UAS Hukum Islam
UAS Hukum Islam
Jelaskan dan jawablah pertanyaan di bawa ini dengan jelas dan baik.
1. Jelaskan konsep dan pengertian tentang thalaq, jenis dan bilangan thalaq? (skor 20)
2. Jelaskan Pengertian masa menunggu, macam dan lama masa menunggu, hak dan
kewajiban suami isteri selama masa menunggu? (Skor 20)
3. jelaskna makna Khulu’ dalam konteks ke Indonesiaan? (skor 20)
4. Sebutkan ahli dan jelaskan Syarat Dan Rukun Waris? (Skor 20)
5. jelaskan makna Nusyudz. Syiqoq dan Dzihar? (skor 20)
Jawaban
1. PENGERTIAN TALAK, Kata thalaq berasal dari bahasa Arab yang berarti melepas ikatan.
Ada beberapa pengertian tentang talak secara bahasa, yaitu dalam bahasa Arab berasal dari
kata “thalaqa-yathliqu-thalaaqan” yang bermakna melepas atau mengurai tali pengikat, dan
dalam al-Quran surat ath-Thalaq ayat 2 berbunyi “atau lepaskanlah mereka dengan baik-
baik.”Menurut as-Sayid Sabiq, thalaq adalah melepas tali perkawinan dan mengakhiri
hubungan suami istri. Menurut Abu Zakaria al-Anshari, Thalaq adalah melepas tali akad
nikah dengan kata talak dan yang semacamnya.”Adapun pengertian talak Menurut istilah
agama talak berarti melepas ikatan perkawinan (nikah). Pengertian talak yang lain
melepaskan ikatan nikah dengan lafadz yang akan disebut kemudian.Sedangkan menurut
Kompilasi Hukum Islam, dalam pasal 117; talak adalah ikrar suami di hadapan sidang
Pengadilan Agama yang menjadi salah satu sebab putusnya perkawinan, dengan cara
sebagaimana dimaksud dalam pasal 129, 130 dan 131.
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
STKIP PGRI SUMENEP
Gedungan Sumenep Telp. (0328) 664094 – 671732 Fax. 671732
Tak jarang, ucap talak dilakukan dalam keadaan tidak sadar sekalipun bisa melukai dan
merugikan orang lain.
E. Dengan isyarat
Cara ini disampaikan sang suami yang tidak memiliki kemampuan berbicara dari hati ke hati
pada sang istri. Hal tersebut harus diperhatikan oleh istri mulai dari ekspresi sekalipun gerak
gerik yang dilakukan oleh suami.
F. Dengan tulisan
Salah satu cara yang meyakini untuk talak cerai bisa kamu lakukan dengan tulisan pada
suami, kemudian dibaca. Tak jarang, tulisan tersebut bisa menjadi pertanda pisah ranjang,
sekalipun menjadi rangkaian perceraian verstek.
G. Dengan utusan
Sang suami bisa menjatuhkan talak pada istri dengan perantara yang diutus untuk
menyampaikan maksud dan tujuan bercerai,Ada beberapa utusan yang kerap menjadi
referensi, bisa dari pengacara pribadi sekalipun orang tua suami.
BILANGAN TALAK, Tiap-tiap orang yang merdeka berhak menjatuhn talaq kepada istrinya,
baik talaq satu, dua dan talaq tiga. Namun untuk menghindari tindakan sewenang-wenang
dan penyalagunaan talaq, maka jumlah talaq yang boleh kembali rujuk dibatasi sampai dua
kali yakni talaq satu dan talaq dua dibolehkan untuk kembali rujuk sebelum habis masa
iddahnya atau menikah kembali setelah masa iddah.
2. Masa menunggu atau Iddah
Masa iddah adalah waktu yang digunakan oleh perempuan untuk menunggu sejenak sebelum
menikah lagi dengan lelaki pilihannya. Iddah bermanfaat untuk memberikan waktu tunggu
untuk wanita sebelum menikah kembali dan merupakan pemberian kesempatan bagi para
pasangan bercerai untuk rujuk kembali. Ada hak dan kewajiban saat masa iddah yang harus
dilalui oleh wanita.
Dalam buku Quraish Shihab menyebutkan bahwa waktu iddah merupakan waktu berkabung
bagi istri ditinggalkan oleh suaminya sehingga tidak diperkenankan untuk memakai riasan
dan wewangian pada pakaian dan badannya.
Masa Iddah Wanita Ditinggal Mati Suami Dalam Keadaan Tidak Hamil
Berapa lama masa iddah wanita yang ditinggal mati suaminya atau waktu iddah yang harus
dijalani oleh perempuan masa iddah cerai mati adalah empat bulan sepuluh hari.
Masa Iddah Perempuan Dicerai Suaminya Dan Sudah Bergaul Tetapi Sedang Haid
Atau Sudah Haid.
Untuk waktu Masa Iddah Wanita yang Cerai Hidup seperti ini, Waktu tunggu harus dijalani
olehnya adalah tiga kali Quru’ atau masa suci. Tiga kali Quru memiliki arti wanita telah
mengalami haid selama tiga kali setelah dicerai.
Masa Iddah Perempuan Dicerai Suaminya Tidak Dalam Keadaan Hamil, Sudah
Bergaul Dan Tidak Haid Atau Sudah Menopause
Untuk kondisi seperti ini, iddahnya selama tiga bulan. Allah SWT. Berfirman dalam Qur’an
Surah Al-Thalaq ayat 4 yaitu “Para Perempuan yang tidak haid lagi (Menopause) diantaranya
jika ragu (Mengenai Iddahnya) maka iddahnya tiga bulan…”
- Melunasi mahar yang masih terutang dan apababila perkawinan itu qabla al dhukul mahar
dibayar setengahnya;
- Memberikan biaya hadanah untuk anak-anaknya yang belum mencapai umur 21 tahun.
Sedangkan menurut hukum Islam hak waris itu diberikan baik kepada keluarga wanita (anak-
anak perempuan, cucu-cucu perempuan, ibu dan nenek pihak perempuan, saudara perempuan
sebapak seibu, sebapak atau seibu saja). Para ahli waris berjumlah 25 orang, yang terdiri dari
15 orang dari pihak laki-laki dan 10 dari pihak perempuan. Ahli waris dari pihak laki-laki
ialah:
Anak laki-laki (al ibn), Cucu laki-laki, yaitu anak laki-laki dan seterusnya kebawah (ibnul
ibn), Bapak (al ab), Datuk, yaitu bapak dari bapak (al jad), Saudara laki-laki seibu sebapak (al
akh as syqiq), Saudara laki-laki sebapak (al akh liab), Saudara laki-laki seibu (al akh lium),
Keponakan laki-laki seibu sebapak (ibnul akh as syaqiq), Keponakan laki-laki sebapak (ibnul
akh liab), Paman seibu sebapak, Paman sebapak (al ammu liab), Sepupu laki-laki seibu
sebapak (ibnul ammy as syaqiq), Sepupu laki-laki sebapak (ibnul ammy liab), Suami (az
zauj).
Sedangkan ahli waris dari pihak perempuan adalah: Anak perempuan (al bint), Cucu
perempuan (bintul ibn), Ibu (al um), Nenek, yaitu ibunya ibu ( al jaddatun), Nenek dari pihak
bapak (al jaddah minal ab), Saudara perempuan seibu sebapak (al ukhtus syaqiq), Saudara
perempuan sebapak (al ukhtu liab), Saudara perempuan seibu (al ukhtu lium), Isteri (az
zaujah), Perempuan yang memerdekakan (al mu’tiqah).
Sedangkan bagian masing-masing ahli waris adalah isteri mendapat ¼ bagian apabila
sipewaris mati tidak meninggalkan anak atau cucu, dan mendapat bagian 1/8 apabila si
pewaris mempunyai anak atau cucu, dan isteri berhak mendapatkan juga bagian warisnya.
Rukun-Rukun Mewarisi
Rukun-rukun mewarisi ada 3 yaitu :
a. Muwarrits (Pewaris), yaitu orang yang pada saat meninggalnya atau yang dinyatakan
meninggal berdasarkan putusan pengadilan beragama islam meninggalkan ahli waris dan
harta peninggalan.
b. Warits (Ahli waris), yaitu orang-orang yang berhak mendapatkan harta peninggalan si
mati, baik di sebabkan adanya hubungan kekerabatan dengan jalan nasab atau pernikahan,
maupun sebab hubungan hak perwalian dengan muwarrits.
c. Mauruts (harta waris), yaitu harta benda yang di tinggalkan oleh si mati yang akan di
warisi oleh para ahli waris setelah digunakan untuk keperluan pewaris selama sakit sampai
meninggalnya, biaya pengurusan jenazah (tajhiz), pembayaran hutang dan pemberian untuk
kerabat atau wasiat.
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
STKIP PGRI SUMENEP
Gedungan Sumenep Telp. (0328) 664094 – 671732 Fax. 671732
Syarat-Syarat Mewarisi
a. Meninggal dunianya muwarrits (pewaris). Matinya muwarrits (pewaris) mutlak harus di
penuhi, jadi seseorang baru disebut muwarrits apabila orang tersebut telah meninggal dunia.
b. Hidupnya warits (ahli waris). Hidupnya ahli waris harus jelas pada saat muwarrits
meninggal dunia. Ahli waris merupakan pengganti untuk menguasai harta peninggalan, dan
perpindahan hak itu di dapat melalui jalur waris. Oleh karena itu, setelah muwarrits
meninggal dunia, maka ahli warisnya harus betul-betul hidup, agar pemindahan harta itu
menjadi nyata.
c. Mengetahui status kewarisan Agar seseorang dapat mewarisi harta orang yang meninggal
dunia,haruslah jelas hubungan antara keduannya, seperti hubungan suami istri, hubungan
kerabat dan derajat kekerabatannya.beserta apa saja yang menjadi penghalang untuk
mewarisi.
5. Makna Nusyuz, Syiqoq dan Dzihar
a. Nusyuz
Nusyuz dalam bahasa indonesia disebut sebagai sikap membangkang, sikap tersebut
merupakan hukum yang diberikan istri maupun suami yang melakukan tindakan
membangkang terhadap pasangannya. Nusyuz dapat disebabkan oleh berbagai alasan seperti
halnya, ketidak puasan salah satu pihak atas perlakuan pasanganya, adanya hak-hak yang
tidak terpenuhi.
Nusyuz dalam artian islam adalah sebagai ketidaktaatan terhadap perintah Allah SWT
terhadap pasangan suami istri yang tidak menjalankan perintah-Nya, sehingga nusyuz itu
haram hukumnya karena menyalahi sesuatu yang telah diperntahkan oleh Agama melalui
Alquran dan Hadist Nabi Saw. Golongan hanafiyah menyatakan bahwa nusyuz adalah ketika
seorang istri keluar dari rumah suaminya tanpa seizin suaminya tanpa alasan yang
dibenarkan, atau tidak mau menyerahkan dirinya kepada suaminya dan tidak mau melakukan
hubungan suami-istri ketika suaminya memintanya.
b. Syiqoq
Didalam tafsir ayatil ahkam syiqaq, diartikan sebagai perselisihan dan permusuhan sedang
kata ini diambil dari kata “syiqqun” yang artinya “sisi” dan (perselisihan suami-istri
disebutkan demikian) karena masing-masing pihak dari yang berselisih ini berada pada sisi
yang berbeda, karena adanya permusuhan dan pertentangan. Sedangkan menurut tafsir Al
Qurthubi, Zaid bin Aslam berkata bahwa syiqaq yaitu pertentangan, perbantahan, perselisihan
dan permusuhan yang berasal dari kata “as asyiqqu” yang artinya “sisi” karena masing-
masing dari kedua belah pihak berada pada sisi yang berlainan. Jadi jelas bahwa syiqaq
berasal dari kata syiqqun, as syiqqu, yang artinya “sisi” karena masing-masing pihak antara
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
STKIP PGRI SUMENEP
Gedungan Sumenep Telp. (0328) 664094 – 671732 Fax. 671732
suami dan istri berada pada kedudukan yang berlainan, dimana si istri sebagai penggugat dan
si suami sebagai tergugat. Menurut istilah syara’ syiqaq dapat diartikan sebagai suatu
keadaan perselisihan suami-istri, yang dikhawatirkan akan berakibat pada pecahnya rumah
tangga atau putusnya perkawinan sehingga diangkatlah dua orang juru pendamai (hakam)
guna menyelesaikan permasalahan tersebut.
c. Dzihar
Zihar berasal dari kata zahr yang artinya punggung, perbuatan zihar ini adalah salah satu
perbuatan yang tidak terpuji yang mana kala itu pada zaman jahiliyah seorang suami
mengatakan kepada istrinya bahwasanya punggung istrinya sama dengan punggung ibunya,
yang mana dizaman itu perbuatan tersebut adalah perbuatan yang sering dilakukan apabila
seorang suami sudah tidak suka ataupun tidak senang lagi terhadap istrinya yang mana yang
dimaksudkan adalah suatu talak bagi istrinya.
Zihar pada massa jahiliyah dan pada masa sekarang sangatlah berbeda yang mana dimasa
sekarang makna zihar itu sendiri tidak lepas pada makna dasarnya yakni suatu perbuatan
yang haram dilakukan, namun kita bisa melihat dalam kondisi dan dalam maksud apa suatu
ucapan tersebut muncul.