana dan
sarana yang ditetapkan
diluar ketentuan prasarana
dan sarana minimal; dan
(penambahan akses dari
kegiatan yang ada)
d. klasifikasi B4 berupa
pemanfaatan kegiatan
pendidikan di dalam zona
atau Sub-Zona dengan
syarat wajib memiliki akses
jalan dengan lebar minimal
3,5 (tiga koma lima) meter.
(5) Ketentuan kegiatan dan
penggunaan lahan yang tidak
diperbolehkan dengan klasifikasi
X sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf d merupakan
kegiatan dan penggunaan lahan
yang memiliki sifat tidak sesuai
dengan peruntukan lahan yang
direncanakan dan dapat
menimbulkan dampak yang
cukup besar bagi lingkungan
dan sekitarnya.
(6) Ketentuan kegiatan dan
penggunaan lahan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. Zona Lindung; dan
b. Zona Budi Daya.
(7) Zona Lindung sebagaimana
dimaksud pada ayat (6) huruf a
Sistematika Rancangan
Kriteria Muatan RTR
No. Peraturan Bupati RDTR Kondisi Eksisting di Daerah Muatan Raperbup Penilaian Mandiri
Berdasarkan NSPK
WP Panyipatan
1 2 3 4 5 6
meliputi:
a. Zona Hutan Lindung dengan
kode HL;
b. Zona perlindungan setempat
dengan kode PS;
c. Zona Ruang Terbuka Hijau
dengan kode RTH meliputi:
1. Sub-Zona taman RT
dengan kode RTH-6; dan
2. Sub-Zona pemakaman
dengan kode RTH-7.
d. Zona konservasi dengan
kode KS berupa Sub-Zona
taman wisata alam dengan
kode TW.
e. Zona ekosistem mangrove
dengan kode EM berupa
Sub-Zona ekosistem
mangrove dengan kode EM.
(8) Zona Budi Daya sebagaimana
dimaksud pada ayat (6) huruf b
meliputi:
a. Zona Hutan Produksi dengan
kode KHP berupa Sub-Zona
Hutan Produksi tetap dengan
Kode HPT ;
b. Zona pertanian dengan kode
P meliputi:
1. Sub-Zona tanaman
pangan dengan kode P-1;
2. Sub-Zona perkebunan
dengan kode P-3; dan
3. Sub-Zona peternakan
dengan kode P-4.
c. Zona pariwisata dengan kode
Sistematika Rancangan
Kriteria Muatan RTR
No. Peraturan Bupati RDTR Kondisi Eksisting di Daerah Muatan Raperbup Penilaian Mandiri
Berdasarkan NSPK
WP Panyipatan
1 2 3 4 5 6
W berupa Sub-Zona
pariwisata dengan kode ;
d. Zona perumahan dengan
kode R meliputi:
1. Sub-Zona perumahan
kepadatan sedang
dengan kode R-3; dan
2. Sub-Zona perumahan
kepadatan rendah
dengan kode R-4.
e. Zona sarana pelayanan
umum dengan kode SPU
meliputi:
1. Sub-Zona SPU skala
kecamatan dengan kode
SPU-2; dan
2. Sub-Zona SPU skala
kelurahan dengan kode
SPU-3.
f. Zona perdagangan dan jasa
dengan kode K meliputi:
1. Sub-Zona perdagangan
dan jasa skala WP
dengan kode K-2; dan
2. Sub-Zona perdagangan
dan jasa skala SWP
dengan kode K-3.
g. Zona perkantoran dengan
kode KT berupa Sub-Zona
perkantoran dengan kode
KT;
h. Zona pertahanan dan
keamanan dengan kode HK
berupa Sub-Zona
pertahanan dan keamanan
Sistematika Rancangan
Kriteria Muatan RTR
No. Peraturan Bupati RDTR Kondisi Eksisting di Daerah Muatan Raperbup Penilaian Mandiri
Berdasarkan NSPK
WP Panyipatan
1 2 3 4 5 6
dengan kode HK; dan
(9) Ketentuan kegiatan dan
penggunaan lahan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1)
tercantum dalam Lampiran VI
yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan
Bupati ini.

Paragraf 23
Ketentuan Intensitas Pemanfaatan
Ruang

Pasal 8
(1) Ketentuan intensitas
Pemanfaatan Ruang
sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 39 huruf b meliputi:
a. koefisien dasar bangunan
(KDB) maksimum;
b. koefisien lantai bangunan
(KLB) maksimum;
c. koefisien dasar hijau (KDH)
minimal; dan
d. luas kaveling minimum.
(2) Ketentuan intensitas
Pemanfaatan Ruang
sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) tercantum dalam
Lampiran VII yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Bupati ini.

Paragraf 24
Ketentuan Tata Bangunan
Sistematika Rancangan
Kriteria Muatan RTR
No. Peraturan Bupati RDTR Kondisi Eksisting di Daerah Muatan Raperbup Penilaian Mandiri
Berdasarkan NSPK
WP Panyipatan
1 2 3 4 5 6

Pasal 9
(1) Ketentuan tata bangunan
sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 40 huruf c terdiri atas:
a. ketinggian bangunan (TB)
maksimum;
b. garis sempadan bangunan
(GSB) minimum;
c. jarak bebas antar bangunan
minimal; dan
d. jarak bebas samping (JBS)
dan jarak bebas belakang
(JBB) minimum.
(2) Ketentuan tata bangunan
sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) tercantum dalam
Lampiran VII yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Bupati ini.

Paragraf 25
Ketentuan Prasarana dan Sarana
Minimal

Pasal 10
(1) Ketentuan prasarana dan sarana
minimal sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 39 huruf d
mengatur jenis prasarana dan
sarana pendukung minimal apa
saja yang harus ada pada setiap
Zona peruntukan.
(2) Ketentuan prasarana dan sarana
minimal sebagaimana dimaksud
Sistematika Rancangan
Kriteria Muatan RTR
No. Peraturan Bupati RDTR Kondisi Eksisting di Daerah Muatan Raperbup Penilaian Mandiri
Berdasarkan NSPK
WP Panyipatan
1 2 3 4 5 6
pada ayat (1) berfungsi sebagai
kelengkapan dasar fisik
lingkungan dalam rangka
menciptakan lingkungan yang
nyaman melalui penyediaan
prasarana dan saran yang sesuai
agar Zona berfungsi secara
optimal.
(3) Ketentuan prasarana dan sarana
minimal sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) tercantum dalam
Lampiran VII yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Bupati ini.

2) Ketentuan Komponen ketentuan khusus WP Panyipatan termasuk


khusus antara lain meliputi: dalam Lahan pertanian Paragraf 26
a. kawasan a) Kawasan keselamatan pangan berkelanjutan (LP2B)
rawan operasi penerbangannya Ketentuan Khusus
bencana; (KKOP);
b. tempat evakuasi b) Lahan pertanian pangan Pasal 11
bencana; berkelanjutan (LP2B); Ketentuan khusus sebagaimana
c. kawasan resapan c) Kawasan berorientasi dimaksud dalam Pasal 39 huruf e
air; dan transit (TOD); terdiri atas:
d. kawasan c) tempat evakuasi bencana a. lahan pertanian pangan
sempadan (TES dan TEA); berkelanjutan (LP2B);
d) pusat penelitian b. kawasan rawan bencana;
(observatorium, peluncuran c. tempat evakuasi bencana;
roket, dan lainlain); d. kawasan resapan air; dan
e) kawasan cagar budaya; e. kawasan sempadan.
f) kawasan resapan air;
g) kawasan sempadan; Pasal 12
h) kawasan pertahanan dan (1) Ketentuan khusus lahan
keamanan (hankam); pertanian pangan
i) kawasan karst; berkelanjutan (LP2B)
Sistematika Rancangan
Kriteria Muatan RTR
No. Peraturan Bupati RDTR Kondisi Eksisting di Daerah Muatan Raperbup Penilaian Mandiri
Berdasarkan NSPK
WP Panyipatan
1 2 3 4 5 6
j) kawasan pertambangan sebagaimana dimaksud dalam
mineral dan batubara; Pasal 44 huruf a berupa lahan
k) kawasan migrasi satwa; dan pertanian pangan
l) ruang dalam bumi. berkelanjutan (LP2B) terdapat
di:
1. Sub-Zona tanaman pangan
dengan kode P-1 meliputi:
a. SWP V.A pada Blok
V.A.1, Blok V.A.3, dan
Blok V.A.4;
b. SWP V.B pada Blok
V.B.1, dan Blok V.B.2; dan
c. SWP V.C pada Blok
V.C.1, dan Blok V.C.2.
(2) Ketentuan khusus lahan
pertanian pangan
berkelanjutan (LP2B)
sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) ditetapkan sebagai
berikut:
a. dilarang untuk
mengalihfungsikan lahan
pertanian pangan
berkelanjutan;
b. dalam hal untuk
kepentingan umum lahan
pertanian pangan
berkelanjutan dapat
dialihfungsikan,
dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan
peraturan perundang-
undangan yang berlaku;
c. pengalihfungsian lahan
yang sudah ditetapkan
Sistematika Rancangan
Kriteria Muatan RTR
No. Peraturan Bupati RDTR Kondisi Eksisting di Daerah Muatan Raperbup Penilaian Mandiri
Berdasarkan NSPK
WP Panyipatan
1 2 3 4 5 6
sebagai lahan pertanian
pangan berkelanjutan
hanya dapat dilakukan
dengan syarat:
1. dilakukan kajian
kelayakan strategis;
2. disusun rencana alih
fungsi lahan;
3. dibebaskan kepemilikan
haknya dari pemilik;
dan
4. disediakan lahan
pengganti terhadap
lahan pertanian pangan
berkelanjutan yang
dialihfungsikan.
d. menyediakan jaringan
irigasi teknis.
(3) Ketentuan khusus lahan
pertanian pangan
berkelanjutan (LP2B)
sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) digambarkan dalam
peta dengan tingkat ketelitian
geometri dan ketelitian detail
informasi skala 1:5.000
tercantum dalam Lampiran
VIII yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari
Peraturan Bupati ini.

Pasal 13
(1) Ketentuan khusus kawasan
rawan bencana sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 44
Sistematika Rancangan
Kriteria Muatan RTR
No. Peraturan Bupati RDTR Kondisi Eksisting di Daerah Muatan Raperbup Penilaian Mandiri
Berdasarkan NSPK
WP Panyipatan
1 2 3 4 5 6
huruf b meliputi:
a. kawasan rawan bencana
banjir tingkat tinggi; dan
b. kawasan rawan bencana
kebakaran hutan dan
lahan tingkat tinggi.
(2) Ketentuan khusus kawasan
rawan bencana banjir tingkat
tinggi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf a meliputi:
a. Sub-Zona pariwisata
dengan kode W terdapat di
SWP V.C pada Blok V.C.1,
dan Blok V.C.3.
b. Sub-Zona pemakaman
dengan kode RTH-7
terdapat di:
1. SWP V.A pada Blok
V.A.1; dan
2. SWP V.C pada Blok
V.C.1.
c. Sub-Zona Perdagangan dan
jasa skala WP dengan kode
K-3 terdapat di SWP V.A
pada Blok V.A.1.
d. Sub-Zona Perkantoran
dengan kode KT terdapat
di:
1. SWP V.A pada Blok
V.A.1; dan
2. SWP V.C pada Blok
V.C.1.
e. Sub-Zona perkebunan
dengan kode P-3 terdapat
Sistematika Rancangan
Kriteria Muatan RTR
No. Peraturan Bupati RDTR Kondisi Eksisting di Daerah Muatan Raperbup Penilaian Mandiri
Berdasarkan NSPK
WP Panyipatan
1 2 3 4 5 6
di:
1. SWP V.A pada Blok
V.A.1, Blok V.A.3, dan
Blok V.A.1; dan
2. SWP V.C pada Blok
V.C.1, Blok V.C.2, dan
Blok V.C.3.
f. Sub-Zona Pertahanan dan
Keamanan dengan kode HK
terdapat di SWP V.C pada
Blok V.C.3
g. Sub-Zona perumahan
kepadatan rendah dengan
kode R-4 terdapat di:
1. SWP V.A pada Blok
V.A.1; dan
2. SWP V.C pada Blok
V.C.1, dan Blok V.C.3.
h. Sub-Zona perumahan
kepadatan sedang dengan
kode R-3 terdapat di SWP
V.C pada Blok V.C.1, dan
Blok V.C.3.
i. Sub-Zona peternakan
dengan kode PS terdapat di
SWP V.A pada Blok V.A.1.
j. Sub-Zona SPU skala
kecamatan dengan kode
SPU-2 terdapat di SWP V.C
pada Blok V.C.1.
k. Sub-Zona P SPU Skala
kelurahan dengan kode
SPU-3 terdapat di:
1. SWP V.A pada Blok
Sistematika Rancangan
Kriteria Muatan RTR
No. Peraturan Bupati RDTR Kondisi Eksisting di Daerah Muatan Raperbup Penilaian Mandiri
Berdasarkan NSPK
WP Panyipatan
1 2 3 4 5 6
V.A.1; dan
2. SWP V.C pada Blok
V.C.3.
l. Sub-Zona tanaman pangan
dengan kode P-1 terdapat
di:
1. SWP V.A pada Blok
V.A.1, Blok V.A.2, dan Blok
V.A.3; dan
2. SWP V.C pada Blok
V.C.1.
(3) Ketentuan khusus kawasan
rawan bencana kebakaran
hutan dan lahan tingkat tinggi
sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf b meliputi:
a. Sub-Zona tanaman pangan
dengan kode P-1 terdapat
di:
a) SWP V.A pada Blok
V.A.3, dan Blok V.A.4;
dan
b) SWP V.C pada Blok
V.C.2.
b. Sub-Zona perkebunan
dengan kode P-3 terdapat
di:
1. SWP V.A pada Blok
V.A.3, dan Blok V.A.4;
2. SWP V.B pada Blok
V.B.1.
c. Sub-Zona Peternakan
dengan kode P-4 terdapat
di SWP V.A pada Blok
V.A.3.
Sistematika Rancangan
Kriteria Muatan RTR
No. Peraturan Bupati RDTR Kondisi Eksisting di Daerah Muatan Raperbup Penilaian Mandiri
Berdasarkan NSPK
WP Panyipatan
1 2 3 4 5 6
d. Sub-Zona perumahan
kepadatan sedang dengan
kode R-3 terdapat di:
a) SWP V.A pada Blok
V.A.4; dan
b) SWP V.B pada Blok
V.B.1.
e. Sub-Zona perumahan
kepadatan rendah dengan
kode R-4 terdapat di:
a) SWP V.A pada Blok
V.A.3, dan Blok V.A.4;
dan
b) SWP V.B pada Blok
V.B.1.
f. Sub-Zona SPU skala
kecamatan dengan kode
SPU-2 terdapat di:
a) SWP V.A pada Blok
V.A.3, Blok V.A.4; dan
b) SWP V.B pada Blok
V.B.1.
g. Sub-Zona P SPU skala
kelurahan dengan kode
SPU-3 terdapat di:
1. SWP V.A pada Blok
V.A.4; dan
2. SWP V.B pada Blok
V.B.1.
h. Sub-Zona perdagangan dan
jasa skala SWP dengan
kode K-2 terdapat di:
1. SWP V.A pada Blok
V.A.4; dan
2. SWP V.B pada Blok
Sistematika Rancangan
Kriteria Muatan RTR
No. Peraturan Bupati RDTR Kondisi Eksisting di Daerah Muatan Raperbup Penilaian Mandiri
Berdasarkan NSPK
WP Panyipatan
1 2 3 4 5 6
V.B.1.
i. Sub-Zona perdagangan dan
jasa skala WP dengan kode
K-3 terdapat di:
1. SWP V.A pada Blok
V.A.3; dan
2. SWP V.B pada Blok
V.B.1.
j. Sub-Zona perkantoran
dengan kode KT terdapat
di:
a) SWP V.A pada Blok
V.A.4; dan
b) SWP V.B pada Blok
V.B.1.
(4) Ketentuan khusus kawasan
rawan bencana banjir tingkat
tinggi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf a
ditetapkan sebagai berikut:
a. menyediakan informasi
tentang jalur evakuasi
bencana, tempat evakuasi
bencana;
b. menerapkan konstruksi
bangunan panggung
tanggap bencana banjir;
c. menyediakan drainase
vertikal berupa biopori;
(5) ketentuan khusus kawasan
rawan bencana kebakaran
hutan dan lahan tingkat tinggi
sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf b ditetapkan
sebagai berikut:
Sistematika Rancangan
Kriteria Muatan RTR
No. Peraturan Bupati RDTR Kondisi Eksisting di Daerah Muatan Raperbup Penilaian Mandiri
Berdasarkan NSPK
WP Panyipatan
1 2 3 4 5 6
a. dilarang melakukan
kegiatan yang berpotensi
menimbulkan terjadinya
kebakaran hutan dan
lahan;
b. menyediakan informasi
tentang jalur evakuasi
bencana dan tempat
evakuasi bencana;
c. menyediakan peringatan
dini kebakaran hutan dan
lahan;
d. menyediakan akses
kendaraan pemadam
kebakaran; dan
(6) Ketentuan khusus kawasan
rawan bencana sebagaimana
dimaksud pada ayat (1)
digambarkan dalam peta
dengan tingkat ketelitian
geometri dan ketelitian detail
informasi skala 1:5.000
tercantum dalam Lampiran IX
yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan
Bupati ini.

Pasal 47
(1) Ketentuan khusus tempat
evakuasi bencana sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 44
huruf c berupa tempat
evakuasi sementara (TES)
meliputi:
a. Sub-Zona SPU skala
Sistematika Rancangan
Kriteria Muatan RTR
No. Peraturan Bupati RDTR Kondisi Eksisting di Daerah Muatan Raperbup Penilaian Mandiri
Berdasarkan NSPK
WP Panyipatan
1 2 3 4 5 6
kecamatan dengan kode
SPU-3 terdapat di:
1. SWP V.B pada Blok
V.B.1; dan
2. SWP V.C pada Blok
V.B.2.
(2) Ketentuan khusus tempat
evakuasi bencana sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) berupa
tempat evakuasi sementara
(TES) ditetapkan sebagai
berikut:
a. menyediakan penanda jalur
evakuasi dan tempat
evakuasi bencana yang
mudah terlihat dan mudah
diakses; dan
b. menyediakan fasilitas
kesehatan dan logistik
bencana yang memadai.
(3) Ketentuan khusus tempat
evakuasi bencana
sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) digambarkan dalam
peta dengan tingkat ketelitian
geometri dan ketelitian detail
informasi skala 1:5.000
tercantum dalam Lampiran X
yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan
Bupati ini.

Pasal 48
(1) Ketentuan khusus kawasan
resapan air sebagaimana
Sistematika Rancangan
Kriteria Muatan RTR
No. Peraturan Bupati RDTR Kondisi Eksisting di Daerah Muatan Raperbup Penilaian Mandiri
Berdasarkan NSPK
WP Panyipatan
1 2 3 4 5 6
dimaksud dalam Pasal 44
huruf d meliputi:
a. Sub-Zona tanaman pangan
dengan kode P-1 terdapat di:
1. SWP V.A pada Blok
V.A.1, Blok V.A.3, dan
Blok V.A.4;
2. SWP V.B pada Blok
V.B.1, dan Blok V.B.2;
dan
3. SWP V.C pada Blok
V.C.1, dan Blok V.C.2.
b. Sub-Zona perkebunan
dengan kode P-3 terdapat di:
1. SWP V.A pada Blok
V.A.1, Blok V.A.3, dan
Blok V.A.4;
2. SWP V.B pada Blok
V.B.1, dan Blok V.B.2;
dan
3. SWP V.C pada Blok
V.C.1, Blok V.C.2, dan
Blok V.C.3.
c. Sub-Zona peternakan
dengan kode P-4 terdapat di:
1. SWP V.A pada Blok
V.A.1, Blok V.A.3; dan
2. SWP V.C pada Blok
V.C.2.
d. Sub-Zona Pariwisata dengan
kode W terdapat di SWP V.C
pada Blok V.C.1.
a. Ketentuan khusus kawasan
resapan air sebagaimana
dimaksud pada ayat (1)
Sistematika Rancangan
Kriteria Muatan RTR
No. Peraturan Bupati RDTR Kondisi Eksisting di Daerah Muatan Raperbup Penilaian Mandiri
Berdasarkan NSPK
WP Panyipatan
1 2 3 4 5 6
ditetapkan sebagai berikut:
a. menyediakan drainase
vertikal berupa biopori pada
pembangunan di kawasan
resapan air;
b. memanfaatkan air
permukaan dan sumur
hanya untuk memenuhi
kebutuhan pribadi atau
lingkungan; dan
c. pemanfaatan cadangan air
tanah (CAT) disertai izin
lingkungan sesuai
pertimbangan forum
Penataan Ruang.
b. Ketentuan khusus kawasan
resapan air sebagaimana
dimaksud pada ayat (1)
digambarkan dalam peta
dengan tingkat ketelitian
geometri dan ketelitian detail
informasi skala 1:5.000
tercantum dalam Lampiran XI
yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan
Bupati ini.

Pasal 49
a. Ketentuan khusus kawasan
sempadan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 44
huruf e meliputi:
a. ketentuan khusus kawasan
sempadan sungai; dan
b. ketentuan khusus kawasan
Sistematika Rancangan
Kriteria Muatan RTR
No. Peraturan Bupati RDTR Kondisi Eksisting di Daerah Muatan Raperbup Penilaian Mandiri
Berdasarkan NSPK
WP Panyipatan
1 2 3 4 5 6
sempadan pantai.
b. ketentuan khusus kawasan
sempadan sungai sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a
meliputi :
a. Sub Zona perkebunan
dengan kode P-3 terdapat di:
1. SWP V.A pada Blok
V.A.1, Blok V.A.3, dan
Blok V.A.4;
2. SWP V.B pada Blok
V.B.1; dan
3. SWP V.C pada Blok V.C.2
b. Sub Zona pariwisata dengan
kode W terdapat di SWP V.C
pada Blok V.C.1, dan Blok
V.C.3.
c. Sub Zona perumahan
kepadatan sedang dengan
kode R-3 terdapat di SWP
V.C pada Blok V.C.3.
d. Sub-Zona perumahan
kepadatan rendah dengan
kode R-4 terdapat di:
1. SWP V.A pada Blok
V.A.3;
2. SWP V.B pada Blok
V.B.1; dan
3. SWP V.C pada Blok
V.C.3.
e. Sub-Zona SPU Skala
kelurahan dengan kode
SPU-3 terdapat di SWP V.C
pada Blok V.C.3.
c. ketentuan khusus kawasan
Sistematika Rancangan
Kriteria Muatan RTR
No. Peraturan Bupati RDTR Kondisi Eksisting di Daerah Muatan Raperbup Penilaian Mandiri
Berdasarkan NSPK
WP Panyipatan
1 2 3 4 5 6
sempadan Pantai sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf b
meliputi :
a. Sub-Zona pariwisata dengan
kode W terdapat di SWP V.C
pada Blok V.C.1, dan Blok
V.C.3.
b. Sub-Zona perumahan
kepadatan sedang dengan
kode R-3 terdapat di SWP
V.C pada Blok V.C.1.
d. Ketentuan khusus kawasan
sempadan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan sebagai berikut:
a. kegiatan dan penggunaan
lahan yang telah ada, telah
memiliki izin yang sah, dan
dinilai tidak mengganggu
fungsi sempadan dapat
dipertahankan dengan tidak
menambah koefisien dasar
bangunan, koefisien lantai
bangunan, dan ketinggian
bangunan;
b. membatasi pembangunan
pada kawasan sempadan,
kecuali untuk kepentingan
konservasi, rehabilitasi,
serta jaringan dan
infrastruktur; dan
c. pemanfaatan lahan
diarahkan sebagai lahan
non terbangun.
e. Ketentuan khusus kawasan
Sistematika Rancangan
Kriteria Muatan RTR
No. Peraturan Bupati RDTR Kondisi Eksisting di Daerah Muatan Raperbup Penilaian Mandiri
Berdasarkan NSPK
WP Panyipatan
1 2 3 4 5 6
sempadan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1)
sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) digambarkan dalam
peta dengan tingkat ketelitian
geometri dan ketelitian detail
informasi skala 1:5.000
tercantum dalam Lampiran XII
yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan
Bupati ini.

Ketentuan Pelaksanaan Ketentuan Pelaksanaan Paragraf 7

Ketentuan Pelaksanaan

Pasal 50
(1) Ketentuan pelaksanaan
sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 39 huruf f meliputi:
a. ketentuan variansi
pemanfaatan ruang;
b. ketentuan pemberian
insentif dan disinsentif;
c. ketentuan penggunaan
lahan yang sudah ada dan
tidak sesuai dengan PZ; dan
d. aturan peralihan.
(2) Ketentuan variansi
pemanfaatan ruang
sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf a merupakan
ketentuan yang memberikan
kelonggaran untuk
Sistematika Rancangan
Kriteria Muatan RTR
No. Peraturan Bupati RDTR Kondisi Eksisting di Daerah Muatan Raperbup Penilaian Mandiri
Berdasarkan NSPK
WP Panyipatan
1 2 3 4 5 6
menyesuaikan dengan kondisi
tertentu dengan tetap
mengikuti ketentuan massa
ruang yang ditetapkan dalam
PZ.
(3) Ketentuan pemberian insentif
dan disinsentif sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf
b merupakan merupakan
ketentuan yang memberikan
insentif bagi kegiatan
Pemanfaatan Ruang yang
sejalan dengan RTR dan
memberikan dampak positif
bagi masyarakat, serta yang
memberikan disinsentif bagi
kegiatan Pemanfaatan Ruang
yang tidak sejalan dengan RTR
dan memberikan dampak
negatif bagi masyarakat.
(4) Ketentuan pemberian insentif
dan disinsentif sebagaimana
dimaksud pada ayat (3)
memuat perangkat untuk:
a. meningkatkan upaya
Pengendalian Pemanfaatan
Ruang dalam rangka
mewujudkan Tata Ruang
sesuai dengan RDTR;
b. memfasilitasi kegiatan
Pemanfaatan Ruang agar
sejalan dengan RDTR; dan
c. meningkatkan kemitraan
semua pemangku
kepentingan dalam rangka
Sistematika Rancangan
Kriteria Muatan RTR
No. Peraturan Bupati RDTR Kondisi Eksisting di Daerah Muatan Raperbup Penilaian Mandiri
Berdasarkan NSPK
WP Panyipatan
1 2 3 4 5 6
Pemanfaatan Ruang yang
sejalan dengan RDTR.
(5) Insentif dan disinsentif
sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) dapat diberikan
kepada pelaku kegiatan
Pemanfaatan Ruang untuk
mendukung perwujudan
RTDR.
(6) Ketentuan lebih lanjut
mengenai bentuk dan tata cara
pemberian insentif dan
disinsentif dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(7) Ketentuan penggunaan lahan
yang sudah ada dan tidak
sesuai dengan PZ sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf c
berlaku untuk Pemanfaatan
Ruang yang izinnya diterbitkan
sebelum penetapan RDTR dan
dapat dibuktikan bahwa izin
tersebut diperoleh sesuai
dengan prosedur yang benar.
(8) Aturan peralihan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf
d merupakan aturan yang
mengatur status Pemanfaatan
Ruang yang berbeda dengan
fungsi ruang Zona.
(9) Ketentuan variansi
pemanfaatan ruang
sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf a tercantum
Sistematika Rancangan
Kriteria Muatan RTR
No. Peraturan Bupati RDTR Kondisi Eksisting di Daerah Muatan Raperbup Penilaian Mandiri
Berdasarkan NSPK
WP Panyipatan
1 2 3 4 5 6
dalam Lampiran XXII yang
merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan
Bupati ini.

Materi Pilihan
Teknik Peraturan Zonasi Terdapat zona tertentu yang Bagian Ketiga
berada pada kawasan yang Teknik Pengaturan Zonasi
memungkinkan suatu
pemanfaatan ruang dianggap Pasal 51
penting atau diperlukan Teknik Pengaturan Zonasi
keberadaannya, sehingga sebagaimana dimaksud dalam Pasal
dapat dimasukkan ke dalam 38 huruf b meliputi:
satu zona peruntukan a. bonus zoning dengan kode b;
tertentu sekalipun dan
karakteristiknya tidak b. conditional uses dengan kode c.
memenuhi kriteria zona (1) Teknik Pengaturan Zonasi
peruntukan tersebut. bonus zoning dengan kode b
sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) meliputi
a. Sub-Zona perdagangan dan
jasa skala WP dengan kode
K-2 terdapat di:
1. SWP V.A pada Blok
V.A.1, Blok V.A.3; dan
2. SWP V.B pada Blok
V.B.1.
3. SWP V.C pada Blok
V.C.2.
b. Sub-Zona perdagangan dan
jasa skala SWP dengan
kode K-3 terdapat di:
1. SWP V.A pada Blok
V.A.3, dan Blok V.A.4;
2. SWP V.B pada Blok
Sistematika Rancangan
Kriteria Muatan RTR
No. Peraturan Bupati RDTR Kondisi Eksisting di Daerah Muatan Raperbup Penilaian Mandiri
Berdasarkan NSPK
WP Panyipatan
1 2 3 4 5 6
V.B.1; dan
3. SWP V.C pada Blok
V.C.2.
(2) Teknik Pengaturan Zonasi
bonus zoning dengan kode b
sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) ditetapkan sebagai
berikut:
a. diberikan pada
pengembang yang belum
atau tidak pernah
menambah intensitas
pemanfaatan ruangnya;
b. diperbolehkan menambah
koefisien dasar bangunan
dan/atau koefisien lantai
bangunan dari aturan
dasar dengan kompensasi
wajib menyediakan ruang
terbuka hijau publik; dan
c. melakukan kajian daya
dukung dan daya tampung
lingkungan.
(3) Teknik Pengaturan Zonasi
bonus zoning dengan kode b
sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) tercantum dalam
Lampiran XIV yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Bupati ini.

Pasal 52
(1) Teknik Pengaturan Zonasi
conditional uses dengan kode
c sebagaimana dimaksud
Sistematika Rancangan
Kriteria Muatan RTR
No. Peraturan Bupati RDTR Kondisi Eksisting di Daerah Muatan Raperbup Penilaian Mandiri
Berdasarkan NSPK
WP Panyipatan
1 2 3 4 5 6
pada ayat (1) meliputi
a. Sub-Zona perkebunan
dengan kode P-3 terdapat
di:
1. SWP V.A pada Blok
V.A.1, Blok V.A.3, dan
Blok V.A.4;
2. SWP V.B pada Blok
V.B.1, dan Blok V.B.2,
dan;
3. SWP V.C pada Blok
V.C.1, Blok V.C.2, dan
Blok V.C.3.
b. Sub-Zona pariwisata
dengan kode W terdapat di:
1. SWP V.B pada Blok
V.B.1; dan
2. SWP V.C pada Blok
V.C.1, Blok V.C.3, dan
Blok V.C.4.
c. Sub-Zona permukiman
kepadatan sedang dengan
kode R-3 terdapat di:
1. SWP V.A pada Blok
V.A.3, Blok V.A.4;
2. SWP V.B pada Blok
V.B.1; dan
3. SWP V.C pada Blok
V.C.1, Blok V.C.2, dan
Blok V.C.3.
d. Sub-Zona permukiman
kepadatan rendah dengan
kode R-4 terdapat di:
1. SWP V.A pada Blok
V.A.1, Blok V.A.3, dan
Sistematika Rancangan
Kriteria Muatan RTR
No. Peraturan Bupati RDTR Kondisi Eksisting di Daerah Muatan Raperbup Penilaian Mandiri
Berdasarkan NSPK
WP Panyipatan
1 2 3 4 5 6
Blok V.A.4;
2. SWP V.B pada Blok
V.B.1; dan
3. SWP V.A pada Blok
V.A.1, Blok V.A.2, dan
Blok V.A.3.
(2) Teknik Pengaturan Zonasi
conditional uses dengan kode c
sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) ditetapkan sebagai
berikut:
a. melakukan pembahasan
dan pertimbangan Forum
Penataan Ruang untuk
menerbitkan Conditional
Use Permit (CUP) oleh
Pemerintah Daerah; dan
b. kegiatan yang dilaksanakan
untuk kepentingan umum
dan tidak mengganggu
fungsi utama Sub-Zona.
(3) Teknik Pengaturan Zonasi
conditional uses dengan kode c
sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) tercantum dalam
Lampiran XV yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Bupati ini.

Saya yang bertandatangan di bawah ini, selaku Kepala Daerah Kabupaten Tanah Laut menyatakan bertanggung jawab penuh terhadap materi muatan
Rancangan Peraturan Bupati. Rencana Detail Tata Ruang Wilayah Perencanaan Panyipatan apabila yang terdapat ketidaksesuaian materi muatan dengan
peraturan perundang-undangan terkait bidang penataan ruang, maka persetujuan substansi dinyatakan batal.

Pj. BUPATI TANAH LAUT,

Anda mungkin juga menyukai