Anda di halaman 1dari 4

DAFTAR PUSTAKA

Bryson, John M. 1999. Perencanaan Strategis Bagi Organisasi Sosial (Jdl Asli:
Strategic Planning For Public and Nonprofit Organizational Achievement):
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Agus Joko Purwanto 2014. Teori Organisasi (Edisi 2).Tangerang Selatan: Universitas
Terbuka
Kasiria Waruwu. (2016). Strategi Keberhasilan Organisasi berdasarkan program
Organizational Development and Change
Nama Mahasiswa
: DANANG HARYO PRAKOSO
Nomor Induk Mahasiswa/NIM
: 045152419

1. Uraikanlah bagaimana organisasi dapat merancang dan menerpakan strategi menghadapi Pandemi
Covid-19 dari segi analisis SWOT!
Kekuatan (Strengths):
-Sistem Kesehatan yang Kuat: Manfaatkan infrastruktur kesehatan yang kuat untuk menangani
peningkatan kasus COVID-19.
-Teknologi dan Inovasi: Manfaatkan teknologi untuk pelacakan kontak, tes cepat, dan pemantauan
epidemi secara real-time.

Kelemahan (Weaknesses):
-Keterbatasan Sumber Daya: Kurangnya sumber daya seperti peralatan medis, tes, dan fasilitas
perawatan kesehatan.
-Ketergantungan Pada Impor: Bergantung pada impor untuk peralatan medis dapat menjadi
kelemahan jika pasokan terputus.

Peluang (Opportunities):
-Kolaborasi Internasional: Kerja sama dengan negara lain untuk berbagi informasi, sumber daya, dan
penelitian untuk mengatasi pandemi secara bersama-sama.
-Inovasi dalam Pengobatan dan Vaksin: Memanfaatkan perkembangan dalam penelitian dan
pengembangan untuk menciptakan pengobatan dan vaksin yang efektif.

Ancaman (Threats):
-Varian Virus yang Baru: Kemungkinan munculnya varian virus yang lebih menular atau resisten
terhadap vaksin.
-Ketidakpastian Ekonomi: Pandemi dapat menyebabkan ketidakpastian ekonomi yang dapat
mempengaruhi pendanaan untuk penanganan kesehatan.

Dengan mempertimbangkan analisis SWOT ini, strategi dapat dirancang untuk memaksimalkan
kekuatan, mengatasi kelemahan, memanfaatkan peluang, dan menghadapi ancaman dengan lebih
efektif.
2. Uraikanlah lima strategi efektif menurut Brison (2004) agar organisasi dapat berkembang di masa
Pandemi?
Menurut John Bryson, seorang pakar dalam bidang perencanaan strategis, ada lima strategi efektif
yang dapat diambil dalam mengembangkan dan melaksanakan strategi. Ini dikenal sebagai Model
Strategi John Bryson. Berikut adalah lima strategi tersebut:

- Pemetaan Isu dan Peluang (Mapping Issues and Opportunities): Identifikasi secara jelas isu-isu dan
peluang yang ada di lingkungan organisasi. Pemetaan ini membantu dalam memahami dengan baik
konteks eksternal dan internal organisasi.

- Pengembangan Visi dan Misi (Developing a Vision and Mission): Merumuskan visi jangka panjang
dan misi organisasi. Visi memberikan gambaran tentang keadaan yang diinginkan di masa depan,
sementara misi menetapkan tujuan pokok organisasi.

- Menetapkan Strategi (Setting Strategies): Menyusun strategi-strategi yang spesifik untuk mencapai
visi dan misi yang telah ditetapkan. Hal ini melibatkan identifikasi langkah-langkah konkret yang akan
diambil untuk mencapai tujuan.

- Pengembangan dan Implementasi Rencana Aksi (Developing and Implementing Action Plans):
Merinci rencana aksi yang mendukung strategi-strategi yang telah ditetapkan. Implementasi rencana
aksi ini melibatkan pengalokasian sumber daya dan pengawasan terhadap progres yang dicapai.

-Monitoring dan Penyesuaian (Monitoring and Adjusting): Melakukan pemantauan terus-menerus


terhadap lingkungan dan progres implementasi. Jika diperlukan, melakukan penyesuaian terhadap
strategi dan rencana aksi untuk menghadapi perubahan kondisi.

Menerapkan model ini dapat membantu organisasi untuk tetap relevan dan responsif terhadap
perubahan dalam lingkungan bisnis dan sosial.
3. Uraikanlah faktor penghambat yang berkontribusi pada kegagalan strategi yang dipilih organisasi
dalam menghadapi Pandemi Covid-19?

-Tentu, pandemi Covid-19 telah memberikan tantangan yang luar biasa bagi banyak organisasi.
Beberapa faktor penghambat yang dapat berkontribusi pada kegagalan strategi organisasi dalam
menghadapi pandemi ini meliputi:

-Ketidakpastian Eksternal: Pandemi menciptakan tingkat ketidakpastian yang tinggi dalam lingkungan
eksternal. Perubahan cepat dalam situasi kesehatan dan regulasi pemerintah membuat sulit bagi
organisasi untuk merencanakan dan menyesuaikan strategi mereka.

-Ketergantungan pada Pasokan dan Rantai Nilai Global: Organisasi yang sangat tergantung pada rantai
pasokan global mungkin mengalami hambatan signifikan karena gangguan produksi dan distribusi
internasional yang disebabkan oleh pandemi.

-Tingkat Ketergantungan pada Teknologi: Meskipun teknologi telah menjadi kunci untuk melanjutkan
operasi selama pandemi, organisasi yang tidak siap atau memiliki infrastruktur teknologi yang kurang
memadai mungkin kesulitan dalam beralih ke model kerja jarak jauh atau digital.

-Ketidakpastian Finansial: Banyak organisasi mengalami tekanan finansial akibat penurunan


pendapatan, biaya tambahan untuk mengimplementasikan langkah-langkah keamanan, atau kesulitan
mendapatkan dukungan keuangan.

-Ketidakmampuan Merespons Cepat: Beberapa organisasi mungkin memiliki struktur atau budaya
yang sulit beradaptasi dengan perubahan yang cepat. Ketidakmampuan untuk merespons dengan
cepat terhadap kondisi baru dapat menghambat pelaksanaan strategi yang efektif.

-Ketidakpastian dalam Perilaku Konsumen: Perubahan perilaku konsumen selama pandemi dapat sulit
diprediksi. Organisasi yang gagal memahami atau menyesuaikan produk dan layanan mereka dengan
kebutuhan baru konsumen dapat mengalami kesulitan.

-Ketidakmampuan Mengelola Risiko dengan Efektif: Organisasi yang tidak memiliki rencana mitigasi
risiko yang memadai mungkin lebih rentan terhadap dampak negatif pandemi. Ketidakmampuan
untuk mengidentifikasi dan mengelola risiko dengan efektif dapat menghambat strategi keseluruhan.

Penting bagi organisasi untuk dapat beradaptasi dengan cepat, membangun fleksibilitas dalam
strategi, dan secara proaktif mengelola risiko untuk meningkatkan peluang kesuksesan dalam
menghadapi tantangan yang dihadapi selama pandemi.

Anda mungkin juga menyukai