Anda di halaman 1dari 89

SKRIPSI

HALAMAN JUDUL

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PRE-


EKLAMSIA DI RSIA PERTIWI MAKASSAR

DAHLIA SALAM

21.010.25

YAYASAN PERAWAT SULAWESI SELATAN

STIKES PANAKUKANG MAKASSAR

PRODI S1 KEPERAWATAN

2023

i
SKRIPSIAN JUDUL

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PRE-


EKLAMSIA DI RSIA PERTIWI MAKASSAR

DAHLIA SALAM

21.01.025

YAYASAN PERAWAT SULAWESI SELATAN

STIKES PANAKUKANG MAKASSAR

PRODI S1 KEPERAWATAN

2023
iv
v
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Dahlia Salam

NIM : 21.01.025

Program Studi : S1 Keperawatan

Dengan ini menyatakan bahwa proposal ini adalah hasil pemikiran saya

sendiri dan tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar di

kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, serta tidak terdapat karya atau pemikiran

yang pernah ditulis atau ditertibkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu

dalam naskah ini dan disebautkan dalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sebagai

atau keseluruhan proposal ini merupakan hasil karya orang lain maka saya

bersedia mempertanggung jawabkan sekaligus bersedia menerima sanksi berupa

gelar keserjanaan yang telah diperoleh dapat di tinjau kembali.

Demikian, pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tanpa ada

paksaan sama sekali.

Makassar, Januari 2023

Yang membuat pernyataan

(Dahlia Salam)

v
ABSTRAK

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Pre-eklamsia Di RSIA


Pertiwi Makassar,. Dahlia Salam1, Muaningsih2, Asriyanti.

Latar belakang : Pre-eklamsia merupakan sindrom spesifik kehamilan yang


terutama berkaitan dengan berkurangnya perfusi organ akibat vasospasme dan
aktivasi endotel yang bermanifestasi dengan adanya peningkatan tekanan darah
dan protein urine.
Tujuan Penelitian : Diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan dengan
kejadian Pre-eklamsia di RSIA Pertiwi Makassar.
Metode penelitian : Desain penelitian yaitu cross sectional. Besar sempel 36 ibu
hamil. Tehnik sampling yaitu Total Samplin. Penelitian ini telah dilaksanakan
pada bulan Februari 2023 di RSIA Pertiwi Makassar.
Hasil Penelitian ini: ibu hamilyang memiliki kejadian pre-eklamsia sebanyak 36
orang ( 46.8) dan yang tidak mengalami pre-eklamsia sebanyak 41 responden
(53.2%), yang memiliki faktor paritas sebanyak 27 responden (100%) dan yang
tidak mengalami faktor paritas 50 (100%). Hasil uji analisa chi square didapatkan
p= 0.000 (<0.05) maka dengan demikian ada hubungan faktor paritas dengan
kejadian pre-eklamsia. Dengan demikian terdapat hubungan signifikan. yang
memiliki faktor usia sebanyak 26 responden (100%) dan yang tidak mengalami
faktor usia sebanyak 51 responden (100%). Hasil uji analisa chi square
didapatkan p= 0.000 (<0.05) maka dengan demikian ada hubungan faktor usia
dengan kejadian pre-eklamsia. Dengan demikian terdapat hubungan signifikan.
Yang memiliki faktor obesitas sebanyak 11 responden (91.6%) dan yang tidak
mengalami faktor obesitas sebanyak 65 responden (100%), Hasil uji analisa chi
square didapatkan p= 0.011 (<0.05) maka dengan demikian ada hubungan faktor
obesitas dengan kejadian pre-eklamsia. Dengan demikian terdapat hubungan
signifikan. Yang memiliki faktor riwayat keluarga sebanyak 5 responden (100%)
dan yang tidak mengalami faktor riwayat keluarga 72 (100%). Hasil uji analisa
chi square didapatkan p= 0.014 (<0.05) maka dengan demikian ada hubungan
faktor riwayat keluarga dengan kejadian pre-eklamsia. Dengan demikian terdapat
hubungan signifikan.
Kesimpulan dan Saran: Ada hubungan Faktor, paritas, usia, obesitas dan riwayat
keluarga dengan kejadian pre-eklamsia. Diharapkan hasil penelitian menjadi
referensi untuk insitusi dan instansi.
Kata Kunci : Pre-eklamsia, Paritas, Usia, Obesitas dan Riwayat keluarga
KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan

Rahmat dan Hidayat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan

proposal penelitian yang berjudul “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan

Kejadian Pre-eklamsia Di RSIA Pertiwi Makassar”. Penyusunan proposal

penelitian ini suatu syarat untuk memeproleh gelar kesarjanaan strata 1 (S1) pada

Program Studi S1 Keperawatan STIKES Panakkukang Makassar.

Dalam melakukan penyusunan proposal penelitian ini penulis telah

mendapatkan banyak masukan, bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak yang

sangat berguna dan bermanfaat baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh

karena itu pada kesempatan yang baik ini dengan berbesar hati penulis ingin

mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya dan sebesar-besarnya kepada

kedua orang tua Abdul Salam dan Irani dan juga kepada:

1. Ibu Hj. Saenab Dasong, SKM., M.Kep., selaku Plh. Ketua Yayasan Perawat

Sulawesi Selatan.

2. Bapak Dr. Ns. Makkasau, M.Kes., M.EDM., M. Biomed., selaku Ketua

STIKES Panakkukang Makassar yang telah memberikan izin dalam

penyusunan proposal penelitian ini.

3. Bapak Ns. Muh. Zukri Malik, M.Kep., selaku Ketua Program Studi S1

Keperawatan STIKES Panakkukang Makassar yang telah memeberikan

bimbingan dan petunjuknya selama penyusunan proposal penelitian ini.

vii
4. Ibu Ns. Muaningsih, M.Kep, Sp.Kep.Mat selaku Pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan, arahan serta saran yang membangun dalam

penyusunan proposal penelitian ini.

5. Ibu Asriyanti, SKM, M.Kes selaku Pembimbing II yang juga telah

memberikan bimbingan, arahan serta saran yang membangun dalam

penyusunan proposal penelitian ini.

6. Seluruh dosen dan civitas akademika STIKES Panakkukang Makassar yang

telah memberikan bimbingan dan ilmu pengetahuan selama penulis mengikuti

pendidikan.

7. Kepada saudara-saudara saya Azhar, Akbar, Rasmi, Nur, Dina & Fikram

tercinta serta seluruh keluarga yang telah memberikan motivasi, dukungan

serta doanya kepada penulis dalam penyelesaian proposal penelitian ini.

8. Kepada teman-teman seperjuangan S1 Keperawatan Alih Jenjang

(Konversi21) atas segala bantuan, dukungan dan kebersamaan selama kurang

lebih 1,5 tahun ini dalam menuntut ilmu di STIKES Panakkukang Makassar.

Dengan kerendahan hati penulis menyadari bahwa dalam melakukan

penyusunan proposal penelitian ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu

masukan yang berupa saran dan kritik yang membangun dari para pembaca akan

sangat membantu. Semoga proposal penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca

dan pihak-pihak yang terkait.

Makassar, Januari 2023

Dahlia Salam

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
HALAMAN JUDUL..............................................................................................ii
HALAMAN PERSETUJUAN.............................................................................iv
HALAMAN PENGESAHAN..............................Error! Bookmark not defined.
PERNYATAAN KEASLIAN................................................................................v
KATA PENGANTAR...........................................................................................vi
DAFTAR ISI.......................................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................3
C. Tujuan Umum..........................................................................................3
D. Tujuan Khusus........................................................................................3
E. Manfaat Penelitian..................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................6
A. Tinjauan Umum Tentang Pre-eklamsia................................................6
B. Tinjauan Umum Tentang Faktor-Faktor Pre-eklamsia....................12
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN...21
A. Kerangka Konseptual...........................................................................21
B. Hipotesis Penelitian...............................................................................22
BAB IV METODE PENELITIAN.....................................................................23
A. Desain Penelitian...................................................................................23
B. Populasi, Sample dan Sampling Penelitian.........................................23
C. Variabel Penelitian................................................................................26
E. Tempat Penelitian..................................................................................30
F. Waktu Penelitian...................................................................................30
G. Instrumen Penelitian.............................................................................30
H. Prosedur Pengumpulan Data...............................................................32
I. Teknik Analisa Data.................................................................................32
J. Etika Penelitian.........................................................................................34

viii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pre-eklamsia merupakan sindrom spesifik kehamilan yang terutama

berkaitan dengan berkurangnya perfusi organ akibat vasospasme dan aktivasi

endotel yang bermanifestasi dengan adanya peningkatan tekanan darah dan

protein urine (lalenoh, 2018 dalam Indriani Rike, 2022). Pre-eklamsia

memiliki tanda dan gejala yang khas yaitu hipertensi atau tekanan darah

tinggi, edema dan proteinuria (Agustina Malina Pegi et al.2022).

Menurut World Health Statistic (2020), bahwa sekitar 810 wanita

meninggal karena sebab yang dapat dicegah terkait dengan persalinan dan

kehamilan. Menurut data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS. Tahun 2018)

jumlah AKI di Indonesia 305 per 100.000 kelahiran hidup. Berdasarkan

Rekapitulasi data Kabupaten/Kota menunjukan jumlah kasus kematian ibu di

Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2021 sebanyak 195 kasus. Angka ini

mengalami peningkatan sebanyak 62 kasus dari tahun sebelumnya (tahun

2020 = 133 kasus). Berdasarkan survey awal yang diperoleh dari rekam medis

di RSIA Pertiwi Makassar didapatkan informasi data ibu hamil dengan pre-

eklamsia masih tinggi di RSIA Pertiwi Makassar yaitu 96 dari bulan Januari

sampai Oktober 2022. ibu dengan pre-eklamsia di tahun 2022.

1
2

Pre-eklamsia mempunyai dampak yang sangat berbahaya bagi ibu hamil

diantaranya: dapat mengakibatkan penurunan kesadaran sampai terjadi

kejang (eklamsia). Sedangkan pada janin bisa menghambat aliran darah dalam

plasenta, kondisi ini bisa mengakibatkan bayi berat badan lahir rendah. Pada

saat persalinan akan menyebabkan perdarahan, kejang hingga kematian, bayi

yang dilahirkan akan mengalami asfiksia. Pada ibu nifas pre-eklamsia dapat

mengakibatkan perdarahan masa nifas, edema paru, gangguan ginjal, sampai

terjadi gagal ginjal (Indriani Rike, 2022).

Penyebab pre-eklamsia belum diketahui secara pasti. Banyak faktor

yang berhubungan dengan pre-eklamsia tersebut diantaranya: paritas, usia,

obesitas, dan riwayat keluarga ( Wati dan Widayanti, 2020 dalam (Mariati et

al., 2022). Pre-eklamsia saat ini masih menjadi salah satu penyebab utama

kematian ibu pada masa kehamilan, persalinan dan nifas. Sindrome pre-

eklamsia adalah suatu kondisi bila ibu hamil mengalami gejala hipertensi atau

tekanan darah tinggi, adanya proteinuria dalam urine dan edema (Mariati et

al., 2022). Kondisi pre-eklamsia dapat berlanjut menjadi eklamsia yaitu

terjadinya kejang yang dialami ibu hamil (Siswoko, 2022).

Faktor paritas bila jarak kehamilan > 5 tahun resiko terjadinya pre-

eklamsia meningkat proses degeneratif melemahnya kekuatan fungsi otot

rahim dan otot panggul. (nurul et al., 2022). Faktor usia usia ibu hamil < 20

tahun dan > 35 tahun dapat berisiko terjadinya pre-eklamsia (Ariesta 2020

dalam Oktiana 2022) . Obesitas akan berisiko menderita hipertensi ( Fulla

Sofia, 2020 dalam (liya, 2022). Sedangkan faktor riwayat keluarga karena
3

kecenderungan faktor genetik tersebut menunjukan adanya faktor genetik yang

ditentukan oleh genetik ibu yang menyebabkan terjadinya pre-eklamsia

(Pohan, 2021)

Pre-eklamsia menjadi masalah kesehatan perempuan di Indonesia yang

berpengaruh pada ibu dan janin baik pada kondisi hamil, melahirkan dan

setelah melahirkan. Dari beberapa jurnal yang saya baca terkait judul yang

sama namun berbeda lokasi, namun ada yang menemukan hubungan antara

variabel dan ada yang tidak berhubungan. Sejauh ini belum ada penelitian

yang berkaitan dengan faktor paritas, usia, obesitas dan riwayat keluarga,

dengan kejadian pre-eklamsia khususnya di RSIA Pertiwi Makassar. Oleh

sebab itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang faktor yang

berhubungan dengan kejadian pre-eklamsia di RSIA Pertiwi Makassar.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah : Apakah Faktor-faktor yang berhubungan dengan

kejadin pre-eklamsia di RSIA Pertiwi Makassar?

C. Tujuan Umum

Diketahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian Pre-eklamsia di

RSIA Pertiwi Makassar.

D. Tujuan Khusus

1. Diketahui hubungan faktor paritas dengan kejadian Pre-eklamsia di di

RSIA PERTIWI Makassar.


4

2. Diketahui hubungan faktor usia dengan kejadian Pre-eklamsia di RSIA

Pertiwi Makassar.

3. Diketahui hubungan faktor obesitas dengan kejadian Pre-eklamsia di di

RSIA Pertiwi Makassar.

4. Diketahui hubungan faktor riwayat keluarga dengan kejadian pre-

eklamsia di RSIA Pertiwi Makassar.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Manfaat untuk peneliti

Hasil penelitian ini akan menjadi pengalaman berharga bagi peneliti

dan menambah ilmu pengatahuan terkait faktor yang berhubungan

dengan kejadian pre-eklamsia.

b. Manfaat untuk mahasiswa

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengatahuan dan

wawasan mahasiswa mengenai faktor-faktor yang berhubungan

dengan kejadian pre-eklamsia.

c. Manfaat bagi pustaka

Hasil penelitian diharapkan dapat menambah reverensi bahan

pustaka, dan memanfaatkan hasil preservasi bahan pustaka dalam

upaya menyebarkan informasi. Dengan adanya penelitian ini di

harapkan dapat menjadi acuan bagi pengelola perpustakaan untuk

lebih meningkatkan kemampuan tentang kegiatan preservasi bahan

pustaka khususnya dalam dunia ilmu keperawata maternitas.


5

2. Manfaat praktis

a. Manfaat untuk layanan kesehatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu

sumber informasi bagi pengambil dan pelaksanaan kebijakan dalam

mengatasi masalah yang berhubungan dengan kejadian pre-eklamsia.

b. Manfaat untuk tenaga perawat

Hasil penelitian diharapkan dapat menambah sumber informasi,

menambah ilmu pengatahuan perawat dan referensi mengenai faktor

yang berhubungan dengan kejadian pre-eklamsia. Sehingga mampu

memeberikan hubungan data dan informasi kepada pasien khususnya

kepada ibu hamil. Sebagai referensi untuk evaluasi membuat kebijakan

dalam menurunkan angka kematian yang disebabkan oleh komplikasi

kehamilan.

c. Manfaat untuk ibu dengan pre-eklamsia

Hasil penelitian ini di harapkan dapat membantu ibu dalam mengenal

faktor yang mempengaruhi pre-eklamsia sehingga ibu hamil dapat

melakukan pemeriksaan ANC secara teratur.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Pre-eklamsia

1. Definisi Pre-eklamsia

Pre-eklamsia adalah Penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema

dan proteinuria yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini biasanya

timbul pada Triwulan ke-3 kehamilan tetapi dapat timbul sebelumnya,

misalnya pada Mola Hidatosa (vitiasaridessy, 2019)

Pre-eklamsia merupakan salah satu kondisi berisiko pada ibu hamil.

Pre-eklamsia merupakan darah tinggi atau hipertensi yang terjadi pada ibu

hamil. Setelah usia kehamilan 20 minggu (≥20 minggu). Namun demikian

pre-eklamsia dapat terjadi dimasa kehamilan, persalinan, maupun setelah

persalinan atau masa nifas. (kurniawati et al., 2022)

2. Klasifikasi Pre-eklamsia

Klasifikasi pre-ekalmsia dibagi menjadi 2 golongan (kurniawati et al.,

2022)

a. Pre-eklamsia Ringan

Pre-eklamsia ringan ditandai dengan : tensi/ tekanan darah lebih dari

140/ 90 mmHg selama satu minggu atau lebih, pemeriksaan air

kencing di puskesmas atau pelayanan kesehatan menunjukan jumlah

protein lebih 300 mg atau proteinuri 1+, tidak ada keluhan sakit kepala

yang berat, pandangan tidak kabur.

6
7

b. Pre-eklamsia Berat

Pre-eklamsia berat apabila tensi/ tekanan darah > 160/110 mmHg,

hasil pemeriksaan air kencing di pelayanan kesehatan ≥ 5 gr / ≥ 3+ ,

air kencing sedikit (kurang dari 400-500 ml/24 jam), pusing/ sakit

kepala terus menerus, pandangan kabur/ seperti bintikbintik didepan

mata, nyeri di ulu hati, mual/ muntah, sesak nafas, janin kecil atau

tidak berkembang dengan baik, adanya masalah pada hati.

3. Etiologi Pre-eklamsia

Pre-eklamsia samoai saat ini belum diketahui penyebab pastinya.

Beberapa hal yang menjadi faktor resiko terjadinya pre-eklamsia pada

ibu hamil adalah : (kurniawati et al., 2022)

a. Pre-eklamsia sebelumnya dan keluarga yang pernah mengalamai pre-

eklamsia saat hamil

b. Paritas

c. Ibu hamil dengan usia < 20 dan > 35 tahun

d. Obesitas

e. Primigravida

f. Kehamilan kembar

g. Ibu hamil dengan penyakit kencing manis atau diabetes melitus

h. Ibu hamil yang mempunyai penyakit hipertensi atau darah tinggi

4. Patofisiologi Pre-eklamsia

Pre-eklamsia terjadi pada spasme pembuluh darah spasme pembuluh

darah yang disertai dengan retensi garam dan air. Pada biopsi ginjal
8

ditemukan spasme hebat arteriola glomerulus. Pada beberapa kasus,

lumen arteriole sedemikian sempitnya sehingga nyata dilalui oleh satu sel

darah merah. Jadi jika semua arteriola didalam tubuh mengalami spasme

maka tekanan darah akan naik, sebagai usaha untuk mengatasi kenaikan

tekanan perifer agar oksigen jaringan dapat dicukupi

Sedangkan kenikan berat badan dan edama yang disebabkan oleh

penimbunan air yang berlebihan dalam ruangan intestinal belum

diketahui sebabnya, mungkin karena retensi air dan garam. Proteinuria

dapat disebabkan oleh spesma arteriola terjadi perubahan pada

glomerulus. (vitiasaridessy, 2019)

5. Gejala Pre-eklamsia

Gejala pre-ekalmsia biasanya timbul dalam urutan pertambahan berat

badan yang berlebihan, diikuti edema, hipertensi, dan akhirnya

proteinuria. Pada pre-ekalmsia ringan tidak ditemukan gejala-gejala

subyektif, pada pre-ekalmsia ditemukan sakit kepala di daerah frontal,

skotoma, penglihatan kabur, nyeri di daerah epigastrum, mual dan

muntah-muntah. Gejala-gejala ini sering ditemukan pada pre-ekalmsia

yang meningkat dan merupakan petunjuk bahwa eklamsi akan timbul.

(vitiasaridessy, 2019)

6. Perubahan Psikologi

Normotensive pada wanita hamil dihubungkan dengan perubahan

cardivasculer termasuk meningkatnya kerja jantung, volume darah dan

cardiovasculer output (Gant Etal 1973). Hal ini menyebabkan sel


9

endothelia rusak sehingga perbandingan antara vasodilator:

vasocontricsi. Perbandingan ini disebabkan karena unutk menopang

hipertensi. Dengan adanaya hipertensi bersama-sama dengan sel

endothelia rusak mempengaruhi melalui pembuluuh darah sehingga

dihasilkan edema kemudian menuju ke jaringan.

Pengurangan cairan ke intravaskuler disebabkan hypoluemia dan

hemokonsentrasi dan ini adalah reflek untuk meningkatnya hematrokit.

Dalam kasus yang parah, paru-paru dapat menjadi macet dengan adanya

cairan dan berkembang menjadi edema pulmonary, oksigen rusak

sehingga terjadi sianosis.

Dengan vasokontriksi dan disruption ke vascuer endothelium

menjadi coagulasi aktif. Meningkatnya produksi trombositopenia dan

responsible untuk Disseminated Intravaskuler Cougelation (DIC). Di

ginjal, vasospasme menghasilkan arteriolus menyebabkan pengurangan

aliran darah menuju ke ginjal yang menjadikan hypoxia dan edema.

(vitiasaridessy, 2019)

7. Penanganan pre-eklamsia (vitiasaridessy, 2019)

a. Penanganan Pre-eklamsia Ringan

1) Rawat jalan

a) Banyak istirahat (berbaring tidur miring)

b) Diet cukup protein, rendah karbohidrat, lemak, dan garam

c) Sedative ringan (jika tidak bisa istirahat) tablet febobarbital

3x30 mg peroral selama 2 hari


10

d) Raboransia

e) Kunjungan ulang tiap 1 mg

2) Jika dirawat di Puskesmas atau Rumah Sakit:

a) Pada Kehamilan Preterm (kurang dari 37 minggu)

(1) Jika tekanan darah mencapai normtensif selama

perawatan persalinan ditunggu sampai aterm

(2) Bila tekanan darah turun tetapi belum mencapai

normotensif selama perawatan maka kehamilannya dapat

diakhiri pada kehamilan lebih dari 37 minggu

b) Pada Kehamilan Aterm (lebih dari 37 minggu)

Persalinan ditunggu spontan atau dipertimbangkan untuk

melakukan induksi persalinan pada taksiran tanggal

persalinan.

3) Cara persalinan

Persalinan dapat dilakukan spontan bila perlu memperpendek kala

II dengan bantuan bedah obstetri.

b. Penanganan pre-eklamsia berat di Rumah Sakit

1) Penaganan Aktif:

a) Indikasi

Indikasi perawatan aktif ialah bila di dapatkan satu atau lebih

keadaan ini pada ibu:

(1) Kehamilan lebih dari 37 minggu

(2) Adanya tanda-tanda impending


11

(3) Kegagalan terjadi pada perawatan konservatif

Pada janin:

(1) Adanya Tanda-tanda Fetaldistres

(2) Adanya Tanda-tanda IUFD

8. Diagnosis Pre-eklamsia

Diagnosis pre-eklamsia dapat ditegakan dari gambaran klinik dan

pemeriksaan labolatorium. Dari hasi diagnosis, maka pre-eklamsia dapat

diklasifikasikan menjadi dua golongan yaitu: (Geraldo et al/. 2017 dalam

(Bulqies, 2021)

a. Pre-eklamsia bila disertai keadaan sebagai berikut:

1) Tekanan darah ≥ 140/90 mmHg, atau kenaikan diastolik 15

mmHg atau lebih, atau kenaikan sistolik 30 mmHg atau lebih

setelah 20 minggu kehamilan dengan riwayat tekanan darah

normal.

2) Proteinuria kuantitatif ≥ 0,3 gr perliter atau kualitatif + 1 atau +

2 pada urine kateter atau midstream.

b. Pre-eklamsia berat, bila disertai keadaan sebagai berikut:

1) Tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih.

2) Proteinuria 5 gr atau lebih perliter dalam 24 jam atau kualitatif

+3/4.

3) Oligouria, yaitu jumlah urine kurang dari 500 cc per 24 jam.

4) Adanya gangguan serebral, gangguan penglihatan, dan rasa nyeri

di epigastrium.
12

5) Terdapat edema paru dan sianosis

6) Trombositopeni

7) Gangguan fungsi hati

8) Pertumbuhan janin terhambat

B. Tinjauan Umum Tentang Faktor-Faktor Pre-eklamsia

1. Menurut (Mariati et al., 2022) faktor yang berhubungan dengan pre-

eklamsia sebagai berikut:

a. Paritas

Paritas merupakan jumlah anak yang dilahirkan baik lahir hidup

maupun meninggal. Paritas ≥4 kali mempunyai resiko yang lebih

besar untuk terjadi perdarahan, demikian dengan ibu yang terlalu

sering hamil menyebabkan resiko untuk sakit, kematian dan juga

anaknya (Depkes Ri, 2008)

Paritas berisiko terjadinya pre-eklamsia. Ibu dengan paritas tinggi

>4 kali sudah mengalami penurunan fungsi sistem reproduksi. Dan

paritas yang paling baik jika ≤4 kali, dan buruk jika ≥4 kali. Dan

semakin sering ibu melahirkan semakin kekuatan miometriumnya

menurun sehingga ibu berisiko mengalami pre-eklamsia. Terjadinya

kehamilan disertai persalinan secara terus menerus berakibat pada

semakin hilangnya elastis jaringan akibat peregangan pada masa

kehamilan hingga persalinan. Kerusakan pada jaringan tubuh

memungkinkan timbulnya kelainan dalam kandngan ibu yang akan


13

sangat mempengaruhi kondisi letak janin atau plasenta pada ibu yang

dapat menggangu pertumbuhan janin dalam kandungan ibu membuat

ibu melahirkan bayi yang kurang sehat (Wiknjosastro, 2007 dalam

(Andi et al., 2022)

b. Usia ibu yang ekstream (lebih mudah dari 20 tahun atau lebih tua

dari 35 tahun)

Pada usia <20 tahun dan 35 tahun bisa mengakibatkan tejadi

kegagalan “remodeling arteri spiralis”, dengan akibat plasenta

mengalamai iskemia. Plasenta yang mengalami iskemik dan hipoksia

akan menghasilkan oksidan yang disebut juga dengan radikal bebas.

Oksidan atau radikal bebas adalah senyawa penerima elektron atau

atom, molekul yang mempunyai elektron yang tidak berpasangan.

Salah satu oksidan penting yang dihasilkan plasenta iskemik adalah

radikal hidroksil yang sangat toksik, khususnya terhadap membran sel

endothel pembuluh darah. Sehingga kejadian tersebut mengakibatkan

pre-eklamsia. Usia ibu dpat mempengaruhi pre-eklamsia karena usia

merupakan bagian dari status reproduksi yang penting. Usia berkaitan

dengan peningkatan atau penurunan fungsi tubuh sehingga

mempengaruhi status kesehatan seseorang. (Transyah, 2018 dalam

(Pohan, 2021)

c. Obesitas

Obesitas adalah keadaan kronis, peradangan tingkat rendah yang

dapat menginduksi disfungsi endotel dan iskemia plasenta melalui


14

mekanisme yang dimediasi imun, pada gilirannya menyebabkan

produksi mediator inflamasi yang menghasilkan respons inflamasi

ibu yang berlebihan dan perkembangan pre-eklamsia. IMT juga

berpengaruh terhadap kejadian pre-eklamsia karena obesitas sangat

erat kaitannya dengan pola makan yang tidak seimbang. Kelebihan

berat badan meningkatkan risiko terjadinya penyakit kardiovaskuler.

Oleh sebab itu orang yang mengalami obesitas lebih muda mengalami

hipertensi bahkan pre-eklamsia. (staff, 2019 dalam (Bulqies, 2021)

Berat badan berlebih meningkatkan risiko pre-ekalmsia dan

hipertensi gastasional seiring dengan penongkatan IMT ( dari

overweight menjadi obesitas grade 3). Overweight, obesitas pada

kehamilan mengalami peningkatan stres oksidatif, dislipemia,

peningkatan resistensi insulin, hiperinsulinemia, perubahan fungsi

endotel, dan keadaan pro-inflamsi yang khas dilihat dari penongkatan

protein C-reaktif yang akan menjadi faktor risiko pre-ekalmsia

( Fernandez Alba et al, 2018 dalam(Bulqies, 2021). Obesitas akan

menyebabkan inflamasi vaskular ibu yang akan menggangu proses

plasentasi. Gangguan plasentasi ini akan memperburuk perfusi

intervillous plasenta sehingga rentan mengalami aterosis yang menjadi

predisposisi pre-eklamsi (staff, 2019 dalam (Bulqies, 2021)

Obesitas kehamilan adalah kenaikan berat badan pada ibu hamil

melebihi 12-16 kg berat badan normal dan merupakan ancaman yang

cukup serius, kemungkinan akan mengalami masalah ketika


15

persalinan dan pasca persalinan ( Siswono, 20117; Detiana 2010

dalam (Ella Gabriella et al., 2019)

Penentuan obesitas keadaan obesitas ditentukan dengan

mengklasifikasikan status gizi berdasarkan IMT. IMT merupakan

rumus maternitas yang berkaitan dengan lemak tubuh orang dewasa,

dan dinyatkan sebagai berat badan dalam kg dibagi dengan kwadrat

tinggi badan dalam ukuran meter (Meldia M, 2018 dalam (Aisyah et

al., 2022)

c. Riwayat keluarga

Pre-eklamsia cenderung meningkatkan pada wanita yang memiliki

ibu dengan pre-eklamsia serta frekuensi pre-eklamsia meningkat pada

keturunan ibu hamil dengan pre-eklamsia . 20 – 40 % terjadi pada

anak perempuan yang ibunya mempunyai riwayat Pre-eklamsia. Pada

wanita yang memiliki saudara perempuan dengan riwayat Pre-

eklamsia 11 – 37% dan pada wanita yang mempunyai saudara kembar

dengan riwayat penyakit 22 – 47 % (Lelenoh, 2018 dalam (Pohan,

2021)

Faktor risiko pre-eklamsia meliputi riwayat keluarga. Penelitian

menunjukan bahwa perubahan di dekat fms-like tyrosine kinase1

(FLTI) lokus genon janin menjadi predisposisi mengalami pre-

eklamsia (Phipss et al., 2019 dalam (Bulqies, 2021)

Meskipun sebagian besar kasus pre-eklamsia terjadi pada wanita

tanpa riwayat keluarga, kehadiran pre-eklamsia pada kerabat tingkat


16

pertama meningkatkan risiko wanita untuk menglami pre-eklamsia

berat sebesar dua hingga empat kali lipat. (Sudarman et.al., 2021)

2. Menurut (Monalisa et al., 2022) faktor yang berhubungan dengan pre-

eklamsia sebagai berikut:

a. Primigravida

Primigravida adalah keadaan ibu hamil dengan kemungkinan

resiko tinggi, sehingga dibutuhan perawatan antenatal, natal, dan

postnatal. Yang perlu diketahui kategori rawan ternyata hanya berlaku

pada kehamilan anak pertama. Sedangkan pada kehamilan anak kedua

dan ketiga, risiko akan menurun dengan sendirinya. Namun bahaya

akan kembali meningkat saat kehamilan keempat dan berikutnya

karena ibu menghadapi risiko perdarahan pada proses persalinan.

Kehamilan pertama dianggap berisiko pada usia rawan, risiko

kehamilan anak pertama tersebut meningkat karena ada beberapa

faktor tambahan. Pada primigravida frekuensi pre-eklmsia lebih tinggi

bila di bandingkan dengan multigravida terutama primigravida muda.

Ibu hamil primipara memiliki kemungkinan 4-5 kali dibandingkan

dengan ibu hamil multipara. Hal ini dapat terjadi karena pada

kehamilan pertama cenderung terjadi kegagalan pembentukan

blocking antibodies terhadap antigen plasenta sehingga timbil respon

imun yang tidak menguntungkan yang mengarah pada pre-eklamsia.

(Wiknjosastro 2013 dalam (Monalisa et al., 2022)


17

b. Usia

Usia merupakan bagian dari status reproduksi yang penting. Usia

berkaitan dengan peningkatan atau penurunan fungsi tubuh sehingga

mempengaruhi status kesehatan. Usia reproduktif sehat yang aman

untuk kehamilan dan persalinan adalah 20-35 tahun. Sedangkan usia

> 35 tahun seiring bertambahnya usia rentan untuk terjadi degenerasi.

Adanya perubahan patologis, yaitu terjadinya spasme pembuluh

darah arteriol menuju organ penting alam tubuh sehingga

menimbulkan gangguan metabolisme jaringan, gangguan peredaran.

(Manuaba, IAC., I Bagus dalam (Monalisa et al., 2022)

Ibu hamil yang berusia < 20 tahun atau > 35 tahun memiliki

kemungkinan 3-4 kali lebih besar untuk mengalami pre-eklamsia di

bandingkan dengan ibu yang berusia 20-35 tahun. Hal ini dikarenakan

oleh usia dapat mempengaruhi peningkatan dan penurunan fungsi

tubuh manusia serta kesehatan manusia. (Wiknjosastro 2013 dalam

(Monalisa et al., 2022)

Pada usia < 20 tahun diketahui bahwa organ reproduksi perempuan

belum siap dan atau matang secara sempurna, sementara pada usia

>35 tahun atau semakin bertambahnya usia ibu hamil, dapat terjadi

proses degeneratif yang menyebabkan terjadinya pengerasan dinding

pembuluh darah yang selanjutnya menyebabkan terjadinya

penyempitan pembuluh darah. Sehingga aliran darah memerlukan

tekanan darah yang lebih besar melalui pembuluh darah. Hal ini
18

ditunjukan dengan adanya peningkatan tekanan darah sebagai salah

satu tanda dari pre-eklamsia. Wiknjosastro 2013 (Monalisa et al.,

2022)

Pada usia >35 tahun, terjadi proses degeneratif yang

mengakibatkan perubahan struktural dan fungsional yang terjadi pada

pembuluh darah perifer yang bertanggung jawab terhadap perubahan

tekanan darah. Ibu hamil dengan umur >35 tahun, tubuhnya

mengalami proses pengapuran. Keadaan ini nantinya akan

mempengaruhi kesehatan janinnya. (Wiknjosastro 2013 dalam

monalisa)

c. Obesitas

Pada ibu overweight dengan indeks massa tubuh (IMT) antara 25

dan 29,9 kg/m2 maka peningkatan berat badan dikatakan normal bila

ibu hamil bobotnya bertambah 7 sampai 11 kg. ibu yang mengalami

obesitas sebelum hamil dengan indeks massa tubuh (IMT) lebih dari

30 kg/m2 maka peningkatan berat badan dikatakan obesitas.

Kehamilan dengan obesitas akan sangat berisiko untuk mengalami

pre-eklamsia disebabkan oleh faktor gaya hidup, dimana termasuk

didalamnya pola makan yang kurang baik dan aktivitas fisik yang

kurang dapat menyebabkan terjadinya obesitas dan penyakit

kardiovaskuler. Namun selama mereka bisa menjaga pola makan dan

aktivitas fisik yang cukup, maka obesitas dapat dihindari. Aktivitas

fisik dapat menurunkan risiko terjadinya pre-eklamsia, dimana wanita


19

yang melakukan aktifitas fisik selama awal kehamilan mengalami

penurunan risiko pre-eklamsia ( Kemenkes RI. 2013 dalam (Monalisa

et al., 2022)

d. Riwayat hipertensi

Riwayat hipertensi pada sebagian wanita dengan riwayat

hipertensi kronis, hipertensi dapat memburuk, terutama pada

kehamilan berikutnya. Hipertensi yang diperberat oleh kehamilan

seperti itu dapat disertai dengan protuinuria dan edema patologis dan

kemudian disebut suoerimposed pre-eklamsia. Kerap kali

superimposed pre-eklamsia timbul lebih awal dalam kehamilan bila di

bandingkan dengan pre-eklamsia murni dan cenderung jadi berat pada

kebanyakan kasus. Riwayat hipertensi adalah ibu yang pernah

mengalami hipertensi sebelum hamil atau sebelum umur kehamilan 20

minggu. Ibu yang mempunyai riwayat hipertensi berisiko lebih besar

mengalami pre-eklamsia, serta meningkatkan morbiditas, mortalitas

maternal dan neonatal lebih tinggi. Diagnosa pre-eklamsia ditegakan

berdasrakan peningkatan tekanan darah yang berdasarkan peningkatan

tekanan darah yang disertai denga proteinuria dan edema.

(Cunningham 2013 dalam (Monalisa et al., 2022)

Riwayat hipertensi sebelum hamil dikenal dengan hipertensi

kronik sebagai salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kejadian

pre-eklamsia yang berasal dari ibu. Tekanan darah tinggi yang terus-

menerus menyebabkan jantung seseorang bekerja ekstra keras,


20

akhirnya kondisi ini berakibat terjadinya kerusakan pada pembuluh

darah, jantung, ginjal, otak, dan mata. Terlebih pada seorang ibu

hamil, terjadi peningkatan beban kerja jantung yang cenderung

meningkatkan tekanan darah yang dapat berakibat pada kejadian pre-

eklamsia. (Saifuddin 2016 dalam (Monalisa et al., 2022)

e. Kehamilan kembar/ganda

Kehamilan kembar atau kehamilan ganda merupakan kehamilan

dengan dua janin. Kehamilan kembar dapat memberikan resiko yang

lebih tinggi terhadap bayi dan ibu. Pertumbuhan janin ganda lebih

sering mengalami gangguan dibandingkan janin tunggal seperti

kejadian pre-eklamsia akibat adanya beban penambahan sirkulasi

darah kejanin (Purwanto, 2009 dalam (Andriani et al., 2022).

Kejadian pre-eklamsia lebih tinggi yaitu 8,22 kali pada ibu dengan

kehamilan kembar dibandingkan dengan ibu tidak dengan kehamilan

kembar. (Grum et al., 2017 dalam (Parantika et al., 2021). Kehamilan

kembar memiliki risiko mengalami pre-eklamsia hampir 3 kali lipat.

Pada kehamilan kembar terdapat perubahan kardiovaskuler yang lebih

besar, dengan jumlah janin lebih dari satu dapat memburuk respon

fisiologis ibu terhadap kehamilan. Wanita dengan kehamilan kembar

memiliki plasenta yang besar sehingga menyebabkan terjadinya

penurunan perfusi pada plasenta. Jaringan plasenta yang berlebihan

tidak mungkin mendapatkan perfusi yang adekuat dibandingkan

dengan wanita kehamilan tunggal sehingga menimbulkan risiko


21

terjadinya pre-eklamsia. Oleh karena itu, wanita dengan kehamilan

kembar memerlukan perhatian khusus dan pemantauan secara ketat

selama kehamilan. ( Duckitt et al., 2019 dalam (Parantika et al., 2021)

f. Penyakit Kencing Manis atau Diabetes Melitus

Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik

dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan

sekresi insulin, kinerja insulin atau kedua-duanya. Penyakit yang

meyertai diabetes melitus berpengaruh terhadap pre-eklamsia. Karena

penyakit ini merupakan kelainan herediter dengan ciri berkurangnya

insulin dalam sirkulasi darah, konsentrasi gula darah tinggi dan

berkurangnya glikogenesis. Diabetes dalam kehamilan menimbulkan

banyak kesulitan. Penyakit ini akan menyebabkan perubahan-

perubahan metabolik dan horminal pada penderita yang juga

dipengaruhi oleh kehamilan. Sebaliknya, diabetes akan mempengaruhi

kehamilan dan persalinan (Mochtar, 2017 dalam (Rezeki &

Rahmawati, 2022)

Diabetes disebabkan oleh tidak ada atau terbatasnya insulin yang

merupakan hormon penting untuk metabolisme karbohidrat.

Metabolisme merupakan istilah umum untuk reaksi kimia dala tubuh

yang memungkinkan tubuh tersebut berfungsi. Semua alur

metabolisme dalam tubuh dimulai dari pencernaan dan penyerapan

karbohidrat, lemak dan protein, tubuh kemudian menggunakan nutrien


22

ini untuk menyediakan enrgi dan zat-zat alamiah yang dibutuhkan

oleh tubh (Bothamley, 2018 dalam (Rezeki & Rahmawati, 2022)

g. Penyakit Hipertensi

Hipertensi pada kehamilan dapat menyebabkan kematian pada ibu dan

janin. Hipertensi yang disertai dengan protein urin yang meningkat

dapat menyebabkan pre-eklamsia/eklamsia yang dapat menyebabkan

ibu mengalami komplikasi yang lebih berat seperti solusio plasenta,

perdarahan otak dan geger otak akut. Ibu yang mengalami pre-

eklamsia/eklamsia dapat menyebabkan janin yang dikandungnya

mengalami persalinan prematur, terhambatnya pertumbuhan janin

dalam rahim dan hipoksia (Tri, 2022)

Faktor riwayat hipertensi mempunyai risiko 6,42 kali terjadi pre-

eklamsia dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak ada riwayat

hipertensi. Tekanan darah tinggi pada ibu hamil menimbulkan dampak

yang beragam, mulai dari pre-eklamsia ringan hingga berat. Hipertensi

dalam kehamilan terbagi atas pre-eklamsia ringan, pre-eklamsia berat,

eklamsia, serta supermposed hipertensi (ibu hamil yang sebelum

kehamilannya sudah memiliki hipertensi dan hipertensi berlanjut

selama kehamilan). Tanda dan gejala yang terjadi serta

penatalaksanaan masing-masing hipertensi tidaklah sama (Khodiyah,

2016 dalam (Sabgustina & Anjani, 2018)


21

BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Kerangka Konseptual

Berdasarkan dasar pemikiran tersebut maka hubungan variabel-variabel

independen dengan variabel dependen dapat dipetakan melalui kerangka

konsep sebagai berikut:

Variabel Independen Variabel Dependen

Paritas

Usia

Obesitas

Riwayat keluarga

Kehamilan
kembar
Pre-
eklamsia
Ibu hamil dengan
penyakit kencing
manis atau DM

Ibu hamil dengan


penyakit
hipertensi

Primigravida

21
22

Keterangan :

: Variabel Independen

: Variabel Dependen

: Arah yang kemungkinan terjadi pengaruh

: Variabel yang tidak ditelitih

22
22

B. Hipotesis Penelitian

Adapun hipotesis penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Hipotesis Nol (Ho)

a. Tidak ada hubungan paritas dengan kejadian pre-eklamsia di RSIA

Pertiwi Makassar

b. Tidak ada hubungan usia dengan kejadian pre-eklamsia di RSIA

Pertiwi Makassar

c. Tidak ada hubungan obesitas dengan kejadian pre-eklamsia di RSIA

Pertiwi Makassar

d. Tidak ada hubungan riwayat keluarga dengan kejadian pre-eklamsia

di RSIA Pertiwi Makassar

2. Hipotesis Alternatif (Ha)

a. Ada hubungan paritas dengan kejadian pre-eklamsia di RSIA Pertiwi

Pertiwi Makassar

b. Ada hubungan usia dengan kejadian pre-eklamsia di RSIA Pertiwi

Makassar

c. Ada hubungan obesitas dengan kejadian pre-eklamsia di RSIA

Pertiwi Makassar

d. Ada hubungan riwayat keluarga dengan kejadian pre-eklamsia di

RSIA Pertiwi Makassar.


23

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Survei

Analitik dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional study yaitu untuk

hubungan antara Variabel Independen dengan Variabel Dependen dengan

melakukan pengukuran sesaat (Salam, 2017) Pada penelitian ini variabel

independen adalah paritas, usia, obesitas dan riwayat Keluarga sedangkan

variabel dependen ialah kejadian pre-eklamsia. Pada variabel penelitian

dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pre-

eklamsia di RSIA Pertiwi Makassar.

B. Populasi, Sample dan Sampling Penelitian

1. Populasi

Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantatif yaitu penelitian

yang dilakukan dengan sistematis, serta menggunakan metode statistika

dalam mendapatkan hasil penelitian dengan keluaran berupa angka-

angkaPopulasi adalah keseluruhan jumlah yang terdiri atas objek atau

subjek yang mempunyai karakteristik dan kualitas tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk diteliti dan kemudian ditarik

kesimpulannya (sujarweni, 2014). Populasi dalam penelitian ini adalah

23
24

ibu hamil dengan pre-eklamsia yang berjumlah 68 dari bulan Mei

sampai Oktober di RSIA PERTIWI Makassar.

2. Sampel

Sampel adalah terdiri atas bagian populasi yang terjangkau yang dapat

dipergunakan sebagai subjek penelitian melalui sampling (Salam, 2017).

Pengambilan sampel dilakukan dengan memilih pasien yang sesuai kriteria

eksklusi dan inklusi.

Pada penelitian pengambilan sampel dengan menggunakan

rumus slovin (Salam, 2017) yaitu :

N
n= 2
1+ N (d) 2itu , 2017 ngambilan sampel dengan menggunakan rumus slovin al . nk

Keterangan :

n : Besar sampel

N : Besar populasi

D : Tingkat signifikansi (d=0,05)

Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah:

N
n= 2
1+ N ( d ) 2itu , 2017 ngambilan sampel dengan menggunakanrumus slovin al . nklusi . te

96
n= 2
1+ 96(0 , 05) 2 itu , 2017 ngambilan sampel dengan menggunakan rumus slovin a

96
n= 2
1+ 96 ( 0,0025 ) 2 itu , 2017 ngambilan sampel dengan menggunakanrumu

96
n=
1+0 ,24 2 itu , 2017 ngambilan sampel dengan menggunakanrumus slovin al .nklusi .teknika
25

96
n=
1 , 24 2 itu ,2017 ngambilan sa mpel dengan menggunakan rumus slovin al . nklusi . teknikan

n=77

Berdasarkan rumus diatas maka, jumlah sampel yang akan

diambil dari populasi adalah 77 ibu yang menderita preeklamsia.

Namun tidak menutup kemungkinan jumlah sampel akan berkurang

apabila tidak sesuai dengan kriteria yang diinginkan oleh peneliti.

3. Sampling

Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi yang dapat

mewakili populasi yang ada. Teknik sampling merupakan cara-cara yang

ditempuh dalam pengambilan sampel, agar memperoleh sampel yang

benar-benar sesuai dengan keseluruhan subjek penelitian (Sastro asmoro &

Ismail) dalam buku (Salam, 2017)

Teknik sampel dalam penelitian ini adalah Nonprobability sampling

yakni Purpose sampling Yaitu teknik penetapan sampel dengan cara

memilih sampel di antara populasi sesuai dengan yang di kehendaki

peneliti. Kriteria ini terbagi atas kriteria inklusi dan eksklusi

Adapun kriteria sampel yang dimaksud adapun kriteria inklusi dan

eklusi yaitu:

a. Kriteria inklusi pada penelitian :

1) Ibu hamil yang mengalami pre-eklamsia di RSIA Pertiwi Makassar

2) Ibu hamil yang melakukan pemeriksaan ANC di RSIA Pertiwi

Makassar
26

3) Ibu hamil dengan pre-eklamsia yang dirawat inap di di RSIA

Pertiwi Makassar

b. Kriteria Ekslusi pada penelitian :

1) Ibu hamil yang tidak mau menjadi responden

2) Ibu hamil dengan faktor kehamilan ganda dengan kejadian pre-

eklamsia di RSIA Pertiwi Makassar

3) Ibu hamil dengan faktor penyakit kencing manis atau DM dengan

kejadian pre-eklamsia di RSIA Pertiwi Makassar

C. Variabel Penelitian

Menurut Notoatmodjo (2019) menjelaskan bahwa variabel adalah

sesuatu yang digunakan sebagai sifat, ciri dan ukuran yang dimiliki atau

diperoleh berdasarkan satuan penelitian tentang sesuatu konsep penelitian

tertentu, misalnya paritas, usia, obesitas dan riwayat keluarga.berdasarkan

perannya atau hubungan fungsional variabel dibedakan menjadi:

1. Variabel Independen (Bebas)

Variabel independen adalah variabel yang memengaruhi atau nilainya

menentukan variabel yang lain. Suatu kegiatan stimulus yang dimanipulasi

oleh peneliti menciptakan suatu dampak pada variabel dependen. Variabel

independen dalam penelitian ini faktor-faktor paritas, usia, obesitas dan

riwayat keluarga.

2. Variabel Dependen (Terikat)


27

Variabel Dependen adalah variabel yang dipengaruhi nilainya ditentukan

oleh variabel lain. Variabel dependen pada penelitian ini adalah kejadian

pre-eklamsia
26

D. Definisi Operasional

1. Variabel independen

No Variabel Penelitian Definisi Operasional Parameter Alat ukur Skala Skor


1. Variabel independen Paritas adalah jumlah anak yang 1. Paritas baik Kuesioner Ordinal 1. Paritas baik <
(paritas) hidup atau jumlah kehamilan <4 4 jika skor 1
yang menghasilkan janin yang 2. Paritas 2. Paritas buruk
mampu hidup diluar rahim. Dan
buruk ≥ 4 ≥ 4 jika skor ≥
dikatakan paritas baik < 4dan
paritas buruk ≥ 4 1
2. Variabel independen Usia atau umur pada ibu dengan 1. Berisiko Kuesioner Ordinal 1. Berisiko (usia
(usia) pre-eklamsia berisiko (usia < 20 (usia < 20 < 20 tahun dan
tahun dan ≥ 35 tahun) tidak tahun dan ≥ ≥ 35 tahun)
berisiko (usia 20-35 Tahun). 35 tahun) jika skor ≥ 1
2. tidak 2. tidak berisiko
berisiko (usia 20-35
(usia 20-35 Tahun) < 1
Tahun)
3. Variabel independen Obesitas pada ibu dengan pre- 1. Obesitas jika Observasi Ordinal 1. Obesitas jika
(obesitas) eklamsia dikatakan jika IMT IMT ≥ 30 IMT ≥ 30
≥ 30 dan tidak obesitas jika 2. Tidak jika skor ≥ 1
IMT < 30. obesitas jika 2. Tidak obesitas
IMT < 30 jika IMT < 30
jika skor < 1
27

4. Variabel independen Riwayat keluarga cenderung 1. Ada Kuesioner Ordinal 1. Ada riwayat
(riwayat keluarga) meningkat pada wanita yang riwayat keluarga yang
mempunyai ibu dan saudara keluarga mempunyai
yang mempunyai pre- eklamsia. yang pre-eklamsia
mempunyai jika skor ≥ 1
pre- 2. Tidak ada
eklamsia riwayat
2. Tidak ada keluarga yang
riwayat mempunyai
keluarga pre-eklamsia <
yang 1
mempunyai
pre-
eklamsia

2. Variabel dependen
No Variabel penelitian Definisi operasional Parameter Alat ukur Skala Skor
Pre-eklamsia Pre-eklamsia merupakan 1. Ibu hamil Kuesioner ordinal 1. Ibu hamil
komplikasi kehamilan berpotensi yang yang
berbahaya yang di tandai dengan menderita menderita
tekanan darah tinggi, edema dan pre-eklamsia pre-eklamsia
proteinuria. Kondisi ini biasanya 2. Ibu hamil
28

terjadi ketika usia kehamilan yang tidak jika skor ≥ 1


mencapai 20 minggu. menderita 2. Ibu hamil
pre-eklamsia yang tidak
menderita pre-
eklamsia jika
skor < 1

1.
30

E. Tempat Penelitian

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di RSIA Pertiwi Makassar

F. Waktu Penelitian

Penelitian ini di lakukan pada tangal 20 Februari 2023-13 Februari 2023

G. Instrumen Penelitian

Dalam penelitiainstrumen yang digunakan berupa kuesioner yang

berisikan pertanyaan yang akan dijawab oleh responden. Penelitian ini

menggunakan skala guttman. Skala guttman ini berhubungan dengan

pernyataan tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian

preeklamsia, responden diminta mengisi pertanyaan dalam skala ordinal

berbentuk verbal dalam jumlah kategori tertentu. Ada pun penentuan dalam

perumusan kriteria objektifnya yaitu sebagai berikut:

Kuesioner ini telah dilakukan uji validitas dan rehabilitas oleh peneliti

sebelumnya dengan hasil semua butir pertanyaan valid. Karena memiliki p <

0,o5. Sehingga kuesioner dapat digunakan untuk pengumpulan data.


31

1. Kuesioner pre-eklamsia

Kuesioner ini menggunakan sumber dari (Astuti, 2015)

Kuesioner pre-eklamsia tediri dari 5 pertanyaan ya dan tidak, dan

dikatakan ada pre-eklamsia jika skor jawaban ≥ 3 dan dikatakan tidak ada

pre-eklamsia jika skor jawaban < 3

2. Kuesioner faktor paritas

Kuesioner ini menggunakan sumber dari (Astuti, 2015)

Kuesioner faktor paritas tediri dari 1 pertanyaan ya dan tidak, dan

dikatakan ada faktor paritas jika skor jawaban ≥ 1 dan dikatakan tidak ada

paritas jika skor jawaban < 1

3. Kuesioner faktor usia

Kuesioner ini menggunakan sumber dari (Astuti, 2015)

Kuesioner faktor usia tediri dari 1 pertanyaan ya dan tidak, dikatakan ada

faktor usia jika skor jawaban ≥ 1 dan dikatakan tidak ada usia jika skor

jawaban <1

4. Kuesioner faktor riwayat keluarga

Kuesioner ini menggunakan sumber dari (Astuti, 2015)

Kuesioner faktor riwayat keluarga tediri dari 1 pertanyaan ya dan tidak,

dan dikatakan ada faktor riwayat keluarga jika skor jawaban ≥ 1 dan

dikatakan tidak ada riwayat penyakit jika skor jawaban <1

5. Observasi faktor obesitas

Lembar observasi ini menggunakan sumber dari (Astuti, 2015)


32

Lembar obsevasi faktor obesitas tediri dari 2 pertanyaan dengan jawaban

IMT, dikatakan ada faktor obesitas jika skor jawaban ≥ 1 dan dikatakan

tidak ada obesitas jika skor jawaban < 1

H. Prosedur Pengumpulan Data

1. Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari responden melalui

kuesioner atau juga data dari hasil wawancara peneliti dengan narasumber.

Responden akan diberikan lembar kuesioner, kuesioner 1 yaitu pre-

eklamsia, kuesioner 2 yaitu paritas, kuesioner 3 yaitu usia, kuesioner 4

yaitu riwayat keluarga. Setelah responden mengisi dengan benar dan telah

dikoreksi kelengkapannya oleh peneliti, data akan dikumpulkan untuk

diolah. Dan yang ke 5 lembar observasi obesitas akan dilakukan dengan

pengukuran antropometri.

2. Data sekunder

Data sekunder merupakan data yang di dapatkan secara tidak

langsung sehingga hanya diperoleh dengan mengumpulkan data awal.

Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh melalui berkas rekam medis

di Rumah sakit RSIA Pertiwi Makassar.

I. Teknik Analisa Data

1. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan komputer dengan

program SPSS (Statistical Package For Social Science) untuk memeriksa

jawaban pada kuesioner sudah lengkap, jelas dan relevan (sujarweni,


33

2014) Setelah semua data diperboleh kemudian diolah melalui tahap-

tahap sebagai berikut:

a. Tahap editing, yaitu memeriksa kejelasan dan kelengkapan pengisian

instrument pengumpulan data.

b. Tahap koding, yaitu proses identifikasi dan klasifikasi dari setiap

pertanyaan yang terdapat dalam instrument penelitian pengumpulan

data menurut variabel.

c. Tahap tabulasi data, yaitu mencatat atau entri data ke dalam tabel

induk penelitian.

d. Tahap pengujian kualitas data, yaitu menguji validitas dan realibitas

instrument pengumpulan data.

e. Tahap mendeksripsikan data, yaitu tabel frekuensi atau diagram serta

berbagai ukuran terdensi sentral, maupun ukuran disperse. Tujuannya

memahami karakteristik data sampel penelitian.

f. Tahap pengujian hipotesis, yaitu tahap pengujian terhadap proposisi

yang dibuat apakah proposisi tersebut di tolak atau di terima.

2. Analisa Data

a. Analisa Univariat

Analisa data dapat dilakukan dengan dua cara yakni (Sopiyuddin,

2014): Analisa Univariat adalah analisis yang dilakukan untuk satu

variabel atau per variabel. Dilakukan untuk mendapatkan gambaran

umum dengan cara mendeskripsikan tiap variabel yang digunakan

dalam penelitian yaitu melihat distribusi frekuensinya.


34

b. Analisa Brivariat

Analisa brivariat adalah analisa yang dilakukan untuk menganalisis

hubungan dua variabel. Analisa data ditunjukan untuk menjawab

tujuan penelitian dan menguji hipotesus penelitian. Untuk hal tersebut

uji statistik yang akan digunakan adalah uji chi square

J. Etika Penelitian

Menurut (Hidayat, 2018) penelitian apapun khususnya yang

menggunakan manusia sebagai subjek tidak boleh bertentangan dengan etika,

oleh karena itu, oleh karena ini setiap peneliti menggunakan subjek untuk

mendapatkan persetujuan dari subjek yang diteliti.

Peneliti memperhatikan aspek etika responden dengan menekankan

masalah etika yang meneliti:

1. Lembar persetujuan (Informed Consed)

Informed Consed merupakan lembar persetujuan antara peneliti dan

responden yang diberikan sebelum penelitian. Tujuan Informed Consed

yaitu responden yang dapat mengerti maksud dan tujuan penelitian. Bila

responden tidak bersedia maka peneliti harus menghormati hak responden.

2. Tanpa nama (Anonimity)

Anonimity adalah memberikan jaminan dalam penggunaan subjek

peneliti dengan cara tidak memberikan atau tidak mencantumkan nama

responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada

lembaran pengumpulan data.

3. Kerahasiaan (Confidentiality)
35

Confidentiality adalah semua informasi yang dikumpulkan dijamin

kerahasiannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang dilaporkan

pada hasil riset.


36

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Penelitian

Penelitian Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian pre-eklamsia

di RSIA Pertiwi Makassar telah dilaksanakan mulai tanggal 20 Februari

sampai tanggal 13Februari 2023. Berdasarkan kunjungan pasien di poli

kandungan RSIA Pertiwi Makassar. Dengan menggunakan analisis univariat

dan bivariat dengan menggunakan uji Chi Square hasil penelitian dijelaskan

sebagai berikut.

1. Analisis Karakteristik Responden

Karakteristik responden pada penelitian ini adalah pendidikan, pekerjaan

dan usia kehamilan. Data karakteristik responden ini dijelaskan pada tabel

5.1. sebagai berikut :

a. Distribusi frekuensi berdasarkan usia responden


37

Tabel 5.1Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Di RSIA


Pertiwi Makassar

Pendidikan n %
SMA 71 92.2
D3 3 3.9
S1 3 3.9
Total 77 100
Pekerjaan
PNS 4 5.2
Wiraswasta 2 1.3
IRT 71 9.2
Total 77 100
Usia kehamilan
Trimester 1 4 5.2
Trimester 2 38 49.4
Trimester 3 35 4
Total 100
Sumber. Data primer 2023

Pada Tabel 5.1 diatas menunjukan distribusi frekuensi karekteristik

responden yang lebih banyak pendidikan SMA yaitu 71 (92.2%),

pekerjaan responden yang lebih mayoritas IRT 71 (92.2%), dan usia

kehamilan responden yang lebih banyak trimester 2 yaitu 38 (49.4%)


38

2. Analisa Univariat

Data frekuensi responden ini dijelaskan pada tabel 5.2 sampai 5.6. Sebagai

berikut :

a. Paritas

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Paritas Responden Di RSIA Pertiwi


Makassar
Paritas
Valid Frequency Percent
Paritas Buruk 29 37.7
Paritas Baik 48 62.3

Total 77 100
Sumber : Data Primer, 2023

Pada tabel 5.2 diatas di peroleh data 77 responden (100%) dengan paritas

buruk 29 responden (37.7%), dan paritas baik 48 responden (62.3%).

b. Usia

Tabel 5.3Distribusi Frekuensi Usia Responden Di RSIA Pertiwi Makassar

Usia
Valid Frequency Percent
Usia < 20 dan ≥ 35 26 33.8
tahun
Usia 20-35 tahun 51 66.2
Total 77 100
Sumber : Data Primer, 2023

Pada tabel 5.3 diatas di peroleh data 77 responden (100%) dengan

usia < 20 dan ≥ 35 tahun sebanyak 26 responden (33.8%) dan usia 20-35

tahun 51 responden (66.2%) .

c. Obesitas
39

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Obesitas Responden Di RSIA Pertiwi


Makassar

Obesitas
Valid Frequency Percent
Obesitas IMT ≥ 30 17 22.1
Tidak Obesitas IMT 60 77.9
< 30
Total 77 100
Sumber : Data Primer, 2023

Pada tabel 5.4 diatas di peroleh data 77 responden (100%) dengan

Obesitas IMT ≥ 30 sebanyak 17 responden (22%), dan yang tidak

Obesitas IMT < 30 sebanyak 60 responden (77.9%).

d. Riwayat Pre-eklamsia Keluarga

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Riwayat Keluarga Responden Di RSIA


Pertiwi Makassar

Riwayat Pre-eklamsia Keluarga


Valid Frequency Percent
Ada riwayat pre- 5 6.4
eklamsia keluarga
Tidak ada riwayat 72 93.5
pre-eklamsia keluarga
Total 77 100
Sumber : Data Primer, 2023
Pada tabel 5.1 diatas di peroleh data 77 responden (100%).

Dengan ada riwayat pre-eklamsia keluarga sebanyak 5 responden (6.4%).

Dan tidak ada riwayat pre-eklamsia keluarga sebanyak 72 responden

(93.5%).

e. Kejadia Pre-eklamsia
40

Tabel.5.6 Distribusi Frekuensi Kejadia Pre-eklamsiaResponden Di RSIA


Pertiwi Makassar

Pre-eklamsia
Valid Frequency Percent
Ada kejadian 36 46.8
Tidak ada kejadian 41 53.2
Total 77 100
Sumber : Data Primer, 2023

Berdasarkan tabel 5.4 distribusi frekuensi paritas pasien Pre-

eklamsia di RSIA Pertiwi Makassar didapatkan data 77 responden paritas

yaitu tidak ada kejadian 50 (64.9%) dan ada kejadian 27 (35.1%).

3. Analisa Bivariat

Analisa bivariat dilakukan untuk mengetahui gambaran terkait

hubungan faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian Pre-eklamsia

dengan variabel independen (Paritas, Usia, Riwayat keluarga dan Obesitas)

dan variabel independen (Kejadian Pre-eklamsia) dengan uji stastic

menggunakan uji Chi-Square (Continuity Corection).

a. Faktor paritas dengan kejadian pre-eklamsia

Tabel 5.7 Hubungan Paritas Dengan Kejadian Pre-eklamsia Di RSIA


Pertiwi Makassar

Hubungan Ada Tidak ada Total P value


Paritas Kejadian kejadian pre-
re-eklamsia eklamsia
n % n % n %
Paritas buruk 27 93.1 2 68.9 29 100 0,000
Paritas baik 9 18.7 39 81.2 48 100
Total 36 46.7 41 53.3 77 100
Sumber: Uji Chi Square

Berdasarkan tabel 5.7 diatas menunjukan bahwa dari 77 responden

(100%) di RSIA Pertiwi Makassar. Yang ada hubungan paritas buruk


41

dengan kejadian pre-ekalmsia sebanyak 27 responden (93.1%), dan ada

paritas buruk tetapi tidak ada kejadian pre-eklamsia sebanyak 2 responden

(68.9%). Yang ada hubungan paritas baik dengan kejadian pre-eklamsia

sebanyak 9 responden (18.7%), dan ada paritas baik dengan tidak ada

kejadian pre-eklamsia sebanyak 39 responden (81.2%).

Hasil analisa uji statistik dengan menggunakan Uji Chi-Square

(Continuity Corrections) dengan nilai Hasil p Value 0,000 jika

dibandingkan dengan a= (0.05) maka p value : a (0.05). Hasil tersebut

menunjukan bahwa Ha diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa p value 0,000 sehingga disimpulkan ada hubungan signifikan paritas

dengan kejadian pre-eklamsia di RSIA Pertiwi Makassar 2023

b. Faktor usia dengan kejadian pre-eklamsia

Tabel 5.8 Hubungan usia Dengan Kejadian Pre-eklamsia Di RSIA Pertiwi


Makassar

Hubungan Pre-eklamsia Tidak pre- Total P value


Usia eklamsia
n % n % n %
Usia <20 dan
≥ 35 tahun 24 96 1 0.4 25 100 0,000
Usia 20-35 12 46.1 40 76.9 52 100
tahun
Total 36 46.7 41 53.3 77 100
Sumber: Uji Chi Square

Berdasarkan tabel 5.8 diatas menunjukan bahwa dari 77 responden

(100%) di RSIA Pertiwi Makassar. Yang ada hubungan usia < 20 dan ≥ 35

tahun dengan kejadian pre-ekalmsia sebanyak 24 responden (96%), dan

ada Usia <20 dan ≥ 35 tahun tetapi tidak ada kejadian pre-eklamsia

sebanyak 1 responden (0.04%). Yang ada hubungan usia 20-35 tahun


42

dengan kejadian pre-eklamsia sebanyak 12 responden (46.1%), dan ada

usia 20-35 tahun dengan tidak ada kejadian pre-eklamsia sebanyak 40

responden (76.9%).

Hasil analisa uji statistik dengan menggunakan Uji Chi-Square

(Continuity Corrections) dengan nilai Hasil p Value 0,000 jika

dibandingkan dengan a= (0.05) maka p value : a (0.05). Hasil tersebut

menunjukan bahwa Ha diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa p value 0,000 sehingga disimpulkan ada hubungan signifikan usia

dengan kejadian pre-eklamsia di RSIA Pertiwi Makassar 2023

c. Faktor obesitas dengan kejadian pre-eklamsia

Tabel 5.9 Hubungan Obesitas Dengan Kejadian Pre-eklamsia Di RSIA


Pertiwi Makassar

Hubungan Pre-eklamsia Tidak pre- Total P value


Obesitas eklamsia
n % n % n %
Obesitas
IMT ≥ 30 12 10.3 4 25% 16 100 0,011
Tidak
Obesitas 24 39.3 37 60.6% 61 100
IMT < 30
Total 36 46.7 41 53.3 77 100
Sumber: Uji Chi Square

Berdasarkan tabel 5.9 diatas menunjukan bahwa dari 77 responden

(100%) di RSIA Pertiwi Makassar. Yang ada hubungan obesitas IMT ≥ 30

dengan kejadian pre-ekalmsia sebanyak 12 responden (10.3%), dan ada

Obesitas IMT ≥ 30 tetapi tidak ada kejadian pre-eklamsia sebanyak 4

responden (2%). Yang ada hubungan tidak Obesitas IMT < 30 dengan

kejadian pre-eklamsia sebanyak 24 responden (39.3%), dan ada Tidak


43

Obesitas IMT < 30 dengan tidak ada kejadian pre-eklamsia sebanyak 37

responden (60.6%).

Hasil analisa uji statistik dengan menggunakan Uji Chi-Square

(Continuity Corrections) dengan nilai Hasil p Value 0,011 jika

dibandingkan dengan a= (0.05) maka p value : a (0.05). Hasil tersebut

menunjukan bahwa Ha diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa p value 0,001 sehingga disimpulkan ada hubungan signifikan

obesitas dengan kejadian pre-eklamsia di RSIA Pertiwi Makassar 2023

d. Faktor riwayat keluarga dengan kejadian pre-eklamsia

Tabel 5.10 Hubungan Riwayat Pre-ekalmsia Keluarga Dengan Kejadian


Pre-eklamsia Di RSIA Pertiwi Makassar

Hubungan Pre-eklamsia Tidak pre- Total P value


Riwayat eklamsia
Pre- n % n % n %
ekalamsia
Keluarga
Ada riwayat
Pre- 5 1 0 0 5 100 0,014
ekalamsia
Keluarga
Tidak ada 31 43.0 41 56.9 72 100
riwayat Pre-
ekalamsia
Keluarga
Total 36 46.7 41 53.3 77 100
Sumber: Uji Chi Square

Berdasarkan tabel 5.10 diatas menunjukan bahwa dari 77 responden

(100%) di RSIA Pertiwi Makassar. Yang ada hubungan riwayat Pre-

ekalamsia keluargadengan kejadian pre-ekalmsia sebanyak 5 responden

(1%), dan ada Ada riwayat Pre-ekalamsia Keluarga tetapi tidak ada kejadian

pre-eklamsia sebanyak 0 responden (0%). Yang ada hubungan tidak ada


44

riwayat pe-ekalamsia keluarga dengan kejadian pre-eklamsia sebanyak 31

responden (43.0%), dan ada Tidak ada riwayat pre-ekalamsia keluarga

dengan tidak ada kejadian pre-eklamsia sebanyak 41 responden (53.3%).

Hasil analisa uji statistik dengan menggunakan Uji Chi-Square

(Continuity Corrections) dengan nilai Hasil p Value 0,014 jika

dibandingkan dengan a= (0.05) maka p value : a (0.05). Hasil tersebut

menunjukan bahwa Ha diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa p value 0,014 sehingga disimpulkan ada hubungan signifikan riwayat

keluarga dengan kejadian pre-eklamsia di RSIA Pertiwi Makassar 2023.

B. Pembahasan

1. Faktor Paritas Yang Berhubungan Dengan Kejadian Pre-

eklamsia

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, didapatkan hasil di RSIA

Pertiwi Makassar yaitu sebanyak 77 responden (100%). Yang ada

hubungan paritas buruk dengan kejadian pre-ekalmsia sebanyak 27

responden (93.1%), dan ada paritas buruk tetapi tidak ada kejadian pre-

eklamsia sebanyak 2 responden (68.9%). Yang ada hubungan paritas baik

dengan kejadian pre-eklamsia sebanyak 9 responden (18.7%), dan ada

paritas baik dengan tidak ada kejadian pre-eklamsia sebanyak 39

responden (81.2%).Hasil uji analisis chi square di dapatkan nilai p = 0.000

(<a=0.05) maka dengan demikian ada hubungan paritas dengan kejadian

pre-eklamsia di RSIA Pertiwi Makassar.


45

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Debi Sintia Dewi (2017) yang menunjukan bahwa ada hubungan antara

paritas dengan kejadian pre-eklamsia dengan nilai p value = 0,027. Ibu

yang memiliki faktor usia berisiko mengalami pre-eklamsia dibandingkan

dengan ibu yang tidak berisiko di RSUD DR M. Yunus Bengkulu.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Devi Juliah Pohan (2021) yang menunjukan bahwa ada hubungan antara

paritas dengan kejadian pre-eklamsia dengan nilai p value = 0,001. Ibu

yang memiliki faktor paritas berisiko mengalami pre-eklamsia

dibandingkan dengan ibu yang tidak berisiko di RSUP Haji Adam Medan.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Sri Handayani (2021) yang menunjukan bahwa tidak ada

hububungan antara paritas dengan kejadian pre-eklamsia dengan nilai p

value = 0,089). Adapun penelitian ini tidak sejalan dikarenakan adanya

perbedaan teori dalam penelitian Sri Handayani yaitu bahwa faktor yang

mempengaruhi pre-eklamsia yaitu frekuensi primigravida lebih tinggi bila

dibandingkan dengan multigravida muda. Pada primipara atau ibu yang

pertama kali melahirkan faktor resiko terjadinya pre-eklamsia lebih besar

dibandingkan dengan multipara dan grendemultipara. Pada primigravida

sering mengalami stres dalam menghadapi persalinan sehingga dapat

memicu ketidakseimbangan hormone sehingga terjadi hipertensi dalam

kehamilan atau terjadinya pre-eklamsia/eklamsia (Manueke 1 Dkk,2014).

Sedangkan menurut penelitian saya hal ini sesuai dengan konsep yang
46

menyatakan bahwa paritas berisiko terjadinya karena ibu dengan paritas

tinggi ≥ 4 kali sudah mengalami penurunan fungsi sistem reproduksi dan

semakin sering ibu melahirkan semakin kekuatan miometriumnya

menurun sehingga ibu berisiko mengalami pre-eklamsia (Wiknjosastro,

2007 dalam Ansi et.al., 2022).

Menurut asumsi peneliti bahwa faktor paritas dengan kejadian pre-

eklamsia dapat menimbulkan salah satu faktor yang mempengaruhi ibu

hamil dengan paritas menimbulkan dampak yang sangat serius pada ibu

dan janin. namun tidak menutup kemungkinan bahwa ibu yang tidak

memiliki faktor paritas tidak akan mengalami pre-eklamsia untuk itu

perlunya melakukan anamnesa selengkpnya-lengkapnya kepada pasien

terutama pada ibu yang mempunyai faktor-faktor pre-eklamsia. Karena di

khawatirkan ibu yang memiliki faktor-faktor pre-eklamsia akan beresiko

mengalami pre-eklamsia pada kehamilan lanjut maupun pada saat

persalinan.

2. Faktor Usia Yang Berhubungan Dengan Kejadian Pre-

eklamsia

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, didapatkan hasil di

RSIA Pertiwi Makassar yaitu sebanyak 77 responden (100%). Yang ada

hubungan usia < 20 dan ≥ 35 tahun dengan kejadian pre-ekalmsia

sebanyak 24 responden (96%), dan ada Usia <20 dan ≥ 35 tahun tetapi

tidak ada kejadian pre-eklamsia sebanyak 1 responden (0.04%). Yang ada


47

hubungan usia 20-35 tahun dengan kejadian pre-eklamsia sebanyak 12

responden (46.1%), dan ada usia 20-35 tahun dengan tidak ada kejadian

pre-eklamsia sebanyak 40 responden (76.9%). Hasil uji analisis chi square

di dapatkan nilai p = 0.000 (<a=0.05) maka dengan demikian ada hubungan

usia dengan kejadian pre-eklamsia di RSIA Pertiwi Makassar.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Debi sintia dewi (2017) yang menunjukan bahwa ada hubungan antara

paritas dengan kejadian pre-eklamsia dengan nilai p value = 0,024. Ibu

yang memiliki faktor paritas berisiko mengalami pre-eklamsia

dibandingkan dengan ibu yang tidak berisiko di RSUD DR M. Yunus

Bengkulu.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Andi Nurfadilah Syam (2022). Yang menunjukan bahwa tidak ada

hububungan antara usia dengan kejadian pre-eklamsia dengan nilai p

value = 0,837). Dikarenakan oleh beberapa faktor sehingga tidak ada

kesesuaian dengan teori disebabkan karena faktor keadaan ibu hamil yang

sangat baik dan terhindar dari stress sehingga komplikasi pada kehamilan

tidak terjadi. Sedangkan menurut penelitian saya hal ini sesuai dengan

konsep yang menyatakan bahwa pada ibu hamil yang berusia < 20 tahun

dan ≥ 35 memiliki kemungkinan 3-4 kali lebih besar untuk mengalami pre-

eklamsia di bandingkan ibu hamil yang berusia 20-35 tahun. Hal ini

dikarenakan oleh usia dapat mempengaruhi peningkatan dan penurunan


48

fungsi tubuh manusia serta kesehatan manusia (Wiknjosastro 2013 dalam

Monalisa et.al., 2022)

Menurut asumsi peneliti bahwa faktor usia dengan kejadian pre-

eklamsia dapat menimbulkan salah satu faktor yang mempengaruhi ibu

hamil dengan usia < 20 tahun dan ≥ 35 menimbulkan dampak yang sangat

serius pada ibu dan janin. Di karenakan usia < 20 tahun dan ≥ 35 tahun

berisko mengalami pre-eklamsia dia bandingkan dengan ibu yang

mempunyai usia 20-35 tahun namun tidak menutup kemungkinan bahwa

ibu yang mempunyai usia 20-35 tahun tidak akan mengalami pre-eklamsia

untuk itu perlunya melakukan anamnesa selengkapnya-lengkapnya kepada

pasien terutama pada ibu yang mempunyai faktor-faktor pre-eklamsia.

Karena di khawatirkan ibu yang memiliki faktor-faktor pre-eklamsia akan

beresiko mengalami pre-eklamsia pada kehamilan lanjut maupun pada saat

persalinan.

3. Faktor Obesitas Yang Berhubungan Dengan Kejadian Pre-

eklamsia

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, didapatkan hasil di

RSIA Pertiwi Makassar yaitu sebanyak 77 responden (100%). Yang ada

hubungan obesitas IMT ≥ 30 dengan kejadian pre-ekalmsia sebanyak 12

responden (10.3%), dan ada Obesitas IMT ≥ 30 tetapi tidak ada kejadian

pre-eklamsia sebanyak 4 responden (2%). Yang ada hubungan tidak

Obesitas IMT < 30 dengan kejadian pre-eklamsia sebanyak 24 responden

(39.3%), dan ada Tidak Obesitas IMT < 30 dengan tidak ada kejadian pre-
49

eklamsia sebanyak 37 responden (60.6%). Hasil uji analisis chi square di

dapatkan nilai p = 0.011 (<a=0.05) maka dengan demikian ada hubungan

obesitas dengan kejadian pre-eklamsia di RSIA Pertiwi Makassar.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Melda Meldia (2018) yang menunjukan bahwa ada hubungan antara

obesitas dengan kejadian pre-eklamsia dengan nilai p value = 0,000. Ibu

yang memiliki faktor obesitas berisiko mengalami pre-eklamsia

dibandingkan dengan ibu yang tidak berisiko di RSUD Pasar Minggu

Jakarta.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Marissa Perinica Asman (2021) yang menunjukan bahwa ada hubungan

antara obesitas dengan kejadian pre-eklamsia dengan nilai p value = 0,002.

Ibu yang memiliki faktor obesitas berisiko mengalami pre-eklamsia

dibandingkan dengan ibu yang tidak berisiko di RSUD Palembang.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Nurul Syuhfal Ningsih (2019). yang menunjukan bahwa tidak ada

hububungan antara obesitas dengan kejadian pre-eklamsia dengan nilai p

value = 0,332). Dikarenakan oleh beberapa faktor sehingga dapat

disimpulkan bahwa hasil penelitian oleh Nurul Syuhfal Ningsih ini tidak

ada kesesuaian dengan teori karena kemungkinan ibu dengan faktor

riwayat pre-ekalmsia keluarga, rutin melakukan pemeriksaan ANC secara

teratur, dan petugas kesehatan memberikan pelayanan konseling, sehingga

komplikasi pada kehamilan dapat terdeteksi secara dini. Sedangkan


50

menurut penelitian saya hal ini sesuai dengan konsep yang menyatakan

bahwa ibu hamil yang mengalami obesitas sebelum dan saat hamil dengan

indeks massa tubuh (IMT) >30 kg/m2 maka peningkatan berat badan di

katakan obesitas. Kehamilan dengan obesitas akan sangat berisiko untuk

mengalami pre-eklamsia (Kemenkes RI. 2013 dalam Monalisa et.al.,

2022)

Menurut asumsi peneliti bahwa faktor obesitas dengan kejadian

pre-eklamsia dapat menimbulkan salah satu faktor yang mempengaruhi

ibu hamil dengan obesitas yang menimbulkan dampak yang sangat serius

pada ibu dan janin. Di karenakan ibu dengan IMT > 30 berisko mengalami

pre-eklamsia dia bandingkan dengan ibu dengan IMT < 30. Namun tidak

menutup kemungkinan bahwa ibu ibu dengan IMT < 30, tidak akan

mengalami pre-eklamsia untuk itu perlunya melakukan anamnesa

selengkapnya-lengkapnya kepada pasien terutama pada ibu yang

mempunyai faktor-faktor pre-eklamsia. Karena di khawatirkan ibu yang

memiliki faktor-faktor pre-eklamsia akan beresiko mengalami pre-

eklamsia pada kehamilan lanjut maupun pada saat persalinan.

4. Faktor Riwayat Pre-ekalmsia Keluarga Yang Berhubungan

Dengan Kejadian Pre- eklamsia

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, didapatkan hasil di

RSIA Pertiwi Makassar yaitu sebanyak 77 responden (100%). Berdasarkan

tabel 5.10 diatas menunjukan bahwa dari 77 responden (100%) di RSIA

Pertiwi Makassar. Yang ada hubungan riwayat Pre-ekalamsia


51

keluargadengan kejadian pre-ekalmsia sebanyak 5 responden (1%), dan ada

Ada riwayat Pre-ekalamsia Keluarga tetapi tidak ada kejadian pre-eklamsia

sebanyak 0 responden (0%). Yang ada hubungan tidak ada riwayat pe-

ekalamsia keluarga dengan kejadian pre-eklamsia sebanyak 31 responden

(43.0%), dan ada Tidak ada riwayat pre-ekalamsia keluarga dengan tidak

ada kejadian pre-eklamsia sebanyak 41 responden (53.3%). Hasil uji

analisis chi square di dapatkan nilai p = 0.014 (<a=0.05) maka dengan

demikian ada hubungan riwayat keluarga dengan kejadian pre-eklamsia di

RSIA Pertiwi Makassar.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Budi Rahayu (2020) yang menunjukan bahwa ada hubungan antara

riwayat keluarga dengan kejadian pre-eklamsia dengan nilai p value =

0,001. Ibu yang memiliki faktor riwayat keluarga berisiko mengalami pre-

eklamsia dibandingkan dengan ibu yang tidak berisiko di RSU Slamet

Garut

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Titin Dewi (2019) yang menunjukan bahwa ada hubungan antara riwayat

keluarga dengan kejadian pre-eklamsia dengan nilai p value = 0,002. Ibu

yang memiliki faktor riwayat keluarga berisiko mengalami pre-eklamsia

dibandingkan dengan ibu yang tidak berisiko di RSU dr.Ismoyo Kendari.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Mia Shofia (2022) yang menunjukan bahwa tidak ada hububungan

antara riwayat pre-eklamsia keluarga dengan kejadian pre-eklamsia


52

dengan nilai p value = 0,442). Dikarenakan oleh beberapa faktor sehingga

dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian oleh Mia Shofia ini tidak ada

kesesuaian dengan teori karena kemungkinan ibu dengan faktor riwayat

pre-ekalmsia keluarga, rutin melakukan pemeriksaan ANC secara teratur,

dan petugas kesehatan memberikan pelayanan konseling, sehingga

komplikasi pada kehamilan dapat terdeteksi secara dini. Sedangkan

menurut penelitian saya hal ini sesuai dengan konsep yang menyatakan

bahwa pre-eklamsia cenderung meningkat pada wanita yang memiliki ibu,

saudara kandung dengan frekuensi pre-eklamsia dikarenakan kehadiran

pre-eklamsia pada kerabat tingkat pertama meningkatkan risiko wanita

untuk mengalami pre-eklamsia sebesar dua hingga empat kali lipat

( Sudarman et.al., 2021).

Menurut asumsi peneliti bahwa faktor riwayat pre-eklamsia

keluarga dengan kejadian pre-eklamsia dapat menimbulkan salah satu

faktor yang mempengaruhi ibu hamil dengan riwayat pre-eklamsia

keluarga yang menimbulkan dampak yang sangat serius pada ibu dan

janin. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa ibu dengan tidak

mempunyai riwayat pre-eklamsia keluarga, tidak akan mengalami pre-

eklamsia untuk itu perlunya melakukan anamnesa selengkapnya-

lengkapnya kepada pasien terutama pada ibu yang mempunyai faktor-

faktor pre-eklamsia. Karena di khawatirkan ibu yang memiliki faktor-

faktor pre-eklamsia akan beresiko mengalami pre-eklamsia pada

kehamilan lanjut maupun pada saat persalinan.


53

C. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan sesuai dengan prosedur ilmiah, namun

demikian masih memiliki keterbatasan. Keterbatasan dalam penelitian ini

adalah peneliti tidak melalui uji etik penelitian dikarenakan keterbatasan

waktu pada saat penelitian, mengingat terger responden harus mencukupi.

D. Implikasi dalam keperawatan

Hasil penelitian ini menjadi acuan kebijakan dalam profesi keperawatan agar

memberikan pengatahuan tentang faktor-faktor yang berhubungan kejadian

pre-eklamsia
54

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan kesimpulan sebagai berikut:

1. Ada hubungan signifikan paritas dengan kejadian pre-eklamsia p = 0.000

pada ibu hamil di RSIA Pertiwi Makassar pada tanggal 20 Februari 2023

sampai dengan 13 Maret 2023.

2. Ada hubungan signifikan usia dengan kejadian pre-eklamsia pada ibu

hamil p= 0.000 di RSIA Pertiwi Makassar pada tanggal 20 Februari 2023

sampai dengan 13 Maret 2023.

3. Ada hubungan signifikan obesitas dengan kejadian pre-eklamsia pada ibu

hamil p= 0.011 di RSIA Pertiwi Makassar pada tanggal 20 Februari 2023

sampai dengan 13 Maret 2023.

4. Ada hubungan signifikan riwayat pre-eklamsia keluarga dengan kejadian

pre-eklamsia pada ibu hamil p= 0.014 di RSIA Pertiwi Makassar pada

tanggal 20 Februari 2023 sampai dengan 13 Maret 2023.


55

B. Saran

1. Insitusi Pelayanan Kesehatan

a. Memberikan edukasi kepada ibu dan calon ibu terkait dengan hal-hal

yang berkaitan dengan komplikasi kehamilan untuk meningkatkan

pengatahuan dan wawasan ibu.

b. Menginformasikan tentang bahaya kehamilan pada ibu yang berusia

terlalu muda dan terlalu tua juga faktor-faktor lainnya yang berisiko

meningkatkan terjadinya pre-eklamsia beserta dampak yang akan

terjadi pada ibu dan janin. Informasi dapat diberikan melalui leaflet dn

poster pada tempat-tempat pelayanan kesehtan maupun kegiatan

penyuluhan kepada ibu hamil.

2. Ibu hamil

a. Melakukan konsultasi dan memeriksakan kesehatan di tempa pelayanan

kesehatan sebagai persiapan untuk merencanakan kehamilan dan

mencegah terjadinya kehamilan yang berbahaya.

b. Melakukan pemeriksaan antenatal care secara rutin di fasilitasi

kesehatan untuk mengetahui perkembangan kesehatan ibu dan janin

serta untuk mendeteksi adanyan komplikasi pada kehamilan

3. Peneliti selanjutnya
56

a. Peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian yang lebih lanjut

dengan faktor-faktor risiko yang tidak diteliti pada penelitian. Seperti

riwayat risiko lainnya yang berkontribusi dalam perkembangan

penyakit pre-eklamsia pada kehamilan.

b. Peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian sebih lanjut dengan

populasi yang lebih besar dan metode yang berbeda sehingga diketahui

hasil yang lebih konkret secara biologis

c. Peneliti selanjutnya dapat mengupayakan responden yang mengalami

pre-eklamsia agar penelitian dapat akurat.


xi

DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, Siti, Sembiring, Br. J., & Sikumbang, R. S. (2022). Faktor Yang

berhubungan Dengan Kejadian Preeklamsia Pada Ibu Hamil. 2.

https://scholar.google.com/scholar?

as_ylo=faktor+berhubungan+dengan_kejadian+preeklamsia&hl=id&as_sd

t=0,5#d=gs-gabs&t=1674177408013&u=%23p%3DaL8yFII5OOEJ

Andi, A. N., Gayatri, W. S., & Pramono, dwi sigit. (2022). Hubungan Usia dan

Paritas Dengan Kejadian Preeklamsia Pada Ibu Bersalin. 2, 4.

Andriani, R., Murdianingsih, & Rahmadani, P. S. (2022). Hubungan Karakteristik

Ibu Dengan Kejadian Preeklamsia Pada Ibu Hamil. 7(2).

Bulqies, Z. A. (2021). Hubungan faktor risiko terhadap kejadian preeklamsia

pada ibu bersalin.

Depkes Ri. (2008). Faktor Paritas yang Berhubungan Dengan Kejadian Pre-

eklamsia.

Ella Gabriella, J. E., Azhari, H., & Syukur, A. N. (2019). Hubungan Obesitas

Dengan Preeklamsia Pada Ibu Hamil Trimester II dan III. Samarinda.

http://repository.poltekkes-kaltim.ac.id/840/

Kurniawati, Dini, Septiyono Afdi, E., & sari, R. (2022). Preeklamsia dan

Perawatannya. KHD Production. Http://digilin.uinkhas.ac.id/2832/1/Buku

%20preeklampsia%20dan%20perawatannya.pdf

liya, lugita Sari. (2022). Hubungan obesitas berhubungan dengan kejadian

preeklamsia. 2(1), 3–6.

xi
xii

Mariati, P., Anggraini, H., Rahmawati, E., & Suprida, S. (2022). Faktor-faktor

yang berhubungan dengan kejadian preeklamsia pada ibu hamil trimester

III. Jurnal ’Aisyiyah Medika, 7(2). https://doi.org/10.36729/jam.v7i2.872

Monalisa, A., Afrika, E., & Rahmawati, E. (2022). Faktor-faktor ynag

berhubungan dengan kejadian preeklamsia di Wilayah kerja Puskesmas

Muara Telang. PREPOTIF : Jurnal Kesehatan Masyarakat, 6(1), 710–

719. https://doi.org/10.31004/prepotif.v6i1.3009

Nurul, Aziza Andi, Wahyuni, Sri gayatri, & Pramono, Dwi sigit. (2022).

Hubungan usia dan paritas dengan kejadian preeklamsia pada ibu

bersalin. 2, 1–8.

Parantika, W. R., Hardianto, G., & Anis, W. (2021). Hubungan Obesitas,

Kehamilan Kembar Dan Riwayat Pre-eklamsia Sebelumnya Dengan

Kejadian Preeklamsia. 5(5–9), 10.

Pohan, D. J. (2021). Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Islam Negeri Sumatra Utara.

Primadevi Inggit, & Indriani Rike. (2022). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Preeklmasia pada kehamilan Primigravida. 3(1), 19–26.

Rezeki, A. S., & Rahmawati, E. (2022). Hubungan Diabetes Melitus, Obesitas

Dan Riwayat Hipertensi Dengan Kejadian Pre-eklamsia. Jember, 3(7).

RISKESDAS. (2018). Data Angka Kematian Ibu Di Indonesia.

Sabgustina, V. P., & Anjani, D. A. (2018). Hubungan Riwayat Hipertensi Dengan

Kejadian Pre-eklamsia Pada Ibu Bersalin. 8(3), 3–9.

Salam, N. (2017). Metodologi Penelitian Keperawatan. Salemba Medika.

xii
xiii

Sujarweni, V. W. (2014). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Gava Media.

Tri, W. (2022). Hubungan Pre-eklamsia Dengan Kejadian Persalinan Pretrem.

Yogyakarta, 2(3), 7–9.

Vitiasaridessy, feny. (2019). Asuhan Kebidanan Kegawat Daruratan Maternal

Dan Neonatal. Pustaka Panasea.

L
xiii
xiv

SURAT PERSETUJUAN
(INFORMED CONCENT)

xiv
xv

Saya yang bertanda tangan dibawah ini.


Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Alamat tinggal:
Menyatakan bersedia untuk menjadi subjek penelitian dari:
Nama : Dahlia Salam
NIM : 2101025
STIKES : Panakukang Makassar
Setelah saya membaca prosedur penelitian yang terlampir, saya
mengerti dan memahami dengan benar prosedur penelitian dengan judul
“FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN
PRE-EKLAMSIA DI RSIA PERTIWI MAKASSAR” saya menyatakan
snaggup menjadi sampel penelitian beserta segala resikonya dengan
sebenr-benarnya tanpa satu paksaan dari pihak manapaun.

Makassar, Februari 2022


Responden

Kuesioner

xv
xvi

PETUNJUK PENGISIAN

1. Isilah data yang ada pada lembar kuesioner ini dengan benar.
2. Pilihlah salah satu jawaban dengan cara memberi tanda ceklis () pada
jawaban yang diangap benar.
3. Setelah selesai kembalikan kuesioner ini pada peneliti atau petugas
yang memberi kuesioner ini.
4. Bila ada pertanyaan yang tidak jelas, diperbolehkan untuk bertanya.
5. Partisipasi dalam menjawab sangat bermanfaat dalam penelitian ini.

IDENTITAS RESPONDEN

Nama :

Usia :

Alamat :

Pendidikan :

Pekerjaan :

Usia kehamilan :

No Daftar Pertanyaan Ya Tidak Jawaban


Pre-eklamsia

1. Pada saat pemeriksaan kehamilan apakah


ibu diukur tekanan darahnya?
2. Berapakah tekanan darah ibu pada saat itu?
/ mmHg
3. Pada saat kehamilan apakah ibu diperiksa
protein dalam urine nya oleh tenaga

xvi
xvii

kesehatan?

xvii
xi

4. Berapakah proteinuria dalam urine tersebut?

5. Apakah selama kehamilan ibu mengalami


edema (bengkak) pada bagian tubuh?
4. Apakah ibu selama pemeriksaan kehamilan
dinyatakan mengalami atau berisiko pre-
eklamsia

Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Pre-eklamsia

Daftar Pertanyaan Jawaban


Paritas
Jumlah kehamilan ibu berapa kali?
Usia
Usia ibu saat hamil berapa ?
Riwayat Penyakit Keluarga
Apakah orang tua ibu (ibu), keluarga,
saudara ibu mempunyai riwayat
preeklamsia?
xii

LEMBAR OBSERVASI

IDENTITAS RESPONDEN

Nama :

Usia :

Alamat :

Pendidikan :

Pekerjaan :

Usia kehamilan :

Obesitas
Pengukuran antropometri Jawaban
1. Berat badan

2. Tinggi badan
xiii

Hasil Uji SPSS

Statistics
PENDIDIKA PEKERJAA
N N U.K.IBU
Valid 77 77 77
Missing 0 0 0
PENDIDIKAN
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TAMAT SMA 71 92.2 92.2 92.2
TAMAT PERGURUAN
6 7.8 7.8 100.0
TINGGI
Total 77 100.0 100.0

PEKERJAAN
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid IRT 71 92.2 92.2 92.2
WIRASWAST
2 2.6 2.6 94.8
A
PNS 4 5.2 5.2 100.0
Total 77 100.0 100.0

U.K.IBU
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1-13 MINGGU 4 5.2 5.2 5.2
14-27
38 49.4 49.4 54.5
MINGGU
28-41
35 45.5 45.5 100.0
MINGGU
Total 77 100.0 100.0
xiv

Statistics
RIWAYAT
PRE- KEJADIAN
EKLAMSIA PRE-
PARITAS USIA KELUARGA OBESITAS EKLAMSIA
N Valid 77 77 77 77 77
Missing 0 0 0 0 0

2. Analisa Univariat

Univariat
Statistics
xv

RIWAYAT
PRE- KEJADIAN
EKLAMSIA PRE-
PARITAS USIA KELUARGA OBESITAS EKLAMSIA
N Valid 77 77 77 77 77
Missing 0 0 0 0 0

PARITAS
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid PARITAS
29 37.7 37.7 37.7
BURUK
PARITAS BAIK 48 62.3 62.3 100.0
Total 77 100.0 100.0

USIA
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid USIA <20 DAN >35
25 32.5 32.5 32.5
TAHUN
USIA 20-35 TAHUN 52 67.5 67.5 100.0
Total 77 100.0 100.0

OBESITAS
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid OBESITAS IMT >
16 20.8 20.8 20.8
30
OBESITAS IMT <
61 79.2 79.2 100.0
30
Total 77 100.0 100.0
xvi

RIWAYAT PRE-EKLAMSIA KELUARGA


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid ADA RIWAYAT PRE-
EKLAMSIA 5 6.5 6.5 6.5
KELUARGA
TIDAK ADA RIWAYAT
PRE-EKLAMSIA 72 93.5 93.5 100.0
KELUARGA
Total 77 100.0 100.0

KEJADIAN PRE-EKLAMSIA
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid ADA KEJADIAN PRE-
41 53.2 53.2 53.2
EKALMSIA
TIDAK ADA
KEJADIAN PRE- 36 46.8 46.8 100.0
EKLAMSIA
Total 77 100.0 100.0
xvii
xviii

Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
PARITAS * KEJADIAN
77 100.0% 0 0.0% 77 100.0%
PRE-EKLAMSIA
USIA * KEJADIAN
77 100.0% 0 0.0% 77 100.0%
PRE-EKLAMSIA
RIWAYAT PRE-
EKLAMSIA
KELUARGA * 77 100.0% 0 0.0% 77 100.0%
KEJADIAN PRE-
EKLAMSIA
OBESITAS *
KEJADIAN PRE- 77 100.0% 0 0.0% 77 100.0%
EKLAMSIA

Crosstab
KEJADIAN PRE-EKLAMSIA
ADA TIDAK ADA
KEJADIAN KEJADIAN
PRE- PRE-
EKALMSIA EKLAMSIA Total
PARITAS PARITAS Count 2 27 29
BURUK Expected Count 15.4 13.6 29.0
PARITAS BAIK Count 39 9 48
Expected Count 25.6 22.4 48.0
Total Count 41 36 77
Expected Count 41.0 36.0 77.0
xix

Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df (2-sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 40.146 1 .000
Continuity Correctionb 37.215 1 .000
Likelihood Ratio 45.537 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear
39.625 1 .000
Association
N of Valid Cases 77
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 13,56.
b. Computed only for a 2x2 table

Crosstab
KEJADIAN PRE-EKLAMSIA
ADA TIDAK ADA
KEJADIAN KEJADIAN
PRE- PRE-
EKALMSIA EKLAMSIA Total
USIA USIA <20 DAN >35 Count 1 24 25
TAHUN Expected Count 13.3 11.7 25.0
USIA 20-35 TAHUN Count 40 12 52
Expected Count 27.7 24.3 52.0
Total Count 41 36 77
Expected Count 41.0 36.0 77.0

Chi-Square Tests
xx

Asymptotic
Significance Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value Df (2-sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 36.064 1 .000
Continuity Correctionb 33.195 1 .000
Likelihood Ratio 41.841 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear
35.596 1 .000
Association
N of Valid Cases 77
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 11,69.
b. Computed only for a 2x2 table

Crosstab
KEJADIAN PRE-EKLAMSIA
ADA TIDAK ADA
KEJADIAN KEJADIAN
PRE- PRE-
EKALMSIA EKLAMSIA Total
OBESITAS OBESITAS IMT > Count 4 12 16
30 Expected Count 8.5 7.5 16.0
OBESITAS IMT < Count 37 24 61
30 Expected Count 32.5 28.5 61.0
Total Count 41 36 77
Expected Count 41.0 36.0 77.0

Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df (2-sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 6.473 1 .011
Continuity Correctionb 5.120 1 .024
Likelihood Ratio 6.653 1 .010
Fisher's Exact Test .022 .011
Linear-by-Linear
6.389 1 .011
Association
N of Valid Cases 77
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7,48.
xxi

b. Computed only for a 2x2 table

Crosstab
KEJADIAN PRE-EKLAMSIA
ADA TIDAK ADA
KEJADIAN KEJADIAN
PRE- PRE-
EKALMSIA EKLAMSIA Total
RIWAYAT PRE- ADA RIWAYAT PRE- Count 0 5 5
EKLAMSIA KELUARGA EKLAMSIA KELUARGA Expected Count 2.7 2.3 5.0
TIDAK ADA RIWAYAT Count 41 31 72
PRE-EKLAMSIA Expected Count
38.3 33.7 72.0
KELUARGA
Total Count 41 36 77
Expected Count 41.0 36.0 77.0

Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value Df (2-sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 6.090 1 .014
Continuity Correctionb 4.017 1 .045
Likelihood Ratio 8.000 1 .005
Fisher's Exact Test .019 .019
Linear-by-Linear
6.011 1 .014
Association
N of Valid Cases 77
a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,34.
b. Computed only for a 2x2 table
xxii

Statistics
RIWAYAT
PRE- KEJADIAN
EKLAMSIA PRE-
PARITAS USIA KELUARGA OBESITAS EKLAMSIA
N Valid 77 77 77 77 77
Missing 0 0 0 0 0

PARITAS
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid PARITAS
29 37.7 37.7 37.7
BURUK
PARITAS BAIK 48 62.3 62.3 100.0
Total 77 100.0 100.0

USIA
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid USIA <20 DAN >35
25 32.5 32.5 32.5
TAHUN
USIA 20-35 TAHUN 52 67.5 67.5 100.0
Total 77 100.0 100.0

OBESITAS
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid OBESITAS IMT >
16 20.8 20.8 20.8
30
OBESITAS IMT <
61 79.2 79.2 100.0
30
Total 77 100.0 100.0
xxiii

RIWAYAT PRE-EKLAMSIA KELUARGA


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid ADA RIWAYAT PRE-
EKLAMSIA 5 6.5 6.5 6.5
KELUARGA
TIDAK ADA RIWAYAT
PRE-EKLAMSIA 72 93.5 93.5 100.0
KELUARGA
Total 77 100.0 100.0

KEJADIAN PRE-EKLAMSIA
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid ADA KEJADIAN PRE-
41 53.2 53.2 53.2
EKALMSIA
TIDAK ADA
KEJADIAN PRE- 36 46.8 46.8 100.0
EKLAMSIA
Total 77 100.0 100.0

Anda mungkin juga menyukai