Anda di halaman 1dari 2

Nama : Shofia Nuril Chusna

NIM : 2202056036

Kelas : IH-A3

RESUME HUKUM DAGANG

Materi Kepailitan

1. Pengertian Pailit
Secara etimologi kepailitan berasal kari kata pailit, selanjutnya istilah “pailit”
berasal dari bahasa Belanda faillet yang mempunyai arti ganda yaitu sebagai kata benda
dan kata sifat. Istilah faillet sendiri berasal dari Perancis yaitu faillite yang berarti
pemogokan atau kemacetan pembayaran, sedangkan dalam Bahasa Inggris dikenal dengan
kata to fail dengan arti sama, dan dalam bahasa latin disebut failure. Kemudian istilah
kepailitan dalam pengertian hukum istilah faillet mengandung unsur-unsur tersendiri yang
dibatasi secara tajam, namun definisi mengenai pengertian itu tidak ada dalam undang-
undang. Selanjutnya istilah pailit dalam Bahasa Belanda adalah faiyit, maka ada pula
sementara orang yang menerjemahkan sebagai paiyit dan faillissement sebagai kepailitan.
Kemudian pada negara-negara yang berbahasa inggris untuk pengertian pailit dan
kepailitan mempergunakan istilah bankrupt dan bankruptcy.
2. Aspek Hukum
a. Undang- Undang Kepailitan
• Undang -Undang Kepailitan (Nomor X Tahun 2004) merupakan landasan hukum
utama yang mengatur kepailitan di Indonesia.
• Menjelaskan prosedur pengajuan kepailitan, termasuk syarat-syarat dan proses
peradilan yang terlibat.
3. Pengajuan Kepailitan
a. Debitur atau kreditur dapat mengajukan kepailitan ke pengadilan komersial setelah
memenuhi persyaratan tertentu.
b. Pengadilan akan menentukan apakah debitur memang berada dalam keadaan pailit dan
apakah kepailitan merupakan solusi yang tepat
4. Persyaratan Debitur dapat Dinyatakan Pailit
Seorang debitur dapat dinyatakan pailit jika memenuhi syarat-syarat berikut :
a. Debitur Paling Sedikit Memiliki Dua Kreditor Dalam Undang- Undang Kepailitan
(UUKPKPU) ketentuan Pasal 1132 KUH Perdata menyatakan bahwa harta kekayaan
debitur harus dibagi secara adil kepada setiap kreditor. Dan pada pasal tersebut juga
dijadikan sebagai landasan bahwa keberadaan dua kreditor merupakan sebuah
syarat.
b. Debitur Paling Sedikit Tidak Membayar Satu Utang Kepada Salah Satu Kreditor
Suatu keadaan di mana debitur tidak membayar utang yang seharusnya ia bayarkan
merupakan pengertian dari keadaan berhenti membayar utang-utang. Jika debitur
baru satu kali tidak membayar utangnya, maka dia masih belum bisa dikatakan suatu
keadaan berhenti membayar. Sedangkan keadaan berhenti membayar merupakan
suatu keadaan yang mana debitur lebih dari satu kali tidak membayar, dan keadaan
seperti ini merupakan syarat mutlak untuk pernyataan pailit.
c. Utang yang Belum Dibayar Telah Jatuh Waktu dan Sudah Dapat Ditagih Pengertian
utang jatuh waktu dan dapat ditagih tidak memiliki arti yang sama. Utang yang telah
jatuh waktu dengan sendirinya akan menjadi utang yang dapat ditagih, tetapi utang
yang telah dapat ditagih belum tentu utang yang telah jatuh waktu. Utang bisa
dikatakan telah jatuh waktu jika telah sampai jadwal waktunya untukdilunasi oleh
debitur. Suatu utang dapat ditagih meski beum waktunya, jika terjadi wanprestasi
yang sebagaimana telah ditentukan dalam perjanjian.
5. Dampak Kepailitan
Pembagian Aset
• Selama proses kepailitan, aset debitur akan dibagi secara adil di antara kreditur
sesuai dengan hierarki yang ditetapkan oleh undang-undang.
• Prioritas pembayaran diberikan kepada kreditur yang memiliki hak jaminan
atau keistimewaan tertentu.
6. Perlindungan terhadap Debitur
a. Undang- Undang Kepailitan memberikan perlindungan terhadap pengejaran
hukum yang tidak sah terhadap debitur.
b. Proses kepailitan memberikan kesempatan bagi debitur untuk melakukan
restrukturisasi keuangan atau penyelesaian dengan kreditur.
7. Proses Kepailitan
a. Kepailitan bukanlah akhir dari segalanya; debitur memiliki peluang untuk
memulai kembali setelah melewati proses ini.
b. Proses restrukturisasi atau perdamaian dengan kreditur dapat memungkinkan
debitur untuk melanjutkan operasinya.

Anda mungkin juga menyukai