Lintas Budaya
Kelompok 5:
Bambang Prihantoro Nugroho (200907501021)
Rini Cahyani Ramli (200907501022)
Febriyanti Gian Matthew (200907501023)
Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan karunia-
Nya, kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah mata kuliah Etika Bisnis tepat
waktu. Tidak lupa juga kami ucapkan terimakasih kepada bapak Dr. Muh. Rakib S.Pd, M.Si
yang telah memberikan waktu serta materi dalam menulis makalah ini.Terimakasih juga
kepada para pembaca yang tela meluangkan waktu untuk membaca dan memahami dari isi
pada makalah ini. Kami berharap agar pembaca mendapatkan sudut pandang baru setelah
membaca makalah ini. Penulis menyelesaikan makalah bertema “Menyelesaikan Konflik
Etika Lintas Budaya” ini masih memerlukan penyempurnaan, pada bagian isi. Kami
menerima segala bentuk kritik dan saran pembaca demi penyempurnaan makalah. Apabila
terdapat banyak kesalahan sumber, isi, maupun kalimat pada makalah ini, kami memohon
maaf yang sebesar-besarnya.
Makassar, 13 Maret 2022
Kelompok 5
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pengajaran etika bisnis memberikan bukti bahwa kursus dalam etika bisnis
dapat memiliki dampak positif pada peningkatan kesadaran etis siswa, penalaran etis
dan moral, perubahan sistem nilai, dan penilaian etis. Namun, belum ada bukti
empiris yang kuat yang mengidentifikasi pendekatan pedagogis yang disukai untuk
mengajarkan etika bisnis. Pendekatan tradisional dalam menyajikan teori etika saja
telah dikritik karena terlalu abstrak dan tidak praktis untuk mahasiswa bisnis.
Misalnya, dalam ulasannya tentang buku teks etika bisnis terkemuka, Furman (1990)
mengamati bahwa model pedo gogical yang khas melibatkan pengajaran proses
penalaran moral kepada siswa dengan memperkenalkan prinsip-prinsip teori etika dan
kemudian menerapkan prinsip-prinsip tersebut pada penyelesaian dilema etika yang
melibatkan situasi bisnis, tetapi mengabaikan faktor kontekstual yang penting.
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan
I. Identifikasi Masalah
Ada juga masalah bahwa "ahli" yang mencetak kuesioner adalah penulis
pohon keputusan dan mungkin cenderung memilih tanggapan yang serupa dengan
yang disarankan oleh pohon. Untuk menghilangkan sumber bias potensial ini, akan
bermanfaat memiliki seorang ahli, akrab dengan literatur, tetapi tidak akrab dengan
pohon keputusan, mengembangkan dan menerapkan profil penilaian dan
membandingkannya dengan yang digunakan dalam penelitian ini.Ada juga potensi
kekhawatiran mengenai ukuran dependen kompleksitas, fleksibilitas, dan
kesesuaian.Meskipun ukuran ini memiliki beberapa validitas wajah, mereka adalah
ukuran baru dan oleh karena itu validitas dan reliabilitasnya terbuka untuk
dipertanyakan.Selain itu, analisis korelasi menunjukkan tingkat interkorelasi yang
tinggi di antara variabel-variabel ini.Penelitian masa depan diperlukan untuk
menyempurnakan ukuran-ukuran ini Penelitian lebih lanjut menilai efektivitas model
pohon keputusan untuk manajer berpengalaman, serta efek longitudinal pelatihan juga
akan berharga.
1. Menghindari. Dengan pendekatan ini, salah satu pihak hanya memilih untuk
mengabaikan atau tidak menangani konflik, sehingga tetap tidak terselesaikan.
Ini sering menjadi mode preferensi ketika satu pihak begitu kuat sehingga
dapat mengabaikan konflik. Mengabaikan undang-undang tentang penyuapan,
atau menolak berbisnis dengan organisasi yang mempraktikkan penyuapan,
adalah contohnya.
2. Memaksa. Pendekatan ini melibatkan satu pihak memaksakan kehendaknya
kepada pihak lain. Misalnya, pejabat negara tuan rumah kadang-kadang
menggunakan kekuasaan mereka untuk menuntut imbalan untuk memulai dan
melanjutkan operasi bisnis. Demikian pula, perusahaan multinasional
terkadang menuntut praktik yang tidak sesuai dengan budaya asli negara tuan
rumah tempat mereka beroperasi.
5. Akomodasi. Satu pihak mungkin hanya beradaptasi dengan etika pihak lain.
Misalnya, perusahaan Jepang yang beroperasi di AS mungkin mengadopsi
praktik ketenagakerjaan yang tidak sesuai dengan norma kerja seumur hidup
di Jepang. Demikian pula, perusahaan A.S. yang beroperasi di Jepang dapat
mengadopsi harapan kerja seumur hidup. Contoh lain adalah perusahaan AS
yang beroperasi di Arab Saudi yang memberlakukan larangan konsumsi
alkohol.