Anda di halaman 1dari 2

Kritik

Beberapa penulisan kata, penggalan frasa, dan penyusunan kalimat yang masih bersalahan dalam
pengetikan setiap kata (typo) dan pola anak dan induk kalimatnya
Pertanyaan
1. Bagaimanakah sebenarnya kelompok memaknai kata ‘asmara’, sehingga pada kalimat-
kalimat selanjutnya, kelompok mengkaitkan pola penjabaran paragraf pada pembahasan
mengenai frasa ‘dapat memiliki pacar’, ‘hawa nafsu’, ‘nafsu seksual’, dan
‘perkembangan teknologi’ dan kaitan apa serta pada sumber manakah yang dapat
mendasari pemahaman kelompok antara Asmara dengan Tindakan pelecehan seksual?
2. Apakah sebenarnya yang dipahami kelompok dengan frasa ‘etika seksualitas dalam
Kristen’ dalam kalimat, “… situasi ini membuat Anak Remaja diperhadapkan pada nilai-
nilai yang sesuai dengan etika Seksualitas dalam Kristen”?
3. Dapatkah kelompok menjelaskan pembagian footnote yang ada dalam pelaporan sajian
kelompok saat ini menurut kalimat yang jelas diketikkan oleh kelompok yakni, “Literatur
diperoleh dari buku, jurnal, laporan, dan berita yang sesuai dengan tema yang sedang
dibahas.”, sebab yang dapat kelompok pembanding lihat menurut kaidah penulisan
footnote hanyalah buku saja dan tidak lebih daripada itu?
4. Pada pola kesesuaiannya, jelaskanlah apa hubungan dan korelasi antara pelecehan
seksual dengan pengampunan secara garis umum dan alkitabiahnya!
5. Pada kajian kelompok, sekurang-kurangnya saru kalimatpun tidak ada penjelasan terkait
perbedaan antara hukum pidana dan perdata pada kesesuaiannya dengan tindakan
pelanggaran seksualitas. Untuk itu, mengapakah kelompok menjelaskan bahwa pelecehan
seksual dapat menghadapi tuntutan pidana bukan perdata?
6. Apakah yang dimaksudkan oleh kelompok melalui kalimat, “Sekali lagi, tidak ada lagi
yang harus terjadi, bukan alasan sosial yang penting, tetapi masalah pribadi” pada
kesesuaiannya dengan pokok umum penjelasan kelompok penyaji terkait dasar-dasar
pandangan seksual dalam biblika?
7. Apakah tendensi kelompok hingga menjabarkan terkait potensi pelanggaran seksual pada
akibat adanya konsep patriarki? Mengapa kelompok seolah-olah mempertentangkan
konsep patriarki dan mencurigainya sebagai dasar kuasa untuk melakukan pelanggaran
seksual?
8. Sebagai tujuan peninjauan ulang, Jelaskanlah kembali secara runtut dan singkat terkait
kesesuaian pola pengajaran orang tua yang sesuai dengan apa peran yang seharusnya
dimiliki orangtua menuju penghindaran pada pelanggaran kode etik seksualitas sesuai
bahasan judul yang diangkat oleh kelompok penyaji!
Sumbangan Pemikiran
1. Dalam memahami suatu kata, maka kita perlu memperbandingkan kesesuaiannya dengan
apa yang telah dijelaskan oleh sumber umum dan khusus secara linear dan bertautan satu
sama lain. Pemaknaan asmara dalam bagian alasan memilih judul dirasa oleh kelompok
pembanding perlu untuk ditinjau ulang oleh kelompok penyaji secara pemaknaan umum
yakni KBBI maupun kamus lainnya dan sumber buku linear lainnya pada perbandingan
khususnya, sehingga dapat berkorelasi dengan kalimat-kalimat selanjutnya.
2. Jikalau memang pada pemahaman kelompok terkait yang akan dibahas ialah seputar
umur anak remaja, maka sehendaknya masukkanlah frasa ‘anak remaja’ tersebut pada
keterkaitannya dengan judul utama serta jelaskan sedikit terkait apa yang melandasi
pokok target penyaji pada tahapan umur anak remaja sebagai konsentrasi penyusunan
judul pengampunan terhadap kasus pelaku kasus pelecehan seksual.
3. Pada tahapan selanjutnya bagi kelompok, sudah sehendaknyalah kelompok dapat untuk
menyesuaikan antara penjelasan di rampungan kajian awal sampai pada tahap
pembahasan kelompok penyaji terkhusus pada penyusunan pola rumusan masalah dan
tujuan penelitian dengan kesesuaiannya dengan yang akan dijelaskan di tahap
pembahasan, sebab dalam hal ini terkhusus pada poin 1 baik di rumusan masalah dan
juga tujuan penelitian terkait bagaimanakah peran orang tua terhadap pergaulan anak dan
capaian pembahasan nantinya di titik orang tua yang akan mampu mengambil peran
utama dalam memonitori pergaulan anaknya agar seturut dengan etika moral dan etika
Kristen tidak sesuai dengan apa yang dijelaskan dalam poin pembahasannya. Poin
pembahasan malah membahas pola bagi balita dan anak dan sangat disayangkan,
kelompok mengambil sumber pada, “Ahmadi Sofyan, Panduan Mendidik Remaja masa
Kini the Best Parents in Islam, (Jakarta: Lintas Pustaka, 2002), hlm. 7” yang mana hal ini
sangat fatal bahwasannya yang akan dicapai adalah etika moral, etika seksualitas, dan
etika kekristenan, namun yang dirujuk pada khasanah agama islam berkonsep. Kelompok
pembanding menyarankan supaya kelompok penyaji pada kesempatan berikutnya untuk
dapat menyesuaikan judul dan pembahasan, pembahasan dan pola penjelasan, dan pola
penjelasan dengan rujukan sumber yang dirunut, sehingga pada tahap kesesuaiannya,
capaian kelompok dapat setidaknya secara sistematis menghantar pada titik
pertanggungjawaban yang tepat dan baik di kemudian hari andai kala pelaporan ini
kembali akan menjadi rujukan bagi bahasan-bahasan penyaji lainnya.

Anda mungkin juga menyukai