Anda di halaman 1dari 22

KESALAHAN BERBAHASA INDONESIA TATARAN

FONEMIK PADA FILM NGERI-NGERI SEDAP KARYA BENE


DION RAJAGUKGUK

MAKALAH

Disusun untuk Memenuhi Sebagaian Tugas Mata kuliah Analisis Kesalahan


Berbahasa Indonesia yang Diampu oleh Mulasih, M.Pd.

Oleh:

Yusuf Nim. 40420026

Pupung Putra Setiadi Nim. 40421023

Putikhatul Jannah Nim. 40421043

Retno Wulandari Nim. 40421045

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
2023

PRAKATA

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
begitu banyak nikmat yang mana makhluk-Nya pun tidak akan menyadari begitu
banyak nikmat yang telah di dapatkan dari Allah SWT. Selain itu, kami juga
merasa sangat bersyukur karena telah mendapatkan hidayah-Nya baik kesehatan
maupun pikiran.

Dengan nikmat dan hidayah-Nya pula kami dapat menyelesaikan


penulisan makalah sebagai tugas mata kuliah Analisis Kesalahan Berbahasa
Indonesia dengan topik inti Kesalahan Berbahasa Indonesia Tataran Fonemik
pada Film Ngeri-Ngeri Sedap Karya Bene Dion Rajagukguk. Kami sampaikan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Mulasih, M.Pd. selaku dosen
pengampu mata kuliah Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia serta semua pihak
yang turut membantu proses penyusunan makalah ini.

Kami menyadari makalah ini masih begitu banyak kekurangan dan


kesalahan baik isinya maupun struktur penulisannya. Oleh karena itu, kami sangat
mengharap kritik dan saran positif untuk perbaikan di kemudian hari.

Demikian, semoga makalah ini memberikan manfaat umumnya pada para


pembaca.

Paguyangan, November 2023


DAFTAR ISI

PRAKATA..........................................................................................................................ii

BAB I...................................................................................................................................v

PENDAHULUAN...............................................................................................................v

A. Latar Belakan...........................................................................................................v

B. Rumusan Masalah ..................................................................................................vi

C. Tujuan.....................................................................................................................vi

BAB II...............................................................................................................................vii

KAJIAN TEORI..............................................................................................................vii

D. Bahasa....................................................................................................................vii

E. Fonemik.................................................................................................................vii

F. Film.......................................................................................................................viii

BAB III...............................................................................................................................ix

METODOLOGI PENELITIAN......................................................................................ix

G. Desain Penelitian....................................................................................................ix

H. Latar Penelitian.......................................................................................................ix

I. Data dan Sumber Data Penelitian............................................................................x

J. Teknik Pengumpulan Data.......................................................................................x

K. Keabsahan Data......................................................................................................xi

L. Teknik Analisis Data...............................................................................................xi

BAB IV.............................................................................................................................xiii

PEMBAHASAN..............................................................................................................xiii

BAB IV.............................................................................................................................xiv
PENUTUP........................................................................................................................xiv

M. Kesimpulan.......................................................................................................xiv

N. Saran.....................................................................................................................xiv

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................xv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan dunia internet semakin berkembang dengan sangat pesat.


Segala informasi yang diinginkan dapat diperoleh secara luas dan banyak.
Baik informasi tersebut diperoleh melalui media digital seperti twitter,
youtube, telegram, whatshap dan lain sebagainya. Memugkinkan sebuah
komunikasi dilakukan dengan efisien baik dari sisi waktu, kesempatan dan
Bahasa yang digunakan. Bahasa yang digunakan mempermudah dalam
menyampaikan suatu pesan baik tersirat maupun tersurat. Kebahasaan
yang terjadi memiliki dialektika suatu Bahasa yang digunakan.
Perbandingan logat Bahasa setiap daerah menunjukkan gambaran ragam
berbahasanya. Namun, hal tersebut semakin melupakan bagaimana
penggunaan bahsa yang baik dan benar.
Kesalahan Berbahasa yang terjadi dapat dilihat melalui visualisasi
berupa sebuah tulisan maupun lisan yang dibugkus melalui sebuah media
seperti video reels, short video, film, youtube, dan lain sebagainya.
Menurut Afiana (2018) dalam Arinda Okta riski Setyaningsih , kesalahan
berbahasa ialah penggunaan bahasa yang menyimpang dari kaidah
berbahasa, baik secara lisan maupun tulisan. Adapun di dalam Arinda
Okta riski Setyaningsih (Ariningsih et al., 2012) mengatakan bahwa proses
yang mempengaruhi dalam mempelajari suatu bahasa disebut sebagai
kesalahan berbahasa dalam proses pemerolehan dan pembelajaran. Di
samping pengertian dari kesalahan berbahasa tersebut, maka terdapat
beberapa jenis kesalahan yang perlu diperhatikan, yaitu kesalahan
fonologi, morfologi, semantik, sintaksis, dan kesalahan memfosil Astuti et
al,(2020)dalam Arinda Okta riski Setyaningsih.
Oleh karena pendapat di atas maka analisis kesalahan berbahasa
Indonesia tataran fonologi bagian fonemik pada film Ngeri-Ngeri Sedap
Karya Bene Dion Rajagukguk. Fonemik merupakan salah satu cabang
dalam ilmu bahasa yang membahas bunyi bahasa yang digunakan dalam
proses berkomunikasi dengan orang ain. Bunyi bahasa yang dimaksud
meliputi bunyi vokal, seperti: a, i, u, e, o, e, bunyi konsonan seperti: k, l,
m, dan sebagainya, dan bunyi diftong seperti: au, o, dan ai Dalam kajian
fonologi pada bagian fonemik seperti fonem vocal, diftong, dan fonem
konsonan. Fonem vocal terlihat berdasarkan tidak ada hambatan pada saat
bicara, diftong bunyi rangkap yang dilambangkan dengan dua huruf
seperti /ay/, /oy/, dan /uy/. Dan fonem konsonan di lihata berdasarkan
adanya hambatan pada saat bicara.
Kesalahan Bahasa Indonesia tataran fonologi bagian fonemik pada
film Ngeri-ngeri sedap karya Bene Dion Rajagukguk di lakukan dengan
deskriptif kualitatif. Pada film Ngeri-ngeri sedap karya Bene Dion
Rajagukguk diambil sebaga bahan analisis pada penilitian di karenakan
terdapat beberapa penggunaan Bahasa Indonesia yang tidak baku. Dapat
dilihat dari sudut pandag bagian fonemik kebahasaan seperti kata baku
<terima kasih> tetapi diuacapkan dengan kata <makasih>.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat ditentukan rumusan masalah


penelitian sebagai berikut:
1. Apa ittu tataran fonologi bagian fonemik?
2. Bagaimana kesalahan berbahasa yang terdapat pada film Ngeri-ngeri
sedap karya Bene Dion Rajagukguk?

C. Tujuan

Berdasarkan rummusan masalahan di atas, maka dapat ditentukan tujuan


penelitian untuk mendeskripsikan pengguanaan berbahasa Indonesia yang
baik dan kesalahan berbahasa Indonesia tataran fonologi bagian fonemik pada
film Ngeri-ngeri sedap karya Bene Dion Rajagukguk.

BAB II

KAJIAN TEORI

D. Bahasa

Bahasa merupakan alat yang digunakan untuk berkomunikasi manusia yang


tersusun dalam bentuk suara maupun tulisan agar menciptakan fonem,
morfem, kata, kalimat, dan paragraf. Bahasa merupakan alat komunikasi yang
paling efektif digunakan untuk berkomunikasi dalam lingkungan masyarakat.
Bahasa merupakan budaya bangsa dengan menggunakan atau belajar bahasa
sudah turut menjaga jati diri bangsa (Sari dan Ummul Qura, 2023: 51).
Bahasa merupakan sebuah alat dalam berkomunikasi atau sebagai alat
untuk mengutaraan isi pikiran dengan tujuan untuk menggambarkan konsep
atau isi pikiran seseorang. Senada dengan Chaer, (dalam Santoso, Rosantika,
Salsabila, & Chafit, 2023: 66) bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi
sekaligus alat untuk berpikir dan berbudaya yang konvensional. Artinya,
bahasa adalah lambang bunyi untuk menggambarkan konsep tertentu
berdasarkan perjanjian atau kesepakatan yang ada di kelompok masyarakat
pemakai bahasa.
Seperti yang telah disampaikan oleh Yendra (dalam Azizah, Shalia, Ayu,
2022: 19) bahwa di dalam bahasa terdapat manfaat penting ketika berinteraksi.
Bahasa menjadi fungsi utama ketika berkomunikasi. Namun, dilain sisi bahasa
merupakan bentuk keahlian yang hanya dimiliki oleh manusia saja. Hal
tersebut menjadi pembeda interaksi manusia dengan mahluk lain di muka
bumi. Secara umum bahasa adalah sistem bunyi yang memiliki arti, tanda
bunyi, dan diucapkan dari sistem manusia yang arbitrer dalam situasi alamiah.
Bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi negara, sehingga dapat dengan
mudah dimengerti oleh bangsa lain.
E. Fonemik

Objek kajian fonetik adalah bunyi bahasa atau fon: sedangkan objek kajian
fonemik adalah fonem. Fonemik dikatakan mengkaji bunyi. bahasa dengan
memperhatikan statusnya sebagai pembeda makna (Chaer, 2009: 62). Fonem-
fonem dalam bahasa Indonesia terbagi menjadi tiga sebagai berikut :
1. Fonem Vokal
Nama-nama fonem vokal yang ada dalam bahasa Indonesia adalah sebagai
berikut :
1) /i/ vokal depan, tinggi, tak bundar.
2) /e/ vokal depan, sedang, atas, tak bundar.
3) /a/ vokal depan, rendah, tak bundar.
4) /Ə/ vokal tengah, sedang, tak bundar.
5) /u/ vokal belakang, atas, bundar.
6) /o/ vokal belakang, sedang, bundar.
2. Fonem Diftong
Fonem diftong terdiri dari tiga macam diftong, yaitu diftong naik, diftong
turun, dan diftong memusat. Fonem yang ada dalam bahasa Indonesia
hanya diftong naik.
a. Diftong naik, terjadi jika vokal yang kedua diucapkan dengan
posisi lidah menjadi lebih tinggi daripada yang pertama. Fonem
difton naik terdiri dari diftong /ai/,diftong /au/, diftong /oi/, dan
diftong /ei/.
b. Diftong turun, yakni yang terjadi bila vokal kedua diucapkan
dengan posisi lidah lebih rendah daripada yang pertama. Fonem
diftong turun terdiri dari diftong /ua/, diftong /uo/, diftong /ue/, dan
diftong /ua/.
c. Diftong memusat, yaitu yang terjadi bila vokal kedua diacu oleh
sebuah atau lebih vokal yang lebih tinggi dan juga diacu oleh
sebuah atau lebih vokal yang lebih rendah. Fonem diftong memusat
adalah diftong /oa/.
3. Fonem Konsonan
Nama-nama fonem konsonan bahasa Indonesia adalah :
a. /b/ konsonan bilabial, hambat, bersuara.
b. /p/ konsonan bilabial, hambat, tak bersuara.
c. /m/ konsonan bilabial, nasal.
d. /w/ konsonan bilabial, semivokal.
e. /f/ konsonan labiodental, geseran, tak bersuara.
f. /d/ konsonan apikoalveolar, hambat, bersuara.
g. /t/ konsonan apikoalveolar, hambat, bersuara.
h. /n/ konsonan apikoalveolar, nasal.
i. /l/ konsonan apikoalveolar, sampingan.
j. /r/ konsonan apikoalveolar, getar.
k. /z/ konsonan laminoalveolar, geseran, bersuara.
l. /s/ konsonan laminoalveoalar, geseran, tak bersuara.
m. /sy/ konsonan laminopalatal, geseran, bersuara.
n. /ny/ konsonan laminopalatal, nasal.
o. /j/ konsonan laminopalatal, paduan, bersuara.
p. /c/ konsonan laminopalatal, paduan, tak bersuara.
q. /y/ konsonan laminopalatal, semivokal.
r. /g/ konsonan dorsovelar, hambat, bersuara.
s. /k/ konsonan dorsovelar, hambat, tak bersuara.
t. /ng/ konsonan dorsovelar, nasal.
u. /x/ konsonan dorsovelar, geseran, bersuara.
v. /h/ konsonan laringal, geseran, bersuara.

F. Film

Secara harfiah film adalah cinematographie. Cinematographie berasal dari


kata cinema yang memiliki arti "gerak". Tho atau phytos yang memiliki arti
(cahaya). Oleh karena itu, film juga dapat diartikan sebagai melukis sebuah
gerak dengan memanfaatkan cahaya. Film sebagai media audio visual yang
terdiri dari potongan gambar yang disatukan menjadi kesatuan utuh, dan
memiliki kemampuan dalam menangkap realita sosial budaya, tentu membuat
film menyampaikan pesan yang terkandung di dalamnya dalam bentuk media
visual (Alfathoni & Dani Manesah, 2020).
Seperti dalam film dengan judul Ngeri-Ngeri Sedap karya Bene Dion
Rajagukguk yang melukiskan atau menggambarkan sebuah realitas kehidupan
suku batak. Dalam film ini terdiri dari beberapa potongan realita kehidupan
yang menyorot langsung pada kehidupan anak-anak batak yang merantau ke
pulau jawa dengan diiringi berbagai permasalahan keluarga yang membeda-
bedakan budaya batak dengan budaya jawa yang sangat berbeda. Puncak
permasalahan pada film Ngeri-Ngeri Sedap karya Bene Dion Rajagukguk ini
ditandai dengan keinginan dari Ayah Domu yang ingin semua anaknya yang
sedang merantau agar pulang dan berkumpul dalam acara adat keluarganya.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

G. Desain Penelitian

Langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah memahami tataran


fonemik pada film Ngeri-Ngeri Sedap Bene Dion Rajagukguk. Pemahaman isi
film Ngeri-Ngeri Sedap Bene Dion Rajagukguk kemudian mengerucut pada
analisis rumusan masalah Kesalahan Berbahasa Indonesia Tataran Fonemik
pada Film Ngeri-Ngeri Sedap Karya Bene Dion Rajagukguk yang
membutuhkan jawaban. Langkah ini kemudian ditindak lanjuti dengan
melakukan melalui metode kualitatif analisis, metode ini digunakan sebagai
jembatan untuk mengetahui tentang film Ngeri-Ngeri Sedap Bene Dion
Rajagukguk.
H. Latar Penelitian

1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian merupakan lokasi yang digunakan dalam penelitian.
Adapun tempat yang digunakan dalam penelitian ini adalah fleksibel.
2. Waktu Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini membutuhkan waktu kurang lebih 6 bulan.
Adapun untuk memudahkan proses pelaksanaan penelitian yakni mulai
dari tanggal 30 Oktober sampai 3 November 2023.
3. Subjek Penelitian
Subjek penelitian membahas mengenai karakteristik yang akan digunakan
dalam penelitian atau dapat diartikan sebagai benda, hal atau orang tempat
data untuk variabel penelitian melekat dan yang dipermasalahkan.
Adapun subjek penelitiannya ini yakni Ngeri-ngeri Sedap karya Bene
Dion Rajagukguk.
I. Data dan Sumber Data Penelitian

Data adalah catatan atas kumpulan fakta. Data yang diambil berupa hasil
kajian tentang Kesalahan Berbahasa Indonesia Tataran Fonemik pada Film
Ngeri-Ngeri Sedap Karya Bene Dion Rajagukguk. Sumber data penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Ngeri-Ngeri Sedap Bene Dion
Rajagukguk.
J. Teknik Pengumpulan Data

Data adalah bukti sekaligus petunjuk dalam penyusunan sebuah penelitian.


Penelitian kualitatif biasanya berupa deskripsi dalam bentuk kalimat. Pada
penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik baca
dan catat.
1. Baca
Penggunaan teknik baca ini dilakukan pada saat membaca dialog. Tujuan
membaca dialog tersebut adalah untuk menganalisis kajian fonemik pada
Ngeri-Ngeri Sedap karya Bene Dion Rajagukguk.
2. Simak
Pengunaan teknik simak ini dilakukan pada saat diputarnya film Ngeri-
Ngeri Sedap karya Bene Dion Rajagukguk kemudian menyikmak tuturan
dialog antar tokoh dalam film tersebut.
3. Catat
Penggunaan teknik catat yakni berfungsi untuk mencatat hal-hal yang
merupakan sumber data dari hasil temuan setelah membaca.
K. Keabsahan Data

Adapun perihal ketelitian dan ketepatan data dalam penelitian ini


menggunakan trianggulasi data dan teori. Trianggulasi data digunakan
sebagai penggalian kebenaran data dari sebuah dokumen yang ditulis,
dokumen tersebut berupa buku-buku penunjang, artikel atau jurnal relevan,
dan dokumen analisis data. Selanjutnya, trianggulasi teori digunakan sebagai
pembanding antara teori yang satu dengan teori lainnya, sebagai bahan
penguat dalam argumen, meningkatkan kedalaman pemahaman seorang
peneliti dalam menggali pengetahuan atas hasil analisis yang diperoleh.
L. Teknik Analisis Data

Analisis dalam penelitian kualitatif terdiri dari tiga komponen pokok yaitu
reduksi data, sajian data, dan penarikan simpulan dengan verifikasinya.
Pertama, reduksi data yakni dilakukannya pengumpulan data baik di dalam
buku puisi, jurnal dan skripsi yang digunakan, maupun buku-buku teori yang
relevan dengan penelitian. Kedua, sajian data atau analisis data, hal ini sangat
penting dilakukan agar data hasil reduksi terorganisirkan dan tersusun dengan
pola yang sistematis setelah melewati tahapan pengumpulan data berupa hal
yang akan ditulis dalam pembahasan. Data yang ada dalam sajian data ini
berupa tuturaan pada dialog film Ngeri-Ngeri Sedap karya Bene Dion
Rajagukguk. Ketiga, penarikan simpulan atau verifikasi digunakan sebagai
tahap akhir untuk menentukan bukti-bukti berdasarkan temuan yang terdapat
di dalam pembahasan.
BAB IV

PEMBAHASAN

1. Kesalahan Pelafalan karena Penambahan Fonem


Terdapat pula kesalahan pelafalan dikarenakan pemakai bahasa tersebut
menambahkan fonem tertentu pada kata-kata yang diucapkan. Seperti
penambahan fonem vokal, penambahan fonem konsonan, pembentukan deret
vokal, dan pembentukan gabungan atau gugus konsonan dari fonem konsonan
tunggal. Berikut adalah hasil analisis kesalahan berbahasa tataran fonologi
pada kesalahan Pelafalan karena penambahan fonem pada film Ngeri-Ngeri
Sedap karya Bene Dion Rajagukguk:

Data (a) Sarma “iya iya sebentar lagi nyampe”


Dari data (a) terdapat penambahan fonem pada kata yang diucapkan yaitu
"nyampe" yang seharusnya kata "sampai" terdapat penambahan fonem /n/,
/y/.

Data (b) Sarma “dek, haduh Gabe adikku yang artis. Haduh
sahat macam baru kemarin kau berak minta dicebokin”
Pada data (b) terdapat penambahan fonem pada kata yang diucapkan yaitu
"haduh" yang seharusnya kata "aduh" terdapat penambahan fonem /h/.

Data (c) Domu “mak, kalo mama belum siap, besok ajah
kita bahasnya yah Mak”
Dari data (c) terdapat penambahan fonem pada kata yang diucapkan yaitu
"ajah" yang seharusnya kata "saja" terdapat penambahan fonem /h/.

Data (d) Bapak domu “ke Sanah lah kau”


Pada data (d) terdapat penambahan fonem pada kata yang diucapkan yaitu
"sanah" yang seharusnya kata "sana" terdapat penambahan fonem /h/.

Data (e) Sahat “Mak, bangun Mak, jalan² kita yah?”


Dari data (e) terdapat penambahan fonem pada kata yang diucapkan yaitu
"yah" yang seharusnya kata "ya" Terdapat penambahan fonem /h/.

Data (f) Bapak domu “oh, ini yang namanya danau Toba,
baru kali ini aku liat danau Toba inih, bagus yah”
Pada data (f) Terdapat penambahan fonem pada kata yang diucapkan yaitu
"inih" yang seharusnya kata "ini" terdapat penambahan fonem /h/.

2. Kesalahan Pelafalan karena Perubahan Fonem


Terdapat banyak contoh kesalahan pelafalan karena pelafalan fonem- fonem
tertentu berubah atau tidak diucapkan sesuai kaidah. Seperti perubahan
Fonem Vokal, perubahan fonem konsonan, perubahan fonem vokal menjadi
fonem konsonan, perubahan fonem konsonan menjadi vokal, dan perubahan
pelafalan kata. Berikut adalah hasil analisis kesalahan berbahasa tataran
fonologi pada kesalahan Pelafalan karena perubahan fonem pada film Ngeri-
Ngeri Sedap karya Bene Dion Rajagukguk:

Data (g) Teman bapa domu “lebih baik langsung merespon


panggilan polisi toba, kalo dipanggil tiba² mampus kau”
Pada data (g) terdapat penambahan fonem pada kata yang diucapkan yaitu
"kalo" yang seharusnya kata "kalau" terdapat perubahan fonem yang
seharusnya /a/ menjadi /o/.

Data (h) Nenek Domu “Saberapa besar pun pesta ini,


seberapa pun uang yang kau kasih sia-sia”
Dari data (h) terdapat penambahan fonem pada kata yang diucapkan yaitu
"sabarapa" yang seharusnya kata "seberapa" terdapat perubahan fonem yang
seharusnya /e/ menjadi /a/.

Data (i) Nenek Domu “Kata si Sarma, kau barantam sama


mereka”
Pada data (i) terdapat penambahan fonem pada kata yang diucapkan yaitu
"barantam" yang seharusnya kata "berantem" terdapat perubahan fonem yang
seharusnya /e/ menjadi /a/.

Data (j) Bapa Domu “Sekalian ku ngomong langsung, kalo


ngomong langsung mereka lebih mau mendengar”
Dari data (j) terdapat penambahan fonem pada kata yang diucapkan yaitu
"kalo" yang seharusnya kata "kalau" terdapat perubahan fonem yang
seharusnya /a/ menjadi /o/.

Data (k) Bapa Domu “Bantu lah ma, ke mana biar mereka
mo pulang”
Pada data (k) terdapat penambahan fonem pada kata yang diucapkan yaitu
"mo" yang seharusnya kata "mau" terdapat perubahan fonem yang
seharusnya /a/ menjadi /o/.

Data (l) Mama Domu “Yaudahlah lah ayo pulang, aku juga
udah pengen kali ke rumah Mamaku”
Pada data (l) terdapat penambahan fonem pada kata yang diucapkan yaitu
"pengen" yang seharusnya kata "pingin" terdapat perubahan fonem yang
seharusnya /i/ menjadi /e/.

3. Kesalahan Pelafalan karena Penghilangan Fonem


Pemakai bahasa sering menghilangkan bunyi tertentu pada sebuah kata, yang
mengakibatkan justru pelafalan tersebut menjadi salah atau tidak benar.
Seperti penghilangan fonem vokal, penghilangan fonem konsonan,
penghilangan fonem vokal tangkap menjadi vokal tunggal, penghilangan
deret fonem vokal tangkap menjadi vokal tunggal, dan penghilangan gugus
konsonan. Berikut adalah hasil analisis kesalahan berbahasa tataran fonologi
pada kesalahan Pelafalan karena penghilangan fonem pada film Ngeri-Ngeri
Sedap karya Bene Dion Rajagukguk:

Data (m) Bapa Domu “Kemana aja la ngga keliatan”


Dari data (m) terdapat penghilangan fonem pada kata yang diucapkan yaitu
"keliatan" yang seharusnya kata "kelihatan" terdapat penghilangan fonem
/h/.

Data (n) Bapak Domu “Cuma sementara itu, si Gabe itu


mau jadi hakim atau jaksa bentar lgi juga brenti dia”
Pada data (n) terdapat penghilangan fonem pada kata yang diucapkan yaitu
"brenti" yang seharusnya kata "berhenti" terdapat penghilangan fonem /e/.

Data (o) Bapa Domu “Domu itu anak pertama, dia


bertanggung jawab Ama keluarga”
Dari data (o) terdapat penghilangan fonem pada kata yang diucapkan yaitu
"ama" yang seharusnya kata "sama" terdapat penghilangan fonem /s/.

Data (p) Bapa Domu “Bisa aja ini”


Pada data (p) terdapat penghilangan fonem pada kata yang diucapkan yaitu
"aja" yang seharusnya kata "saja" terdapat penghilangan fonem /s/.

Data (q) Bapa Domu “Udahlah ma, marah² aja kerjaanmu”


Dari data (q) terdapat penghilangan fonem pada kata yang diucapkan yaitu
"aja" yang seharusnya kata "saja" terdapat penghilangan fonem /s/.
Data (r) Bapa Domu “Si sahat yang harusnya tinggal di sini
urus orang tuanya malah ntah siapa yang urus di sana”
Pada data (r) terdapat penghilangan fonem pada kata yang diucapkan yaitu
"ntah" yang seharusnya kata "entah" terdapat penghilangan fonem /e/.

Data (s) Sarma “Ikan tomur pak, ni pak. Ni ikannya pak”


Dari data (s) terdapat penghilangan fonem pada kata yang diucapkan yaitu
"ni" yang seharusnya kata "ini" terdapat penghilangan fonem /i/.

Data (t) Mama Domu “banyak, emang banyak kok”


Pada data (t) terdapat penghilangan fonem pada kata yang diucapkan yaitu
"keliatan" yang seharusnya kata "kelihatan" terdapat penghilangan fonem
/h/.

Data (u) Bapak Domu “trus, aku benar atau salah?”


Dari data (u) terdapat penghilangan fonem pada kata yang diucapkan yaitu
"trus" yang seharusnya kata "terus" terdapat penghilangan fonem /e/.

Data (v) Mama Domu “Tapi pak, kalau ketawan kau yang
tanggung jawab”
Pada data (v) terdapat penghilangan fonem pada kata yang diucapkan yaitu
"ketawan" yang seharusnya kata "ketahuan" terdapat penghilangan fonem
/h/, /u/.

Data (w) Domu “Pake otakmu sikit lah”


Dari data (w) terdapat penghilangan fonem pada kata yang diucapkan yaitu
"sikit" yang seharusnya kata "sedikit" terdapat penghilangan fonem /e/, /d/

Data (x) Mama Domu “Danau Toba juga ada karna kau”
Pada data (x) terdapat penghilangan fonem pada kata yang diucapkan yaitu
"karna" yang seharusnya kata "karena" terdapat penghilangan fonem /e/.
BAB IV

PENUTUP
M. Kesimpulan

Bahasa merupakan sebuah alat dalam berkomunikasi atau sebagai alat untuk
mengutaraan isi pikiran dengan tujuan untuk menggambarkan konsep atau isi
pikiran seseorang. Fonetik mengkaji bunyi-bunyi bahasa dengan tidak
memperhatikan status bunyi itu bisa membedakan makna kata atau tidak:
sementara fonemik dikatakan mengkaji bunyi. bahasa dengan memperhatikan
statusnya sebagai pembeda makna (Chaer, 2009: 62).
Film sebagai media audio visual yang terdiri dari potongan gambar yang
disatukan menjadi kesatuan utuh, dan memiliki kemampuan dalam
menangkap realita sosial budaya, tentu membuat film menyampaikan pesan
yang terkandung di dalamnya dalam bentuk media visual.

N. Saran

Makalah ini dimaksudkan untuk memberikan wawasan dan pemahaman bagi


masyarakat umumnya dan mahasiswa pada khususnya tentang analisis
kesalahan berbahasa kajian fonemik pada film Ngeri-Ngeri Sedap Bene Dion
Rajagukguk. Penulis berharap dengan makalah ini dapat membantu
masyarakat umumnya dan mahasiswa khususnya untuk dapat menerapkanya
di kehidupan sehari-hari. Penulis juga sadar bahwa banyak kekurangan dari
makalah ini. Maka dari itu, saran dari pembaca sangat berguna dan
diperlukan untuk pembuatan makalah selanjutnya dikemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA

Alfathoni, Muhammad Ali Mursid & Manesah, Dani. (2020). Pengantar Teori
Film. Deepublish: Yogyakarta.

Azizah, I., M., Shalia H., U., &Ayu R., M. (2021). Kesalahan Berbahasa Bidang
Fonemik Pada Pidato Presiden RI Joko Widodo Di Sidang Umum Pbb Ke-
75. Jurnal Bahasa Sastra Indonesia dan Pengajarannya. Vol 1 (3), 19.

Chaer, Abdul. (2009). Fonologi Bahasa Indonesia. Rineka Cipta Bahasa: Jakarta.

Santoso, A., Rosantika, U., S., Salsabila, N., A., & Charif, U. (2023). Analisis
Kesalahan Berbahasa Dalam Bidang Fonemik Pada Unggahan Akun
Youtube Sekretariatan Presiden. Jurnal Bahasa, Sastra, Dan Budaya. Vol
2 (13), 66.

Sari, Putri Utami & Ummul Qura. (2023). Analisis Kesalahan Berbahasa Tataran
Fonemik Film Aisyah Biarkan Kami Bersaudara Karya Jujur. Sastranesia.
Vol 11, (3), 50-62.

Anda mungkin juga menyukai