Anda di halaman 1dari 28

PERAN PERUSAHAAN TRANSNASIONAL DALAM TRANSFER TEKNOLOGI

MELALUI FDI
(ANALISIS TERHADAP INOVASI LOKAL DAN KEMAJUAN TEKNOLOGI)

Makalah Penelitian

Disusun Oleh:
Doni Rahmansyah 203401179
Rina Rahmawati 203401181

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SILIWANGI
2023
KATA PENGANTAR

Inovasi dan kemajuan teknologi telah menjadi salah satu pendorong utama pertumbuhan
ekonomi dan perkembangan masyarakat di era globalisasi ini. Perusahaan transnasional (PTN)
memainkan peran yang sangat penting dalam memfasilitasi transfer teknologi melalui Investasi
Langsung Asing (Foreign Direct Investment - FDI). Kehadiran PTN di berbagai negara, dengan
sumber daya dan keahlian yang mereka bawa, dapat memberikan dampak signifikan pada inovasi
lokal dan perkembangan teknologi dalam negeri.

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji peran PTN dalam transfer teknologi melalui FDI
dan dampaknya terhadap inovasi lokal serta kemajuan teknologi di berbagai negara. Dalam
konteks globalisasi ekonomi yang semakin terintegrasi, pertanyaan tentang bagaimana PTN dapat
berkontribusi pada perkembangan teknologi dalam negeri menjadi sangat relevan. Analisis ini juga
akan menggali tantangan dan peluang yang dihadapi PTN dalam memfasilitasi transfer teknologi
yang berkelanjutan dan berdampak positif.

Kami berharap bahwa penelitian ini dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang
dinamika antara PTN, inovasi lokal, dan perkembangan teknologi di berbagai negara. Hasil
penelitian ini diharapkan dapat memberikan panduan bagi pembuat kebijakan, perusahaan, dan
pemangku kepentingan lainnya dalam mempromosikan transfer teknologi yang berkelanjutan dan
berdampak positif untuk pertumbuhan ekonomi dan pembangunan berkelanjutan.

Penulis

2
DAFTAR ISI

COVER .......................................................................................................................................... 1

KATA PENGANTAR ................................................................................................................... 2

DAFTAR ISI.................................................................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................. 5

1.1 Latar Belakang ...................................................................................................................... 5

1.2 Identifikasi Masalah ............................................................................................................ 10

1.3 Tujuan Penelitian................................................................................................................. 10

BAB II TINJAUAN TEORI....................................................................................................... 11

2.1 Pengertian FDI .................................................................................................................... 11

2.2 Pengertian Inovasi ............................................................................................................... 12

2.3 Pengertian Inovasi Teknologi.............................................................................................. 13

2.4 Pengertian Perusahaan Transnasional ................................................................................. 14

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................................................ 15

3.1 Sumber Data ........................................................................................................................ 15

3.2 Model Analisis Data ............................................................................................................ 15

3.2.1 Model Analisis VAR .................................................................................................... 15

3.2.2 Uji Stasioneritas ............................................................................................................ 16

3.3.3 Analisis VAR ................................................................................................................ 16

3.3.4 Impuls Respons Factor (IRF) ....................................................................................... 17

3.3.5 Variance Decomposition (VD) ..................................................................................... 17

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................................... 18

4.1 Pembahasan Analisis Regresi VAR .................................................................................... 18

3
4.1.1 Uji Stasioneritas ............................................................................................................ 18

4.1.2 Analisis VAR ................................................................................................................ 19

4.1.3 Impuls Responds Factor (IRF) ..................................................................................... 21

4.1.4 Variance Decomposition .............................................................................................. 23

BAB V PENUTUP....................................................................................................................... 26

4.1 Kesimpulan.......................................................................................................................... 26

4.2 Saran .................................................................................................................................... 26

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 28

4
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perusahaan multinasional yang melakukan transfer teknologi melalui investasi langsung
asing sangat memengaruhi kemajuan lokal dan inovasi teknologi di negara tuan rumah. Studi telah
menunjukkan bahwa perusahaan multinasional sangat penting dalam membawa pengetahuan
industri, praktik manajemen yang canggih, dan teknologi baru ke pasar di luar negeri. Ini
menghasilkan transfer teknologi yang dapat membantu industri lokal dan meningkatkan daya saing
negara di pasar global. Namun, dampak transfer teknologi dapat berbeda-beda tergantung pada
berbagai hal, seperti tingkat ketergantungan negara tuan rumah terhadap teknologi, kapasitas lokal
untuk menyerap teknologi, dan kebijakan dan peraturan yang mengatur investasi asing. Oleh
karena itu, sangat penting untuk melakukan analisis menyeluruh tentang peran perusahaan
transnasional dalam transfer teknologi dan bagaimana hal itu berdampak pada inovasi lokal dan
kemajuan teknologi (Goose: 1996).
Dalam era globalisasi dan persaingan ekonomi yang semakin ketat, perusahaan
transnasional sangat penting untuk transfer teknologi melalui investasi langsung asing. Perusahaan
transnasional memiliki kemampuan untuk menggunakan teknologi terbaru, sumber daya finansial
yang besar, dan jaringan global yang luas. Akibatnya, dengan investasi langsung dari negara lain,
mereka memiliki potensi besar untuk mempercepat kemajuan teknologi di negara tuan rumah
mereka. Analisis peran perusahaan transnasional dalam transfer teknologi menjadi penting untuk
memahami bagaimana negara-negara dapat memanfaatkan investasi asing untuk mendorong
inovasi lokal dan mencapai kemajuan teknologi. Hasil dari investasi ini dapat menghasilkan
peningkatan produktivitas, daya saing, dan pertumbuhan ekonomi (Schwab: 2016).
Perusahaan multinasional memainkan peran penting dalam transfer teknologi melalui
investasi langsung asing di Indonesia. Ini sangat penting untuk menghadapi tantangan dan peluang
di era globalisasi. Dengan sumber daya manusia yang besar dan beragam, Indonesia dapat
mengambil manfaat besar dari investasi asing dalam hal meningkatkan inovasi lokal dan kemajuan
teknologi. Perusahaan transnasional membawa pengalaman global, teknologi canggih, dan praktik
manajemen terbaik, yang dapat membantu mempercepat pertumbuhan sektor industri dalam
negeri. Peran perusahaan multinasional dalam transfer teknologi dalam konteks ini sangat penting.

5
Pemerintah Indonesia dapat membuat kebijakan yang mendukung investasi asing yang lebih
efisien dan berkelanjutan jika mereka tahu bagaimana investasi asing memengaruhi inovasi lokal
dan kemajuan teknologi. Hal ini juga dapat membantu membuat tempat kerja lebih menarik
(Hoekman: 2004)..

Gambar 1. FDI Indonesia


Sumber: World Bank, 2023.

Dalam konteks peran perusahaan transnasional dalam transfer teknologi, peningkatan


investasi langsung asing (FDI) di Indonesia adalah fenomena yang menarik perhatian. Meskipun
jumlah FDI telah meningkat secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir, dampaknya terhadap
kemajuan teknologi lokal di Indonesia belum mencapai potensinya yang penuh. Perusahaan
transnasional seringkali lebih tertarik untuk memanfaatkan tenaga kerja murah dan sumber daya
alam daripada unifikasi. Oleh karena itu, analisis yang lebih mendalam perlu dilakukan tentang
proses transfer teknologi yang sedang berlangsung serta kendala lokal yang menghambat
kemajuan teknologi. Hal ini akan memungkinkan Indonesia untuk membuat kebijakan yang lebih
baik untuk mendorong perusahaan asing untuk berpartisipasi dalam transfer teknologi, yang akan
meningkatkan daya saing dan inovasi (Basmar: 2021)..

6
Gambar 2. GII Indonesia
Sumber: Global Economics, 2023.

Peningkatan nilai indeks inovasi lokal Indonesia, sebagaimana diukur oleh Global
Innovation Index (GII), merupakan indikasi positif dari dampak perusahaan transnasional dalam
transfer teknologi melalui investasi langsung asing. GII mencerminkan kemampuan suatu negara
untuk menghasilkan inovasi di tingkat lokal, yang pada gilirannya dapat meningkatkan daya saing
ekonomi. Namun, perlu dicatat bahwa peningkatan nilai GII belum selalu berbanding lurus dengan
kemajuan teknologi yang signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun inovasi lokal dapat
meningkat, transfer teknologi dari perusahaan transnasional mungkin belum cukup efektif dalam
mendorong kemajuan teknologi secara substansial. Oleh karena itu, analisis yang lebih mendalam
diperlukan untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas transfer teknologi dari
perusahaan transnasional ke sektor industri lokal di Indonesia. Dengan memahami hambatan-
hambatan yang ada, pemerintah dan pemangku kepentingan dapat merancang strategi yang lebih
tepat untuk memastikan bahwa investasi asing benar-benar mendukung kemajuan teknologi yang
signifikan di Indonesia. Dengan begitu, peningkatan nilai GII dapat diikuti oleh peningkatan yang
lebih substansial dalam kemajuan teknologi, yang akan membantu Indonesia tetap kompetitif
dalam ekonomi global yang semakin berubah dan berdampak positif pada pembangunan
berkelanjutan (Hartanto: 2018)..

7
Gambar 3. Kemajuan Teknologi Indonesia dengan IPT
Sumber: Kata Data, 2023.

Peningkatan nilai Indeks Pembangunan Teknologi Informasi (IPT) di Indonesia


menunjukkan peran perusahaan transnasional dalam transfer teknologi melalui investasi langsung
asing (FDI). IPT mengukur kemajuan teknologi dan pemanfaatan teknologi informasi di suatu
negara, dan peningkatan IPT mencerminkan adopsi teknologi yang lebih luas di berbagai sektor
ekonomi. Meskipun demikian, pertumbuhan IPT belum dibarengi dengan pertumbuhan investasi
dan perubahan adaptasi masif. Selain itu, perlu diperhatikan bahwa peningkatan IPT tidak selalu
menunjukkan kualitas teknologi yang digunakan. Oleh karena itu, analisis lebih lanjut tentang
dampak teknologi yang diadopsi dan kemampuan masyarakat harus dilakukan untuk menguji
apakah ada pengaruh dari kenaikan IPT terhadap variabel lainnya seperti FDI, Inovasi, dan transfer
teknologi (Drtisaki dan Stakis: 2014).

8
Gambar 4. Transfer Teknologi
Sumber: World Bank, 2023.

Ekspor teknologi tinggi di Indonesia adalah sebuah indikator yang mencerminkan potensi
pertumbuhan industri teknologi dan dampak dari peran perusahaan transnasional dalam transfer
teknologi melalui investasi langsung asing (FDI). Meskipun ekspor teknologi tinggi meningkat,
perlu diperhatikan bahwa hal ini belum selalu berbanding lurus dengan peningkatan investasi dan
inklusivitas teknologi di masyarakat. Meskipun perusahaan tujuan ekspor teknologi tinggi,
perusahaan tujuan ekspor teknologi rendah juga tujuan ekspor teknologi tinggi. Diperlukan upaya
lebih lanjut untuk mendorong investasi yang mendukung pertumbuhan industri teknologi tinggi di
dalam negeri dan memastikan bahwa teknologi yang diterapkan dapat diakses dan dimanfaatkan
oleh lebih banyak orang. Selain itu, diperlukan perubahan dalam adaptasi teknologi yang lebih
inklusif (Donou: 2018).
Oleh karena itu, penelitian yang menggunakan data forecasting dapat menyelidiki peran
perusahaan multinasional dalam transfer teknologi melalui investasi langsung asing serta dampak
perusahaan tersebut terhadap inovasi lokal dan kemajuan teknologi di Indonesia sangat penting
untuk pembangunan ekonomi dan industri. Data forecasting memungkinkan kita untuk
memproyeksikan tren masa depan berdasarkan data historis. Dalam hal ini, dapat membantu kita
memahami bagaimana perusahaan asing dapat berkontribusi lebih baik terhadap kemajuan
teknologi di Indonesia. Penelitian ini dapat membantu pemerintah dan pemangku kepentingan
dalam membuat kebijakan yang lebih baik untuk mendorong investasi asing yang berkelanjutan,

9
memaksimalkan manfaat inovasi lokal, dan meningkatkan daya saing industri dalam negeri dengan
menggunakan teknik analisis data forecasting yang canggih. Penelitian ini juga dapat
menunjukkan bagaimana kemajuan teknologi akan memengaruhi perekonomian di Indonesia.

1.2 Identifikasi Masalah


Berdasarkan lata belakang yang telah dibuat, maka identifikasi masalah yang dapat
dirumuskan adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kontribusi dari variabel FDI, Inovasi Lokal, Kemajuan Teknologi, dan Transfer
Teknologi?
2. Bagaimana pengaruh dari variabel FDI, Inovasi Lokal, Kemajuan Teknologi, dan Transfer
Teknologi?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan lata belakang yang telah dibuat, maka tujuan penelitian yang dapat
dirumuskan adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui kontribusi dari variabel FDI, Inovasi Lokal, Kemajuan Teknologi, dan
Transfer Teknologi
2. Mengetahui pengaruh dari variabel FDI, Inovasi Lokal, Kemajuan Teknologi, dan Transfer
Teknologi

10
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian FDI
Konsep dan pengertian investasi asing langsung, sebenarnya masih belum ada acuan yang
baku, namun dari beberapa literatur yang ada, itu dapat dipakai sebagai rujukan konsep dan
pengertian investasi asing langsung tersebut. Adapun yang dimaksud dengan istilah investasi asing
langsung tersebut, menurut beberapa pakar ekonomi adalah sebagai berikut. Menurut Krugman
(1999: 204), yang dimaksud dengan istilah investasi asing langsung adalah arus modal
internasional dimana perusahaan dari suatu negara mendirikan atau memperluas perusahaannya di
negara lain. Oleh karena itu ϭϯ tidak hanya terjadi pemindahan sumber daya, tetapi juga terjadi
pemberlakuan kontrol terhadap perusahaan di luar negeri.
Menurut Salvatore (1997: 469), investasi asing langsung meliputi investasi ke dalam aset-
aset secara nyata, misalnya seperti pembangunan pabrik-pabrik, pengadaan berbagai macam
barang modal, pembelian tanah untuk keperluan produksi, pembelanjaan berbagai peralatan
inventaris dan sebagainya. Keberadaan aset-aset ini, biasanya diikuti dengan penyelenggaraan
fungsi-fungsi manajemen dan pihak investor sendiri (pemilik aset) tetap mempertahankan kontrol
terhadap dana-dana yang telah ditanamkannya.
Menurut Noor (2007: 437), investasi asing langsung adalah investasi pada aset atau faktor
produksi untuk melakukan usaha atau bisnis di luar negeri. Misalnya investasi perkebunan,
perikanan, pabrik, toko dan jenis usaha lainnya. Pada umumnya, dalam pembicaraan sehari-hari
jenis investasi ini disebut juga investasi pada aset riil, atau investasi yang jelas wujudnya, mudah
dilihat, dan diukur dampaknya terhadap masyarakat secara keseluruhan. Investasi seperti ini, pada
dasarnya bersifat jangka menengah atau panjang dan bertujuan hanya untuk memperoleh
keuntungan atau laba. Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang penanaman
modal, yang dimaksud dengan istilah FDI/PMA (Penanaman Modal Asing) adalah kegiatan
menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan
oleh penanam modal asing, baik yang menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang
berpatungan dengan penanam modal dalam negeri.

11
2.2 Pengertian Inovasi
Inovasi adalah suatu proses pembaruan dari penggunaan sumber-sumber alam, energi, dan
modal, pengaturan baru dari tenaga kerja dan penggunaan teknologi baru yang semua akan
menyebabkan adanya sistem produksi, dan dibuatnya produk-produk yang baru. Dengan demikian
inovasi itu mengenai pembaruan kebudayaan yang khusus mengenai unsur teknologi dan ekonomi.
Proses inovasi sudah tentu sangat erat sangkut pautnya dengan penemuan baru dalam teknologi.
Suatu penemuan biasanya juga merupakan proses sosial yang panjang yang melalui dua tahap
khusus, yaitu discovery dan invention. Discovery adalah suatu penemuan dari suatu unsur
kebudayaan yang baru, baik yang berupa suatu alat baru, suatu ide baru, yang diciptakan oleh
seorang individu, atau suatu rangkaian dari beberapa individu dalam masyarakat yang
bersangkutan. Discovery baru menjadi invention apabila masyarakat sudah mengakui, menerima,
dan menerapkan penemuan baru itu (Koentjaraningrat, 2002: 256-260).
Pendorong Penemuan Baru. Suatu pertanyaan yang sangat penting adalah, faktorfaktor
apakah yang menjadi pendorong bagi individu dalam suatu masyarakat untuk memulai dan
mengembangkan penemuan-penemuan baru? Para peneliti mengatakan bahwa pendorong itu
adalah : (1) kesadaran para individu akan kekurangan dalam kebudayaan; (2) mutu dari keahlian
dalam suatu kebudayaan; (3) sistem perangsang bagi aktivitas mencipta dalam masyarakat. Dalam
tiap masyarakat tentu ada individu-individu yang sadar akan adanya berbagai kekurangan dalam
kebudayaan mereka. Di antara para individu itu banyak yang menerima kekurangan-kekurangan
itu sebagai hal yang memang harus diterima saja; individu-individu lain mungkin tidak puas
dengan keadaan, tetapi pasif atau hanya menggerutu saja, dan tidak berani atau tidak mampu untuk
berbuat apa-apa; sedang ada juga individu-individu yang aktif, yang berusaha untuk berbuat
sesuatu untuk mengisi atau memperbaiki kekurangan yang mereka sadari itu, kemudian dari
individu-individu yang terakhir inilah antara lain muncul para pencipta dan penemu-penemu baru,
baik yang bersifat discovery maupun yang bersifat invention. Menemukan suatu hal yang baru
memerlukan suatu daya kreatif dan usaha yang besar, tetapi menyebarkan suatu hal yang baru
memerlukan daya dan usaha yang lebih besar lagi (Koentjaraningrat, 2002: 256-260).
Inovasi dan Evolusi. Suatu penemuan baru selalu harus dilihat dalam rangka kebudayaan
di mana penemuan tadi terjadi. Hal ini disebabkan karena suatu penemuan baru jarang merupakan
suatu perubahan mendadak dari keadaan tidak ada, menjadi keadaan ada. Suatu penemuan baru
biasanya berupa suatu rangkaian panjang, dimulai dari penemuan-penemuan kecil yang secara

12
akumulatif atau secara bertimbun menjadi banyak, yang diciptakan oleh sederet pencipta-pencipta.
Dengan demikian proses inovasi (yaitu proses penemuan teknologi-ekonomi dan lanjutannya) itu
juga merupakan suatu proses evolusi; bedanya ialah bahwa dalam proses inovasi individu-individu
itu bersifat aktif, sedang dalam suatu proses evolusi individu-individu itu pasif, bahkan sering
bersifat negatif. Karena kegiatan dan usaha individu itulah, maka suatu inovasi memang
merupakan suatu proses perubahan kebudayaan yang lebih cepat (artinya yang lebih cepat kterlihat
daripada suatu proses evolusi kebudayaan) (Koentjaraningrat, 2002: 256-260).

2.3 Pengertian Inovasi Teknologi


Menurut Nazarudin (2008: 2) dalam the new grolier webster international dictionary edisi
tahun 1974, kata teknologi diartikan sebagai pengetahuan terbaru yang dibutuhkan masyarakat.
Definisi lain diberikan oleh The American Heritage Dictionary, yaitu sebagai metode terbarukan
yang digunakan untuk mengetahui kebutuhan industri dan pasar . Kedua definisi ini secara jelas
menunjukan bahwa teknologi itu berkaitan erat dengan masalah means and method untuk
mencapai tujuan-tujuan tertentu. Kiranya semua sepakat bahwa cara dan metode untuk mencapai
tujuan-tujuan tertentu tidak mungkin hanya dikaitkan dengan perangkat kerasnya saja. Teknologi
yang berupa perangkat keras merupakan komoditi yang paling mudah diperoleh atau dibeli.
Sebaliknya teknologi yang berupa perangkat lunak dalam bentuk kemampuan yang tertanam
dalam diri manusia, lembaga dan ilmu (body of knowledge), tidak mungkin dibeli melainkan
dikembangkan secara sistematik dengan memanfaatkan sumber daya manusia dan mengacu pada
tata nilai dari dalam negeri sendiri (Nazarudin, 2008: 2).
Kedua definisi ini secara jelas menunjukan bahwa teknologi itu berkaitan erat dengan
masalah means and method untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Kiranya semua sepakat bahwa
cara dan metode untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu tidak mungkin hanya dikaitkan dengan
perangkat kerasnya saja. Teknologi yang berupa perangkat keras merupakan komoditi yang paling
mudah diperoleh atau dibeli. Sebaliknya teknologi yang berupa perangkat lunak dalam bentuk
kemampuan yang tertanam dalam diri manusia, lembaga dan ilmu (body of knowledge), tidak
mungkin dibeli melainkan dikembangkan secara sistematik dengan memanfaatkan sumber daya
manusia dan mengacu pada tata nilai dari dalam negeri sendiri (Nazarudin, 2008: 2).

13
2.4 Pengertian Perusahaan Transnasional
Multinational Corporation dapat diartikan sebagai sebuah perusahaan yang memiliki induk
atau pusat di satu negara dan membuka perusahaan cabang di negara lain. Sedangkan menurut
Alfred Chandler dan Bruce Mazlish, Multinational Corporation adalah : “One of the simplest
definitions is that MNCs are firms that control income-generating assets in more than one country
at a time. A more complicated definition would add that an MNC has productive facilities in
several countries on at least two continents with employees stationed worldwide and financial
investments scattered across the globe” (Chandler & Mazlish, 2005: 3). “Salah satu definisi paling
sederhana adalah bahwa perusahaan multinasional adalah perusahaan yang mengendalikan aset
dan menghasilkan pendapatan di lebih dari satu negara pada suatu waktu. Definisi yang lebih rumit
yaitu bahwa perusahaan multinasional memiliki fasilitas produktif di beberapa negara setidaknya
dua benua dengan karyawan yang ditempatkan di seluruh dunia dan investasi keuangan yang
tersebar di seluruh dunia (Chandler & Mazlish, 2005: 3). J
adi dari definisi tersebut diketahui bahwa Multinational Corporation adalah perusahaan
yang beroperasi atau mempunyai aset di dua negara atau lebih. Dalam bahasa Indonesia,
Multinational Corporation dikenal sebagai Perusahaan Multinasional atau PMN. Di dalam Ilmu
Hubungan Internasional, Multinational Corporation sering disebut dengan aktor di luar negara atau
non-state actor yang muncul karena adanya proses globalisasi dan berkontribusi secara signifikan
terhadap penciptaan kekayaan ekonomi nasional (Mayrhofer, 2012). Sebagai aktor non-state,
Multinational Corporation mempunyai peran penting dalam pembangunan, antara lain terkait
penyerapan tenaga kerja. Pada umunya, Multinational Corporation merupakan kekuatan utama di
negara maju yang mempengaruhi pengambilalihan serta melobi pembuat kebijakan dan juga
melakukan transfer strategi maupun teknologi di negara berkembang (Lall, 1980).

14
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Sumber Data
Data yang diperoleh bersumber dari World Bank, Kata Data, dan Global Economics dalam
kurun waktu 2011-2021 dengan variabel switchable FDI dalam satuan US$, Inovasi dalam indeks
GII, Transfer Teknologi dalam Jumlah Ekspor Teknologi Indonesia ke dunia dalam US$, dan
Kemajuan Teknologi dengan satuan Indeks Kemajuan TIK. Sehingga, data yang diinterpretasikan
dapat menjadi variabel endogen dan eksogen. Hal tersebut sesuai dengan penelitian Pesaran et. al.
(2013). Sehingga hal tersebut mendukung kualitas variabel yang destimasikan dengan pengujian
model VAR.

3.2 Model Analisis Data


3.2.1 Model Analisis VAR
Metode analisis data model Vector Autoregressive (VAR) yang pertama kali
dikemukakan oleh Sims dalam Ajija (2011:150) muncul sebagai jalan keluar atas
permasalahan rumitnya proses estimasi dan inferensi karena keberadaan variabel endogen
yang berada di kedua sisi persamaan (endogenitas variabel), yaitu di sisi dependen dan
independen. Model VAR menganggap bahwa semua variabel ekonomi adalah saling
tergantung dengan yang lain.
Metode VAR menjelaskan bahwa setiap variabel yang terdapat dalam model
tergantung pada pergerakan masa lalu variabel itu sendiri dan pergerakan masa lalu dari
variabel lain yang terdapat dalam sistem persamaan. Metode VAR biasa digunakan untuk
memproyeksikan sistem variabel runtun waktu (time series) dan menganalis dampak
dinamis gangguan yang terdapat dalam persamaan tersebut.
Analisis VAR dapat dikatakan sebagai alat analisis yang sangat berguna, baik
dalam memahami adanya hubungan timbal balik antar variabel ekonomi maupun dalam
pembentukan model ekonomi yang berstruktur. Secara garis besar terdapat empat hal yang
ingin diperoleh dari pembentukan sebuah sistem persamaan, yang pada dasarnya dapat

15
disediakan dengan metode VAR yaitu: deskripsi data, peramalan, inferensi struktural, dan
analisis kebijakan. Metode VAR memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Ajija, 2011: 164-165):

3.2.2 Uji Stasioneritas


Dalam melakukan penelitian, data yang stasioner menjadi prasyarat
penting, terutama jika data dalam penelitian menggunakan series yang relatif
panjang karena dapat menghasilkan regresi yang semu/lancung (antara variabel
dependen dan variabel independen sebenarnya tidak terdapat hubungan apa-apa).
Karena dapat mengidentifikasi regresi yang semu, uji stasioneritas data dapat
mendukung penjelasan terhadap perilaku suatu data atau model berdasarkan teori
ekonomi tertentu.
Metode yang digunakan dalam uji stasioneritas ini adalah metode Uji
Phillips Perron. Nilai hasil pengujian dengan Uji Phillips Perron ditunjukkan oleh
nilai statistik t pada koefisien regresi variabel yang diamati (X). Jika nilai Phillips
Perron lebih besar dibanding nilai test critical values MacKinnon pada level α
adalah 1%, 5%, atau 10%, maka berarti data stasioner. Untuk menjadikan data tidak
stasioner menjadi stasioner secara sederhana dapat dilakukan dengan
mendiferensiasi. Pada tingkat diferensiasi pertama biasanya data sudah menjadi
stasioner. Setelah melakukan kembali uji akar unit, dan data yang semula tidak
stasioner telah stasioner pada diferensiasi pertama, maka data telah siap untuk
diolah secara lebih lanjut. Dalam model VAR dipersyaratkan penggunaan derajat
integrasi yang sama sehingga jika terdapat data yang tidak stasioner pada level,
maka secara keseluruhan data yang digunakan adalah data first difference.

3.3.3 Analisis VAR


Estimasi dalam kajian VAR ini menggunakan jumlah lag yang telah
ditentukan berdasarkan kriteria penghitungan lag optimal. Dengan program Eviews
12, dihasilkan empat persamaan untuk masing-masing variabel endogen yang ada,
yaitu: FDI, Inovasi Lokal, Kemajuan Teknologi, dan Transfer Teknologi.
Selanjutnya, dalam implementasinya analisis dalam penelitian ini, analisis dengan

16
model VAR akan ditekankan pada Forecasting (peramalan), Impulse Response
Function (IRF), dan Variance Decomposition.

3.3.4 Impuls Respons Factor (IRF)


Sims (dalam Ajija, 2011:163) menjelaskan bahwa fungsi IRF
menggambarkan ekspektasi k-periode ke depan dari kesalahan prediksi suatu
variabel akibat inovasi dari variabel yang lain. Dengan demikian, lamanya
pengaruh dari shock suatu variabel terhadap variabel lain sampai pengarunya hilang
atau kembali ke titik keseimbangan dapat dilihat atau diketahui.

3.3.5 Variance Decomposition (VD)


Variance Decomposition atau disebut juga forecast error variance
decomposition merupakan perangkat pada model VAR yang akan memisahkan
varians dari sejumlah variabel yang diestimasi menjadi komponen komponen shock
atau menjadi variabel innovation, dengan asumsi bahwa variabel variabel
innovation tidak saling berkorelasi. Variance decomposition akan memberikan
informasi mengenai proporsi dari pergerakan pengaruh shock pada sebuah variabel
terhadap shock variabel lainnya pada periode saat ini dan periode yang akan datang
(Ajija, 2011: 168).

17
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pembahasan Analisis Regresi VAR


4.1.1 Uji Stasioneritas
Dalam melakukan penelitian, data yang stasioner menjadi prasyarat penting, terutama jika
data dalam penelitian menggunakan series yang relatif panjang karena dapat menghasilkan
regresi yang semu/lancung (antara variabel dependen dan variabel independen sebenarnya
tidak terdapat hubungan apa-apa).

Gambar 5. Hasil Uji Stasineritas


Sumber: Hasil Olah Data, 2023.

Uji stasioneritas menunjukkan bahwa data tidak dapat dianggap stasioner pada tingkat
signifikansi tertentu. Nilai alpha uji stasioneritas harus lebih besar dari 0,05, yang
menunjukkan bahwa stasioneritas adalah salah satu asumsi penting dalam analisis data. Data
yang tidak stasioner menunjukkan bahwa ada tren atau perubahan dalam data yang tidak dapat
diabaikan, yang dapat mengganggu hasil analisis. Akibatnya, dalam keadaan seperti ini,
sebelum melanjutkan analisis, perlu dipertimbangkan prosedur tambahan atau modifikasi data
untuk membuatnya stasioner.

18
4.1.2 Analisis VAR
Metode analisis data model Vector Autoregressive (VAR) yang pertama kali
dikemukakan oleh Sims dalam Ajija (2011:150) muncul sebagai jalan keluar atas
permasalahan rumitnya proses estimasi dan inferensi karena keberadaan variabel endogen
yang berada di kedua sisi persamaan (endogenitas variabel), yaitu di sisi dependen dan
independen. Model VAR menganggap bahwa semua variabel ekonomi adalah saling
tergantung dengan yang lain.

19
20
Gambar 6. Hasil Olah Data VAR
Sumber: Hasil Olah Data, 2023.

Berdasarkan perbandingan dengan T Tabel sebesar 1,734. Maka variabel yang tidak
signifikan sebagai adalah Inovasi Lokal lag pertama terhadap Inovasi Lokal, lalu FDI terhadap
Kemajuan Teknologi tanpa lag dan lag pertamanya, FDI terhadap Transfer Teknologi lag
pertama, dan konstanta Inovasi Lokal. R Square menunjukan 0,88 artinya selara keseluruhan
variabel eksogen terhadap variabel endogen keseluruhan model berpengaruh signifikan
sebesar 88%.

4.1.3 Impuls Responds Factor (IRF)


Sims (dalam Ajija, 2011:163) menjelaskan bahwa fungsi IRF menggambarkan
ekspektasi k-periode ke depan dari kesalahan prediksi suatu variabel akibat inovasi dari
variabel yang lain.

21
Gambar 7. Hasil IRF
Sumber: Hasil Olah Data, 2023.

Dalam variabel FDI sebagai variabel endogen, pergerakan shock dari variabel
mengalami penurunan khususnya pada variabel inovasi lokal, FDI, dan transfer teknologi dan
kenaikan pada variabel kemajuan teknologi. Pada variabel Inovasi Lokal semua variabel
eksogen meningkat dari awal periode, namun untuk variabel inovasi lokal shock cenderung
menurun. Dalam variabel kemajuan teknologi sebagai variabel dependen, semua variabel
meningkat dari awal periode kecual variabel kemajuan teknologi dan inovasi lokal sebagai
variabel eksogen. Pada variabel transfer teknologi sebagai variabel endogen, FDI memiliki
shoock menurun secara signifikan dibandingkan variabel eksogen lainnya dari awal periode.

22
4.1.4 Variance Decomposition
Variance Decomposition atau disebut juga forecast error variance decomposition
merupakan perangkat pada model VAR yang akan memisahkan varians dari sejumlah variabel
yang diestimasi menjadi komponen komponen shock atau menjadi variabel innovation, dengan
asumsi bahwa variabel variabel innovation tidak saling berkorelasi.

23
Gambar 8. Hasil Tabel Variance Decomposition
Sumber: Hasil Olah Data, 2023.

Gambar 9. Grafik VD
Sumber: Hasil Olah Data, 2023.

Berdasarkan hasil estimasi dan kontribusi VD, maka dapat diijelaskan sebagai berikut:
1. Pada variabel FDI sebagai variabel dependen, kontribusi inovasi lokal, kemajuan
teknologi, dan transfer teknologi meningkat. Hal tersebut didukung dengan peningkatan
peresentase dari Inovasi Lokal dari 0% sampai 3,3%, untuk variabel kemajuan teknologi
terhadap FDI meningkat secara signifikan 0% - 1,95% dari awal periode sampai dengan
akhir periode. Untuk variabel transfer teknologi memiliki peningkatan secara signifikan
dari 0% - 44% terhadap FDI.
2. Pada variabel inovasi lokali sebagai variabel dependen, kontribusi FDI terhadap inovasi
lokali meningkat dari 0% - 7,12%, variabel kemajuan teknologi berkontribusi sebesar 0%

24
- 0,44% terhadap peningkatan inovasi lokal, dan transfer teknologi memiliki kontribusi
sebesar 0% - 40,66% terhadap inovasi lokal.
3. Pada variabel kemajuan teknologi sebagai variabel dependen, kontribusi FDI terfluktuasi
0% - 2,97%. Hal tersebut mengalami penurunan di periode 9 - 10. Untik inovasi lokal, pada
terjadi kontribusi yang meningkat dari periode pertama sampai akhir sebesar 9% - 29%.
Transfer teknologi juga mengalami kenaikan dari periode pertama sebesar 0% - 18%
terhadap kemajuan teknologi.
4. Pada variabel transfer tekonologi sebagai variabel dependen, FDI terfluktuasi sehingga
terjadi penurunan kontribusi dari periode 7 - 8. Hal tersebut terus mengalami penurunan
dari periode 7 hingga 10 sebesar 10% - 9,5%. Kontribusi inovasi lokal meningkat terhadap
transfer teknologi sebesar 7% - 10%. Dalam variabel kemajuan teknologi terjadi
penurunan pada periode 1 - 4 lalu meningkat pada periode 5 - 10 sebesar 1,15% sampai
0,57%.

25
BAB V
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian yang telah dirumuskan telah menimbulkan pemahaman yang
cukup jelas dari hasil estimasi dan kontribusi variabel-variabel dalam penelitian ini. Dengan
mempertimbangkan variabel FDI sebagai variabel dependen, terjadi peningkatan yang signifikan
dalam kontribusi inovasi lokal, kemajuan teknologi, dan transfer teknologi terhadap FDI. Inovasi
lokal, yang sebelumnya tidak memiliki pengaruh sama sekali, meningkat menjadi 3,3%, sementara
kemajuan teknologi meningkat menjadi 1,95% dan transfer teknologi menjadi 44,5%. Kontribusi
FDI terhadap inovasi lokal meningkat secara signifikan hingga 7,12% ketika inovasi lokal menjadi
variabel dependen, dengan kemajuan teknologi memberikan kontribusi yang lebih kecil sekitar
0,44%, dan transfer teknologi memberikan kontribusi yang signifikan sebesar 40,66%.
Kemudian, sebagai variabel dependen, variabel kemajuan teknologi, kontribusi FDI
berubah dan menurun selama periode tertentu. Ini terlihat terutama selama periode 9–10, ketika
inovasi lokal mengalami peningkatan yang signifikan dari awal periode menjadi akhir periode,
yaitu dari 9% menjadi 29%. Transfer teknologi juga mengalami peningkatan yang signifikan,
meningkat dari 0% menjadi 18% selama periode yang sama. Terakhir, pada variabel transfer
teknologi sebagai variabel dependen, kontribusi FDI cenderung berfluktuasi dan menurun
terutama di periode 7–8, dengan penurunan hingga 9,5% di akhir periode. Kontribusi inovasi lokal
terhadap transfer teknologi meningkat secara signifikan sekitar 7–10%. Namun, pada periode 5–
10, kontribusi variabel kemajuan teknologi meningkat secara signifikan sekitar 7–10%. Dengan
demikian, hasil estimasi dan kontribusi variabel-variabel ini memberikan gambaran yang cukup
lengkap tentang hubungan dan dinamika antara FDI, inovasi lokal, kemajuan teknologi, dan
transfer teknologi dalam konteks penelitian ini.

4.2 Saran
Penelitian ini menghasilkan beberapa rekomendasi yang ingin kami berikan kepada
pemerintah. Untuk memulai, pemerintah harus mempertimbangkan untuk mendorong dan
mendukung inovasi lokal karena telah terbukti dapat meningkatkan investasi asing langsung (FDI).

26
Meningkatkan dukungan untuk riset dan pengembangan serta memberikan insentif kepada
perusahaan lokal untuk berinovasi dapat menjadi langkah yang relevan. Kedua, pemerintah harus
mempertimbangkan peran penting transfer teknologi dalam meningkatkan daya saing negara.
Dengan peningkatan kontribusi transfer teknologi terhadap FDI, pemerintah dapat
mempertimbangkan kebijakan yang memfasilitasi transfer teknologi dari perusahaan asing ke
ekosistem bisnis lokal. Ini dapat mencakup regulasi yang lebih jelas, insentif fiskal, atau program
pelatihan bagi pekerja lokal. Ketiga, pemerintah harus mempertimbangkan variabel kemajuan
teknologi, meskipun FDI berkontribusi besar pada inovasi lokal.

27
DAFTAR PUSTAKA

Ajija, Shochrul. 2011. Cara Cerdas Menguasai Eviews. Jakarta: Salemba Empat
Chandler, A. D., & Mazlish, B. (2005). Multinational Corporations and The New Global History.
New York: Cambridge University Press.
Donou, Adonsou. 2018.Technology, Education, and Economic Growth IN Sub-Saharan
Africa.Telecomunication Policy (diakses tanggal 12 November melalui Elsevier Ltd)
Dr.Juliansyah Noor, 2007. Metode Penelitian Kualitatif, Kencana Prenada Media Group.
Dritsaki & Stiakis. 2014. Foreign Direct Investment, Export and Economic Growth In Croatia: A
Time Series Analysis
Edwin Basmar, Bonaraja Purba, Nur Arif Nugraha, E. P. dkk. (2021). Perekonomian dan Bisnis
Indonesia. In Yayasan Kita Menulis (Vol. 1, Issue 69). A2
Edwin Basmar, Bonaraja Purba, Nur Arif Nugraha, E. P. dkk. (2021). Perekonomian dan Bisnis
Indonesia. In Yayasan Kita Menulis (Vol. 1, Issue 69). A2
Klaus Schwab. (2016). the Global Competitiveness Report 2016-2017”, World Economic Forum
http://www3.weforum.org/docs/GCR20 16-
2017/05FullReport/TheGlobalCompetitivenessReport2016 -2017_FINAL.pdf. (diakses
23 Maret 2019)
Krugman, Paul And Maurice Obstfeld, 1999, Ekonomi Internasional : Teori Dan Kebijakan,
Jakarta : Raja Grafindo Perkasa.
Lall, Sanjaya.1980.The Multinational Corporation.London: The Macmillan Press Ltd.
M. Hoekman Keith E, et al., (2004). Transfer of Technology to Developing Countries. Unilateral
and Multilateral Policy Options”, Institute of Behavioral Science, University of Colorado
At Boulder. https://www.colorado.edu/ibs/pubs/pec/
Nazaruddin. 2008. Manajemen Teknologi. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Noor, F, H., (2007), Ekonomi Manajerial, Edisi Kesatu, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta
Salvatore, Dominick, 1996, Internasional Economics, New Jersey : Prentice Hall Inc.

28

Anda mungkin juga menyukai