Anda di halaman 1dari 17

NOVEMBER, 2023

PAKET MODUL 3
Pemimpin Pembelajaran dalam
Pengembangan Sekolah

PENDIDIKAN GURU PENGGERAK


BBGP PROVINSI JAWA TENGAH
CGP A8.122 KOTA SEMARANG
2

Tentang
Paket Modul 3
Calon guru penggerak
disiapkan untuk mampu
menjadi pemimpin
pembelajaran yang membawa
perubahan di satuan
pendidikan masing-masing,

Modul 3 ini memiliki 3 pokok


pembahasan yang dapat
membekali CGP agar siap
menjadi pemimpin
pembelajaran yang
memberikan dampak positif
kepada murid.

Paket Modul 3
3

Alur MERDEKA dalam PGP


Alur merdeka merupakan alur yang digunakan untuk beraktivitas
dalam pendidikan guru penggerak.

Berikut tahapan alur merdeka:

M Mulai dari
Diri Sendiri

Eksplorasi
E
Konsep

Ruang
R
Kolaborasi

Demonstrasi
D
Kontekstual

E Elaborasi
Pemahaman

Koneksi
K
Antar Materi

A Aksi Nyata
4

Modul Pengambilan Keputusan


Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan
3.1
Sebagai Pemimpin

Fokus Pembahasan
Dalam Modul 3.1 ini, pembahasan fokus kepada keterampilan
seorang pemimpin dalam mengemban salah satu perannya, yaitu
mengambil suatu keputusan, khususnya pada kasus-kasus yang
berkaitan dengan nilai-nilai kebajikan atau Etika. Selanjutnya
keputusan-keputusan yang diambil secara langsung atau tidak,
menentukan arah dan tujuan suatu institusi atau lembaga serta
menunjukkan nilai-nilai atau integritas dari institusi tersebut, yang
pada akhirnya berpengaruh kepada mutu pendidikan yang
didapatkan murid-murid di suatu satuan pendidikan.
5

4 Paradigma Dilema Etika


Ketika kita menghadapi situasi dilema etika, akan ada nilai-nilai
kebajikan mendasar yang bertentangan seperti cinta dan kasih
sayang, kebenaran, keadilan, kebebasan, persatuan, toleransi,
tanggung jawab dan penghargaan akan hidup. Secara umum ada pola,
model, atau paradigma yang terjadi pada situasi dilema etika yang
bisa dikategorikan seperti di bawah ini:
1. Individu lawan kelompok (individual vs community)
2. Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)
3. Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)
4. Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)

3 Prinsip Pengambilan
Keputusan
1. Care Based Thinking
Prinsip berpikir terbilang lebih humanis pada
kasus kasus tertentu , prinsip berfikir lebih
menekankan pada rasa peduli dan kasih sayang
di atas peraturan yang ada . Prinsip ini selalu
melihat, jika kita sendiri berada dalam posisi
yang sama, pasti ingin diperlakukan seperti itu
juga.

2. End Based Thinking


Prinsip berfikir ini berfokus pada hasil akhir
tanpa melihat proses dijalani, prinsip lebih
condong dalam pengambilan keputusan demi
kebaikan orang banyak atau kelompok yang
lebih besar.

3. Rule Based Thinking


Prinsip ini termasuk yang ketat, karena segala
keputusan yang diambil harus selalu mengacu
pada aturan aturan dan nilai yang telah dibuat
dan disepakati, demi menjaga integritas dan
komitmen bersama.
6

9 Langkah Pengambilan Keputusan

1. Mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan


2. Menentukan siapa saja yang terlibat
3. Mengumpulkan fakta-fakta yang relevan
4. Pengujian benar atau salah yang didalamnya
terdapat uji legal, uji regulasi, uji intuisi, uji
halaman depan koran, uji keputusan
panutan/idola
5. Pengujian paradigma benar lawan benar
6. Prinsip Pengambilan Keputusan
7. Investigasi Opsi Trilemma
8. Buat Keputusan
9. Tinjau lagi keputusan Anda dan refleksikan

Contoh kegiatan demonstrasi kontekstual yang dilakukan oleh


CGP untuk mendalami kasus dilema etika yang dihadapi Kepala
Sekolah:
7

Modul Pemimpin dalam


3.2 Pengelolaan Sumber Daya

Fokus Pembahasan
Seperti yang kita ketahui, sekolah wajib membangun ekosistem yang
mampu merangsang pertumbuhan dan perkembangan murid demi
terwujudnya Profil Pelajar Pancasila. Keberhasilan sebuah proses
pembelajaran sangat tergantung pada cara pandang sekolah melihat
ekosistemnya: apakah sebagai kekuatan atau sebagai kekurangan.
Sekolah yang memandang semua sumber daya yang dimiliki sebagai
suatu kekuatan dan aset, maka sekolah ini tidak akan berfokus pada
kekurangan tapi berupaya pada pemanfaatan kekuatan dan aset
yang dimiliki.
8

Sekolah sebagai Ekosistem


Jika diibaratkan sebagai sebuah ekosistem, sekolah
adalah sebuah bentuk interaksi antara faktor biotik (unsur
yang hidup) dan abiotik (unsur yang tidak hidup). Kedua
unsur ini saling berinteraksi satu sama lainnya sehingga
mampu menciptakan hubungan yang selaras dan
harmonis.

Faktor-faktor biotik
yang ada dalam
ekosistem sekolah
Murid
Kepala Sekolah
Guru
Staf/Tenaga Kependidikan
Pengawas Sekolah
Orang Tua
Masyarakat sekitar sekolah
Dinas terkait
Pemerintah Daerah

Faktor-faktor abiotik
yang menunjang
keberhasilan proses
pembelajaran
Keuangan
Sarana dan prasarana
Lingkungan alam
9

Pendekatan Berbasis Aset dan


Pendekatan Berbasis Kekurangan
Pendekatan berbasis kekurangan/masalah (deficit-based
approach) akan memusatkan perhatian kita pada apa yang
mengganggu, apa yang kurang, dan apa yang tidak berfungsi
dengan baik.

Pendekatan berbasis aset (asset-based approach) adalah sebuah


konsep yang dikembangkan oleh Dr. Kathryn Cramer, seorang ahli
psikologi yang menekuni kekuatan berpikir positif untuk
pengembangan diri. Pendekatan ini merupakan cara praktis
menemukenali hal-hal yang positif dalam kehidupan. Dengan
menggunakan kekuatan sebagai tumpuan berpikir, kita diajak
untuk memusatkan perhatian pada apa yang berjalan dengan
baik, yang menjadi inspirasi, yang menjadi kekuatan ataupun
potensi yang positif.
10

7 Modal / Aset yang Dimiliki Sekolah


Perlu kita ketahui, bahwa modal / aset yang dimiliki sekolah
bukan hanya yang tercatat dalam buku aset yang selama ini
tercatat di sekolah. Ternyata ada 7 modal / aset yang perlu kita
ketahui dan dioptimalkan dalam pengembangan sekolah, antara
lain:
1. Modal manusia
2. Modal sosial
3. Modal fisik
4. Modal lingkungan / alam
5. Modal finansial
6. Modal agama / budaya
11

7 Modal / Aset yang Dimiliki Sekolah


12

7 Modal / Aset yang Dimiliki Sekolah


13

7 Modal / Aset yang Dimiliki Sekolah


14

7 Modal / Aset yang Dimiliki Sekolah

Di dalam buku ‘Participant Manual of Mobilizing Assets for


Community-driven Development’, Cunningham (2012)
menuliskan bahwa Community-driven Development adalah
proses dimana sekelompok orang (dalam suatu kegiatan,
organisasi, atau lingkungan) yang dimotivasi oleh peluang
yang ada akan melakukan suatu usaha hanya dengan
menggunakan sumber daya mereka sendiri (minimal pada
awalnya). Seorang pemimpin akan berperan sebagai
fasilitator dalam menggerakkan dan memimpin
komunitasnya.
15

Modul Pengelolaan Program yang


3.3 Berdampak Positif pada Murid

Fokus Pembahasan
Di dalam modul ini, CGP mengeksplorasi bagaimana sesungguhnya CGP
dapat mendorong student agency (kepemimpinan murid-red) dalam
pengelolaan program-program di sekolah. Mendorong kepemimpinan
murid dalam program sekolah bukan hanya memungkinkan murid untuk
belajar menjadi individu yang lebih bertanggung jawab, berdaya, dan
kontributif, namun, pengalaman dan kebermaknaan yang mereka
dapatkan dari proses belajar mereka dalam program-program sekolah
tersebut sesungguhnya akan memberikan bekal untuk mereka menjadi
seorang pembelajar sepanjang hayat, sehingga, ketika kita berbicara
tentang dampak, maka dampak positif dari proses belajar yang dilalui oleh
murid-murid kita saat ini tentunya akan dapat terus dirasakan oleh mereka
di sepanjang hidupnya.
16

Kepemimpinan Murid
Melalui filosofi dan metafora “menumbuhkan padi”,
Ki Hajar Dewantara mengingatkan kita bahwa dalam
mewujudkan pembelajaran yang berpusat pada murid,
kita harus secara sadar dan terencana membangun
ekosistem yang mendukung pembelajaran murid
sehingga mampu memekarkan mereka sesuai dengan
kodratnya. Dengan demikian, saat kita merancang sebuah
program/kegiatan pembelajaran di sekolah, baik itu
intrakurikuler, ko-kurikuler, atau ekstrakurikuler, maka
murid juga seharusnya menjadi pertimbangan utama.

Menumbuhkembangkan Kepemimpinan Murid


Saat murid menjadi pemimpin dalam proses pembelajaran mereka
sendiri, maka mereka sebenarnya memiliki suara (voice), pilihan (choice),
dan kepemilikan (ownership) dalam proses pembelajaran mereka. Lewat
suara, pilihan, dan kepemilikan inilah murid kemudian mengembangkan
kapasitas dirinya menjadi seorang pemilik bagi proses belajarnya sendiri.
Tugas kita sebagai guru sebenarnya hanya menyediakan lingkungan yang
menumbuhkan budaya di mana murid memiliki suara, pilihan, dan
kepemilikan dalam apa yang mereka pikirkan, niat yang mereka tetapkan,
bagaimana mereka melaksanakan niat mereka, dan bagaimana mereka
merefleksikan tindakan mereka.
17

Aksi Nyata:
Program yang Berdampak Positif
pada Murid

“Program Market Day pada Tema P5


Kewirausahaan”

Program ini melibatkan murid, orang tua, dan guru.


Voice : murid mengemukakan ide produk yang akan dijual
Choice : murid memilih sendiri bagaimana pengemasan produk yang
akan dijual dan dikomunikasikan kepada orang tua.
Ownership : murid memiliki rasa kepemilikan terhadap program ini
dengan menunjukkan rasa tanggung jawab sebagai peserta program
market day

Anda mungkin juga menyukai